tugas dr.pandji.ppt

Upload: sarita-sharchis

Post on 04-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    1/55

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    2/55

    H. PARTUS IMMATURUS /

    PREMATURUS IMMINENS

    Partus immaturus : pengeluaran buah

    kehamilan < 28 mgg dan > 20 mgg atau BB

    janin 5001000 gr.

    Mekanisme persalinan sama seperti

    persalinan biasa

    Partus prematurus : persalinan yang

    berlangsung pada kehamilan 28 mgg - < 37

    mgg, BB janin 10002500 gr.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    3/55

    ETIOLOGI

    Gangg. Gizi dan anemia

    Pekerjaan fisik yang berat

    Preeklamsi Peregangan uterus lebih dari umur kehamilan

    (gemelli hidramnion, bayi besar pada ibu DM)

    Cervix incompetens KPD

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    4/55

    PENCEGAHAN

    Makan bergizi

    Istirahat cukup

    ANC

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    5/55

    PENGELOLAAN

    Prinsip : kehamilan dipertahankan sampai

    aterm

    Mencegah berlangsungnya persalinan

    (menghilangkan His)

    1. Posisi trendelenburg : menghilangkan

    tekanan kepala pada SBR

    2. Obat-obatan : Sedative (luminal 3x30 mg /

    hari); tokolitik isoksuprin

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    6/55

    3. Bila partus prematus tidak dapat dicegah,

    pertolongan yang dilakukan :

    a. Perlengkapan untuk bayi prematur

    b. Dilakukan episiotomy

    c. Injeksi Vit.K 1 mg setelah bayi lahir

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    7/55

    PERBEDAAN

    DISMATUR

    Kehamilan aterm kurang gizi

    Refleks normal

    Pernafasan tidak terganggu

    Tes tumit-telinga sukar

    Kulit tumit keriput

    Lanugo sedikit

    Tulang rawan telinga (+)

    Dapat dirawat di rumah

    PREMATUR

    Kehamilan < 37 mgg

    Refleks lemah

    Sering kebiruan

    Tes :tumit-telinga mudah

    Kulit tumit tidak keriput

    Lanugo berlebihan

    Tulang rawan telinga (-)

    telinga masih terlipat

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    8/55

    I. KEMATIAN JANIN INTRA-UTERIN

    (IUFD)

    1. Diagnosa :

    a. Rahim tidak membesar, fundus turun,

    mammae regresi

    b. Palpasi anak kurang jelas, pergerakan tak

    teraba

    c. DJJ (-) beberapa hari setelah fetusmeninggal

    d. Reaksibiologi (-) setelah 10 hari

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    9/55

    e. Rontgent :

    Spalding

    Tulang punggung sangat melengkung Adanya gelembunggelembung gas

    dalam janin

    f. Amnioscopy : berwarna coklat/keruhseperti pus

    g. USG : gerak (-)

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    10/55

    ETIOLOGI

    Penyakit Ibu : Nefritis kronik, eklamsi

    Infeksi akut, intokskasi

    Kelainan bawaan yang berat

    Incompabilitas darah

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    11/55

    PENGELOLAAN

    Bila diagnosa IUFD telah ditegakkan, perlu diberi

    keterangan kepada ibu dan suami.

    Diharapkan kelahiran janin dapat spontan.

    Bila janin tidak lahir dalam waktu 4 mgg / saat

    kematian tdk dapat diperkirakan, maka

    dilakukan partus induksi (karena > 4 mgg terjadi

    pembekuan darah).

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    12/55

    DERAJAT MASERASI JANIN

    Maserasi I : Kulit tubuh belum rusak tapi

    mudah terkelupas

    Maserasi II : kulit ada gelembung cairan yang

    bercampur darah, bila pecah kulit terkelupas

    (1-3 hari setelah kematian)

    Maserasi III : Segala jaringan kendor, sendi-

    sendi longgar, kulit kisut dan kendor,

    tengkorak merupakan kantong.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    13/55

    J. RETENSIO PLASENTA

    Merupakan keadaan dimana plasenta belum lahir jamatau lebih setelah kelahiran bayi

    Etiologi :

    a. Atonia uterib. Perlekatan plasenta abnormal pada uterus

    c. Plasenta telah lepas, namun tertangkap dalam uterusoleh suatu lingkaran kontraksi (placenta incascerata),karena tindakan kala III yang salah seperti mengurut

    uterus secara kasar atau pemberian uterotonika yangsalah

    Dapat disertai atau tanpa perdarahan

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    14/55

    PENGELOLAAN

    Karena atonia uteri

    1. Usaha menimbulkan kontraksi uterus dan

    melahirkan plasenta secara Credeatau

    Brant Andew .

