uji protein

15
I. Judul II. Tujuan 1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu. 2. Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak. III. Landasan Teori Lemak atau minyak dapat membentuk noda transculent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan. Lemak pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena dan pelarut lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan membentuk dua lapisan. Sebaliknya minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun. Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok lipid, yang pada umumnya bersifat tidak larut dalam air. Untuk pengertian sehari – hari lemak merupakan bahan padatdalam suhu kamar, sedangkan minyak dalam bentuk cair dalam suhu kamar. Lemak merupakan bahan

Upload: innosensia

Post on 28-Sep-2015

57 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan ini mengaenai uji protein dalam proses Bio Kimia

TRANSCRIPT

I. Judul II. Tujuan 1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.

2. Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.III. Landasan Teori Lemak atau minyak dapat membentuk noda transculent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan.

Lemak pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena dan pelarut lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan membentuk dua lapisan. Sebaliknya minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun.

Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok lipid, yang pada umumnya bersifat tidak larut dalam air. Untuk pengertian sehari hari lemak merupakan bahan padatdalam suhu kamar, sedangkan minyak dalam bentuk cair dalam suhu kamar. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, shingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Asam lemak jenuh yang terdapat di alam adalah asam palmitat dan asam stearat.

Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja emulsifier terutama di sebabkan oleh bentuk molekulnya yang daat etrikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, shingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu dengan yang lainnya. Bahan emulsifier dapat berupa: protein, gum, sabun atau garam empedu.IV. Alat dan Bahan 1. Uji Kelarutan Lipid

AlatBahan

5 buah tabung reaksi

Penjepit tabung

Pipet ukur

Pipet tetes Minyak kelapa

Alkohol

Kloroform

Eter

Aquades

Larutan Na2CO3 0,5%

2. Uji Pembentukan Emulsi

AlatBahan

4 buah tabung reaksi

Pipet tetes Minyak kelapa

Larutan Na2CO3 0,5%

Larutan sabun

Larutaan casein 20%

Larutan empedu encer

V. Prosedur Kerja1. Uji Kelarutan Lipid

1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut turut isilah dengan : air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.

2. Tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa.

3. Kocoklah sampai homogeny, lalu biarkan beberapa saat.

4. Amati sifat kelarutannya.

2. Uji Pembentukan Emulsi

1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering

2. Isi dengan :

Tabung 1 : 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa.

Tabung 2 : 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes Na2CO3 0,5%

Tabung 3 : 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes larutan sabun. Tabung 4 : 2 ml larutan casein 20%, dan 2 tetes minyak kelapa.

Tabung 5 : 2 ml larutan epedu encer dan 2 tetes larutan minyak kelapa.

3. Kocoklah tabung dengan kuat lalu diamkan beberapa saat.

4. Amati terjadinya pembentukan emulsi.VI. Hasil dan PembahasanHasil :

1. Uji Kelarutan Lipid

Tabung 1Tabung 2Tabung 3Tabung 4Tabung 5

BahanTabung 1Tabung 2 Tabung 3Tabung 4Tabung 5

Aquades1ml----

Alkohol 96%-1ml---

Eter--1ml--

Kloroform---1ml-

Na2CO3 0,5%----1ml

Minyak Kelapa2 tetes2 tetes2 tetes2 tetes2 tetes

Kocok tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat.

Hasil : Larut/Tidak larut/ Terbentuk emulsiTidak larutTidak larut sempurnaLarut sempurnaLarut sempurnaTerbentuk emulsi

2. Uji Pembentukan EmulsiTabung 1Tabung 2Tabung 3Tabung 4Tabung 5

BahanTabung 1Tabung 2Tabung 3Tabung 4Tabung 5

Aquades2ml2ml2ml--

Minyak kelapa2 tetes2 tetes2 tetes2 tetes2 tetes

Na2CO3 0,5%-2 tetes---

Larutan sabun--2 tetes--

Larutan casein 20%---2 tetes-

Larutan empedu----2 tetes

Kocok tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat.

