tugas management dari bab 1-6

Upload: 30061991

Post on 02-Mar-2016

49 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAHManajemen keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2002). Prefosionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat (Keliat, 2010).Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut berupa penataan sistem model asuhan keperawatan profesional (MAKP) mulai dari ketenagaan / pasien, penetapan sistem MAKP, dan perbaikan dokumentasi keperawatan dengan menerapkan dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standart, mudah dilaksanakan, efisien dan efektif) (Nursalam, 2007).MPKP telah diterapkan diberbagai Rumah Sakit Jiwa di Indonesia salah satunya Surakarta. Bentuk MPKP yang dikembangkan adalah MPKP transisi dan MPKP pemula. Hasil penerapan MPKP menunjukkan peningkatan BOR, penurunan ALOS, dan penurunan angka lari pasien. Hal ini menunjukkan bahwa dengan MPKP, pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan bermutu baik (Nursalam, 2007).

Penanganan masalah jiwa secara cepat dan tepat memungkinkan hasil yang baik. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pemulihan normal (25%) dan kemandirian (25%) akan tercapai jika pasien gangguan jiwa ditangani dengan benar. Dengan fakta seperti ini, produktifitas pasien gangguan jiwa masih dapat diharapkan (Keliat, 2010).MPKP yang diterapkan di Ruang Arjuna merupakan MPKP jenis TIM, karena Ruang Arjuna sudah memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien yaitu perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim yang terdiri perawat primer dan perawat associate (perawat pelaksana) yang saling membantu dalam satu grup kecil.B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAANPelaksanaan praktek manajemen keperawatan ini dilaksanakan di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang berlangsung dari tanggal 28 April-31 Mei 2014.C. TUJUAN1. Tujuan UmumSetelah melakukan praktek model praktik manajemen keperawatan (MPKP) selama 5 minggu di Ruang Arjuna dengan model keperawatan TIM dapat diterapkan di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta secara maksimal. 2. Tujuan KhususSetelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mahasiswa / kelompok mampu:a. Melakukan kajian situasi atau analisa lingkungan ruangan pelayanan keperawatan yang terkait dengan fungsi-fungsi manajemen keperawatan (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan),b. Melakukan analisis SWOT,c. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah dalam manajemen keperawatan.

d. Menyusun POA berdasarkan kajian atau analisa,e. Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan,f. Mengimplementasikan salah satu model praktek keperawatan profesional,g. Melakukan pengelolaan staf (kelompok dan pendukung di bawah supervise penanggung jawab unit),h. Melakukan conference, timbang terima (operan) dan ronde keperawatan di suatu ruang perawatan,i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.D. MANFAAT1. Institusi Rumah SakitDapat memberikan masukan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien melalui manajemen keperawatan khususnya di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Surakarta.2. Perawat Sebagai PelaksanaSebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktik guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.3. MahasiswaUntuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam manajemen keperawatan.E. CARA PENGUMPULAN DATASaat melakukan pengumpulan data dalam rangka identifikasi masalah dilakukan dengan metode:1. ObservasiObservasi dilakukan untuk mengumpulkan kondisi fisik ruangan, proses pelayanan, keadaan inventaris ruangan dan asuhan keperawatan jiwa yang langsung dilakukan pada pasien.2. WawancaraWawancara dilakukan pada kepala ruang, ketua tim, perawat assosiate untuk mengumpulkan data tentang proses MPKP, pelayanan

pasien proses bimbingan antara kepala ruang dengan ketua TIM dan perawat associate di Ruang Arjuna.3. Studi dokumentasiKegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap tindakan dan inventaris ruangan.4. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui observasi maupun wawancara mendalam.

F. SISTEMATIKA PENULISANBAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG MASALAHB. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAANC. TUJUAND. MANFAATE. CARA PENGUMPULAN DATAF. SISTEMATIKA PENULISANBAB II PENGKAJIANA. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKITB. GAMBARAN UMUM RUANG ARJUNA RSJD SURAKARTAC. HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ARJUNA RSJD SURAKARTABAB III ANALISA DATAA. ANALISA SWOTB. PERUMUSAN MASALAHC. POA

BAB IIPENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan selama 3 hari, yaitu dimulai pada hari senin tanggal 28 april 2014 sampai dengan hari Rabu tanggal 30 april 2014

A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKITRumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantara No. 80 Surakarta. PO BOX 187, dan kotak pos 57126 Surakarta. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta didirikan pada tahun 1918 M, dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 17 Juli 1919 M. Sejak diterapkan UU No. 22 tahun 1999, tentang otonomi daerah. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang sebelumnya Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sampai saat ini. Sebelumnya Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta beralamat di jantung kota Surakarta, tepatnya yaitu di Jalan Bayangkara No. 8 Surakarta (tepat di samping Stadion Sriwedari Surakarta). Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta memiliki luas tanah 100.067 m2, dan memiliki luas bangunan 21.145 m2 dengan jumlah bangsal sebanyak 13 bangsal (Bangsal VIP, Kresna, Larasati, Arjuna, Dewi kunti, Wisanggeni, Srikandi, Maespati, Sena, Pringgondani, Abimanyu, Amarta dan Sumbadra), dan kapasitas tempat tidur mencapai 293 tempat tidur. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terletak pada lokasi yang cukup strategis karena masih dalam lingkungan sekitar Karisidenan Surakarta yang mudah dijangkau oleh transportasi umum.

Adapun Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut :a. Visi :Menjadi pusat pelayanan kesehatan jiwa pilihan yang profesional berbudaya dan berstandar internasional. b. Misi :1) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa profesional dan paripurna yang terjangkau masyarakat.2) Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standart internasional secara berkelanjutan.3) Menerapkan nilai-nilai budaya kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.4) Meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan jiwa yang optimal.c. Motto :Melayani lebih baikJenis pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdiri dari pelayanan di dalam rumah sakit dan di luar rumah sakit. Adapun jenis pelayanan yang tersedia di rumah sakit tersebut antara lain :1) Pelayanan yang bersifat spesialistika) Pelayanan pencegahan Penyuluhan kesehatan jiwa Pelatihan kesehatan jiwa Pendidikan kesehatan jiwa Penelitian kesehatan jiwa Bimbingan bakat, minat, kepribadian dan konseling Seminar, symposium kesehatan jiwab) Pelayanan rawat jalanc) Pelayanan rawat inap

d) Pelayanan gawat darurate) Pelayanan penunjang diagnostikf) Terapi bio-psiko-sosialg) Pelayanan rehabilitasi2) Pelayanan yang dilakukan di luar rumah sakit (ekstra murah)a) Pelayanan integratifPelayanan integratif yang dilakukan meliputi pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan di Puskesmas dan RSU Kabupaten / Kota, dengan kegiatan : Pembinaan pelayanan kesehatan jiwa Pelayanan konsultasi ahli kesehatan jiwa Pelatihan terhadap tenaga medik dan non medik Puskesmas / RSU tentang kesehatan jiwa.b) Kegiatan lintas sektoralKegiatan pembinaan dan pelayanan lintas sektoral dalam wadah Badan Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM) dilakukan bersama-sama dengan instansi dan sektor-sektor lain yang berperan dalam pembinaan upaya kesehatan jiwa masyarakat.c) Pelayanan yang lainPelayanan yang lain yang tersedia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta antara lain : Surat keputusan sehat jiwa untuk sekolah dan pekerjaan Surat keputusan sehat jiwa untuk kepentingan umum (untuk Calek / Kades / Bupati dan lainnya) Visum kejiwaan Surat keputusan bebas narkotika untuk umum Perawatan jenazah Ambulance Hot Line Service untuk konsultasi lewat telepon (0271-665581) bagi masyarakat umum.3) Peningkatan kinerja dan mutu pelayananDalam rangka pengembangan potensi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta saat ini telah mengembangkan pelayanan unggulan di bidang sub-spesialis psikogeriatri yang didukung dengan tenaga serta sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini melengkapi pengembangan program Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang telah dikembangkan sebelumnya. (Catatan Medik RSJD Surakarta, 2009).Hasil pendokumentasian yang didapatkan dari instalasi rekam medik di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta didapatkan hasil bahwa BOR keseluruhan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut : Bulan Januari : 60,56 % Bulan Februari : 56,54 % Bulan Maret : 61,89 % Bulan April : 71,13%Hasil pendokumentasian yang didapatkan dari instalasi rekam medik di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta didapatkan hasil bahwa ALOS keseluruhan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut : Bulan januari: 26 hari Bulan Februari: 30 hari Bulan Maret : 30 hari Bulan April : 40 hariHasil pendokumentasian yang didapatkan dari instalasi rekam medik di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta didapatkan hasil bahwa TOI keseluruhan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebagai berikut : Bulan Januari: 12 hari Bulan Februari: 9 hari Bulan Maret : 14 hari Bulan April : 17 hari

B. GAMBARAN UMUM RUANG ARJUNA1. Profil Ruang ArjunaRuang Arjuna merupakan salah satu ruang / bangsal di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang digunakan untuk perawatan gangguan jiwa rehabilitasi khusus pasien laki-laki dewasa. Ruang Arjuna terletak dibagian utara dan sebelah barat bagian rumah sakit. Ruang Arjuna merupakan bangsal kelas II dan kelas III yang memberikan pelayanan untuk pasien Jamkesmas, PKMS, Jamkesda, dan bayar sendiri.Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari Kepala Ruang Arjuna didapatkan informasi bahwa Ruang Arjuna adalah salah satu ruang pelayanan keperawatan yang menerapkan metode TIM dalam pemberian Asuhan Keperawatan, dimana metode TIM ini terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan Asuhan Keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 TIM yang terdiri dari Ketua Tim (KATIM) dan Perawat Asosiate (PA) / Perawat Pelaksana. Jumlah ketenagaan di Ruang Arjuna terdapat 12 orang, yang terdiri dari 1 orang Kepala Ruang,2 orang kepala tim dan 9 orang perawat pelaksana. Semua pegawai Ruang Arjuna berjenis kelamin laki-laki. Ruang Arjuna memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 25 tempat tidur pasien, 1 ruangan Kepala Ruang, 1 ruangan perawat, 1 ruang kamar mandi perawat, 2 ruang kamar mandi pasien,1 gudang dan mushola yang juga digunakan sebagai ruang perlengkapan kebutuhan pasien (sprei, sarung bantal, selimut,dll). Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan (inventaris) Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terlampir.

2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan Ruang ArjunaBerdasarkan hasil wawancara dengan perawat di Ruang Arjuna di dapatkan informasi bahwa ruangan belum memiliki visi, misi, motto , dan tujuan ruangan secara khusus, akan tetapi mengacu pada visi, misi, motto dan tujuan Bidang Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa Ruang Arjuna belum memiliki visi, misi, motto dan tujuan ruangan.Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh bahwa sebanyak 100% perawat menyatakan di Ruang Arjuna belum memiliki visi, misi, motto dan tujuan ruangan secara khusus.

