uji efek antiinflamasi infusa kulit alpukat · jangka sorong. jangka sorong dipilih karena cara...
TRANSCRIPT
UJI EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA KULIT ALPUKAT (Persea
americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS TERINDUKSI
KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Eko Aprilianto
NIM : 148114045
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA KULIT ALPUKAT (Persea
americana Mill.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS TERINDUKSI
KARAGENIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Eko Aprilianto
NIM : 148114045
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan penyertaan;Nya hingga penelitian dan penyusunan skripsi
dengan judul “Uji Efek Antiinflamasi Infusa Kulit Alpukat (Persea americana
Mill.) pada Mencit Jantan Galur Swiss Terinduksi Karagenin” dapat penulis
selesaikan.
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata
Dharma. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian Phebe Hendra, Ph.D., Apt
yang berjudul “Aktivitas Analgesik dan Antiinflamasi Kulit Alpukat” berdasarkan
SK no. 014b/LPPM USD/III/2017. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis
sadar bahwa pembuatan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Ibu Aris Widayanti, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing atas
kesabaran, arahan, bimbingan, semangat, serta dukungannya selama
proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, M.Sc., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun dalam penelitian ini.
4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji yang
telah memberi kritik dan saran yang sangat membangun dalam penelitian
ini.
5. Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas bimbingannya selama ini.
6. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik
atas bimbingannya selama ini.
7. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas bimbingannya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt., atas masukan dan informasi serta
ilmu-ilmu yang diberikan sehingga skripsi ini dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
9. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
10. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak Parlan,
Pak Kunto, dan Pak Mus selaku laboran yang telah membantu selama
penelitian.
11. Keluarga tercinta Bapak Andreas Nio dan Ibu Sri Djumiaty serta adik Dwi
Meilianto yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan.
12. Rekan seperjuangan penelitian ini yakni Claudia Darantika dan Alexander
Vito Harmoni Swastika Yuan. Terima kasih atas semangat dan
kerjasamanya selama ini.
13. Teman-teman FSM A 2014 dan Keluarga Besar farmasi 2014, terima
kasih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.
14. Teman-teman “Kost Krisna”, Billy, Felix, Vito, Dwi, Petrus, Ryan,
Frendy, Suhardy dan penghuni lainnya. Terima kasih atas dukungan yang
diberikan dalam penyusunan skripsi, canda tawa dan kebersamaannya.
15. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan naskah skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna serta
masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak terutama pembaca. Akhir kata, besar harapan penulis agar skripsi
ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama di bidang ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 15 Agustus 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PRAKATA ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
ABSTRACT ................................................................................................... xiii
ABSTRAK ..................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 6
KESIMPULAN ............................................................................................... 16
SARAN ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18
LAMPIRAN .................................................................................................... 21
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata rata AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis efektif
diklofenak dan selang pemberian karagenin 1% ................................... 7
Tabel II. Hasil Uji LSD AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis
efektif diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin 1%............. 7
Tabel III. Rata rata AUC total (mm.menit) dan PI pada kelompok uji
antiinflamasi ........................................................................................ 11
Tabel IV. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) dan persen PI pada kelompok uji
antiinflamasi ....................................................................................... 11
Tabel V. Persen potensi relatif daya antiinflamasi pada kelompok uji
antiinflamasi ........................................................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah alpukat ........................................................................................................ 22
Gambar 2. Kulit alpukat ........................................................................................................ 22
Gambar 3. Kulit alpukat kering ............................................................................................. 22
Gambar 4. Serbuk kulit alpukat ............................................................................................ 22
Gambar 5. Infusa kulit alpukat .............................................................................................. 22
Gambar 6. Pemberian secara peroral .................................................................................... 23
Gambar 7. Injeksi karagenin secara subplantar..................................................................... 23
Gambar 8. Injeksi dengan spuit kosong ................................................................................ 23
Gambar 9. Pengukuran udema dengan jangka sorong .......................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kulit alpukat dan infusa kulit alpukat ............................................................ 22
Lampiran 2. Cara pembuatan dan pengukuran udema pada kaki mencit ........................... 23
Lampiran 3. Surat pengesahan dan determinasi Persea americana Mill. ........................... 24
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC) ......................................................................... 25
Lampiran 5. Surat kalibrasi jangka sorong (Digital Caliper) ............................................. 26
Lampiran 6. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data
secara statistik ................................................................................................. 27
Lampiran 7. Perhitungan dosis ............................................................................................ 28
Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi penentuan dosis dan selang
waktu pemberian kalium diklofenak .............................................................. 32
Lampiran 9. Rata rata AUC total udema dengan standard error (SE) pada uji
pendahuluan .................................................................................................... 34
Lampiran 10. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
AUC total pada uji pendahuluan .................................................................... 35
Lampiran 11. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji antiinflamasi
infusa kulit alpukat ......................................................................................... 36
Lampiran 12. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji
antiinflamasi ................................................................................................... 37
Lampiran 13. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
AUC total pada uji antiinflamasi infusa kulit alpukat .................................... 40
Lampiran 14. Hasil uji statistik nilai persen penghambatan inflamasi pada
kelompok uji antiinflamasi ............................................................................. 42
Lampiran 15. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dan standard error
(SE) pada kelompok uji antiinflamasi ............................................................ 43
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
persen penghambatan inflamasi pada uji antiinflamasi infusa
kulit alpukat .................................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
Inflammation is a body process of tissue injury caused by physical
trauma, chemicals, and microbiological substances. One type of plant that can be
used as anti-inflammatory is avocado. This research aimed to determine the
inflammatory effect of avocado peels infusion. This research was purely
experimental research with randomized complete direct sampling design. Group I
was given aquades, group II was given diclofenac, and group III-V were given
avocado peels infusion dosed of 667.5; 1335; and 2670 mg/kg BW orally. Hind
paw udema in mice was measured using a digital caliper for six hour after mice
were induced by carrageenan 1%. The results of this research showed that
avocado peels infusion had an antiinflammatory activity. The percentage of
inflammation inhibition by avocado peels infusion from the smallest dose to the
largest dose 667.5; 1335; and 2670 mg/kg BW were 65.64; 72.00; and 75.18%.
Keywords : avocado peels infusion, antiinflammatory, carrageenan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Inflamasi merupakan suatu proses perlindungan tubuh terhadap luka
jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia, serta zat mikrobiologik.
Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi adalah
alpukat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya aktivitas
antiinflamasi pada infusa kulit alpukat. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian
dilakukan menggunakan subjek uji 25 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok
secara acak. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan aquades, kelompok II
sebagai kontrol positif diberikan kalium diklofenak, kelompok III, IV, dan V
diberikan infusa kulit alpukat dengan dosis 667,5; 1335; serta 2670 mg/kg BB
secara oral. Semua hewan uji diinjeksi dengan suspensi karagenin 1% secara
subplantar pada kaki kiri belakang, kemudian dilakukan pengukuran udema
menggunakan jangka sorong selama 6 jam. Data penurunan ketebalan udema
digunakan untuk menentukan persen aktivitas antiinflamasi. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa infusa kulit alpukat memiliki aktivitas antiinflamasi
dengan persen penghambatan inflamasi oleh infusa kulit alpukat pada dosis 667,5;
1335; dan 2670 mg/kg BB berturut-turut yakni 65,64; 72,00; dan 75,18%.
Kata kunci : infusa kulit alpukat (Persea americana Mill.), antiinflamasi,
karagenin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak zat
organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur perbaikan
jaringan (Karch, 2003). Dalam proses terjadinya inflamasi terdapat proses dimana
dihasilkannya senyawa-senyawa radikal bebas (Ardhie, 2011). Radikal bebas
dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga memicu biosintesis asam
arakhidonat menjadi prostaglandin sebagai mediator inflamasi (Kumar et al.,
2005). Tanda-tanda umum terjadinya inflamasi seperti bengkak, nyeri,
kemerahan, panas, dan hilangnya fungsi sel yang mengakibatkan
ketidaknyamanan bagi penderitanya sehingga diperlukan penanganan untuk
mengatasinya (Supriyatna et al., 2015).
