tutorial klinik

Upload: imam-hartono

Post on 06-Mar-2016

33 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jangan di buka

TRANSCRIPT

  • Tutorial Kepaniteraan Ilmu ForensikKelompok B24 November 2015RS Bhayangkara - SemarangPembimbing : dr. Ratna Relawati, Sp.KF

  • Istilah asingCutis anserinaKaku mayat yang terjadi pada otot erektor pili, yaitu otot pada akar rambutGambaran seperti kulit angsa/kulit berbintil-bintil.Dapat terjadi pada kasus korban tenggelam (faktor suhu lingkungan yang rendah).

  • Unfamiliar TermCutis anserina : kulit basah, keriput, dan kadang seperti kulit angsa.

  • Identifikasi MasalahApakah bayi ini meninggal karena dibekap atau karena ditenggelamkan ke dalam sungai?Kenapa ditemukan luka lecet di sekujur tubuh terutama di lutut, kepala dan siku?Kenapa ditemukan busa halus pada hidung dan mulut disertai cutis anserina?Bagaimana dapat menilai bayi ini lahir mati atau lahir hidup?Pemeriksaan lanjutan apa yang mungkin untuk dilakukan?

  • Curah PendapatDiduga bayi ini meninggal karena ditenggelamkan, karena didapatkan dari ciri ciri kasus yang meninggal akibat ditenggelamkan yaitu: didapatkan busa halus pada hidung, mulut dan cutis anserinaLuka lecet didapatkan akibat terbentur benda benda di sungai dan posisi bayi baru lahir masih dalam posisi fleksi ekstremitas seperti dalam kandungan, serta luka lecet pada kepala akibat terbentur dasar sungai saat bayi ditenggelamkan.

  • 3. Busa halus pada mulut dan hidung akibat dari proses edema pulmoner akut yaitu cairan yang masuk ke paru bercampur dengan surfaktan dan didukung usaha bayi untuk bernapas sehingga menimbulkan buih halus yang keluar melalui hidung dan mulut. Sedangkan cutis anserina adalah tanda dari proses kematian somatik dan seluler, serta perubahan postmortem pada kulit (epidermis) atau otot erektor pilli karena rangsangan dinginnya air yang merupakan tanda intravital yang biasanya timbul beberapa minggu setelah meninggal

  • 4. Menilai bayi yang lahir mati, ditemukan:maserasi, rongga dada belum mengembang, cairan amnion, sel skuamosa dan mekonium dalam alveoli.Menilai bayi lahir hidup, ditemukan:PL : Rongga dada mengembang, tulang iga mendatar, sela iga melebar, adanya buih halus pada mulut dan hidung.PD : Paru paru mengembang, perabaan paru seperti busa, tepi paru tumpul, warna merah keunguan, bercak bercak mozaik merah pada paru.

  • 5. Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan :- Tes apung paru- Tes mikroskopik- Pemeriksaan diatom- Tes kimia darah- Tes asal air

  • Mind MappingTenggelamDefinisiJenisWetDryPemeriksaanCara KematianEtiopatofisiologiVagal RefleksWet DrowningKecelakaanBunuh diriPembunuhan

  • Learning ObjectivesMenjelaskan definisi tenggelam.Menjelaskan jenis-jenis kasus tenggelam.Menjelaskan mekanisme tenggelam.Menjelaskan cara kematian pada kasus tenggelam.Menjelaskan pemeriksaan pada kasus tenggelam.

  • LO 1Menjelaskan definisi tenggelam

  • Tenggelam Salah satu bentuk kematian asfiksiaAsfiksia tidak terjadi perubahan elektrolit darahTenggelam ada perubahan elektrolitMekanisme tenggelam asfiksia, inhibisi vagal, dan spasme laring.Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    *

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Definisi tenggelam

    Gangguan pernafasan yang disebabkan oleh submersi atau imersi.(E.F. van Beeck, C.M. Branche, D. Szpilman, J.H. Modell, & J.J.L.M. Bierens (2005),A new definition of drowning: towards documentation and prevention of a global public health problem83, Bulletin of the World Health Organization (published 11 November 2005), pp.801880, retrieved19 July2012)

    Akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh kedalam cairan. (Idris, 2000)

    Sseluruh tubuh tidak harus tenggelam ke dalam air asalkan lubang hidung dan mulut berada dibawah permukaan air. Hal tersebut sudah memenuhi kriteria peristiwa tenggelam. (Dahlan, 2000)

    Suatu keadaan tercekik dan mati yang disebabkan oleh terisinya paru dengan air atau bahan lain atau cairan sehingga pertukaran gas menjadi tidak mungkin. Sederhananya, tenggelam adalah merupakan akibat dari terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan. (Abdul Munim Idries, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1997)

    *

  • LO 2Menjelaskan jenis jenis kasus tenggelam

  • Jenis-jenis Kasus TenggelamAda 2 jenis mati tenggelam berdasarkan posisi mayat :Submerse drowning : mati tenggelam dengan posisi sebagian tubuh mayat masuk ke dalam air.Immerse drowning : mati tenggelam dengan posisi seluruh tubuh mayat masuk ke dalam air.

    Ada 2 jenis mati tenggelam berdasarkan penyebabnya :Wet drowning : mati tenggelam dengan inhalasi banyak airDry drowning : mati tenggelam dengan inhalasi sedikit air*DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA: CRC Press LLC: 2001

    DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA: CRC Press LLC: 2001

  • Jenis-jenis tenggelamWet drowning : kematian tenggelam akibat terlalu banyaknya air yang terinhalasi. Pada kasus wet drowning ada tiga penyebab kematian yang terjadi, yaitu akibat asfiksia, fibrilasi ventrikel pada kasus tengggelam di air tawar, dan edema paru pada kasus tenggelam di air asin.

    Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997

    *

    Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997

  • ContDry drowning adalah suatu kematian tenggelam dimana air yang terinhalasi sedikit. Penyebab kematian pada kasus ini sendiri dikarenakan terjadinya spasme laring yang menimbulkan asfiksia dan terjadinya reflek vagal, cardiac arrest, atau kolaps sirkulasi.

    Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997

    *

    Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997

  • Secondary drowning adalah suatu keadaan dimana terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam ( dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi.

    Immersion drowning adalah suatu keadaan dimana korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal. Pada umumnya alkohol dan makanan terlalu banyak merupakan faktor pencetus pada kejadian ini.

    Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997

    *

    Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997

  • LO 3Menjelaskan mekanisme tenggelam

  • Perubahan posisi korban tenggelamSaat pertama kali korban terjun ke air gravitasi; terbenam yg pertama.

    BJ tubuh lebih kecil dari BJ air korban timbul, berusaha bernafas dan ambil udara tidak bisa berenang aspirasi air BJ korban lebih berat terbenam kedua.Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    *

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Pada dasar sungai/laut proses pembusukan gas pembusukan 7-14 hari akumulasi gas tubuh korban mengapung.

    Tubuh dengan gas pembusukan, bisa pecah o.k benda2 sekitar, gigitan binatang, proses akhir pembusukan gas keluar tubuh terbenam yang ketiga kali & terakhir.

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    *

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • LO 4Menjelaskan cara kematian pada kasus tenggelam

  • Sebab kematian pada tenggelamVagal reflek= tenggelam tipe 1A/ dry drowningKematian terjadi sangat cepatPemeriksaan post mortem tidak ditemukan tanda tanda asfiksia ataupun air di dalam paru parunya

    Spasme laring= tenggelam tipe 1B/ dry drowningSangat jarang terjadiTerjadi karena rangsangan air yang masuk ke laringPemeriksaan post mortem ditemukan tanda - tanda asfiksia, tetapi paru parunya tidak didapati adanya air atau benda benda airDahlan, Sofwan., 2000. Ilmu kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.*

    Dahlan, Sofwan., 2000. Ilmu kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