    2. Melahirkan plasenta secara manual

    kemudian inj. Metergin 1 amp. 1 im

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    15/55

    Karena perlekatan plasenta abnormal

    Dilakukan plasenta manual dengan narcosedalam.

    Bila perlekatan sangat erat sehingga tidakmungkin melepaskan plasenta, kecuali dengansebagian jaringan plasenta padaendometrium/miometrium, maka :

    1. Bila meliputi daerah yang luas : dilakukan SC

    2. Bila perlekatan tidak terlalu luas, usahakanmelepaskan sebanyak-banyaknya plasenta,sisanya dibersihkan dnegan kuretase.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    16/55

    Karena plasenta incarcerate

    1. Penderita di narcose dalam

    2. Tangan kanan penolong masuk secaraobstetric hand membebaskan lingkaran

    kontraksi.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    17/55

    K. INFERSIO UTERI

    Merupakan komplikasi persalinan yang berat dandapat menyebabkan kematian penderita karenasyok / perdarahan.

    Etiologi :

    a. Syok karena nyeri hebat / perdarahan

    b. Perdarahan

    c. Tempat keluar tumor dari vagina warnakemerah-merahan. Plasenta masih melekat,bila belum dilahirkan.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    18/55

    PENGELOLAAN

    Mencegah / mengatasi syok :

    1. Inj. Morfin 15 mg / Pethidin 50 mg

    nyeri

    2.Infus NaCl fsiiologis

    Mencegah infeksi : antibiotik profilaksis Reposisi

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    19/55

    L. PARTUS LAMA

    Merupakan partus yang berlangsung > 18 jam(WHO); atau > 24 jam (pustaka lain).

    Tandatanda partus lama :1. KU lemah, kelelahan

    2. Nadi cepat, RR cepat

    3. Dehidrasi4. Perut kembung (dehidrasihipokalemi)

    5. Edem alat genital

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    20/55

    Bahaya partus lama :

    1. Infeksi

    2. Fetal Distress

    3. Exhausted

    4. Ruptur uteri

    Etiologi :

    1. Keadaan His

    2. Keadaan jalan lahir

    3. Keadaan janin

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    21/55

    Partus Lama karena Kelainan His

    His yang tidak efisien dan tidak efektif

    1. His yang Lemah (hipotonik)

    a. Kontraksi uterus lemah

    b. Tidak begitu nyeri

    c. Kontraks teratur (segmen atas rahim lebih

    kuat dari segmen bawah)d. Sering terdapat pada : granda multipara,

    gemelli, hidramnion

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    22/55

    2. His Hipertonik

    a. Kontraksi uterus kuat

    b. Rasa nyeri berlebihanc. Kontraksi tidak teratur (segmen tengah

    lebih kuat dari segmen rahim)

    d. Sering terdapat pada : primi tuae. Sering menyebabkanfetal distress

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    23/55

    Partus Lama karena Kelainan Jalan Lahir

    1. Kelainan Jalan Lahir Lunak

    a. Cerviks kaku

    menghambat pembukaanb. Otot dasar panggul tegang dan kaku

    menghambat pengeluaran janin (kala II)

    c. Sering terdapat pada : primi tua

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    24/55

    2. Kelainan Jalan Lahir Keras

    a. Panggul sempit

    b. Kelainan bentuk panggul

    c. Sering pada : wanita TB < 145 cm, kelainan

    bentuk sumbu vertebra (kifosis, skoliosis),

    pincang.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    25/55

    Partus Lama karena Keadaan Janin

    1. Kepala janin terlalu besar (hidrosefalus)

    2. Kelainan letak : sungsang, lintang3. Kelainan presentasi kepala

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    26/55

    PENGELOLAAN

    Perbaikan KU : infus glukosa 10%

    Cari penyebab

    Akhiri persalinan sesuai syarat dan kontra-indikasi.

    Bila partus lama hanya karena his hipotonik

    dapat diberikan piton drip (bila tidak ada KI).

    Pemberian piton dengan pengawasan ketat :

    pada grandemulti, gemelli dan hidramnion.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    27/55

    M. PREEKLAMSI-EKLAMSI

    Preeklamsi : sekelompok penyulit yang timbul

    pada kehamilan, persalinan atau nifas

    disebabkan kehamilan itu sendiri, ditandai

    hipertensi dan edem atau proteinuria.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    28/55

    PREEKLAMSI RINGAN

    Diagnosa :

    1. Hipertensi (140/90 mmhg; 100/110 mmHg)atau terdapat kenaikan tekanan diastol 15

    mmHg dan sistol 30 mmHg atau terdapatkenaikan BB dalam trisemster III kg dalam1 minggu atau 2 kg dalam 1 bulan.

