tugas akhir upaya local exhaust ventilation...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION DALAM MENGURANGI
KELUHAN SUBYEKTIF DI BAGIAN OFFSET PT. GUDANG GARAM, Tbk.
DIREKTORAT GRAFIKA
Oleh :
ERHAM ALSETO
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
SURABAYA 2010
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
TUGAS AKHIR
UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION DALAM MENGURANGI
KELUHAN SUBYEKTIF DI BAGIAN OFFSET PT. GUDANG GARAM, Tbk.
DIREKTORAT GRAFIKA
Oleh :
ERHAM ALSETO NIM. 100710425 – H
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
SURABAYA 2010
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
PENGESAHAN
Dipertahanakan di Depan Tim Penguji Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Faklutas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Ahli Madya (A. Md) Hiperkes dan Keselamatan Kerja Pada tanggal 14 Juli 2010
Mengesahkan Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. J. Mukono. dr., M.S., M.PH NIP. 194706171978021001
Tim Penguji : 1. Lucia Yovita Hendrati, S.KM., M.Kes. 2. Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., SpOK 3. Warsiki Dwi Marisiana, ST.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat lulus
Program Pendidikan Diploma III
Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh :
ERHAM ALSETO
NIM. 100710425 – H
Surabaya, 21 Juli 2010
Mengetahui,
Ketua Program Studi,
D3 Hyperkes dan keselamatan kerja.
M. Sulaksmono, dr., M.S, M.PH, Sp.OK NIP. 194911011976031003
Menyetujui,
Pembimbing,
Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., Sp.OK NIP. 194611171974111001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir dengan judul
“UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION DALAM MENGURANGI
KELUHAN SUBYEKTIF DI TEMPAT KERJA ”, sebagai salah satu persyaratan
akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Program Pendidikan Diploma
III Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
Dalam Tugas Akhir ini dijabarkan bagaimana upaya ventilasi industri
terutama ventilasi lokal di suatu perusahaan, sehingga nantinya dapat digunakan
bahan pertimbangan untuk perubahan yang lebih baik pada tempat kerja supaya
para tenaga kerja terasa nyaman dan tidak terdapat adanya gangguan meskipun
gangguan yang terjadi tidak seberapa besar yang dibayangkan tetapi dalam
jangka waktu yang lama bisa berakibat besar. Pada kesempatan ini saya
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada
Prof.Dr.Tjipto Suwandi,Dr,M.OH,SpOk, slaku dosen pembimbing yang telah
memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga terwujudnya Tugas Akhir ini.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. J. Mukono, dr., M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
2. M.Sulaksmono,dr,M.S,M.PH,SpOK, selaku Ketua Program Pendidikan
Diploma III Program Studi Higiene Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.
3. Pak Teguh selaku kabag SDM dan pak Wardiono yang telah membantu
dalam pelaksanaan perijinan di bagian cetak offset.
4. Pak Agus selaku kepala seksi area cetak basah dan kering yang selalu
membantu dan memberi informasi demi kelancaran pengambilan data.
5. Mas beny kepala operator mesin duo dan seluruh anggotanya untuk
memperbolehkan mesin besarnya di bongkar demi kelancaran penelitian
ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah menuntun, memberi semangat dan doa
selama ini sehingga lancar dalam terselesainya Tugas Akhir ini.
7. Adikku Daniar yang selalu saya buat usil sehingga saya bisa terhibur dari
kejenuhan selama pengerjaan Tugas Akhir.
8. Bapak Sudjarwo yang telah banyak membantu dan menyemangati waktu
pengambilan data sehingga cepat terselesaikan.
9. Kepada Nuril yang sangat penyabar dan dapat membantu melupakan
keluh kesah selama pengerjaan Tugas Akhir ini.
10. Kepada Nindung, Odie, Wida, Wawan yang memberi masukan dan
inspirasi untuk tugas akhir ini.
11. Teman – teman UKM Perisai Diri yang dapat memberikan ketenangan
hati dan pikiran demi kelancaran Tugas Akhir ini. Salam Bunga
Sepasang. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga allah swt memberikan balasan pahala atas segala kebaikan yang
telah mereka berikan kepada penulis. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis
menyadari masih belum sempurna seperti kata pepatah tiada bumi yg tak kena
hujan,tiada manusia yg tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yg membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas
Akhir ini. Terakhir penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak
Surabaya, 21 Juli 2010
Penulis,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
ABSTRACT
Work environment which are contamination in the air can lessen freshment in working as well as can cause health trouble. Applying of local ventilation represent one of the control technically in controling air contamination at work so that contamination are not contaminate air in workplace environment. General aim of this research was to study apply, install and effectivity of ventilation system especially local exhaust ventilation system and also subjective complaints of health, while special target was to study the condition of performanced and component ventilated especially local ventilation and also studied subjective complaints of health. Based on analysed data, this research included of observasional research, descriptive with time approach in the cross sectional methode. Research object is local exhaust ventilation component of machine duo and entire worker in part of offset PT. GUDANG GARAM, Tbk. DIREKTORAT GRAFIKA. This research used primary data from interviews and observations and also secondary data obtained from the company. Research times started at month of Maret up to June 2010. The results of research indicated was the condition of local ventilation component at leakage duct and material of duct were not heatresistant. The types of fan used has been real correct but the location were not exactly. While complaints was in experienced of workers at most complaints of respiratory especially chest pain ( 26% ). In general the condition of local ventilation component the duct saturateless, condition of hood, air cleaner and fan were good. The character of local ventilation did not maximal and there was not special treathment for local ventilation. The company especially for offset, ought to give medical check up of early medical check up, special medical check up and periodic medical check up for improving degrees health of worker and also give special treathment at local ventilation component, that work more optimal in this control.
Keywords : local exhaust ventilation, subjective complaints of health.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
ABSTRAK Lingkungan kerja yang terdapat kontaminan di udara dapat mengurangi
kenyamanan dalam bekerja dan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Penerapan ventilasi lokal merupakan salah satu pengendalian secara teknis dalam mengendalikan kontaminan udara di tempat kerja agar kontaminan di udara tidak mencemari udara di lingkungan tempat kerja.
Tujuan umum dari penelitian ini untuk mempelajari penerapan, pemasangan dan ke efektifan sistem ventilasi terutama local exhaust ventilation serta keluhan subyektif yang dialami para pekerja, sedangkan tujuan khusus ialah mempelajari kondisi komponen dan kinerja ventilasi terutama ventilasi lokal serta mempelajari keluhan kesehatan yang di alami pekerja.
Berdasarkan analisis datanya penelitian ini termasuk penelitian observasional, deskriptif dengan pendekatan waktu secara cross sectional. Obyek penelitian adalah komponen ventilasi lokal dari mesin duo dan para pekerja di bagian offset di PT. GUDANG GARAM, Tbk. DIREKTORAT GRAFIKA. Data yang dipakai adalah data primer da sekunder, data primer di ambil dari observasi dan wawancara serta data sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi komponen ventilasi lokal terutama pada duct mengalami kebocoran dan bahan duct yang digunakan tidak tahan panas. Jenis fan yang digunakan sudah benar namun penempatannya kurang tepat. Sedangkan keluhan yang di alami pekerja paling banyak pada keluhan pernafasan terutama nyeri dada ( 26% ).
Secara umum kondisi komponen ventilasi lokal yaitu duct kurang memadai, kondisi hood, air cleaner dan fan baik. Peran ventilasi lokal kurang maksimal dan tidak ada perawatan khusus untuk ventilasi lokal. Saran yang dapat diberikan untuk perusahaan terutama bagian offset hendaknya memberikan pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus demi meningkatkan derajat kesehatan pekerja serta memberikan perawatan khusus pada komponen ventilasi lokal supaya bekerja lebih optimal dalam pengendaliannya.
Kata kunci : local exhaust ventilation, keluhan subyektif.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Reflect nyeri dada Kontaminan udara yang masuk <0,1mikron akan masuk ke
saluran pernafasan bawah sampe ke broncueolus dan menyebabkan nyeri dada.
Maka paru2 kekurangan udara sehingga paru2 berusaha mendapatkan suplai
udara
Kl rasio skala data pling tnggi.bs membdakn,tau tngktanñ,liat intervalñ jg.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv ABSTRACT ..................................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
I.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 I.2. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6 I.3. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6 I.4. Perumusan Masalah ....................................................................... 7
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................... 8 II.1. Tujuan umum ................................................................................ 8 II.2. Tujuan khusus ............................................................................... 8 II.3. Manfaat ......................................................................................... 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10 III.1. Bentuk Kontaminan Udara .......................................................... 10 III.2. Faktor yang menentukan besarnya gangguan kesehatan ............. 11 III.3. Pengertian Ventilasi .................................................................... 12
III.3.1. Ventilasi ........................................................................... 12 III.3.2. Komponen Local Exhaust Ventilation ............................ 16 III.3.3. Klasifikasi hood ............................................................... 20 III.3.4. Duct / Ducting system ..................................................... 21 III.3.5. Penurunan tekanan dalam pipa ........................................ 25 III.3.6. Pembersih udara .............................................................. 25 III.3.7. Fan ................................................................................... 35
III.4. Pengetesan sistem ventilasi ......................................................... 38 III.5. Nilai Ambang Batas .................................................................... 39 III.6. Penyakit akibat kerja ................................................................... 40 III.7. Pedoman keselamatan kerja ........................................................ 42 III.8. Higiene Perorangan ..................................................................... 43
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 44 BAB V METODE PENELITIAN .................................................................... 46
V.1. Jenis penelitian ............................................................................. 46 V.2. Obyek penelitian ........................................................................... 46 V.3. Lokasi dan waktu penelitian ......................................................... 46 V.4. Variabel, cara pengukuran dan definisi operasional ..................... 47 V.5. Teknik dan instrument pengambilan data ..................................... 49 V.6. Teknik pengolahan dan analisis data ............................................ 50
BAB VI HASIL PENELITIAN ....................................................................... 51
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VI.1. Gambaran umum perusahaan ...................................................... 51 VI.1.1. Sejarah Perusahaan .......................................................... 51 VI.1.2. Lokasi Perusahaan ........................................................... 52 VI.1.3. Tujuan dan lapangan usaha ............................................. 52 VI.1.4. Kebijakan Mutu ............................................................... 53
VI.2. Struktur organisasi ....................................................................... 54 VI.3. Teknik dasar cetak offset pada mesin duo ................................... 55 VI.4. Kondisi local exhaust ventilation di bagian offset area cetak
basah pada mesin duo .................................................................
56 VI.5. Peran local exhaust ventilation di bagian offset pada kondisi
dan sekitar mesin duo .................................................................
61 VI.6. Pemeriksaan laju alir udara dalam saluran ventilasi lokal di
bagian offset area cetak basah pada mesin duo ..........................
62 VI.7. Karakteristik dan keluhan subyektif yang dirasakan oleh
pekerja di bagian offset area cetak basah ...................................
63 BAB VII PEMBAHASAN ............................................................................... 68
VII.1. Kondisi local exhaust ventilation pada mesin duo di bagian offset area cetak basah ...............................................................
68
VII.2. Peran local exhaust ventilation di bagian offset pada kondisi dan sekitar mesin duo .................................................................
71
VII.3. Pemeriksaan laju aliran udara dalam saluran ventilasi lokal di bagian offset area cetak basah pada mesin duo ..........................
71
VII.4. Karakteristik tenaga kerja .......................................................... 72 VII.5. Keluhan subyektif yang dirasakan pekerja ................................ 73
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 75 VIII.1. Kesimpulan ............................................................................... 75 VIII.2. Saran ......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77 LAMPIRAN ..................................................................................................... 79
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman III.1. Initial velocity dari partikel – partikel yang dihasilkan oleh
berbagai proses ................................................................................
17 VI.1. Distribusi tenaga kerja menurut umur dibagian offset area cetak
basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat Grafika tahun 2010 ......
63 VI.2. Distribusi tenaga kerja menurut masa kerja dibagian offset area
cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat Grafika tahun 2010 ..................................................................................................
63 VI.3. Distribusi tenaga kerja menurut pendidikan formal dibagian offset
area cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat Grafika tahun 2010 ........................................................................................
64 VI.4. Distribusi hasil survey keluhan pernafasan yang di alami tenaga
kerja .................................................................................................
64 VI.5. Distribusi hasil survey keluhan pada mata yang di alami tenaga
kerja .................................................................................................
65 VI.6. Distribusi hasil survey keluhan pada kulit yang di alami tenaga
kerja .................................................................................................
65 VI.7. Distribusi tabulasi silang lama kerja dan keluhan subyektif yang di
alami tenaga kerja ............................................................................
66 VI.8. Distribusi tabulasi silang umur dan keluhan subyektif yang di
alami tenaga kerja ............................................................................
66
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman III.1. Local Exhaust Sistem ...................................................................... 16 III.2. Enclosing hood ............................................................................... 18 III.3. Enclosing hood ................................................................................ 19 III.4. Penempatan dan tipe hood pada electroplating tank ...................... 19 III.5. Penempatan canopy hood yang benar dan yang salah .................... 20 III.6. Bentuk duct yang baik dan jelek ..................................................... 22 III.7. Berbagai macam bentuk elbow ....................................................... 23 III.8. Gravity Settling Chamber ............................................................... 26 III.9. Dynamic Cyclone Separator ........................................................... 27 III.10. Plate – type electrostatic precipitator ............................................. 29 III.11. Axial flow fans dan centrifugal fans ................................................ 35 VI.1. Hood pada mesin duo 7 warna ........................................................ 56 VI.2. Duct pada mesin duo 7 warna ......................................................... 57 VI.3. Air cleaner pada mesin duo 7 warna ............................................... 59 VI.4. Backward curved blades dan forward curved blades ..................... 61
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Halaman 1. PERMENAKER No. Per. 02 / MEN / 1980 2. PERMENAKER No. Per. 01 / MEN / 1981 3. Lembar observasi 4. Jawaban ijin pengambilan data 5. Jadwal pengambilan data 6. APA ITU 5S by Johny Tanri 7. Kebijakan Mutu 8. Kebijakan 6S 10. Lembar kuesioner 11. Laporan produksi cetak offset 12. Quality sheet proses mesin Heidelberg mesin duo 13. Cek sheet cetak basah offset
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Pembangunan saat ini telah memasuki era industrialisasi dimana terdapat
permasalahan industri yang semakin hari semakin kompleks. Dengan semakin
majunya teknologi telah banyak menyumbangkan berbagai hal positif dalam
pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan
teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan mengurangi sumber
kecelakaan, cedera dan stress akibat kerja. Namun demikian, di sisi lain
kemajuan teknologi juga mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan yaitu
berupa terjadinya peningkatan pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja dan
timbulnya berbagai macam penyakit akibat kerja.