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi adalah
tanaman alpukat (Damayanti, 2008). Berdasarkan penelitian Vinha et al. (2013)
kandungan biji dan kulit alpukat hampir sama yakni karotenoid, flavonoid,
vitamin C, vitamin E, dan fenolik. Adanya kandungan flavonoid, karotenoid, dan
fenolik dapat mencegah kerusakan oksidatif sel. Rodriguez-Carpena et al. (2011)
dan Kosinska et al. (2012) juga melaporkan bahwa limbah alpukat berupa kulit
dan biji alpukat menunjukkan aktivitas antioksidan yang besar dibandingkan
daging buah alpukat. Kandungan bioaktif yang terdapat pada biji dan kulit alpukat
menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi terhadap DPPH dibandingkan serat
buahnya. Mereka menyimpulkan bahwa ekstrak kulit alpukat memiliki kandungan
senyawa fenolik total dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ekstrak biji alpukat. Senyawa antioksidan berperan dalam menghambat
inflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas dan penghambatan
enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin menjadi terhambat.
Metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi dalam
penelitian ini adalah metode induksi udema dengan karagenin 1%. Metode
induksi udema dipilih dikarenakan metode ini cukup sederhana, mudah dalam
pelaksanaannya, pengukuran udema yang lebih akurat dan objektif. Karagenin
dipilih karena karagenin mampu menginduksi reaksi inflamasi yang bersifat akut,
non imunologis, dapat diamati dengan baik dan memiliki reprodubilitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tinggi (Morris, 2003). Pengukuran udema dilakukan dengan menggunakan alat
jangka sorong. Jangka sorong dipilih karena cara pengukurannya mudah, objektif,
dan dapat digunakan secara berulang.
Pada penelitian ini digunakan metode ekstraksi secara infusa. Infusa
merupakan sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit (Direktorat Obat Asli Indonesia,
2010). Metode infusa digunakan karena infusa merupakan sediaan sederhana yang
biasa digunakan dalam pembuatan obat tradisional dan mudah diterapkan di
lingkungan masyarakat. Metode infusa juga dipilih karena senyawa-senyawa
antiinflamasi berupa flavonoid yang terkandung pada kulit alpukat cenderung
bersifat polar sehingga akan lebih larut air (Arukwe et al., 2012).
Menurut penelitian Kristanti (2016) infusa biji alpukat memiliki aktivitas
antiinflamasi. Adanya efek antiinflamasi yang ditimbulkan oleh infusa biji alpukat
memunculkan dugaan adanya aktivitas antiinflamasi pada infusa kulit alpukat
yang diketahui memiliki kandungan yang hampir sama. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adanya aktivitas antiinflamasi infusa kulit alpukat, besar persen
aktivitas antiinflamasi, persen potensi relatif daya antiinflamasi, dan dosis efektif
infusa kulit alpukat sebagai antiinflamasi.
METODE PENELITIAN
Metode
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental murni dengan rancangan
acak lengkap pola searah melalui metode induksi udema dengan karagenin 1%
sebagai agen penginduksi inflamasi untuk menguji kemampuan penghambatan
inflamasi infusa kulit alpukat pada mencit jantan galur Swiss.
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan galur
Swiss dengan berat badan 20-30 g dan usia 2-3 bulan yang diperoleh dari
Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, kulit alpukat,
aquades, karagenin 1%, kalium diklofenak, dan NaCl 0,9%. Alat yang digunakan
adalah timbangan analitik, oven, ayakan no. 40 dan 50, moisture balance,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
stopwatch, alat gelas, spuit injeksi, spuit oral, termometer, penangas air, panci
infusa, kain flannel, dan jangka sorong Digital Vernier Caliper TR-VC206.
Penyiapan kulit alpukat
Kulit alpukat dikumpulkan dari Depot Es Teler 77 Galeria Mall pada
bulan Juni 2017. Kulit alpukat yang telah dikumpulkan kemudian dicuci dengan
air mengalir lalu ditiriskan untuk meniadakan air. Selanjutnya kulit alpukat
dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 50oC selama 3 hari. Kulit
alpukat yang telah kering diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan diayak
dengan ayakan nomor mesh 40/50. Serbuk yang digunakan dalam penelitian ini
adalah serbuk yang berada diantara ayakan nomor mesh 40 dan 50.
Pembuatan karagenin dan kalium diklofenak (Cataflam Fast ®)
Karagenin yang digunakan yakni karagenin dengan konsentrasi 1% atau
setara dengan 10 mg/mL. Dosis karagenin yang digunakan ialah 25 mg/kg BB.
Lalu Cataflam Fast ® yang mengandung 50 mg dibuat konsentrasi 0,05%. Dosis
kalium diklofenak yang digunakan ialah 4,48 mg/kg BB.
Pembuatan infusa kulit alpukat
Pembuatan infusa kulit alpukat dilakukan dengan tata cara berdasarkan
penelitian Kristanti (2016) yakni serbuk kering kulit alpukat ditimbang sebanyak
± 8 g, kemudian dimasukkan ke dalam panci infusa dan dibasahi dengan aquades
sebanyak 16 mL. Campuran serbuk dan aquades di dalam panci kemudian
ditambah dengan 100 mL pelarut aquades, kemudian dipanaskan menggunakan
penangas air dengan suhu 90oC selama 15 menit. Campuran diambil lalu diperas
menggunakan kain flannel dan ditambah aquades panas hingga didapatkan
perasan 100 mL infusa kulit alpukat.
Penentuan peringkat dosis perlakuan
Pemberian infusa kulit alpukat menggunakan volume maksimal
pemberian secara peroral pada mencit yakni 1 mL (Harmita dan Radji., 2008).
Dosis tertinggi infusa kulit alpukat ditetapkan berdasarkan volume maksimal
pemberian dan konsentrasi maksimal infusa biji alpukat sehingga diperoleh
peringkat dosis 667,5; 1335; dan 2670 mg/kg BB.
Pengujian kadar air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Uji kadar air dilakukan di Laboratorium Formulasi dan Teknologi
Sediaan Padat, Universitas Sanata Dharma dengan menguji 5 g serbuk kulit
alpukat kedalam alat moisture balance dan setelah 15 menit akan muncul nilai
persen kadar. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam serbuk, hal ini
berkaitan dengan kualitas dan waktu penyimpanan serbuk kulit alpukat yang
digunakan dalam penelitian.
Perlakuan hewan uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health
Research Ethics Commitee (MHREC) Fac. Of Medicine Gadjah Mada University.
Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan dan pengujian aktivitas
antiinflamasi infusa kulit alpukat. Pada uji pendahuluan digunakan 12 ekor mencit
yang dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor
mencit. Keempat kelompok tersebut ialah kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kg
BB dengan selang waktu 15 menit, kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 15 menit, kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB dengan
selang waktu 30 menit, dan kelompok diklofenak dosis 9,1 mg/kg BB dengan
selang waktu 30 menit. Tujuan uji pendahuluan atau orientasi ini ialah untuk
menetapkan dosis dan selang waktu pemberian kalium diklofenak sebagai kontrol
positif antiinflamasi yang efektif dalam menurunkan udem pada mencit. Pada
pengujian aktivitas antiinflamasi digunakan 5 kelompok perlakuan sebanyak 25
ekor mencit. Pembagian dilakukan secara acak. Kelompok I sebagai kontrol
negatif diberikan aquades, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan kalium
diklofenak, dan kelompok III – V diberikan infusa kulit alpukat dengan tiga
peringkat dosis yakni 667,5; 1335; dan 2670 mg/kg BB. Tahap selanjutnya yakni
semua kaki kiri hewan uji diinjeksikan dengan larutan karagenin 1% secara
subplantar dan kaki kanan diinjeksikan tanpa suspensi karagenin 1%. Digunakan
selang waktu antara pemberian senyawa uji dengan pemberian karagenin adalah
30 menit (berdasarkan uji pendahuluan).
Pengujian aktivitas antiinflamasi
Pengukuran aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan mengukur udema
telapak kaki belakang kiri dan kanan mencit jantan galur Swiss dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menggunakan jangka sorong selama enam jam mulai dari menit ke-0, 15, 30, 45,
60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, dan 360 setelah terinduksi
karagenin 1%. Sebelum digunakan untuk penelitian, jangka sorong terlebih
dahulu dikalibrasi untuk memastikan kelayakan, akurasi, dan presisi dari alat
tersebut dalam melakukan pengukuran. Kalibrasi alat dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi. Nilai selisih udema dihitung menggunakan
luas AUC dari ketebalan udema telapak kaki mencit terinduksi karagenin pada
masing-masing perlakuan di setiap rentang waktu pengukuran dengan metode
trapezoid. Rumus perhitungan sebagai berikut :
Keterangan :
Ttn-1 = tebal udem pada kaki mencit pada tn-1
Ttn = tebal udem kaki mencit pada tn
(Hendra et al., 2017).
