tugas biokimia
TRANSCRIPT
![Page 1: TUGAS BIOKIMIA](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082513/557202064979599169a2d260/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS BIOKIMIA
MODUL NEUROSAINS
ARIZA ZAKIA IMANI
I11110009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2012
![Page 2: TUGAS BIOKIMIA](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082513/557202064979599169a2d260/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Sebutkan dan jelaskan peranan mikronutrien (molekul,atom,ion) dalam SSP dan
SST!
Fungsi metabolisme dari sistem otak dan saraf tidak hanya tergantung pada pasokan
makronutrien - karbohidrat, lemak dan protein - tetapi juga pada ketersediaan
mikronutrien.
Vitamin, karotenoid dan asam lemak esensial, serta mineral dan elemen memainkan
peran penting, terutama dalam pengembangan sistem saraf pada awal kehidupan dan
selama proses penuaan. Ketersediaan gizi mikro yang cukup merupakan prasyarat penting
dan sangat diperlukan untuk sistem saraf yang berfungsi dengan baik, dan kesejahteraan
mental dan emosional pada manusia.
Vitamin B
Vitamin B memainkan peran kunci dalam berfungsinya proses dalam saraf
dan otak. Vitamin B1 diperlukan untuk penyediaan energi (glukosa) ke sel-sel
saraf dan terlibat dalam transmisi rangsangan saraf. Otoritas Keamanan
Makanan Eropa (EFSA) baru-baru ini mengkonfirmasikan bahwa pasokan
vitamin B1 yang cukup adalah penting untuk perkembangan saraf normal dan
fungsi pada bayi dan anak-anak sampai usia tiga tahun. Vitamin B6 sangat
diperlukan untuk metabolisme asam amino yang berfungsi untuk sintesis
dopamin neurotransmitter, GABA, dan serotonin tertentu. Hal ini juga
diperlukan untuk penyediaan energi untuk sel-sel saraf; glukosa yang cukup
hanya dapat disintesis dari protein dan karbohidrat dengan bantuan vitamin
B6. Selain itu, vitamin B6 yang terlibat dalam produksi dari "selubung mielin",
lemak yang menyertakan serabut saraf (akson). Vitamin B12 juga memainkan
peranan penting dalam sintesis dari selubung mielin. Selain itu, terlibat dalam
sintesis DNA dan dengan demikian dalam pembelahan sel. Konsentrasi
vitamin B12 mempengaruhi efektivitas asam folat (vitamin B9), yang
merupakan signifikansi utama untuk metabolisme komponen mielin dan
neurotransmiter. Seperti omega-3 asam lemak, asam folat dianggap penting
dalam perkembangan sistem saraf pada awal kehidupan.
![Page 3: TUGAS BIOKIMIA](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082513/557202064979599169a2d260/html5/thumbnails/3.jpg)
Kalsium
Ion kalsium, mengatur sejumlah proses fisiologis termasuk ekspresi gen
neuronal dan sekresi saraf neurotransmitters.1 Kalsium kebanyakan ditemukan
dalam tulang dalam tubuh dan sedikit beredar dalam aliran darah. Menariknya,
setiap kali tingkat-tingkat kalsium jatuh terlalu rendah, tubuh akan menarik
kalsium dari tulang untuk mempertahankan kadar darah. Jadi, sementara
kekurangan kalsium tidak dapat mempengaruhi kognisi, dapat mempengaruhi
kesehatan di kemudian hari. Seumur hidup asupan kalsium yang buruk dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena osteoporosis.
Yodium
Iodine juga dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid, yang dibutuhkan untuk
mielinasi sistem saraf pusat. Yodium diperlukan untuk perkembangan normal
dari otak. Kekurangan mineral ini selama periode kritis perkembangan dalam
kehamilan dapat menyebabkan retardasi mental dan defisit perkembangan
saraf yang lebih rendah.
Besi
Besi adalah unsur yang terkandung dalam ratusan protein dan enzim yang
terlibat dalam berbagai aspek metabolisme sel. Zat besi dibutuhkan untuk
pengembangan dari oligodendrocytes (sel otak yang menghasilkan mielin) dan
enzim yang mensintesis berbagai neurotransmitter. Kekurangan zat besi
selama kehamilan dan masa kanak-kanak secara konsisten merupakan salah
satu masalah kesehatan utama global. Kekurangan zat besi selama kehamilan
dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi ibu dan bayi termasuk dalam
belajar permanen dan defisit memori.
