tutorial kpd
DESCRIPTION
Tutorial KPDTRANSCRIPT
LABORATORIUM ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
KETUBAN PECAH DINI
Disusun oleh
Andreas Tedi S.K.K. 0910015001
Desire Bibiana Palada 0910015009
Ayu Herwan M. 0910015020
Pembimbing
dr. Yasmin Sabina S., Sp.OG
BAB 1PENDAHULUAN Salah satu penyebab langsung kematian ibu adalah infeksi,
sebesar 20-25% dalam 100.000 kelahiran hidup dan KPD merupakan penyebab paling sering menimbulkan infeksi pada saat mendekati persalinan.3 Prevalensi KPD berkisar antara 3-18 % dari seluruh kehamilan. Saat kehamilan aterm, 8-10 % wanita mengalami KPD dan 30-40 % dari kasus KPD merupakan kehamilan preterm atau sekitar 1,7% dari seluruh kehamilan. Hal ini juga berkaitan dengan meningkatnya risiko morbiditas pada ibu maupun janin.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan di Ruang VK Mawar pada tanggal 15 Juni 2015
Identitas Pasien Nama : Ny. H Usia : 32 tahun Alamat : Jln. PU RT.02 Samarinda
Seberang Pekerjaan : Ibu rumah tangga
(IRT) Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
(SMA) Suku : Bugis Agama : Islam MRS : 12 Juni 2015
Keluhan Utama :
Keluar air-air dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 4 jam SMRS. Air-air tersebut jernih dan sedikit berbau. Selain itu, perut kencang-kencang dialami pasien sejak ± 3 jam SMRS. Tidak adakeluar lendir darah. Pasien rutin periksa kehamilan di bidan.
Riwayat Penyakit Dahulu : -
Riwayat Penyakit Keluarga : -
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahunSiklus haid : tidak teraturLama haid : 7 hariJumlah darah haid : 2-3 kali ganti
pembalutHari pertama haid terakhir : 03-11-2014Taksiran persalinan : 10-08-2015
Status Perkawinan
Pasien menikah 1 kali, pada usia 23 tahun, lama pernikahan 9 tahun.
Riwayat Obstetri 2014/abortus 2015/Hamil ini.
Antenatal Care (ANC) Rutin periksa ke bidan setiap bulan.
Kontrasepsi KB Pil selama 1 tahun.
Pemeriksaan Fisik Status Generalis Antropometri : Berat badan (BB) : 76 kg,
Tinggi badan (TB) : 157 cm. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg Frekuensi nadi : 76 kali/menit Frekuensi nafas: 20 kali/menit Suhu : 36,8 ºC
Status Generalisata Kepala : dbn Thorax : dbn Abdomen : dbn Ekstremitas : dbn
Pemeriksaan Obstetri Inspeksi : membesar arah memanjang, linea (+). Palpasi : Tinggi fundus uteri : 24 cm.
Leopold I : teraba bokong.Leopold II : punggung janin terletak di kanan ibu.Leopold III : teraba kepala.Leopold IV : sudah masuk pintu atas panggul.
Auskultasi : Denyut jantung janin : 152 kali / menit
Vaginal toucher: vulva/vagina normal, portio tebal konsistensi sedang, pembukaan 1 cm, selaput ketuban (-), kepala di Hodge 1, bagian terbawah janin kepala, blood slym (-)
Pemeriksaan LaboratoriumDarah lengkap : Leukosit : 9.300 / mm3
Hemoglobin : 10,4 gr %
Hematokrit : 31,0 %
Trombosit : 289.000 / mm3
Bleeding Time : 3”
Clotting Time : 10”
Kimia Darah
GDS : 129 mg/dl HbsAg : - 112 : Non reaktif
Urin Lengkap
Berat Jenis : 1,015
Warna : Kuning
Kejernihan : Jernih
pH : 6,0
Protein : -
Leukosit : 2 - 3
Eritrosit : 0 - 1
Tes Lakmus pH : 8
Pemeriksaan NST Baseline : 150 x/menit Variabilitas : 5-10 dpm Akselerasi : (-) Deselerasi : (-)
DiagnosisG2P0A1 gravid 31-32 minggu+ janin tunggal hidupintrauterine + presentasi kepala + KPD prematur
Tanggal/Jam Follow Up12 Juni 2015
14.45Menerima pasien dari IGD dan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.Diagnosis: G2P0A1 gravid 31-32 minggu+ janin tunggal hidupintrauterine + presentasi kepala + KPD
17.30 Lapor dr. SpOG, advice:•Infus RL drip Duvadillan 2 amp. 20 tpm•Inj. Dexametasone 2 x 16mg (selang 24 jam)•Rencana USG dari ruangan