    2. Edem : (-) atau ringan3. Proteinuria sedikit : < +3

    4. Tidak ada keluhan - keluhan

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    29/55

    Pengelolaan

    1. Prinsip : mencegah supaya tidak mjd preeklamsi berat/ eklamsi

    2. Meliputi :

    a. Istirahat fisik maupun psikisIstirahat baring (posisi miring) dan dapat diberikansedative (luminal 3 x 30 mg atau valium 3 x 2 mgsehari).

    b. Diet : garam, protein, besi dan vitaminc. Diuretika (kalau perlu) : hidroklortiazid 1 x 1 th (25

    mg)

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    30/55

    PREEKLAMSI BERAT

    Penyakit karena kehamilan 20 mgg, ditandai

    dengan trias EPH dan salah satu tanda :

    1. Tek.darah sistol > 160 mmHg, diastol > 110

    mmHg

    2. Proteinuria > 5 gr/hari (+3)

    3. Oliguria (

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    31/55

    EKLAMSI

    Edem disertai kejang

    DD :1. PE Berat : Hipertensi, Penyakit ginjal

    2. Eklamsi : Epilepsi, CerebroVascular

    Accident, Comma Hepaticum /Ureumicum / Diabeticum,

    Intoksikasi (obat dll).

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    32/55

    PRINSIP PERTOLONGAN GANDA

    Mencegah memburuknya penyakit (kejang dsb)

    Mencegah sequelle

    Melahirkan bayi pada saat optimum

    Persalinan pada penderita PEB sedapat mungkindiselesaikan dengan cepat. Perlu dilakukan usahameringankan kala IIpenderita tidak perlumengejankemungkinan perdarahan otak yangdapat menyebabkan kejang.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    33/55

    PROTOKOL PENGELOLAAN...1

    Persiapan

    1. Rawat di kamar isolasi dan tenang

    Infus D5% 1000 cc diseling RL 500 cc. Pemberian

    cairan dalam 24 jam tak boleh lebih dari 2000 cc.2. Bila terjadi kejang, mulut dan tenggorok

    dibersihkan dengan lender, pasang sudip lidah,

    Daver Catheter Oksigen

    Awasi : KU, kesadaran, tensi, nadi, suhu

    RR, refleks tendo lutut, diuresis

    Frekuensi kejang

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    34/55

    PROTOKOL PENGELOLAAN...2

    3. Bila koma lebih dari 24 jam, diberi makan

    personde

    4. Pada PEB bila keadaan membaik, dilakukan USG

    atau taksiran BB secara Johnson. Bila TBJ > 2000gr dilakukan induksi

    5. Pada eklamsi bila keadaan tenang segera induksi

    6. Syarat pemberian sulfas magnesicus :

    a. KPR (+)

    b. RR > 16 x / m

    c. Tersedia gluconas calc. 10 % sbg antidotum

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    35/55

    PROTOKOL PENGELOLAAN...3

    Pengawasan

    dilakukan terhadap :

    1. Prognosa, meliputi :

    a. Kesadaran, kejang, edem paru, tensi

    b. Ht (tiap 8 jam), kadar as.urat darah / hari.

    2. Komplikasi, meliputi :

    Sianosis, edem paru, bronkopneumonia, dekom,

    solutio plasenta dan CVA

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    36/55

    PROTOKOL PENGELOLAAN...4

    3. PengobatanCatat jumlah cairan masuk / keluar, obat anti

    hipertensi, obat anti kejangg, diuresis, edem

    paru, KPR, Respires, CVP.

    4. Dirawat di ICU, bila :

    Pemberian diazepam 60 mg

    HR > 120x/m

    RR > 30x/m

    Kejang yang tak teratasi sesuai protokol

    pengobatan.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    37/55

    PROTOKOL PENGELOLAAN...5

    Pengobatana. PEB

    1. Dengan sulfas magnesicus (SM)

    SM 40 % 25 cc (10 gr) i.m masingmasing gluteakanan 12,5 cc, glutea kiri 12,5 cc. Bila masih

    diperlukan dan syarat memenuhi diberi SM 20 %

    12,5 cc (5 gr) i.m tiap 4 jam24 jam post

    partum.

    2. Dengan diazepam

    10 mg diazepam drip dalam D 5 % dgn 30 tpm.

