tugas psikologi

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini. Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat individual. Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak nyamanan inibisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya. Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu berfikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya keluhan atau problem yang 1

Upload: gita-grayesa

Post on 24-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

perubahan psikologi pada wanita lansia

TRANSCRIPT

Page 1: tugas psikologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita.

Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak

sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak

menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa merupakan salah satu fase yang harus

dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang

lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun, munculnya rasa

kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa

ini.

Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat

individual. Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang

menurun sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani

kehidupannya. Keluhan ketidak nyamanan inibisa disikapi secara berbeda pada setiap

wanita. Apabila wanita dapat berfikir positif maka berbagai keluhan dapat dilalui

dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila wanita tersebut berfikir negatif maka

keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya.

Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu berfikir positif bahwa kondisi

tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya keluhan atau problem

yang muncul pada fase kehidupannya yang lain. Tentunya sikap positif ini bisa

muncul jika diimbangi informasi atau pengetahuan yang cukup, serta kesiapan fisik,

mental, dan spiritual yangdilakukan pada masa sebelumnya. Perlu diketahui,

kehidupan yang dijalanipada masa sebelumnya memiliki pengaruh yang kuat pada

masa yang akan datang, baik secara fisik, mental maupun spiritual.”Masa lalu adalah

masa kini dan masa yang akan datang “, ketika masa ini datang, keluhan-keluhan

ketidaknyamanan maupun yang menyakitkan dapat dikurangi, bahkan ditiadakan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, sangat penting untuk memberikan informasi

secara benar dan tepat tentang bagaimana menjalani masa menopause dengan lebih

menyenangkan. Apalagi, informasi atau pengetahun yang bisa diperoleh masyarakat

mengenai hal ini sangat terbatas.

1

Page 2: tugas psikologi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari lansia ?

2. Apakah yang dimaksud dengan menopause itu ?

3. Bagaimana Perilaku aneh pada periode klimakterium?

4. Bagaimanakah Kondisi Psikis Wanita Setengah Baya?

5. Bagaimanakah Masa nenek – nenek itu ?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan lansia .

2. Mengetahui yang dimaksud dengan menopause .

3. Mengetahui perilaku aneh pada periode klimakterium.

4. Mengetahui Kondisi Psikis Wanita Setengah Baya.

5. Mengetahui Masa nenek – nenek itu .

2

Page 3: tugas psikologi

DISUSUN OLEH :

1. ERFINA VITA SRI .R 1226030050

2. AYU PURMITA SARI 1226030063

3. DEKI ERLIANTI 1226030076

4. GITA GRAYESA 1226030077

5. RATI DIAN KESUMA 1226030080

6. YENI MARLINA 1226030085

KELOMPOK 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lanjut Usia ( LANSIA )

Pengertian Lanjut usia

Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan

dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan

waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang

menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun.

Usia tua atau sering disebut senescence merupakan suatu periode dari rentang

kehidupan yang ditandai dengan perubahan atau penurunan fungsi tubuh biasanya

mulai pada usia yang berbeda untuk individu yang berbeda.

Memasuki usia lanjut biasanya didahului oleh penyakit kronis, kemungkinan

untuk ditinggalkan pasangan, pemberhentian aktifitas atau kerja dan tantangan untuk

mengalihkan energi dan kemampuan ke peran baru dalam keluarga, pekerjaan dan

hubungan intim.

Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk memahami usia tua, antara lain:

a. Primary aging

Bahwa aging merupakan suatu proses penurunan atau kerusakan fisik yang

terjadi secara bertahap dan bersifat inevitable (tidak dapat dihindarkan).

b. Secondary aging

Proses aging merupakan hasil dari penyakit, abuse dan disuse pada tubuh

yang seringkali lebih dapat dihindari dan dikontrol oleh individu dibandingkan

dengan primary aging, misalnya dengan pola makan baik, menjaga kebugaran

fisik dll.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh para ilmuwan sosial, ada 3

kelompok older adult yaitu:

a. Young adult : pada umumnya berusia antara 65-74 tahun, biasanya masih

aktif, vital dan penuh semangat.

b. Old – old : pada umumnya berusia 75-84 tahun.

c. Oldest old : Berusia 85 tahun keatas, biasanya banyak yang menjadi

lemah dan tidak tegas serta mempunyai kesulitan untuk mengatur aktivitas

sehari – hari.

3

PROSES PERUBAHAN PSIKOLOGI WANITA PADA MASA LANJUT USIA

Page 4: tugas psikologi

Selain itu, ada pengklasifikasian aging berdasarkan fungsional age yaitu seberapa

baik fungsi seseorang dalam lingkungan fisik dan sosialnya dibandingkan orang lain yang

usianya sama.