Adanya aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari persen penghambatan inflamasi
dan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Penghambatan inflamasi (%) = (𝐴𝑈𝐶0−𝑥)0−(𝐴𝑈𝐶0−𝑥)𝑛
(𝐴𝑈𝐶0−𝑥)0× 100%
Keterangan :
(AUC0-x)0 = AUC0-x rata-rata dari AUC ketebalan udema telapak kaki mencit
pada kelompok kontrol negatif (mm.menit).
(AUC0-x)n = AUC0-x total dari AUC ketebalan udema telapak kaki mencit yang
diberi senyawa uji dengan dosis sebesar n (mm.menit).
(Tjandrawinata et al., 2015).
Persen potensi relatif daya antiinflamasi (PRDA) infusa kulit alpukat dapat
diketahui dengan membandingkannya terhadap kelompok kalium diklofenak
sebagai kontrol positif. Rumus perhitungannya sebagai berikut :
PRDA = %𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙.𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑙𝑜𝑓𝑒𝑛𝑎𝑘× 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
(Wicaksana, 2016).
Analisis statistik
Untuk menganalisis hasil, digunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut, semua kelompok memiliki distribusi
normal dilihat dari angka probabilitasnya (p>0,05). Lalu dilanjutkan dengan uji
varian dan menunjukkan probabilitas (p>0,05) yang menunjukkan bahwa varian
data yang diuji adalah sama. Dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan
taraf kepercayaan 95% dan diperoleh nilai probabilitas (p<0,05) yang
menunjukkan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang memiliki
perbedaan rerata AUC total yang bermakna. Kemudian untuk melihat kelompok
mana yang memiliki perbedaan, dilakukan analisis Post Hoc menggunakan uji
LSD. Analisis statistik dilakukan menggunakan software IBM SPSS Statistics
Version 22.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil determinasi tanaman alpukat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk kulit alpukat
dengan sediaan berupa infusa. Kulit alpukat dikumpulkan dari Depot Es Teler 77
Galeria Mall pada bulan Juni 2017. Determinasi tanaman dilakukan di
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Berdasarkan hasil determinasi terbukti bahwa tanaman yang diuji
adalah benar merupakan tanaman Persea americana Mill.
Penetapan kadar air serbuk kulit alpukat
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance yang
bertujuan untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam serbuk apakah
telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik (kurang dari 10%) (Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Pada penetapan kadar air
diperoleh kadar air 7,384% b/b. Hal tersebut membuktikan bahwa serbuk kulit
alpukat memenuhi persyaratan serbuk yang baik.
Uji Pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan dosis diklofenak sebagai
kontrol positif dan menentukan selang waktu pemberian karagenin 1% yang
paling efektif. Hasil rata-rata AUC total dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Rata-rata AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis efektif
kalium diklofenak dan selang pemberian karagenin 1% (n=4)
Kelompok Rata-rata AUC
total (mm.menit)
(x̄ ± SE)
Nilai p
Diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB
waktu pemberian 15 menit
380,97 ± 8,51
0,484 (N)
Diklofenak dosis 9,1 mg/kg BB
waktu pemberian 15 menit
422,57 ± 2,70
0,118 (N)
Diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB
waktu pemberian 30 menit
251,45 ± 7,04
0,061(N)
Diklofenak dosis 9,1 mg/kg BB
waktu pemberian 30 menit
447,61 ± 4,23
0,050(N)
Keterangan :
x̄ = rata-rata
SE = Standard Error (SD/√𝑛)
N = distribusi data normal (p>0,05)
Rata-rata AUC total menggambarkan seberapa besar udema yang
dihasilkan karagenin 1% pada kaki hewan uji. Semakin kecil nilai rata-rata AUC
total maka semakin besar aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan oleh senyawa uji.
Dosis diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin 1% yang paling
efektif ditentukan dengan cara melihat perbandingan hasil nilai rata-rata AUC
total antar kelompok. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok maka
dilakukan analisis Post Hoc menggunakan uji LSD. Hasil uji LSD dapat dilihat
pada tabel II.
Tabel II. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) pada uji pendahuluan dosis efektif
kalium diklofenak dan selang waktu pemberian karagenin 1%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kelompok Diklofenak
dosis 4,48
mg/kg BB :
15 menit
Diklofenak
dosis 9,1
mg/kg BB ;
15 menit
Diklofenak
dosis 4,48
mg/kg BB ;
30 menit
Diklofenak
dosis 9,1
mg/kg BB; 30
menit
Diklofenak
dosis 4,48
mg/kg BB :
15 menit
- BB BB BB
Diklofenak
dosis 9,1
mg/kg BB ;
15 menit
BB - BB BB
Diklofenak
dosis 4,48
mg/kg BB ;
30 menit
BB BB - BB
Diklofenak
dosis 9,1
mg/kg BB ;
30 menit
BB BB BB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil uji LSD pada selang waktu yang sama yakni 15 menit
dapat dilihat bahwa dengan dilakukan peningkatan dosis dari 4,48 menjadi 9,1
mg/kg BB terjadi peningkatan AUC yang besar yakni dari 380,97±8,51 menjadi
422,57±2,70 mm.menit. Hal ini menandakan bahwa peningkatan dosis pada
selang waktu yang sama yakni 15 menit justru menghasilkan rata-rata AUC total
yang lebih besar dibandingkan dosis rendah. Jika faktor yang diubah yakni selang
waktu pemberian 15 menit menjadi 30 menit pada dosis 4,48 dan 9,1 mg/kg BB
dapat dilihat bahwa rata-rata total AUC pada dosis 4,48 lebih rendah
dibandingkan dosis 9,1 mg/kgBB yakni 251,45±7,04 dibanding 447,61±4,23
mm.menit. Hal ini menunjukkan bahwa pada perubahan terhadap selang waktu
pemberian dari 15 menit menjadi 30 menit pada dosis yang ditingkatkan
menghasilkan perbedaan rata-rata AUC total yang sangat rendah pada dosis
diklofenak 4,48 mg/kg BB. Dari data diatas dapat pula dilihat bahwa pada
kelompok dosis 4,48 mg/kg BB pada selang waktu pemberian 15 menit dan 30
menit memiliki nilai rata-rata AUC total yang lebih rendah dibandingkan dosis 9,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mg/kg BB selang waktu 15 menit dan 30 menit. Dan jika dibandingkan dosis 4,48
mg/kg BB selang waktu 15 menit dan 30 menit dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
AUC total paling rendah adalah rata-rata AUC total pada kelompok diklofenak
dosis 4,48 mg/kg BB selang waktu 30 menit yakni 251,45±7,04 mm.menit. Pada
kelompok diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB selang waktu 30 menit diketahui
memiliki perbedaan bermakna dan rata-rata AUC total yang paling kecil diantara
kelompok lainnya dengan dosis dan selang waktu pemberian yang berbeda yakni
4,48 mg/kg BB selang waktu 15 menit serta dosis 9,1 mg/kg BB selang waktu 15
dan 30 menit. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian diklofenak dosis
4,48 mg/kg BB selang waktu pemberian 30 menit dapat memberikan penurunan
tebal udema lebih besar daripada dosis 4,48 mg/kg BB selang waktu 15 menit
serta dosis 9,1 mg/kg BB selang waktu 15 dan 30 menit. Pada penelitian ini
digunakan diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB selang waktu pemberian 30 menit
untuk senyawa lainnya karena dengan pemberian diklofenak dosis rendah dan
selang waktu pemberian 30 menit mampu memberikan penurunan tebal udema
yang paling signifikan (p>0,05).
Uji aktivitas antiinflamasi infusa kulit alpukat
Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antiinflamasi sediaan infusa kulit alpukat, mengetahui persen penghambatan
inflamasi dan dosis efektif infusa kulit alpukat yang dapat menimbulkan aktivitas
antiinflamasi. Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan
galur Swiss. Hewan uji yang digunakan juga memiliki keseragaman pada berat
badan yaitu 20-30 g dan umur 2-3 bulan. Hal ini bertujuan untuk memperkecil
variasi biologis antar hewan uji sehingga dapat memberikan respon yang seragam.
Sebelum mendapat perlakuan, hewan uji dipuasakan ± 15 jam dan hanya diberi
minum berupa air untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh makanan
terhadap absorbsi senyawa uji dan dapat mempengaruhi efek antiinflamasi yang
dihasilkan.
Pada kelompok kontrol negatif, hewan uji diberikan aquades dengan
dosis 33,3 g/kg BB secara peroral kemudian diberikan injeksi karagenin 1%
secara subplantar. Aquades digunakan sebagai kontrol negatif karena aquades
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
merupakan pelarut dari infusa kulit alpukat dan pelarut kalium diklofenak.