Kompleknya teknologi modern, perubahan bentuk kerja, organisasi kerja
dan sistem produksi juga menempatkan suatu tuntutan yang tinggi pada daya
kerja. Untnuk mengatasi masalah – masalah tersebut maka implementasi
peningkatan kinerja K3 adalah suatu keharusan. Sehingga setiap pengembangan
dan penggunaan teknologi baru dapat diterima dan menguntungkan semua
pihak.(Tarwaka,2008).
Manusia dari awal kehidupannya tidak terkecuali selalu bekerja dan
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada saat bekerja dengan berbagai
sebab, mereka tentunya pernah mengalami kecelakan atau sakit karena
pekerjaannya baik itu berupa cidera, luka – luka atau bahkan kematian yang
menyebabkan penderitaan. Berbekal akal dan pikiran yang dimiliki, mereka
berusaha untnuk mencegah agar kecelakaan dan sakit yang pernah menimpanya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
tidak terulang kembali. Karena suatu produksi tidak dapat di hasilkan tanpa
adanya orang yang mengerjakan produksi tersebut.
Karyawan atau tenaga kerja merupakan aset utama bagi perusahaan. Oleh
karena itu usaha peningkatan derajat kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
fokus utama dalam perlindungan terhadap hak tenaga kerja. Hal ini selaras
dengan kaidah yang digariskan dalam Undang – Undang No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja. Setiap pekerja berhak untuk mendapatkan
perlindungan dari resiko – resiko yang ada di tempat kerja. Setiap tempat kerja
selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Gangguan
ini dapat berupa gangguan fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Pengenalan
potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untnuk mengetahui pengaruhnya
terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya –
upaya pengendalian potensi bahaya dalam rangka pencegahan penyakit akibat
kerja yang mungkin terjadi.(Tarwaka, 2008)
Kecelakaan tidak terjadi kebetulan melainkan ada sebabnya. Oleh karena
itu kecelakaan dapat dicegah asal cukup ada kemauan untuk mencegah. Agar
kecelakaan tidak terjadi dan terulang kembali harusnya sebab – sebab kecelakaan
harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan usaha – usaha
koreksi yang di tujukan kepada sebab itu kecelakaan dapat dicegah dan tidak
terulang kembali.
Resiko penyebab kecelakaan bukan hanya disebabkan karena keselamatan
kerja saja tapi juga ada gangguan – gangguan pada kesehatan dan pengaruh pada
daya kinerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan bisa dihindarkan, asal saja
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
pekerja dan pimpinan perusahaan ada kemauan baik untuk mencegahnya. Tentu
perundang – undangan itu juga apabila para pekerja tidak mengambil peranan
penting dalam menghindarkan gangguan – gangguan sesuai yang tertulis dalam
undang – undang, maka akan kurang berpengaruh.
Kurang berpengaruhnya penerapan undang – undang antara pimpinan dan
tenaga kerja maka perlu diadakan pengendalian di tempat kerja sebagaimana
mengurangi dan sebagai barisan terdepan dalam mengurangi angka resiko
kecelakaan di tempat kerja dan penyakit akibat kerja. Dimana macam – macam
pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Eliminasi
Sistem pengendalian ini merupakan program pengendalian
potensi bahaya yang utama untuk pengendalian jangka panjang dan
bersifat permanen. Pengendalian ini merupakan pengendalian dengan
metode menghilangkan atau meniadakan potensi bahaya pada
sumbernya.
2. Substitusi
Penggantian atau mengurangi potensi bahaya pada sumbernya
termasuk meminimalkan jumlah pelepasan energi yang tidak
terkendali. Beberapa contoh penggantian, antara lain :
a. Material
Misalnya, mengganti serat asbes yang menyebabkan kanker
dan mesothelioma dengan serat kaca dan wol batu karang.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
b. Proses
Misalnya, menurunkan temperatur untuk mengurangi
penguapan dari material mudah menguap.
3. Isolasi
Menutup sumber bahaya merupakan cara untuk mencegah
pelepasan energi yang tidak terkendali dari sumbernya, sehingga
cidera atau kerusakan tidak terjadi.
4. Pengendalian administratif
Pengendalian potensi bahaya ini sangat tergantung pada
pemindahan tenaga kerja dari sumber bahaya.
5. Alat Pelindung Diri
Seluruh alat pelindung diri didesain untuk memisahkan atau
member penghalang antara tubuh manusia dengan potensi sumber
energi yang membahayakan sebagai perlindungan terakhir.
Terdapat berbagai cara untuk menanggulangi bahaya lingkungan kerja
dan cara pengendalian secara teknis teknologi ( engineering control ) merupakan
alternatif pertama yang dianjurkan. Engineering Control dapat dilakukan
misalnya dengan cara isolasi sumber bahaya. Substitusi bahan yang berbahaya
dengan bahan lain yang relatife kurang berbahaya dan ventilasi tempat kerja yang
baik.
Di tempat kerja yang mengolah tanah atau batu mineral zat – zat kimia
tertentu, campuran timah, zat pelarut organik, zat radio aktif dan zat lain yang
berbahaya yang dapat memancarkan zat – zat berbahaya dalam bentuk gas, uap,
kabut, debu dan asap yang dapat menyebar dalam lingkungan kerja sehingga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
mencemari udara serta menyebabkan gangguan kesehatan para pekerja yang
bekerja di lingkungan tersebut jika tidak ada sistem pertukaran udara.
Kontaminan yang ada akan bergerak perlahan di dalam udara ruang kerja
sehingga kontaminan akan berada di sekitar sumber dan daerah sekitar
pernafasan pekerja dengan konsentrasi tinggi.
Sistem ventilasi ini merupakan salah satu cara pengendalian bahaya yang
terpenting namun sering diabaikan oleh perusahaan. Hal ini terlihat bila suatu
mesin mengalami kemacetan, maka mesin tersebut oleh perusahaan akan segera
diperbaiki sedangkan bila fan atau ducting sistem dari local exhaust ventilation
mengalami gangguan. Keadaan ini biasanya oleh perusahaan tidak segera
diperbaiki atau dibiarkan saja.
Sering diketahui bahwa ventilasi di tempat kerja di perusahaan –
perusahaan umumnya masih belum dan bahkan sama sekali tidak memadai. Hal
ini diantaranya disebabkan olah desain gedung yang kurang atau tidak baik.
Kurang atau tidak diperhatikannya tentang perawatan atau pemeliharaan sistem
ventilasi yang telah ada. Hal ini disebabkan karena banyak perusahaan
beranggapan bahwa secara langsung ventilasi tidak berkaitan dengan produksi.
Perlu diketahui bahwa penyelenggaraan ventilasi di tempat – tempat kerja
yang memadai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan,
kesehatan dan produktivitas tenaga kerja ( A. Siswanto 1991 ).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
I.2 Identifikasi masalah
PT. Gudang Garam, tbk. sebagai industri rokok terbesar saat ini, tentunya
memiliki potensi bahaya yang sangat besar pula. Semakin banyaknya permintaan
pasar maka semakin banyak pula dibutuhkan bahan baku untuk percetakan
kemasan rokok dimana pada produksinya mengandung kadar resiko uap - uap
kimia yang tentunya berbahaya dan perlu dikendalikan. Di salah satu bagian
produksi yaitu pada bagian offset di area cetak basah terdapat salah satu proses
percetakan menggunakan mesin duo yang dimana terpasang local exhaust
ventilation tapi pada kenyataannya powder dan udara panas masih bisa lolos dan
berhamburan disekitar mesin duo mengganggu jalan yang dilalui, kenyamanan
dan kesehatan tenaga kerja pada bagian offset di area cetak basah. Berawal dari
masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mempelajari upaya
penerapan local exhaust ventilation dalam mengurangi keluhan subyektif di
tempat kerja.
I.3 Pembatasan masalah
Pembatasan penelitian ini difokuskan hanya pada kondisi, peran dan
ketepatan dalam penempatan local exhaust ventilation di bagian offset area cetak
basah pada mesin duo 7 warna PT. GUDANG GARAM, Tbk. DIREKTORAT
GRAFIKA dalam mengendalikan kadar kontaminan di udara serta keluhan
kondisi dalam kegiatan menjalankan pekerjaan yang di alami pekerja karena
keterbatasan waktu dan biaya oleh peneliti.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
I.4 Perumusan masalah
Dengan demikian masalah yang akan di teliti adalah bagaimana gambaran
penerapan LEV dalam mengendalikan kadar kontaminan guna mengurangi
keluhan gangguan kesehatan pada pekerja di bagian offset PT. GUDANG
GARAM, Tbk. DIREKTORAT GRAFIKA ?
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB II
Tujuan dan Manfaat
II.1 Tujuan umum
Mempelajari penerapan pemasangan dan ke efektifan sistem ventilasi
terutama local exhaust ventilation serta keluhan subyektif yang dialami para
pekerja di tempat kerja.
II.2 Tujuan khusus
1. Mempelajari kondisi komponen sistem ventilasi terutama LEV.
2. Mempelajari kinerja sistem ventilasi terutama LEV dalam
mengendalikan kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
3. Mempelajari keluhan gangguan kesehatan yang dialami pekerja pada
bagian cetak offset PT. GUDANG GARAM, Tbk. DIREKTORAT
GRAFIKA.
II.3 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak
antara lain :
1. Bagi Perusahaan.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan
pertimbangan dalam mengambil langkah bijaksana untuk melakukan
perawatan rutin pada mesin produksi supaya tidak timbul gangguan
kesehatan pada operator mesin produksi tersebut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
2. Bagi peneliti.
Penelitian ini sebagai masukan dan menambah pengalaman bagi
penulis di bidang keselamatan kerja, khususnya dalam hal
pengendalian bahaya di lingkungan kerja dalam upaya penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Bagi masyarakat.
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang ilmiah untuk
masyarakat pada umumnya sebagai tambahan pengetahuan dan
wawasan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Bentuk kontaminan udara
Debu adalah partikel – partikel zat padat, yang disebabkan oleh kekuatan
– kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan,
pengepakan yang cepat, peledakan dan lain – lain dari bahan – bahan, baik
organik maupun anorganik misalnya batu, kayu, bijih logam, arang batu, butir –
butir zat dan sebagainya. Contoh debu adalah debu batu, debu kapas, debu padi,
dll. Sifat – sifat debu ini tidak berflokulasi, kecuali oleh gaya tarikan elektris,
tidak berdifusi dan turun oleh tarikan gaya tarik bumi.( Suma’mur, 1998 )
Kontaminan yang ada di udara dapat menyebabkan kondisi yang tidak
aman di lingkungan kerja. Kontaminan yang ada di udara dapat berbentuk gas,
uap, debu, mist, fume, fog, smog dan asap.
Definisi kontaminan kontaminan tersebut di jelaskan seperti di bawah ini :
a. Gas adalah bahan yang dalam kondisi normal tidak mempunyai
bentuk tertentu dan mengisi seluruh ruang gas dan dapat di ubah
bentuknya menjadi cair hanya dengan menaikkan tekanannya dan
menurunkan suhunya.
b. Uap adalah bentuk gas dari bahan – bahan yang normalnya berbentuk
padat atau cair pada kondisi ambient (suhu dan tekanan ruang).
c. Debu adalah partikel padat yang berbentuk dari proses penghancuran,
penanganan (handling), grinding, peledakan dan lain – lain. Debu
yang ada di industry adalah yang menunjuk pada partikel airborne
yang berukuran antara 0,1 – 25 mikron.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
d. Fume adalah partikel padat yang tebentuk dari kondensasi gas – gas
yang ada. Pada umumnya berasal dari material – material yang
dilelehkan. Fume terjadi karena suatu reaksi kimia, biasanya oksidasi.
e. Fog dipakai untuk partikel yang visible dari bahan cairan yang
terdispersi udara. Pembentukannya dari peristiwa kondensasi.
f. Asap (smoke) partikel yang berukuran kurang dari 0,1 mikron dari
karbon atau jelaga yang terbentuk dan proses pembakaran yang
kurang sempurna dari material – material yang mengandung karbon.
g. Kabut (mist) istilah yang digunakan untuk menyebut dispersi partikel
cair yang ukurannya dapat dilihat secara visual. Contoh adalah mist
minyak yang terjadi pada proses grinding atau cutting, mist dari cat
pada penyemprotan.
h. Smog adalah penggabungan antara smoke dan fog biasanya pada
peristiwa pencemaran udara yang terbentuk dari kombinasi antara
sumber – sumber alamai dan buatan.(Sugeng, 2007)
III.2 Faktor yang menentukan besarnya gangguan kesehatan
Lingkungan kerja yang berdebu dapat menimbulkan gangguan kesehatan
dan kenikmatan kerja. Faktor yang menentukan besarnya gangguan kesehatan
antara lain (Siswanto,1991):
1. Kadar debu di udara, makin pekat kadar debu makin dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan kenikmatan kerja.
2. Ukuran atau diameter debu, debu yang debu yang berdiameter
kecil akan dapat masuk jauh kedalam alveoli, sementara yang
lepas akan disilia dari saluran nafas atas.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
3. Sifat debu memiliki sifat inert, fibrogenik dan karsinogenik.
4. Reaktifitas debu, debu organik kurang efektif namun dapat
menyebabkan reaksi alergik, sedangkan debu anorganik lebih
reaktif dan dapat menyebabkan reaksi iritasi.
5. Cuaca kerja, lingkungan yang panas dan kering mendorong
timbulnya debu dan debu yang terbentuk dalam keadaan demikian
akan menjadi lebih reaktif.
6. Lama waktu papar, debu menimbulkan kelainan didalam paru
terutama dalam jangka waktu yang lama.
7. Kepekaan individu, bentuk kepekaan seseorang sangat berbeda
antara satu dengan yang lain. Kepekaan disini hanya dalam bidang
morfologis namun juga dalam psikologis dan iritasi. Proses menua
adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi
rapuh disertai dengan penurunan cadangan hamper semua system
fisiologis dan disertai pula dengan meningkatnya kerentanan
terhadap penyait dan kematian. Proses menua dan penyakit yang
terkait usia sering saling berkaitan dalam bentuk yang sama dan
rumit, sehingga sulit untuk membedakan keduanya(wildana,2007).