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas.

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-

lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang

terjadi. Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan

struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup

dengan episode terminal .

Penggolongan lansia menurut Depkes menjadi tiga kelompok yakni :

a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki

lansia.

b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).

c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

2.2 Menopause / Klimakterium

A. Pengertian Menopause / Klimakterium

Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti men dan

pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan

berhentinya haid.

Periode Klimakterium ini disebut pula sebagai Periode krisis dalam fungsi-

fungsi psikis dan fisik.Periode “krisis” yaitu terjadinya krisis-krisis dalam kehidupan

yang berupa psikosomatis/rohani dan jasmani mengalami perubahan-perubahan dalam

sistem hormonal Sehingga berlangsung proses kemunduran yang progresif dan total.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa klimekterium adalah periode peralihan dari

akhir masa reproduksi sampai awal masa senium yang terjadi akibat menurunnya

fungsi generatif ataupun embriologik dari ovarium dan terjadi pada wanita berumur 40

-65 tahun. Klimakterium terdiri dari beberapa fase klimakterik, yaitu:

Pramenopause (<2 bulan sebelum menstruasi terakhir )

Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase

klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan

perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan

kadang kadang disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul

4

Page 5: tugas psikologi

keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS). Beberapa ahli

menyebutkan bahwa istilah perimenopause meliputi wanita pada usia 45-65 tahun.

Menopause

Menopause adalah perdarahan haid yang terakhir yang terjadi pada usia 40 –

65 tahun. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu

ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan

tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Menopause

tidak terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia

perimenopause. Perdarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil

kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan klimakterik.

Untuk menentukan diagnosa menopause, penggunaan pil kontrasepsi harus segera

dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.

Pascamenopause ( >12 bulan sejak menstruasi terakhir )

Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senilis. Fase ini

terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun. Biasanya wanita beradaptasi dengan

perubahan fisik dan psikologis.

Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen akibat tidak

bekerjanya folikel ovarium. Sehingga untuk menentukan onset dilakukan recara

retrospektif, yaitu dimulai dari amenorea spontan sampai 12 bulan kemudian,

seiring dengan peningkatan follicle- stimulating hormone (FSH). Menopause

merupakan kegagalan ovarium dengan onset pada usia dewasa, ditandai dengan

tidak adanya estrogen, progesteron, dan androgen ovarium.

Pengertian Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi

sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa-

masa klimakterium : Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum

menopause. Menopause adalah henti haid seorang wanita. Pasca menopause adalah

kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause.

Waktu seputar menopause disebut sebagai masa klimakterik. Masa ini dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu:

Sebuah kepustakaan menyebutkan bahwa masa klimakterik berlangsung selama 30

tahun (usia 35-65 tahun), dan dibagi menjadi 3 bagian untuk kepentingan klinis,

yaitu: klimakterik awal (35-45 tahun), perimenopause (46-55 tahun) dan

klimakterik akhir (56-65 tahun).

5

Page 6: tugas psikologi

B. Aspek psikologis menopause

Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya simtom-simtom

psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisiologis sebagai

akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti

halnya menarche pada gadis remaja (awal dari masaknya hormom estrogen), remaja ada

yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang biasa. Pada perempuan yang mengalami

menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain: merasa cemas, takut, lekas

marah, mudah tersinggung, suli konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna - tidak

berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi.

Tetapi apakah semua wanita akan mengalami gangguan psikologis dalam

menghadapi menopause ?. Kenyataannya tidak semua wanita tengah baya mengalami

kecemasan, ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause. Jadi ada juga wanita

yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Mengapa demikian. ?.

Berat ringannya stres yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause

sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Penilaian

individu terhadap peristiwa yang dialami ada yang negatif ada yang positif.

Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang

menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka strespun sulit

dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena kehilangan tanda-tanda kewanitaan

yang selama ini dibanggakannya. Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause

sebagai suatu ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia

tidak akan mengalami stres. Atau, kemungkinan stres yang dialami tidak seberat

dibanding wanita yang mempersepsikan menopause itu sebagai “momok” atau

“kiamat”.

Menurut pendekatan kognitif, dalam ilmu psikologi, pada dasarnya gangguan

emosi (takut, cemas, stres) yang dialami manusia, sangat ditentukan oleh bagaimana

individu menilai, menginterpretasi, atau mempersepsikan peristiwa yang dialaminya.