19.00 Memasang infus RL drip Duvadillan 2 amp. 20 tpmInj. Dexametasone 16mg IV
21.00 TD= 110/80 mmHg; N = 82x/mnt; RR = 22x/mnt; T=36,9oCDJJ 153 x/mnt.
13 Juni 201505.00
TD= 100/60 mmHg; N = 78x/mnt; RR = 20x/mnt; T=36,5oCDJJ 128 x/mntInj. Dexametasone 16mg IV
14.30 TD= 120/70 mmHg; N = 84x/mnt; RR = 20x/mnt; T=36,5oCDJJ 149 x/mnt
21.00 TD= 110/60 mmHg; N = 76x/mnt; RR = 20x/mnt; T=36,5oCDJJ 137 x/mnt.
15 Juni 201507.30
TD= 110/70 mmHg; N = 78x/mnt; RR = 20x/mnt; T=36,5oCDJJ 141 x/mnt.
Tanggal/Jam Follow Up09.45 Pasien diantar untuk USG10.45 Lapor hasil USG dengan dr. Sp.OG, advis:
VT ulang11.00 VT: pembukaan 2 cm, portio lunak, ketuban (-), kepala H1,
HIS: 3x10’ 20”-25”, DJJ: 140 x/mnt.Lapor dr.Sp.OG, advis:Drip duvadillan 4 amp dalam RL 20 tpmNaikan 4 tpm tiap 15 menitMaksimal 40 tpm.Bila nadi > 100 x/mnt, tetesan diturunkan.
11.45 N : 98 x/menit13.30 Pasien mengeluhkan sakit yang semakin sering, serta mual muntah.
VT: pembukaan 5cm, portio tipis lunak, ketuban (-), kepala HI14.00 VT pembukaan lengkap, ketuban (-), kepala HII14.14 Bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, BB: 1500gr
PB: 43cm, A/S: 6/7, anus (=), cacat (-).14.30 Plasenta lahir lengkap spontan, rupture perineum derajat II.
Dilakukan penjahitan.14.45 TD: 100/70 mm/Hg, N: 80x/menit, tinggi fundus sepusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc
15.00 TD: 100/70 mm/Hg, N: 80x/menit, tinggi fundus sepusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc
15.15 TD: 110/70 mm/Hg, N: 82x/menit, tinggi fundus 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc
Tanggal/Jam Follow Up15.30 TD: 110/70 mm/Hg, N: 82x/menit, tinggi fundus 1 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc
16.00 TD: 120/80 mm/Hg, N: 96x/menit, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc
16.30 TD: 110/80 mm/Hg, N: 100x/menit, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan 5 cc Pasien diantar ke nifas
Follow Up ruangan Nifas Mawar
Tanggal/Jam Follow Up
15-06-2015 Post Partum pervaginam Hari ke-0
Keluhan Subjektif : perdarahan (+) sedikit, ASI (+)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Pernapasan : 16 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5 ºC
Status Generalisata
Kepala :
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), epistaksis (-)
Follow Up di Ruang Nifas
Gigi dan mulut : dalam batas normal
Telinga : Peradangan (-), tumor (-)
Faring : Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), peningkatan tekanan vena
jugularis (-)
Dada :
Payudara : Peradangan (-), retraksi puting susu (-), air susu ibu (-)
Paru : Gerakan napas simetris, retraksi interkostal (-), fremitus raba simetris, suara napas
vesikuler, wheezing (-), ronki (-)
Jantung : Pelebaran batas jantung (-), S1S2 tunggal regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Cembung, TFU dua jari di bawah pusat
Urogenital : perdarahan (+) sedikit
Ekstremitas : dalam batas normal
Penatalaksanaan :
Amoksisilin 3x500 mg per oral
Paracetamol 3x 500 mg per oral
SF 1x1 per oral
KETUBAN PECAH DINIDefinisi
sinonim PREMATURE RUFTURE OF MEMBRANE / PROM
1. Ketuban pecah spontan dan tidak diikuti tanda-tanda persalinan tanpa memperhatikan umur kehamilan.
2. Prinsipnya adalah ketuban yang pecah sebelum waktunya. Secara normal selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan.
3. Ada teori yang menghitung beberapa jam sebelum inpartu, misalnya 1 jam atau 6 jam sebelum inpartu.
4. Ada juga yang menyatakan dalam ukuran pembukaan servik pada kala I, misalnya ketuban pecah sebelum pembukaan servik pada primigravida 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm.