Kontrol negatif digunakan untuk mengetahui apakah pelarut yang digunakan
memiliki aktivitas antiinflamasi atau tidak.
Pada kelompok kontrol positif, hewan uji diberikan Cataflam Fast® yang
mengandung kalium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kg BB secara peroral.
Kemudian diberikan injeksi karagenin 1% secara subplantar. Kontrol positif
digunakan untuk membandingkan seberapa besar aktivitas antiinflamasi yang
dimiliki oleh infusa kulit alpukat terhadap kalium diklofenak yang telah terbukti
memiliki aktivitas antiinflamasi. Selain itu, kontrol positif juga digunakan untuk
mengetahui bahwa metode yang digunakan sudah benar atau belum. Pada
penelitian ini digunakan kalium diklofenak serbuk karena akan lebih mudah larut
dalam air ,memberikan pelepasan dan penyerapan yang lebih cepat daripada
natrium diklofenak sehingga akan lebih aman dilambung dan obat ini juga
memiliki daya antiradang yang paling kuat dengan efek samping yang lebih kecil
dibandingkan dengan obat lainnya seperti indometasin dan piroxicam (Tjay dan
Raharja, 2007). Kalium diklofenak serbuk lebih cepat mencapai sirkulasi sistemik
dan konsentrasi plasma puncak akan dicapai dalam waktu sekitar 25 menit setelah
pemberian (Tandon dan Uppoor, 2007).
Tebal udema kaki mencit diukur menggunakan jangka sorong digital
selama 6 jam pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270,
300, 330, dan 360. Tebal udema kaki mencit diperoleh dari selisih tebal udema
kaki kiri mencit yang disuntikkan karagenin dan kaki kanan mencit yang hanya
disuntikkan spuit kosong tanpa karagenin. Hasil selisih tersebut kemudian
digunakan untuk mengukur AUC. Semakin besar nilai AUC, maka semakin kecil
pula penurunan selisih tebal udema kaki mencit.
Hasil Pengujian Aktivitas Antiinflamasi Infusa Kulit Alpukat
Aktivitas antiinflamasi dilihat dari penurunan tebal udema kaki pada kaki
hewan uji tiap satuan waktu setelah pemberian karagenin 1% yang digambarkan
dari penurunan nilai AUC total (mm.menit) dan dilihat dari besarnya persen
penghambatan inflamasi dari masing-masing kelompok perlakuan terhadap
kontrol negatif. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas antiinflamasi diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
memiliki nilai rata-rata nilai AUC total yang kecil dan berbeda signifikan dengan
kontrol negatif.
Hasil perhitungan AUC dari masing-masing kelompok kemudian
digunakan untuk menentukan persen penghambatan inflamasi (PI) untuk masing-
masing kelompok. Persen PI dihitung dengan membandingkan selisih rata-rata
AUC total kelompok perlakuan dan kontrol positif dengan kelompok kontrol
negatif. Persen PI digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
senyawa uji dalam menurunkan udema kaki hewan uji akibat injeksi karagenin
1% dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hasil nilai rata-rata AUC
total dan rata-rata persen PI dapat dilihat pada tabel III dan hasil uji LSD dapat
dilihat pada tabel IV.
Tabel III. Rata-rata AUC total (mm.menit) dan PI pada kelompok uji
antiinflamasi (n=5)
Kelompok Rata-rata AUC
total
(mm.menit) (x̄ ±
SE)
Nilai p Rata-rata PI
(x̄ ± SE)
Nilai p
Kontrol negatif
aquades
476,59 ± 7,25 0,524 (N) 0,00 ±
1,52
0,524 (N)
Kontrol positif
diklofenak dosis
4,48 mg/kg BB
249,11 ± 7,80
0,396 (N) 47,73 ±
1,63
0,396 (N)
Infusa dosis 667,5
mg/kg BB
163,76 ± 12,21
0,367 (N) 65,63 ± 2,56
0,367 (N)
Infusa dosis 1335
mg/kg BB
133,42 ± 7,56
0,632(N) 72,00 ±
1,58
0,632(N)
Infusa dosis 2670
mg/kg BB
118,25 ± 8,37
0,251(N) 75,18 ±
1,75
0,251(N)
Keterangan :
x̄ = rata-rata
SE = Standard Error (SD/√𝑛)
N = distribusi data normal (p>0,05)
Tabel IV. Hasil uji LSD AUC total (mm.menit) dan persen PI pada kelompok uji
antiinflamasi (n=5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kelompok
Infusa
dosis 667,5
mg/kg BB
Infusa
dosis 1335
mg/kg BB
Infusa
dosis 2670
mg/kg BB
Kontrol
positif
diklofenak
4,48 mg/kg
BB
Kontrol
negatif
aquades
Infusa dosis
667,5
mg/kg BB
- BB BB BB BB
Infusa dosis
1335 mg/kg
BB
BB - BTB BB BB
Infusa dosis
2670 mg/kg
BB
BB BTB - BB BB
Kontrol
positif
diklofenak
4,48 mg/kg
BB
BB BB BB - BB
Kontrol
negatif
aquades
BB BB BB BB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil uji LSD kelompok kontrol negatif aquades memiliki
rata-rata AUC total berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol positif
yang diberikan kalium diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB. Penelitian yang
dilakukan oleh Manurung et al. (2013) dan Kristanti (2016) menunjukkan bahwa
aquades sebagai kontrol negatif menghasilkan udema yang paling besar diantara
kelompok perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa aquades sebagai pelarut
tidak memiliki aktivitas antiinflamasi.
Kemampuan infusa kulit alpukat dalam memberikan aktivitas
antiinflamasi dapat dilihat dari adanya penurunan tebal udema telapak kaki mencit
yang ditunjukkan dengan adanya penurunan rata-rata nilai AUC total. Kelompok
perlakuan infusa kulit alpukat dosis 667,5; 1335; dan 2670 mg/kg BB memiliki
nilai rata-rata AUC total yang berbeda signifikan (p<0,05) jika dibandingkan
dengan kontrol negatif aquades. Hal ini membuktikan bahwa pemberian infusa
kulit alpukat pada tiga peringkat dosis memberikan aktivitas antiinflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Jika dibandingkan dengan kontrol positif kalium diklofenak dosis 4,48
mg/kg BB yang memiliki nilai AUC total sebesar 249,11 ± 7,80 dan persen PI
sebesar 47,43 ± 1,63, kelompok perlakuan infusa kulit alpukat dosis 667,5, 1335,
dan 2670 mg/kg BB memiliki nilai AUC total yang lebih rendah dan memiliki
persen PI yang tinggi (berbeda bermakna). Hal ini membuktikan bahwa kelompok
perlakuan infusa kulit alpukat dosis 667,5, 1335, dan 2670 mg/kg BB memiliki
aktivitas antiinflamasi dan kemampuan PI yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok yang diberikan diklofenak. Namun, dapat dilihat dari data statistik pada
perlakuan infusa kulit alpukat dosis 1335 mg/kg BB terhadap dosis 2670 mg/kg
BB memiliki AUC total dan persen PI yang relatif sama secara statistik (berbeda
tidak bermakna). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan aktivitas antiinflamasi
infusa kulit alpukat dosis 2 dan 3 relatif sama besar.
Berdasarkan hasil tersebut semua kelompok infusa kulit alpukat memiliki
aktivitas antiinflamasi, namun kemampuan yang dihasilkan berbeda-beda. Persen
penghambatan inflamasi oleh infusa kulit alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta
2670 mg/kg BB berturut-turut adalah 65,63; 72,00; dan 75,18%. Dari hasil yang
diperoleh dapat dilihat bahwa seiring dengan meningkatnya dosis justru aktivitas
antiinflamasinya semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori Clark (1933) yakni
intensitas efek berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diduduki atau diikat
dimana intensitas efek mencapai maksimum bila seluruh reseptor diduduki. Oleh
karena itu, semakin besar dosis aktif/obat maka efek farmakologi yang
ditimbulkan akan semakin besar pula karena semakin banyaknya reseptor yang
diduduki oleh senyawa uji.