    Dalam 24 jam tdk melebihi 100120 mg.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    38/55

    PROTOKOL PENGELOLAAN...6

    b. Eklamsi1. Dengan Sulfas Magnesicus (SM)

    SM 40 % (4 gr) i.v pelanpelan (selama > 3) diikuti

    SM 40 % 12,5 cc (5 gr) i.m di daerah glutea. Bila masih kejang20 kemudian di tambah SM 20

    % 10 cc i.v secara pelanpelan (selama 3 mnt).

    Bila masih kejangSM 20 % 20 cc i.v pelan-pelan.

    Bila stlh 30 masih kejang dilantin (defenil

    Hidantonin) 100 mg i.v pelanpelan.

    Untuk pemberian selanjutnya (bila perlu) SM 40

    % 12,5 cc (5 gr) i.m tiap 4 jam24 jam post partum.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    39/55

    PROTOKOL PENGELOLAAN...7

    2. Dengan Diazepam20 mg diazepam i.v pelanpelan diikuti 10 mg

    diazepam dalam drip D 5 % 500 cc 30 tpm

    c. Bila TD > 180 mmHg catapres tab 2 x perhari.

    Cat : selalu awasi TD menit ke-1, ke-3, ke-5

    kemudian tiap 15d. Pada eklamsi, beri ampisilin 1 gr i.v tiap 12 jam

    (skin test) utk profilaksis thdp peneumonia

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    40/55

    N. MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

    1. HPHTDinyatakan dalam minggu.

    Tanggal perkiraan lahir dihitung dgn rumus Naegele (hari+7,

    Bulan-3, Tahun+1) umur kehamilan 40 mgg.

    2. TFU

    a. Cara Bartholinen

    b. Cara Johnson

    c. Cara Mc. Donald

    TFU x 2/7 = ... bulan

    TFU x 8/7 = ... mgg

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    41/55

    MENENTUKAN UMUR KEHAMILAN

    Cara Bartholinen

    Mgg 12 : 3 jari diatas simfisis

    Mgg 16 : pertengahan

    simfisispusat

    Mgg 20 : 1 jari di bwh pusat

    Mgg 24 : 1 jari di atas pusat

    Mgg 26 : 3 jari di atas pusat

    Mgg 32 pertengahan pusatproc. Xyphoideus

    Mgg 36 : 3 bpx

    Mgg 40 : 4 bpx

    Cara Johnson

    BB janin ditaksir dgn menghitung

    TFUlihat korelasi dgn umur

    kehamilan.

    Rumus : TBJ = (TFU-n)x155 gr

    N : 12 bila bag.bawah di atas PAP

    N : 11 bila bag.bawah sudah

    masuk PAP

    TFU : dinyatakan dlm cm

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    42/55

    CARA BARTHOLINEN KORELASI DAFTAR UMUR

    TFU (cm) TBJ (gr) STATION USIA(mgg)

    27 2100 -5 34

    29 2300 -4 36

    30 2800 -3 37

    31 3000 -2 38

    32 3100 -1 39

    33 3300 0 40

    35 3450 0 - +1 43

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    43/55

    3. Perkembangan janin

    DJJ terdengar : 12 mgg (dgn foetal phone)1618 mgg (dgn Laenec)

    Gerak janin : 1620 mgg

    Hilangnya gejala mualmuntah : 1214

    mgg

    4. Kadar HCG : (+) mulai umur kehamilan 6 mgg

    ( terlambat haid 2 mgg).

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    44/55

    5. USG, untuk mengetahui :

    GS ( Gestational Secc) FP (Foetal Plate)

    FM (Foetal Movement)

    FHM (Foetal Heart Movement) BPD (Boparietal Diameter)menentukan umur &

    TBJ

    CRL (Jarak Korona Bokong)

    Air ketuban : cukup, kejernihan

    Letak plasenta, hematom, ganding plasenta

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    45/55

    6. Rontgent, melihat pusat ossifikasi pada :

    Epifise femur distal 3638 mgg

    Epifise tibia proximal 40 mgg

    Tulang kuboid 40 mgg

    Kerugian :

    Mahal

    Efek thdp janin : penekanan sistem hemopoetik,

    kelainan konegnital, mutasi gen

    7. Amniosintesis : mengukur kadar zatzat

    (kreatinin, sfingomyelin)

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    46/55

    O. PEMAKAIAN OBAT PD KEHAMILAN

    Obatobat yang diberikan saat kehamilan,

    dapat mengakibatkan :