Cairan amnion berfungsi:Perkembangan paruMemfasilitasi gerakan dan pertumbuhan fetus
secara menyeluruhMelindungi fetus dan tali pusat dari kompresi dan
trauma
Membran berfungsi:Mencegah infeksiMempertahankan cairan amnionTempat penyimpanan fosfogliserolipid
Etiologi dan Faktor Predisposisi Infeksi Serviks yang inkompetensia, Tekanan intra uterin yang meningkat
(overdistensi uterus) Kelainan letak, misalnya sungsang, Disproporsi sefalopelvik Faktor multi graviditas, merokok dan
perdarahan antepartum. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam
askorbat (Vitamin C)
Diagnosis
-Anamnesis
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, keluarnya cairan tersebut tersebut his belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah
Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak.
Pemeriksaan dengan spekulum. Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan
dari orifisium uteri eksternum (OUE)
Pemeriksaan dalam
Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium Tes Lakmus (tes Nitrazin),
Biru ada air ketuban. pH air ketuban 7 – 7,5 Mikroskopik (tes pakis),
2.Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri.
Komplikasi
infeksi intrauterine, tali pusat menumbung, prematuritas, distosia (partus kering), menyerupai sindrom potter (wajah rata, pengerutan kulit)
PenatalaksanaanPenatalaksanaan berdasarkan masa gestasiKPD dengan kehamilan aterm
Diberikan antibiotika: amoxilin 3 x1gramPemeriksaan laboratorium: Hb, Leukosit, trombositPemeriksaan NSTObservasi temperature rectal setiap 3 jam, bila ada
kecenderungan meningkat > 37,6˚C segera terminasi
KPD dengan kehamilan preterm Diberikan antibiotika: amoxilin 3x1 gram Pemeriksaan laboratorium: Hb, Leukosit, trombosit Untuk merangsang maturasi paru diberikan kortikosteroid (usia
kehamilan < 34 minggu): Dexmathason 16mg IV 2 kali selang 24jam
Di kamar bersalin: Istirahat selama 24jam, selanjutnya dirawat di ruang obstetric Dilakukan observasi temperature rectal setiap 3 jam, bila ada
kecenderungan meningkat > 37,6˚C, segera dilakukan terminasi.
Di ruang obstetri: Temperatur rectal diperiksa setiap 6 jam Dikerjakan pemeriksaan laboratorium: leukosit dan Laju
Endap Darah (LED) setiap 3 hari. Dalam observasi 2x24 jam, bila air ketuban terus mengalir,
dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan.
Perawatan konservatif Dilakukan sampai janin seaterm mungkin. Selam perawatan konservatif, tidak dianjurkan
melakukan VT Bila dalam observasi 2x24 jam air ketuban tidak
keluar lagi, dilakukan pemeriksaan USG untuk menilai air ketuban
Pada perawatan konservatif, pasien dipulangkan bila 2 hari ketuban tidak mengalir, dengan saran sebagai berikut: Tidak boleh koitus Tidak boleh melakukan manipulasi vagina Segera ke RS bila ada keluar air lagi
Bila nilai Bishop Score > 5 maka induksi persalinan dengan drip oksitosin bila < 5 dilakukan pematangan serviks dengan misoprostol.
Bila syarat drip oksitosin tidak terpenuhi atau gagal drip maka dilaksanakan seksio sesaria.
Table 1. Bishop Scoring System Used for Assessment of InducibilityTable 1. Bishop Scoring System Used for Assessment of Inducibility
FactorFactor
ScoreScore Dilatation Dilatation (cm)(cm)
Effacement Effacement (%)(%)
Station (Station (––3 to 3 to +3)+3)
Cervical Cervical ConsistencyConsistency
Cervical Cervical PositionPosition
00 ClosedClosed 00––3030 ––33 FirmFirm PosteriorPosterior
11 11––22 4040––5050 ––22 MediumMedium MidpositionMidposition
22 33––44 6060––7070 ––11 SoftSoft AnteriorAnterior
33 55 > 80> 80 +1, +2+1, +2 —— ——
Pencegahan
Identifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi Mengobati pasien dengan cervicitis dan vaginitis Pemeriksaan servix serial Menganjurkan pasien untuk melaporkan simptom Merawat persalinan preterm
Anamnesis
Pasien merasa basah pada
vagina.
Mengeluarkan cairan banyak tiba
-tiba dari jalan lahir.
Warna cairan diperhatikan.
Belum ada pengeluaran lendir
darah dan berbau khas
His belum teratur atau belum
ada.