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa kelompok perlakuan infusa
kulit alpukat dosis 2670 mg/kg BB memiliki aktivitas penghambatan inflamasi
yang paling besar dibandingkan dosis 667,5 dan 1335 mg/kg BB. Namun, karena
dosis 1335 dan 2670 mg/kg BB memiliki aktivitas penghambatan inflamasi yang
secara statistik berbeda tidak bermakna maka dengan dosis kecil yakni 1335
mg/kg BB sudah dapat menimbulkan efek antiinflamasi yang sebanding dengan
dosis 2670 mg/kg BB. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kejenuhan reseptor
karena banyaknya reseptor yang tersedia untuk berinteraksi dengan molekul obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
juga mempengaruhi aksi obat. Abrams et al. (2009) menjelaskan bahwa terdapat
jumlah minimal reseptor yang harus ditempati oleh molekul obat untuk
menghasilkan sebuah efek farmakologi. Jika banyak reseptor tersedia namun
hanya beberapa yang ditempati oleh molekul obat maka hanya sedikit efek obat
yang terjadi (peningkatan dosis obat dapat meningkatkan efek farmakologi).
Sebaliknya, jika reseptor yang tersedia sedikit namun molekul obat banyak maka
reseptor akan mengalami kejenuhan (peningkatan dosis obat tidak akan
menambah efek farmakologi). Vinha et al. (2013) juga menyebutkan bahwa
konsentrasi ekstrak alpukat berbanding lurus dengan peningkatan aktivitas
antioksidan yang biasanya terjadi pada serat buah alpukat dan tidak terjadi pada
bagian kulit maupun biji alpukat.
Tabel V. Persen potensi relatif daya antiinflamasi pada kelompok uji
antiinflamasi (n=5)
Kelompok perlakuan Persen potensi relatif daya
antiinflamasi/PRDA (%)
Kontrol negatif aquades 0,00
Kontrol positif kalium diklofenak 100
Infusa kulit alpukat dosis 667,5 mg/kg BB 137,5
Infusa kulit alpukat dosis 1335 mg/kg BB 150,84
Infusa kulit alpukat dosis 2670 mg/kg BB 157,51
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada kelompok infusa kulit
dosis 667,5; 1335; dan 2670 mg/kg BB memiliki persen potensi relatif daya
antiinflamasi yang lebih besar dibanding diklofenak. Dapat dilihat pada Tabel V
bahwa kelompok infusa kulit alpukat dosis 2670 mg/kg BB memiliki persen
potensi relatif daya antiinflamasi yang paling besar terhadap kontrol positif
kalium diklofenak yakni 157,51%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga dosis
infusa kulit alpukat yakni 667,5; 1335; dan 2670 mg/kg BB memiliki kemampuan
aktivitas antiinflamasi yang lebih kuat dibandingkan kontrol positif diklofenak
yang dikenal merupakan agen penghambat inflamasi yang bersifat poten pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sintesis prostaglandin dan memiliki aktivitas antiinflamasi yang sudah terbukti
kemampuan antiinflamasinya.
Adanya kemampuan infusa kulit alpukat dalam menurunkan efek
inflamasi pada mencit yang terinduksi karagenin dapat dikaitkan dengan adanya
senyawa yang terkandung didalamnya. Arukwe et al (2012) menyebutkan bahwa
flavonoid mampu berperan sebagai antiinflamasi yang mampu menangkap radikal
bebas yang menyebabkan timbulnya respon-respon inflamasi. Semakin banyak
senyawa flavonoid sebagai antioksidan yang mampu menangkap radikal
penginduksi inflamasi maka kemampuannya untuk menghambat inflamasi juga
besar. Senyawa yang mampu menangkap radikal bebas di dalam tubuh biasa
disebut sebagai antioksidan.
Aktivitas antiinflamasi infusa kulit alpukat yang lebih tinggi dari kontrol
positif kalium diklofenak mungkin disebabkan karena terdapatnya senyawa-
senyawa antioksidan lain dalam kulit alpukat yang berperan dalam proses
penyembuhan jaringan dari radang dan inflamasi seperti senyawa fenolik,
karotenoid, vitamin C, dan vitamin E. Dari penelitian Vinha et al. (2013)
diketahui kandungan bioaktif kulit alpukat secara kuantitatif yakni kandungan
fenolik total (679,0±117,0 mg/100g), flavonoid (44,3±3,1 mg/100g), karotenoid
(2,585±0,117 mg/100g), vitamin C (4,1±2,7 mg/100g), dan vitamin E (2,13±1,03
mg/100g) Banyaknya senyawa antioksidan dapat menyebabkan terjadinya efek
sinergi namun butuh penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efek sinergi
tersebut. Efek sinergi merupakan aksi antara dua buah senyawa atau lebih dimana
salah satu senyawa dapat meningkatkan efek senyawa lainnya untuk
menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan efek yang dapat dicapai dari
pemberian senyawa tunggal (Gertsch, 2011). Senyawa fenol memiliki
kemampuan sebagai antiinflamasi, antikoagulan, antioksidan, serta peningkatan
sistem imun (Arukwe et al., 2012). Aktivitas farmakologi dari senyawa flavonoid
adalah sebagai antialergi, antiviral, antiinflamasi, hepatoprotektif, antioksidan,
antitrombotik, vasodilator, dan antikarsinogenik (Seyoum et al., 2006). Adanya
kandungan flavonoid, karotenoid, dan fenolik dapat mencegah kerusakan oksidatif
sel (Vinha et al., 2013). Flavonoid, karotenoid, fenolik, serta vitamin C dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
vitamin E juga berfungsi sebagai antioksidan yang memiliki kemampuan yang
efektif sebagai penangkap radikal bebas sehingga proses pembentukan asam
arakidonat melalui enzim fosfolipase-A2 akan terhambat sehingga mediator nyeri
dan peradangan tidak terbentuk. Namun perlu dilakukan uji lanjutan untuk
mengetahui senyawa yang bertanggung jawab atas aktivitas antiinflamasi dan dari
senyawa tersebut dilihat senyawa manakah yang paling aktif terhadap enzim
siklooksigenase dalam kaitannya dengan aktivitas antiinflamasi.
Berdasarkan hasil tersebut dosis efektif infusa kulit alpukat sebagai
antiinflamasi adalah 667,5 mg/kg BB, bila dikonversikan ke manusia sebesar
5,548 g/ 50 kg BB. Dosis efektif merupakan dosis terkecil dari infusa kulit alpukat
yang dapat menimbulkan aktivitas antiinflamasi. Dosis 667,5 mg/kg BB dipilih
sebagai dosis efektif karena dosis tersebut merupakan dosis terkecil yang
memiliki aktivitas antiinflamasi. Kulit alpukat memiliki aktivitas antioksidan yang
relatif tinggi sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu bahan alam yang
memiliki antioksidan alami.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terlihat bahwa infusa kulit alpukat
dengan dosis yang sama memberikan persen penghambatan inflamasi yang lebih
besar daripada biji alpukat (Kristanti, 2016). Hal ini selaras dengan penelitian
Konsinska et al. (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak kulit alpukat memiliki
kandungan senyawa fenolik total dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ekstrak biji alpukat.
KESIMPULAN
Infusa kulit alpukat memiliki aktivitas antiinflamasi. Persen
penghambatan inflamasi oleh infusa kulit alpukat pada dosis 667,5; 1335; serta
2670 mg/kg BB berturut-turut adalah 65,64; 72,00; dan 75,18%. Persen potensi
relatif daya antiinflamasi infusa kulit alpukat pada dosis 667,5; 1335; dan 2670
mg/kg BB jika dibandingkan terhadap kontrol positif kalium diklofenak berturut-
turut adalah 137,5; 150,84; dan 157,51%. Dosis efektif infusa kulit alpukat
sebagai antiinflamasi adalah 667,5 mg/kg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
SARAN
1. Perlu dilakukan analisis untuk mendeteksi adanya senyawa yang
bertanggung jawab akan aktivitas antiinflamasi
2. Dapat dilakukan uji secara in silico senyawa-senyawa flavonoid yang telah
diskrinning terhadap enzim siklooksigenase yang didownload dari protein
database untuk melihat senyawa flavonoid mana yang paling aktif
terhadap enzim siklooksigenase yang kemudian dapat dilakukan sintesis
senyawa flavonoid yang paling aktif terhadap enzim siklooksigenase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, A.C., Pennington, S.S., dan Lammon, C.B., 2009. Clinical Drug
Therapy: Rationales for Nursing Practice, 9th Edition, Wolters Kluwer
Health, Lippincott Williams & Wilkins. 16.
Ardhie, A.M., 2011. Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah
Penuaan. Medicinus., 24(1), 4-9.
