tuberculosis paru radiio
TRANSCRIPT
TUBERCULOSIS PARU
A. Definisi
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh
Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang
dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial
tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke
hampir seluruh bagian tubuh termasuk meningens, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi
awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat
mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun. Hasil
ini ditemukan oleh Robert Koch pada 24 Maret 1882. Bahkan pada penyakit TBC
paru kadang disebut dengan KP ( Koch Pulmonum ). Walaupun penyakit ini telah
lama dikenal, obat – obat untuk menyembuhkannya belum lama ditemukan, dan
pengobatan tuberkulosis paru saat ini lebih dikenal dengan system pengobatan jangka
pendek dalam waktu 6-9 bulan. Prinsip pengobatan jangka pendek adalah membunuh
dan mensterilkan kuman yang berada di dalam tubuh manusia. Obat yang sering
digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol.
B. Etiologi
TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang
aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar
UV.Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan
M.Avium. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam).
Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan
hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembek. Dalam jaringan tubuh, kuman
ini dapat dorman selama beberapa tahun. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB
BTA positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak erat.
1
TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TBC
dapat menularkan penyakit kepada 10 orang di sekitarnya. Menurut perkiraan WHO,
1/3 penduduk dunia saat ini telah terinfeksi M. tuberculosis. Kabar baiknya adalah
orang yang terinfeksi M. tuberculosis tidak selalu menderita penyakit TBC. Dalam
hal ini, imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak
bermanifestasi menjadi penyakit TBC.
Morfologi dan struktur bakteri :
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak
berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1
– 4 mm. Dinding M. Tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup
tinggi ( 60 % ). Penyusun utama dinding sel M. Tuberculosis ialah asam mikolat, lilin
kompleks, trehalosa di mikolat yang disebut cord factor. Unsur lain yang terdapat
pada dinding sel bakteri tersebut adalah polisakarida seperti arabinogalaktan dan
arabinomanan. Struktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri M.
Tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan
terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam – alcohol.
2
Gambar 1. Gambaran mikroskopik M.Tuberculosis dengan pewarnaan Ziehl Neelsen
C. Tanda Dan Gejala
1. Tanda
a. Penurunan berat badan
b. Anoreksia
c. Dispneu
d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.
2. Gejala
a. Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya
tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.
b. Batuk
Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan
3
sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah
yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
c.Sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
sudah setengah bagian paru.
d. Nyeri dada
Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
e.Malaise
Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam.
4
D. Anatomi Paru
Gambar 2 Anatomi paru-paru
Paru kanan dibagi menjadi tiga lobus oleh fissura mayor (oblik) dan minor
(horizontal), selanjutnya masing-masing lobus terbagi dalam beberapa segmen.
Fissura minor memisahkan lobus superior dengan lobus medius, sedangkan fissura
mayor memisahkan lobus inferior dari lobus medius dan superior. Pada paru kiri
fissura mayor memisahkan lobus superior dari inferior. Bagian anteroinferior lobus
superior paru kiri memiliki proyeksi yang berbentuk seperti lidah, yang disebut
lingula.
Sesuai dengan segmen bronkus, lobus paru dibagi lagi menjadi beberapa
segmen, yaitu sepuluh segmen pada paru kanan dan delapan segmen pada paru kiri.
Berbeda dengan lobus, segmen paru tidak dibatasi oleh pleura.
Lobus superior kanan terdiri dari tiga segmen :
5
(1) segmen apikal,
(2) segmen posterior,
(3) segmen anterior.
Lobus medius terdiri dari dua segmen :
(4) segmen 7 lateral dan
(5) segmen medial.
Lobus inferior kanan terdiri dari lima segmen :
(6)segmen superior,
(7)segmen mediobasal,
(8)segmen anterobasal,
(9)segmen laterobasal, dan
(10)segmen posterobasal.
Berbeda dengan paru kanan, pada paru kiri terdapat lingula yang merupakan bagian
dari lobus superior dan terdapat beberapa segmen yang bersatu, sehingga paru kiri
terbagi menjadi delapan segmen.
Lobus superior kiri terdiri dari empat segmen
(1) segmen apikoposterior,
(2) segmen anterior,
(3) lingula segmen superior, dan
(4) lingula segmen inferior.
Lobus inferior kiri terdiri dari empat segmen :
(5)segmen superior,
(6) segmen anteromedial,
(7) segmen laterobasal, dan
(10)segmen posterobasal.
6
Bronkus dimulai dari percabangan trakea kemudian bercabang menjadi
bronkus utama kanan dan kiri. Tempat percabangan bronkus disebut carina. Bronkus
utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih curam daripada bronkus utama kiri.
Bronkus utama kanan memberikan cabang untuk lobus superior, lobus medius, dan
lobus inferior. Bronkus utama kiri lebih panjang dan lebih kecil dan lebih landai
daripada kanan. Bronkus utama kiri kemudian bercabang menuju lobus superior dan
lobus inferior paru kiri.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang-cabang menjadi bronkus sekunder
(lobaris), kemudian menjadi bronkus segmental. Percabangan ini terjadi terus
menerus sampai pada cabang terkecil yaitu bronkiolus terminalis, yang berdiameter
sekitar 0,2 mm. Bronkiolus terminalis kemudian bercabang menjadi dua sampai tiga
bronkioli respiratorius yang masing-masing bercabang menjadi dua sampai sebelas
duktus alveolari. Setiap duktus terdiri dari dua sampai enam sacus alveolaris, yang
merupakan struktur akhir dari paru-paru. Setiap alveolus dipisahkan dari alveolus di
dekatnya oleh dinding tipis atau septa yang memiliki lubang kecil yang disebut pores
of Kohn. Mulai dari bronkiolus terminalis sampai alveolus disebut sebagai asinus
yang merupakan unit fungsional paru-paru.