3. Lokasi dan Denah Ruang ArjunaLokasi dan denah Ruang Arjuna dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini :Gambar 2.1. Lokasi dan Denah Ruang Arjuna

B T TTT

5

5 5

5 5 5

5 5 5

5

5 5 5 5 5

5

Keterangan :

= Meja = Ruang Gudang

5

= Kursi = Lapangan Tenis Meja

= Ruang Kepala Ruang = Lemari

= Ruang Perawat = Brankat

= Televisi = Tempat Pakaian Kotor

= Tempat Tidur Pasien = Halaman/taman belakang

= Kamar Mandi Pasien = Kamar Mandi Perawat

= Pintu = Nursing Station

= Ruang Tindakan / Kebutuhan Pasien (sprei / linen, selimut, dll)

C. HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA1. Fungsi Perencanaana. Rencana Harian 1) Rencana Harian Kepala RuangBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna, diperoleh informasi bahwa rencana harian seperti pre, post conference, dan timbang terima di Ruang Arjuna dilaksanakan tapi belum pasti karena tidak semua katim masuk shift pagi.Berdasarkan hasil observasi di Ruang Arjuna,belum dilakukan proses pre,postconference dan operan di ruang arjuna dan belum memiliki buku / dokumentasi tertulis tentang rencana harian seperti pre, post conference, dan timbang terima dilaksanakan secara lisan dan didokumentasikan di buku laporan harian.Berdasarkan hasil kuesioner tentang pelaksanaan rencana harian Kepala Ruang Arjuna, perawat menyatakan mengetahui rencana harian Kepala Ruang namum belum terdokumentasikan. Berdasarkan hasil pengkajian pembuatan rencana harian Kepala ruangan mencapai 25%.2) Rencana Harian Kepala TIMBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala TIM Ruang Arjuna, diperoleh informasi bahwa rencana harian seperti pre conference, post conference, timbang terima, supervisi, dan memimpin TAK di Ruang Arjuna belum terlaksana.Berdasarkan hasil observasi di Ruang Arjuna, Kepala TIM Ruang Arjuna belum memiliki buku / dokumentasi tertulis tentang rencana harian seperti tugas yang harus dilakukan masing-masing PA yang terlibat dalam TIMnya.

Berdasarkan hasil kuesioner tentang pelaksanaan rencana harian Kepala TIM Ruang Arjuna, didapatkan perawat menyatakan tidak mengetahui rencana harian Kepala TIM dan belum didokumentasikan sehingga berdasarkan kuesioner pengkajian rencana harian kepala TIM mencapai 27,3 %3) Rencana Harian Perawat Pelaksana / PABerdasarkan hasil wawancara dengan Perawat Pelaksana / PA Ruang Arjuna, diperoleh informasi bahwa rencana harian di Ruang Arjuna belum terlaksana.Berdasarkan hasil observasi di Ruang Arjuna, Ruang Arjuna belum memiliki buku / dokumentasi tertulis rencana harian Perawat Pelaksana / PA seperti operan.Berdasarkan hasil kuesioner tentang pelaksanaan rencana harian Perawat Pelaksana / PA Ruang Arjuna, perawat belum mendokumentasikan rencana harian Perawat pelaksana, berdasarkan penilaian kuesioner mencapai 42%. b. Rencana Bulanan1) Rencana Bulanan Kepala RuangBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna bahwa rencana bulanan di Ruang Arjuna dilakukan rapat bulanan dirapatkan pada akhir bulan minggu ke 4 dan sudah didokumentasikan. Berdasarkan hasil studi dokumentasi, diketahui bahwa Ruang Arjuna sudah melakukan perencanaan bulanan, adapun rencana kegiatan bulanan dilaksanakan pada minggu 4 akhir bulan. Dalam rapat tersebut membahas evaluasi kinerja perawat, evaluasi kegiatan yang telah dilakukan, jadwal dinas dan perencanaan kegiatan untuk bulan selanjutnya.

Berdasarkan hasil kuesioner tentang pelaksanaan rencana bulanan Kepala Ruang Arjuna didapatkan bahwa 67 % perawat menyatakan mengetahui dan pernah dilakukan perencanaan kegiatan Kepala Ruang yang akan dilakukan untuk bulan depan.2) Rencana Bulanan Kepala TIMBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala TIM Ruang Arjuna bahwa rencana bulanan di Ruang Arjuna dilakukan rapat bulanan yang dilakukan awal bulan dan sudah didokumentasikan.Berdasarkan hasil studi dokumentasi, diketahui bahwa Ruang Arjuna sudah melakukan perencanaan bulanan, adapun rencana kegiatan bulanan dilaksanakan pada minggu pertama awal bulan. Dalam rapat tersebut membahas evaluasi kinerja perawat, evaluasi kegiatan yang telah dilakukan, dan perencanaan kegiatan untuk bulan selanjutnya.Berdasarkan hasil kuesioner tentang pelaksanaan rencana bulanan Kepala TIM di Ruangan Arjuna didapatkan bahwa 67 % perawat menyatakan mengetahui dan pernah dilakukan perencanaan kegiatan Kepala TIM yang akan dilakukan untuk bulan depan.c. Rencana TahunanBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang bahwa rencana tahunan Ruang Arjuna sudah ada dan sudah di dokumentasikan secara tertulis.Berdasarkan hasil studi dokumentasi rencana tahunan di Ruang Arjuna sudah ada dan sudah didokumentasikan secara tertulis. Rencana tahunan tersebut berisi tentang hasil evaluasi kinerja perawat tahun lalu, pengajuan sarana

prasarana serta alat kesehatan yang di butuhkan ruangan tersebut dalam satu tahun yang akan datang dan rencananya kepala ruang akan melakukan renovasi plafon yang sudah tidak layak dan pengecatan tembok.Berdasarkan hasil kuesioner penilaian rencana tahunan Kepala Ruang Arjuna sebanyak 75 % perawat menyatakan mengetahui dan pernah dilakukan perencanaan kegiatan Kepala Ruang yang akan dilakukan untuk tahun berikutnya.d. Perencanaan Sarana dan PrasaranaBerdasarkan dari hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna, didapatkan informasi bahwa untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dari setiap ruangan, khususnya Ruang Arjuna harus melalui prosedur yang telah ditetapkan dari Rumah Sakit yaitu melalui pengajuan kepada pihak bidang sarana dan prasarana yang menangani dan kemudian akan dipertimbangkan dari pengajuan tersebut.Kepala Ruang Arjuna menyatakan bahwa perencanaan sarana dan prasarana biasanya dilakukan setiap satu tahun sekali. Adapun untuk sarana dan prasarana yang habis pakai, biasanya permintaan diajukan setiap satu bulan sekali.2. Fungsi Pengorganisasiana. Struktur OrganisasiBerdasarkan hasil observasi dan wawancara di Ruang Arjuna sudah terdapat struktur organisasi meliputi Kepala Bidang Keperawatan, Kepala Sie, Kepala Ruang, Ketua TIM, dan PA. Struktur organisasi yang ada di Ruang Arjuna sudah sesuai dengan struktur organisasi ruang MPKP.Berdasarkan hasil kuesioner bahwa di Ruang Arjuna sebanyak 100% sudah terdapat struktur organisasi dan sudah sesuai dengan format yang telah ditentukan.Gambar 2.2. Struktur Organisasi Ruang ArjunaRumah Sakit Jiwa Daerah SurakartaKepala Bidang KeperawatanH. Sukardi, S.Kep, M.M

Kepala Sie KeperawatanWarno, S.Kep, M.M

Kepala RuanganJoko Sri Pujianto, S.Kep,Ns

Ketua Tim 1Setyo Priono.,S.KepKetua Tim 2Luluk Purnomo.,S.Kep, Ners

AnggotaBudionoSri SubagiyoTri MaryantoJoni Raharjo

AnggotaAgus SuharyantoArman SusantoHarmadiAsih SudaryantoWindardi

Ketua TIM ISetyo Priyono, S.KepAnggotaAgus SuharyantoArman SusantoHarmadiAsih SudaryantoWindardi

Beberapa Pasien

Beberapa pasienTri MaryantoJoni Raharjo

Pelaksana RTSihono

b. Uraian Tugas (Job Discription)Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan hasil bahwa pembagian tugas di Ruang Arjuna sudah ada, meliputi tugas Kepala Ruang, Tugas Kepala TIM, dan tugas Perawat Pelaksana.c. Pengorganisasian Perawatan Pasien (Metode Pemberian Askep)Berdasarkan hasil pengkajian studi dokumentasi dan wawancara didapatkan hasil bahwa perawat Ruang Arjuna menggunakan metode TIM dengan 1 orang Kepala Ruang dan dibagi dalam 2 TIM. Akan tetapi, belum mempunyai buku laporan TIM secara tersendiri bagi TIM 1 dan 2, karena buku laporan dijadikan satu antara TIM 1 dan TIM 2.d. Sistem Pembayaran PasienBerdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi catatan ruangan, didapatkan data bahwa di Ruang Arjuna berdasarkan pada sistem pembayaran dan jumlah pasien dalam 3 bulan terakhir (Bulan Februari, Maret dan April) didapatkan data jumlah pasien sebanyak 55 orang dengan sistem pembayaran sebagai berikut :1) Kelas II= 26 orang (47,28%)2) Kelas III= 24 orang (43,64%)3) Jamkesmas= -4) Jamkesda= 4 orang (7,27%)5) BPJS= 1 orang ( 1,81%)e. Pendokumentasian Proses KeperawatanBerdasarkan hasil wawancara Kepala TIM, mengatakan bahwa untuk pendokumentasian Asuhan Keperawatan dalam pelaksanaan sampai saat ini sudah terlaksana secara rutin.Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan data bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan 100 % mengatakan ada penulisan asuhan keperawatan.Berdasarkan dari hasil pengisian kuesioner dan pendokumentasian yang diperoleh melalui instrumen Asuhan Keperawatan di Ruang Arjuna, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2.1. Rata-Rata Instrument Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Askep yang diniliaiHasilKeterangan

Pengkajian

77,5 %Data dicatat berdasarkan hasil pengkajian sesuai dengan pedoman pengkajian yaitu sebesar 100 %, data dikelompokkan sebesar 80 %, data dikaji pada saat pasien masuk sampai dengan pulang sebesar 100%, dan masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan pola fungsi kehidupan sebesar 30 %. Dari total seluruh pengkajian sudah mencapai sebesar 77,5 %

Diagnosa Keperawatan

70 %Diagnosa selalu berdasarkan pada data yang telah dikelompokkan sebesar 100 % dan mencerminkan PE / PES sebesar 20 % serta sudah merumuskan diagnosa aktual / potensial sebesar 100 %. Dari hasil keseluruhan diagnosa keperawatan mencapai 70 %.