III.3 Pengertian ventilasi
III.3.I Ventilasi
Ventilasi didefinisikan sebagai proses pertukaran udara di dalam suatu
ruang yaitu suatu proses (supply) dan pengeluaran (exhaust) duara dari dan ke
ruang tersebut. Ventilasi bertujuan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
udara, bau-bauan, zat-zat pencemar, dan uap-uap dari larutan bahan kimia yang
mudah terbakar / meledak.
Ventilasi umum adalah proses pembaharuan udara di suatu ruang, atau
tempat kerja melalui suplai udara bersih dan pengeluaran udara yang
terkontaminasi ke dan dari ruang atau tempat kerja tersebut. Penggunaan ventilasi
umum dimana terutama adalah untuk menciptakan kondisi kerja yang nyaman.
Ventilasi umum dapat di selenggarakan baik secara alami maupun secara buatan.
Kombinasi antara alami dan buatan merupakan ventilasi umum yang paling baik
(Siswanto,1991).
Ada beberapa klasifikasi system ventilasi :
a. Ventilasi alami
Adalah suatu sistem ventilasi dimana aliran atau gerakan udara terjadi
karena adanya kekuatan alam (natural forces), yaitu :
1) Kekuatan gravitasi (gravitational forces), yaitu kekuatan yang
di timbulkan oleh konveksi udara (thermal forces of
convection) atau timbul karena adanya perbedaan temperatur
antara suhu udara di dalam dan di luar gedung.
2) Kekuatan angin (anmotive forces) yaitu kekuatan yang timbul
karena adanya perbedaan kekuatan angin. Aliran udara yang
terjadi dalam suatu ruang dapat disebabkan oleh kekuatan
gravitasi atau kekuatan angina tau kombinasi dari kekuatan
tersebut. Oleh karena itu, arah angin dan konveksi termis
biasanya tidak menentu dan sering pula tidak bisa ditemukan
atau diramalkan sebelumnya. Maka, pemanfaatan ventilasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
alami untuk pengendalian kadar kontaminan dalam udara
tempat kerja adalah kurang efektif.
Udara dalam suatu ruang suhunya lebih tinggi dari suhu luar
akan naik ke atas dan kemudian keluar melalui celah – celah
dan lubang angin yang terdapat pada angin – angin atau atap
ruang tersebut. Efek termis ini adalah relatif mudah
diramalkan dari pada kekuatan angin dari luar (external wind
forces). Oleh karena itu, thermal forces of concevtion ini
sering digunakan dalam mendesain suatu sistem ventilasi di
tempat kerja.
b. Ventilasi buatan
1) Comfort ventilation
Sistem ventilasi ini bertujuan untuk mengendalikan suhu
dan kelembaban udara serta bau – bauan di tempat kerja
sedemikian rupa sehingga tempat kerja tersebut dirasakan oleh
sebagian besar dari tenaga kerja.
2) Dilution ventilation
Dilution ventilation bertujuan untuk mengendalikan kadar
kontaminan dalam udara tempat – tempat kerja khususnya untuk
bahan – bahan kimia yang toksisitasnya rendah sampai sedang
(NAB>100 ppm atau >0,1 mg/m3) yaitu dengan cara
mengencerkan udara yang terkontaminasi dengan udara yang
relative lebih bersih, sedemikian rupa sehingga kadar kontaminan
dalam udara tempat kerja menjadi lebih rendah dari kadar semula.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Sistim ventilasi ini biasanya kurang efektif untuk
mengendalikan asap rokok, gas – gas atau uap – uap yang
toksisitasnya sedang sampai tinggi karena efektifitas dilution
ventilation sangat ditentukan oleh suplai udara luar. Pada dilution
ventilation, kadar kontaminan dalam “exhaust air” tidak banyak
menunjukkan perbedaan yng berarti bila dibandingkan dengan
kadar kontaminan dalam udara tempat kerja. Sedangkan pada
local exhaust ventilation, perbedaan kadar kontaminan tersebut
adalah signifikan / bermakna.
3) Local Exhaust Ventilation
Local Exhaust Ventilation atau ventilasi keluar setempat
bertujuan untuk mengendalikan kadar debu, fume, mist/kabut,
uap dan udara panas pada sumber kontaminan/sumber emisi
sedemikian rupa sehingga kadar kontaminan – kontaminan
tersbut dalam udara tempat – tempat kerja berada dalam batas
– batas amannya. Sistem ventilasi ini adalah lebih baik dari
pada general exhaust ventilation dengan alasan sebagai
berikut:
a) Bila LEV di desain dengan tepat pengendalian pada
kontaminan dapat di cegah.
b) Volume udara yang terhisap keluar relative kecil.
c) Beberapa sistem LEV di desain menangkap partikel –
partikel besar.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
d) LEV tidak banyak di pengaruhi oleh kecepatan aliran
angin.
III.3.2 Komponen Local Exhaust Ventilation
Local Exhaust Ventilation terdiri 4 komponen :
a. Hood
b. Ducting sistem
c. Alat pembersih udara / air cleaner
d. Alat penggerak udara / fan
Gambar III.1 Local Exhaust Sistem Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
Berikut ini adalah pembahasan beberapa komponen dari local exhaust
ventilation:
1. Hood
Hood merupakan suatu struktur yang di desain untuk menutupi seluruh
atau sebagian dari sumber kontaminan dan untuk mengendalikan aliran udara
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
sedemikian rupa sehingga kontaminan dapat ditangkap dengan efisien. Partikel
tersebut dibawa oleh aliran udara masuk ke dalam duct. Kita harus mengetahui
partikel tersebut berada di udara dan berapa banyak udara yang terkontaminasi
yang harus dihisap keluar sedemikian rupa sehingga udara di tempat kerja cukup
aman untuk dihirup oleh tenaga kerja.
Partikel – partikel dilepas atau dihamburkan ke dalam udara tempat kerja
melalui berbagai proses yaitu proses – proses pengrajin, pemolesan, pengelasan,
penyemprotan, penguapan dan lain sebagainya. Proses – proses tersebut akan
memberikan kecepatan pada partikel – partikel dan yang dihasilkan oleh setiap
proses adalah berbeda yaitu sangat rendah, misalnya pada proses evaporasi yang
terjadi di bak – bak electroplating dan di tangki – tangki yang terbuka yang berisi
solvent, misalnya pada proses pengelasan atau pada conveyor yang bergerak
dengan kecepatan rendah.
Tabel III.1 Initial velocity dari partikel – partikel yang dihasilkan oleh berbagai proses. Initial Velocity Proses Control Velocity yang
dianjurkan(fpm/feet perminute)
Sangat Rendah Eveporasi solvent dari tangki – tangki dan asam kromat dari bak electroplating
50 – 100
Sedang Pengelasan dan conveyor yang bergerak dengan kecepatan rendah
100 – 200
Tinggi Penghancuran batu dan penyemprotan cat
200 – 500
Sangat tinggi Penggerindaan dan sand blasting
500 – 2000
Sumber: Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu hood :
1. Usahakan agar hood dibuat sedemikian rupa sehingga
menutupi atau mengelilingi seluruh bagian dari sumber
kontaminan (enclosing hood(Gb.III.2)). Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi banyaknya volume udara yang diperlukan
untuk mengendalikan kontaminan dan untuk mencegah aliran
udara silang / cross draft menghembus kontaminan sehingga
menyebabkan fungsi hood menjadi kurang efektif.
2. Semakin lengkap suatu hood menutupi sumber kontaminan,
semakin sedikit volume udara yang diperlukan untuk
mengendalikan kontaminan.
Gambar III.2 Enclosing Hood Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
3. Hood harus ditempatkan dan bentuknya dibuat sedemikian
rupa sehingga initial velocity dari kontaminan akan mendorong
atau melempar kontaminan masuk ke dalam hood opening
(Gambar III.3).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
ar III.3 Enclosing Hood Gamb
Siswanto, Surabaya, 1991
an suatu hood pada lokasi
ber
GambSumb
Sumber : Ventilasi Industri, A.
4. Usahakan agar selalu menempatk
yang tepat sehingga kontaminan yang terhisap oleh hood tidak
mengenai zona pernapasan pekerja (gambar III.4).
5. Hood harus ditempatkan sedekat mungkin dengan sum
kontaminan.
ar III.4 Penempatan dan tipe hood pada electroplating tank er : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
ar III.5 Penempatan canopy hood yang benar dan yang salah Gamb
6. Hood harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu operator dalam melakukan pekerjaannya.
7. Vapor density dari uap – uap solvent umumnya adalah lebih
besar dari satu sehingga uap – uap tersebut akan berada di
udara pada daerah sekitar zona pernapasan. Oleh karena itu,
hood hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat
menangkap kontaminan pada sumber emisinya. Penempatan
hood pada lantai tempat kerja bertujuan untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
III.3.3 Klasifikasi hood
Hood pada umunya dapat digolongkan menjadi tiga grup atau kelompok
yaitu :
1. Enclosing hood/Enclosure.
Enclosing hood adalah suatu hood yang didesain sedemikian rupa
sehingga akan menutupi atau mengelilingi seluruh atau sebagian
Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
seumber kontaminan. Enclosing hood merupakan tipe exhaust
hood yang paling baik karena volume udara yang dihisap atau
yang paling sedikit.
2. Receiving hood.
Receiving hood adalah suatu hood yang ditempatkan secara
khusus misalnya canopy hood yang dipasang diatas bak yang
berisi cairan yang panas dan grinding hood yang berfungsi untuk
mengendalikan debu – debu yang dihasilkan pada proses
penggerindaan atau pemolesan.
3. Exterior/External hood.
Berbeda dengan receiving maupun enclosing hood. Pada exterior
hood dalam melakukan fungsinya kadang – kadang dan bahkan
sering harus menangkap kontaminan yang berbeda pada jarak
yang relatife jauh dan hood tipe ini dalam menangkap kontaminan
biasanya tanpa disertai bantuan dari natural drafts. Exterior hood
merupakan tipe hood yang paling banyak membutuhkan udara
dalam mengendalikan kontaminan.
III.3.4 DUCT/ DUCTING SYSTEM
Duct merupakan suatu komponen dari local exhaust ventilation system
yang berfungsi membawa kontaminan – kontaminan yang tertangkap oleh hood
ke alat pembersih udara yang telah dibersihkan tersebut dibuang ke udara bebas.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu ductwork adalah
sebagai berikut :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
1. Bilamana kontaminan yang hendak dikendalikan berbentuk
debu, maka kecepatan aliran udara dalam duct (duct velocity)
harus cukup besar untuk mencegah debu – debu mengendap
atau menyumbat ductwork.
2. Duct harus dibuat dari bahan yang tahan korosi, dan harus pula
didesain sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya
terbakar.
3. Duct hendaknya dibuat berbentuk bulat gar aliran udara di
dalam duct dapat berlangsung dengan lancer(Gambar,III.6).
Gambar III.6 Bentuk duct yang baik dan jelek Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
4. Bilamana duct hendak dibuat membelok, maka selain bentuk
elbownya yang harus dipehatikan, tetapi perlu pula diusahakan
agar jumlah belokan atau elbow dibuat sedikit mungkin.
Bentuk elbow harus dibuat sedemikian rupa sehingga sudut
belokan tidak terlalu tajam(Gambar,III.7).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Gambar III.7 Berbagai macam bentuk elbow Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
5. Sudut yang terbentuk antara branch duct dan main duct harus
lebih kecil atau sama dengan 300 dan bila perlu dapat dibuat
sebesar 450. Demikian pula branch duct hendaknya tidak
masuk ke dalam main duct secara langsung pada sisi yang
saling berlawanan. Pada daerah dimana branch ducts akan
nasuk ke dalam main duct, main duct tersebut harus dibuat
membesar sedikit demi sedikit untuk memungkinkan volume
udara yang meningkat.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Gambar III.7 Branch entry Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
6. Duct harus diperiksa secara berkala untuk megetahui ada
tidaknya kebocoran, endapan atau sumbatan, dan kerusakan
akibat korosi.
7. Apabila mesin – mesin hendak dimatikan, maka local exhaust
ventilation harus tetap dijalankan selama beberapa menit untuk
mengosongkan atau mengeluarkan kontaminan – kontaminan
yang masih terdapat di dalam duct yang dapat mengendap.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
III.3.5 Penurunan tekanan dalam pipa
Penurunan tekanan dapat disebabkan oleh :
1. Friction losses
Disebabkan oleh gesekan udara pada permukaan duct.
2. Dynamic losses
Disebabkan oleh turbulensi udara yang terjadi bilamana aliran udara
dalam duct mengalami perubahan arah atau kecepatan (duct yang
membelok atau luas penampang melintangnya berubah).
III.3.6 Pembersih udara (air cleaners / air cleaning device)
Perusahaan – perusahaan atau industri – industri berusaha untuk
mengendalikan polusi udara karena tiga alasan yaitu :
1. Untuk mencegah atau melindungi pekerja dari pemaparan udara yang
terkontaminasi.
2. Untuk mencegah terjadinya penimbunan bahan – bahan kimia di udara
tempat – tempat kerja.
3. Untuk memelihara standar kualitas udara di masyarakat setempat.
Terdapat berbagai air cleaner debu secara mekanis baik partikel – partikel
baik yang kering maupun basah dan gas atau uap, antara lain :
1. Gravity Settling Chamber
Gravity settling chamber merupakan pengumpul debu yang paling
sederhana, namun alat ini hanya menangkap partikel yang besar –
besar saja. Air cleaner ini biasanya digunakan sebagai alat untuk
pembersih pendauluan (precleaner) dengan bertujuan untuk mencegah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
terjadinya kerusakan atau sumbatan ole partikel – partikel yang
berukuran besar.
Gambar III.8 Gravity Settling Chamber Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
2. Cyclone Separator
Alat pembersih udara ini biasanya digunakan sebagai precleaning
device untuk mechanical dust collector yang menangani partikel –
partikel yang halus. Dibandingkan Gravity settling chamber, cyclone
merupakan dust collector yang lebih efisien.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Gambar III.9 Dynamic Cyclone Separator Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
3. Dynamic Cyclone Separator
Dynamic Cyclone Separator adalah suatu cyclone yang dilengkapi
dengan fan atau alat pendorong yang bertujuan untuk meningkatkan
kecepatan aliran udara sehingga partikel – partikel yang dipisahkan
akan lebih banyak.