Terbentuk emulsi stabil/ tidak stabilTidak stabilTidak stabilTidak stabil Tidak terbentuk emulsiEmulsi stabil

Pembahasan :

1. Uji Kelarutan LipidDari praktikum uji kelarutan lipid yang menggunakan 5 sampel larutan yang dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk setiap sampelnya yaitu 1 ml aquades (tabung 1), 1 ml alkohol 96% (tabung 2),1 ml eter (tabung 3), 1 ml kloroform (tabung 4), 1 mL Na2CO3 0,5% (tabung 5) dan ditambahkan 2 tetes minyak kelapa (pada tiap-tiap sampel larutan) didapatkan hasil sebagai berikut :

pada tabung 1 didapatkan hasil yaitu sesudah homogenisasi larutan tetap tidak bercampur/ tidak larut dan membentuk dua lapisan (minyak bagian atas dan aquades bagian bawah).Pada tabung 2 setelah dihomogenisasi larutan tetap tidak bercampur/ tidak larut sempurna dan membentuk 2 lapisan seperti sebelum dihomogenisasi yaitu minyak berada dibawah dan berwarna putih keruh.

Pada tabung 3 setelah homogenisasi larutan bercampur atau terlarut sempurna, minyak terlarut sempurna dan warna larutan putih bening.Pada tabung 4 larutan minyak yang dicampurkan dengan kloroform setelah homogenasi mengalami percampuran larutan sempurna, menghasilkan larutan bening.Pada tabung 5 sesudah homogenisasi larutan membentuk emulsi.

Kelarutan minyak dan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh polaritas asam lemaknya. Asam lemak polar cenderung larut dalam pelarut polar, dan tidak larut dengan asam lemak nonpolar. Asam lemak yang derajat ketidak jenuhanya tinggi akan lebih mudah larut dari pada asam lemak yang derajat ketidak jenuhanya rendah. Selain itu panjang rantai suatu karbon dapat mempengaruhi kelarutan. Semakin panjang rantai karbon, semakin sukar larutnya. Dari hasil pengamatan dan analisa data dalam pelarut-pelarut tersebut, minyak tidak dapat larut kecuali dalam kloroform. Minyak tidak dapat larut dalam Aquades dan Alkohol 96%, karena pelarut-pelarut tersebut merupakan pelarut yang bersifat polar. Sedangkan minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar yang hanya dapat larut dalam pelarut sejenis, sehingga minyak tidak dapat larut dalam pelarut-pelarut tersebut.

Dalam pelarut Na2SO3, disebabkan juga karena pelarut-pelarut tersebut masih mengandung sejumlah air, minyak tidak dapat larut dalam Aquades sehingga minyak membentuk emulsi.

Minyak dapat larut dalam Kloroform dan Eter, karena Kloroform dan Eter merupakan pelarut yang bersifat non polar dan minyak juga bersifat non polar sehingga dapat larut.2. Uji Pembentukan Emulsi

Pada praktikum uji pembentukan emulsi pada 5 sampel yang diletakan pada tabung yang berbeda, didapatkan hasil sebagai berikut :

Pada tabung 1 yang berisi 2 tetes minyak kelapa dan aquades 2 ml sesudah dihomogenisasi larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak diatas dan akuades dibawah), berwarna keruh (terjadi emulsi tidak stabil).

Pada tabung 2 yang berisi 2 tetes minyak kelapa, 2 ml aquades dan 2 tetes Na2CO3. Sesudah dihomogenisasi larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak di dibagian atas dan Na2CO3 dibawah). Sebelum homogenisasi larutan berwarna putih bening dan setelah gilakukan homogenisasi Berwarna keruh dan terjadi emulsi tidak setabil.

Pada tabung 3 yang berisi 2 tetes minyak kelapa, 2ml aquades, dan 2 tetes larutan sabun. Sesudah dihomogenisasi larutan tidak bercampur dan membentuk dua lapisan (minyak dibagian atas dan larutan sabun dibagian bawah), warna yang awalnya putih bening setelah di hoogenisasi berwarna keruh dan terjadi emulsi tidak setabil.

