tugas review proposal

Upload: adee-danial

Post on 22-Jul-2015

110 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ARTICLE REVIEW Nama NIM Kelas : Ade Silvana Danial : 0907101010155 : A-04

Daya Hambat Daun Atsiri Bawang Putih ( Allium Sativum .L ) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus

ABSTRAKMinyak atsiri merupakan bahan dasar dari pengobatan alami. Di dalam perdagangan, minyak atsiri dikenal sebagai bahan dasar minyak wangi. Minyak ini dapat dihasilkan dari tiap bagian tanaman contohnya seperti daun, bunga, buah, biji, batang/kulit dan sebagainya. Minyak atsiri biasanya dapat digunakan untuk uji daya hambat terhadap anti bakteri. Beberappa penelitian yang sudah dilakukan terdapat daya hambat antara daun atsiri bawang putih (Allium sativum L.) terhadap bakteri Staphylococcus Aureus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat aktivitas anti bakteri daun atsiri bawang putih ( Allium sativum L. ) terhadap bakteri Staphylococcus Aureus.

PENDAHULUANBakteri Staphilococcus aureus adalah bakteri pathogen yang sering didapatkan pada manusia. Bakteri ini dapat timbul pada infeksi berat di lokasi tubuh yang beragam. Sebagai hasilnya,S. aureus terus menyebabkan beragam invasif. (D. Lowy, Franklin. 2011) Staphylococcus aureus adalah terkenal karena kemampuannya untuk menjadi resisten terhadap antibiotik. Salah satu antibiotic yang resiten terhadap bakteri ini adalah methicillin.

(http://www.nature.com ) Perkembangbiakan bakteri Staphylococcus aureus ini di pengaruhi oleh DNA, dimana salah satu penelitian yang pernah dilakukan bahwa DNA ekstraseluler dapat membentuk suatu kumpulan sel-sel bakteri di dalam staphylococcus aureus, akan tetapi adanya nukleus dibagian ekstraseluler yang dapat membatasi kemampuan DNA dalam untuk membentuk suatu kumpulan sel-sel bakteri atau yang biasa disebut dengan biofilm. ( KE, Beenken. 2012 )

Bawang putih (Allium sativum L.) digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, sehingga tercatat di dalam buku Mesir Kuno bahwa bawang putih ini dapat menghilangkan nyeri gigi. Digunakan dalam bentuk pasta, kemudian dioleskan pada daerah yang sakit untuk menghilangkan nyeri. ( Fahimah,Amira. 2011 )

Komponen utama bawang putih yang tidak berbau disebut dengan komplek sativum. Komplek sativum yang dimaksud adalah yang diabsorbsi oleh glukosa dalam bentuk aslinya untuk mendcegah proses dekomposisi. Dekomposisi kompleks sativumin ini menghasilkan bau yang khas yang tidak sedap dari allyl sulfide, allyl disulfate, allyl mercaptane, alun allicin danalliin, komponen kimia ini mengandung sulfur, sulfur merupakan komponen bawang penting yang terkandung dalam bawang putih. Komponen aktif bawang putih sativumin adalah allicin, scordinine glycoside, scormine, thiocornim, scordinine A dan B, creatinine, methionine, homocystein, vitamin B, vitamin C, niacin, s-ade nocyl methionine, S-S bond (benzoyl thiamine disulfide), dan organic germanium yang masing-masing mempunyai kegunaan yang berbeda. Contohnya seperti, allin maupun allinase, keduanya cukup stabil ketika dilembabkan. Akan tetapim allicin sendiri juga tidak stabil dalam panas yang akan terurai menjadi bebera[a komponen dansalah satu diantaranya adalah diallyl sulfides. ( Fahimah, Amira. 2011 )

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa bawang putih mungkin memiliki efek yang bagus pada faktor risiko dengan penyakit kardiovaskular. Akan tetapi, hasil penelitian mengatakan bahwa persiapan bawang putih kimia tidak berpengaruh signifikan pada biomarker peradangan, fungsi endotel, atau profil lipid pada subyek normolipidemic dengan faktor risiko kardiovaskuler. (Van Doorn, Martijn BA. 2006 ) Dalam penelitian ini, kami ingin mengetahui bagaimana daun atsiri bawang putih ( Allium Sativum l. ) dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri staphylococcus aureus atau tidak, dengan tujuan dapat mengetahui juga konsetrasi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus terhadap daun atsiri bawang putih ( Allium Sativum l. )

PEMBAHASANSebagian besar bakteri dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit atau infeksi dengan cara menginvasi dan berkembang biak dalam jaringan tubuh atau rongga mulut. Bakteri menimbulkan infeksi terutama Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan abses, gingivitis dan Denture stomatitis.