Arukwe, U., Amadi, B., Duru, M., Agommo, E.N., Adindu, E.A., Odika, P.C.,
Lele, K.C., Egejuru, L., dan Anudike, J., 2012. Chemical Composition of
Persea americana Leaf, Fruit and Seed. IJRRAS., 11(2). 346-349.
Damayanti, D., 2008. Buku Pintar Tanaman Obat 431 Jenis Tanaman
Penggempur Aneka Penyakit.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995. Farmakope Indonesia,
Edisi 4. Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 8-25.
Djunarko, I., Donatur, I.A., dan Noni, 2003. Pengaruh Perasan Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L.) terhadap Daya Antiradang Diklofenak pada
Mencit Jantan, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas., 1, 10-17.
Gertsch, J., 2011, Botanical Drugs, Synergy, and Network Pharmacology: Forth
and Back to Intelligent Mixtures, Planta Med, 77 : 1086-1098.
Harmita, dan Radji, M., 2008, Buku Ajar Analisis Hayati, Edisi 3. Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 66-67.
Hendra, P., Fenty, Andreani, P.R., Pangestuti, B.M.E., dan Julianus, J., 2017.
Evaluation of Antihyperlipidemic, Anti-inflammatory, and Analgesic
Activities of Eurycoma longifolia in Animal Models. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences., 9(3), 1-4.
Karch, A.M., 2003. Focus on Nursing Pharmacology, 2nd Edition. New York,
Lippincott Williams & Wilkins, 659-660.
Kosinska, A., Karamac, M., Estrella, I., Hernandez, T., Bartolome, B., dan Dykes,
G.A., 2012. Phenolic Compound Profiles and Antioxidant Capacity of
Persea americana Mill. Peels and Seeds of Two Varieties. Journal of
Agriculture and Food Chemistry., 60, 4613-4619.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kristanti, C.D., 2016. Uji Aktivitas Antiinflamasi Infusa Biji Alpukat (Persea
americana Mill.) Pada Mencit Jantan Terinduksi Karagenin, Skripsi.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Kumar, V., Abbas, A.K., dan Fausto, N., 2005. Robbins and Cotran Pathologic
Basic of Diseases, 7th Edition. Philadelphia, Elsevier Saunders, 43-45.
Manurung, D.Y.D., 2013. Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria
ternatea L.) pada Udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi
Karagenin dengan Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi. Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Morris, C.J., 2003. Carragenan Induced Paw Edema in The Rat an Mouse
Inflamation Protocols. Method in Molecular Biology., 2, 115-122.
Rodriguez-Carpena, J.G., Morcuende, D., Andrade, M.J., Kylli, P., dan Estevez,
M., 2011. Avocado (Persea americana Mill.) Phenolics, in vitro
Antioxidant and Antimicrobial Activities, and Inhibition of Lipid and
Protein Oxidation in Porcine Patties. Journal of Agriculture and Food
Chemistry., 59, 5625-5635.
Seyoum, A., Asres, K., dan El-Ficky, F.K., 2006. Structure-Radical Scavenging
Activity Relationship of Flavonoids. Phytochemistry., 67, 2058-2070.
Supriyatna, Febriyanti, R., Dewanto, Wijaya, I., dan Ferdiansyah, F., 2015.
Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat Herbal
Global, Edisi 2. Yogyakarta, CV Budi Utama, 223-224.
Tandon, V., dan Uppoor, R.S., 2007. Clinical Pharmacology and
Biopharmaceutics Review. Center for Drug Evaluation and Research., 9-
12.
Tjandrawinata, R.R., Djunarko, I., Fenty, dan Hendra, P., 2015. Anti-
Inflammation Effects of Bioactive Fraction DLBS0553 Containing
Phaleria Macrocarpa and Nigella Sativa on Animal Model. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences., 7(1), 1-4.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007. Obat-obat Penting, Edisi 5. Jakarta, PT. Elex
Media Komputindo, 315.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Vinha, A.F., Moreira, J., dan Barreira, S.V.P., 2013. Physicochemical Parameters,
Phytochemical Composition and Antioxidant Activity of the Algarvian
(Persea americana Mill.). Journal of Agriculture Science., 5(12), 100-
109.
Wicaksana, L.D., 2016. Uji Efek Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina
(Artemisia vulgaris L.) Pada Mencit Betina Galur Swiss Terinduksi
Karagenin Menggunakan Plethysmometer, Skripsi. Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 1. Kulit alpukat dan infusa kulit alpukat
Gambar 1. Buah alpukat Gambar 4. Serbuk kulit alpukat
Gambar 2. Kulit alpukat
Gambar 5. Infusa kulit alpukat
Gambar 3. Kulit alpukat kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 2. Cara pembuatan dan pengukuran udema pada kaki mencit
Gambar 6. Pemberian secara peroral Gambar 8. Injeksi dengan spuit kosong
Gambar 7. Injeksi karagenin secara
subplantar
Gambar 9. Pengukuran udema dengan
jangka sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 3. Surat pengesahan determinasi Persea americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 5. Surat kalibrasi jangka sorong (Digital Caliper)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 6. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data
secara statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 7. Perhitungan dosis
a. Dosis aquades
Penetapan dosis aquades sebagai kontrol negatif menggunakan berat badan
terrtinggi dari hewan uji. Digunakan volume maksimum yang dapat diberikan
pada mencit secara per oral yaitu 1 mL (Harmita dan Radji., 2008).
Konsentrasi aquades = 1g/mL = 1000 mg/mL
D x BB = C x V
D x 30 g = 1000 mg/mL x 1 mL
D = 1000
𝑚𝑔
𝑚𝐿 𝑥 1 𝑚𝐿
30 𝑔
D = 33,3 mg/g BB
b. Dosis karagenin
Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian Williamson et al. (1996),
yakni menggunakan konsentrasi 1% yang dilarutkan dalam NaCl fisiologis
0,9% kemudian disuntikkan secara subplantar pada telapak kaki mencit sebesar
0,05 mL untuk mencit dengan berat badan 20 gram. Dosis yang diperoleh
adalah 25 mg/kg BB.
D x BB = C x V
D x 20 g = 10 mg/mL x 0,05 mL
D = 1000
𝑚𝑔
𝑚𝐿 𝑥 1 𝑚𝐿
20 𝑔
D = 25 mg/kg BB
c. Dosis kalium diklofenak
Penentuan dosis yang akan digunakan sebagai obat antiinflamasi didasarkan
pada orientasi yang akan dilakukan. Dosis diklofenak dipilih berdasarkan
penelitian yang dilakukan Djunarko et al. (2003) yaitu dosis untuk tikus
dengan berat badan 200 g adalah 32 mg/kg BB, lalu dikonversikan ke mencit
dengan berat badan 20 g sehingga didapatkan dosis sebesar 4,48 mg/kg BB.
Digunakan pula dosis lain menurut penelitian Manurung (2013) yaitu dosis
pemakaian diklofenak pada manusia 50 kg adalah 50 mg, sehingga dosis
diklofenak untuk manusia 70 kg adalah 70 mg. Dosis tersebut dikonversikan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mencit dengan berat badan 20 g adalah 9,1 mg/kg BB. Dosis diklofenak yang
digunakan sebagai dosis orientasi adalah 4,48 dan 9,1 mg/kg BB.
d. Dosis infusa kulit alpukat
Pemberian infusa kulit alpukat menggunakan volume maksimal pemberian
secara peroral pada mencit yaitu 1 mL (Harmita dan Radji., 2008). Penetapan
dosis tertinggi infusa kulit alpukat berdasarkan rumus : D = 𝑐 𝑥 𝑣
𝐵𝐵 dimana C
merupakan konsentrasi infusa kulit alpukat.
Konsentrasi infusa kulit alpukat = 8% = 80 mg/mL
D x BB = C x V
D x 30 g = 80 mg/mL x 1 mL
D = 80
𝑚𝑔
𝑚𝑙 𝑥 1𝑚𝐿
30 𝑔
D = 2,67 mg/g BB = 2670 mg/kg BB
Dosis 2 ditentukan dengan cara membagi 2 dosis 1 dan dosis 3 dihitung dengan
cara membagi 2 dosis ke 2, sehingga diperoleh peringkat dosis 667,5; 1335;
dan 2670 mg/kg BB.
e. Perhitungan konversi dosis infusa kulit alpukat dari mencit ke manusia:
Faktor konversi dari mencit 20-30 g ke manusia 70 kg adalah 387,9 (Harmita
dan Radji., 2008). Rata-rata berat badan manusia Indonesia adalah 50 kg.