Jadi, bagaimana individu mempersepsikan atau menilai menopause akan berpengaruh

pada kondisi emosi-psikologisnya. Bila wanita memandang menopause sebagai hal

yang “mengerikan” maka iapun akan menghadapi menopause dengan penuh kecemasan,

ketakutan, stres bahkan depresi.

6

Page 7: tugas psikologi

C. Mitos – Mitos tentang Menupause

Pada umumnya, pandangan dan penilaian wanita tentang menopause banyak

dipengaruhi mitos atau keyakinan yang belum tentu benar, pada individu – masyarakat

tentang menopause. Kebanyakan mitos atau kepercayaan yang berkembang dalam

masyarakat tentang menopause, begitu diyakini sehingga menggiring wanita untuk

mengalami perasaan-perasaan negatif saat mengalami menopause. Perasaan negatif

yang sering menyertai adalah tidak cantik lagi, tidak berharga, tidak dibutuhkan, dlsb.

Mitos atau keyakinan yang tidak rasional tentang menopause tersebut antara lain

bahwa:

1. Wanita yang mengalami menopause otomatis berpredikat “menjadi tua” atau

“waktunya sudah lewat”.

Dengan berhentinya menstruasi, berarti wanita tidak lagi mampu

melahirkan anak, berarti tidak lagi mampu mengemban tugas/peran sebagai penerus

generasi. Disamping itu dengan menurun bahkan berhentinya hormon estrogen

akan berpengaruh pada hilangnya tanda-tanda kecantikan yang selama ini

merupakan ciri khas wanita yang dibanggakan. Bagi wanita yang sangat

mengagung-agungkan kecantikan, yang meyakini bahwa penampilan atau

kecantikan adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan pergaulan di

masyarakat ataupun di dunia pekerjaan, maka hilangnya tanda-tanda kecantikan

merupakan sesuatu yang sangat ditakutkan. Mereka sangat cemas, takut

membayangkan munculnya keriput-keriput pada kulitnya dan tanda-tanda lainnya.

Keyakinan ini membuat wanita merasa dirinya sudah tidak menarik lagi dan sudah

tidak keibuan lagi. Kecemasan wanita masa menopause menjadi bertambah karena

dia khawatir kalau suaminya mencari pasangan lagi yang lebih muda dan

menggairahkan.

2. Menopause dikaitkan dengan “lengsernya” peran sebagai istri bagi suami dan ibu

bagi anak-anaknya.

Sebagian besar wanita mengalami menopause, hampir bersamaan waktunya

dengan pencapaian karir puncak suaminya dalam pekerjaannya. Dalam kondisi ini,

kebanyakan suami disibukkan dengan urusan pekerjaan sehingga waktu untuk istri

berkurang. Sebagian besar anak-anaknyapun sudah menginjak usia remaja-dewasa

awal. Mereka sibuk dengan kegiatannya, sehingga tidak lagi “merusuhi” ibunya

bahkan ada kesan anak tidak lagi “membutuhkan” ibunya. Bagi wanita yang selama

ini mengabdikan total pada keluarga berkurangnya kerepotan mengurus suami dan

7

Page 8: tugas psikologi

anak, akan menimbulkan perasaan bahwa dirinya sudah tidak berharga dan tidak

dibutuhkan lagi. Perasaan bahwa dirinya tidak dibutuhkan dan tidak dihargai lagi,

ini akan menurunkan bahkan menghentikannya keinginannya untuk melakukan

aktivitas. Iapun akan makin mengisolir dan menyingkir dari aktivitas sosial dan

kemasyarakatan.

3. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan daya tarik seksualnya dan menurun

aktivitas seksualnya.

Ada beberapa wanita yang beranggapan sesudah menopause, tidak bisa memberi

kepuasan seksual bagi suaminya. Iapun tidak dapat menikmati hubungan intim dengan

suaminya, karena jaringan genitalnya berkurang elasitisitasnya. Bahkan ada anggapan

wanita yang sudah menopause seyogyanya tidak melakukan hubungan seksual karena

akan mengakibatkan munculnya penyakit. Keyakinan ini menggiring wanita untuk

mengurangi atau menghindari aktivitas seksual, yang akan berpengaruh pada

berkurangnya keharmonisan hubungan suami istri. Kondisi ini akan memicu munculnya

problem suami-istri yang lebih komplek.

4. Mitos lainnya yaitu bahwa periode menopause sama dengan periode goncangan jiwa,

yaitu munculnya gejala rasa takut, tegang, sedih , lekas marah, mudah tersinggung,

gugup, stres dan depresi. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa semua emosi

negatif yang muncul itu sangat dipengaruhi oleh penilaian negatif atas menopause.

Dari apa yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa ada wanita yang

mengalami gangguan emosi – psikologi saat menghadapi dan mengalami menopause.