Magnesium
Magnesium berpartisipasi dalam lebih dari 300 reaksi metabolik, banyak yang
diperlukan untuk fungsi otak normal. Kekurangan magnesium terbuka telah
diinduksi eksperimental dan dapat menyebabkan tremor, kejang otot, dan
tetany (kontraksi otot tak sadar).
Selenium
![Page 4: TUGAS BIOKIMIA](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082513/557202064979599169a2d260/html5/thumbnails/4.jpg)
Selenium, diperlukan untuk glutathione peroksidase, enzim antioksidan yang
penting dalam otak dan jaringan lain. Dalam studi, kekurangan selenium pada
otak hewan laboratorium dapat dihubungkan dengan kapasitas antioksidan
yang berkurang di otak.
Zinc
Zinc ditemukan dalam kadar tinggi di otak di mana ia melakukan peran
katalitik, struktural dan regulasi di metabolism. Di otak, zinc terikat dengan
protein tapi zinc bebas terdapat dalam vesikel sinaptik dan melakukan peran
dalam neurotransmisi yang dimediasi oleh glutamat dan gamma-aminobutryic
acid (GABA). Bahkan, defisit zinc jangka pendek telah terbukti merusak
langkah-langkah tertentu fungsi mental dan neurologis sementara defisit zinc
jangka panjang, terutama selama kehamilan, mengakibatkan kelainan atau
defisit dalam perhatian, belajar, memori dan perilaku neuropsikologis dari
bayi.
2. Jelaskan mekanisme eksitasi dan inhibisi neurotransmitter!
Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinap mengeluarkan
neurotransmiter. Neurotransmiter adalah zat kimia yang meneruskan impuls dari satu neuron
ke neuron/badan sel lainya. Pada saat ada rangsangan saraf, rangsangan menyebabkan pompa
Na-K berhenti. Rangsangan menyebabkan permiabilitas Na kedalam sel meningkat 5000x
yang menyebabkan ion dalam sel berubah jadi positif dan diluar negatif , perubahan ion dari
negatif menjadi positif disebut depolarisasi. Perbedaan polaritas ini menyebabkan aliran
impuls yang disebut potensial aksi. Potensial aksi adalah perubahan mendadak seperti
denyutan dalam potensial membran yang berlangsung 1/10.000 s/d 1/1.000 detik, akibat
adanya beda potensial. Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan saraf dan menimbulkan
isyarat/impuls saraf.
Sifat neurotransmiter ada dua yaitu: eksitasi dan inhibisi. Neurotransmiter dapat
bekerja jika sel penerima mempunyai reseptor didalam membran presinaptik. Misal: neuron
yang sama akan terangsang(exitasi) oleh sinap yang melepaskan asetilkolin , tetapi terinhibisi
(dihambat) oleh sinap lain yang melepaskan glisin. Jadi membran saraf mengandung reseptor
![Page 5: TUGAS BIOKIMIA](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082513/557202064979599169a2d260/html5/thumbnails/5.jpg)
eksitasi untuk asetilkolin dan reseptor inhibisi untuk glisin. Satu neuron hanya melepaskan
satu jenis neurotransmiter
A. Transmiter Eksitasi
Asetilkolin: Disekresi oleh neuron di area otak, umumnya bersifat eksitasi efek
inhibisi terjadi pada sistem saraf parasimpatik perifer seperti inhibisi jantung oleh
nervus vagus.
Asam Glutamat: disekresi oleh bongkol sinaptik lintasan sensorik, umumnya eksitasi.
Zat P, disekresi oleh ujung saraf nyeri dalam substansia gelatinosa medulla spinalis,
umumnya eksitasi.
Enkefalin dan Endorfin, disekresi oleh ujung saraf medulla spinalis, batang otak,
talamus dan hipotalamus, umumnya eksitasi.