8
D. Patofisiologi
TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
merupakan basil aerob, non-motil, dan tahan terhadap asam, pengeringan serta
alkohol. TB secara klasik dibagi menjadi primer dan sekunder. TB primer terjadi
pada penderita yang sebelumnya belum pernah terpajan dengan M. tuberculosis. TB
sekunder terjadi pada penderita yang sebelumnya pernah tersensitasi oleh M.
tuberculosis. Seseorang dengan TB paru aktif yang tidak mendapat terapi, dapat
menginfeksi rata-rata 10–15 orang per tahun. Kemungkinan penularan ini bergantung
pada jumlah droplet yang ditransmisikan, durasi pajanan, serta virulensi dari M.
tuberculosis . Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan
yang aneh di dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag,
Pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang
disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha
otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital,
berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan
penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang
abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.
10
Gambar 5. Makroskopik paru dengan granuloma
a. TB primer
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pasti ada tidaknya sinarnya
11
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap
kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan - bulan.
Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran
napas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5
mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh
makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar
dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma makrofag.
Di sini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di
jaringan paru akan berbentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang
primer atau afek primer atau sarang (focus) Ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di
setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi
pleura. Kuman dapat juga masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe,
orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam
vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke
arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
b. TB sekunder
Kuman yang dormant pada tuberculosis primer akan muncul bertahun - tahun
kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberculosis dewasa (tuberculosis post
primer = TB pasca primer = TB sekunder). Mayoritas reinfeksi mencapai 90%.
Tuberculosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, alcohol,
penyakit maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal. Tuberculosis pasca primer ini dimulai
dengan sarang dini yang berlokasi di region atas paru (bagian apical-posterior lobus
superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru-paru dan tidak ke
nodus hiler paru.
12
Klasifikasi Tuberculosis paru menurut WHO :
Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para klinikus, ahli radiologi, ahli
patologi, mikrobiologi dan ahli kesehatan masyarakat tentang keseragaman klasifikasi
tuberkulosis. Dari sistem lama diketahui beberapa klasifikasi seperti:
· Pembagian secara patologis
Tuberkulosis primer (childhood tuberculosis)
Tuberkulosis post-primer (adult tuberculosis)
· Pembagian secara aktivitas radiologis tuberkulosis paru (Koch Pulmonum) aktif,
non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh).
· Pembagian secara radiologis (luas lesi)
Tuberkulosis minimal. Terdapat sebagian kecil infiltrate nonkavitas pada satu paru
maupun kedua paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.
Moderately advanced tuberculosis. Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4
cm. Jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru. Bila
bayangannya kasar tidak lebih dari sepertiga bagian satu paru.
Far advanced tuberculosis. Terdapat infiltrate dan kavitas yang melebihi
keadaan pada moderately advanced tuberculosis.
Pada tahun 1947 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru yang
diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat:
Kategori 0 : tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak negative, tes
tuberkulin negative.
Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti infeksi. Disini riwayat kontak
positif, tes tuberkulin negatif.
Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberkulin positif,
radiologis dan sputum negatif.
Kategori III : terinfeksi tuberkulosis dan sakit.
13
Gambaran Radiologi TB Paru
Pemeriksaan standar radiologi adalah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi
yaitu foto lateral, oblique, top lordotic atau CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks,
TB dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform). Gambaran
radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif adalah:
a. Bayangan berawan/ nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior labus bawah
b. Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
nodular
c. Bayangan bercak milier
d. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB inaktif:
a. Fibrotik
b. Kalsifikasi
c. Schwarte atau penebalan pleura
14
Luluh paru (destroyed lung):
Gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat,
biasanya secara klinis disebut luluh paru. Gambaran radiologi luluh paru terdiri dari
atelektasis, ektasis/multikavitas dan fibrosis parenkim paru.
Gambar 6. Bercak lunak terdapat di lapang tengah paru kiri yang disebut juga fokus
primer
15
Gambar 7. Foto toraks di daerah lobus superior kanan memperlihatkan lesi kalsifikasi
multipel di apeks paru.
16
Gambar 8. Fokus Ghon (panah kecil) yang disertai limfadenopati perihiler kanan
(panah besar).
Gambar 9. TB sekunder dengan bercak lunak di apeks dan lapang atas kedua paru yang
disertai noda keras dan garis keras.
17
Gambar 10. TB sekunder pada pria berusia 55 tahun yang memperlihatkan kavitas di
lapang atas paru kanan
Gambar 11. Tuberkuloma yang disertai kalsifikasi pada TB paru sekunder
18
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, C.L., 1996, Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses
keperawatan), Bandung
PDPI. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia,Jakarta.2002
Zulkifli Amin, Azril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jakarta :UI
Malueka Rusdy G,2006, Radiologi Diagnostik, Jakarta.EGC:UI
Rasad Sjahriar, K.Sukonto, Ekayuda Iwan,2001, Radiologi
Diagnostik.Ed .Jakrta.EGC.FKUI
http://medis.web.id/penyakit-dalam/tuberkulosis-paru.html diunggah pada 23 oct
2012
www.emedicine.com diunggah pada 23 oct 2012
20