Tetapi tidak berarti semua wanita pada masa mengalami gangguan emosi, karena

sebenarnya bagaimana individu menanggapi suatu peristiwa itu sangat ditentukan oleh

faktor kepribadiannya khususnya bagaimana ia mengintrepetasi atau menilai peristiwa

tersebut. Bila menopause dipandang sebagai hal yang alamiah/sunnatullah bahkan

disyukuri atas kenikmatan yang diberikan Allah, maka iapun akan menghadapinya

dengan penuh penerimaan dan keikhlasan sehingga berbagai gangguan fisiologis yang

dialaminya tidak berdampak pada gangguan psikologis.

D. Beberapa Gangguan pada Periode Klimakterium

Seperti juga pada usia pubertas, pada periode klimakterium ini sering terjadi

gangguan lambung dan alat pencernaan, kepekaan kelenjar gondok

(hyperthyroidisme), gangguan pigmentasi kulit, gangguan penyempitan/ pelebaran

pembuluh darah, dermatis (eksim),dll.

8

Page 9: tugas psikologi

Stressor psikososial yang dialami wanita masa ini :

• Takut kehilangan fungsi dan ekssistensi sebagai wanita.

• Kehilangan gairah dan menurunnya fungsi seksual.

• Takut tidak bisa memuaskan atau melayani suami.

• Takut kehilangan kasih sayang atau suami mencari wanita lain.

• Kehilangan kepercayaan diri dan rendah diri.

• Tidakbisa tampil baik mendampingi suami yang meningkat kariernya.

• Minder ketemu orang, cenderung ingin dirumah saja.

• Ingin mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan.

• Terlampau mendramatisir proses ketuaan.

• Merasa hidupnya kini tak mengandung harapan dan dilupakan orang.

• Kemunduran biologis dirasakan sebagai mendekatnya kematian, sehingga tak ada

gunanya lagi terus hidup.

Stressor yang bersifat ”kehilangan” dan ”tidak berguna lagi” akan menimbulkan

gangguan depresi, yang bisa bertaraf sedang sampai berat dengan gejala : murung atau

sedih berkepanjangan, merasa hancur, putus asa, tak bergairah, merasa tidak tertolong lagi,

nihilistik, lungrah/berat di pagi hari, nafsu makan kurang, terbangun 2 jam lebih awal tak

bisa tidur lagi, rendah diri dan menarik diri, tak bisa menikmati hidup (anhedonia), tak

bergairah hidup, mudah curiga dan mudah tersinggung.

Stressor ini bisa dipersepsi pula sebagai ”akan hilang” atau ”takut kehilangan” dan

ini akan menimbulkan anxietas, atau gangguan cemas menyeluruh, yang ditandai dengan

gejala-gejala was-was terus akan terjadi musibah, tegang, berdebar-debar, berkeringat

banyak, tangan kaki dingin-dingin, mual-mual, kerongkongan seperti tersumbat,

gemetaran, lemas, selalu ingin kencing, sakit perut terus-terusan, sulit tidur dan mimpi-

mimpi buruk. Depresi dan kecemasan ini bisa berlangsung berbulan-bulan, dan akan bisa

mereda sendiri bila individu telah mencapai taraf adaptasi baru, yaitu sebagai wanita yang

telah menopause.

Jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisipsikosomatik, gangguan

kepribadian dan nafsu petualangan, atau kecenderungan histeris, maka pada usia

klimakteris ini predisposisi itu dapat muncul kembali. Biasanya dalam bentuk ide-ide

delirius (tidak realistis). Ada kalanya juga timbul semacam kegairahan seksual yang luar

biasa. Banyak wanita yang dulu selama periode produktif dingin secara seksual, pada masa

klimakteris malah menjadi mengebu-gebu. Tapi ada pula wanita yang selama periode

9

Page 10: tugas psikologi

produktif memiliki seksualitas yang normal, pada usia klimakteris mengaji dingin –beku

secara seksual.

Semua gejala yang mengganggu itu pada umumnya diiringi suasana hati yang cepat

berubah-ubah. Ia menjadi sangat sulit, banyak menuntut, rewel, gelisah, cerewet, jorok,

tidak bertanggung jawab, egosentris, arogan, dan menjadi beban sosial di sekelilingnya.

Hubungan sosial wanita-wanita klimakteris seringkali juga mengalami perubahan.

Persahabatan yang dulunya harmonis, menjadi retak berantakan oleh rasa iri hati, cemburu,

ketakutan-ketakutan atau panik tanpa sebab yang jelas. Wanita-wanita itu suka mencari

setori, menggugah pertengkaran dimana-mana sehingga relasi sosial menjadi patologik

sifatnya. Ada kalanya terjadi ledakan-ledakan emosional yang paranoid sifatnya, sebagai

produk dari semakin intensifnya konflik-konflik intrapsikis pada periode klimakterium.

Muncul pendapat bahwa sekalipun proses strerilitas pada masa klimakteris sudah

berlangsung, rupanya wanita tersebut dengan gigih ingin mempertahankan kapasitas

reproduksi dan ”kemudaannya”. Mose-mode terbaru , alat kosmetik dan bedah plastik yang

mahal serta kekayaan nempaknya banyak mendorong wanita-wanita setengah tua ini

bertingkah laku seperti seperti anak puber. Delusi-diri ( citra diri yang distortif) yang

narsistis seakan-akan ingin menampilkan ”keremajaan diri”nya. Sikap memberontak

terhadap proses ketuaan membuat diri menjadi naif dan lupa daratan.

Pada masa klimakterium, tendensi-tendensi feminitas yang selama ini ditekan kuat, mulai

menampilkan ”haknya”. Terjadilah konflik batin antara tendensi feminitas melawan

kecenderungan maskulinitas. Jika pertentangan ini semasa kehidupan purbertas dan

produktif tersublimasikan dengan baik, pada masa klimakterium sering gagal. Wanita

tersebut sering sakit-sakitan karena berkurangnya daya tahan terhadap konflik, sedang

katahanan fisik dan psikis menurun.

E. Kecemasan Menghadapi Menopause

a. Pengertian kecemasan.

Kecemasan adalah suatu kondisi psikologis individu yang berupa ketegangan,

kegelisahan, kekhawatiran sebagai reaksi terhadap adanya sesuatu yang bersifat

mengancam.

b. Pengertian kecemasan menghadapi menopause.

Kecemasan menghadapi menopause adalah perasaan gelisah, khawatir dari

adanya perubahanperubahan fisik, sosial maupun seksual sehubungan dengan

menopause.

10

Page 11: tugas psikologi

c. Faktor penyebab kecemasan menghadapi menopause :

Menurut Carpenito (1998), ada beberapa faktor yang berhubungan dengan munculnya

kecemasan yaitu :

a) Patofisiologis, yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar

manusia akan makanan, air, kenyamanan dan keamanan.

b) Situasional (orang dan lingkungan)

Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya

kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang lain.

• Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat karena kematian, perceraian,

tekanan budaya, perpindahan, dan adanya perpisahan sementara atau permanen.

• Berhubungan dengan ancaman intergritas biologis : yaitu penyakit, terkena

penyakit mendadak, sekarat, dan penanganan-penanganan medis terhadap sakit.

• Berhungan dengan perubahan dalam lingkungannya misalnya : pencemaran

lingkungan, pensiun, dan bahaya terhadap keamanan.

• Berhubungan dengan perubahan status sosial ekonomi, misalnya pengangguran,

pekerjaan baru, dan promosi jabatan.

• Berhubungan dengan kecemasan orang lain terhadap individu.

d. Gejala-gejala kecemasan menghadapi menopause

Setiap individu pasti pernah merasakan perasaan tidak nyaman, takut

waswasakan suatu hal dalam hidupnya, salah satunya adalah perasaan cemas.

Ada beberapa gejala tentang kecemasan yaitu :

a) Suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukan ketidaktenangan psikis, seperti:

mudah marah, persaaan sangat tegang.

b) Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti : khawatir, sukar

konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai

sangat sensitif, merasa tidak berdaya.

c) Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,

ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri dari kenyataan.

d) Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup,

kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.

e) Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,

berdebar-debar, mual, mulut kering.

11

Page 12: tugas psikologi

F. Mengatasi Gangguan Emosional pada Wanita Menopause

Mengatasi gangguan emosional pada wanita MENOPAUSE :

Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan

masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami olehsetiap

wanita.

Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya.

Bagi perempuan yang energinya terpusat untuk anak dan keluarga, apabila ia

memasuki masa Klimakterik dan menjelang Menopause :

a) Perlu memeriksa kembali apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya, selain

menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.

b) Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir

itu di black out. Anda dapat mengembangkan kemampuan otak, untuk waktu

tertentu tidak memikirkan situasi yang tidak menyenangkan tersebut, dan

memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan.

c) Lakukan “Poison Pen Therapy” atau menulis memo untuk diri sendiri untuk

mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan

psikologik yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan

anda yang mengesalkan dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir

lebih rasional setelah emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa

terekspresikan dalam memo itu. (catatan : Memo itu tidak untuk dibaca orang

lain)

d) Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat

dipelajari saat masa menopause harus dihadapi . Letakkan stressor tersebut

dalam perspektif yang benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai

diri dan hindari sikap pesimis.

e) Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton.

Misalnya : merubah susunan perabot dirumah atau dikantor, jalan-jalan keluar

rumah sebentar, makan diluar dalam suasana yang nyaman dsb.

f) Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik

melalui gaya busana, gaya make up , atau potongan rambut yang sesuai dengan

pribadinya.

g) Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat,

berkalori dan berkadar kolesterol rendah dll.

12

Page 13: tugas psikologi

h) Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan tubuh,

karena riset membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan menjaga

kebugaran dapat memperpanjang hidup, memberi dampak positif kepada otak,

dan meningkatkan kemampuan mengatasi perasaan khawatir .

i) Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak

kegiatan yang positif dan kreatif, seperti ikut aktif dalam kegiatan keagamaan,

mencoba hobi baru atau menggali lagi hoby yang telah lama ditinggalkan

misalnya : belajar masak, membuat kerajinan tangan, melukis, menulis buku,

mendengarkan musik atau main musik, menciptakan lagu dll. Dengan

mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang baru akan

memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.

j) Kembali kuliah, masuk kegiatan politik atau aktif di kegiatan sosial, serta dapat

memiliki atau menciptakan pekerjaan yang menarik, atau mempunyai

pekerjaan dengan penghasilan yang tetap, akan dapat membuat seseorang

merasa dirinya berguna bagi orang lain dan meningkatkan penghargaan

terhadap diri sendiri.

k) Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-

tehnik meditasi, yoga dll.

l) Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu

konsultasi dengan psikolog atau konsultassi ke dokter sesuai dengan keluhan

yang dialaminya.

2.3 Perilaku Aneh Pada Periode Klimakterium

Pada masa pra-klimakteris, biasanya dibarengi aktivitas-aktivitas pra-klimakteris.

Ditandai dengan gejala meningkatnya nafsu hubungan sesual. Sekaligus muncul

kegairahan berjuang yang menyala-nyala seperti dimasa puber. Karena itu dimasa ini

sering timbul tingkah laku yang aneh-aneh, atau tidak sesuai dengan atribut ketuaan.

Masa pra-klimakteris ini mirip sekali dengan masa pubertas, karena itu disebut

pubertas kedua. Sedang periode klimakterium sendiri banyak kemiripannya dengan

periode pubertas . Tingkah laku orang pada periode ini sering lucu, aneh-aneh, janggal

atau tidak pada tempatnya. Misalnya wanita kaya dan gemuk memakai rok mini atau

rok panjang merah belah pinggir tinggi.

13

Page 14: tugas psikologi

Tingkah laku yang ”berlebihan” tersebut bermaksud untuk :

1) Mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi kembali pola kebiasaan di masa muda.

2) Menimbuni dirinya dengan pakaian dan perhiasan warna-warni serta macam-macam

bahan kosmetik, agar kelihatan masih ”remaja”.

Kemunduran aktivitas organ endrokrin menyebabkan lapisan lemak dibawah kulit

jadi menebal, kulit kehilangan gaya regangnya jadi mengeriput. Tidak hanya pada segi

jasmani saja terjadi kemunduran, tapi juga fungsi-fungsi psikis dan kepribadian,

seperti daya pikir, daya ingat, vitalitas, pendengaran, penglihatan, toleransi terhadap

stres, dll.

2.4 Kondisi Psikis Wanita Setengah Baya

Hurlock (1980) membagi tahap perkembangan kehidupan manusia menjadi

prenatal, masa bayi baru lahir, masa bayi, awal masa anak, akhir masa anak, masa

pubertas,, masa remaja, masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa

lanjut atau lansia. Masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun,

saat mulai perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya

kemampuan reproduktif. Masa dewasa madya dimulai umur 40 tahun sampai 60

tahun, yakni saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas pada setiap

orang, dan masa dewasa lanjut yang dimulai usia 60 tahun sampai kematian.

Seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia dewasa madya ( masa

paruh baya/ half life period) mempunyai karakteristik tertentu yang membuatnya

berbeda yaitu :

1. Masa yang “ditakuti” karena pada masa ini terjadi klimakterium pada wanita

maupun pria, menurunnya kemampuan seksual, berbagai mithos berhentinya

produksi, kerusakan mental, dll.

Selain masa tua (old age), masa dewasa madya juga merupakan masa yang

sangat di takuti kedatangannya oleh kebanyakan individu, sehingga mereka seolah

olah ingin mengerem laju pertumbuhan usia mereka.

Bagi perempuan, masa dewasa madya tidak saja berarti menurunnya kemampuan

reproduktif dan datangnya menopouse, namun juga menurunnya daya tarik

seksual. Umumnya mereka (individu dewasa madya) merasa tidak lagi menarik

secara seksual bagi suami mereka, sehingga muncul kekhawatiran akan kehilan

suami da kondisi ini selain mengakibatkan para istri begitu mengharapkan

suaminya bersikap seperti ketika masih pengantin baru, juga munculnya rasa

14

Page 15: tugas psikologi

cemburu yang kadang cenderung berlebihan, bila melihat seaminya berkomunkasi

dengan perempuan yang lebih muda usianya.

Biasanya di usia usia ini, suami mereka mulai lebih berkonsentrasi pada

karier dan penoingkatan kariernya sehingga mereka semakin merasa kesepian dan

diabaikan. Perasaan perasaan negatif ini bila tidak segera di cari pemecahannya

akan mengakibatkan para istri mengalami depresi.

Pada sebahagian yang lain, justru bersikap komprehensif dalam arti untuk

menutupi kekurangannya mereka bersikap sepertia anak muda dengan lebih

memperhatikan penampilan fisik , berdandan sedemikian rupa untuk mencari

perhatian dari lawan jenis yang berusia lebih muda. Mereka yang berperilaku

seperti ini justru menunjukkan adanya ketidak percayaan yang cukup besar

terhadap daya tarik seksual mereka.

2. Masa transisi : pria mengalami perubahan keperkasaan dan wanita perubahan

kesuburan, dari cirri-ciri dan perilaku dewasa ke lansia.

Seperti juga masa remaja, individu pada mas dewasa madya juga disebut

sebgagai masa transisi dari masa dewasa awal ke masa dewasa lanjut (lansia).

Sebagian ciri – ciri fisik dan perilakunya masih memperlihatkan masa dewasa

awal, sementara banyak ciri fisik dan perilaku lainnya justru telah

menunjukkanciri - ciri orang dewasa lanjut. Kindisi transisi ini menyebabkan

mereka harus banyak melakukan penyesuaian terhadap peran – peran baru yang di

berikan oleh masyarakat. Selain itu masyarakat juga mengharapkan mereka untuk

dapat berpikir dan berperilaku sesuia dengan usianya.

3. Masa stress : penyesuaian radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah,

disetai berbagai perubahan fisik. Stres somatik, stress budaya, stress ekonomi, dan

stress psikologik.

4. Masa “berbahaya” : orang berusia madya berusaha mencari kegiatan atau

pengalaman baru, missal hubungan ekstramarital, penggunaan zat adiktif,

kekerasan mumpung belum tua.

5. Masa berprestasi : menurut erikson, selama usia madya orang akan lebih sukses

sampai ke puncak prestasi hidupnya, atau sebaliknya akan berheti dan tidak

mengerjakan sesuatu apapun lagi.

6. Masa evaluasi : karena sampai masa puncak prestasinya, orang mengevaluasi diri

apakah sesuai dengan cita-citanya atu harapan orang lain terhadapnya.

15

Page 16: tugas psikologi

7. Masa sepi (sindrom kehampaan, emptiness syndrome) : dengan keluarnya anak

terakhir di rumah, orang merasa sepi dan hampa. Juga orang dalam kesibukan

penuh di puncak prestasinya, sering mengalami kesepian dan kehampaan.

8. Masa jenuh : pada usia 40 an pria merasa jenuh degan pekerjaan rutin dan

kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan. Wanita

juga jenuh dengan kesibukan memelihara keluarga dan membesarkan anak-

anaknya.

Suatu periode penting yang terjadi pada masa dewasa madya ini adalah

periode klimakterium, yang terjadi pada pria maupun wanita (menopause).

Beberapa pendapat tentang masa dewasa madya:

Masa dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut

usia dan terjadinya perubahan fisik maiupun psikologis, memiliki banyak

kesamaan dengan remaja

Bila masa remaja merupakan masa peralihan , dalam arti bukan lagi masa

kanak – kanak namun belum bisa di sebut dewasa, maka pada setengah baya,

tidak lagi dapat di sebut muda, namun juga belum bisa di katakan tua.

Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat menuju

ke arah kesempurnaan/ kemajuan yang berpengaruh pada kondisi

psikologisnya, sedangkan individu setengah baya juga mengalami perubahan

kondisi fisik namun dalam pengertian terjadi penurunan/kemunduran, yang uga

akan mempengaruhi psikologisnya.