Berbagai mekanisme molekular dan membran digunakan oleh berbagai reseptor untuk
menimbulkan eksitasi seperti berikut ini:
Ø Kanal natrium yang terbuka yang memungkinkan pelepasan listrik bermuatan positif
dalam jumlah besar untuk mengalirkan kebagian arterior dari sel potsinaps. Hal ini
akan meningkatkan potensial membran dalam arah positif menuju nilai ambang
rangsangan untuk menyebabkan eksitasi.
Ø Penekanan hantaran melalui kanal klorida atau kalium, atau keduanya. Hal ini akan
menurunkan difusi ion klorida bermuatan negatif kebagian dalam neuron potsinaps
atau menurunkan difusi ion kalium bermuatan positif kebagian luar. Pada contoh ini,
pengaruhnya adalah dengan membuat potensial membran internal menjadi lebih
positif dari normal yang bersifat eksitatorik.
Ø Berbagai perubahan metabolisme internal neuron potsinaps untuk merangsang
aktivitsa sel atau beberapa keadaan, untuk meningkatkan jumlah reseptor membran
eksitasi atau jumlah reseptor membran inhibisi.
B. Transmiter Inhibisi
Norepineprin: disekresi oleh neuron di formatiorecularis batang otak dan hipotalamus,
umumnya bersifat inhibisi, tapimada yang eksitasi.
Epineprin: disekresi sedikit neuron, sifat sama dengan norepineprin.
Dopamin: disekresi oleh neuron substansia nigra, umumnya bersifat inhibisi.
Glisin: disekresi oleh sinap medulla spinalis, umumnya inhibisi.
![Page 6: TUGAS BIOKIMIA](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082513/557202064979599169a2d260/html5/thumbnails/6.jpg)
Asam Gama Amionobutirat: disekresi oleh sinap medulla spinalis, serebelum, ganglia
basalis, umumnya inhibisi.
Serotonin: disekresi oleh batang otak, penghambat lintasan nyeri di medulla spinalis.
Berbagai mekanisme molekular dan membran digunakan oleh berbagai reseptor untuk
menimbulkan eksitasi seperti berikut ini:
Ø Pembukaan kanal ion klorida melalui membran neuro popsinaps hal ini
memungkinkan ion-ion klorida bermuatan negatif untuk berdifusi secara cepat dari
bagian luar neuron potsinaps kebagian dalam, dengan demikian membawa muatan
negatif kedalam dan meningkatkan negativitas dibagian dalam yang bersifat inhibisi.
Ø Meningkatkan hantaran ion kalium yang keluar dari neuron. Hal ini memungkinkan
ion kalium yang bermuatan positif untuk berdifusi kebagian eksterior, yang
menyebabkan peningkatan keaktifan didalam neuron yang bersifat inhibisi.
Ø Aktivitas enzim reseptor yang menghambat fungsi metabolik seluler atau yang
meningkatkan jumlah reseptor sinap inhibisi atau menurunkan jumlah reseptor
eksitasi.
Untuk merangsang atau menghambat penjalaran saraf ke neuron berikutnya
dibutuhkan transmitter. Sehingga akan dibutuhkan mekansime potensial aksi seperti ini :
Membran ujung presinaps yang banyak mengandung kanal kalsium –> ada potensial aksi –>
depolarisasi membrane presinaps –> kanal kalsium terbuka –> kalsium masik kedalam ujung
presnaps –> kalsium berikatan dengan molekul khusus di situs pelepasan dalam ujung
presinaps –> situs pelepasan terbuka –> vesikel melepaskan neuron transmitter ke celah
sinaps –> akan diikat oleh komponen pengikat pada postsinaps –> menuju kanal ion –>
kation (eksitator) atau anion (inhibitor) –> menarik na atau cl –> proses akan diteruskan ke
neuron berikut dengan mekanisme yang sama
Sumber :
![Page 7: TUGAS BIOKIMIA](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082513/557202064979599169a2d260/html5/thumbnails/7.jpg)
1. Drake, V. 2011. Micronutrients and Cognitive Function. The Linus Pauling Institute
Research Newsletter, 12-15.
2. M., Bourre J. 2006. Effects of Micronutrients (in Food) on the Structure and
Function of the Nervous System: Update on Dietary Requirements for Brain. Part 1:
Micronutrients. J Nutr Health Aging.
3. Hidayat, Azis Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya:
Salemba Medika.