4. Bag Filter
Bag filter merupakan salah satu air cleaner yang paling efisisen dalam
memisahkan partikel – partikel debu yang halus dan kering dari aliran
udara. Bag filter dibuat untuk menampung berbagai volume udara
yang mengalir, semakin besar volume udara yang mengalir maka
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
semakin banyak kantong – kantong yang digunakan. Ukuran dari bag
filter yang digunakan pada bag house adalah bermacam – macam.
Partikel – partikel debu yang melekat pada kantong dapat dikeluarkan
dengan cara mengetok atau dengan alat pengocok, dan partikel –
partikel debu tersebut kemudian akan jatuh dan masuk ke dalam
hopper.
5. Electrostatic Precipitators
Electrostatic precipitators alat pembersih udara ini menggunakan
aliran listrik untuk menangkap partikel – partikel baik yang basah
maupun yang kering terdapat dalam aliran udara yang terkontaminasi.
Alat ini dapat digunakan untuk menangani polutan – polutan misalnya
debu, asap, fume, mist, dan smog (smoke dan fog). Electrostatic
precipitator dapat menangkap partikel – partikel yang sangat halus,
maka alat ini biasanya digunakan sebagai pembersih udara yang
terakhir setelah aliran udara yang terkontaminasi melalui air cleaner
lainnya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Gambar III.10 Plate - type electrostatic precipitator Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
6. Plate – Type Electrostatic Precipitator
Plate – type electrostatic precipitator terutama digunakan untuk
mengumpulkan partikel – partikel debu yang kering. Dust collector ini
sebuah kotak dari baja berbentuk empat persegi panjang yang berisi
electrode – electrode pengumpul dan electrode – electrode
bertegangan tinggi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
7. Pipe – Type Precipitator
Konstruksi dan cara kerja precipitator ini adalah serupa dengan plate –
type precipitator. Terdapat tiga perbedaan antara kedua precipitator ini
dan perbedaan – perbedaan tersebut adalah :
a. Pipe – type precipitator terutama digunakan untuk memisahkan
fume dan partikel – partikel yang basah dari aliran udara.
b. Polutan – polutan ditangkap oleh collecting electrodes yang
berbentuk pipa yang mengelilingi discharge electrodes.
c. Aliran udara bergerak masuk ke dalam pipe – type precipitator
secara vertical.
Plate – type dan pipe – type precipitator keduanya disebut single – stage
precipitator karena partikel – partikel diberi muatan dan dikumpulkan
dalam section yang sama dari unit. Single – stage precipitator berukuran
sangat besar dan digunakan di bagian luar dari pabrik. Sedangkan two –
stage precipitator juga dibuat dan digunakan untuk mengendalikan polusi
didalam pabrik. Two – stage precipitator tidak dapat menangani polutan
dalam jumlah yang besar, tetapi beberapa unit dari alat ini dapat
digunakan secara bersamaan untuk mengendalikan kadar debu yang
berbeda atau bervariasi.
8. Wet scrubbers
Wet scrubbers menggunakan air atau cairan untuk menangkap dan
memisahkan partikel – partikel zat padat dari udara. Dibandingkan
dengan dry dust collectors, wet scrubbers adalah lebih efisien dalam
memisahkan partikel – partikel zat padat dari udara. Partikel – partikel
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
yang kering sehingga partikel – partikel tersebut lebih mudah
ditangkap. Walapun wet scrubbers adalah efisien, tetapi alat ini
mempunyai kelemahan yaitu :
a. Partikel – partikel yang dikumpulkan adalah berbentuk lumpur
yang basah.
b. Sebelum lumpur atau endapan kotoran dapat dibuang terlebih
dahulu air harus dihilangkan dari lumpur tersebut.
c. Lumpur dapat menyebebkan sumbatan pada nozzles dan katup –
katup.
d. Beberapa cairan yang digunakan pada scrubbers sifatnya adalah
korosif dan harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.
9. Wet Dust collectors
Terdapat berbagai macam wet dust collectors diantaranya adalah
garivity settling chamber with sprays, impingement baffle scrubber,
dan venture scrubber.
a. Salah satu yang paling sederhana adalah gravty settling chamber
with sprays. Udara yang kotor masuk ke dalam settling chamber
dan kemudian dibasahi dengan semprotan air yang halus. Partikel
– partikel yang basah kemudian akan jatuh ke dalam suatu kolam
yang terletak pada dasar chamber. Karena partikel – partikel debu
lebih berat dari air, maka partikel – partikel tersebut akan
mengendap pada dasar kolam dalm bentuk lumpur. Selanjutnya
lumpur tersebut secara berkala dikeluarkan dari kolam melalui
katup yang terdapat pada chamber ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
b. Impingement Baffle Scrubber
Terdiri dari sebuah menara yang dilengkapi dengan satu atau lebih
horizontal baffle. Baffle adalah lempeng – lempeng yang
mempunyai ribuan lubang kecil. Udara kotor masuk ke dalam
scrubber melalui inlet yang terdapat pada dasar menara. Ketika
udara naik ke atas, udara tersebut akan dibasahi oleh semprotan
air, dan kemudian bergerak ke atas melalui baffle yang basah.
Lubang – lubang pada baffle akan membagi aliran udara menjadi
arus – arus yang keluar dari lubang – lubang tersebut berubah
menjadi semprotan air yang halus. Semprotan air yang halus ini
selanjutnya akan menangkap partikel – partikel debu yang halus.
Diatas setiap lubang terdapat lempeng yang kecil, dan aliran udara
yang membentur pada lempeng tersebut akan menyebabkan
partikel – partikel debu memisahkan diri dari udara. Partikel –
partikel kemudian akan ditangkap oleh water droplets dan jatuh ke
dasar menara. Udara bersih akan bergerak ke atas melalui mist
eliminator dan selanjutnya meninggalkan scrubber melalui outlet.
c. Venture scrubber
Merupakan scrubbers yang sangat efisien dan alat ini dapat
menangkap pertikel – partikel yang berukuran relatif kecil. Alat
pembersih debu ini terdiri dari sebuah pipa yang panjang dan
lebar, pipa ini dihubungkan dengan separator. Pipa atau duct ini
mempunyai bagian yang menyempit yang disebut venturi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
10. Absorption
Absorpsi gas adalah suatu proses dimana gas atau polutan gas
dihilangkan dari udara oleh suatu cairan. Bila gas yang tidak
dikehendaki larut dalam cairan pembasah, maka gas polutan ini dapat
ditangkap setelah dibasahi oleh cairan tersebut.
11. Spray tower
Spray tower merupakan gas scrubber yang efisiennya paling rendah.
Alat ini terdiri dari penyemprot – penyemprot dan mist eliminator
yang terdapat dalam suatu kolom yang tinggi. Udara kotor masuk ke
dalam alat ini melalui dasar kolom dan kemudian disemprot dengan
scrubbing liquid. Cairan ini akan menyerap gas – gas polutan dan
akan membasahi partikel – partikel debu. Cairan yang kotor
selanjutnya akan jatuh ke dasar menara sedangkan udara bersih
setelah melalui mist eliminator kemudian keluar melalui ujung dari
menara.
12. Tray scrubber
Tray scrubber berbentuk seperti spray tower kecuali alat ini
delengkapi dengan horizontal spray, semakin banyak tray yang
digunakan semakin efisien alat ini.
Air dan scrubbing liquid lainnya dapat menimbulkan dua masalah
perawatan yang utama yaitu korosi dan kerak. Untuk mencegah
terjadinnya korosi, maka permukaan logam harus dilapisi dengan
bahan anti korosi. Kerak akan terbentuk bila temperatur dari air
berubah atau bila air kontak dengan debu alkali. Timbunan kerak yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
tebal akan menyebabkan obstruksi pada aliran udara yang normal dan
gangguan pada bagian – bagian yang bergerak. Kadang – kadang
timbulnya kerak dapat dicegah dengan cara menambahkan zat kimia
ke dalam air.
13. Adsorbtion
Pada adsorbsi, molekul – molekul gas akan berkumpul pada
permukaan dari zat padat, banyaknya gas yang akan diserap
tergantung dari sifat – sifat dari zat padat dan gas yang akan
ditangkap. Adsorbent yang baik dapat menangkap gas – gas, bau –
bauan, uap – uap solvent dan zat – zat kimia yang mudah menguap.
14. Pembakaran gas – gas polutan
Banyak proses di industry menghasilkan fumes, dan uap – uap yang
berbau tidak enak atau busuk, mudah meledak, atau berbahaya
terhadap kesehatan. Bilamana limbah gas ini mengandung partikel –
partikel organic yang mudah terbakar, gas buangan ini dapat
dimurnikan dengan cara pembakaran yang akan mengubah polutan
organik menjadi karbondioksida dan uap air.
III.3.7 FAN
Fan merupakan bagian dari sistim ventilasi yang berfungsi untuk
menghisap udara keluar. Fan harus dipasang pada duct yang lurus untuk
menghindari terjadinya gangguan aliran udara dan dipasang di luar gedung serta
diletakkan diatas bahan peredam suara untuk mengurangi bising di tempat kerja.
Demikian pula fan harus dipasang di belakang air cleaner dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya sumbatan dan korosi. Bilamana udara yang dihisap keluar
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
mengandung zat – zat yang mudah terbakar atau meledak, maka fan harus dibuat
dari bahan yang tahan api dan motor penggeraknya harus diberi pelindung untuk
mencegah terjadinya kebakaran atau peledakan. Fan dapat dibedakan menjadi
dua golongan yaitu :
Gambar III.11 Axial flow fans dan centrifugal fans Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
1. Axial flow fans
a. Propeller Fan
Tipe fan ini digunakan untuk menggerakkan udara dalam jumlah
yang besar dengan tekanan statik yang sangat rendah, dan paling
banyak digunakan untuk ventilasi umum atau dilution ventilation.
b. Tubeaxial Fan
Tubeaxial Fan paling cepat digunakan untuk menggerakkan udara
yang mengandung fume yang mengalami kondensasi, zat-zat warna,
dan zat-zat lain yang akan mengumpul pada bilah kipas. Untuk
mengurangi terjadinya akumulasi ini, tubeaxial fan yang digunakan
sebaiknya berukuran besar yang bergerak pada kecepatan yang
rendah.
c. Vane Axial Fan
Axial Flow Fan tipe ini hanya digunakan di suatu ruang yang
udaranya bersih.
2. Centrifugal fans
a. Forward-Curved Blade Type
Fan ini dilengkapi dengan bilah kipas yang banyak dan
biasanya digunakan pada alat pendingin atau pemanas udara
dimana tekanan statik yang harus dihadapinya adalah rendah
sampai sedang. Fan tipe ini tidak dianjurkan untuk debu atau
fume yang dapat melekat pada bilah kipas yang berbentuk
melengkung dan ukurannya pendek karena hal ini dapat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
menyebabkan ketidakseimbangan dan pembersihan sulit
dilakukan.
b. Straight/Radial Blade
Fan tipe ini terutama digunakan bila kadar debu dalam
udara tempat kerja tinggi/sangat tinggi.
c. Backward Curved Blade
Fan tipe ini hanya digunakan di suatu ruang yang udaranya
bersih dan tidak mengandung fumes atau uap-uap.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I menambahkan klasifikasi
ventilasi buatan sebagai berikut :
1. Ventilasi sistem tertutup
Prinsipnya sama dengan local exhaust ventilation yang
menggunakan enclosure hood. Kecepatan yang sangat tinggi dari
kontaminan yang dipancarkan dari suatu sumber dan merupakan
bahan yang sangat beracun harus dikendalikan dengan proses isolasi,
dan untuk selanjutnya ventilasi pada ruang tersebut dilakukan dengan
menggunakan pengendalian jarak jauh. Tenaga kerja yang sewaktu –
waktu masuk keruangan tersebut perlu menggunakan alat pelindung
diri dilengkapi dengan breathing apparatus.
2. Ventilasi di area terbatas
Penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu sangat
berguna untuk mengurangi ontaminan yang ditimbulkan akibat
pekerjaan yang dikerjakan didalamnya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Djoko Marsudiono juga menambahakan klasifikasi ventilasi yaitu
Exhausted Encolsure dan Clean Room Ventilation. Exhausted
Enclosure pada prinsipnya sama dengan ventilasi system tertutup,
sedangkan clean room ventilation adalah mengusahakan agar debu
dalam ruangan kerja tetap dalam keadaan biasa seperti keadaan luar
ruangan. System pertukaran udara dari beberapa kamar yang saling
berhubungan dipasang filter yang mempunyai efisiensi tinggi untuk
memberikan udara segar yang ditempatkan sedekat mungkin kepada
tempat kerja. Filter mungkin untuk menutup salah satu dinding (sisi
ruangan) atau atao ruangan, dan dibuat lubang di salah satu sisi atau di
lantai ruangan untuk mengeluarkan kontaminan.
III.4 Pengetesan system ventilasi local (LEV)
Pengetesan dilakukan untuk mengetahui efektifitas ventilasi. Penggunaan
ventilasi yang mempunyai daya hisap rendah akan mempengaruhi daya hidup
kontaminan yang akan dipindahkan. Beberapa faktor yang akan mempengaruhi
kegagalan pemakaian ventilasi antara lain :
a. Laju aliran udara fan tidak mencukupi
b. Jarak berlebihan antara sumber dengan hood
c. Akumulasi debu berlebihan sehingga menimbulkan kehilangan
tekanan dan laju udara di bawah level
d. Aliran udara tidak dapat di control karena pengaruh luar
e. Kebocoran aliran pipa
f. Dan lain – lain
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi ventilasi seperti
desain, penempatan posisi, daya hisap kipas, dan lai – lain. Untuk
menghindari kegagalan pemakaian ventilasi seperti tersebut di atas perlu
dilakukan pengetesan laju alir udara yang ada pada saluran ventilasi, alat
yang di pakai adalah air flowmeter.
III. 5 Nilai Ambang Batas.
Penentuan NAB di tempat kerja bertujuan untuk memberikan
perlindungan tenaga kerja terhadap pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh debu,
terutama terhadap efek kumulatif dari debu. Tenaga kerja harus dilindungi
terhadap debu yang berlebihan dan diusahakan agar kadar debu tidak melebihi
NAB yang keluar dari suatu proses kegiatan kerja, bik bahaya akut maupun
menahun.(Wildana,2007)
Nilai ambang batas bahan – bahan kimia berupa debu – debu mineral
dalam lingkungan kerja yang ditetapkan oleh komisi tetap nilai ambang batas
bahan kimia menurut SK Menteri Tenaga Kerja No. SE – 01/MEN/1997 adalah
debu 10mg/m3. Pertimbangan untuk menentukan NAB dari suatu zat dalam
lingkungan kerja supaya :
1. Tidak terjadi penakit akibat kerja yang bersangkutan sesudah lama
bekerja.
