tugas individu film won't back down gita aprilicia_1206237611
TRANSCRIPT
Resensi Film “ Won’t Back Down” terkait dengan
Aspek Learning Organization and System Thinking
Makalah untuk
Mata Kuliah Organisasi Pembelajar dan Berpikir Sistem
Disusun Oleh,
Gita Aprilicia, 1206237611
Kelas G204
PJ Mata Ajar: Prof. dr. Purnawan Junadi MPH., Ph.D.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNIVERSITAS INDONESIA
Depok, 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah organisasi pembelajar dan berpikir sistem,
serta menambah wawasan mahasiswa akan aspek personal mastery, shared vision hingga
terbentuknya team learning yang dapat dipelajari melalui film. Dalam proses penulisan
makalah ini, saya menemui berbagai kesulitan, salah satunya adalah manajemen waktu yang
belum terlaksana optimal. Namun, berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak, makalah ini
akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Purnawan Junadi, selaku fasilitator dan pembimbing kami yang telah
merekomendasikan film Won’t Back Down sehingga mahasiswa dapat menelaah dan
menjadikan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan personalnya berkaitan
dengan aspek LOST.
2. Orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan.
3. Serta semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Selain itu, saya menyadari bahwa dalam segi sistematika penyusunan maupun materi
yang dipaparkan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saya berharap agar
adanya kritik dan saran yang sekiranya dapat membantu saya untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Depok, 13 April 2014
Gita Aprilicia
ii
DAFTAR ISI
Lembar Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I : Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
Bab II : Pembahasan 2
2.1 Resume Film Won’t Back Down 2
2.2 Personal Mastery Tokoh Pemeran Won’t Back Down 2 .
2.2.1 Jamie Fitzpatrick 2
2.2.2 Nona Alberts 3
2.3 Aspek Team Learning dalam Film Won’t Back Down 3
2.3.1 Forming 4
2.3.2 Storming4
2.3.3 Norming 4
2.3.4 Performing 4
2.4 Shared Vision dalam Film Won’t Back Down 5
2.4.1. Team Vision 5
2.4.2 Shared Vision 5
2.4.2 Turning Point 5
2.5 Lesson Learned dari Film Won’t Back Down 6
Bab III : Penutup 7
iii
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................7
9Daftar Pustaka 8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Film dapat dijadikan suatu media untuk pembelajaran. Dengan film, kita dapat
menemukan pelajaran dan inspirasi yang terkandung didalamnya. Film membuat suatu
pesan mudah tersampaikan kepada penontonnya karena dikemas secara menarik dan
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu film inspirasional yang dapat dijadikan pembelajaran adalah film Won’t
Back Down. Film ini menceritakan tentang kegigihan dua orang perempuan dengan latar
belakang berbeda berjuang memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Negara Amerika.
Perempuan tersebut dibantu oleh seorang guru laki-laki yang juga mempunyai keinginan
untuk mengubah sistem pendidikan menjadi lebih baik. Termasuk segala perjuangan dan
konsekuensi yang mereka hadapi ketika melawan birokrasi yang telah melekat di sekolah.
Film ini merupakan rekomendasi film yang tepat untuk dijadikan pembelajaran dalam
aspek personal master, shared vision dan team learning di dalam konsep Learning
Organization and System Thinking. Dalam organisasi pembelajar dan berpikir sistem,
organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan self learning sehingga
organisasi tersebut memiliki kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon beragam
perubahan yang terjadi. Sebelum memasuki tahap team learning, setiap individu
seharusnya telah memiliki personal mastery yang kuat sehingga ia telah menganal
karakteristik yang ada pada dirinya, beserta kelemahan dan kelebihannya yang dapat ia
bagikan ke organisasi. Organisasi merupakan suatu wadah dalam pengembangan diri
secara terus menerus sehingga setiap individu dapat meningkatkan kapasitas diri dan
mempunyai integritas yang tinggi terhadap dirinya sendiri maupun komitmen terhadap
organisasi tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Memaparkan sinopsis film Won’t Back Down
2. Menjelaskan personal mastery pemeran tokoh dalam film Won’t Back Down
3. Menjelaskan tahap pembentukan tim dalam film Won’t Back Down
4. Menjelaskan shared vision and team’s turning point dalam film Won’t Back Down
5. Menjelaskan lesson learned yang dapat diambil dari film Won’t Back Down
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Resume Film Won’t Back Down
Malia Fitzpatrick adalah putri dari Jamie Fitzpatrick. Malia merupakan seorang anak
kelas dua dengan kasus disleksia, dengan ciri-ciri kesulitan dalam membaca. Saat Maria
mengalami kesulitan membaca huruf di papan tulis, sang guru hanya menyuruhnya
mengulang untuk membaca tanpa memberikan perhatian yang serius terhadap
perkembangan bacaan Maria. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh Sekolah Adams tempat
Malia bersekolah yang sudah mulai pudar akan ideologi pendidikan. Guru-guru di sekolah
tersebut mengajar hanya seperlunya, tidak terlihat adanya figur teladan dari seorang guru.