(Novita. 2008 )Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri pathogen gram positif yang paling sering menyebabkan infeksi pada manusia. Organisme ini menyebabkan penyakit melalui invasi ke jaringan dan pengeluaran toksin. Staphylococcus aureus mempunyai peranan penting yang dapat menyebabkan ataupun memperparah penyakit pada rongga mulut. (Novita. 2008) Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawaan padat yang berbeda komposisi dan titik cairnya serta dalam sifat kelarutannya. Berdasarkan hal tersebut, maka cara minyak atsiri dapat diekstrak melalui empat macam cara diantaranya adalah : penyulingan, pressing, ekstraksi dengan pelarut yang menguap, dan ekstraksi dengan lemak padat. (Fahimah, Amira. 2011 ) Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu. (Fahimah, Amira. 2011) Bawang putih (Allium sativum L.) telah digunakan sebagai obat herbal sejak ribuan tahun sebagai antibakteri, expektoran, antisplasmodik, antiseptik, antiviral, dan antihipertensi. Secara tradisional, bawang putih biasa digunakan untuk mengobati batuk, flu, asma bronchitis dan lain-lain. Banyak penelitian dilakukan karena manfaat bawang putih sangat berguna pada manusia. ( Rahaju, Sri Hartin. 2009 ) Kandungan kimia dan sifat kimiawi bawang putih, mengandung minyak atsiri bersifat anti bakteri dan antiseptik, mengandung aliin, alisin, enzim alinase, skordinin, antioksin, germanium, Vit A, B, dan C,juga senyawa Selenium ( Rahaju, Sri Hartin. 2009 )

2.1.1 Klasifikasi Ilmiah5

Klasifikasi ilmiah atau toksonomi dari bawang putih adalah sebagai berikut: Kingdom Division Class Ordo Family Subfamili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Alliaceae : Allioideae : Allium : A.sativum

( Fahimah, Amira. 2011 )

KESIMPULANDari hasil penelitian yang pernah dilakukan, ternyata minyak atsiri bawang putih dapat menghambat bakter staphylococcus aureus.

SARANPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi untuk mengetahui kadar minimal konsentrasi daya hambat minyak atsiri bawang putih terhadap staphylococcus aureus.

DAFTAR PUSTAKA D. Lowy, Franklin. How Staphylococcus aureus Adapts to Its Host. new english journal medicine 2011 364;21 KE, Beenken. H, Spencer. LM, Griffin. MS, Smeltzer. Impact of extracellular nuclease production on the biofilm phenotype of Staphylococcus aureus under in vitro and in vivo conditions. Department of Microbiology and Immunology 2010 Van Doorn, Martijn BA. Espirito Santo, Sonia M. Meijer, Pinet. Effect of garlic powder on C-reactive protein and plasma lipids in overweight and smoking subjects. American Journal Clinical Nutrition 2006;84:1324 9. http://www.nature.com/nrmicro/journal/v7/n9/abs/nrmicro2200.html Novita. Efek antibakteri sediaan bawang putih (Allium sativum l.) terhadap Staphylococcus aureus yang diisolasi dari denture stomatitis. Skripsi, Medan: FKG USU, 2008 Fahimah, Amira. Pengamatan zona hambat minyak atsiri bawang putih, cengkeh, dan jintan hitam terhadap pertumbuhan Staphylococcus Aureus. Skripsi, Medan : FKG USU, 2011

Rahaju, Sri Hartin. Bawang Putih ( Allium sativum l. ) sebagai anti jamur terhadap jamur Potyrosporum Ovale dan bahan baku obat terapi ketombe. Jurnal, Jakarta : Pusat Penelitian Biologi - LIPI, 2009