undangan dosen dewi

15
PROFIL PERBEDAAN HARGA JUAL APOTEK (HJA) DENGAN HARGA JUAL ECERAN (HET) PADA APOTEK A, B, DAN C DI TARAKAN Nama : Dewi Rahayu Tira NIM : 723901S.08.016 Dosen Pembimbing 1 : Titin Purnawati, S.Farm., Apt Dosen Pembimbing 2 : Habel Roy Sulo, S.Farm.,M.Si,Apt BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kefarmasian serta makin tingginya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, maka dituntut juga kemampuan dan kecakapan para petugas dalam rangka mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Dengan demikian pada dasarnya kaitan tugas pekerjaan Farmasis dalam melangsungkan berbagai proses kefarmasian, bukannya sekedar membuat obat, melainkan juga menjamin serta meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang diselenggarakan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyembuhan penyakit yang diderita pasien. Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan dibidang kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian. Sifat kewenangan yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberinya semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya. Farmasi sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan profesi,

Upload: syerli-iniesta

Post on 17-Feb-2015

30 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Undangan Dosen Dewi

PROFIL PERBEDAAN HARGA JUAL APOTEK (HJA) DENGAN HARGA JUAL ECERAN (HET) PADA APOTEK A, B, DAN C DI TARAKAN

Nama : Dewi Rahayu TiraNIM : 723901S.08.016Dosen Pembimbing 1 : Titin Purnawati, S.Farm., Apt

Dosen Pembimbing 2 : Habel Roy Sulo, S.Farm.,M.Si,Apt

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSeiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

kefarmasian serta makin tingginya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, maka dituntut juga kemampuan dan kecakapan para petugas dalam rangka mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Dengan demikian pada dasarnya kaitan tugas pekerjaan Farmasis dalam melangsungkan berbagai proses kefarmasian, bukannya sekedar membuat obat, melainkan juga menjamin serta meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang diselenggarakan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyembuhan penyakit yang diderita pasien. Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan dibidang kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian. Sifat kewenangan yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberinya semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya. Farmasi sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan profesi, telah diakui secara universal. Lingkup pekerjaannya meliputi semua aspek tentang obat, mulai penyediaan bahan baku obat dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai dengan pelayanan kepada pemakai obat atau pasien (ISFI, 2004). WHO dalam rapatnya tahun 1997, mengenalkan lahirnya asuhan kefarmasian. Dimensi pekerjaan profesi farmasis tidak kehilangan bentuk, tetap menjadi seorang ahli dalam bidang obat. Pasien menikmati layanan professional dari seorang farmasis dalam bentuk penjelasan tentang obat, sehingga pasien memahami program obatnya. Dengan demikian sebagai seorang Ahli Madya Farmasi dirasa perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai Apotek. Khususnya untuk mengetahui harga jual apotek dan harga eceran tertinggi di apotek.Dimana lulusan Akademi Farmasi Farmasi sangatlah perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk berperan langsung dalam pengelolaan apotek sesuai fungsi dan kompetensi Ahli Madya Farmasi.

Page 2: Undangan Dosen Dewi

B. Rumusan Masalah1. Berapa rata-rata persentase perbedaan HJA dengan HET pada apotek A, B,

dan C ?2. Berapa persentase terbesar perbedaan HJA dengan HET pada apotek A, B,

dan C ?3. Berapa persentase terkecil perbedaan HJA dengan HET pada apotek A, B, dan

C ?

C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui rata-rata persentase perbedaan HJA dengan HET pada apotek A, B, dan C

2. Mengetahui persentase terbesar perbedaan HJA dengan HET pada apotek A, B, dan C

3. Mengetahui persentase terkecilperbedaan HJA dengan HET pada apotek A, B, dan C

D. Manfaat Penelitian1. Memberikan pengetahuan kepada penulis tentang perbedaan HJA dengan

HET yang terjadi di apotek di kota Tarakan. 2.Untuk menambah wawasan bagi Mahasiswa Akademi Farmasi Samarinda

tentang perbedaan HJA dengan HET yang terjadi di apotek di kota Tarakan. 3. Menambah literatur tentang perbedaan HJA dengan HET yang terjadi di

apotek di kota Tarakan.