Akibatnya lainnya adalah murid-murid mengalami kemalasan untuk belajar.
Hingga Jamie Fitzpatrick dan Nona Alberts bertemu untuk membicarakan
pembaharuan sistem pendidikan yang ada di Sekolah Adam. Kemudian Jamie
mengumpulkan petisi dukungan dari orang tua para murid, sedangkan Nona berusaha untuk
meyakinkan para rekan-rekan guru untuk membentuk suatu sistem pendidikan yang lebih
baik.
2.2 Personal Mastery Tokoh Pemeran Won’t Back Down
2.2.1 Jamie Fitzpatrick
Jamie Fitzpatrick adalah seorang single parent yang mempunyai anak perempuan
disleksia. Jamie Fitzpatrick berkarakter ramah, pekerja keras, tidak mudah putus asa, dan
memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang kuat terhadap anaknya. Dalam film ini
diperlihatkan tentang kegigihan Jamie mencarikan sekolah untuk anaknya, yaitu Maria agar
ia mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Cita-citanya adalah menciptakan pendidikan yang lebih baik untuk anaknya, yaitu
Maria. Sekolah Adam tempat Maria bersekolah telah gagal dalam mendidik murid-murid.
Bersekolah di Adam hanya sebagai kewajiban hadir, guru-guru tidak memperhatikan dan
merespon keadaan kelas sedangkan murid-murid cenderung mengacuhkan ucapan guru.
Setiap siswa tidak berkembang kemampuannya, termasuk dalam hal membaca dan
menulis. Oleh karena itu, Jamie bertekat untuk mengubah sistem pendidikan tersebut.
2
Dengan bantuan seorang guru di Sekolah Adam bernama Nona, mereka berdua berjuang
untuk melakukan pembaharuan tentang sistem pendidikan yang ada.
Personal mastery dari Jamie Fitzpatrick dapat dilihat dari aspek fisik, emosional,
spiritual, dan mental. Dilihat dari aspek fisik, Jamie adalah seorang pekerja keras sebagai
seorang ibu yang menghidupi anak perempuannya seorang diri. Siang hari ia bekerja
sebagai freelance, sedangkan malam hari ia bekerja menjadi penjaga bar. Meski ekonomi
Jamie pas-pasan, ia selalu berjuang untuk membesarkan Maria menjadi seorang yang lebih
baik darinya, termasuk dalam hal pendidikan. Ia bertekat kuat memperjuangkan pendidikan
Maria agar tidak menjadi disleksia seperti dirinya. Dilihat dari aspek emosional, Jamie
memiliki cinta kasih yang kuat terhadap Maria, ia selalu mencium pipi Maria dan
menyemangatinya untuk bersabar dalam mencari sekolah yang tepat untuk Maria. Jamie
juga seorang yang pantang menyerah, terlihat saat ia melobby Nona untuk membangun
sekolah baru, serta dalam mencari petisi dukungan dari satu rumah ke rumah yang lain.
Dilihat dari aspek mental, ia memiliki keyakinan yang kuat untuk dapat mengubah sistem
pendidikan yang ada menjadi lebih baik.
2.2.2 Nona Alberts
Nona Alberts adalah seorang guru sekolah dasar yang mengajar di Sekolah Adam.
Nona Alberts memiliki karakter yang tegas. Cita-citanya adalah ingin mewujudkan sistem
pendidikan yang lebih baik, dimana guru dapat berperan kembali menjadi guru yang
sebenarnya, yang mengajari murid-murid dengan nilai keluhuran bukan semata karena
pekerjaan dan materi.
Personal mastery dari Nona Alberts dapat dilihat dari aspek fisik, emosional,
spiritual, dan mental. Dilihat dari aspek fisik, Nona Alberts adalah seorang yang tegas
terlihat saat ia mengadakan rapat dengan rekan-rekan guru untuk menerangkan akan
tujuannya mengubah sistem pendidikan yang ada. Selain itu, ia juga memiliki pendirian
kuat, ia berusaha untuk berbicara dengan dewan guru untuk menyatakan tujuannya.