Rumus :
Dosis manusia = dosis mencit 30 g BB x faktor konversi
i. Dosis I (667,5 mg/kg BB)
Dosis mencit = 667,5 mg/kg BB
= 20,025 mg/30g BB mencit
Dosis manusia = 20,025 mg/30g BB x 387,9
= 7.767,70 mg/70kg BB manusia
= 5.548,35 mg/50 kg BB
= 5,548 g/50kg BB manusia
ii. Dosis II
Dosis mencit = 1.330 mg/kg BB
= 3,99 mg/30 g BB mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dosis manusia = 39,9 mg/ 30 g BB x 387,9
= 15.477,21 mg/ 70 kg BB manusia
= 11.055,15 mg/ 50 kg BB
= 11,055 g/ 50 kg BB manusia
iii. Dosis III
Dosis mencit = 2670 mg/kg BB
= 80,1 mg/ 30 g BB mencit
Dosis manusia = 80,1 mg/ 30 g BB x 387,9
= 31.070 mg/ 70 kg BB manusia
= 22.193,421 mg/ 50 kg BB
= 22,193 g/ 50 kg BB manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 8. Hasil analisis statistika data orientasi penentuan dosis dan selang
waktu pemberian kalium diklofenak
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Udem Kalium Diklofenak
4,48 15 menit ,288 3 . ,929 3 ,484
Kalium Diklofenak
4,48 30 menit ,374 3 . ,777 3 ,061
Kalium Diklofenak 9,1
15 menit ,363 3 . ,802 3 ,118
Kalium Diklofenak 9,1
30 menit ,376 3 . ,773 3 ,051
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 9. Rata-rata AUC total udema dengan standard error (SE) pada uji
pendahuluan
Descriptives
Kelompok Statistic
Std.
Error
Udem Kalium Diklofenak 4,48
15 menit
Mean 380,9733 8,51329
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 344,3436
Upper
Bound 417,6031
5% Trimmed Mean .
Median 385,5200
Variance 217,428
Std. Deviation 14,74545
Minimum 364,49
Maximum 392,91
Range 28,42
Interquartile Range .
Skewness -1,256 1,225
Kurtosis . .
Kalium Diklofenak 4,48
30 menit
Mean 251,4500 7,04360
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 221,1438
Upper
Bound 281,7562
5% Trimmed Mean .
Median 244,8000
Variance 148,837
Std. Deviation 12,19987
Minimum 244,02
Maximum 265,53
Range 21,51
Interquartile Range .
Skewness 1,724 1,225
Kurtosis . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kalium Diklofenak 9,1
15 menit
Mean 422,5767 2,70186
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 410,9515
Upper
Bound 434,2018
5% Trimmed Mean .
Median 420,1700
Variance 21,900
Std. Deviation 4,67976
Minimum 419,59
Maximum 427,97
Range 8,38
Interquartile Range .
Skewness 1,702 1,225
Kurtosis . .
Kalium Diklofenak 9,1
30 menit
Mean 447,6133 4,22983
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 429,4138
Upper
Bound 465,8128
5% Trimmed Mean .
Median 443,5800
Variance 53,674
Std. Deviation 7,32628
Minimum 443,19
Maximum 456,07
Range 12,88
Interquartile Range .
Skewness 1,727 1,225
Kurtosis . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 10. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC
total pada uji pendahuluan
Test of Homogeneity of Variances
Udem
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,239 3 8 ,161
ANOVA
Udem
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 68504,434 3 22834,811 206,725 ,000
Within Groups 883,679 8 110,460
Total 69388,113 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Udem
LSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kalium Diklofenak
4,48 15 menit
Kalium Diklofenak
4,48 30 menit 129,52333* 8,58137 ,000 109,7347 149,3120
Kalium Diklofenak
9,1 15 menit -41,60333* 8,58137 ,001 -61,3920 -21,8147
Kalium Diklofenak
9,1 30 menit -66,64000* 8,58137 ,000 -86,4287 -46,8513
Kalium Diklofenak
4,48 30 menit
Kalium Diklofenak
4,48 15 menit -129,52333* 8,58137 ,000 -149,3120 -109,7347
Kalium Diklofenak
9,1 15 menit -171,12667* 8,58137 ,000 -190,9153 -151,3380
Kalium Diklofenak
9,1 30 menit -196,16333* 8,58137 ,000 -215,9520 -176,3747
Kalium Diklofenak
9,1 15 menit
Kalium Diklofenak
4,48 15 menit 41,60333* 8,58137 ,001 21,8147 61,3920
Kalium Diklofenak
4,48 30 menit 171,12667* 8,58137 ,000 151,3380 190,9153
Kalium Diklofenak
9,1 30 menit -25,03667* 8,58137 ,019 -44,8253 -5,2480
Kalium Diklofenak
9,1 30 menit
Kalium Diklofenak
4,48 15 menit 66,64000* 8,58137 ,000 46,8513 86,4287
Kalium Diklofenak
4,48 30 menit 196,16333* 8,58137 ,000 176,3747 215,9520
Kalium Diklofenak
9,1 15 menit 25,03667* 8,58137 ,019 5,2480 44,8253
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 11. Hasil analisis uji statistik nilai AUC total pada uji antiinflamasi
infusa kulit alpukat
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Udem Kontrol
negatif ,195 5 ,200* ,919 5 ,524
Kontrol
positif ,227 5 ,200* ,898 5 ,396
Infusa dosis 1 ,272 5 ,200* ,892 5 ,367
Infusa dosis 2 ,192 5 ,200* ,935 5 ,632
Infusa dosis 3 ,229 5 ,200* ,866 5 ,251
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 12. Rata-rata AUC total dan standard error (SE) pada uji antiinflamasi
infusa kulit alpukat
Descriptives
Kelompok Statistic
Std.
Error
Udem Kontrol
negatif
Mean 476,5940 7,25072
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 456,4628
Upper
Bound 496,7252
5% Trimmed Mean 476,0583
Median 472,7100
Variance 262,865
Std. Deviation 16,21310
Minimum 461,39
Maximum 501,44
Range 40,05
Interquartile Range 29,28
Skewness 1,001 ,913
Kurtosis ,287 2,000
Kontrol
positif
Mean 249,1100 7,80456
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 227,4411
Upper
Bound 270,7789
5% Trimmed Mean 249,5000
Median 244,8000
Variance 304,556
Std. Deviation 17,45152
Minimum 224,63
Maximum 266,57
Range 41,94
Interquartile Range 31,72
Skewness -,402 ,913
Kurtosis -,914 2,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Infusa dosis 1 Mean 163,7660 12,21606
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 129,8488
Upper
Bound 197,6832
5% Trimmed Mean 163,0850
Median 151,5700
Variance 746,160
Std. Deviation 27,31594
Minimum 138,00
Maximum 201,79
Range 63,79
Interquartile Range 50,95
Skewness ,736 ,913
Kurtosis -1,676 2,000
Infusa dosis 2 Mean 133,4200 7,56318
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 112,4213
Upper
Bound 154,4187
5% Trimmed Mean 133,5122
Median 134,5600
Variance 286,008
Std. Deviation 16,91178
Minimum 112,89
Maximum 152,29
Range 39,40
Interquartile Range 33,21
Skewness -,142 ,913
Kurtosis -2,327 2,000
Infusa dosis 3 Mean 118,2540 8,37751
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 94,9943
Upper
Bound 141,5137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5% Trimmed Mean 117,4239
Median 112,1000
Variance 350,914
Std. Deviation 18,73269
Minimum 102,54
Maximum 148,91
Range 46,37
Interquartile Range 31,56
Skewness 1,437 ,913
Kurtosis 1,872 2,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 13. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai AUC
total pada uji antiinflamasi infusa kulit alpukat
Test of Homogeneity of Variances
Udem
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,118 4 20 ,376
ANOVA
Udem
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 436799,574 4 109199,894 279,928 ,000
Within Groups 7802,010 20 390,101
Total 444601,585 24
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Udem
LSD
(I)
Kelompok
(J)
Kelompok
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
negatif
Kontrol
positif 227,48400* 12,49161 ,000 201,4270 253,5410
Infusa dosis
1 312,82800* 12,49161 ,000 286,7710 338,8850
Infusa dosis
2 343,17400* 12,49161 ,000 317,1170 369,2310
Infusa dosis
3 358,34000* 12,49161 ,000 332,2830 384,3970
Kontrol
positif
Kontrol
negatif
-
227,48400* 12,49161 ,000 -253,5410 -201,4270
Infusa dosis
1 85,34400* 12,49161 ,000 59,2870 111,4010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Infusa dosis
2 115,69000* 12,49161 ,000 89,6330 141,7470
Infusa dosis
3 130,85600* 12,49161 ,000 104,7990 156,9130
Infusa dosis
1
Kontrol
negatif
-
312,82800* 12,49161 ,000 -338,8850 -286,7710
Kontrol
positif -85,34400* 12,49161 ,000 -111,4010 -59,2870
Infusa dosis
2 30,34600* 12,49161 ,025 4,2890 56,4030
Infusa dosis
3 45,51200* 12,49161 ,002 19,4550 71,5690
Infusa dosis
2
Kontrol
negatif
-
343,17400* 12,49161 ,000 -369,2310 -317,1170
Kontrol
positif
-
115,69000* 12,49161 ,000 -141,7470 -89,6330
Infusa dosis
1 -30,34600* 12,49161 ,025 -56,4030 -4,2890
Infusa dosis
3 15,16600 12,49161 ,239 -10,8910 41,2230
Infusa dosis
3
Kontrol
negatif
-
358,34000* 12,49161 ,000 -384,3970 -332,2830
Kontrol
positif
-
130,85600* 12,49161 ,000 -156,9130 -104,7990
Infusa dosis
1 -45,51200* 12,49161 ,002 -71,5690 -19,4550
Infusa dosis
2 -15,16600 12,49161 ,239 -41,2230 10,8910
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 14. Hasil uji statistika nilai persen penghambatan inflamasi pada
kelompok uji antiinflamasi
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PI Kontrol
negatif ,195 5 ,200* ,919 5 ,524
Kontrol
positif ,227 5 ,200* ,897 5 ,396
Infusa dosis 1 ,272 5 ,200* ,892 5 ,367
Infusa dosis 2 ,192 5 ,200* ,935 5 ,632
Infusa dosis 3 ,229 5 ,200* ,866 5 ,251
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 15. Rata-rata persen penghambatan inflamasi dan standard error (SE)
pada kelompok uji antiinflamasi
Descriptives
Kelompok Statistic
Std.