Pada tabung 4 yang berisi 2 tetes minyak kelapa dan casein 2 ml. Sesudah dihomogenisasi larutan tidak bercampur membentuk dua lapisan. Dan warna awal sebelum pengocokan adalah putih keruh dan kuning setelah homogenisasi berwarna putih keruh, emulsi stabil.Dan pada tabung 5 yang berisi 2 tetes minyak kelapa dan 2 ml larutan empedu encer. Sesudah dihomogenisasi larutan tidak bercampur membentuk dua lapisan (minyak dibagian atasa dan empedu encer dibagian bawah. Sebelum homogenisasi larutan berwarna hijau bening pada empedu dan kuning pada minyak dan setelah homogenisasi Berwarna hijau keruh. Terjadi emulsi stabil.Dari analisa data tersebut diketahui bahwa Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua caiaran akan terpisah menjadi dua lapisan. Sebalikknya minyak dalam Na2CO3 akan membentuk sedikit larut karena terbentuk emulsi yang tidak stabil. Hal yang menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak stabil karena adanya air pada campuran tersebut sehiungga walaupun sebenarnya minyak dalam pelarut Na2CO3 akan membentuk emulsi stabil karena asam lemak bebas dalam larutan bereaksi dengan soda membentuk sabun,tetap terbentuk emulsi tidak stabil.Pada tabung 3, terbentuk emulsi dalam larutan setelah ditambahkan larutan sabun. Sabun merupakan garam alkali dari asam-asam lemak. Molekul sabun berupa rantai hidrokarbon panjang dengan ujung ionic. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut non polar, sedangkan bagisan kepala ionic bersifat hidrofolik dan larut dalam pelarut polar. Senyawa yang memilikisifat seperti ini disebut senyawa ampifatik. Karena sifat ini, sabun cenderung tidak larut dalam air. Namun sabun akan terdispersi membentuk misel, yaitu gumpalan molekul sabun yang ujunghidrofobiknya tersembunyi di bagian dalam, sedangkan bagian hidrofiliknya berinteraksi dengan air.

Pada tabung 4, tidak terbentuknya emulsi terhadap larutan casein karena penambahan casein ke dalam suatu lapisan bimolekuler, dengan ujung non polar dari molekul saling berhadapan di dalam membrane dan ujung polar terletak kearah fasa berair di dalam dan luar sel. dua lapisan lipid dijepit antara casein.

Tabung 5 yaitu pada larutan empedu encer dan 5 tetes minyak kelapa kemudian dikocok. Reaksi yang timbul ialah terjadi pengemulsian lemak oleh larutan empedu. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan fungsi larutan empedu adalah untuk mengemulsi lemak, tepatnya garam sodium dalam larutan empedu mengemulsi lemak pada minyak kelapa. VII. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan

Pada uji emulsi, hanya pada larutan casein yang tidak terjadi emulsi karena penambahan casein ke dalam suatu lapisan bimolekuler, dengan ujung non polar dari molekul saling berhadapan di dalam membrane dan ujung polar terletak kearah fasa berair di dalam dan luar sel. dua lapisan lipid dijepit antara casein.

Kelarutan minyak dan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh polaritas asam lemaknya. Asam lemak polar cenderung larut dalam pelarut polar, dan tidak larut dengan asam lemak nonpolar. Asam lemak yang derajat ketidak jenuhanya tinggi akan lebih mudah larut dari pada asam lemak yang derajat ketidak jenuhanya rendah

Minyak tidak dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar. Sedangkan minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar yang hanya dapat larut dalam pelarut sejenis

Berdasarkan hasil percobaan uji kelarutan, sampel yang dapat larut adalah eter dan kloroform, karena eter dan kloroform bersifat nonpolar.VIII. Pertanyaan dan Jawaban

Uji Kelarutan Lipid1. Setiap yang bersifat polar hanya dapat larut dalam pelarut polar, demikian juga yang setiap yang non polar hanya akan larut dalam pelarut non polar. Untuk yang semi polar tentunya menyesuaikan dengan ukuran kepolaran yang dimilikinya. Bahan yang ionik tentunya juga lebih larut dalam pelarut polar.2. Karena eter dan kloroform tergolong pelarut non polar, dimana minyak hanya dapat larut sempurna dalam pelarut non polar.Uji Pembentukan Emulsi

1. Tabung 5, pada larutan empedu encer dan 5 tetes minyak kelapa kemudian dikocok. Reaksi yang timbul ialah terjadi pengemulsian lemak oleh larutan empedu. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan fungsi larutan empedu adalah untuk mengemulsi lemak, tepatnya garam sodium dalam larutan empedu mengemulsi lemak pada minyak kelapa. 2. Jenis minyak-air (O/W), dan jenis air-minyak (W/O). Cara membedakannya yakni dengan melihat zat yang bertindak sebagai pendispersi dan yang terdispersi.3. Emulsi dapat digunakan pada kulit sebagai obat luar biasa dibuat sebagai emulsi m / a atau emulsi a / m ,tergantung pada berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam emulsi , keinginan untuk mendapatkan efek emolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut , dan keadaan permukaan kulit.IX. Daftar Pustaka Yastin, Ezied. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI