tugas resensi film
TRANSCRIPT
![Page 1: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/1.jpg)
RESENSI FILM PSIKIATRI
SHUTTER ISLAND
DISUSUN OLEH:
WIDI ANGGA KUSUMA
030.07.270
0
![Page 2: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/2.jpg)
JUDUL FILM “ SHUTTER ISLAND”
BASED ON The Novel by DENNIS LEHANE
Sutradara : Martin Scorsese
Produser : Mike Medavoy, Arnold W. Messer, Bradley J. Fischer
Editor : Thelma Schoonmaker, A.C.E
PEMERAN
Leonardo Dicaprio sebagai Teddy Daniels/ Andrew Laeddis
Mark Ruffalo sebagai Chuck Aule/ dr. Lester Sheehan
Ben Kingsley sebagai Dr. John Cawley
Michelle Williams sebagai Dolores
Emily Mortimer sebagai Rachel Solando I
Patricia Clarckson sebagai Rachel Solando II
Jacky Earle Haley sebagai George Noyce
Ted Lavine sebagai Warder
Jhon Carroll Lynch sebagai Deputy Warden MchPerson
Robin Barlett sebagai Bridgen Kearns
Christopher Denham sebagai Peter Breene
Nellie Sciutto sebagai Nurse Marino
Joe Sikora sebagai Glen Miga
Curtis I’ cook sebagai Trey Washington
Max Von Sydow sebagai Dr. Naehring
Elias Kotens sebagai Laeddis
Joseph McKenna sebagai Inmate Billings
1
![Page 3: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/3.jpg)
SINOPSIS
Film ini diambil dari sebuah novel karya Dennis Lehane dengan judul yang
sama. Film ini diperankan oleh Leonardo Dicaprio sebagai Teddy Daniels dan Mark
Ruffalo sebagai Chuk Aule, meraka adalah dua orang U.S Marshal yang dikirim ke
sebuah pulau bernama Shutter Island di Massachusetts untuk menyelidiki sebuah
kasus hilangnya seorang wanita bernama Rachel Solando.
Shutter Island adalah nama sebuah pulau dimana sebuah Rumah Sakit
bernama Ashecliff yang diperuntukkan bagi para penjahat yang menderita gangguan
kejiwaan berada. Sesampainya di sana Teddy mendapatkan informasi dari Dr. John
Cawley, sebagai psikiater kepala, bahwa Rachel Solando dimasukkan ke dalam
Rumah Sakit itu karena telah menenggelamkan ketiga anaknya dan Rachel tiba-tiba
menghilang dari ruangan yang terkunci. Dalam penyelidikannya, Teddy berhasil
mendapatkan informasi bahwa sebenarnya Rumah Sakit Ashecliff mengadakan
eksperimen-eksperimen yang mengerikan terhadap manusia. Teddy berhasil masuk ke
Bangsal C tempat dimana George Noyce dan Laeddis berada. Teddy juga berhasil
menemukan sebuah gua dimana Rachel yang asli bersembunyi.
Selain itu Teddy juga menemukan sebuah mercusuar dan dia pergi ke sana
untuk menyelidiki ada kegiatan apa di dalam mercusuar tersebut. Di sana dia
menemukan Dr. John Cawley sedang duduk di sebuah ruangan. Saat itu terjadi
perdebatan antara Teddy dan Dr. Cawley, kemudian Dr. Cawley mengatakan bahwa
sebenarnya Teddy adalah Andrew Laeddis, bukan Teddy Daniels. Teddy disadarkan
bahwa selama ini dirinya memang mengalami gangguan jiwa dan sudah berada di
Rumah Sakit Ashecliff selama 2 tahun. Selama 2 tahun tersebut dia selalu
menciptakan dunianya sendiri, mulai dari partnernya yang bernama Chuck, lalu sering
didatangi oleh bayangan istrinya yang sudah meninggal, dan ternyata dia jugalah yang
menciptakan sosok Rachel Solando yang sebenarnya adalah istrinya sendiri yang
meninggal karena dia bunuh serta dia selalu mengalami mimpi-mimpi yang sama
setiap malamnya bahwa dia didatangi oleh seorang anak wanita yang ternyata adalah
anaknya sendiri yang dibunuh oleh istrinya. Pada akhirnya, Teddy mengakui kalau
dirinya memang mengalami gangguan jiwa, tetapi di akhir cerita Teddy kembali
kepada khayalan-khayalannya yang menganggap bahwa dokter yang merawatnya
adalah partner kerjanya.
2
![Page 4: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/4.jpg)
KARAKTER PEMAIN
Teddy Daniels/ Andrew Laeddis
Merupakan salah satu pasien di Rumah Sakit Jiwa Ashecliff, dia adalah
seseorang penderita skizofrenia paranoid, dimana diceritakan dalam film ini jika
dia selalu merasa curiga dengan orang-orang disekitarnya. Selama ini dia selalu
menyangkal bahwa dirinya sakit oleh karena itulah dia mulai menciptakan
khayalannya sendiri dimana dalam khayalannya itu dia menjadi seorang U.S
Marshall yang sedang melakukan penyelidikan di Rumah Sakit tersebut bersama
partnernya yang ternyata adalah psikiaternya dia. Tentu saja hal ini sangat
mengganggu semua orang disekitarnya dan sampai membuat mereka merasa
terancam. Selain itu dia juga mengalami gangguan persepsi berupa halusinasi.
Semua yang dialaminya ini terjadi akibat trauma yang telah terjadi pada dirinya
dimana ke-3 anaknya dibunuh oleh istrinya sendiri lalu dia membunuh istrinya
juga.
Dolores
Merupakan istri dari Teddy Daniels, mengalami gangguan jiwa dimana
gangguan jiwanya tidak begitu jelas dan hanya berupa gangguan isi pikir yaitu
waham yang bizarre, dimana dia selalu merasa ada serangga yang terus berada
dalam kepalanya dan menggerogoti tengkoraknya. Dia juga membunuh ke3
anaknya dengan menenggelamkan ketiga anaknya tersebut ke dalam danau.
3
![Page 5: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/5.jpg)
DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA
SKIZOFRENIA PARANOID
Skizofrenia merupakan suatu sindroma klinis dari berbagai keadaan
psikopatologis yang sangat mengganggu, yang melibatkan proses pikir, persepsi,
emosi, gerakan dan tingkah laku. Sedangkan definisi dari Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa Indonesia (PPDGJ-III) gangguan skizofrenia adalah
sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, terjadi
distorsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang
dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, paham yang kadang-kadang aneh,
gangguan persepsi, efek abnormal yang tidak terpadu dengan situasi nyata/sebenarnya
dan autisme.
Etiologi atau penyebab skizofrenia yang lebih rinci dijelaskan oleh Kaplan dan
Sadock (1997) sebagai berikut:
Model diatesis-stress
Suatu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial dan
lingkungan adalah model diatesis-stress. Model ini merumuskan bahwa
seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diatesis) yang jika
dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress akan
memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia.
Faktor biologis
Semakin banyak penelitian telah melibatkan peranan patofiologis untuk daerah
tertentu di otak termasuk sistem limbik, korteks frontalis dan ganglia basalis.
Ketiga daerah tersebut saling berhubungan sehingga disfungsi pada salah satu
daerah tersebut mungkin melibatkan patologi primer di daerah lainnya
sehingga menjadi suatu tempat potensial untuk patologi primer pasien
skizofrenik.
Genetika
Penelitian klasik awal tentang genetika dari skizofrenia dilakukan di tahun
1930-an yang menemukan bahwa seseorang kemungkinan menderita
skizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita skizofrenia adalah
berhubungan dengan dekatnya hubungan persaudaraan tersebut.
4
![Page 6: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/6.jpg)
Faktor psikososial
Klinisi harus mempertimbangkan faktor psikologis yang dapat mempengaruhi
skizofrenia karena para ahli telah membuktikan bahwa terapi obat saja tidak
cukup untuk mendapatkan perbaikan klinis yang maksimal. Secara historis
telah diperdebatkan bahwa suatu faktor psikososial secara langsung dan secara
kausatif berhubungan dengan perkembangan skizofrenia.
Penegakan diagnosis menurut Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder –
IV (DSM-IV) sebagai berikut :
Gejala Karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan untuk
bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati
dengan berhasil):
Waham
Halusinasi
Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoherensi)
Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas
Gejala negatif yaitu pendataran afektif, alogia, atau tidak ada kemauan
(avolition)
o Catatan: Hanya satu gejala kriteria A yang diperlukan jika waham
adalah kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus-menerus
mengomentari perilaku atau pikiran pasien atau dua lebih suara yang
saling bercakap-cakap satu sama lainnya.
Disfungsi sosial/pekerjaan: untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset
gangguan, satu atau lebih fungsi utama seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di bawah tingkat yang dicapai
sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja, kegagalan
untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau pekerjaan
yang diharapkan).
5
![Page 7: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/7.jpg)
Durasi: tanda gangguan terus-menerus menetap selama sekurangnya 6 bulan.
Pada 6 bulan tersebut, harus termasuk 1 bulan fase aktif (yang memperlihatkan
gejala kriteria A) dan mungkin termasuk gejala prodormal atau residual.
Penyingkiran gangguan skizoafektif atau gangguan mood: gangguan
skizoafektif atau gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan
karena: (1) tidak ada episode depresif berat, manik atau campuran yang telah
terjadi bersama-sama gejala fase aktif atau (2) jika episode mood telah terjadi
selama gejala fase aktif, durasi totalnya relatif singkat dibandingkan durasi
periode aktif dan residual.
Penyingkiran zat/kondisi medis umum
Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif
Sedangkan menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ)
di Indonesia yang ke-III sebagai berikut:
· Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas):
– “thought eco” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama
tapi kualitasnya berbeda.
–“thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (withdrawal); dan
–“thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
– “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar, atau
“delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar
6
![Page 8: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/8.jpg)
“delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau pikiran, tindakan atau penginderaan
khusus);
“delusion perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
Halusinasi auditorik:
· Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap
perilkau pasien, atau
· Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara) atau
· Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
pasien
Waham-waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa
· Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
o Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide-ide yang
berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
o Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraannya tidak relevan atau
neologisme.
o Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu
(porturing), fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;
7
![Page 9: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/9.jpg)
o Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosialdan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
· Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodormal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.
TERAPI
1. Psikofarmaka
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik. Pada
film ini yang digunakan adalah antipsikotik tipikal yaitu klorpromazine, yaitu hanya
yang mengatasi gejala positif berupa waham, halusinasi.
2. Psikoterapi
a. Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan
komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah
yang dapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan.
b. Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam
keadaan remisi parsial, keluarga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali
mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari).
8
![Page 10: Tugas Resensi Film](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020110/557202854979599169a3ac2c/html5/thumbnails/10.jpg)
c. Terapi kelompok
Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa
persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien skizofrenia.
d. Psikoterapi individual
Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman.
Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional
antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan
oleh pasien.
9