2. Tidak terjadi atau tidak ada perubahan kerentanan dan terjadi
perluasan penyakit.
3. Tidak terganggu daya kerja.
4. Tidak terdapat gangguan keselamatan kerja dari sebagian besar tenaga
kerja.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
III.6 Penyakit Akibat Kerja(PAK)
Menurut World Health Organization (WHO), Penyakit akibat kerja (PAK)
adalah penyakit yang ada hubungannya dengan sebab spesifik pada pekerjaan
yang dapat di identifikasikan, diukur bahkan dikontrol.(Depkes RI,2002)
Definisi PAK menurut pasal 1 Keppres No. 22 tahun 1993 adalah
penyakit yang timbul karena hubungan kerja atau lingkungan kerja.(Depkes
RI,2002)
Penyakit akibat kerja ditetapkan berdasarka karakteristik penyebab dan
proses terjadinya lambat. Bila proses terjadinya cepat atau mendadak disebut
kecelakaan. Denga demikian, penyakit akibat kerja adalah penyakit yang murni
ditimbulkan ole pekerjaan atau lingkungan kerja. Etiologi penyakit akibat kerja
jelas dapat ditentukan di tempat kerja. Menetapkan adanya penyakit akibat kerja
dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain :
1. Ganti rugi kompensasi atau asuransi.
2. Pencegahan penyakit sebagai tindakan preventif sebelum penyakit yang
disebabkan karena pekerjaan muncul.
3. Pengobatan penyakit sebagai tindakan kuratif karena pekerjaan dan atau
keluarganya menderita sakit.
4. Tindakan rehabilitative agar pekerja dapat kembali secara normal.
5. Laporan atau catatan medis untuk kepentingan analisa data secara
statistik. Dan lain – lain.
Pada penyakit hubungan kerja, faktor – faktor pekerjaan berinteraksi
dengan faktor – faktor pekerjaanlah yang mempunyai peranan penting. Dengan
demikian ada perbedaan antara penyakit akibat kerja dengan penyakit karena
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
hubungan kerja. Perbedaan kedua penyakit tersebut antara lain dapat dijelaskan
bahwa sebagai berikut :
1. Penyakit akibat kerja :
a. Faktor pekerjaan merupakan faktor etiologi yang predominan.
b. Berkaitan antara penyebab dan efek, antara potensi bahaya dan
penyakit.
c. Faktor penyebab murni dari pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Penyakit hubungan kerja :
a. Faktor pekerjaan berinteraksi dengan faktor – faktor lain
sehingga timbul penyakit.
b. Faktor penyebab merupakan multi faktorial (penyebab ganda
atau kompleks).
Titik berat dari usaha kesehatan kerja adalah pada usaha preventif
walaupun usaha kuratif tidak ditinggalkan. Dan lingkungan kerja yang menjadi
salah satu faktor penyebab terhadinya gangguan / penyakit harus mendapatkan
perhatian yang besar. Banyak upaya yang dapat dipergunakan dalam rangka
merencanakan dan melaksanakan pengendalian bahaya yang ada, sebagai salah
satu cara pencegahan adanya penyakit akibat kerja adalah pengenalan potensi
bahaya yang merupakan langkah pertama, yang selanjutnya dilakukan evaluasi
potensi bahaya yang ada pada semua tempat kerja, karena tidak ada tempat kerja
yang bebas dari potensi bahaya.(Tarwaka, 2008)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
III.7 Pedoman Keselamatan Kerja
Setiap kecelakaan adalah suatu kerugian dan kerusakan yang selalu
mengancam jiwa dan harta benda baik terhadap tenaga kerja, keluarganya
maupun pengusaha. Maka upaya pencegahan kecelakaan merupakan suatu hal
yang tidak bisa ditawar dalam upaya memberikan perlindungan kepada seluruh
asset perusahaan
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek – aspek yang cukup luas yaitu
perlindungan keselamatan, kesehatan, dan pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Tenaga kerja
harus memperoleh perlindungan dari berbagai bahaya disekitarnya dan pada
dirinya yang dapat menimpa dan mengganggu dirinya sendiri serta pelaksanaan
pekerjaannya.
Keselamatan kerja adalah sarana untuk mencegah kecelakaan, cacat, dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja di temapt kerja yaitu :
1. Kebijakan yang diarahkan pada pencegahan kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja dan gangguan terhadap lingkungan.
2. Pengembangan program rehabilitasi yang komprehensif agar para
pekerja yang cedera dapat bekerja kembali.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
III.8 Higiene Perorangan
Higiene perorangan di tempat kerja dapat dicapai antara lain dengan
menjelaskan pada pekerja, bagaimana misalnya membatasi pembentukan debu,
dan sedapat mungkin menghindari kontak antara bahan berbahaya denga kulit.
Juga menerangkan pemakaian alat – alat kerja, sarung tangan dll secara benar.
Peraturan saja tidak cukup, tetapi harus dilaksanakan. Haruslah
diperhatikan, bahwa pekerja dapat mengerti peraturan yang ada. Kurangnya
tanggung jawab sosial dan intelegensia pemberi kerjalah yang menybabkan
timbulnya bahaya kerja karena cara yang salah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB IV
Kerangka Konseptual
Faktor lingkungan : 1. Faktor Fisik 2. Faktor Psikologis 3. Faktor Biologis 4. Faktor Fisiologis 5. Faktor Kimia
Karakeristik tenaga kerja : Umur Pendidikan Lama kerja
Sumber kontaminan di udara
Jenis pekerjaan
Kadar kontaminan udara di lingkungan tempat kerja
Penerapan LEV : a. Kondisi komponen
local exhaust ventilation. Desain duct Desain hood Jenis Air cleaner Jenis Fan Bahan untuk membuat LEV.
b. Peran LEV
PAK Keluhan Subyektif
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Efek negatif selain disebabkan oleh debu itu sendiri juga diperparah
dengan kondisi lingkungan kerja yang buruk (faktor fisik, kimia, biologis,
fisiologis dan psikologis) dan jenis pekerjaan yang berat. Apabila usaha
pengendalian yang telah dilakukan tidak sempurna maka tenaga kerja yang
berada ditempat kerja itu akan mengalami keluhan seperti keluhan pernapasan,
keluhan pada kulit, dan keluhan pada mata. Karakteristik dari tenaga kerja yang
bekerja ditempat itu juga mempengaruhi tingkat keluhan yang mereka rasakan.
Jika pemaparan debu tersebut terus berlanjut dalam waktu yang lama akan
menyebabkan terjadinya penyakit akibat kerja (PAK).
Komponen dari ventilasi local atau local exhaust ventilation terdiri dari
hood, duct, air cleaner, dan fan. Desain dan jenis masing – masing komponen
harus memenuhi persyaratan yang telah direkomendasikan dan bahan yang
digunakan harus tahan korosi hal ini agar bertujuan local exhaust ventilation
dapat bekerja secara optimal dan tidak cepat mengalami kerusakan yang
diakibatkan karena terjadi korosi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB V
METODE PENELITIAN
V.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini apabila dilihat dari segi tempatnya termasuk penelitian
lapangan, dari cara pengambilan data termasuk observasional. Sedangkan dilihat
dari segi waktunya termasuk penelitian cross sectional karena waktu
pelaksanaannya hanya sebentar. Dilihat dari sifat dan sistem analisanya, peneitian
ini termasuk penelitian deskriptif.
Peneitian deskriptif adalah studi untuk melukiskan secara akurat sifat dari
beberapa fenomena, kelompok atau individu. (Nazir,1988)
V.2 Obyek Penelitian
Objek penelitian adalah tempat kerja bagian produksi terutama bagian
offset area cetak basah yang diteliti dan seluruh karyawan didalamnya meliputi
bagian produksi yang diteliti.
V.3 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian di bagian produksi terutama bagian offset area cetak
basah yang berdebu dan menggunakan pemakaian ventilasi industri terutama
local exhaust ventilation, sedangkan waktu penelitian dari awal proposal bulan
maret dan pengambilan data dan pengolahan bulan mei 2010.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
V.4 Variabel, cara pengukuran dan definisi operasional
No Variebel Operasional
Definisi operasional
Cara Pengukuran
Kriteria Skala
1 Umur Usia pekerja pada saat penelitian dilakukan.
Menggunakan kuesioner
- Rasio
2 Pendidikan Tingkat pendidikan terkahir pekerja pada saat penelitian ini dilakukan : - ST - STM - Perguruan
tinggi
Menggunakan Kuesioner
- Rasio
3 Masa Kerja Lama kerja pekerja di bagian cetak offset dari awal bekerja sampai pengambilan sampel dilakukan.
Menggunakan kuesioner
- Rasio
4 Kondisi komponen local exhaust ventilation.
Hood. Ducting system
Melakukan wawancara dan observasi. Melakukan wawancara dan observasi.
1. Baik, jika desain dari hood sesuai dengan yang dianjurkan dan bahan untuk membuat hood tahan korosi.
2. Buruk, jika desain dari hood tidak sesuai dengan yang dianjurkan dan bahan untuk membuat hood tidak tahan korosi atau bocor.
1. Baik, jika desain dari duct system sesuai dengan yang
Nominal Nominal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
dianjurkan dan bahan untuk membuat duct tahan korosi.
2. Buruk, Jika desain dari ducting system tidak sesuai dengan yang dianjurkan dan bahan yang tidak digunakan tidak tahan korosi.
4 Kondisi komponen local exhaust ventilation.
Air cleaner Fan
Melakukan wawancara dan lembar observasi. Melakukan wawancara dan observasi.
1. Baik, jika jenis air cleaner yang dipakai dapat mengendalikan kontaminan yang ada di udara dan bahan yang digunakan tahan korosi.
2. Buruk, jika jenis air cleaner yang dipakai tidak dapat mengendalikan kadar kontaminan di udara dan bahan yang tidak digunakan tidak tahan korosi.
1. Baik, jika jenis fan yang digunakan adalah centrifugal dan letaknya berada dibelakang air cleaner.
2. Buruk,jika jenis fan yang digunakan adalah bukan centrifugal dan letaknya berada di depan air cleaner.
Nominal Nominal
5 Peran local exhaust ventilation.
Kemampuan local exhaust ventilation
Melakukan wawancara.
1. Baik, jika tidak ada keluhan kesehatan
Nominal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
dalam mengendalikan kadar kontaminan di udara yang didekati dengan menanyakan keluhan subyektif akibat terpapar.
akibat terpapar.
2. Buruk, jika ada keluhan kesehatan akibat terpapar.
6 Keluhan subyektif pekerja
Ada atau tidaknya keluhan kesehatan yang diakibatkan paparan dari kontaminan
Melakukan kuesioner dan wawancara.
1. Ada, jika pekerja mengalami keluhan subyektif.
2. Tidak ada, jika pekerja tidak mengalami keluhan subyektif.
Nominal
Keluhan subyektif adalah keluhan yang dirasakan oleh tenaga kerja
sehubungan dengan paparan tersebut yang meliputi :
1. Keluhan pernafasan seperti batuk, bersin – bersin, hidung tersumbat,
batuk berdahak, asma dan nyeri dada.
2. Keluhan kulit seperti gatal – gatal, kulit terasa panas dan timbul bintil –
bintil merah.
3. Keluhan mata seperti mata kemasukan debu, mata terasa gatal dan mata
terasa perih.
V.5 Teknik dan instrument pengambilan data
1. Data primer
a. Observasi
Pengamatan secara langsung pada tempat kerja mengenai
kondisi local exhaust ventilation yang digunakan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
b. Wawancara
Wawancara dengan tenaga kerja mengenai peran LEV dan
bahan yang digunakan untuk membuat komponen LEV serta
keluhan yang dialami pekerja.
c. Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner mengetahui penilaian kondisi tempat kerja
oleh karyawan dan keluhan subyektif tenaga kerja yang
berhubungan dengan akibat pemaparan debu serta informasi
lain yang diperlukan.
2. Data sekunder
Berupa gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, proses
produksi dan lain – lain. Data tersebut bukan berasal dari peneliti melainkan
diambil dari sumber terkait di perusahaan.
V.6 Teknik pengolahan dan analisis data
Data yang sudah terkumpul diolah dengan menggunakan analisis
deskriptif yaitu menggambarkan hal yang ditemukan di lapangan kemudian
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB VI
HASIL PENELITIAN
VI.1. Gambaran Umum Perusahaan
VI.1.1 Sejarah Perusahaan
Sejarah singkat perusahaan PT. Gudang Garam tbk. (perseroan), yang
semula bernama PT. Perusahaan Rokok tjap “ Gudang Garam ” Kediri ( PT.
Gudang Garam ) didirikan dengan akte Suroso SH, wakil notaris sementara di
Kediri, tanggal 30 juni 1971 No.13, akte – akte ini disetujui oleh menteri
kehakiman dengan No. J. A. 5 / 197 / 7 tanggal 17 nopember 1971 didaftarkan di
pengadilan negeri Kediri No. 31 / 1971 tanggal 26 Nopember 1971. Anggaran
dasar perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir
dalam rangka penyesuaian dengan Undang – Undang No. 1 tahun 1995 tentang
perseroan terbatas dilakukan dengan akte Wachid Hasyim SH, notaris Surabaya
tanggal 19 Juni 1997 No. 58, antara lain merubah nama perseroan menjadi PT.
Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk, akte ini disetujui oleh menteri
kehakiman dengan No. C2. 873 HT. 01. 04. Th. 98 tanggal 19 Maret 1998
didaftarkan dengan No. TDP 13111300014 pada kantor pendaftaran perusahaan
kotamadya Kediri, agenda No. 17 / BH. 13. 11 / VI / 1998 dan diumumkan dalam
tambahan No.4462 pada berita Negara No. 26 tanggal 4 agustus 1998.
Dengan ijin menteri keuangan pada tanggal 17 juli 1990, perseroan telah
melakukan penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah
57.807.800 saham nominal Rp. 1000 per saham. Dengan surat tanggal 2 Agustus
1990 telah disetujui untuk dicetak di bursa efek Jakarta saham yang sama.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Salah satu anak perusahaan dari PT. Gudang Garam, Tbk. yaitu PT.
