tugas pak yanto
DESCRIPTION
kesperTRANSCRIPT
Makalah
TUGAS DAN WEWENANG KANTOR
KESEHATAN PELABUHAN
Oleh :
Dwi Ulfa Annisa
1508434473
Pembimbing :
dr. Suyanto, MPH
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN
KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
TUGAS DAN WEWENANG KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
1. Defenisi Kesehatan pelabuhan
a. Defenisi Kesehatan
Kesehatan menurut WHO adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan
jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan
kelemahan. Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup secara produktif secara social dan ekonomi. Dan menurut Undang-Undang
No 36 th 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
b. Defenisi Pelabuhan
Menurut UU No. 17 Tahun 2008 Pelabuhan adalah tempat yang terdiri
atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
berkegiatan pemerintah dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai
tempat kapal berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang,
berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Pelabuhan tidak hanya mencakup pelabuhan kapal, tetapi juga pelabuhan
udara/bandara. Bandara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang lainnya.
2. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
a. Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mempunyai tugas melaksanakan
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan omkaba serta pengamanan terhadap penyakit
baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara. (pasal 2 peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor
356/menkes/per/iv/2008 tentang organisasi dan tata kerja kantor kesehatan
pelabuhan)
b. Fungsi kantor kesehatan pelabuhan (KKP)
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, KKP
menyelenggarakan 16 (enam belas) fungsi (pasal 3 peraturan menteri kesehatan
republik indonesia nomor 356/menkes/per/iv/2008 tentang organisasi dan tata
kerja kantor kesehatan pelabuhan) :
1. Pelaksanaan kekarantinaan
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat
Negara
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan
Penyakit yang muncul kembali
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan
kimia
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang
Berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
kejadian luar
Biasa (klb) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
Penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan,
Dan lintas batas darat negara
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan
alat
Kesehatan serta bahan adiktif (omkaba) ekspor dan mengawasi
persyaratan dokumen
Kesehatan omkaba impor
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan
Lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan
Lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan
Lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans
Kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan
lintas batas
Darat negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP
c. Kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
612/Menkes/SK/V/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan
pada Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia.
Karantina berasal dan kata ‘quadraginta (latin)” yang artinya : 40, dulu
semua penderita diisolasi selama 40 hari. Pada tahun 1348 lebih dari 60 juta orang
penduduk dunia meninggal karena penyakit “pes” (black death). Pada tahun 1348
pelabuhan venesia sebagai salah satu pelabuhan yang terbesar di eropa melakukan
upaya karantina dengan cara menolak masuknya kapal yang datang dan daerah
terjangkit pes serta terhadap kapal yang dicurigai terjangkit penyakit pes (plague).
Pada tahun 1377 di roguasa dibuat suatu peraturan bahwa penumpang dari
daeah terjangkit penyakit pes harus tinggal di suatu tempat diluar pelabuhan dan
tinggal di sana selama 2 bulan supaya bebas dari penyakit. Itulah sejarah tindakan
karantina dalam bentuk isolasi pertama kali dilakukan. Terhadap manusia. Pada
tahun 1383 di marseille, perancis, ditetapkan uu karantina yang pertama dan
didirikan station karantina yang pertama. Akan tetapi, peran dari tikus dan pinjal
belum diketahui dalam penularan penyakit pes pada waktu itu. Pada kurun waktu
1830 – 1847,wabah kolera melanda eropa. Atas inisiatif ahli kesehatan telah
terlaksana diplomasi penyakit infeksi secara intensif dan kerjasama multilateral
kesehatan masyarakat menghasilkan : international sanitary conference, paris
1851 dikenal sebagai isr 1851. 1951 world health organization mengadopsi
regulasi yang dihasilkan oleh international sanitary conference.
Pada tahun 1969 who mengubah international sanitary regulations (ISR)
yang dihasilkan oleh international sanitary conference menjadi : international
health regulations (IHR) dan dikenal sebagai IHR 1969 tujuan IHR adalah untuk
menjamin keamanan maksimum terhadap penyebaran penyakit infeksi dengan
melakukan tindakan yang sekecil mungkin mempengaruhi lalu lintas dunia
sehubungan perkembangan situasi dan kondisi serta adanya revisi international
sanitary regulations (ISR) antara lain third annotated edition (1966) of the
international sanitary regulations 1951.
Upaya peningkatan pelaksanaan tindakan kekarantinaan di pintu masuk/ di
luar pintu masuk negara dipandang perlu dalam rangka melaksanakan amanah
International Health Regulation (IHR) 2005 guna mencegah penularan dan
penyebaran penyakit potensial wabah yang berpotensi menimbulkan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Kebijakan untuk menangkal
masuknya penyakitmenular ke Indonesia mengacu pada International Health
Regulation (IHR) yang berprinsip maximum protection with minimum restriction,
khususnya dalam kaitannya dengan lalu lintas internsional. Himbauan dilakukan
agar kontak penderita segera menghubungi sarana kesehatan terdekat jika muncul
gejala penyakit serupa.
Untuk mencegah masuknya penyakit menular dari luar negeri ke Indonesia
harus diperhatikan cara penularannya dan kecepatan penularannya. KKP perlu
berperan dalam surveilans untuk menangkal masuknya penyakit dari negara lain.
Langkah kegiatan surveilans di bandara, pelabuhan, dan pos lintas batas darat
(PLBD) yang dilakukan KKP:
1. Melakukan skiring terhadap seluruh penumpang dengan alat pemindai
demam (Thermo Scanner) yang terletak sebelum pintu sekuriti. Penumpang
yang terdeteksi demam segera dibwa ke ruang karantina untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut sesuai petunjuk pelaksana tindakan kekarantianan
di bandara, pelabuhan, dan PLBD.
2. Menyeleksi Helath Alert Card (HAC) yang telah diisi penumpang dan
mengecek kartu identitas diri untuk mengetahui apakah berasal dari wilayah
penanggulangan.
3. Penumpang yang berasal dari wilayah penanggulangan dibawa ke ruang
karantina untuk dilakukan tindakan lebih lanjut sesuai petunjuk pelaksanaan
tindakan kekarantinaan di bandara, pelabuhan, dan PLBD.
4. Petugas surveilans KKP merekapitulasi hasil seleksi HAC, skrining, dan
dilaporkan ke posko KLB kabupaten/kota.
Selain melakukan pengamatan terhadap gejala yang mucul pada orang
yang masuk melalui bandara/ pelabuhan/PLBD, KKP juga memberikan
penyuluhan terhadap orang sehat yang mempunyai faktor resiko tertular, yaitu
agar segera melapor pada sarana kesehatan terdekat jika muncul gejala penyakit.
Peraturan Perundang-Undangan Kesehatan Nasional dan Internasional
Health Regulation (IHR) tahun 2005, semua alat angkut harus bebas dari vektor.
Dalam rangka melindungi negara dari penularan dan penyebaran penyakit oleh
vektor yang terbawa oleh alat angkut, dan barang bawaan yang masuk melalui
pintu masuk negara, maka setiap Kantor Kesehatan Pelabuhan harus mampu
melakukan pengendalian vektor. Aspek penularan penyakit adalah
serangga/vektor penular penyakit, baik yang dibawa melalui alat angkut kapal
yang datang dari luar Indonesia maupun sebaliknya, sesuai