Perencanaan Keperawatan

78 %Rencana tindakan keperawatan telah berdasarkan pada diagnosa keperawatan 100 % dan disusun menurut urutan prioritas 100 %. Selain itu, rumusan tujuan sudah mengandung komponen pasien, perubahan kondisi dan kriteria pasien sebesar 80 %. Kalimat perintah dalam perencanaan keperawatan terinci dan jelas serta melibatkan pasien dan keluarga sebesar 100 %. Rencana tindakan menggambarkan kerja sama sebesar 70 %. Dari total keseluruhan perencanaan keperawatan yang dilakukan di Ruang Arjuna mencapai 78 %.

Tindakan / Implementasi Keperawatan

65 %Dilihat dari kriteria tindakan keperawatan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan sebesar 80 %, perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan sebesar 60 %, revisi tindakan berdasarkan evaluasi sebesar 90 %, dan semua tindakan yang telah dilakukan dicatat ringkas dan jelas sebesar 30 %. Dari hasil keseluruhan implementasi keperawatan di Ruang Arjuna telah mencapai 65 %.

Evaluasi Keperawatan

90 %Dilihat dari kriteria evaluasi yang meliputi pada acuan tujuan sebesar 80 %, dan hasil evaluasi sebesar 100 %. Dari hasil keseluruhan evaluasi keperawatan mencapai 90 %.

Catatan Asuhan Keperawatan

72 %Pada catatan Asuhan Keperawatan dilihat dari penulisan format yang baku sebesar 60 %, pencatatan sesuai yang telah dilaksanakan sebesar 50 %, pencatatan yang jelas, ringkas, dengan istilah yang baku dan benar sebesar 80 %, setiap melakukan tindakan mencantumkan nama jelas, tanggal, dan jam dilakukan sebesar 90 %, berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebesar 100 %. Dari hasil secara keseluruhan catatan asuhan keperawatan di Ruang Arjuna sudah mencapai 72 %.

Rata-Rata75.41%Dari hasil instrument asuhan keperawatan yang diperoleh didapatkan rata-rata sebanyak 75.41 %.

Sumber: Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah SurakartaDari hasil instrumen pendokumentasian Asuhan Keperawatan didapatkan bahwa nilai yang paling tertinggi adalah evaluasi keperawatan sebesar 90 % dan terendah adalah tindakan / implementasi keperawatan sebesar 65 % sehingga didapatkan rata-rata sebesar 75.41 % dengan kategori cukup.

f. Jadwal Dinas atau sift1) Sistem penyusunan jadwal dinasBerdasarkan dari hasil kuesioner sebanyak 83.3 % jadwal dinas perawat sudah terlaksana dengan baik, dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna, studi dokumentasi, dan observasi daftar dinas yang disusun di ruangan Arjuna di buat untuk 1 bulan. Pembuatan jadwal dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan dan sudah sesuai dengan format yang tersedia. Sebelum jadwal disusun, perawat diberi kesempatan untuk mengajukan libur pada tanggal yang dikehendaki dan selanjutya dibuat jadwal oleh kepala ruang. Setiap perawat memiliki tugas dinas pagi, siang, dan malam, serta yang lepas dari dinas (libur) dan sudah terdokumentasi sesuai dengan format yang tersedia. Akan tetapi, pembagian penanggung jawab untuk tiap-tiap sift (pagi, siang, malam) belum tertuang dalam tulisan. Pengaturan jumlah jaga dalam setiap shiff disesuaikan dengan kebutuhan. Sift pagi terdiri dari rata-rata 4 orang perawat termasuk kepala ruang dan ketua TIM, ini dikarenakan aktivitas terbanyak dibandingkan dengan dinas sore ataupun malam. Adapun jadwal penugasan di ruang Arjuna bulan April 2014 terlampir.2) Penanggungjawab penugasanDari hasil pengkajian wawancara yang diperoleh dari kepala ruang, secara keseluruhan penanggung jawab dari penugasan jadwal dinas adalah kepala ruang.Dari hasil wawancara yang diperoleh bahwa untuk penanggung jawab penugasan harian daftar dinas di ruang Arjuna belum terjadwal.g. KetenagaanBerdasarkan hasil wawancara dan observasi dari perawat, distribusi tenaga perawat berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2. Karakteristik Jenis Pendidikan dan Masa KerjaKetenagaan Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

NoNamaJabatanPendidikanStandarMasa KerjaJenisPelatihan

1.Joko Sri PujiantoKepala RuangS 1, NsS. Kep20 thnPNS MPKP Askep Jiwa Pembimbing Klinik

2.Setyo Priyono Ketua TIM IS 1S. Kep19 thnPNS Askep Jiwa Pembimbing Klinik

3.Luluk PurnomoKetua TIM IIS 1, NsS. Kep13 thnPNS MPKP TAK Askep Jiwa Pembimbing Klinik

4.Tri Maryanto

PAS 1Pendidikan Minimal D312 thnPNS Askep Jiwa

5.Asih SudaryantoPAS 1Pendidikan Minimal D310 thnPNS Askep Jiwa

6.Sri SubagyoPAS 1Pendidikan Minimal D330 thnPNS Askep Jiwa

7.WindardiPAS 1Pendidikan Minimal D3 4 thnPNS Askep Jiwa

8.Agus SuharyantoPAD 3Pendidikan Minimal D329 thnPNS Askep Jiwa

9.Joni RaharjoPAS 1Pendidikan Minimal D3 7 thnPNS MPKP Askep Jiwa

10.BudionoPAS 1Pendidikan Minimal D327 thnPNS Askep Jiwa

11.HarmadiPAD 3Pendidikan Minimal D328 thnPNS Askep Jiwa

12.Arman SusantoPAS 1Pendidikan Minimal D322 thnPNS Askep Jiwa

Sumber: Buku Kepegawaian Ruang ArjunaTabel 2.3. Daftar Ketenagaan Ruang ArjunaRumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

NoTingkat PendidikanJumlahProsentase

1.Profesi Keperawatan (Ners)2 orang16,67 %

2.S 1 Keperawatan8 orang66,66 %

3.D 3 Keperawatan2 orang16,67 %

Jumlah12 orang 100 %

Sumber: Buku Kepegawaian Ruang ArjunaBerdasarkan hasil dari dokumentasi dan wawancara tentang ketenagaan di ruang Arjuna di dapatkan hasil antara lain 2 orang yang memiliki Pendidikan Profesi Keperawatan (Ners), 8 orang dengan Sarjana Keperawatan (S1),dan 2 orang dengan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan (D3).

h. OrientasiBerdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Ruang Arjuna, didapatkan informasi bahwa bimbingan tenaga baru di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dari bidang ketenagaan mengorientasi perawat baru selama 3 bulan pada setiap ruangan yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Di Ruang Arjuna pengorientasian sudah ada dan diorientasikan oleh kepala ruangan, hal ini dilakukan agar pegawai baru tersebut memahami tugas dan fungsi sebagai perawat ruangan. Berikut ini adalah hal yang harus diberikan oleh Kepala Ruang kepada pegawai yang menjalani orientasi di ruangan.Kegiatan:1) Orientasi ruangan atau tempat,2) Bimbingan target kompetensi oleh Kepala Ruang kepada perawat orientasi,3) Orientasi pasien, status pasien, dokumentasi Asuhan Keperawatan pasien,4) Orientasi obat,5) Orientasi peralatan dan inventaris,6) Orientasi tugas (pagi, siang, malam),7) Evaluasi pelaksanaan tindakan oleh Kepala Ruang.i. Pengembangan StaffBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna, pengembangan staff ini dibuat untuk keuntungan individu perawat serta untuk peningkatan produktivitas pelayanan kepada

klien. Berbagai macam pengembangan penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan yang bermanfaat untuk pekerjaan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap perawat.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna dan Kepala TIM Ruang Arjuna, secara keseluruhan pengembangan staff di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dilakukan dengan pendidikan berkelanjutan baik formal maupun non formal (seminar dan program pelatihan). Pengembangan staff dilakukan oleh bagian keperawatan di delegasikan kepada Kepala Ruang, kemudian Kepala Ruang dapat mengusulkan anggota TIM nya untuk diajukan kepada bagian keperawatan yang berwenang.Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna, Kepala Ruang berharap adanya pelatihan Asuhan Keperawatan jiwa dan MPKP secara berkesinambungan untuk pembaharuan kemajuan ruangan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Fungsi Pengarahan dan Pengawasana. Motivasi 1) Strategi Memotivasi Individu Atau KelompokBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna didapatkan informasi bahwa Kepala Ruang melakukan pengawasan terhadap kinerja perawat dan memberikan penghargaan kepada perawat yang memiliki kinerja bagus. Kegiatan motivasi belum diberikan oleh Kepala Ruang. Sebelum melakukan aktivitas hanya diawali dengan berjabat tangan dan setiap rapat bulanan terkadang diadakan refreshing bersama oleh kepala ruang.2) Sistem reward dan punishmentBerdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna, didapatkan informasi bahwa untuk kinerja perawat yang bagus atau berprestasi biasanya diberikan reward yaitu diikutkan pelatihan.Punishment diberikan oleh Kepala Ruang kepada perawat yang memiliki kinerja kurang baik atau bermasalah dengan pelanggaran ringan yaitu dengan cara melakukan pendekatan persuasive, memfasilitasi untuk menceritakan masalahnya, memberikan motivasi, dan peringatan secara lisan. Kepala Ruang menyatakan untuk pemberian sanksi pelanggaran sedang dan berat diteruskan ke sie keperawatan atau bidang keperawatan.Gambar 2.3. Proses Pemberian Sanksi di Rumah Sakit JiwaDaerah SurakartaDirektur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