Gudang Garam, Tbk. DIREKTORAT GRAFIKA di antaranya memproduksi
berupa barang – barang cetakan offset seperti etiket, outer, pembungkus rokok,
barang – barang cetakan fine packaging, laminated paper board, corrugated
carton box, tinta offset, gravurewater based, silinder cetak. Jumlah tenaga kerja
shift pertama sebanyak 17 orang dengan jumlah tenaga kerja non shift 1.118
orang. Pada unit perbengkelan antara lain mesin – mesin yang digunakan adalah
jenis vertical machining model, tools grinder model, precision universal cylinder,
horizontal surface grinding, universal tools grinding, legal lathe model, shaping
machine model B, universal miling machine, drilling dan milling machine, dan
lain – lain.
VI.1.2. Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Gudang Garam Tbk, Direktorat Grafika terletak di jalan
Letjen Sutoyo No. 55 Waru, Sidoarjo – Jawa Timur, Indonesia.
VI.1.3. Tujuan dan Lapangan Usaha
Tujuan Perusahaan
1. Menjadi percetakan kemasan rokok berskala internasional.
2. Memuaskan pelanggan dengan menghasilkan produk sesuai dengan
persyaratan pelanggan yang berfokus pada quality, cost, dan delivery.
Melalui budaya kerja yang berbasis kinerja dan terfokus pada
perbaikan yang berkelanjutan, serta membangun sumber daya
manusia yang berkompeten.
3. Menjadi yang terdepan dalam mutu produk dan pelayanan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
4. Memberikan nilai tambah kepada pelanggan dengan membantu
mereka dalam pengembangan kebutuhan kemasanyang kompetitif dan
memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.
VI.1.4. Kebijakan Mutu
1. Lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja ( LK3 )
Memuaskan pelanggan dengan menghasilkan produk sesuai
persyaratan pelanggan didalam suasana lingkungan kerja yang
BERSIH – TERATUR – NYAMAN dan HARMONIS.
2. Mutu produk dan pelayanan
- Berdasarkan persyaratan spesifikasi pelanggan.
- Pengendalian dan penyempuranaan proses termasuk metode dan
teknologi sehingga memberi nilai tambah kepada pelanggan.
3. Delivery
Pengendalian mulai dari incoming material, proses produksi sampai
dengan pengiriman, agar delivery ontime dan kuantitas memenuhi
permintaan pelanggan.
4. Produktivitas
Penyempurnaan proses menerus agar waste rendah pada kualitas dan
kuantitas yang tinggi tanpa mengabaikan faktor lingkungan dan
kesejahteraan karyawan.
5. Kompetensi
Menjamin pelaksanaan proses yang bermutu dengan peningkatan
kompetensi terus – menerus dan system penilaian dan pelatihan yang
memadai.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VI.2. Struktur Organisasi .
Bagian Cetak OFFSET
Kepala Seksi Cetak
Kepala sektor cetak kering
Kepala pelayanan cetak basah
Operator kepala cetak basah
Operator kepala cetak basah
Operator cetak basah
Operator kepala cetak kering
Operator cetak kering
Tata Usaha Proses
Petugas Proses
Petugas Kepegawaian
Seksi Potong & Sortir
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VI.3. Teknik dasar cetak offset pada mesin duo.
Mesin cetak offset terdiri dari tiga buah silinder utama, yaitu silinder plat,
silinder blanket, dan silinder impression. Karena dalam cetak offset tinta harus
melalui blanket terlebih dahulu sebelum mencapai permukaan bahan cetak, amak
cetak offset termasuk teknik cetak tidak langsung. Pelat cetak offset terdiri dari
dua bagian, yaitu image area yang nantinya akan membentuk gambar dan non
image area.
Cetak offset disebut juga chemical printing technique, karena dalam
prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak – menolak anatara air dan
minyak. Air yang dimaksud adalah air pembasah yang digunakan dalam cetak
offset, dan minyak dianalogikan sebagai tinta yang digunakan dalam proses
cetak. Bagian image area pada plat cetak offset terbuat dari lapisan oleophylic
yang bersifat menolak air dan menerima tinta. Sebaliknya bagian non image area
terbuat dari lapisan hidrophylic yang menerima air dan akan menolak tinta.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VI.4. Kondisi Local Exhaust Ventilation di bagian offset area cetak
basah pada mesin duo.
Peneliti mengambil bahan penelitian pada mesin duo di area cetak basah
yang menggunakan local exhaust ventilation dimana kontaminan udara yang
dikendalikan masih ada yang lolos keluar dari local exhaust ventilation.
1. Kondisi hood.
Gambar VI. 1. Hood pada mesin duo 7 warna. Sumber : Data Primer
a. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hood yang digunakan
adalah hood jenis enclosing hood tipe machine enclosure yang
sudah terpasang permanen dan menempel di mesin duo sehingga
memungkinkan powder dan suhu panas yang terhisap ke dalam
hood.
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kabag dan kasi bagian offset
diperoleh informasi bahwa bahan yang digunakan untuk membuat
hood terbuat dari logam campuran yang tidak mudah panas dan
dirancang sedemikian rupa dari produsen pabrik mesin duo supaya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
tidak terjadi lolosnya partikel – partikel pada saat udara dihisap
oleh hood.
c. Berdasar hasil pengamatan, kondisi desain hood pada mesin duo
terletak dibawah. Karena powder dikeluarkan atau di spray ke
arah bawah supaya peran hood lebih efektif dalam menangkap
partikel – partikel powder yang masanya sedikit lebih berat.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi hood secara
umum dalam kriteria bagus, hal ini disebabkan desain dari hood sesuai dengan
yang dianjurkan walaupun bahan yang digunakan bahan logam campuran dan
jenisnya enclosing hood tipe machine enclosure.
2. Kondisi duct.
Ducting
Ducting
Ducting
Ducting
Gambar VI. 2. Duct pada mesin duo 7 warna. Sumber : Data Primer
a. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk dari duct yang
digunakan sudah benar yaitu duct berbentuk silinder. Karena
duct bentuk silinder lebih baik dari pada berbentuk balok.
b. Desain ducting.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan desain ducting
sudah bagus karena pada dasarnya menggunakan selang
fleksibel yang berukuran 6 inchi sehingga untuk membentuk
elbow tidak lebih dari 2 dan 2 ½ diacenter line radius
memungkinkan aliran udara tidak terganggu dan berjalan
lancar.
c. Berdasarkan hasil wawancara dengan mekanik mesin duo,
terdapat 2 (dua) ducting dimana yang satu duct untuk powder
dan satu lagi duct untuk mengendalikan panas. Bahan yang
digunakan untuk duct adalah plastik keras khusus dimana
perusahaan hanya dapat membeli sparepart tersebut dari
produsen pabrik mesin berasal. Kondisi duct yang untuk
mengendalikan panas pada mesin tidak dapat maksimal
dikarenakan ducting dalam keadaan pecah - pecah dan untuk
menutupi hal tersebut, mekanik hanya memperbaiki duct yang
lubang dan pecah dengan menggunakan selotip seadanya
untuk pencegahan jangka pendek. Maka udara panas sedikit
dirasakan oleh tenaga kerja yang bekerja pada mesin duo
tersebut.
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi duct
secara umum dalam kriteria sedang karena kondisi duct tidak sesuai dengan yang
direkomendasikan. Bahan yang digunakan untuk duct terutama mengendalikan
panas kurang tepat.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
3. Kondisi air cleaner.
Gambar VI. 3. Air Cleaner pada mesin duo 7 warna. Sumber : Data Primer
a. Beradasarkan hasil wawancara dengan kabag dan kasi bagian
offset, air cleaner yang digunakan untuk powder sudah benar
yaitu bag filter karena paling efisisen dalam memisahkan
partikel – partikel debu yang halus dan kering dari aliran
udara. Sedangkan filternya berjenis plate – type precipitator
dengan bentuk plat – plat tipis memutar seperti silinder
memanjang. Pada LEV untuk mengendalikann udara panas,
menggunakan filter khusus dimana mekanik belum
memperbolehkan peniliti untuk banyak mengetahui karena
menggunakan bahan khusus yang digunakan untuk
mengendalikan panas.
b. Berdasarkan hasil wawancara sekaligus pengamatan dengan
kabag dan kasi bagian offset, untuk LEV mengendalikan
powder cara kerja dengan menggunakan filter yang berbentuk
plat – plat tipis memutar seperti silinder memanjang terbukti
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
efisien. Udara bersih mengalir ke atas dan filter juga berputar
sehingga benar – benar tidak ada powder yang lolos dan dapat
jatuh tepat di tempat pembuangan. Untuk baghousenya
dilakukan pembersihan 3 minggu sekali atau setiap ada
pergantian job order.
c. Berdasarkan hasil pengamatan, untuk LEV yang
mengendalikan udara panas letak air cleaner kurang tepat
dimana fan sebelum air cleaner.
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahawa kondisi air
cleaner secara umum dalam kriteria baik karena jenis air cleaner dapat dipakai
secara efisien dalam mengendalikan powder. Sedangkan untuk mengendalikan
udara panas masih kurang memadai dalam penempatannya.
4. Kondisi fan
a. Berdasarkan hasil keterangan yang ada di lapangan dan
keterangan dari kabag dan kasi bagian offset, fan yang
digunakan sudah benar yaitu jenis centrifugal fan hal ini dapat
dilihat dari guardian fan, untuk tipe bilah yang ada di
centrifugal fan untuk mengendalikan powder adalah tipe
backward curved blade sedangkan untuk fan yang
mengendalikan panas adalah tipe forward curved blade.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Gambar VI.4. Backward curved blades dan forward cirved blades Sumber : Ventilasi Industri, A. Siswanto, Surabaya, 1991
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kabag dan kasi bagian
offset, bahan yang digunakan untuk membuat fan tidak dapat
diketahui karena belum ada perbaikan secara khusus untuk fan
terutama jika ada kerusakan pada fan.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi fan secara
umum dalam kriteria sedang karena jenis fan sudah tepat yaitu centrifugal fan
tipe backward curved blade dan forward curved blade tetapi letak fan untuk tipe
forward curved blade berada di belakang air cleaner.
VI.5. Peran local exhaust ventilation di bagian offset pada kondisi dan
sekitar mesin duo.
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan tenaga kerja di bagian
offset area cetak basah, peran local exhaust ventilation dalam mengendalikan
debu dan panas di udara sekitar mesin duo dan lingkungan kerja area cetak basah
belum bisa optimal karena ada bagian dari duct yang masih ada retakan kecil
sehingga udara panas dan powder yang digunakan sedikit berhamburan keluar
dalam waktu yang sering sehingga dapat mengganggu kenyamanan kerja dan
keluhan kesehatan terhadap pekerja di bagian offset terutama area cetak basah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa peran dari local
exhaust ventilation dalam kriteria sedang, kerana local exhaust ventilation belum
bisa bekerja secara optimal dalam mengendalikan debu dan udara panas dari
mesin duo.
VI.6. Pemeriksaan laju aliran udara dalam saluran ventilasi lokal di
bagian offset area cetak basah pada mesin duo.
Dari hasil wawancara dengan kabag dan kasi bagian offset bahwa
pemeriksan laju aliran udara dalam saluran ventilasi local dilakukan setiap 3
minggu sekali dan setiap ada pergantian job order serta 6 bulan dan 1 tahun
sekali untuk perawatan rutin dilakukan oleh bagian mekanik. Bukan hanya pada
local exhaust ventilation saja, tetapi seluruh bagian mesin duo dan mesin –
mesin lainnya yang berada di bagian offset area cetak basah dan kering.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VI.7. Karakteristik dan keluhan Subyektif yang dirasakan oleh
pekerja di bagian offset area cetak basah.
Karakteristik 35 tenaga kerja responden yang bekerja di bagian offset area
cetak basah.
1. Distribusi tenaga kerja menurut umur.
Tabel VI.1. Distribusi tenaga kerja menurut umur di bagian offset area cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat Grafika tahun 2010.
Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%) 24 – 29 2 5,7 30 – 36 5 14,3 37 – 43 8 22,8 44 – 50 15 42,9 51 – 57 5 14,3 Total 35 100
Sumber : data primer
Berdasarkan Tabel VI. 1 di atas dapat diketahui bahwa tenaga
kerja di bagian offset area cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat
Grafika memiliki umur terbanyak pada interval 44 - 50 tahun yaitu
sebesar 42,9 %.
2. Distribusi Tenaga Kerja Menurut Masa Kerja
Tabel VI.2. Distribusi tenaga kerja menurut masa kerja di bagian offset area cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat Grafika tahun 2010.
Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase (%) < 9 2 5,7
10 – 15 10 28,7 16 – 21 7 20 22 – 27 8 22,8 28 – 34 8 22,8 Total 35 100
Sumber : data primer
Berdasarkan Tabel VI. 2 di atas dapat diketahui bahwa tenaga
kerja di bagian offset area cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Grafika memiliki masa kerja terbanyak pada interval 10 - 15 tahun yaitu
sebesar 28,7 %.
3. Distribusi tenaga kerja menurut pendidikan formal.
Tabel VI.3. Distribusi tenaga kerja menurut pendidikan formal di bagian offset area cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat Grafika tahun 2010.
Pendidikan Formal
Frekuensi Persentase (%)
SLTP / ST 5 14,4 SLTA / STM 20 57,1
Perguruan Tinggi 10 28,5 Total 35 100%
Sumber : data primer
Berdasarkan Tabel VI. 3 di atas dapat diketahui bahwa tenaga
kerja di bagian offset area cetak basah PT. Gudang Garam, Tbk Direktorat
Grafika memiliki pendidikan formal terbanyak pada interval SLTA / STM
yaitu sebesar 57,1%.
4. Keluhan yang berhubungan dengan pernafasan.
Tabel VI.4. Distribusi hasil survey keluhan pernafasan yang di alami tenaga kerja.
Sumber : data primer
Presentase % NO Jenis Keluhan Pernafasan Ya(n) Ya(%) Tidak(n) Tidak(%)
1. Batuk 4 11,5 31 88,5 2. Batuk Berdahak 0 0 35 100 3. Hidung Tersumbat 6 17 29 83 4. Sesak Nafas/asma 0 0 35 100 5. Bersin – bersin 0 0 35 100 6. Nyeri dada 9 26 26 74 7. Lainnya 0 0 35 100
Dari tabel di atas didapatkan bahwa keluhan pada pernafasan yang
dialami oleh tenaga kerja berupa batuk ( 11,5% ), hidung tersumbat ( 17% ),
nyeri dada ( 26,% ).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
5. Keluhan pada mata.
Tabel VI.5. Distribusi hasil survey keluhan pada mata yang di alami tenaga kerja.
Presentase % NO
Jenis Keluhan Pernafasan Ya (n) Ya(%) Tidak (n) Tidak (%)
1. Kelilipan 0 0 35 100 2. Gatal 0 0 35 100 3. Pedas 4 11,5 31 88,5 4. Lainnya 0 0 35 100
Sumber : data primer
Dari table di atas didapatkan bahwa keluhan pada mata yang dialami oleh
tenaga kerja berupa pedas ( 11,5% ).
6. Keluhan pada kulit.
Tabel VI.6. Distribusi hasil survey keluhan pada kulit yang di alami tenaga kerja.
Presentase % NO Jenis Keluhan Kulit Ya (n) Ya(%) Tidak (n) Tidak(%)
1. Gatal – gatal 0 0 35 100 2. Terasa panas 9 26 26 74 3. Timbul bintil – bintil 0 0 35 100 4. Lainnya 0 0 35 100
Sumber : data primer
Dari table di atas didapatkan bahwa keluhan pada kulit yang dialami oleh
pekerja terasa panas ( 26% ).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
7. Distribusi tabulasi silang lama kerja dengan keluhan subyektif yang di
alami tenaga kerja.
Tabel VI.7. Distribusi tabulasi silang lama kerja dan keluhan subyektif yang di alami tenaga kerja.
Keluhan subyektif yang dirasakan Ya Tidak
Masa Kerja
n % n % < 9 2 40 0 0
10 – 15 3 60 7 23,3 16 – 21 0 0 7 23,3 22 – 27 0 0 8 26,7 28 – 34 0 0 8 26,7 Total 5 100 30 100
Dari tabel VI.7. didapatkan bahwa pekerja yang mengalami keluhan
subyektif sebagian besar (60%) bermasa kerja 10-15 tahun. Pekerja yang tidak
mengalami keluhan subyektif sebagian besar (26,7%) adalah bermasa kerja 22-27
dan 28-34 tahun.
8. Distribusi tabulasi silang umur dan keluhan subyektif yang di alami
tenaga kerja.
Table VI.8. Distribusi tabulasi silang umur pekerja dan keluhan subyektif yang di alami tenaga kerja.
Keluhan subyektif yang dirasakan Ya Tidak
Umur pekerja
n % n % 24 – 29 2 40 0 0 30 – 36 3 60 2 6,7 37 – 43 0 0 8 26,7 44 – 50 0 0 15 50 51 – 57 0 0 5 16,6 Total 5 100 30 100
Dari tabel VI.8. didapatkan bahwa pekerja yang mengalami keluhan
subyektif sebagian besar (60%) berumur 30-36 tahun. Pekerja yang tidak
mengalami keluhan subyektif sebagian besar (26,7%) adalah berumur 37-43
tahun.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Hygiene perorangan dan lingkungan tempat kerja yang bekerja di area
cetak basah dan kering membersihkan diri setelah kontak dari material bahan
cetak produksi dengan menggunakan solvent yang di campur minyak tanah
kemudian di bilas air dan sabun dengan air mangalir untuk menghilangkan oil
based ink yang kontak dengan kulit. Untuk jenis solvent, tinta, dan powder yang
digunakan peneliti tidak diperbolehkan melihat MSDS dikarenakan rahasia
perusahaan tapi, berdasarkan wawancara dengan kabag bagian offset, solvent
tinta, dan powder yang digunakan tetap aman kontak dengan tenaga kerja.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB VII
PEMBAHASAN
VII.1 Kondisi Local Exhaust Ventilation pada mesin duo di bagian
offset area cetak basah.
1. Kondisi Hood.
Berdasarkan hasil penelitian kondisi hood secara umum dalam
kriteria baik, hal ini disebabkan hood yang digunakan pada mesin duo di
bagian offset area cetak basah menggunakan jenis enclosure hood hood
tipe machine enclosure ini sangat efektif dalam menghisap sebagian besar
kontaminan langsung masuk dalam hood tanpa ada kontaminan yang
masih terbuang atau lolos dari area hisapan hood.
2. Kondisi Duct.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
kondisi duct secara umum dalam kriteria kurang memadai karena :
a. Bahan yang digunakan dalam ducting system sendiri tidak
tahan terhadap panas karena terbuat dari bahan jenis karet dan
plastik sehingga keadaan duct jika dibiarkan dalam jangka
waktu lama akan retak dan pecah hal ini akan berpengaruh
menyebabkan friction lose dan dynamic lose sehingga
membuat aliran udara yang akan dibuang jadi tidak lancar dan
mengurangi kinerja fan.
b. Ukuran masing – masing elbow yang diterapkan sudah tepat
sesuai yang di rekomendasikan oleh ACGIH, 1988 yaitu 2 dan
2 ½ diameters diacenter line radius, dengan ukuran tersebut
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
diharapkan bentuk elbow tidak terlalu tajam dan bentuk elbow
akan menikung secara perlahan – lahan sehingga turbulensi
udara dalan duct tidak terlalu besar.
c. Bentuk dari ducting system sudah benar yaitu silinder. Karena
aliran udara dalam duct yang berbentuk silinder lebih lancar
dari pada aliran udara pada duct yang berbentuk balok, hal ini
disebabkan karena turbulensi udara dalam aliran duct yang
berbentuk balok lebih besar dari pada yang berbentuk silinder.
3. Kondisi Air Cleaner.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
kodisi air cleaner secara umum dalam kriteria baik karena :
a. Air cleaner yang digunakan untuk mengendalikan powder
adalah jenis bag filter karena salah satu air cleaner yang
paling efisisen dalam memisahkan partikel – partikel debu
yang halus dan kering dari aliran udara. Sedangkan filternya
mengadaptasi plate – type precipitators untuk lebih efektif
tidak ada kontaminan dari powder dari yang masih lolos.
Sehingga udara yang akan dikeluarkan benar – benar bersih.
b. Air cleaner yang digunakan untuk mengendalikan panas
adalah jenis adsorbtion karena berdasarkan hasil wawancara
dengan mekanik, jenis filter ini paling efisien sedangkan untuk
bahan yang digunakan oleh filter ini menggunakan bahan
khusus maka peneliti tidak diperbolehkan untuk tahu lebih
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
lanjut mengenai bahan filter yang digunakan pada air cleaner
adsorbtion.
4. Kondisi Fan.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
kondisi fan secara umum dalam kriteria sedang karena :
a. Fan yang digunakan untuk mengendalikan panas dan powder
pada mesin duo adalah jenis centrifugal fan menggunakan tipe
backward curved blade untuk mengendalikan powder dan
forward curved blade untuk mengendalikan panas.
b. Bahan yang digunakan untuk membuat fan tidak diketahui
oleh peneliti karena fan tertutupi oleh guard yang rapat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan mekanik bahan yang
digunakan adalah logam campuran tahan panas.
c. Penempatan fan untuk mengendalika panas berada di depan
air cleaner penempatan ini kurang tepat karena panas yang
dihisap akan langsung kontak dengan bilah fan. Menurut
A.Siswanto, 1991 seharusnya fan berada dibelakang air
cleaner dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada bilah fan. Oleh karena itu jika fan diletakkan di belakang
air cleaner maka udara yang dihisap adalah udara yang bersih
sehingga fan tidak akan mudah rusak.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VII.2. Peran local exhaust ventilation di bagian offset pada kondisi
dan sekitar mesin duo.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran local
exhaust ventilation dalam kriteria baik meskipun permasalahan pada duct yang
masih ada kebocoran hanya di tambal menggunakan selotip seadanya dan
keadaan sekitar lingkungan kerja yang masih terdapat debu dari powder yang
berasal dari lubang selotip pada duct yang masih mengalami kebocoran.
VII.3. Pemeriksaan laju aliran udara dalam saluran ventilasi lokal di
bagian offset area cetak basah ada mesin duo.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laju
aliran udara dalam pemeliharaan saluran local exhaust ventilation system dalam
kriteria baik karena pemeliharaan yang dilakukan oleh bagian mekanik adalah
kondisi seluruh mesin produksi yang ada pada mesin duo secara keseluruhan
termasuk komponen local exhaust ventilation saja. Hal ini kurang tepat karena
jika yang diperiksa kondisi komponen saja maka tidak dapat diketahui apakah
kerja local exhaust ventilation di bagian offset area cetak basah pada mesin duo
masih efektif atau tidak dalam mengendalikan kontaminan. Seharusnya selain
memeriksa kondisi komponen local exhaust ventilation juga melakukan
pengetesan terhadap laju alir udara yang ada pada saluran ventilasi bertujuan
menghindari kegagalan pemakaian sistem ventilasi. Dengan pengetesan laju alir
udara dapat pula diketahui komponen apa saja yang mengalami kerusakan
sehingga hal ini dapat mencegah terjadinya gangguan terhadap local exhaust
ventilation pada saat proses produksi berlangsung.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VII.4. Karakteristik tenaga kerja
Karakteristik tenaga kerja di bagian offset area cetak basah dan kering
PT. Gudang Garam, Tbk. Direktorat Grafika dilihat dari umur, masa kerja, dan
pendidikan formal yang ditempuh tenaga kerja.
Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa umur tertua tenaga kerja yang
bekerja di di bagian offset area cetak basah dan kering PT. Gudang Garam, Tbk.
Direktorat Grafika. paling lama adalah umur 55 tahun dan yang paling muda
adalah umur 24 tahun. Jumlah golongan umur yang terbanyak ialah umur 44 – 50
tahun yaitu sebanyak 42,9 % dan yang paling sedikit ialah golongan umur 24-29
tahun sebesar 5,7 %. Dilihat dari masa kerja tenaga kerja bekerja, paling banyak
tenaga kerja memiliki masa kerja selama 10-15 tahun, paling sedikit tenaga kerja
memiliki masa kerja selama <9 tahun. Sedangkan dari segi pendidikan formal
14,4 % tenaga kerja tamat SLTP / ST, 57,1 % tenaga kerja tamat SLTA / STM
dan 28,5 % tenaga kerja tamat Perguruan Tinggi.
Seseorang yang mempunyai masa kerja baru dalam suatu pekerjaan
terkadang akan mudah melakukan kesalahan dalam bekerja yang dapat
menyebabkan kecelakaan dan dapat menimbulkan keluhan kesehatan yang di
alami dari pekerjaannya. Dengan masa kerja yang lama sesesorang akan memiliki
berbagai macam pengalaman yang terjadi pada saat bekerja. Tenaga kerja yang
memiliki pengalaman itulah yang akan lebih memahami bahaya yang dihadapi
serta mengetahui kondisi dan lingkungan tempat kerja. Karena dalam keadaan
tersebut dapat mencegah kecelakaan dan keluhan kesehatan dalam bekerja, salah
satu pencegahan terdepannya dengan pengendalian teknis yaitu penerapan
ventilasi industri terutama local exhaust ventilation dengan sebaik – baiknya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
VII.5. Keluhan subyektif yang dirasakan pekerja
Ditinjau dari segi bahaya bagi kesehatan, debu dari powder termasuk
golongan Nuisance Dust yakni debu yang hanya mengganggu kenikmatan kerja
dan tidak menyebabkan terjadinya fibrosis tetapi meyebabkan iritasi pada kulit,
selaput lender atau hanya menyebabkan endapan pada mata dan hidung. Debu
yang tidak ada menyebabkan fibrosis dinamakan debu inert. Belakangan
diketahui bahwa tidak ada debu yang benar – benar inert. Dalam dosis besar
semua debu bersifat merangsang dan dapat menimbulkan reaksi walaupun ringan.
( Yunus, 1997 )
Keluhan pernafasan yang dirasakan oleh tenaga kerja sebagian besar
adalah nyeri dada ( 26% ), hidung tersumbat ( 17% ) dan batuk ( 11,5% ). Hal ini
hanya dirasakan oleh para pekerja pada saat menjadi pegawai baru dan untuk
selanjutnya tidak dirasakan karena pekerja menganggap tidak terlalu serius
ditanggapi dan menjadi terbiasa.
Keluhan mata yang dirasakan oleh tenaga kerja adalah mata terasa pedas
( 11,5% ) hanya pada saat pembersihan bagian roll tinta, untuk selanjutnya mata
tidak terasa panas lagi dan pekerja menganggap ini sebagai resiko pekerjaan
maka untuk keluhan mata kedepannya tidak dipikirkan oleh pekerja.
Keluhan kulit yang dirasakan oleh tenaga kerja adalah terasa panas
( 26% ). Para pekerja yang hanya saat perbaikan roll tinta sehingga kulit kontak
dengan cairan pembersih yaitu solvent yang di campur minyak tanah untuk
setelah itu rasa panas pada kulit di abaikan karena pekerja menganggap bahwa
nanti akan terbiasa.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Berdasarkan data di atas dapat disimipulkan para pekerja masih
mengalami keluhan subyektif tersebut tetapi pekerja berusaha mengabaikan
adanya keluhan subyektif tersebut. Hal ini di berawal dari anggapan para pekerja
bahwa dalam waktu yang terpapar maka akan menjadi kebiasaan dan tahan
terhadap keluhan subyektif yang di alami. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
oleh perusahaan pada awal bekerja saja, namun untuk pemeriksaan berkala dan
khusus di serahkan kembali pada pekerja dan poliklinik perusahaan tergantung
dari pekerja itu ingin memeriksakan. Untuk frekuensi pemeriksaan pada pekerja
masih belum opimal dilaksanakan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di PT. Gudang Garam Tbk. DIREKTORAT
GRAFIKA. Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kondisi local exhaust ventilation dapat dilihat dari desain, bahan dan tipe
atau jenis dari tiap komponen local exhaust ventilation system. Kondisi
hood yang digunakan baik, air cleaner yang digunakan baik, fan yang
digunakan baik, sedangkan duct yang digunakan kurang memadai.
2. Kinerja local exhaust ventilation dalam mengendalikan powder dan udara
panas pada mesin duo supaya tidak keluar mengenai tempat kerja masih
kurang memadai karena masih ada powder yang menempel pada dinding
dan lantai, serta ada sedikit terasa aliran udara panas yang keluar dari
duct.
3. Keluhan subyektif yang dirasakan tenaga kerja pada pernafasan adalah
nyeri dada ( 26% ), hidung tersumbat ( 17% ) dan batuk ( 11,5% ). Pada
kulit adalah terasa panas ( 26% ) dan pada mata terasa pedas ( 11,5% ).
VIII.2. SARAN
1. Pemeriksaan local exhaust ventilation yang dilakukan oleh bagian
mekanik selain dari kondisi komponen seharusnya dilakukan
pemeriksaan laju aliran udara pada saluran ventilasi agar dapat
diketahui besarnya kecepatan aliran udara dalam duct dan untuk
mendesain kecepatan minimum yang dianjurkan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
2. Bahan yang digunakan untuk duct sebaiknya terbuat dari bahan
yang tahan panas sehingga kondisi retak pada permukaan duct
dapat dicegah
3. Demi melaksanakan P. M. P. no. 7 tahun 1964 tentang syarat
kesehatan. kebersihan dan penerangan di tempat kerja maka perlu
adanya alat penghisap debu powder yang terdapat di bagian area
cetak basah supaya sewaktu – waktu bisa debersihkan sehingga
tidak menunggu waktu perbaikan mesin untuk dibersihkan.
4. Sebaiknya minimal satu tahun sekali semua tenaga kerja
menerima penyuluhan dan pendidikan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dengan kata lain diadakan penyegaran kembali
mengenai norma dan kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja. Memberikan sanksi bagi tenaga kerja yang melanggar serta
memberikan hadiah atau reward kepada tenaga kerja yang benar –
benar melaksanakan peraturan tentang keselamtan dan kesehatan
kerja.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
DAFTAR PUSTAKA
C. W. Sugeng. 2006. Penerapan Local Exhaust Ventilation di Bagian ZA II seksi
Filtrasi PT. Petrokimia Gresik. Tugas Akhir. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Depkes. R. I., 2002. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit, Jakarta :
WHO dan Pusdiklat Kesehatan.
Ariens, E.J., Mutschler, E., Simonis A.M., 1994. Toksikologi umum. Gajah Mada
Universiti Press. Yogyakarta.
Fahmi. Wildana. 2007. Hubungan Paparan debu, umur, masa kerja dan
pemakaian APD terhadap timbulnya gejala gangguan saluran pernapasan
di PT. PAL INDONESIA (PERSERO). Skripsi. Surabaya : Universitas
Arilangga.
Marsudiono, Djoko. 2006. Makalah operasi dan pemeliharaan alat pengumpul
debu (electrostatic precipitator). Semen Gresik. Tuban.
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Gahlia Indonesia. Jakarta.
Prasnaditya, Pandu. 2005. Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Pementasan
Teater di Yogyakarta dan Surabaya. Tugas Akhir. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Siswanto, A. 1991. Penyakit Paru Kerja. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Departemen Tenaga Kerja. Jawa Timur.
Siswanto, A. 1991. Ventilasi Industri. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Departemen Tenaga Kerja. Jawa Timur.
Suma’ mur, P.K. 1991. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Cetakan
XII. Jakarta. PT. Gunung Agung.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Team. P3., 2007. Makalah Bag Filter seksi pemeliharaan penangkal polusi,
Tuban.
Tarwaka, PGDip.Sc, M.Erg. 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat
Kerja. Harapan Press. Surakarta.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
LEMBAR KUISIONER
Mohon dengan hormat pada bapak / saudara untuk mengisi lembar
kuisioner ini dengan sebenar – benarnya sesuai dengan kenyataan yang ada. Hasil
dari kuisioner ini tidak mempengaruhi pekerjaan saudara. Terima kasih atas
bantuan dan partisipasinya.
1. Data Pribadi.
a. Umur : ……….th
b. Pendidikan terakhir.
i. SD
ii. SMP
iii. SLTA/STM
iv. Perguruan tinggi
c. Jabatan :………..
2. Riwayat Pekerjaan.
a. Pekerjaan saat ini.
Nama Unit Kerja : …………
Lama Kerja di unit ini :
i. < 1 tahun.
ii. 1 – 5 tahun.
iii. 5 – 10 tahun.
iv. 11 – 15 tahun.
v. > 15 tahun
Jam kerja per hari : ………...
Jam istirahat per hari : …………
Dimana anda beristirahat : …………
b. Pekerjaan sebelumnya.( jika ada )
Bagian / unit kerja : ……….
Lama Kerja : ……….
Jam kerja perhari : ……….
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
3. Kondisi tempat kerja dan fasilitas yang ada.
a. Menurut saudara keadaan tempat kerja ini :
i. Kurang nyaman
ii. Nyaman
iii. Sangat nyaman
b. Apakah saudara merasa terganggu dengan lingkungan kerja seperti
itu :
i. Ya
ii. tidak
c. Apa anda tahu mengenai bahan yang digunakan untuk membuat
komponen local exhaust ventilation ?
i. Ya
ii. tidak
d. Apa bahan tersebut tahan korosi ?
i. Ya
ii. Tidak
e. Kapan dilakukan pemeriksaan laju alir udara dalam saluran
ventilasi local ?
i. 3 bulan sekali
ii. 6 bulan sekali
iii. 1 tahun sekali
iv. Lainnya (sebutkan) :……………………
f. Apakah di tempat anda bekerja disediakan air minum ?
i. Ya
ii. Tidak
g. Apakah jumlah air yang tersedia cukup ?
i. Ya
ii. Tidak
4. Keluhan Kesehatan.
a. Apakah anda mengalami keluhan pernapasan di tempat kerja ?
i. Batuk : a. ya b. tidak
ii. Batuk berdahak : a. ya b. tidak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
iii. Hidung tersumbat : a. ya b. tidak
iv. Sesak napas / asma : a. ya b. tidak
v. Bersin – bersin : a. ya b. tidak
vi. Nyeri dada : a. ya b. tidak
vii. Lainnya (sebutkan) :………………………
b. Apakah anda mengalami keluhan mata di tempat kerja ?
i. Mata kelilipan : a. ya b. tidak
ii. Mata gatal : a. ya b. tidak
iii. Mata Pedas : a. ya b. tidak
iv. Lainnya (sebutkan) :………………………
c. Apakah anda mengalami keluhan kulit di tempat kerja ?
i. Kulit gatal – gatal : a. ya b. tidak
ii. Kulit terasa panas : a. ya b. tidak
iii. Timbul bintil – bintil : a. ya b. tidak
iv. Lainnya (sebutkan) :………………………
d. Kapan keluhan tersebut sering anda rasakan ?
i. Sebelum bekerja
ii. Pada saat bekerja
iii. Pada saat istirahat
iv. Di rumah
v. Lainnya (sebutkan) ……………..
e. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi keluhan tersebut ?
i. Dibiarkan saja
ii. Diobati sendiri
iii. Memeriksakan ke poliklinik
iv. Lainnya (sebutkan) ……………..
5. APD.
a. Apakah saudara memakai APD saat bekerja ?
i. Selalu
ii. Kadang – kadang
iii. Tidak pernah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
b. APD yang anda gunakan :
i. Masker / respirator : a. ya b. tidak
ii. Sarung tangan : a. ya b. tidak
iii. Helm : a. ya b. tidak
iv. Sepatu keselamatan : a. ya b. tidak
v. Kacamata : a. ya b. tidak
vi. Pakaian lengan panjang : a. ya b. tidak
vii. Lainnya (sebutkan) :…………………………
c. Apa jenis respirator yang anda gunakan ?
……………………………………………..
d. Apa alasan saudara tidak memakai APD ?
………………………………………………
TERIMA KASIH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Lembar Observasi
No Obyek yang di observasi
Keterangan / Kondisi Baik Kurang memadai
1 Kondisi Hood Hood langsung terpasang pada mesin dan tertutup rapat dengan baik.
√
2 Kondisi Duct Duct pada cooling LEV dalam keadaan berselotip.
√
- Dust hoppers dalam bags filter berlapis kasa dengan saringan ukuran mikro.
√
3 Kondisi Air Cleaner
- Untuk cooling LEV, letak filter setelah fan.
√
4 Kondisi Fan Centrifugal blade jenis : - Forward curve blades. - Backward curve blades.
√
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
JADWAL PENGAMBILAN DATA
TANGGAL KEGIATAN
15-05-2010 Pengenalan profil perusahaan beserta struktur organisasi
yang ada di perusahaan.
17-05-2010 Pengenalan bagian cetak offset beserta struktur
organisasinya.
18-05-2010 Meneliti komponen LEV terutama hood :
• Bahan utama pembuatan hood.
• Kondisi hood.
• Jenis hood.
• Tipe hood.
• Jenis bahan kimia yang dikendalikan oleh hood.
• Kefektifan hood dalam menyerap kadar kontaminan.
19-05-2010 IDEM
20-05-2010 Meneliti komponen LEV terutama duct :
• Bahan utama pembuatan duct
• Kondisi duct.
• Jenis duct.
• Diameter duct.
• Elbow duct.
• Kecepatan Aliran udara dalam duct.
21-05-2010 IDEM
23-05-2010 Meneliti komponen LEV terutama air cleaner :
• Bahan utama pembuatan air cleaner.
• Kondisi air cleaner.
• Jenis air cleaner.
• Tipe air cleaner.
• Kefektifan air cleaner.
24-05-2010 IDEM
25-05-2010 Meneliti komponen LEV terutama fan :
• Bahan utama pembuatan fan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
• Kondisi fan.
• Jenis fan.
• Tipe fan.
• Kefektifan penggunaan fan.
26-05-2010 IDEM
27-05-2010 Meneliti keluhan subyektif yang dialami pekerja di bagian
cetak offset
28-05-2010 IDEM
Menyetujui,
Pembimbing,
Prof.Dr.Tjipto Suwandi,Dr,M.OH,SpOk
NIP. 194611171974111001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION DALAM MENGURANGI KELUHAN DALAM MENGURANGI KELUHAN SUBYEKTIF DI BAGIAN OFFSET PT. SUBYEKTIF DI BAGIAN OFFSET PT. GUDANG GARAMGUDANG GARAM
ERHAM ALSETO100710425HPembimbing :Prof.Dr.Tjipto Suwandi,Dr,M.OH,SpOk
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
• Karyawan atau tenaga kerja merupakan aset utama bagi perusahaan
• macam – macam pengendalian :– Eliminasi– Subtitusi : material dan proses– isolasi– Administrasi– APD
Teknis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
• Sistem ventilasi sangatlah penting namun banyak perusahaan mengabaikan.
• ventilasi di tempat – tempat kerja yang memadai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan, kesehatan dan produktivitas tenaga kerja
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
PT Gudang Garam, Tbk. DIREKTORAT GRAFIKABagian offset &
sortirBagian cetak
offset
LEV mesin duo7 warna
Powder dan udara panas lolos/bocor
Bagaimana upaya penerapan LEV dalam mengurangi
keluhan subyektif ?
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Mempelajari kondisi dan kinerja sistem ventilasi terutama LEVMempelajari keluhan kesehatan yang dialami pekerja.
Tujuan Khusus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
FAKTOR KIMIAFAKTOR KIMIA Sumber kontaminanSumber kontaminan
Kadar Kontaminan udara di lingkungan
tempat kerja
Penerapan LEVkondisi komponen &
Peran LEV
Penerapan LEVkondisi komponen &
Peran LEV
Keluhan SubyektifKeluhan Subyektif
Karakteristik NAKERUmur, pendidikan,
lama kerja
Karakteristik NAKERUmur, pendidikan,
lama kerja
Jenis Pekerjaan
PAK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Jenis penelitian observasional,cross sectional,deskriptifObjek penelitian karyawan bagian offset sekitar mesin duo dan LEVLokasi bagian cetak offset PT.Gudang Garam, Tbk.Waktu penelitian Maret - Mei – Juni 2010
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Data primer Observasi, wawancara, kuesionerData Sekunder sumber terkait dari perusahaanTeknik analisis dan pengolahan data analisis deskriptif = menggambarkan hal yang ditemukan di lapangan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Hasil Penelitian
• PT. Gudang Garam, Tbk. 1971• DIREKTORAT GRAFIKA etiket, outer,
pembungkus rokok, barang – barang cetakan fine packaging, laminated paperboard, corrugated carton box, tinta offset, gravurewater based, silinder cetak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
• kemasan rokok berskala internasional.• Memuaskan pelanggan quality, cost, dan
delivery.• Menjadi yang terdepan dalam mutu produk
dan pelayanan. • Memberikan nilai tambah kepada pelanggan
dengan membantu mereka dalam pengembangan kebutuhan kemasan yang kompetitif dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.
• kemasan rokok berskala internasional.• Memuaskan pelanggan quality, cost, dan
delivery.• Menjadi yang terdepan dalam mutu produk
dan pelayanan.• Memberikan nilai tambah kepada pelanggan
dengan membantu mereka dalam pengembangan kebutuhan kemasan yang kompetitif dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Teknik Dasar Cetak Offset :Chemical Printing offsetImage area oleophylic dan hidrophylic
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
• Peneliti mengambil bahan penelitian pada mesin duo di area cetak basah yang menggunakan local exhaust ventilation kontaminan masih ada yang lolos
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
JenisTypeBahanLetak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Kondisi DuctBentukDesignFungsi Retak / berlubang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Kondisi Air CleanerUdara masuk dari saluran udara bawah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
KONDISI AIR CLEANER
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Kondisi Air CleanerADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Kondisi FanBackward curve blade
Forward Curve Blade
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Kondisi Peran dan Pemeriksaan
• Peran LEV kurang baik/maksimal• Duct retak• Pemeriksaan 6 bln / 1 thn sekali
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Keluhan Subyektif• Batuk 10%, hidung tersumbat 16,67%,
nyeri dada 26,67%• Pedas 10%• Kulit terasa panas 26,67%• Masa <9 thn / pegawai baru 14,2 %
mengalami keluhan subyektif dan 85,8% >9 tahun tidak mengalami keluhan subektif
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
PembahasanPembahasan
Hood efektifDuct kurang memadai/burukAir cleaner baikFan kurang memadai/burukPeran LEV baik, sebagian sudah teratasidengan isolasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
• Umur 44-50 42,9%• Masa kerja 10-15 28,7%• Pendidikan ST 57,1%• Batuk 10%, hidung tersumbat 16,67%,
nyeri dada 26,67%• Pedas 10%• Kulit terasa panas 26,67%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Kesimpulan
• hood, air cleaner, fan baik,• Duct kurang memadai/buruk• Powder menempel• nyeri dada ( 26,67% ), hidung tersumbat (
16,67% ), batuk ( 10% ), kulit terasa panas ( 26,67% ) dan mata terasa pedas( 10% ).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO
Saran
• Harus ada pemeriksaan laju alir• Bahan duct tahan panas• Kebersihan di tempat kerja dan perawatan
mesin dan LEV• Pemeriksaan kesehatan dan penyegaran
kebijakan K3
TERIMA
KASIH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TUGAS AKHIR UPAYA LOCAL EXHAUST VENTILATION... ERHAM ALSETO