tugas komplesi skin effect.docx

6

Click here to load reader

Upload: ceer1991

Post on 29-Nov-2015

362 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

skin effect

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas komplesi SKIN EFFECT.docx

Tugas komplesi SKIN EFFECT

NAMA : IKHSANDY HARTANTO

NIM : 071.09.115

Kerusakan formasi

Kerusakan formasi mempunyai definisi turunnya produktifitas suatu sumur akibat tersumbatnya lubang bor, lubang perforasi, pori-pori lubang bor atau rekahan yang berhubungan langsung dengan lubang bor. Dikarenakan factor-faktor tersebut, fluida yang ingin diproduksikan menjadi terhambat dan menyebabkan penurunan produksi, kerusakan formasi ini tidak hanya terjadi pada saat produksi, dapat pula terjadi pada saat operasi pemboran dan komplesi. Kerusakan formasi tersebut akan merugikan karena permeabilitas yang kita miliki akan menjadi lebih kecil dari permeabilitas awal, sehingga hal ini mempengaruhi terhadap produktifitas dari formasi tersebut.

Penyebab dari kerusakan formasi ada bermacam-macam, yang mungkin dikarenakan adanya hubungan antara formasi dengan fluida atau padatan asing, seperti fluida pemboran, fluida komplesi, fluida reservoir yang telah mengalami perubahan yang salah satunya menjadi clay, karena clay tersebut mengembang sehingga menutup pori-pori pada formasi dan memperkecil permeabilitas awal. Tetapi tidak hanya itu saja, penyumbatan yang terjadi di formasi juga dapat disebabkan oleh penyumbatan pada gravel pack, pecahan pasir, hancuran peluru perforasi, lumpur, parafin, asphalt, scale serta collapsenya tubing atau casing. Makadari itu sebelum mengatasi masalah kerusakan formasi tersebut, kita harus terlebih dahulu mengetahui inti dari kerusakan formasi yang terjadi ataupun adanya penyumbatan yang terjadi. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan beberapa test berikut, yaitu: Well test, Production Test, Pressure Build Up Test, Drawdown Test, ataupun dari Sejarah produksi sumur tersebut.

Page 2: Tugas komplesi SKIN EFFECT.docx

Contoh kerusakan formasi pada pemboran:

Kerusakan Formasi Akibat Operasi Pemboran

Untuk menahan dinding lubang bor agar tidak runtuh pada saat operasi pemboran digunakan lumpur pemboran. Pada beberapa kasus lumpur pemboran masuk kedalam formasi. Masalah yang akan timbul adalah untuk formasi yang mengandung clay sehingga akan terjadi reaksi kimia antara filtrat lumpur pemboran dengan clay disekitar lumpur pemboran. Akibat reaksi kimia ini akan menyebabkan pengembangan, dehidrasi atau terdepresinya sebagian lempung yang mengakibatkan tertutupnya porositas batuan. Hal ini sering disebut dengan clay blocking.Kerusakan formasi lain akibat operasi pemboran yaitu berupa invasi partikel padatan pemboran kedalam formasi.

Kerusakan Formasi Akibat Operasi Produksi

Kerusakan formasi pada saat produksi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yang meliputi:

A. Endapan Organik

Untuk jenis hidrokarbon berat seperti asphalt akan terendapkan didalam tubing, lubang perforasi, dan formasi karena adanya penurunan tekanan dan temperatur disekitar lubang bor selama proses produksi berlangsung. Fraksi hidrokarbon yang terendapkan akan membentuk kristal. Sebab lain adalah penurunan temperatur sehingga menyebabkan reaksi kimia antara minyak mentah dan asam organik.

B. Endapan Silt dan Clay

Untuk formasi unconsolidated, problem sumur berupa terikutnya partikel padatan yang menyebabkan rusaknya formasi itu sendiri serta rusaknya peralatan produksi.

C. Gas Blocking

Dengan diproduksikannya minyak akan diikuti dengan turunnya tekanan reservoir sampai dibawah tekanan bubble point (Pb) minyak

Page 3: Tugas komplesi SKIN EFFECT.docx

sehingga akan menyebabkan gas lebih banyak keluar dari larutannya. Keluarnya gas dari larutan akan sebanding dengan laju produksi. Akumulasi gas pada lubang perforasi disebut dengan Gas Blocking.

D. Water Blocking

Water blocking dan water encroshment akan menyebabkan naikknya water oil ratio. Water encroshment dipengaruhi oleh permeabilitas batuan khususnya yang berlapis-lapis yang akan menyebabkan air terproduksi ke sumur bersama-sama dengan minyak. Water coning sensitif terhadap rate produksi serta stabil seiring dengan kenaikan permeabilitas terhadap saturasi air. Water coning akan terjadi melalui lapisan semen yang rekah, akibat adanya water blocking.

Kerusakan Formasi Akibat Operasi Komplesi

Pada saat sumur selesai dikomplesi akan disertai adanya kerusakan formasi antara lain semen, perforasi, dan formation fracturing. Adanya invasi semen diakibatkan karena adanya rate sirkulasi yang tinggi, tidak adanya mud cake (disini lubang sumur dibersihkan dari mud cake sebelum operasi penyemenan dimulai), tekanan hidrostatik serta viskositas semen. Penurunan laju produksi sumur dapat diakibatkan oleh adanya penymbatan lubang perforasi oleh ion organik maupun anorganik sehingga tekanan turun dan temperatur naik.

Tingkat kekerasan formasi bertambah dengan adanya beban pada casing, semen serta runtuhnya formasi. Untuk formasi yang bersifat unconsolidated pada saat komplesi, pasir akan ikut terproduksikan bersama fluida hidrokarbon.

SKIN EFFECT

Skin adalah suatu besaran yang menunjukan ada atau tidaknya kerusakan pada formasi, sebagai akibat pada saat operasi produksi, pemboran dan komplesi. Apabila pada pemboran biasanya diakibatkan adanya filtrat lumpur pemboran yang masuk kedalam formasi atau adanya endapan lumpur disekeliling lubang bor pada formasi yang

Page 4: Tugas komplesi SKIN EFFECT.docx

produktif tersebut. Berdasarkan komponen penyebab terjadinya hambatan, factor skin terdiri dari :

Faktor skin perforasi Faktor skin damage Faktor skin akibat aliran non darcy Faktor skin yang bergantung pada laju alir dan waktu

Penjumlahan semua komponen tersebut akan menghasilkan satu harga factor skin yang disebut factor skin total.

Definisi dari factor skin merupakan ukuran hambatan yang terjadi terhadap aliran fluida di reservoir dari lapisan yang produktif menuju lubang sumur. Hambatan aliran ini umum dialami pada kegiatan produksi pada suatu sumur, sumur minyak atau gas.

Nilai-nilai pada SKIN:

S (+) maka dalam formasi produktif tersebut terjadi kerusakan S (-) maka pada formasi produktif tersebut menunjukan adanya

perbaikan (Stimulated) yang biasanya setelah dilakukan job acidizing atau hydraulic fracturing

S = 0 maka tidak terdapat kerusakan ataupun perbaikan pada formasinya