Dilihat dari aspek emosional Nona Alberts sama seperti Jamie yang menginginkan
anak mereka menjadi lebih baik, Nona memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang tinggi
terhadap anaknya, maka dari itu ia menginginkan perbaikan sistem pendidikan. Dilihat dari
aspek spiritual, Nona memiliki jiwa yang luhur, ia menginginkan kembali pemaknaan
sebuah guru. Nona mengingatkan bahwa mengajar bukan hanya sekadar tuntutan profesi
3
dan materi, namun untuk mendidik sebagaimana tujuan luhur dari seorang guru sebagai
pendidik.
2.3 Aspek Team Learning dalam Film Won’t Back Down
Dinamika pembentukan suatu tim dibagi menjadi tahapn forming, storming, norming,
performing. Perkembangan aspek team learning dapat dilihat dari beberapa tahapan
tersebut, antara lain adalah:
2.3.1 Forming
Forming terlihat saat Jamie Fitzpatrick dan Nona Alberts bertemu di salah satu
pembukaan sekolah baru. Keduanya berniat untuk memasukkan anak mereka ke sekolah
tersebut. Takdir berkata lain, anak Jamie tidak terpilih sebagai murid karena kuota yang
dibuka hanya sedikit dan dipilih secara acak, sedangkan Nona tidak sempat mendaftarkan
anaknya karena pendaftaran telah ditutup. Kemudian Jamie menghampiri Nona untuk
mengajaknya berdiskusi berdua esok hari. Jamie menyampaikan idenya kepada Nona
untuk membangun sekolah yang baru. Tentunya Nona kaget mendengar pernyataan
tersebut, hingga akhirnya Nona sepakat untuk bekerja sama, demi pendidikan anaknya
yang lebih baik.
2.3.2 Storming
Storming terlihat saat penolakan-penolakan yang muncul ketika Jamie mengajak para
orang tua yang memiliki anak sekolah dasar untuk menandatangani petisi. Banyak para
orang tua yang acuh terhadap tindakan Jamie, namun Jamie tak pantang menyerah dalam
mengumpulkan tanda tangan petisi tersebut. Sementara storming pada Nona, terlihat saat
rekan-rekan gurunya berselisih pendapat tentang apa yang dilakukan Nona, bahwa yang
dilakukan Nona menyalahi aturan sehingga satu per satu guru hilang kepercayaan kepada
Nona dan meninggalkan Nona tanpa mau mendengarkan alasan Nona terlebih dahulu.
Storming pada keduanya terlihat saat Jamie dan Nona mengumpulkan tanda tangan para
orang tua dari rumah ke rumah hingga larut malam namun yang mereka terima hanyalah
sebuah penolakan.
2.3.3 Norming
Norming terlihat saat Nona mengumpulkan rekan-rekan guru dalam suatu rapat
mengenai pembaharuan sistem pendidikan di Sekolah Adam. Awalnya Nona menerima
4
kritikan dan cercaan dari teman-temannya, hingga akhirnya ia dapat meyakinkan rekan-
rekannya bahwa guru bukan hanya bekerja untuk uang. Ia meyakinkan rekan-rekannya
untuk kembali menemukan naluri menjadi seorang guru yang sebenarnya mereka
inginkan. Kemudian sebagian besar guru-guru tersebut setuju dan mendukung Nona
dengan menandatangani petisi yang diberikan oleh Jamie. Sementara Nona mendapat
dukungan dari rekan-rekan guru, Jamie semakin gencar dalam mengumpulkan tanda
tangan orang tua. Hingga pada akhirnya, Jamie dan Nona berhasil mendapatkan dukungan
para orang tua, serta berhasil meyakinkan guru-guru untuk melakukan perubahan sistem
pendidikan.
2.3.4 Performing
Performing terlihat saat Jamie, Nona, rekan-rekan guru, dan seluruh pendukung
pembahuran sistem pendidikan di Sekolah Adam berkumpul di suatu ruangan besar
bersama pihak-pihak oponen untuk mendengarkan hasil vote para dewan sekolah. Para
orang tua murid dan guru-guru saling bersatu mendorong adanya perubahan, hingga
akhirnya dewan sekolah setuju untuk melakukan sistem pembaharuan pada Sekolah
Adam.
