ukuran dalam epidemiologi

13

Click here to load reader

Upload: mannfred-yeong-huei-yiaw

Post on 14-Feb-2015

199 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Public Health

TRANSCRIPT

Page 1: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit merupakan gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh

seseorang. Penyakit, sakit, cedera, dan gangguan semuanya dikategorikan di

dalam istilah tunggal morbiditas. Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit,

cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu

penyimpangan dari status sehat dan sejahtera, atau keberadaan suatu kondisi sakit.

Morbiditas biasanya ditunjukkan dalam angka prevalensi atau insidensi yang

umum atau spesifik. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan; jumlah

orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali

merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang berisiko.1

Mortalitas (kematian) dan angka kematian digunakan sebagai indikator

status kesehatan. Angka morbiditas atau angka kesakitan juga digunakan sebagai

indikator kesehatan.1

Pada tahun 1959, WHO menetapkan tiga ukuran morbiditas dalam laporan

the Expert Committee on Health Statistics. Ukuran pertama yang disebutkan

adalah jumlah orang yang sakit, ukuran kedua merupakan periode atau lama sakit

yang dialami, dan yang ketiga adalah durai (waktu = jam, hari, minggu, bulan)

penyakit. Di dalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi

dan prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap

kejadian penyakit, kondisi, gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka

insidensi dan angka prevalensi.1

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan

memahami tentang ukuran dalam epidemiologi serta untuk memenuhi persyaratan

dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu

1

Page 2: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

Kesehatan Masyarakat (Public Health) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

1.3. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan

pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara

umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai

ukuran dalam epidemiologi.

2

Page 3: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran dalam epidemiologi dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Ukuran Frekuensi Penyakit

2. Ukuran Asosiasi

3. Ukuran Efek/Dampak

2.1. Ukuran Frekuensi Penyakit

Merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas) atau kematian karena

penyakit (mortalitas) dalam suatu populasi. Dimana untuk mengukur frekuensi

penyakit dapat dilihat dari dua hal, yaitu : insidensi dan prevalensi.1

2.1.1 Angka Insidensi

Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun

waktu tertentu. Batasannya adalah proporsi kelompok individu yang terdapat

dalam penduduk suatu wilayah atau negara yang semula tidak sakit dan menjadi

sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah

kasus baru.2,3

Rumusnya sebagai berikut.

P = estimasi angka insidensi

D = jumlah kasus baru

N = Jumlah individu yang awalnya tidak sakit

K = Konstanta

2.1.2 Angka Prevalensi

Untuk prevalensi terdapat dua ukuran, yaitu prevalensi sesaat (point

prevalence) dan prevalensi periode (periode prevalence)

3

Page 4: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

Secara skematis, insidensi, point prevalence, dan periode prevalence dapat

digambarkan sebagai berikut.

Pada contoh di bawah terdapat 9 kasus dengan rincian sebagai berikut.

1. Insidensi : Kasus 2, 3, 4, 8, 9

2. Prevalensi sesaat : 1 Januari : Kasus 1, 5, 7

31 Desember : Kasus 2, 5

3. Prevalensi periode : Kasus 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, dan 9

2.1.3 Manfaat Insidensi dan Prevalensi

Angka insidensi dapat digunakan untuk mengukur angka kejaidan

penyakit. Perubahan angka insidensi menunjukkan adanya perubahan faktor-

faktor penyebab penyakit, yaitu fluktuasi alamiah dan program pencegahan.

Bila fluktuasi alamiah dapat diabaikan maka penurunan insidensi

menunjukkan keberhasilan program pencegahan. Manfaat lain dari pengukuran

insidensi ialah :

4

Page 5: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

1. Ukuran insidensi banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi untuk

mencari adanya asosiasi sebab-akibat

2. Ukuran insidensi dapat pula digunakan untuk mengadakan perbandingan

antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda

3. Ukuran insidensi dapat digunakan untuk mengukur besarnya resiko yang

ditimbulkan oleh determinan tertentu 2

Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk :

1. Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit

2. Penyusun perencanaan pelayanan kesehatan, misalnya penyediaan sarana

obat-obatan, tenaga dan ruangan

3. Menyatakan banyaknya kasus yang dapat didiagnosis 2

2.1.4.Hubungan Antara Insidensi dan Prevalensi

Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit.

Lamanya sakit ialah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya

penyakit tersebut yaitu sembuh, mati atau kronis. Hubungan tersebut dapat

dinyatakan dalam rumus :

P= I x D

P : Prevalensi

I : Insidensi

D : Lamanya sakit

Oleh karena itu, bila kita membandingkan prevalensi suatu penyakit antara

beberapa wilayah, harus diperhatikan ketiga faktor di atas agar tidak menimbulkan

kesan yang salah. Misalnya, bila kita membandingkan prevalensi suatu penyakit

antara desa dengan kota tanpa memperhatikan ketiga faktor tersebut maka

kesimpulan yang ditarik akan bias.2,3

5

Page 6: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

2.2. Ukuran Asosiasi

Merefleksiakan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor

resiko dan kejadian suatu penyakit. Dimana untuk mengukur asosiasi dapat dilihat

dari ukuran rasio, yaitu : Risk Ratio, Odds Ratio, Insidence Density Ratio,

Prevalence Ratio 2,3

2.2.1 Risk Ratio (Rasio Resiko)

Risk Ratio adalah rasio dari dua resiko yang terpisah. Risk ration juga

disebut sebagai rasio insidensi kumulatif (cumulative incidence ratio) dan

berkaitan erat dengan rate ratio.2

2.2.2 Odds Ratio

Odds ratio adalah ratio dari kemungkinan terkena penyakit di antara

individu yang terpapar dibagi dengan kemungkinan terkena penyakit di antara

individu yang tidak terpapar.2

6

Page 7: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

2.2.3 Insidence Density Ratio

Bila data didasarkan pada kasus-kasus insidens 2

2.2.4 Prevalence Ratio

Bila data didasarkan pada kasus-kasus prevalens 2

2.3 Ukuran Efek/Dampak

Merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau resiko dari suatu

masalah. Dimana untuk mengukur efek/dampak dapat dilihat dari : Attributable

Risk, Population Attributable Risk, Prevalence Fraction.1

2.3.1 Attributable Risk

Attributable Risk adalah angka penyakit pada orang yang terpajan yang dapat

secara langsung dihubungkan dengan pajanan dari penyakit tersebut. 1

2.3.2 Population Attributable Risk

Proporsi (atau fraksi) rate penyakit pada seluruh populasi yang mewakili rate

penyakit dalam kelompok terpajan.1

7

Page 8: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

2.3.3 Prevalence Fraction

Prevalence fraction adalah fraksi yang dicegah dalam populasi. Proporsi jumlah

beban penyakit dalam populasi yang telah dicegah oleh faktor eksposur1

8

Page 9: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

BAB III

KESIMPULAN

Frekuensi kejadian penyakit yang diamati dapat dilihat dengan menggunakan

ukuran dalam epidemilogi. Dimana ukuran dalam epidemiologi terbagi menjadi 3,

yaitu : ukuran frekuensi penyakit, ukuran asosiasi dan ukuran efek/dampak.

Ukuran frekuensi penyakit untuk merefleksikan besar kejadian penyakit

(morbiditas) atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam suatu populasi,

dimana untuk mengukur frekuensi penyakit dapat diukur menggunakan angka

insidensi dan angka prevalensi. Ukuran asosiasi untuk merefleksiakan kekuatan

atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor resiko dan kejadian suatu

penyakit, untuk mengukur asosiasi digunakan risk ratio dan odds ratio. Ukuran

efek/dampak merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau resiko dari

suatu masalah untuk mengukur efek/dampak digunakan attributable risk,

attributable risk population dan prevalence fraction.

9

Page 10: UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

1. Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi: Suatu Pengantar Edisi II.

Jakarta: EGC, 127-140

2. Budiarto, Eko dan Anggreni, Dewi. 2003. Epidemiologi Edisi 2. Jakarta:

EGC, 52-58

3. Wahyudin Rajab. 2009. Ukuran dalam Epidemiologi. Buku Ajar

Epidemiology untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC, 95-103

10