2

Page 3: Undangan Dosen Dewi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetian Apotek

Menurut Peraturan Menteri No.1332/Menkes/SK/X/2002, yang menyatakan bahwa apotek adalah salah satu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan farmasi kepada masyarakat (Anonim, 2002).B. Peraturan Perundang-undangan di bidang Apotek

Peraturan perundang-undangan perapotekan di Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan. Dimulai dengan berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) No.26 tahun 1965 tentang pengelolaan dan perizinan Apotek, kemudian disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980, beserta petunjuk pelaksanaannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 26. tahun 1981 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.178 tentang ketentuan dan tata cara pengelolaan apotek. Peraturan yang terakhir berlaku sampai sekarang adalah Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 yang memberikan beberapa keleluasaan kepada apotek untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 adalah sebagai berikut : Apoteker adalah sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkantidak memiliki rasa menggigit (nonacrid) dicapai melalui seleksi selama awal budidaya, yang diperkirakan sejak 7000 tahun yang lalu, mungkin sebelum budidaya padi (Rubatzky, 1998).a. Apoteker adalah sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan

sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

b. Surat Izin Apotek (SIA) adalah Surat Izin yang diberikan oleh menteri kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) untuk menyelenggarakan apotek disuatu tempat tertentu.

c. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin apotek.

d. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek disamping Apoteker Pengelola Apotek dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.

e. Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan Apoteker Pengelola Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek lain.

3

Page 4: Undangan Dosen Dewi

f. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasiansebagai Asisten Apoteker.

g. Resep adalah Permintaan tertulis dari Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter Hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

h. Sedian farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika.

i. Alat Kesehatan adalah Instrumen Aparatus, mesin, Implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mengdiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta pemulihan kesehatan manusia, dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

j. Perbekalan Kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan Apotek (Anonim, 2002).

Melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek, Apoteker Pengelola Apotek dibantu oleh Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja. Keputusan Menteri Kesehatan No. 679/MENKES/SK/V/2003, tentang peraturan registrasi dan izin kerja Asisten Apoteker :a. Asisten Apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah Sekolah Asisten

Apoteker atau Sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi,dan Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan, Jurusan Analisis Farmasi serta Makanan Politeknik Kesehatan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

b. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan, Jurusan Analisis Farmasi serta Makanan Politeknik Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan Kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.

c. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan kepada pemegang Surat Izin Asisten Apoteker untuk melakukan pekerjaan kefarmasian disarana kefarmasian.

d. Sarana Kefarmasian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian antara lain Industri Farmasi termasuk obat Tradisional dan kosmetika, Instalasi Farmasi, Apotek, dan toko obat.

(Anonim, 2003)

4

Page 5: Undangan Dosen Dewi

C. Tugas dan Fungsi ApotekTugas dan fungsi Apotek menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah No.25

Tahun 1980, yaitu:a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.b. Sarana Farmasi yang telah peracikan, perubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan baku obat.c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat secara luas dan merata.

(Soekamto.S, , 1990). D. Persyaratan Apotek

Penyelenggaraan pelayanan Apotek harus diusahakan agar lebih menjangkaumasyarakat Menurut Permenkes No.1332/Menkes/SK/X/2002, menyatakan bahwa :

a. Untuk mendapatkan Izin Apotek, Apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana yang memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan serta persediaan farmasi dan pebekalan lainnya yang merupakan milik sendiri atau pihak lain.

b. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.

c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan Farmasi.

E. Pengertian ObatObat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosi, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi ( Anonim, 2006 ).

Obat generik berlogo adalah obat esensial yang tercantum dalamdaftar obat esensial nasional dan mutunya terjamin karena diproduksi sesuai dengan persyaratan CPOB dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan ( Arief, 2003 ).

Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang atas dasar nama sipembuat atau yang dikuasakannya dan dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya ( Arief, 2003 ).