    Kelainan bentuk anatomic

    Kelainan faal organ tubuh

    Gangg. metabolism

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    47/55

    JENIS OBAT AMAN & BERBAHAYA

    JENIS OBAT DIANGGAP AMAN DIANGGAP BERBAHAYA

    ANTI INFEKSI Sulfonamida (jgk pendek)

    Penisilin G dan V

    Ampisilin

    Eritromisin

    Sefalosporin

    Kloramfenikol

    Tetrasiklin

    Streptomisin/Dihidrostreptomisin

    Furadantin

    Dikloklasilin

    ANALGETIKA Morfin

    Meperidin

    Salisilat

    Fenasetin

    DIURETIKA

    ANTI DIABETIKA

    ANTI KANKER

    Insulin Antidiabetika oral

    Semua obat anti kanker

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    48/55

    Obatobat yang menimbulkan kelainan janin

    dalam kandungan :

    Kloramfenikol : gangg. respirasi (bayi prematur) dan grey

    syndrome

    Tetrasiklin : gangg. pertumbuhan tulang dan kelainan

    warna gigi dan gigi rapuh

    Dihidrostreptomisin : tuli

    Streptomisin : kerusakan N VIII

    Nitrofurantooin : gangg. dalam darah

    Finasetin : methemiglobinemia Antidiabetik oral : kematian janin dlm rahim

    Sitostatika : trombositopenia, cacat bawaan

    CARA MENGIRIM PENDERITA

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    49/55

    CARA MENGIRIM PENDERITA

    KEBIDANAN DENGAN PENYULIT

    1. Perdarahan Antepartum

    Bila dx tdk jelas, dianggap solutio plasenta,

    tdk boleh di VT / psg tampon. Sebelum

    dikirim, pasang infus NaCl / Plasma expander.

    Bila dx klinis solutio plasenta :

    Injeksi morfin 15 mg / Pethidin 50 mg :

    nyeri

    Pasang infus D 5 % : mencegah syok

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    50/55

    2. Retensio Plasenta

    Infus NaCl / Plasma expander : menjaga kemungkinanperdarahan selama perjalanan

    Suntik antibiotik ( PS : mecegah infeksi)

    3. Perdarahan Post Partum Injeksi methergin 1 amp i.v & oksitosin 10 U i.m : rahim

    kontraksi

    Infus NaCl / Plasma expander : cegah syok + oksitosin 10

    U (drip)

    Fundus uteri ditahan dgn tangan / kantong pasir :

    menambah kompresi (kalo perlu)

    Pasang kateter : kontraksi uterus tdk terganggu isi VU

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    51/55

    4. Partus Lama

    Pasang infus NaCl / D 5% : atasi dehidrasi

    Injeksi Pethidin 50 mg i.m : os istirahat

    Injeksi antibiotik

    Siapkan paket persalinan bila terjadi persalinan selama

    perjalanan.5. Ruptur Uteri Imminens

    Injeksi Pethidin 50 mg / Morfin 15 mg i.m : melemahkanHis & nyeri

    Infus NaCl / D 5% : atasi dehedrasi

    Pada letak kepala dgn janin mati, lakukan perforasi :

    mengecilkan kepala.

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    52/55

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    53/55

    7. Tali Pusat Menumbung dgn Janin Hidup

    Agar tali pusat tdk terepit kepala :

    Mengolakkan kepala ke samping

    Pasang kateter tetap VU diisi cairan garam faali

    200 cc, kateter di klem sehingga VU tetap terisi

    Posisi Trendelen

    Jika tali pusat berada di luar vulva, tali pusatdibungkus kassa steril setelah didefinisikan

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    54/55

    8. Eklamsi

    Injeksi Sulfas Magnesicus 10 gr / Kalium 40 mg + 40 mg dlm

    500 cc D 5% drip : mencegah kejang

    Pasang kateter : ukur diuresis

    Pasang sudip lidah : menghindari perlukaan luminal bila

    timbul kejang

    9. Abortus

    Suntik oksitosis 10 U i.m dan Methergin 1 amp :

    perdarahan Infus NaCl / Plasma expander

    Injeksi pethidin : nyeri

    Injeksi antibiotik : bila ada tanda-tanda infeksi

  • 8/14/2019 TUGAS DR.PANDJI.ppt

    55/55

    10. KET

    Infus NaCl : cegah syok

    Injeksi Pethidin 50 mg : nyeri

    Tidak perlu dinaikkan TD hingga normal, cukup

    90100 mmHg (sistol) : agar perdarahan tidak

    semakin banyak

    11. Mola Hidatidosa dgn Perdarahan

    Infus NaCl / Plasma expander : cegah syok

    Injeksi antibiotik

    Beri penenang : Luminal 50 mg.