2.4 Shared Vision dalam Film Won’t Back Down
2.4.1. Team Vision
Team vision terbentuk dari gabungan visi setiap anggota tim. Jamie Fitzpatrick
mempunyai visi untuk membangun sekolah baru agar anaknya, Maria, dapat mempunyai
sekolah yang lebih baik. Sedangkan Nona Alberts mempunyai visi untuk menemukan
kembali makna seorang guru, ia ingin menemukan kembali nilai keluhuran yang ada pada
guru, bahwa mengajar bukan hanya sekadar tuntutan profesi dan mencari materi, namun
untuk mendidik sebagaimana tujuan luhur seorang guru. Keduanya menciptakan team
vision untuk mengubah sistem pendidikan yang ada menjadi lebih baik.
2.4.2 Shared Vision
Shared vision yang dimiliki keduanya telah mencapai tahap co-creating, yaitu telah
mencapai tingkat tertinggi sebuah share vision yang menandakan bahwa keduanya telah
berhasil mengubah sistem pendidikan yang ada untuk menjadi sistem pendidikan yang
lebih baik.
5
2.4.3 Turning Point
Turning point dalam film ini terlihat saat anak Jamie dan anak Nona tidak
mendapatkan kuota untuk bersekolah di sekolah yang telah mereka dambakan. Jamie dan
Nona sama-sama kecewa, kemudian mereka melakukan pertemuan hingga memutuskan
untuk mendirikan sekolah baru dengan sistem pendidikan yang lebih baik.
Turning point selanjutnya saat Jamie dan Nona Alberts mendapat dukungan dari para
orang tua dan rekan-rekan guru. Kemudian Jamie dan Nona melakukan pawai dengan
serempak memakai pakaian berwarna hijau. Nona menyampaikan pidato-nya sekilas
mengapa sistem pendidikan yang gagal harus diubah, kemudian para orang tua murid dan
rekan-rekan guru setuju sambil meneriakan jargon untuk tidak ambil diam terhadap
kegagalan pendidikan.
2.5 Lesson Learned dari Film Won’t Back Down
Pembelajaran yang dapat diambil dari film ini adalah masing-masing visi yang
kemudian dikolaborasikan dalam tim akan mewujudakan visi tim yang kuat. Rasa kasih
sayang dari ibu kepada anaknya juga merupakan alasan yang kuat seorang ibu ingin
mencarikan kehidupan yang lebih baik kepada anaknya, termasuk dalam hal pendidikan.
Atas kegigihan dua orang ibu tersebut, akhirnya pendidikan yang semula kacau kemudian
dapat diperbaharui dengan sistem pendidikan yang mereka usulkan.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari urian diatas dapat kita simpulkan bahwa film “Won’t Back Down” adalah film
yang dapat memberikan pelajaran tentang personal mastery, team vision, shared vision, dan
team learning. Dalam film ini kita dapat melihat karakeristik tokoh Jamie Fitzpatrick dan
Nona Alberts. Keduanya memiliki persamaan senasib, yaitu memiliki anak yang tertinggal
dalam pelajaran sehingga memunculkan reaksi pada keduanya untuk mengubah sistem
pendidikan yang ada. Team vision dari Jamie dan Nona adalah ingin melakukan pembaharuan
sistem pendidikan menjadi lebih baik. Shared vision yang dimiliki keduanya telah mencapai
tahap co-creating, yaitu telah mencapai tingkat tertinggi sebuah share vision yang
menandakan bahwa keduanya telah berhasil mengubah sistem pendidikan yang ada.
Perkembangan team learning antara Jamie dan Nona, terlihat di setiap tahapan
forming, storming, norming, dan performing. Pada tahapan forming, setelah pertemuannya di
sekolah yang gagal menerima anaknya, Jamie dan Nona melakukan pertemuan, kemudian
Jamie menyampaikan idenya untuk membangun sekolah baru bersama Nona. Pada tahapan
storming, Jamie dan Nona mendapat penolakan baik dari para orang tua maupun dari rekan-
rekan guru Nona. Pada tahapan norming, Jamie dan Nona berhasil mendapatkan dukungan
para orang tua, serta guru-guru yang tergerak hatinya untuk melakukan perubahan sistem
pendidikan menjadi lebih baik. Pada tahapan performing, para orang tua murid dan guru-guru
saling bersatu mendorong adanya perubahan, hingga akhirnya dewan sekolah setuju untuk
melakukan sistem pembaharuan pada Sekolah Adam.
7
DAFTAR PUSTAKA
Film Won’t Back Down, 2012. [DVD], USA: HBO.
Senge, P.M. 1994. The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization, New York: Doubleday
8