F. Pengertian Harga Menurut teori ekonomi, harga, nilai dan faedah adalah berkaitan, yang

disebut faedah adalah sesuatu yang memenuhi keinginan dan nilai yang menyatakan kekuasaan kekuatan tukar terhadap barang dan jasa. Secara umum harga adalah nilai faedah (Arief, 2001 ).

5

Page 6: Undangan Dosen Dewi

Harga selalu berhubungan dengan penghasilan dan laba yang disebut penghasilan total adalah harga per unit x volume terjual. Harga yang tinggi mengakibatkan volume penjualan turun, biaya perunit naik dan laba akan turun ( Arief, 2001 ).

Harga merupakan nilai barang yang diperlukan dan dinyatakan dalam satuan uang. Harga selalu membawa pengaruh-pengaruh tertentu terhadap kegiatan ekonomi dan kehidupan rakyat suatu Negara, karena pentingnya gerakan harga ditinjau dari sudut politik, ekonomi, dan social

( Anto Dajan, 2000 ).

G. Harga Eceran Tertinggi Harga Eceran Tertinggi adalah harga jual obat tertinggi yang

diperbolehkan sesuai ketentuan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Walaupun demikian HET ini tidak akan secara langsung diikuti apotek karena jika harga yang ditentukan tinggi, maka pasien/ konsumen akan beralih dan pergi ke tempat lain (Soerjono Seto, 2001)

HargaEceranTertinggi merupakan harga jual tertinggi apotek, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya ( Anonim, 2001 ).

Harga Eceran Tertinggi adalah Harga Netto Apotek ditambahkan PPn ( 10% ) dan margin apotek ( 25% ). ( Anonim. 2006 ). HNA + PPn adalah harga jual pabrik obat dan atau pedagang besar farmasi ( PBF ) kepada apotek, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan. Apotek, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan yang bertugas melayani penyerahan obat generik harus menggunakan HET sebagai harga patokan tertinggi dan dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ( Anonim, 2006 ).

Apotek dan pedagang besar farmasi paling lambat enam bulan sejak ditetapkannya keputusan yaitu per tanggal Oktober 2006 masih boleh memperdagangkan obat dengan kemasan lama ( Anonim, 2006 ).

Pencatuman HET adalah upaya untuk menjamin konsumen mendapat harga tetap tentang besaran harga obat dengan tujuan agar mesyarakat semakin mudah mendapatkan obat sesuai dengan kemampuan ekonominya ( Dinkes, 2006 ).

Harga obat merupakan harga yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia. Harga tersebut sudah mencakup semua biaya produksi, termasuk pajak dan biaya transportasi, sehingga masyarakat tidak lagi dikenai tambahan biaya bila membeli obat di apotek (Suara Pembaruan, 2003).

Dengan turunnya harga obat dan pencatuman HET pada label label obat, masyarakat semakin mudah mendapatkan obat sesuai dengan kemampuannya.Di harapkan pelayanan kesehatan Indonesia akan semakin membaik di masa datang ( BKKBN, 2006).

H. PenjualanSurat Keputusan Menteri Kesehatan No. 280/1980 pasal 24 menyatakan

bahwa harga obat dengan jasa Apotek ditekan serendah mungkin berdasarkan struktur harga yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atas asal usul panitia terdiri atas wakil-wakil Dirjen POM, Industri Obat dan lain-lain. Struktur harga

6

Page 7: Undangan Dosen Dewi

yang ditetapkan oleh Gabungan Pengusaha Farmasi (GPF) dan disetujui oleh Pemerintah yaitu harga eceran tertinggi kepada konsumen yang tidak boleh dicampuri oleh pedagang eceran.

Pada prinsipnya pemberian harga obat dengan Resep adalah sebagai berikut :HJA = B + P + BP

Keterangan : HJA = Harga Jual Apotek B = Harga barang dengan keuntungan P = Harga pengemas dengan keuntungan BP S= Biaya pelayanan (service)

7

Page 8: Undangan Dosen Dewi

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan/ observasi. Melalui metode pengambilan data menggunakan metode prospektif.