  • Tenggelam dlm Air TawarAir tawar cepat diserap dlm jumlah besar hemodilusi hebat s.d 72% hemolisis.Perub.biokimiawi; K+ plasma me dan Na+ menurun, anoxia berat pd miokardium.Hemodilusi overload cairan sistol me fatal mjd fibrilasi ventrikel.Bbrp saat jantung dpt berdenyut lemah anoxia cerebri berat kematian cepat.*DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA: CRC Press LLC: 2001VBudiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA: CRC Press LLC: 2001VBudiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • PathophysiologyFresh water (0.6% NaCl) - water passes from lungs to blood- hemodilution; denaturation of surfactant -> alveolar collapse -> decr lung compliance -> severe V-Q mismatch -> hypoxia -> neuro damage

    Electrolyte shifts -> Cardiac arrhythmias

    BloodLung TissueBloodLung Tissue*Lindsay M Stewart. Lecture of Advocacy Project: Drowning Prevention. University of Nevada School of Medicine. July, 2012.

    Lindsay M Stewart. Lecture of Advocacy Project: Drowning Prevention. University of Nevada School of Medicine. July, 2012.

  • Tenggelam dalam Air AsinHemokonsentrasi; cairan sirkulasi tertarik keluar s.d 42%, masuk ke jar.paru-paru edema pulmonum.Pertukaran elektrolit dari air asin Ht & Na+ plasma me.Anoxia miokardium tanpa VF, viskositas darah me payah jantung.Hemokonsentrasi sistolik menetap beberapa menit.*DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA: CRC Press LLC: 2001VBudiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA: CRC Press LLC: 2001VBudiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • PathophysiologySea water (3% NaCl) - water passes from blood into lung tissue- hemoconcentrationNa incr -> severe pulm edemaBloodLung Tissue*Lindsay M Stewart. Lecture of Advocacy Project: Drowning Prevention. University of Nevada School of Medicine. July, 2012.

    Lindsay M Stewart. Lecture of Advocacy Project: Drowning Prevention. University of Nevada School of Medicine. July, 2012.

  • Sebab kematian pada tenggelamPengaruh air yang masuk paru paruAir tawar= Tenggelam tipe IIA/ wet drowning Hemodilusi hemolisis fibrilisasi ventrikel hipoksia otak Pemeriksaan post mortem ditemukan tanda tanda asfiksia, kadar NaCl jantung kanan lebih tinggi dari jantung kiri, dan adanya buih serta benda benda air pada paru - paru

    Air asin= Tenggelam tipe IIB/ wet drowningHemokonsentrasi anoksiaPemeriksaan post mortem ditemukan tanda tanda asifiksia, kadar NaCl jantung kiri lebih tinggi daripada jantung kanan, dan adanya buih serta benda benda air pada paru paru

    Dahlan, Sofwan., 2000. Ilmu kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.*

    Dahlan, Sofwan., 2000. Ilmu kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

  • Cara kematian pada kasus tenggelamKecelakaanKapal tenggelamSerangan asma datang saat korban sedang berenangJatuh ke laut, danau atau sungai.Undeterminated : sulit diketahui penyebabnya karena mayatnya sudah membusuk dalam air.PembunuhanMelemparkan korban ke laut atau memasukkan kepala ke dalam bak berisi air. Terdapat tanda-tanda kekerasan sebelum korban di tenggelamkan atau tangan korban dalam keadaan diikat.Bunuh diriBiasanya korban meninggalkan perlengkapannya*Dahlan S., 2000, Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum, Badan Penerbit Undip.

    Dahlan S., 2000, Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum, Badan Penerbit Undip.