Error
PI Kontrol
negatif
Mean 0,0000 1,52118
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound -4,2235
Upper
Bound 4,2235
5% Trimmed Mean ,1124
Median ,8147
Variance 11,570
Std. Deviation 3,40147
Minimum -5,21
Maximum 3,19
Range 8,40
Interquartile Range 6,14
Skewness -1,001 ,913
Kurtosis ,286 2,000
Kontrol
positif
Mean 47,7307 1,63779
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 43,1834
Upper
Bound 52,2779
5% Trimmed Mean 47,6488
Median 48,6354
Variance 13,412
Std. Deviation 3,66222
Minimum 44,07
Maximum 52,87
Range 8,80
Interquartile Range 6,66
Skewness ,402 ,913
Kurtosis -,915 2,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Infusa dosis
1
Mean 65,6382 2,56321
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 58,5216
Upper
Bound 72,7548
5% Trimmed Mean 65,7811
Median 68,1972
Variance 32,850
Std. Deviation 5,73150
Minimum 57,66
Maximum 71,04
Range 13,38
Interquartile Range 10,69
Skewness -,736 ,913
Kurtosis -1,676 2,000
Infusa dosis
2
Mean 72,0055 1,58693
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 67,5995
Upper
Bound 76,4115
5% Trimmed Mean 71,9861
Median 71,7663
Variance 12,592
Std. Deviation 3,54847
Minimum 68,05
Maximum 76,31
Range 8,27
Interquartile Range 6,97
Skewness ,142 ,913
Kurtosis -2,327 2,000
Infusa dosis
3
Mean 75,1876 1,75779
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 70,3072
Upper
Bound 80,0680
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
5% Trimmed Mean 75,3618
Median 76,4789
Variance 15,449
Std. Deviation 3,93054
Minimum 68,76
Maximum 78,48
Range 9,73
Interquartile Range 6,62
Skewness -1,437 ,913
Kurtosis 1,872 2,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
persen penghambatan inflamasi pada uji antiinflamasi infusa kulit alpukat
Multiple Comparisons
Dependent Variable: PI
LSD
(I)
Kelompok
(J)
Kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
negatif
Kontrol
positif -47,73066* 2,62104 ,000 -53,1980 -42,2633
Infusa dosis
1 -65,63819* 2,62104 ,000 -71,1056 -60,1708
Infusa dosis
2 -72,00546* 2,62104 ,000 -77,4728 -66,5381
Infusa dosis
3 -75,18763* 2,62104 ,000 -80,6550 -69,7203
Kontrol
positif
Kontrol
negatif 47,73066* 2,62104 ,000 42,2633 53,1980
Infusa dosis
1 -17,90752* 2,62104 ,000 -23,3749 -12,4401
Infusa dosis
2 -24,27480* 2,62104 ,000 -29,7422 -18,8074
Infusa dosis
3 -27,45697* 2,62104 ,000 -32,9244 -21,9896
Infusa dosis
1
Kontrol
negatif 65,63819* 2,62104 ,000 60,1708 71,1056
Kontrol
positif 17,90752* 2,62104 ,000 12,4401 23,3749
Infusa dosis
2 -6,36728* 2,62104 ,025 -11,8347 -,8999
Infusa dosis
3 -9,54945* 2,62104 ,002 -15,0168 -4,0821
Infusa dosis
2
Kontrol
negatif 72,00546* 2,62104 ,000 66,5381 77,4728
Kontrol
positif 24,27480* 2,62104 ,000 18,8074 29,7422
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Infusa dosis
1 6,36728* 2,62104 ,025 ,8999 11,8347
Infusa dosis
3 -3,18217 2,62104 ,239 -8,6496 2,2852
Infusa dosis
3
Kontrol
negatif 75,18763* 2,62104 ,000 69,7203 80,6550
Kontrol
positif 27,45697* 2,62104 ,000 21,9896 32,9244
Infusa dosis
1 9,54945* 2,62104 ,002 4,0821 15,0168
Infusa dosis
2 3,18217 2,62104 ,239 -2,2852 8,6496
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Uji Efek Antiinflamasi Infusa
Kulit Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit Jantan
Galur Swiss Terinduksi Karagenin” memiliki nama lengkap
Eko Aprilianto, merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Andreas Nio dan Sri Djumiaty. Penulis dilahirkan di
Pontianak, pada tanggal 3 April 1996. Pendidikan formal yang
telah ditempuh yakni TK Kristen Immanuel (2000-2002), tingkat Sekolah Dasar
di SD Kristen Immanuel (2002-2008), tingkat Sekolah Menengah Pertama di
SMP Katolik Santu Petrus (2008-2011) dan tingkat Sekolah Menengah Atas di
SMA Katolik Santu Petrus (2011-2014). Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun
2014. Semasa menempuh kuliah, penulis merupakan anggota aktif Unit Kegiatan
Fakultas Basket dan Voli (2014-2017). Selain itu, penulis aktif dalam berbagai
kepanitiaan. Penulis pernah menjadi Sie Perlengkapan “Pelepasan Wisuda I”
(2015), Coordinator Sie Perlengkapan “Pelepasan Wisuda II” (2015), Sie Table
and Operator “Basketball 3 on 3 Pharmacy” (2015), Sie Pendamping
Kelompok/Dampok “Tiga Hari Temu Akrab Farmasi” (2015&2016), Sie
Konsumsi “Cara Belajar Insan Aktif” (2016), Sie Photographer “Tim Redaksi
Medfar” (2016), Sie Perlengkapan dan Table “Pharmacy Performance” (2016),
dan Sie Perlengkapan “Lomba Cerdas Cermat Kimia” (2016). Penulis juga aktif
berperan sebagai asisten praktikum yakni asisten praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia (2015/2016), Biokimia (2016/2017), Kimia Organik (2016/2017),
Farmakologi-Toksikologi (2016/2017 & 2017/2018), Pharmaceutical Care 2
(2017/2018), Kimia Dasar (2017/2018), Formulasi dan Teknologi Sediaan
Farmasi (2017/2018), dan Kimia Analisis (2017/2018). Penulis pernah menjadi
peserta Pharmacy Basketball se-Indonesia (2014), Peserta Lomba ON-MIPA
Bidang Kimia se-Yogya (2016), Juara III Basket Putra Sanata Dharma Unity Cup
(2016), Juara II Basket Putra Pharmacy 3 on 3 and Dance Competition
(PEPTIDA) (2016), Peserta Lomba PICS Pharmanova ITB (2017), dan Peserta
Lomba Olimpiade Farmasi Indonesia Bidang Farmasetika (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI