tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

10
1 PERENCANAAN PENGEMBANGAN KURIKULUM ADMINISTRASI PERKANTORAN Oleh: Sutirman A. Pengertian Kurikulum Suatu program pendidikan yang dibuka oleh suatu lembaga tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik tanpa adanya kurikulum untuk program tersebut. Kurikulum menjadi roh atau nafas bagi penyelenggaraan suatu program pendidikan. Keberadaan kurikulum menjadi faktor yang sangat penting untuk terselenggaranya suatu program pada lembaga pendidikan. Finch & Crunkilton mendefinisikan kurikulum sebagai semua program, kegiatan, dan pengalaman yang terorganisir untuk dikuasai oleh siswa di bawah pengarahan sekolah (1999:11). Sedangkan Bharvad mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat pengalaman yang harus disediakan dalam lembaga pendidikan (2010). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman yang telah direncanakan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang diperoleh dari dalam maupun luar lembaga yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu. D’Hainaut seperti dikutip oleh Faruque Ahmed memberikan pengertian kurikulum yang sedikit berbeda rumusannya. Menurut D’Hainaut kurikulum adalah desain pelatihan atau rencana yang mendefinisikan sasaran dan tujuan dari kegiatan pendidikan; cara, sarana, dan kegiatan yang digunakan untuk mencapai tujuan; serta metode dan instrumen yang diperlukan untuk mengevaluasi tindakan

Upload: ramdani-machinetwo

Post on 03-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

education

TRANSCRIPT

Page 1: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

1

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

ADMINISTRASI PERKANTORAN

Oleh: Sutirman

A. Pengertian Kurikulum

Suatu program pendidikan yang dibuka oleh suatu lembaga tidak mungkin

dapat terselenggara dengan baik tanpa adanya kurikulum untuk program tersebut.

Kurikulum menjadi roh atau nafas bagi penyelenggaraan suatu program

pendidikan. Keberadaan kurikulum menjadi faktor yang sangat penting untuk

terselenggaranya suatu program pada lembaga pendidikan.

Finch & Crunkilton mendefinisikan kurikulum sebagai semua program,

kegiatan, dan pengalaman yang terorganisir untuk dikuasai oleh siswa di bawah

pengarahan sekolah (1999:11). Sedangkan Bharvad mendefinisikan kurikulum

sebagai seperangkat pengalaman yang harus disediakan dalam lembaga

pendidikan (2010). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa

kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman yang telah direncanakan untuk

mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang diperoleh

dari dalam maupun luar lembaga yang telah direncanakan secara sistematis dan

terpadu.

D’Hainaut seperti dikutip oleh Faruque Ahmed memberikan pengertian

kurikulum yang sedikit berbeda rumusannya. Menurut D’Hainaut kurikulum

adalah desain pelatihan atau rencana yang mendefinisikan sasaran dan tujuan dari

kegiatan pendidikan; cara, sarana, dan kegiatan yang digunakan untuk mencapai

tujuan; serta metode dan instrumen yang diperlukan untuk mengevaluasi tindakan

Page 2: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

2

(2010). Sementara Atherton (2009) menyatakan bahwa kurikulum digunakan

dalam beberapa cara yang terkait dengan: (1) isi keseluruhan dari apa yang akan

diajarkan; (2) prinsip-prinsip yang mendasari pendekatan untuk mengajar dan

belajar; (3) keseluruhan "apa", "bagaimana" dan "mengapa" dari kegiatan

pembelajaran. Merujuk kepada kedua pendapat tersebut maka ruang lingkup

kurikulum mencakup tujuan, materi, metode, dan instrumen yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran.

Pendapat yang lain tentang pengertian kurikulum dikemukakan oleh Idi

yang mengatakan bahwa hakikat kurikulum adalah suatu program yang

direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan

(2007:184). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum pada dasarnya

adalah suatu sistem berupa program yang terdiri dari seperangkat tujuan, materi,

metode, dan instrumen yang digunakan untuk menghasilkan pengalaman belajar

peserta didik. Sebagai suatu sistem, kurikulum sangat tergantung kepada

komponen-komponen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, untuk menjaga agar

kurikulum tetap relevan dan efektif dalam mencapai tujuan program pendidikan,

maka harus dilakukan pengembangan secara berkesinambungan.

B. Urgensi Pengembangan Kurikulum

Ilmu dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat pada era

global sekarang ini. Berkembangnya ilmu dan teknologi membawa dampak

terhadap perubahan tuntutan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

manusia sesuai dengan perkembangan zaman. Lembaga pendidikan yang

Page 3: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

3

bertanggung jawab terhadap upaya penyebarluasan ilmu dan teknologi harus

senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Karena jiwa

dari lembaga pendidikan adalah kurikulum, maka upaya melakukan relevansi

kurikulum dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi mutlak harus

dilakukan. Proses penyesuaian kurikulum dengan tuntutan kebutuhan masyarakat

seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi sering disebut dengan

pengembangan kurikulum.

Dunbar seperti dikutip oleh Faruque Ahmed menjelaskan bahwa

pengembangan kurikulum adalah “proses mendefinisikan, mengorganisasikan,

menggabungkan, dan mengkoordinasikan isi sehingga menyebabkan peserta didik

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (2010). Robert E. Norton

dalam DACUM Handbook menyebutkan bahwa pengembangan kurikulum

mencakup pengembangan daftar pekerjaan atau keterampilan khusus yang

diperlukan dalam pekerjaan, pengetahuan dan keterampilan umum, perilaku

pekerja, peralatan, perlengkapan, material, persediaan, serta tuntutan pekerjaan di

masa depan. Sedangkan Idi memberi pengertian pengembangan kurikulum

sebagai pengembangan komponen-komponen kurikulum yang membentuk sistem

kurikulum agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif (2007:186).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah suatu proses

mendefinisikan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan komponen-

komponen kurikulum dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan

secara efektif.

Page 4: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

4

Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan beberapa prinsip

menghasilkan kurikulum yang ideal. Prinsip-prinsip tersebut menurut Idi

(2007:179), antara lain:

1. Relevansi

Prinsip relevansi maksudnya bahwa hasil pengembangan kurikulum hendaknya

sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja.

2. Efektivitas

Efektivitas maksudnya adalah bahwa berbagai rencana atau program yang

dirancang harus dapat dicapai sesuai dengan kriteria atau standar yang telah

ditentukan.

3. Efisiensi

Prinsip ini menekankan kepada perbandingan input dan output dalam upaya

mencapai tujuan dari suatu program atau rencana. Semakin kecil atau sedikit

input (biaya, tenaga, waktu) yang digunakan untuk mencapai tujuan program

dianggap lebih baik. Sebaliknya jika untuk mencapai tujuan suatu program

memerlukan input yang banyak maka dianggap tidak efisien.

4. Kontinuitas

Prinsip kontinuitas artinya bahwa pengembangan kurikulum harus

memperhatikan keterkaitan dan keberlanjutan antar tingkat pendidikan dan

jenis program pendidikan.

5. Fleksibilitas

Page 5: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

5

Fleksibilitas maksudnya adalah bahwa suatu kurikulum hasil pengembangan

hendaknya dimungkinkan (luwes) untuk dimodifikasi atau dikembangkan lebih

lanjut.

6. Berorientasi Tujuan

Prinsip ini mempunyai makna bahwa komponen tujuan dalam kurikulum harus

dirumuskan dengan jelas. Kurikulum yang dikembangkan hendaknya

diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan.

Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang telah diuraikan

di atas maka perlu disadari bahwa proses pengembangan kurikulum bukan suatu

perkara yang mudah. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang

harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan sikap profesional.

Senada dengan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di atas, Finch dan

Crunkilton menegaskan bahwa pengembangan kurikulum kejuruan hendaknya

menghasilkan kurikulum kejuruan yang berbasis data, dinamis, memiliki output

yang jelas, dirumuskan dengan jelas, realistis, berorientasi peserta didik, sadar

evaluasi, berorientasi masa depan, dan menuju kelas dunia (1999:19). Penegasan

tersebut mengindikasikan bahwa pengembangan kurikulum harus dilakukan

dengan langkah-langkah yang jelas dan sistematis atau dapat dikatakan harus

dilakukan dengan model atau pendekatan tertentu.

Terdapat sejumlah model yang lazim digunakan dalam pengembangan

kurikulum seperti model Tyler, model Hilda Taba, model Wheeler, dan model

Siklus (Idi, 2007:154). Ada pula model pengembangan kurikulum yang lain yaitu

System Model for Performance Improvement, Curriculum Pedagogy Assessment

Page 6: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

6

Model, Integrated System for Workforce Education Curricula, dan Performance-

Based Instructional Design System (Finch & Crunkilton, 1999:30).

Salah satu model pengembangan kurikulum yang cukup menarik dan

relevan dengan pendidikan kejuruan adalah System Model for Performance

Improvement. Model ini pada awalnya dikembangkan dan digunakan dalam

lingkungan perusahaan. Namun demikian karena pendidikan kejuruan berorientasi

dunia kerja, maka model ini relevan untuk diimplementasikan.

Gambar 1. System Model for Performance Improvement

Sumber: Finch dan Crunkilton (1999:31)

C. Perencanaan Pengembangan Kurikulum Administrasi Perkantoran

Brady membedakan tingkatan perencanaan kurikulum menjadi corporate

planning, strategic planning, program planning, curriculum planning, dan

Environment

Economic Forces, Political Forces, Cultural Forces

Organization

Mission and Strategy, Organization Structure,

Technology, Human Resources

Input Organization Processes Output

Environment

1

Analyze

2

Design

3

Develop

4

Implement

5

Evaluate

PERFORMANCE IMPROVEMENT

Page 7: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

7

instructional planning (1992:20). Masing-masing perencanaan tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Corporate planning

Corporate planning merupakan proses berkesinambungan yang

menghubungkan penetapan tujuan, pembuatan kebijakan, perencanaan jangka

pendek dan jangka panjang, penganggaran dan evaluasi bagi satuan lembaga

pendidikan.

2. Strategic planning

Strategic planning merupakan bagian dari corporate planning yang meliputi

analisis kebutuhan, identifikasi hasil, penentuan strategi dan kebijakan untuk

mencapai tujuan.

3. Program planning

Program planning merupakan proses penentuan bagaimana sebuah program

yang akan dilaksanakan (keputusan pengelompokan, ruang staf, sumber daya).

4. Curriculum planning

Curriculum planning adalah proses menjelaskan secara mendetail tentang isi

dan metode pembelajaran.

5. Instructional planning

Instructional planning merupakan penjabaran dari curriculum planning oleh

setiap guru untuk diterapkan dalam kelas tertentu.

Jika melihat level perencanaan dari Brady di atas, maka perencanaan

pengembangan kurikulum mencakup corporate planning, strategic planning, dan

program planning. Namun demikian agak sulit untuk menerjemahkan level-level

Page 8: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

8

perencanaan tersebut kedalam perencanaan pengembangan kurikulum yang

bersifat makro.

McCune seperti dikutip oleh Finch dan Crunkilton membedakan jenis

perencanaan menjadi tiga jenis, yaitu strategic planning, program planning, dan

program delivery plans (1999:48). Strategic planning merupakan perencanaan

yang menentukan arah program pendidikan. Perencanaan ini akan menghasilkan

rencana strategis, pernyataan visi dan misi, serta tujuan. Program planning adalah

perencanaan yang menentukan bagaimana cara mewujudkan rencana strategis.

Perencanaan program ini akan menghasilkan rancangan kurikulum, rancangan

personil pengembang, rencana fasilitas dan anggaran. Sedangkan program

delivery plans merupakan rencana untuk menentukan apa yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan suatu program pendidikan. Perencanaan ini akan

menghasilkan rencana pembelajaran dan rencana kerja.

Merujuk kepada System Model for Performance Improvement, sebelum

tahap pengembangan kurikulum dilakukan tahap analisis dan tahap desain. Tahap

analisis dan tahap desain ini dapat dikatakan sebagai tahap perencanaan

pengembangan kurikulum. Dengan demikian perencanaan pengembangan

kurikulum mencakup tahap analisis dan tahap desain. Pada tahap analisis

dilakukan identifikasi kinerja yang diinginkan oleh dunia usaha dan tujuan atau

standar yang akan dicapai. Tahap desain merupakan tahap menerjemahkan hasil

analisis kedalam rancangan program. Rancangan program yang dimaksud adalah

mulai dari identifikasi kompetensi kerja utama sehingga menghasilkan peta

kompetensi.

Page 9: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

9

Berdasarkan uraian di atas maka untuk mengembangkan kurikulum

Administrasi Perkantoran atau Sekretaris harus dilakukan tahap perencanaan

dalam bentuk analisis dan desain. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:Kep. 195/Men/IV/2007 tentang

Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa

Perusahaan Sub Sektor Jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Administrasi

Perkantoran, level kompetensi untuk pekerjaan administrasi kantor dibagi menjadi

tiga, yaitu Administrasi Kantor, Sekretaris Yunior, dan Sekretaris. Level

kompetensi Administrasi Kantor setara dengan kompetensi lulusan SMK

Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran. Level kompetensi Sekretaris

Yunior setara dengan kompetensi lulusan Diploma III Sekretaris. Sedangkan level

kompetensi Sekretaris setara dengan kompetensi lulusan Diploma IV Sekretaris

atau Sarjana Administrasi Perkantoran.

Proses perencanaan pengembangan kurikulum Administrasi Perkantoran

untuk level Sekretaris Yunior atau setara Diploma III Sekretaris dapat dilihat pada

gambar 2. Berdasarkan gambar 2 tersebut, perencanaan pengembangan kurikulum

Administrasi Perkantoran level Sekretaris Yunior dimulai pada tahap analisisi

dengan melakukan analisis pekerjaan dan analisis kondisi kerja Sekretaris Yunior

melalui Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para Sekretaris Yunior.

Selain itu dilakukan pula analisis unjuk kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan

melalui FGD yang melibatkan para pimpinan atau atasan Sekretaris Yunior.

Selanjutnya pada tahap desain dilakukan penyusunan atau perumusan kriteria

kondisi kerja, kriteria unjuk kerja, dan elemen kompetensi Sekretaris Yunior.

Page 10: tugasperencanaankurikulum-130120213159-phpapp02

10

Gambar 2. Tahap perencanaan pengembangan kurikulum Administrasi

Perkantoran level Sekretaris Yunior (KKNI level VI).

Daftar Bacaan

Atherton JS. (2009). Learning and teaching: curriculum. Diakses pada tanggal 6

Nopember 2012 dari http://www.learningandteaching.info/

teaching/curriculum.htm.

Bharvad, A.J. (2010). Curriculum evaluation. International Research Journal,

ISSN- 0975-3486, II, 12.

Brady, L. (1992). Curriculum development (4th ed.). Prentice Hall of Australia

Pty Ltd: Allambic Heights, NSW.

Faruque Ahmed. (2010). Technical and vocational education and training–

curricula reform demand in Bangladesh: qualification requirements,

qualification deficits and reform perspectives (Desertasi doktor, Institut

f¨ur Erziehungswissenschaft und Psychologie, 2010).

Finch, C.R. dan Crunkilton, J.R. (1999). Curriculum development in vocational

and technical education: planning, content, and implementation (5th ed.).

Allyn & Bacon A Viacom Company: Needham Heights, MA.

Idi, Abdullah. (2007). Pengembangan kurikulum: teori & praktik. Ar-Ruzz:

Yogyakarta.

Norton, R. E. Materials for the curriculum guide

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KURIKULUM ADMINISTRASI

PERKANTORAN UNTUK KOMPETENSI LEVEL VI (SEKRETARIS YUNIOR)

Analisis:

1. Analisis pekerjaan dan

kondisi kerja sekretaris

yunior di perusahaan

dengan cara FGD

melibatkan para

sekretaris yunior.

2. Analisis kinerja yang

dibutuhkan/dituntut oleh

perusahaan terhadap

sekretaris yunior dengan

cara FGD melibatkan

para atasan sekretaris

Desain:

1. Merumuskan kriteria kondisi

kerja untuk pekerjaan

sekretaris yunior;

2. Merumuskan kriteria unjuk

kerja untuk pekerjaan

sekretaris yunior;

3. Merumuskan elemen

kompetensi untuk pekerjaan

sekretaris yunior.

PE

NG

EM

BA

NG

AN