  • LO 5Menjelaskan pemeriksaan pada kasus tenggelam

  • Pemeriksaan LuarPe suhu mayat (algor mortis) cepat 5F/menit, suhu tubuh= suhu lingkungan dalam 5-6 jam.Lebam mayat (livor mortis) jelas pada dada depan, leher, kepala. Lebam warna merah terang bedakan dg intox.CO.Tampak pembusukan kulit kehijauan/merah gelap.Pembusukan lanjut gelembung pembusukan pada atas tubuh, sktorum & penis pria, labia mayor wanita, kulit telapak tangan & kaki terkelupas.*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Gambaran kulit angsa (goose-flesh, cutis anserina) terjadi selama interval antara kematian somatik dan seluler. Perubahan post-mortal o.k rigor mortis pada Mm.Erector pili.Cutis anserina tdk memiliki nilai sebagai kriteria diagnostik!!!Busa halus putih berbentuk jamur (mushroom-likemass) pada mulut/ hidung/keduanya.Aspirasi cairan ke sal.nafas stimulus pembentukan mukus bercampur dengan surfaktan & air terkocok saat upaya pernafasan hebat.Proses pembusukan merusak busa pseudoform kemerahan dari darah & gas pembusukan.*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Petechial hemmorhages perdarahan berbintik pd kedua kelopak mata, t.u bagian bawah.Pria genitalia mengerut, sering semi-ereksi.Lidah memar/ bekas gigitan, tanda korban berusaha untuk hidup, tanda epilepsi.Cadaveric spasm jarang. Makna: berusaha untuk tidak tenggelam, menggegam batu/ranting, korban masih dlm keadaan hidup saat terbenam.Luka daerah wajah, tungkai depan sentuhan dengan dasar sungai/benda2 lain luka berdarah, sering salah kesan penganiayaan.*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Kasus bunuh diri korban terjun tinggi kematian o.k benturan keras kerusakan kepala/ fraktur cervical.Korban bayi dipastikan adalah sebagai kasus pembunuhan.Korban dewasa mati dalam empang dangkal pikirkan unsur pidana; racun dan dilempar ke TKP tersebut.*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Pemeriksaan dalamSistem pernafasan busa halus putih dalam trakea, air, benda asing lain yg terinhalasi; makros--pasir, lumpur, tumbuhan, mikros--telur cacing, diatomae (ganggang kersik).Mencari diatomae harus destruksi paru dengan as.sulfat & as.nitrat sentrifuge px.mikroskop.Diatomae dalam darah jantung yang diencerkan dengan air hemolisa sentrifuge mikroskop.

    *Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Tubuh korban pembusukan lanjut sulit px.! Px.diatomae dari sumsum tulang panjang.Diatomae (+) sediaan paru = 5 per-LPB. SSTL = 1 per-LPB.Diatomae terdapat banyak di alam & tergantung musim relevansi terbatas pada mekanisme asfiksia menunjukkan korban semasa hidup pernah inhalasi ganggang kersik tersebut*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Pleura merah, bintik perdarahan o.k kompresi pada septum inter alveoli/ fase konvulsi karena kurang O2.Bercak perdarahan besar (d: 3-5cm) o.k robekan bagian inter alveolar pada bawah pleura bercak Paltauf biru kemerahan, pada anterior paru dan antar bagian paru.Kongesti laring paru yang sangat mengembang, menutupi perikardium, tampak jejas tulang iga, kenyal.Edema & kongesti paru berat s.d 700-1000g dari berat paru normal 250-300 g.*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • glistening pleural surface of a lung *http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

    http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

  • Paru pucat diselingi bercak merah antara daerah kelabu irisan tampak cairan merah kehitaman campur buih emphysema aquosum/hydroaerique 80% kasus, bukti kuat korban tenggelam. inhalasi air iritasi mukosa sal.nafas sekresi mukus terkocok

    Obstruksi sirkulasi paru distensi jantung kanan & vena besar penuh darah merah gelap dan cair.*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Tes konfirmasiTes asal air:membedakan apakah air dalam paru paru berasal dari luar atau dari proses edemamencocokan air dalam paru paru dengan air di lokasi tempat tenggelam yaitu dengan meneliti species dari ganggang diatom

    Cara:memeriksa air dari paru paru atau lambung secara mikroskopikpemeriksaan destruksi paru paru.

    *Dahlan S., 2000, Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum, Badan Penerbit Undip.

    Dahlan S., 2000, Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum, Badan Penerbit Undip.

  • Tes konfirmasi2. Tes kimia darahPerbedaan kadar Cl- darah jantung kanan dan kiri (Gettler).Perbedaan BJ plasma jantung kiri dan kanan (Durlacher).

    Kedua px.di atas dpt sebagai data konfirmasi kasus tenggelam, jika dilakukan dalam beberapa jam setelah tenggelam (Polson & Gee).*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • Tes konfirmasi3. Tes diatom jaringan:Untuk menemukan adanya diatom pada jaringan tubuhSangat bermanfaat untuk memberikan petunjuk Pada mayat yang sudah membusuk

    Diatom (+) pada hati, otak dan sumsum tulang bukti kuat terjadinya peristiwa tenggelam

    *Dahlan S., 2000, Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum, Badan Penerbit Undip.

    Dahlan S., 2000, Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum, Badan Penerbit Undip.

  • 1.Ambil potongan jaringan sebesar 2-5 gram (hati, ginjal, limpa dan sumsum tulang).

    2.Potongan jaringan tersebut dimasukkan 10 mL asam nitrat jenuh, 0,5 ml asam sulfat jenuh.

    3.Kemudian dimasukkan lemari asam sampai semua jaringan hancur.

    4.Warna jaringan menjadi hitam oleh karena karbonnya.

    5.Ditambahkan natrium nitrat tetes demi tetes sampai warna menjadi jernih

    6.Kadang-kadang sifat cairan asam sehingga sukar untuk melakukan pemeriksaan, oleh karena itu ditambahkan sedikit NaOH lemah (sering tidak dilakukan oleh karena bila berlebihan akan menghancurkan chitine).

    7.Kemudian dicuci dengan aquadest. Lalu dikonsentrasikan (seperti telur cacing), disimpan/diambil sedikit untuk diperiksaditeteskan pada deck gelas lalu keringkan dengan api kecil

    8. Kemudian ditetesi oil immersion dan diperiksa dibawah mikroskop.(Apuranto, 2010)

    Cara pemeriksaan diatomhttp://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-5%20DIATOM%20_fiish_.pdf

  • Pemeriksaan getah paruMerupakan pemeriksaan patognomonis untuk kasus-kasus tertentu. Dicari benda-benda asing dalam getah paru yang diambil pada daerah subpleura, antara lain: pasir, lumpur, telur cacing, tanaman air, dl

    http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-5%20DIATOM%20_fiish_.pdf

  • Pemeriksaan DNAMetode lain dalam pengidentifikasian diatom adalah dengan amplifikasi DNA ataupun RNA diatom pada jaringan manusia, analisa mikroskopis pada bagian jaringan, kultur diatom pada media, dan spectrofluophotometryuntuk menghitung klorofil dari plankton di paru-paruhttp://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-5%20DIATOM%20_fiish_.pdf

  • Analisis Diatomae & Isi LambungDiatomae cukup relevan tidak ditemukannya diatomae tidak dapat menyingkirkan bahwa kematian korban bukan karena tenggelam.Isi lambung sebagai penunjang, isi pasir, lumpur, binatang dan tumbuhan air.*Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

    Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto

  • DiatomsThese are microscopic, unicellular algae, found in fresh as well as salt water. When a live person is drowned in water, they penetrate his alveolar membrane and pass with the circulation to distant organs.But when a dead body is thrown into water, the absence of beating heart prevents circulation of diatoms to distant organs.

    *http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

    http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

  • *http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

    http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

  • some of the plant material in the water was aspirated into a bronchus. *http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

    http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

  • The medico-legal (ML) importance of diatoms:

    1- Sure signs of drowning,2- Could still be identified in putrefied bodies,3- Could give an evidence of the site of drowning (fresh or salt water species).

    *http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

    http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

  • In putrefied bodies:Only diatoms could be identified*http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

    http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Forensic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt

  • Daftar pustakaKamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 4, 2008E.F. van Beeck, C.M. Branche, D. Szpilman, J.H. Modell, & J.J.L.M. Bierens (2005),A new definition of drowning: towards documentation and prevention of a global public health problem83, Bulletin of the World Health Organization (published 11 November 2005), pp.801880, retrieved19 July2012Dahlan, Sofwan., 2000. Ilmu kedokteran Forensik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.Idris, Mun'im. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara Publisher : Tangerang.Budiyanto, Arif et all., 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

    **Very delicate alveolar-capillary membrane. Differences in osmotic gradient.**putrefaction (py tr -f k sh n). n. 1. Decomposition of organic matter, especially protein, by microorganisms, resulting in production of foul-smelling matter.******