Selain itu, perilaku dan perasaan yang menyertai terjadinya perubahan –

perubahan tersebut adalah sama, yaitu salah tingkah, canggung, bingung dan

kadang-kadang over acting.

2.5 Masa Nenek-Nenek

Fase keempat yang dialami pada seorang wanita setelah masa kanak – kanak,

masa pubertas ( gadis remaja ), periode sebagai ibu, ialah masa nenek –nenek. Kriteria

nenek – nenek ada yang baik, lemah lembut, penuh rasa keibuan, akan tetapi ada juda

nenek – nenek yang ganas , sangat egois, suka membenci orang, iri hati, jahat, kejam

dan tidak feminim. Nenek yang semacam ini biasanya ditakuti oleh anak –anak dan

bahkan oleh cucunya.

Adapun tipe nenek yang baik hati dapat digolongkan dalam 3 bentuk yaitu :

16

Page 17: tugas psikologi

1. Wanita yang memiliki sifat keibuan sejati. Mereka yang melanjutkan sifat – sifat yang

baik ini dapat secara otomatis akan menggap cucunya sebagai anak – anak sendiri yang

paling kecil. Sikapnya terhadap cucu –cucu dan cicit –cicit dipenuhi emosi yang sama

seperti aia menghadapi bayi anak sendiri. Dalam dunia psikisnya dan bayangan angan –

angannya diusia tua sekarang ini seakan – akan ia telah mengambil cuti besar dalam

menunaikan fungsi keibuannya. Dan kini telah menjalankan tugasnya kembali sebagai

ibu veteran dan sebagai ibu yang berpengalaman.

2. Berjiwa muda ialah mereka yang mengggap fungsi kenenekanya sebagai satu

pengalaman baru, dan sebagai satu priode hidup baru. Segala dusta nestap dan frustasi

hidup sudah dilampauinya dengan hati yang pasrah. Namun hal ini bukan berarti bahwa

ia sudah menghentikan permainan ( perjalanan ) hidupnya. Dia masih mencintai dunia

dengan segenap isinya ia masih memiliki interns terhadap macam – macam peristiwa.

Dan dekadensi psikisnya yang disebabkan oleh ketuaannya dikompensasikan dengan

macam – macam aktifitas yang positif, misalnya kesibukan melukis, membatik, menulis

novel, main musik atau gamelan, bertanam anggrek dan lain –lain.

3. Nenek yang unggul, nenek ini bersifat sabar, sumarah dan sumereh hatinya. Artinya dia

sudah bias meletakkan dan menyesuaikan dirinya dengan segala kondisi yang

dihadapinya. Ia sudah bias meninggaklan atau melepaskan semua kejadian didunia. Ia

sudah terbebas dari segala nafsu sendiri, bahkan ia mampun menguasai segalanya

dengan kendali hati nuraninya. Nenek ini sudah sampai pada diri sendiri ( the self ), dan

sudah mendapatkan anugrah penerangan hati serta kedamaian kalbu. Ia sudah

mendekati dunia transedental yang sunyi hampa namun penuh makna.

17

Page 18: tugas psikologi

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

a. Lansia

Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan

dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan

waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang

menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun.

b. Menopouse / klimakterium

Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita menunjukkan berakhirnya

kemampuan wanita untuk bereproduksi. Menopause pada lansia maka biasanya hal

itu diikuti dengan berbagi gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun

psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut.

c. Berprilaku aneh pada priode klimakterium

Masa klimakterium disebut sebagai masa pubertas kedua. Ia merasa muda

bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri bahwa ia berambisi atau mampu

memulai kehidupan dari awal lagi.

d. Kondisi Psikis Wanita Setengah Baya

Hampir semua wanita usia klimakteris mengalami dalam tempo relative

pendek dan relative panjang suasana hati depresi dan melankolis. Hidupnya kini

dianggap tidak mengandung harapan, penuh kepedihan dan pribadinya dilupakan

oleh semua orang.

e. Nenek – Nenek

Kriteria nenek – nenek ada yang baik, lemah lembut, penuh rasa keibuan,

akan tetapi ada juga nenek – nenek yang ganas , sangat egois, suka membenci

orang, iri hati, jahat, kejam dan tidak feminim.

3.2. SARAN

Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan serta

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran

yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tugas kami atas kritik

dan sarannya kami sampaikan terimakasih.

18

Page 19: tugas psikologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali Baziad, 2003. Menopause Dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo.

2. Fox-Spencer, Rebecca dan Pam Brown. 2007. Menopause. Jakarta: Erlangga.

3. Hurlock, Elizabeth, B. 2002. Pikologis Perkembangan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

4. Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspaswara.

5. Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

19