tugas

13
TUGAS INDIVIDU POPULASI I “CA SERVIKS” Oleh Baiq Ria Raissa Fala H1A 009 041 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2014 \

Upload: ria-raissa-fala

Post on 02-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

TUGASINDIVIDU POPULASI ICA SERVIKS

OlehBaiq Ria Raissa FalaH1A 009 041

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MATARAMMATARAM2014\

1. DefinisiKanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.2. Epidemiologis :Kanker serviks uterus merupakan kanker ginekologi terbanyak (70%-75%). Kanker serviks kurang lebih 26% kanker pada wanita Satu dari 63 bayi wanita yang lahir akan menjadi kanker serviks. Sembilan persen penderita kanker serviks berusia kurang dari 35 tahun. Hanya 53% kanker in situ terjadi pada usia kurang dari 35 tahun. Survival rate akan lebih baik pada penderita kurang dari 45 tahun.3. EtiologiPenyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain : a. Pemakaian Celana Ketat : Pemakaian celana ketat dapat meningkatkan suhu vagina sehingga akan merusak daya hidup sebagian mikroorganisme, dan mendukung perkembangan sebagian mikroorganisme lainnya. Akhirnya, pertumbuhan mikroorganisme menjadi tidak seimbang. Kondisi tersebut memungkinkan perkembangan mikroorganisme yang justru menyebabkan terjadinya infeksi.b. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Hubungan sexual pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda. Umur Peningkatan usia seseorang kinerja organ-organ dan kekebalan tubuhnya. Dan itu membuatnya relatif mudah terserang berbagai infeksi. Kanker rahim berpotensi paling besar pada usia antara 35-55 tahun.c. Paritas : Paritas adalah kemampuan wanita untuk melahirkan secara normal. Pada proses persalinan normal, bayi bergerak melalui mulut rahim dan ada kemungkinan sedikit merusak jaringan epitel di tempat tersebut. Pada kasus wanita yang melahirkan lebih dari dua kali dan dengan jarak yang terlalu dekat. Kerusakan jaringan epitel ini berkembang kea rah pertumbuhan sel abnormal yang berpotensi ganas.d. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh : Tubuh kita memiliki serangkaian system kekebalan yang secara otomatis berusaha mengatasi gangguan-gangguan infeksi dan pertumbuhan sel abnormal. Namun dalam kondisi tertentu, system kekebalan ini dapat melemah sehingga pengendalian gangguannya pun melemah. Kondisi semacam ini terdapat pada wanita yang menjalani operasi gagal ginjal, atau pengiap virus HIV. Dengan melemahnya sistem kekebalan, maka perkembangan infeksi tidak terhambat, dan pertumbuhan sel abnormal terus meningkat hingga mencapai tahap invasif (menyebar kemana-mana).e. Pemakaian Pil KB : Pemakaian pil KB secara terus-menerus berpotensi menimbulkan kanker serviks. Pada pemakaian lebih dari lima tahun, risiko ini menetap menjadi 2 kali lebih besar disbanding wanita yang tidak memakai pil KB.f. Ras : Pola kehidupan sosioekonomi tiap-tiap ras dapat dapat berpengaruh terhadap peningkatan risiko mengidap kanker rahim. Hasil penelitian menunjukkan ras Afrika-Amerika paling berisiko tinggi mengidap kanker rahim. Sementara Amerika-Hispanik cenderung di bawahnya. Adapun ras Asia-Amerika relatif sama dengan Amerika-Hispanik.g. Polusi Udara : Polusi udara baik yang berasal dari asap rokok, emisi kendaraan, pabrik dan sebagainya memiliki banyak kandungan senyawa karsinogen yang berpotensi memunculkan sel kanker.h. Pemakaian obat DES : DES (Diethylstilbestrol) adalah obat penguat kehamilan yang dikonsumsi untuk mencegah keguguran. Obat ini sekarang sudah tidak popular. Para ahli menyimpulkan DES berpotensi menimbulkan sel kanker di wilawah serviks.i. Pemakaian Antiseptik di Vagina : Wanita modern ingin selalu tampil sempurna termasuk di wilayah pribadinya. Kini banyak sekali produk antiseptik khusus vagina yang biasa membuat vagina lebih bersih dan selalu wangi. Namun pemakaian antiseptik yang terlalu sering tidak baik. Antiseptik tersebut dapat membunuh bakteri di sekitar vagina, termasuk bakteri yang menguntungkan. Dan apabila digunakan dalam dosis yang terlalu sering, maka zat antiseptik tersebut dapat mengakibatkan iritasi pada kulit bibir vagina yang sangat lembut. Iritasi ini biasa berkembang menjadi sel abnormal yang berpontensi displasia.j. Jumlah kehamilan dan partus : Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.k. Jumlah perkawinan : Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.l. Infeksi virus : Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviksm. Sosial Ekonomi : Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.n. Hygiene dan sirkumsisi : Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.o. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) : Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.4. PatofisologiKanker serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoservik (portio) dan endoserviks yang disebut sebagai Squamo-Columnas Junction (SCJ). Pada wanita muda, SCJ berada di luar osteum uteri eksterna sedang pada wanita berumur 35 tahun SCJ ini berada di kanalis serviks. Tumor dapat tumbuh :a. EksofilikMulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa poliferatif yang mengalami infeksii sekunder dan nekrosis.b. EndofilikMulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.c. UlseratifMulai dari SCJ daan cenderung merusak jaringan serviks dengan melibatkan awal pornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.Serviks yang normal secara alamiah mengalami proses metaplasia. Dengan masuknya mutagen, proses tersebut dapat berkembang ke arah displasia. Tingkatan displasia : 1. Ringan (NIS I) : kelainan epitel terbatas pada lapisan basal2. Sedang (NIS II) : lesi epitel lebih dari setengah bagian3. Berat (NIS III) : seluruh lapisan epitel terkenaPerubahan displasia dapat terjadi karena trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus/bakteri, dan gangguan keseimbangan hormon. Kanker serviks dapat menyebar melalui tiga cara, yaitu : 1. Perkontinuatum ke alat-alat tubuh sekitarnya. Dari serviks ke ostium uteri internum kemudian ke segmen bawah uterus dan mengenai dinding fundus.2. Menyebar ke kandung kemih, vagina, dan rektum. Limfogen Ke kelenjar paraservikalis, hipogastrika dan iliaka eksterna HematogenTumor metastasis ke alat-alat tubuh yang jauh, paru-paru, hati sumsum tulang dan lain-lain.5. Klasifikasi pertumbuhan sel kankers serviks :a. Mikroskopis1. Displasia : Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.2. Stadium karsinoma insitu : Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.3. Stadium karsinoma mikroinvasif : Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.4. Stadium karsinoma invasif : Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks : Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan. Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.b. Markroskopis1.Stadium preklinis : Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa2. Stadium permulaan : Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum3. Stadium setengah lanjut : Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio4. Stadium lanjut : Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.6. Tingkat Kriteria Karsinoma Pra invasif 0 Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitel. Karsinoma Invasif I Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai). I a Karsinoma serviks preklinis hanya dapat didiagnostik secara mikroskopis, lesi tidak lebih dari 3 mm atau secara mikroskopik kedalamannya > 3-5 mm dari epitel basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm. I b Lesi invasif > 5, dibagi atas lesi < 4 Cm dan > 4 Cm. II Proses keganasan telah keluar dari serviuks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul. II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor. II b Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai dinding pangguL III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul. III a Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding panggul. III b Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I atau II tetapi sudah ada gangguan faal ginjal/hidronefrosis. IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara histologi) atau telah bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh. IV a Telah bermetastasis ke organ sekitar. IV b Telah bermetastasis jauh. 7. Tanda dan GejalaCara Penularan Kanker Serviksa. Cara Penularan HPV : Cara HPV menularkan virusnya dapat dilakukan dengan berbagai jalur yaitu : Melalui jalur seksual Jalur seksual dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu hubungan intim, kelamin-kelamin, tangan-kelamin. Kebanyakan pria dan wanita yang telah berhubungan intim berisiko terinveksi HPV, apalagi yang sering berganti pasangan dan kehidupan seksualnya tidak bersih, maka lebih dari 75% pernah terifeksi HPV.b. Melalui jalur nonseksual : Penularan jalur nonseksual adalah dengan cara penularan langsung. Misalnya dari ibu ke bayinya pada saat persalinan. Tentu saja ini pada ibu yang telah tertular virus HPV.c. Tidak melalui kelamin : Penularan tidak melalui kelamin misalnya pakaian dalam, alat-alat kedokteran yang tidak steril (tapi ini sangat kecil kemungkinan).Bagi orang yang terkena HPV maka hanya dua kemungkinan yaitu : a) 80% akan sembuh dengan sendirinya oleh sistem kekebalan tubuhnya yang tinggi.b) 10-20% kemungkinan akan menjadi infeksi yang menetap, yang kemudian berisiko menjadi kanker. (Bertiani, 2009, 56-57)

GEJALAPerubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:a. Perdarahan vagina yang abnormal : Terjadi perdarahan di antara dua masa haid, baik sesudah koitus maupun tidak, perdarahan lebih dari satu tahun sesudah menopause dan keluar lendir bercampur darah serta polymenorhea. Perdarahan awal bertambah jumlah dan durasinya sejalan dengan progresivitas kanker dan merupakan indikasi bahwa proses penyakit sudah menyerang limfe. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)b. Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.Gejala dari kanker serviks stadium lanjut: Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan Nyeri panggul, punggung atau tungkai Dari vagina keluar air kemih atau tinja Patah tulang (fraktur).8. Gambaran Klinis Keluhan Metroragia Keputihan Perdarahan pascakoitus Perdarahan spontan Bau busuk yang khas Obstruksi total vesika urinaria Cepat lelah Kehilangan berat badan Anemia Serviks teraba membesar,ireguler,teraba lunak Lesi pada porsio dan vagina9. Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembengkakan kelenjar limfe supraklavikuler dan pembesaran hepar. Pada pemeriksaan spekulum didapatkan lapisan-lapisan besar selaput lendir mudah lepas dan mudah berdarah waktu disuap spatel. Adanya warna kemerahan di sekitar ostium eksternum servikalis uteriInspeksi Perdarahan keputihanPalpasi nyeri abdomen nyeri punggung bawah10. Pemeriksaan DiagnostikAda beberapa cara memeriksakan kanker serviks, diantaranya:a. Mendeteksi kanker serviks dengan Pap smear : Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri. Berikut ini adalah wanita-wanita sasaran tes pap smear.b. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) : Merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin dengan menggunakan asam asetat 3-5%. Alat ini begitu sederhana sebab saat memeriksakannya tidak perlu ke laboratorium dan dapat dilakukan oleh bidan.c. Mendiagnosis serviks dengan kolposkopi : Koloskopi merupakan suatu pemeriksaan untuk melihat permukaan leher rahim. Pemeriksaan ini menggunakan mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar permukaan leher rahim. Perbesarannya dari 10-40 kali dari ukuran normal. Ini dapat membantu mengidentifikasi area permukaan leher rahim yang menunjukkan ketidaknormalan.d. Vagina inflammation self test card : Vagina inflammation self test card adalah alat pendeteksian yang dapat menjadi warning sign. Yang ditest dengan alat ini adalah tingkat keasaman (pH), test ini cukup akurat, sebab pada umumnya apabila seorang wanita terkena infeksi, mioma, kista bahkan kanker serviks, kadar pHnya tinggi. Dengan begitu maka melalui tets ini paling tidak wanita dapat mengetahui kondisi vagina mereka secara kasar.e. SchillentestCara kerja pemeriksaan ini adalah :Serviks diolesi dengan larutan yodium. Sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklatSedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning. Jika terkena karsinoma tidak berwarna.f. Kolpomikroskopi: Kolpomikroskopi adalah pemeriksaan yang bergabung dengan pap smear. Kolpomikroskopi dapat melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.11. Penatalaksanaan1. Terapi local : Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser, konisasi, dan bedah buku.2. Histerektomi : Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan nodus limfa para aurtik.3. Pembedahan dan terapi radiasi a. Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker. b. Dilakukan pada kanker serviks invasive c. Pada terapi batang eksternalbertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta mengecilkan tumor4. Radioterapi batang eksternala. Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas pembedahan itu tegas.b. Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap berada di tempat tidur, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah defekasi, karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator) 5. Eksenterasi pelvic a. Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang b. Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang diangkat ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya.6. Terapi biologi : Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (system imun)7. Kemoterapi : Dengan menggunakan obat-obatan sitostastik.

12. Komplikasi1. Berkaitan dengan intervensi pembedahan a. Vistula Uretra b. Disfungsi bladder c. Emboli pulmonal d. Infeksi pelvis e. Obstruksi usus2. Berkaitan dengan kemoterapi a. Sistitis radiasib. Enteritis3. Berkaitan dengan kemoterapi a. Supresi sumsum tulangb. Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin c. Kerusakan membrane mukosa GI d. Mielosupresi

13. PencegahanAda beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu:1. Mencegah terjadi infeksi HPV2. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur3. Tidak boleh melakukan hubungan seksual pada anak perempuan di bawah 18 tahun4. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit5. Jangan berganti-ganti pasangan seksual6. Berhenti merokokUntuk mengurangi morbiditas dan mortalitas kanker serviks diperlukan upaya pencegahan-pencegahan sebagai berikut :a. Pencegahan primer, yaitu usaha untuk mengurangi atau menghilangkan kontak dengan karsinogen untuk mencegah inisiasi dan promosi pada proses karsinogen.b. Pencegahan sekunder, termasuk skrining dan deteksi dini untuk menemukan kasus-kasus dini sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan.c. Pencegahan tertier, merupakan pengobatan untuk mencegah komplikasi klinik dan kematian awal.

DAFTAR PUSTAKAGale, D., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi (Oncology Nursing Care Plans), EGC, Jakarta