Belum ada pengeluaran lendir
darah.
• Pasien datang dengan keluhan keluar air-air dari jalan lahir
• Riwayat keluar air ketuban dari jalan lahir sejak 11 jam sebelum masuk rumah sakit.
• Cairan yang keluar jernih dan sedikit berbau amis
• His belum ada• Perut kencang-kencang sejak 3
jam sebelum masuk rumah sakit.• Tidak ada keluhan keluar lendir
darah.
Teori Kasus
Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Tanda-tanda infeksi:
Suhu ibu >38o C
Nadi cepat
Tidak ada tanda-tanda
infeksi:
Suhu ibu 36,7o C
Nadi 76 kali / menit
Pemeriksaan Inspekulo
Teori Kasus
Pemeriksaan dengan spekulum
tampak keluar cairan dari OUE
Tampak cairan keluar dari
vagina
Cairan yang keluar diperiksa
warna, bau dan pHnya
Air ketuban yang keruh dan
berbau menunjukkan adanya
proses infeksi.
•Tidak dilakukan pemeriksaan
dengan spekulum.
•Riwayat keluar air ketuban.
•Cairan jernih, pH diperiksa
dengan kertas Lakmus (pH =8)
Teori Kasus
Pemeriksaan dalam dilakukan :
Seminimal mungkin untuk
mencegah infeksi.
KPD sudah dalam persalinan.
KPD yang dilakukan induksi
persalinan.
Selaput ketuban negatif.
Pemeriksaan dalam
dilakukan :
Saat pertama kali datang.
Untuk memantau kemajuan
persalinan.
Selaput ketuban (-)
Pemeriksaan Dalam
Teori Kasus
Pemeriksaan leukosit untuk
mengetahui yanda-tanda
infeksi
Kertas lakmus merah berubah
menjadi biru
pH air ketuban adalah 7 – 7,5
Leukosit: 9.300
Dilakukan pemeriksaan
pH dengan tes lakmus,
hasilnya pH 8
Pemeriksaan laboratorium
Teori Kasus
Pemeriksaan leukosit untuk
mengetahui tanda-tanda infeksi
USG untuk melihat jumlah cairan
ketuban dalam kavum uteri
NST reaktif jika :
1. Terdapat paling sedikit 2 kali
gerakan janin dalam waktu 20
menit pemeriksaan yang disertai
adanya akselerasi paling sedikit
10-15 dpm,
2. Frekuensi dasar (baseline) denyut
jantung janin diluar gerakan janin
antara 120-160 kali/menit dan
3. Variabilitasnya antara 6-25 dpm.
•Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan USG, dengan hasil :o Gravid tunggal intrauterine, letak kepala, Pu-kao DJJ (+)o Amnion normal, AFI 9,61 cmo UK 30-31 minggu , EFW : 1504 gram
Pada kasus ini dilakukan NST
dengan hasil :
Baseline = 150x/mnt
Variabilitas = 5-10 dpm
Akselerasi (-)
Deselerasi (-)
Pemeriksaan Penunjang
Teori Kasus
Pemberian antibiotik profilaksis
dapat menurunkan risiko
infeksi pada ibu
Bila skor pelvik < 5, lakukan
pematangan serviks, kemudian
induksi.
Bila skor pelvik > 5, induksi
persalinan.
Pasien diberikan injeksi
antibiotik Cefotaxime 2 x 1gr
Dilakukan induksi dengan
gastrul ¼ tablet pervaginam
Penatalaksaan
Penatalaksanaan Konservatif
Usia
Kehamilan
Tanda
Inpartu
Infeksi Penatalaksanaan
32 - 37
minggu
(-) (-) Berikan dexametason, terminasi pada
kehamilan 37 minggu
32 - 37
minggu
(+) (-) Berikan tokolitik, dexametason, terminasi
sesudah 24 jam
32 – 37
minggu
(+)/(-) (+) Berikan antibiotic dan lakukan induksi
(observasi tanda-tanda infeksi)
Penatalaksanaan Aktif jika kehamilan > 37 minggu, induksi dengan menggunakan
oksitosin atau misoprostol
Kesimpulan Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. H yang berusia
32 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama keluar air-air. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka didapatkan G2P0A1 gravid 31-32 minggu+ janin tunggal hidupintrauterine + presentasi kepala + KPD prematur
Pada pasien ini dilakukan persalinan spontan pervaginam dengan induksi gastrul.
Diagnosis akhir pada pasien ini adalah P1A1 partus aterm + ketuban pecah dini. Secara umum penegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat dan sesuai dengan teori.