Komite Etik Rumah Sakit Jiwa Daerah SurakartaSidang

PelanggaranKepala Ruang Rumah Sakit Jiwa Daerah SurakartaKepala Sie Keperawatan Sakit Jiwa Daerah SurakartaKepala Bidang Keperawatan Sakit Jiwa Daerah Surakarta

yang bersangkutan

Pelanggaran etik

Sumber : Kode Etik Perawatan RSJD Surakarta

Keterangan Gambar :Apabila terjadi pelanggaran yang telah dilakukan, maka akan diklasifikasikan jenisnya (berat, sedang, ringan). Pemberian sanksi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta untuk pelanggaran ringan dapat diberikan teguran langsung atau sanksi dari Kepala Ruangan, sedangkan untuk pelanggaran sedang penanganan masalah akan diteruskan ke Sie Keperawatan, dan untuk pelanggaran berat penanganan masalah akan diteruskan ke Bidang Keperawatan untuk ditindak lanjuti. Pemberian sanksi pada pelanggaran sedang dan berat akan disidangkan oleh komite etik Rumah Sakit dan sanksi akan diberikan langsung dari Direktur kepada yang bersangkutan.b. Komunikasi (Strategi dan Model Komunikasi)1) Pelaksanaan komunikasi antara Kepala Ruang dan staf Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Arjuna, komunikasi antara Kepala Ruang dengan Ketua TIM maupun perawat pelaksana sudah cukup baik.Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian, strategi komunikasi yang digunakan di Ruang Arjuna yaitu dengan komunikasi secara langsung tanpa proses formal seperti pre dan post conference.2) Pelaksanaan komunikasi antar staffBerdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Arjuna, komunikasi antar staff sudah berjalan cukup baik.Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian, strategi komunikasi yang digunakan di Ruang Arjuna yaitu dengan komunikasi secara langsung.3) Pelaksanaan komunikasi antara perawat ke pasienBerdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Arjuna, komunikasi antara perawat ke pasien sudah dilakukan saat berinteraksi ke pasien, namun belum berjalan maksimal dan efektif, karena komunikasi tidak menyeluruh dan lebih pada pasien yang memerlukan perhatian khusus.Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian, komunikasi yang dilakukan perawat ke pasien masih belum maksimal, dimana perawat terlihat jarang melakukan interaksi dan menanyakan kondisi pasien.4) Jaringan komunikasi staf untuk menyampaikan informasiBerdasarkan hasil wawancara di Ruang Arjuna, komunikasi staf untuk menyampaikan informasi atau masalah yang dialami pasien ditulis pada papan pengumuman dan dilisankan secara langsung.5) Kebebasan staf dalam menyampaikan ide-ide atau pendapatnyaBerdasarkan hasil wawancara di Ruang Arjuna, Kepala Ruang, Ketua TIM, perawat pelaksana, bebas untuk menyampaikan ide-ide dan pendapatnya terkait pengembangan ruangan dan masalah yang dialami pasien.c. Gaya kepemimpinanBerdasarkan wawancara yang diperoleh dari Kepala Ruang Arjuna, didapatkan informasi bahwa di Ruang Arjuna dalam memutuskan kegiatan maupun perencanaan yang berhubungan dengan ruangan dilakukan secara demokratis dimana apabila terdapat masalah dilakukan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan masing-masing kepala TIM dan pelaksanaan dapat member masukan dalam pemecahan masalah.d. ConferenceBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna didapatkan informasi bahwa di Ruang Arjuna sudah dilakukan conference secara lisan, akan tetapi tidak formal dan tidak ada pendokumentasian hasil pre dan post conference.Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian di Ruang Arjuna, didapatkan hasil bahwa pre dan post conference belum dilakukan.Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa pre conference sebanyak 40 % dan post conference sebanyak 33,34 % perawat menyatakan telah dilakukan di Ruang Arjunae. Timbang TerimaBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna didapatkan informasi bahwa di Ruang Arjuna belum dilakukan timbang terima secara lisan atau tertulis di papan tulis dan pelaksanaannya belum optimal.Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian di Ruang Arjuna, didapatkan hasil bahwa timbang terima belum dilakukan.Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa 10% perawat menyatakan sudah ada interaksi operan (timbang terima).f. PendelegasianBerdasarkan wawancara yang diperoleh dari Kepala Ruang Arjuna, di dapatkan informasi bahwa di Ruang Arjuna belum dilakukan pendelegasian. Kepala Ruang mengatakan bahwa pendelegasian hanya dilakukan secara lisan. Pendelegasian yang biasanya dilakukan hanya berupa daftar pasien yang dipuasakan untuk ECT maupun cek darah, daftar pasien yang mengikuti rehabilitasi, pasien yang memerlukan perhatian khusus atau ekstra, atau tindakan medis lain yang diperlukan. g. Ronde KeperawatanBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna didapatkan informasi bahwa di Ruang Arjuna belum dilaksanakan ronde keperawatan dan belum didokumentasikan.Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian di Ruang Arjuna, didapatkan hasil bahwa ronde keperawatan belum dilaksanakan dan belum di dokumentasikan.Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa 10 % perawat menyatakan pernah melakukan ronde keperawatan.h. SupervisiBerdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna bahwa di ruangan sendiri tidak terdapat format supervisi untuk melakukan supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh karu kepada perawat pelaksana atau katim dilakukan seminggu sekali namun dilakukan tidak secara formal.Berdasarkan dari hasil observasi bahwa dalam pelaksanaan supervisi baik dari Kepala Ruang ke Kepala TIM maupun dari Kepala TIM ke perawat pelaksana (PA) belum terlaksana secara optimal.Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa supervisi terhadap Asuhan Keperawatan di Ruang Arjuna kadang dilaksanakan tapi belum maksimal, dengan prosentase 25 %.i. Manajemen konflikBerdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna dan observasi selama pengkajian setiap ada masalah di Ruang Arjuna diselesaikan secara musyawarah antara Kepala Ruang, Kepala TIM, dan perawat pelaksana. j. Kolaborasi dan koordinasi1) Alur koordinasiBerdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Arjuna sudah memiliki program kegiatan untuk melaksanakan ronde keperawatan yang melibatkan tenaga kesehatan lain 2) Metode pengawasanBerdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Arjuna diperoleh informasi bahwa metode pengawasan dilaksanakan saat apel dan dari Bidang Keperawatan melakukan pengawasan langsung ke ruangan 2 minggu sekali.k. Sentralisasi obatDari hasil wawancara dan observasi di Ruang Arjuna sudah dilakukan sentralisasi obat sesuai dengan ketentuan yang ada. Perawat mengajukan permintaan resep dan obat selama 10 hari kemudian dikelola di apotik, dan tiap harinya pihak apotik akan mengantarkan obat semua pasien ke bangsal sudah berdasarkan nama-nama pasien. Setelah obat diserahkan ke perawat, perawat ruangan mengecek obat, apakah obat yang diberikan sudah lengkap sesuai resep dari dokter, kemudian perawat mendistribusikan obat tersebut ke pasien sesuai dengan dosis dan waktu pemberian obat (pagi, siang atau malam) sampai obat benar-benar diminum oleh pasien. Sebelum obat habis, kira-kira pada hari ke 9, perawat mengajukan permintaan resep obat pada dokter, apabila ada penambahan resep akan ditulis di buku pengiriman resep dan buku penerimaan obat. Di Ruang Arjuna sudah memiliki buku pengajuan obat dan catatan obat habis.

4. Fungsi Pengendaliana. Program Pengendalian Mutu1) Indikator MutuBerdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Kepala Ruang Arjuna, bahwa indikator mutu yang ada di ruang Arjuna antara lain :a) Buku standar asuhan keperawatanBerdasarkan hasil studi dokumentasi yang didapatkan, buku Standar Asuhan Keperawatan yang dimiliki di Ruang Arjuna tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2. 5. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Ruang ArjunaaRumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

No Judul SAK

1.Standar Asuhan Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan

2.Standar Asuhan Keperawatan Halusinasi

3.Standar Asuhan Keperawatan Waham

4.Standar Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial

5.Standar Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah

6.Standar Asuhan Keperawatan Kurang Perawatan Diri

7.Standar Asuhan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

Sumber: Kumpulan Standar Asuhan Keperawatan JiwaSecara umum di Ruang Arjuna SAK yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan di ruang perawatan dan tindakan keperawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang dilakukan. Tabel 2. 6. Distribusi Pasien Berdasarkan Masalah Keperawatan di Ruang ArjunaRumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

NoMasalah PasienJumlah PasienProsentase

1.Halusinasi940,90%

2.Resiko Perilaku Kekerasan1254,55%

3.Harga Diri Rendah--

4.Isolasi Sosial- -

5.Risiko Bunuh Diri--

6.Gangguan isi pikir : Waham14,55%

7.Defisit Perawatan Diri--

Jumlah22 Pasien100 %

Sumber: Buku Laporan Kepala TIM Ruang ArjunaBerdasarkan tabel diatas, didapatkan data bahwa jumlah pasien di Ruang Arjuna sebanyak 22 pasien dengan distribusi masalah keperawatan terbanyak adalah resiko perilaku kekerasan yaitu 12 pasien (54,55 %) dan masing-masing masalah keperawatan sudah sesuai dengan SAK yang ada.b) Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang tindakan keperawatanBerdasarkan hasil observasi yang didapatkan dari Ruang Arjuna bahwa tindakan keperawatan sudah sesuai dengan SOP. Adapun 57 SOP yang dimiliki di Ruang Arjuna terlampir.c) Prosedur Tetap / PROTAP yang telah disahkan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, adapun Prosedur Tetap berjumlah 65 yang telah disahkan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terlampir.d) PROTAP pencegahan infeksi nosokomial, buku pedoman pasien, keselamatan pasien.e) Struktur organisasi dan uraian tugas tenaga keperawatanf) Rencana pasien pulangg) Jadwal konsultanh) Catatan perkembangani) Acuan pengisian dokumentasij) Standar pelayanan keperawatanAkan tetapi, dalam pelaksanaan seluruhnya belum dapat dilakukan secara maksimal karena terkendala dari berbagai faktor, salah satu diantaranya faktor SDM yang kurang.2) KegiatanBerdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Kepala Ruang Arjuna, bahwa sudah ada buku pedoman keselamatan pasien dan PROTAP pencegahan infeksi nosokomial dan sudah dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman keselamatan pasien.b. Pengembangan Standar1) Sistem Penilaian KerjaBerdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Arjuna didapatkan hasil bahwa untuk sistem penilaian kerja didapatkan dari Daftar Penilaian Prestasi Pekerjaan (DP3). Kemudian dari perawat yang berkompetensi dan berprestasi nantinya akan direkomendasikan pada rapat tahunan dan perawat akan mendapatkan beasiswa pendidikan berkelanjutan ataupun kenaikan jabatan. 2) Keterlibatan Perawat dalam Menyusun Standar Penilaian KerjaBerdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Arjuna didapatkan hasil bahwa perawat terlibat dalam penyusunan standar penilaian kerja, yang dilakukan melalui diskusi bersama dengan Kepala Ruang. 3) Waktu Penilaian KerjaBerdasarkan hasil wawancara di ruang Arjuna bahwa untuk penilaian kerja dilakukan satu tahun sekali.c. Indikator Rumah Sakit : BOR, ALOS, TOI1) BOR (Bed Occupancy Rate)BOR (Bed Occupancy Rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Standar International BOR dianggap baik adalah 80 - 90 %, sedangkan standar Nasional BOR adalah 70 80 %.Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Ayodya, bahwa untuk penghitungan BOR tiap bulan belum dilakukan.Hasil penghitungan BOR di Ruang Arjuna didapatkan hasil sebagai berikut : Bulan Januari : 76 % Bulan Februari: 80 % Bulan Maret: 76 % Bulan April : 76 %2) ALOS (Average Length of Stay)ALOS (Average Length of Stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran

mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang ideal antara 6-9 hari (di Rumah Sakit Umum).Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna bahwa untuk perhitungan ALOS tiap bulan belum dilakukan.Hasil penghitungan ALOS di Ruang Arjuna didapatkan hasil sebagai berikut : Bulan Januari: 27 hari Bulan Februari : 37 hari Bulan Maret: 33 hari Bulan April: 40 hari3) TOI (Turn Over Internal)TOI (Turn Over Internal) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam 1-3 hari (Rumah Sakit Umum)Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna bahwa untuk perhitungan TOI tiap bulan belum dilakukan.Hasil penghitungan TOI di Ruang Arjuna didapatkan hasil sebagai berikut : Bulan Januari: 8 hari Bulan Februari: 2 hari Bulan Maret: 1 hari Bulan April: 10 harid. Angka Kejadian INOSBerdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna di dapatkan informasi bahwa mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Maret 2014 di Ruang Arjuna tidak ada angka kejadian INOS.e. Angka Kejadian Pengekangan Fisik (Restrain)Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna didapatkan informasi bahwa mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Maret 2014 di ruang Arjuna ada angka kejadian pengekangan fisik (restrain) di bulan Januari.f. Angka Kejadian Pasien CederaBerdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna didapatkan informasi bahwa mulai dari Bulan Januari 2014 sampai dengan Bulan Maret 2014 di Ruang Arjuna tidak ada angka kejadian pasien cedera.g. Angka Kejadian Pasien Bunuh DiriBerdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjuna di didapatkan informasi bahwa mulai Bulan Januari 2014 sampai dengan Bulan Maret 2014 di Ruang Arjuna tidak ada angka kejadian pasien bunuh diri.h. Angka Kejadian Pasien Melarikan DiriBerdasarkan hasil wawancara dari Kepala Ruang Arjua didapatkan informasi bahwa mulai dari Bulan Januari 2014 sampai dengan Bulan Maret 2014 di Ruang Arjuna tidak ada angka kejadian pasien melarikan diri.i. Kepuasan PasienBerdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa 75 % pasien menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat.j. Kepuasan Keluarga PasienBerdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa 85 % keluarga pasien menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat.Tabel 2. 7. Distribusi Pasien Berdasarkan Ketua TIM di Ruang ArjunaRumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

1. DAFTAR PASIEN RUANG ARJUNAKetua Tim 1 (Setyo Priyono, S.Kep)NoNamaNo RegDiagnosa KepTgl MasukAlamat

1.Hartoyo39852RPK27 Maret 2014Boyolali

2.Imam Utomo035130Halusinasi20 Maret 2014Sukoharjo

3.Boby Imam52703RPK6 Februari 2014Wonogiri

4.Albert I024933Halusinasi16 April 2014Colomadu

5.Sumarmo04644RPK2 Maret 2014Karanganyar

6.Muh. Samuel046563RPK27 Maret 2014Blora

7.Yulianto052594RPK11 April 2014Karang anyar

8.Sutar52597RPK14 April 2014Grobokan

9.Wahyu Suwardi045244Halusinasi29 April 2014Sragen

10.Kaderi052660Waham25 April 2014Ngawi

11Heri Amanto001417RPK25 April 2014Laweyan

Ketua Tim 2 (Luluk Purnomo, S.Kep, Ns )NoNamaNo Reg Diagnosa Kep.Tgl MasukAlamat

1.Basuki Raharjo052436Halusinasi17 April 2014Sukoharjo

2.Agus Susanto52434RPK18 Maret 2014Wonogiri

3.Wahyu Sri042150RPK16 April 2014Boyolali

4.Andi52584RPK2 April 2014Boyolali

5.Bagus052409Halusinasi10 April 2014Ponorogo

6.Arif Santoso052766RPK26 April 2014Ponorogo

7.Sumarlan005920Halusinasi11 April 2014Karanganyar

8.Febri Yulianto41418RPK1 April 2014Wonogiri

9.Basuki052615RPK22 April 2014Blora

10Mitro 052653Halusinasi 12 April 2014Blora

11Sukardi15527Halusinasi24 April 2014Sragen

BAB IIIANALISA DATAA. ANALISA SWOTNOANALISA SWOT

1. Strength1) Sudah ada SAK gangguan jiwa2) Memiliki sarana dan prasarana yang memadai a. Penerangan dan ventilasi yang baik3) Sudah ada daftar pasien di Ruang Arjuna4) Sudah ada sarana dan prasarana dan sudah mencukupi atau memenuhi standar.5) Terdapat lulusan sarjana keperawatan ners di ruangan Arjuna yang dapat memberikan kontribusi sebagai role model.6) Adanya komunikasi yang baik antar tenaga perawat di ruang Arjuna7) Bangsal Arjuna merupakan salah satu bangsal kelas 2 dan 3 laki-laki dewasa yang dipakai sebagai lahan praktek mahasiswa.

2. Weakness1) Belum ada visi, misi, motto diruang Arjuna tetapi sudah mengikuti visi,misi,motto RSJD2) Terdapat rencana harian tetapi pendokumentasiannya belum dilakukan.3) Kurangnya kedisiplinan petugas perawat berhubungan dengan tata tertib kedinasan,seperti jam masuk dinas dan seragam perawat.4) Belum adanya system operan yang sesuai standar.5) Belum ada supervisi dari Karu ke Katim, Katim ke Perawat Pelaksanaan, dan pendokumentasiannya tidak ada. 6) Pelaksanaan conferen belum terlaksana.7) Pelaksanaan pre dan post conferen dibangsal Arjuna belum terlaksana karena terkendalanya jadwal katim yang tidak bisa masuk tiap pagi.8) Metode tim sudah berjalan tetapi belum terlaksana dengan maksimal.9) Belum adanya kesepakatan bersama tentang jadwal dan pelaksanaan conference dan operan.10) Kurang disiplinnya petugas kesehatan terutama perawat dalam jam dinas yang dapat menghambat dalam peningkatan pelayanan pasien.11) Kurangnya tenaga kerja perawat di bangsal arjuna12) Tidak adanya ruang tata usaha dan tenga kerja khusus ini diruang Arjuna13) Kualitas kebersihan di ruang Arjuna masih kurang14) Pelayanan terhadap pasien masih belum optimal baik interaksi maupun pendekatan untuk penanganan masalah pasien.15) Ruangan Arjuna belum memiliki survey kepuasan terhadap pasien dan keluarga.

3. Opportunity1) Adanya kerja sama yang baik antara Institusi Pendidikan dengan RSJD Surakarta.2) Terselenggaranya program progam pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga perawat3) Ada kerjasama yang baik dari pemerintah untuk pelatihan tentang profesionalisme perawat.4) Ada program pelatihan khusus ( seminar baik intern maupun ekstern).5) Adanya rotasi struktural yang memudahkan dalam proses dinamisasi keperawatan

4. Threat1) Persaingan antar ruangan di mana ruangan lain sudah melakukan asuhan keperawatan dengan metode tim sesuai standart.2) Adanya tuntutan dari masyarakat yang lebih tinggi, dalam profesionalisme tenaga kesehatan3) Adanya teguran dari pihak rumah sakit atas sistim di bangsal yang kurang baik4) Ancaman pemutusan kerja sama dengan instansi pendidikan sebagai lahan praktik.

B . PERUMUSAN MASALAHNOFungsi ManajemenMasalah

1PerencanaanA. Penerapan kegiatan MPKP belum optimal (pre, post conference, operan keperawatan)B. Ruangan belum memiliki perencanaan harian KARU, KATIM, Perawat pelaksana

2PengarahanBelum optimalnya sistim motivasi, supervisi dan delegasi di ruang Arjuna

B. SKORING MASALAHNoMasalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas

1. Rencana harian (dokumentasi)445349603

2. Conference (pre dan post conference)5554420002

3. Operan 5555531251

4. Motivasi22231245

5. Pendelegasian 434322884

6. Supervisi434322884

Keterangan:Mg:kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalahSv:besarnya kerugian yang ditimbulkanMn:dilihat dari kemungkinan masalah bisa dipecahkanNc:melibatkan pertimbangan dan perhatian perawatAf:ketersediaan sumberdayaSkor:5: sangat penting2: Kurang penting4: penting1: sangat kurang penting3: cukup penting

71

A. POA

NoMasalahRencana TindakanTujuanSaranTempat dan WaktuAlatMetode

Tujuan UmumTujuan Khusus

1Penerapan kegiatan MPKP belum optimal (pre, post conference, operan keperawatan)1. Sosialisasi tentang penerapan pre dan postconference, operan keperawatan2. Membuat jadwal dan melaksanakan bersama-sama pre dan post conference dan operan keperawatan3. Membuat jadwal dan melaksanakan bersama-sama pre dan post conference dan operan keperawatanPerawat mampu melaksanakan mekanisme pre dan post conference, operan keperawatan dengan optimal1. Perawat dapat menyebutkan tujuan dari pre dan post conference, operan atau timbang terima keperawatan yang dilaksanakan2. Perawat dapat mendemonstrasikan pre dan postconference, timbang terima atau operan keperawatan sesuai prosedur3. Perawat dapat melaksanakan dan membiasakan pre dan post conference dan operan secara rutin.Semua staf perawat1. Ruang Arjuna, tanggal 12 Mei 2014: membuat jadwal pre dan post conference, operan keperawatan2. Senin, tanggal 13 Mei 2014 : pelaksanaan pre dan postconference, operan keperawatan yang telah disepakati

Buku laporanDokumentasi dan simulasi

2Ruangan belum memiliki perencanaan harian KARU, KATIM, Perawat pelaksana1. Sosialisasi tentang perencanaan kegiatan harian ruangan 2. Membuat perencanaan kegiatan harian bersama karu, katim. dan perawat pelaksana3. Membuat dokumentasi tentang rencana harian KARU,KATIM,PP4. Melaksanakan dokumentasi kegiatan harian ruangan

Perawat mampu melaksanakan kegiatan harian sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat 1. Perawat mampu menyebutkan tujuan kegiatan harian ruangan 2. Perawat mampu mendokumentasikan pengguanaan buku kegiatan harian ruangan3. Perawat mampu melakukan kegiatan harian sesuai dengan buku rencana kegiatan harianSemua staf perawat1. Ruang Arjuna, tanggal 12 mei 2014: membuat buku rencana kegiatan harian ruangan2. Selasa, tanggal 13 Mei 2014 : pelaksanaan kegiatan harian ruangan sesuai dengan jadwal rencana kegiatanPendokumentasian kegiatan harian KARU, KATIM, Perawat Pelaksana

Dokumentasi dan simulasi

3Belum optimalnya sistim motivasi, supervisi dan delegasi di ruang Arjuna1. Menciptakan iklim motivasi yang diterapkan dengan cara : budaya pemberian reinforcement yang positif dengan memberikan reward(pujian yang tulus) terhadap kinerja dan penampilan untuk masing-masing staf2. Sosialisasi komunikasi yang efektif kepada pasien dan perawat lain tentang kondisi pasien3. Doa bersama sebelum memulai kegiatan4. Sosialisasi tentang kegiatan supervisi yang akan dilakukan5. Melaksanakan kegiatan supervisi bersama KARU dan KATIM6. Sosialisasi tentang pendelegasian tugas yang akan dilakukan 7. Membuat format surat pendelegasian tugas8. Membuat format evaluasi penerapan pendelegasian tugas9. Melakukan Ronde KeperawatanKARU dan KATIM mampu menerapkan sistim motivasi, ,melakukan delegasi dan supervisi 1. KARU mampu menciptakan budaya iklim motivasi dengan pemberian reinforcement yang positif bagi staf terhadap kinerjanya2. Perawat rutin melakukan komunikasi yang efektif terhadap pasien dan perawat lain tentang kondisi pasien diruangan3. KARU memimpin doa sebelum memulai kegiatan4. KARU dan KATIM dapat menyebutkan tujuan dari delegasi dan supervisi5. KARU dan KATIM dapat mendemonstrasikan supervisi keperawatan sesuai prosedur6. KARU dan KATIM dapat melaksanakan dan membiasakan kegiatan supervisi setiap 1 bulan sekaliSemua staf perawat1. Ruang Arjuna, tanggal 12 mei 2014: sosialisasi tentang sistim motivasi,supervisi dan delegasi 2. Selasa, tanggal 13,14,15 mei 2014 : pelaksanaan kegiatan supervisi3. Rabu tanggal 14 mei 2014 simulasi kegiatan pendelegasian 4. Kamis tanggal 15 mei 2014 Simulasi Ronde KeperawatanFormat penilaianDokumentasi dan simulasi

BAB IVPELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PERSIAPAN PELAKSANAAN Persiapan kegiatan di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta berdasarkan POA (Plan of action) yang telah disusun dengan langkah- langkah sebagai berikut:1. Melakukan pengkajian MPKP di Ruang Arjuna pada tanggal 28 April 30 April 2014.2. Menyusun rencana kegiatan MPKP dimulai tanggal 08 Mei 2014. 3. Melakukan studi literatur dan menyusun panduan MPKP pada tanggal 08 Mei 2014.4. Melakukan koordinasi dengan Kepala Ruang untuk koordinasi pelaksanaan MPKP pada tanggal 08 Mei 2014. 5. Menyusun jadwal dinas dan tugas untuk pelaksanaan MPKP pada tanggal 08 Mei 2014.6. Menyusun jadwal rencana kegiatan harian pada tanggal 09 Mei 2014.7. Melakukan kegiatan pre dan post conference mulai tanggal 09 Mei 2014.8. Melakukan operan / timbang terima tiap pergantian shift mulai tanggal 13 Mei 2014.9. Melakukan supervisi keperawatan pada tanggal 23,24,dan 26 Mei 2014.

B. PELAKSANAAN DAN EVALUASI 1. Pre Conferencea. Permasalahan Di Ruang Arjuna belum melakukan kegiatan pre conference sebagai salah satu kegiatan harian perawat. Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian di Ruang Arjuna, didapatkan hasil bahwa pre conference belum dilakukan.b. Pelaksanaan Kegiatan pre conference ini dimulai tanggal 13 Mei 2014. Selama proses kegiatan pre conference tersebut, melibatkan kerja sama antara perawat dan mahasiswa, dimana mahasiswa secara bergantian berperan sebagai Kepala Ruang, Ketua TIM, maupun Perawat Pelaksana. Pre conference dilaksanakan rutin setiap hari pada shift pagi yang dimulai pukul 07.15 WIB dan dibuka oleh Kepala Ruang. Adapun proses pelaksanaan dari pre conference yang dilakukan yaitu:1) Kepala Ruang membuka acara dengan salam.2) Kepala Ruang menanyakan rencana harian Ketua TIM, dan Ketua TIM menanyakan rencana harian masing masing Perawat Pelaksana.3) Kepala Ruang atau Ketua TIM memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.4) Kepala Ruang atau Ketua TIM memberikan reinforcement pada Perawat Pelaksana.5) Kepala Ruang menutup acara dengan salam dan ucapan selamat bekerja. Pelaksanaan kegiatan pre conference, baik dari mahasiswa maupun perawat yang berdinas pagi sudah memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugas yang diberikan, akan tetapi masih terdapatnya perawat yang berhalangan hadir dalam preconference dikarenakan keterlambatan hadir.c. Evaluasi 1) Evaluasi Struktura. Kepala Ruang selalu memimpin kegiatan pre conference yang dilaksanakan pada tiap pagi hari.b. Kepala Ruang, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana melakukan kegiatan sesuai dengan tugasnya.c. Kegiatan pre conference berlangsung sesuai dengan waktu yang telah disepakati, yaitu pukul 07.15 WIB , yang diikuti oleh Kepala Ruang, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana di Ruang Arjuna.d. Tersedianya alat dan media sebagai sarana dalam kegiatan pre conference, seperti: buku harian Kepala Ruang, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana, buku laporan TIM 1 dan 2, status klien.2) Evaluasi ProsesProses pre conference yang dilakukan selama kegiatan berlangsung sudah sesuai dengan pedoman MPKP yang ada yaitu:a. Kepala Ruang atau Ketua TIM membuka acara dengan salam. b. Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan rencana harian masing-masing Perawat Pelaksana.c. Kepala Ruang atau Ketua TIM memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.d. Kepala Ruang atau Ketua TIM memberikan reinforcement pada Perawat Pelaksana. e. Kepala Ruang atau Ketua TIM menutup acara dengan salam.3) Evaluasi HasilProses pre conference dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan tenaga perawat setiap hari. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pre conference diikuti oleh seluruh perawat yang berdinas pagi, kecuali ada perawat yang berhalangan hadir. Perawat ruangan aktif dalam pelaksanaan pre conference maupun pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan.Hasil nilai observasi yang didapat dari pelaksanaan pre conference di Ruang Arjuna sebesar 100 %, dibandingkan sebelum dilakukan kegiatan MPKP kegiatan ini mengalami peningkatan dari 40 % menjadi 100 %.SebelumTargetSesudah

48%75%100%

2. Post Conferencea. PermasalahanDi Ruang Arjuna belum melakukan kegiatan post conference sebagai salah satu kegiatan harian perawat. Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian di Ruang Arjuna, didapatkan hasil bahwa post conference belum dilakukan.b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan post conference ini dimulai dari tanggal 13 Mei 2014. Sebelum kegiatan post conference dilaksanakan. Selama proses kegiatan post conference tersebut, melibatkan kerja sama antara perawat dan mahasiswa, dimana mahasiswa dan perawat secara bergantian berperan sebagai Kepala Ruang, Ketua TIM, maupun Perawat Pelaksana. Post conference dilaksanakan rutin setiap hari pada shift pagi yang dimulai pukul 13.30 WIB dan dibuka oleh Kepala Ruang. Adapun proses pelaksanaan dari post conference yang dilakukan yaitu:1) Kepala Ruang membuka acara dengan salam. 2) Kepala Ruang menanyakan hasil kegiatan harian Ketua TIM, kemudian Ketua TIM menanyakan hasil asuhan keperawatan masing-masing Perawat Pelaksana yang mengelola pasien.3) Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan kendala pemberian asuhan keperawatan.4) Kepala Ruang atau Ketua TIM menayakan tindak lanjut pada dinas selanjutnya.5) Kepala Ruang atau Ketua TIM memberikan reinforcement.6) Kepala Ruang atau Ketua TIM menutup acara dengan salam.c. Evaluasi1) Evaluasi Struktur a) Kepala Ruang selalu memimpin kegiatan post conference yang dilaksanakan pada tiap siang hari.b) Kepala Ruang, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana melakukan kegiatan sesuai dengan tugasnya.c) Kegiatan post conference berlangsung sesuai dengan waktu yang telah disepakati, yaitu pukul 13.30 WIB, yang diikuti oleh Kepala Ruang, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana.d) Tersedianya alat dan media sebagai sarana dalam kegiatan post conference, seperti: buku laporan TIM 1 dan 2, status klien.2) Evaluasi ProsesProses post conference yang dilakukan selama kegiatan berlangsung sudah sesuai dengan pedoman MPKP yang ada yaitu:a) Kepala Ruang atau Ketua TIM membuka acara dengan salam. b) Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan hasil asuhan keperawatan masing-masing Perawat Pelaksana yang mengelola pasien.c) Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan kendala pemberian asuhan keperawatan. d) Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan tindak lanjut pada dinas selanjutnya.e) Kepala Ruang atau Ketua TIM menberikan reinforcement.f) Kepala Ruang atau Ketua TIM menutup acara.3) Evaluasi Hasil Proses post conference telah dilakukan oleh mahasiswa dan staf keperawatan setiap hari sebelum dimulai operan. Post conference dilakukan oleh staf keperawatan kerja sama dengan mahasiswa setiap hari. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan post conference diikuti oleh seluruh perawat yang berdinas pagi, kecuali ada perawat yang berhalangan hadir. Perawat ruangan aktif dalam kegiatan post conference dengan memberikan masukan dalam pelaksanaan post conference maupun pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan. Hasil nilai yang didapat dari pelaksanaan post conference setiap hari adalah 100 %, dibandingkan sebelum dilakukan kegiatan MPKP, kegiatan ini mengalami peningkatan dari 33,34 % menjadi 100 %.SebelumTargetSesudah

39 %75%100%

3. Timbang Terimaa. PermasalahanRuang Arjuna belum menerapkan kegiatan timbang terima dalam kegiatan harian perawat, dari hasil kuesioner didapatkan hasil bahwa 50% perawat Arjuna menyatakan proses timbang terima belum berjalan. Dari hasil observasi ruangan belum melakukan kegiatan timbang terima dalam pergantian sift kerja.b. Pelaksanaan Timbang terima dilaksanakan sejak tanggal 13 Mei 2014 sampai 24 Mei 2014 timbang terima antara lain:1) Membantu kesepakatan waktu dengan perawat mengenai jadwal dilakukan kegiatan timbang terima sebelum pergantian sift.2) Melakukan role play pelaksanaan kegiatan pada tanggal 13 Mei 2014 sampai 24 Mei 20143) Melakukan evaluasi kegiatan timbang terima pada tanggal 24 Mei 2014.Timbang terima diikuti oleh perawat yang jaga pada saat itu dan perawat shift berikutnya. Pelaksanaan timbang terima yaitu KARU/PJ sift membuka acara timbang terima, KATIM/PJ sift membacakan laporan keadaan/ kondisi pasien pada penaggung jawab sift berikutnya mengklarifikasi penjelasn yang sudah disampaikan, kemudian karu memimpin ronde/ putaran ke pasien.c. Evaluasi 1) Evaluasi struktura) KARU dan PP melakukan kegiatan sesuai dengan tugasnya b) Kegiatan timbang terima berlangsung pada tempat dan waktu yang sudah disepakatic) Tersedianya alat /media.2) Evaluasi prosesProses timbang terima berlangsung dengan lancar sesuai dengan teori yang ada yaitu:a) KARU/ PJ sift membuka acara dengan salam b) PJ sift menyampaikan kondisi pasien, dan rencana tindakan pada pasienc) PJ sift selanjutnya melakukan klarifikasi terhadap kondisi pasien yang disampaikan d) KARU memimpin ronde /putaran keruang pasien untuk memvalidasi keadaan pasien.e) KARU merangkum hasil timbang terima dan memberikan saran f) KARU memimpin doa dan menutup acara 3) Evaluasi hasil Hasil nilai yang didapat dari pelaksanaan timbang terima di ruang Arjuna mengalami peningkatan yaitu dari sebelum dilakukan MPKP sebesar 50% dan setelah dilakukan MPKP kegitan MPKP menjadi 100%SebelumTargetSesudah

50%75%100%

C. PERENCANAAN KEGIATAN HARIAN KARU, KATIM, DAN PERAWAT PELAKSANAa. Masalah Penerapan kegiatan harian KARU,KATIM, dan perawat pelaksana yang dilakukan diruangan Arjuna sudah terlaksana. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan hasil bahwa 31,6%. perawat menyatakan kegiatan harian diruangan belum berjalan optimal. Dan dari hasil wawancara dan pengamatan didapatkan data bahwa ruang Arjuna belum tedapat kegiatan harian KARU, KATIM dan perawat pelaksana yang sesuai.b. Kegiatan Untuk mengatasi masalah penerapan kegiatan harian KARU, KATIM, dan perawat pelaksana diruang Arjuna, maka dilakukan sift kerja pada mahasiswa dalam proses pendokumentasian kegiatan harian pada setiap putaran sift pada tanggal 13 Mei sampai tanggal 24 Mei 2014. adapun jalannya kegiatan antara lain:1) Melakukan sosialisasi dengan seluruh staf keperawatan diruang Arjuna tentang pentingnya melakukan pendokumentasian kegiatan perencanaan harian KARU,KATIM, dan perawat pelaksana.2) Membuat kesepakatan dengan perawat mengenai jadwal penerapan perencanaan kegiatan pendokumentasian kegiatan harian KARU, KATIM,dan perawat pelaksana diruang Arjuna3) Melakukan role play melakukan kegiatan pendokumentasian kegiatan harian KARU, KATIM, dan perawat pelaksana diruang Arjuna4) Melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan kegiatan pendokumentasian kegiatan harian KARU, KATIM, dan perawat pelaksana diruang ArjunaKegiatan pendokumentasian kegiatan harian KARU, KATIM, dan perawat pelaksana diruang Arjuna. Telah dilaksanakan pada tanggal 13 Mei sampai tanggal 26 Mei 2014. Kegiatan pendokumentasian kegiatan harian KARU, KATIM, dan perawat pelaksana diruang Arjuna dilaksanakan pada saat kegiatan pre dan post conference, ronde keperawatan, maupun timbang terima berlangsung dan kegiatan tersebut di dokumentasikan sesuai rencana yang akan berlangsung.c. Evaluasi 1) Evaluasi struktura) Tersedianya alat/ media seperti: buku kegiatan laporan untuk masing masing perawatb) Karu, katim, dan perawat pelaksana mengisi buku kegiatan harian sesuai dengan tugasnya masing masing2) Evaluasi proses Pelaksanaan kegiatan pendokumentasian buku rencana harian KARU, KATIM, dan perawat pelaksana di dokumentasikan oleh masing masing perawat yaitu KARU, KATIM, dan perawat pelaksana. KARU, KATIM,dan perawat pelaksana menulis kegiatan yang akan dilakukan di tiap pagi hari pada saat pre conference dan melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang ditulis.3) Evaluasi hasilKegiatan pendokumentasin buku rencana harian KARU, KATIM, dan perawat pelaksana setiap pagi hari sesuai dengan kegiatan rencana yang ditulis. Dari hasil lembar pengamatan dari buku rencana kegiatan harian didapatkan hasil sebesar 100% pendokumentasian rencana kegiatan harian berjalan.SebelumTargetSesudah

31,6%85%100%

4. Supervisia. Permasalahan Penerapan supervisi di Ruang Arjuna belum terlaksana. Berdasarkan wawancara dan observasi didapatkan hasil bahwa di Ruang Arjuna belum dilakukan supervisi oleh Kepala Ruang maupun oleh Ketua TIM.

b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan supervisi ini dilakukan pada tanggal 23,24,26 Mei 2014. Supervisi dilakukan oleh Kepala Ruang kepada Ketua TIM, maupun oleh Ketua TIM kepada Perawat Pelaksana.c. Evaluasi 1) Evaluasi Struktura) Tersedianya alat / media seperti: format penilaian tindakan keperawatan dan MPKP.b) Supervisi dilakukan oleh Kepala Ruang kepada Ketua TIM maupun oleh Ketua TIM kepada Perawat Pelaksana. 2) Evaluasi ProsesKegiatan supervisi telah dilakukan oleh Kepala Ruang kepada Ketua TIM maupun oleh Ketua TIM kepada Perawat Pelaksana secara baik sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.3) Evaluasi HasilHasil nilai observasi yang didapat dari pelaksanaan kegiatan supervisi di Ruang Arjuna mengalami peningkatan yaitu dari sebelum dilakukan MPKP sebesar 63% dan setelah dilakukan MPKP kegiatan supervisi menjadi 100 %.SebelumTargetSesudah

63%85%100%

BAB VPEMBAHASAN

A. CONFERENCEConference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi. Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien (Gillies, D. A, 1996).Menurut Sitorus, 2005, Conference merupakan pertemuan TIM yang dilakukan setiap hari, adapun tujuan dilakukannya conference adalah sebagai berikut :1. Membahas masalah setiap pasien berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat oleh Ketua TIM,2. Menetapkan pasien yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat pelaksana,3. Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap pasien pada hari itu, rencana tindakan didasarkan pada rencana keperawatan yang telah ditetapkan oleh Ketua TIM,4. Mengidentifikasi tugas perawat pelaksana untuk setiap pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Conference dalam manajemen keperawatan ada dua, yaitu pre conference dan post conference. Pre conference merupakan komunikasi Ketua TIM dan perawat pelaksana setelah selesai timbang terima untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Kepala Ruang atau Ketua TIM atau Penanggung jawab TIM. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari Ketua TIM dan Penanggung jawab TIM (Keliat, B. A, 2010). Kegiatan pre conference meliputi:1. Kepala Ruang atau Ketua TIM membuka acara dengan salam,2. Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana,3. Kepala Ruang atau Ketua TIM memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan keperawatan yang diberikan.4. Kepala Ruang atau Ketua TIM memberikan reinforcement kepada perawat pelaksana,5. Kepala Ruang atau Ketua TIM menutup acara dengan salam.

Post conference merupakan komunikasi Ketua TIM dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan dilakukan sebelum timbang terima kepada shift berikutnya. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk timbang terima (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Kepala Ruang atau Ketua TIM atau Penanggung jawab TIM (Keliat, B. A, 2010). Kegiatan post conference meliputi:1. Kepala Ruang atau Ketua TIM membuka acara dengan salam,2. Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan hasil asuhan masing-masing perawat pelaksana,3. Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan,4. Kepala Ruang atau Ketua TIM menanyakan tindak lanjut asuhan keperawatan pasien yang harus dioperkan kepada perawat penanggung jawab shift berikutnya,5. Kepala Ruang atau Ketua TIM menutup acara dengan salam.Implementasi kegiatan pelaksanaan conference di ruang Arjuna dimulai pada tanggal 13 Mei 2014, meliputi kegiatan pre dan post conference sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur conference. Semua perawat telah bersepakat untuk tetap melakukan kegiatan conference di ruang Arjuna dan hadir mengikuti kegiatan. Adapun faktor pendukung dan penghambat selama kegiatan conference berlangsung yaitu :1. Pendukunga. Kepala ruang Arjuna dan Katim selalu mengikuti kegiatan pre dan post conference b. Motivasi dari perawat ruangan tergolong cukup baik karena keaktifan mereka selama proses penerapan MPKP yang hampir selalu diikuti oleh seluruh perawat ruangan c. Ada beberapa perawat yang memiliki pengalaman bekerja di ruang MPKPd. Perawat ruangan memiliki minat yang kuat dalam mencoba menerapkan kegiatan MPKP e. Adanya keinginan semua perawat Di ruang Arjuna untuk menjalankan MPKP sesuai standar demi kemajuan ruang Arjuna2. PenghambatJumlah perawat di ruang Arjuna sangat kurang sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pre conference dan post conference masih ada beberapa perawat yang langsung melakukan tindakan pengisian asuhan keperawatan, membimbing ADL pasien, mengukur tekanan darah atau juga mendampingi dokter yang melakukan visit ke ruangan.

B. TIMBANG TERIMA Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal- hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yaang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima/ operan) (Nursalam, 2007). Timbang terima yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Timbang terima dari dinan malam ke dinan pagi dan dinan pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruang, sedangkan timbang terima dari dinas sore ke dinan malam dipimpin oleh penanggung jawab shift (Keliat, 2006). Timbang terima merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu atau laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dilakukan dan perkembangan pasien saat itu (Nursalam, 2007). Implementasi kegiatan timbang terima (operan) di Ruang Arjuna dilaksanakan mulai tanggal 13 Mei 2014. Pokok kegiatan yang dapat dilaksanakan sesuai rencana adalah :1. Berdiskusi dengan perawat (sosialisasi) tentang pentingnya timbang terima yang sesuai standart.2. Membuat kesepakatan dengan perawat tentang jadwal role play timbang terima3. Melakukan role play timbang terima yang diikuti oleh perawat.4. Melakukan evaluasi tentang pelaksanaan timbang terima.Pada awal implementasi, sudah ada kesepakatan antara perawat ruangan dalam kegiatan timbang terima. Kesepakatan dibuat bersama perawat di saat sosialisasi di Ruang Arjuna sebelum dilakukan implementasi yaitu pada tanggal 13 Mei 2014. Ruang Arjuna merupakan ruang khusus kelas II yang memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 25 tempat tidur. Ruang Arjuna memiliki 12 tenaga perawat dan satu orang bagian rumah tangga. Pada shift pagi timbang terima dilakukan pada pukul 07.00 WIB, dilakukan oleh penanggung jawab shift malam kepada Ketua TIM pagi, dan untuk timbang terima shift siang dilakukan pada pukul 14.00 WIB oleh Ketua TIM kepada penanggung jawab shift siang, shift malam timbang terima dilakukan pada pukul 21.00 WIB oleh penanggung jawab shift siang kepada penanggung jawab shift malam. Berdasarkan kesepakatan jam kerja yang dibuat tersebut, maka dapat meningkatkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab perawat ruangan, sehingga menunjang tingkat keberhasilan kegiatan timbang terima.Dari hasil observasi kegiatan timbang terima sudah berjalan dengan baik, adapun beberapa faktor penghambat dan pendukung kegiatan timbang terima diantaranya adalah : 1. Pendukunga. Perawat ruangan memiliki minat yang kuat dalam mencoba menerapkan kegiatan MPKP.b. Ada beberapa perawat yang memiliki pengalaman bekerja di ruang MPKP.c. Motivasi dari perawat Ruang Arjuna tergolong cukup baik karena keaktifan mereka selama proses penerapan MPKP yang hampir selalu diikuti oleh seluruh perawat Ruang Arjuna.2. Penghambata. Sebagian besar perawat di Ruang Arjuna belum pernah mendapatkan pelatihan MPKP.b. Ketua TIM di Ruang Arjuna tidak selalu dinas di pagi hari dan masih mengikuti shift karena kurangnya tenaga kerja.c. Tingkat kedisiplinan perawat yang masih kurang dalam menepati jadwal waktu dilakukannya kegiatan timbang terima.

C. RENCANA HARIAN KEPALA RUANG, KETUA TIM, DAN PERAWAT PELAKSANARencana Harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference (Keliat, 2010).Menurut Keliat (2010) kegiatan rencana harian Kepala Ruang, Ketua TIM, dan perawat pelaksana adalah sebagai berikut :1. Rencana Harian Kepala Ruang, meliputi :a. Asuhan Keperawatan,b. Supervisi Ketua TIM dan Perawat Pelaksana,c. Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait.2. Rencana Harian Ketua TIM, meliputi :a. Penyelenggaraan Asuhan Keperawatan pasien oleh TIM yang menjadi tanggung jawabnya,b. Melakukan supervisi Perawat Pelaksana,c. Kolaborasi dengan dokter atau TIM kesehatan lain,d. Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.3. Rencana Harian Perawat Pelaksana, meliputi :Rencana Harian Perawat Pelaksana berisi tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian Perawat Pelaksana shift sore dan malam agak berbeda, yaitu jika hanya 1 orang dalam 1 TIM, perawat tersebut berperan sebagai Ketua TIM dan Perawat Pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.Implementasi, pelaksanaan, dan pendokumentasian rencana harian di Ruang Arjuna dimulai tanggal 13 Mei 2014. Pelaksanaan dan pendokumentasian rencana harian Kepala Ruang, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana sudah berjalan dengan baik. Adapun beberapa faktor pendukung dan penghambat kegiatan rencana harian adalah sebagai berikut :1. Pendukunga. Setiap perawat baik Kepala Ruang, Ketua TIM, maupun Perawat Pelaksana sudah mempunyai buku kegiatan harian untuk mendokumentasikan kegiatan harian,b. Setiap buku rencana kegiatan harian yang diberikan sudah disertai format pengisian laporan kegiatan harian.2. PenghambatTidak semua perawat di Ruang Arjuna melakukan pengisian buku rencana kegiatan harian.

D. SUPERVISISupervisi atau pengawasan adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standart yang telah ditetapkan (Keliat, 2010).Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang cakap dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi, kegiatan yang dilakukan diharapkan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang, dan menciptakan hasil (produk) seperti yang diinginkan. Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih diartikan sebagai pengawasan partisipatif, yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian atau hal positif yang dilakukan atau memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum dapat dilakukan. Dengan demikian, bawahan tidak merasakan bahwa ia sedang dinilai. Namun, ia juga dibimbing untuk melakukan pekerjaannya dengan benar (Keliat, 2010).Di Ruang MPKP, kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan standart mutu profesional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi, baik dalam manajemen maupun Asuhan Keperawatan serta menguasai pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP (Nursalam, 2011).Menurut Nursalam (2011) mekanisme pengawasan supervisi dilakukan berjenjang, yaitu sebagai berikut :1. Kepala seksi keperawatan atau konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana,2. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua TIM dan Perawat Pelaksana,3. Ketua TIM melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Materi supervisi untuk kepala Ruangan berkaitan dengan kemampuan manajerial dan kemampuan Asuhan Keperawatan. Ketua TIM disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di TIM nya dan kemampuan Asuhan Keperawatan. Dilain pihak, Perawat Pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf, perlu disusun jadwal supervisi dan standar masing-masing staf (Nursalam, 2011).Implementasi kegiatan supervisi di Ruang Arjuna dilakukan pada tanggal 23, 24, 26 Mei 2014. Pelaksanaan kegiatan supervisi di Ruang Arjuna sudah berjalan dengan baik. Adapun beberapa faktor pendukung dan penghambat kegiatan supervisi adalah sebagai berikut :1. PendukungKepala Ruang maupun Ketua TIM memiliki format penilaian evaluasi supervisi.2. PenghambatPerawat belum terlibat sepenuhnya saat kegiatan supervisi karena adanya kepentingan pekerjaan dari masing-masing perawat.

Tabel 5.1.Kegiatan MPKPNoKegiatanPenanggungjawab

KabidKaruKatimPP

I.Manajemen Approach

A.Perencanaan

1.Visi---

2.Misi---

3.Filosofi---

4.Kebijakan---

5.Rencana jangka pendek-

B.Pengorganisasian

1.Struktur organisasi---

2.Jadwal dinas--

3.Daftar pasien--

C.Pengarahan

1.Operan---

2.Pre conference--

3.Post conference--

4.Iklimmotivasi--

5.Pendelegasian--

6.Supervisi--

D.Pengendalian

1.Indikator mutu---

2.Audit dokumen---

3.Survey kepuasan---

4.Survey masalah kesehatan / keperawatan---

II.Compensatory Reward

1.Rekrutmen---

2.Seleksi---

3.Kontrak kerja---

4.Orientasi---

5.Penilaian kinerja--

6.Pengembangan staf---

III.Profesional Relationship

1.Rapat keperawatan---

2.Konferensi kasus--

3.Rapat tim kesehatan---

4.Visit dokter--

IV.Patient Care Delivery

1.Gangguan konsep diri: Harga diri rendah-

2.Risiko perilaku kekerasan-

3.Isolasi sosial-

4.Gangguan persepsi sensori: Halusinasi-

5.Gangguan proses pikir: Waham-

6.Risiko bunuh diri-

7.Defisit perawatan diri-

BAB VIPENUTUP

A. KESIMPULANDari hasil seluruh pelaksanaan kegiatan praktik manajemen keperawatan di Ruang Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang dimulai dari tahap awal melalui pengkajian sampai evaluasi akhir kegiatan yaitu mulai tanggal 13 Mei 2014 sampai dengan tanggal 27 Mei 2014, maka dapat ditarik kesimpulan :1. Ruang Arjuna adalah salah satu ruang perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang menggunakan model praktik manajemen keperawatan TIM.2. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan berbagai masalah MPKP di Ruang Arjuna, diantaranya : masalah timbang terima (operan), conference, rencana harian (Kepala Ruang, Ketua TIM, dan Perawat Pelaksana), dan supervisi.3. Implementasi kegiatan MPKP di Ruang Arjuna dimulai tanggal 13 Mei 2014, diawali dengan kegiatan sosialisasi tentang penerapan conference, rencana harian, timbang terima, dan supervisi, dilanjutkan dengan membuat jadwal kegiatan kemudian pelaksanaan dan pendokumentasian kegiatan.4. Jumlah tenaga perawat di Ruang Arjuna sebanyak 12 tenaga perawat.5. Evaluasi masalah MPKP di Ruang Arjuna yang telah di implementasikan adalah sebagai berikut:a. Pelaksanaan kegiatan MPKP masalah timbang terima (operan) sudah berjalan dengan baik, berdasarkan hasil observasi kegiatan timbang terima dilakukan sesuai prosedur dengan prosentase sebesar 100 %.b. Pelaksanaan kegiatan MPKP masalah conference sudah berjalan dengan baik, berdasarkan hasil observasi kegiatan conference dilakukan sesuai prosedur dengan prosentase sebesar 100 %. Semua perawat dinas pagi terlibat dalam kegiatan conference.c. Pelaksanaan kegiatan MPKP masalah rencana harian sudah berjalan dengan baik, berdasarkan hasil observasi kegiatan rencana harian dilakukan sesuai prosedur dengan prosentase sebesar 100% (Kepala Ruang), 100% (Ketua TIM), dan 100 % (Perawat Pelaksana).d. Pelaksanaan kegiatan MPKP masalah supervisi sudah berjalan dengan baik, berdasarkan hasil observasi kegiatan supervisi dilakukan sesuai prosedur dengan prosentase sebesar 100 %.

B. SARANBerdasarkan kesimpulan di atas diharapkan kegiatan MPKP di Ruang Arjuna tetap berlangsung dan berkelanjutan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Gillies, 1996. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, edisi kedua. Alih bahasa Dika Sukmana, dkk. WB Saunders Company.

Hasibuan, 2007. Organisasi dan motivasi, dasar peningkatan produktivitas. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Keliat, dkk., 2006. Modul Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Kerjasama FIK UI dan WHO Indonesia.

Luthans, 2006. Perilaku Organisasi edisi Sepuluh, diterjemahkan oleh Vivin Andhika, dkk. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Markas besar PMI, 1993. Memperkenalkan PMI. Diklat MB PMI, Jakarta.

Muninjaya, Gde. 1996. Manajemen Kesehatan. Penerbit EGC. Jakarta.

Mazaputri, 2007. Laporan Kegiatan Residensi di RS PMI Bogor. Jakarta: Program Pasca Sarjana FIK UI. Laporan tidak di publikasikan.

Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Program Pascasarjana FIK-UI, 2007. Pedoman Residensi Megister Ilmu Keperawatan Kekhususan Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Di Rumah Sakit. Jakarta : tidak dipublikasikan.

Rangkuti, 2005. Analisa SWOT teknik membedah kasus bisnis. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Sitorus, 2003. Model Praktek Keperawatan Profesional, penataan stuktur dan proses system pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. Penerbit EGC. Jakarta.

Wirawan, 2003. Kapita Selekta Teori Kepemimpinan, Pengantar Untuk Praktek dan penelitian. Yayasan bangun Indonesia dan Uhamka Press. Jakarta