B. Bahan dan Alat1. Alat

a. Resepb. SK MENKES RI No. 720/MENKES/SK/IX/2006 tentang harga

obat Generik tanggal 11 september 2006. 2. Bahan

a.Sirup Cotrimoxazoleb. Sirup Ambroxolc.Sirup Paracetamold.Sirup Antasida DOENe. Sirup Hufagrip® BPf. Sirup Combantrin® 125 mg

C. Analis DataAnalisis data berupa perhitungan presentase HJA dan HET

pemerintah, maka dapat dihitung secara manual kemudian diolah sebagai berikut: 1. Pengolahan Data

Data perbedaan HJA apotek dengan HET dikelompokkan dalam tabel yang berisi Nama obat, produsen, Nama Apotek, HJA, HET, Selisih dan persen perbedaan.2. Hasil Pengelolaan Data

Hasil perhitungan mengenai HJA dan HET yang diperoleh, disajikan dalam bentuk gambar diagram sedangkan hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel.

D. Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dikumpulkan dengan melakukan pembelian obat dengan resep dokter dan pembelian obat bebas tanpa resep. Data yang diperoleh dicatat dalam formulir pengambilan data dan ditabulasi sesuai karakteristik subjek peneliti, yang diklasifikasikan berdasarkan Nama Obat, produsen, Nama Apotek, HJA dan HET

2. Analisis Data

8

Page 9: Undangan Dosen Dewi

Data yang telah dikelompokan atau ditabulasi kemudian dihitung secara matematis meliputi selisih HJA dan HET serta persen perbedaan HJA dan HET.3. Pembahasan

Pembahasan dibuat berdasarkan evalusi penilaian hasil analisis data, yang dibandingkan dengan tinjauan pustak dan literature lain.

4. Pengambilan KesimpulanPengambilan kesimpulan didasarkan evaluasi penilaian hasil analisis

data dan pembahasan, serta disesuaikan dengan tujuan penelitian. Saran diberikan kepada pihak-pihak apotek.

E. Definisi Operasional 1. HJA : Harga yang diterima konsumen dari apotek A,

B,C 2. HET : Harga eceran tertinggi obat yang

ditetapkan pemerintah berdasarkan SK Menteri Kesehatan

RepublikIndonesi720/MENKES/SK/IX/2006 tentang harga generik tapo tenggal 11 september 2006.

3. Apotek A,B,C : Apotek tempat pengambilan data penelitian yang berlokasi di kota Tarakan

F. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

12345

Pembuatan proposalPengumpulan proposalPenelitianPenyusunan KTISeminar hasil

XX

X X X XXX

X

DAFTAR PUSTAKA

9

Page 10: Undangan Dosen Dewi

Anonim. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 679/MENKES/SK/X/2003, tentang Izin Kerja Asisten Apoteker ; Menkes RI : Jakarta.

Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek ; Menkes RI : Jakarta.

Hadiwidjojo Suryadi, S.Si. Apt. 1992 . Pengelolaan Apotek . Ikatan Sarjana Farmasi : Bandung.Soekanto, S. 1990 . Aspek Hukum Apotek dan Apoteker ; Mandar Maju : Bandung.Arief, M. 2001. Manajemen Farmasi . UGM Press: YogyakartaArief, M. 2003.Ilmu Meracik Obat Teori dan Terapi. UGM Press : Yogyakarta.Anonim. 1989. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

085/Menkes/Per/I/1989Anonim. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

069/MENKES/SK/II/2006 tentang Pencatuman HET pada label Obat. Anonim. 2006. Lampiran Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

189MENKES/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional.Anonim. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

720/MENKES/SK/IX/2006 tentang Harga Obat Generik.Dajan,Anton. 2000. Pengantar Metode Statistik jilid I. LP3ES : Jakarta.Http:// www. Google.

Dinas Kesehatan. 2006 ( diakses 24 februari 2011 )Http:// www. suara pembaruan.com/news/2003/11/19/index.html

diakses 24 februari 2011

10