universitas indonesia ikhwanul muslimin makalah jurnal...

13
UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin di Empat Masa Kepresidenan Mesir MAKALAH JURNAL CHALFAN CHAIRIL NPM 1006714361 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA ARAB DEPOK SEPTEMBER 2014 Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

UNIVERSITAS INDONESIA

Ikhwanul Muslimin

di

Empat Masa

Kepresidenan Mesir

MAKALAH JURNAL

CHALFAN CHAIRIL

NPM 1006714361

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

DEPOK

SEPTEMBER 2014

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

2

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan....................................................................................3

Halaman Orisinalitas....................................................................................4

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi..............................................5

Bab 1 (Abstrak, Kata Kunci, dll).................................................................6

Bab II (Pendahuluan, Metode, Landasan Teori)........................................8

Bab III (Pembahasan)...................................................................................8

Penutup & Daftar Pustaka...........................................................................13

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

3

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

4

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

5

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

6

Chalfan Chairil

10067 143 61

BAB I

Ikhwanul Muslimin di Empat Masa Kepresidenan Mesir

(1953-2011)

Chalfan Chairil

Sastra Arab

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok

10067 143 61

[email protected]

Abstrak

Tulisan ini menjelaskan dan menguraikan mengenai Ikhwanul Muslimin di empat masa

kepresidenan Mesir yang berbeda, dimulai dari permulaan terbentuknya Ikhwanul Muslimin

hingga sepak terjang Ikhwanul Musliimin di masa kepresidenan terakhir Mesir, yaitu Husni

Mubarak. Penulis juga hendak menguraikan kejadian yang terjadi pada Ikhwanul Muslimin

dimulai dari pro dan kontra yang ada pada Ikhwanul Muslimin di Mesir, hingga reaksi setiap

presiden Mesir dalam menanggapi pergerakan Ikhwanul Muslimin.

Kata Kunci: Ikhwanul Muslimin, kepresidenan, Mesir.

This writing explains and analyze Moslem Brotherhood in four period of different Egypt

presidency, starts from the beginning of forming Moslem Brotherhood until their journey in the

final period of Egypt presidency, Hosne Mubarak. The writer also wants to extract the event which

occur to Moslem Brotherhood starts from the pro and the contra against them in Egypt, until every

reaction of every president in response the Moslem Brotherhood movements.

Keywords: Moslem Brotherhood, presidency, Egypt.

Ikhwanul Muslimin merupakan salah

satu dari organisasi masyarakat yang

berbasiskan agama di negara Mesir, namun

jika kita lihat dalam pergerakan setiap

organisasi tersebut, hanya Ikhwanul

Muslimin lah yang begitu terlihat mencolok

dan berani dalam mengambil sebuah

tindakan di Mesir. Dalam sejarah perjalanan

Ikhwanul Muslimin di Mesir, terdapat

banyak kejadian yang terjadi di dalamnya, di

mulai dari reaksi positif masyarakat terhadap

Ikhwanul Muslimin, hingga reaksi negatif

dari kubu pemerintah terhadap Ikhwanul

Muslimin yang dimulai dengan pembekuan

organisasi Ikhwanul Muslimin dari Mesir,

pemenjaraan puluhan bahkan ratusan

anggota-anggota Ikhwanul Muslimin di

Mesir, hingga pembebasan Ikhwanul

Muslimin dari pembekuan dan pergerakan

Ikhwanul Muslimin untuk bertahan di

dalamnya. Tentu dari banyak kejadian yang

disebutkan tadi memunculkan banyak

permasalah dan pertanyaan yang tersirat

dalam benak kita untuk mengupas

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

7

“Perjalanan Ikhwanul Muslimin di Empat

Masa Kepresidenan Mesir”.

Dalam penguraian dan penjelasan

mengenai “Perjalanan Ikhwanul Muslimin di

Empat Masa Kepresidenan Mesir”, penulis

dalam tulisan ini menggunakan metode

sejarah dan studi pustaka. Hal ini

dikarenakan dalam menelaah perjalanan

seseorang atau sesuatu merupakan bagian

dari telaah sejarah, dan dalam menelaah

Ikhwanul Muslimin yang ada di Mesir, buku

rujukan merupakan alat terbaik dalam

menelaah sejarah secara objektif, mengingat

jika kita menggunakan narasumber dalam

menuturkan sebuah data mengenai

organisasi, terkhusus Ikhwanul Muslimin

yang berkaitan dengan agama,

berkemungkinan akan memunculkan

data-data subjektif yang lebih menerangkan

“halal” atau “haram”-nya sebuah organisasi,

bukan apa yang terjadi pada organisasi

tersebut.

Menurut penulis, teori yang terkait

dalam jurnal ilmiah ini ialah teori kekuasaan

menurut French dan Raven (1968) bahwa

dalam kekuasaan terbagi mnjadi beberapa

bagian, yaitu kekuasaan paksaan (Coercive

Power), yaitu kekuasaan untuk menghukum.

Hukuman adalah segala konsekuensi

tindakan yang dirasakan tidak

menyenangkan bagi orang yang

menerimanya. Pemberian hukuman kepada

seseorang dimaksudkan juga untuk

memodifikasi perilaku, menghukum perilaku

yang tidak baik/merugikan organisasi dengan

maksud agar berubah menjadi perilaku yang

bermanfaat. Para manajer menggunakan

kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya

patuh pada perintah karena takut pada

konsekuensi tidak menyenangkan yang

mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman

dapat berupa pembatalan pemberikan

konsekwensi tindakan yang menyenangkan;

misalnya pembatalan promosi, pembatalan

bonus; maupun pelaksanaan hukuman seperti

skors, PHK, potong gaji, teguran di muka

umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman

mungkin mengakibatkan dampak sampingan

yang tidak diharapkan, misalnya perasaan

dendam, tetapi hukuman adalah bentuk

kekuasaan paksaan yang masih digunakan

untuk memperoleh kepatuhan atau

memperbaiki prestasi yang tidak produktif

dalam organisasi.

Kesimpulannya bahwa Ikhwanul

Muslimin dalam mengiringi datangnya

Arab Spring di Mesir menemui banyak

halangan, dari pengasingan, pembekuan,

hingga pemenjaraan, sekalipun salah satu

anggota Ikhwanul Muslimin mampu

mencapai tingkat parlemen guna lebih

mendekatkan diri dengan pihak pemerintah

dan untuk meminimalisir gesekan antara

Ikhwanul Muslimin dengan pemerintah

ternyata tidaklah cukup, hal ini dikarenakan

dalam suatu politik pihak yang paling

berkuasa dan bertahta tertinggilah yang akan

memegang kendali penuh dan menang, bisa

kita katakan dunia politik menerapkan sistem

hukum rimba, yang berkuasa, yang mampu

mengendalikan permainan.

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

8

BAB II

A. Pendahuluan

Mesir sebagai salah satu negara Arab

Spring memiliki berbagai fenomena

pergerakan Mesir dalam menuju keterbukaan

informasi dan ilmu pengetahuan. Kita

ketahui bahwa Mesir pada awalnya memiliki

beberapa kemiripan dengan sistem politik

Jepang yang lampau, di mana Mesir begitu

menutup informasi yang ada dan datang dari

arah luar ke dalam negeri, terutama dari

negara barat. Dimulai dari kemajuan fashion

warna pakian hingga kemajuan informasi

teknologi informasi yang begitu dibatasi.

Pada tahun 1951-1952 mulai tumbuhlah

benih-benih “The Arab Spring” di mana

Mesir mengadakan revolusi besar untuk

menggugat raja dalam rangka

mengembalikan negara Mesir pada rakyat

dan mebuka jalan bagi informasi-informasi

dan kemajuan teknologi dari luar negeri

untuk masuk ke Mesir, dan Ikhwanul

Muslimin merupakan bagian penting dalam

pergerakan proses sejarah Mesir menuju

“The Arab Spring”.

Maka dari itu, sebagai kaum pelajar

yang mempelajari dan memahami dunia

Timur Tengah, perlu untuk meneliti dan

mempelajari ‘’Pengaruh Ikhwanul Muslimin

di Mesir Pandangan Politik Mesir dari asas

Republik ke asas Keagamaan’‘ guna

memberikan pencerahan dan pengetahuan

lebih dalam mengenai dunia Timur Tengah.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, data yang akan

digunakan adalah tela’ah dokumen atau studi

pustaka. Hal ini dikarenakan dalam meneliti

suatu kejadian yang lampau, buku rujukan

merupakan alat terbaik dalam menelaah

sejarah secara objektif, mengingat jika

menggunakan narasumber dalam

menuturkan sebuah data mengenai

organisasi, terkhusus Ikhwanul Muslimin

yang berkaitan dengan agama,

berkemungkinan akan memunculkan

data-data subjektif yang lebih menerangkan

“halal” atau “haram”-nya sebuah organisasi,

bukan apa yang terjadi pada organisasi

tersebut.

C. Landasan Teori

Menurut penulis teori yang terkait

dalam jurnal ini ialah teori kekuasaan

menurut French dan Raven bahwa dalam

kekuasaan terbagi mnjadi beberapa bagian,

yaitu kekuasaan paksaan (Coercive Power),

yaitu kekuasaan untuk menghukum.

Hukuman adalah segala konsekuensi

tindakan yang dirasakan tidak

menyenangkan bagi orang yang

menerimanya. Pemberian hukuman kepada

seseorang dimaksudkan juga untuk

memodifikasi perilaku, menghukum perilaku

yang tidak baik/merugikan organisasi dengan

maksud agar berubah menjadi perilaku yang

bermanfaat. Para raja menggunakan

kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya

patuh pada perintah karena takut pada

konsekuensi tidak menyenangkan yang

mungkin akan diterimanya.

BAB III

A. Terbentuknya Ikhwanul Muslimin

di Mesir

Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di

kota Ismailiyah, Mesir pada Maret 1928

dengan pendiri Hassan al-Banna, bersama

keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul

Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim,

Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki

al-Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

9

itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Pada

tahun 1932, struktur administrasi Ikhwanul

Muslimin disusun dan pada tahun itu pula,

Ikhwanul Muslimin membuka cabang di

Suez, Abu Soweir dan al-Mahmoudiya. Pada

tahun 1933, Ikhwanul Muslimin menerbitkan

majalah mingguan yang dipimpin oleh

Muhibuddin Khatib1.

Setidaknya ada tiga faktor yang

memunculkan kelompok/organisasi

Muslim di Mesir menurut Yahya Armajani

yang memberikan pengaruh besar setidaknya

hingga seusai perang dunia dua (WWII).

Yang pertama adanya kehadiran

orang-orang Inggris (British) dan rasa

ketidaknyamanan dalam diri setiap orang

mesir akan ketakutan Mesir dalam pimpinan

pemimpin non-Muslim.

Yang kedua ialah gencarnya

sekularisasi, seperti halnya sebagian Muslim

memandang sekularisme sebagai ancaman

terhadap Islam yang berupa terkikisnya

nilai-nilai Islam dan hadirnya nilai-nilai barat

yang menggantikannya

Dan yang terakhir adalah anggapan

orang-orang Mesir mengenai adanya

ancaman dari Turki yang nantinya ditakutkan

akan mengambil alih Mesir dari masyarakat

Mesir sendiri.

Tiga hal inilah yang merupakan

alasan masyarakat Mesir membangun sebuah

organisasi/ikatan persaudaraan Muslim atau

yang sering kita sebut sebagai Ikhwanul

Muslimin pada tahun 1928 oleh Hassan

Al-Bana 2 . Ikhwanul Muslimin bisa kita

katakan sebagai sebuah kelompok militan

yang mempercayai sufisiensi dan supremasi

1 Hasan Al-Banna, "Risalah Pergerakan Ikhwanul

Muslimin (Buku ke-1)", 2005, Era Intermedia, Solo. 2 Yahya Armajani, “Middle East : past dan present”,

hlm. 287.

kekokohan syariah agama Islam. Mereka

membangkitkan kembali prinsip Jihad,

menentang sekularisme, sekalipun bagi

Ikhwanul Muslimin, mereka masih

memberikan toleransi terhadap beberapa

metode, ilmu, dan budaya barat tertentu

saja2, dan ingin menjadikan Al-Qur’an dan

Hadits sebagai rujukan utama dalam

bernegara sekalipun.

B. Ikhwanul Muslimin di Masa

Muhammad Najib

Pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin

turut serta dalam perang melawan Israel di

Palestina. Saat organisasi ini sedang

berkembang pesat, Ikhwanul Muslimin justru

dibekukan oleh Muhammad Fahmi Naqrasyi,

Perdana Menteri Mesir tahun 1948. Tak lama

kemudian, berita penculikan Naqrasyi di

media massa tak lama setelah pembekuan

Ikhwanul Muslimin, dan hal ini tentu

membuat semua orang curiga pada gerakan

Ikhwanul Muslimin. Kemudian, tahun 1950,

pemerintah Mesir merehabilitasi organisasi

Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen

Mesir dipimpin oleh Mustafa an-Nuhas

Pasha.

Parlemen Mesir menganggap bahwa

pembekuan Ikhwanul Muslimin tidak sah

dan inkonstitusional. Ikhwanul Muslimin

pada tahun 1950 dipimpin oleh Hasan

al-Hudhaibi. Kemudian, tanggal 23 Juli

1952, Mesir dibawah pimpinan Muhammad

Najib bekerjasama dengan Ikhwanul

Muslimin dalam rencana menggulingkan

kekuasaan monarki Raja Faruk pada

Revolusi Juli. Tapi, Ikhwanul Muslimin

menolak rencana ini, dikarenakan tujuan

Revolusi Juli adalah untuk membentuk

Republik Mesir yang dikuasai oleh militer

sepenuhnya, dan tidak berpihak pada rakyat.

Karena hal ini, Jamal Abdul Nasir

menganggap gerakan Ikhwanul Muslimin

menolak mandat revolusi. Sejak saat itu,

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

10

Ikhwanul Muslimin kembali dibenci oleh

pemerintah3.

C. Ikhwanul Muslimin di Masa

Gamal Abdul Naser

Ikhwanul Muslimin di zaman Gamal

Abdul Naser terkenal dengan tokoh Sayyid

Quthb. Sayyid Quthb ialah seorang ulama

Islam yang lahir pada 9 Oktober 1906. Beliau

sempat mengenyam pendidikan di

Universitas Kairo. Sebagian besar hidupnya,

lingkaran dekat Qutb diisi oleh para politikus

berpengaruh, kaum intelektual, penyair dan

figur sastrawan, baik yang seumur maupun

generasi setelahnya. Di pertengahan tahun

1940, banyak tulisannya yang menjadi acuan

resmi di sekolah, kampus dan universitas4.

Meskipun sebagian besar observasi

dan kritiknya mengenai dunia Muslim,

Sayyid Qutb juga dikenal atas kontribusinya

bagi Ikhwanul Muslimin di masa

kepresidenan Gamal Abdul Naser dan

kontranya terhadap budaya Amerika Serikat,

yang dipandangnya sangat terobsesi dengan

materialisme, kekerasan, dan hasrat seksual5.

Terdapat beragam pendapat

mengenai pandangan Qutb. Beliau umum

dideksripsikan oleh sebagian sebagai seorang

seniman luar biasa, namun bagi banyak

pengamat Barat beliau dianggap sebagai

salah seorang pembentuk ide Islamisme,

beliau juga dipercaya sebagai pemicu dari

kelompok seperti Al Qaeda6. Sekarang, para

pendukungnya diidentifikasian sebagai

3 Hasan Al-Banna, "Risalah Pergerakan Ikhwanul

Muslimin (Buku ke-1)", Cetakan ke-12, 2005, Era

Intermedia, Solo. 4 The Political Thoughts of Sayyed Qutb, Bab 3, hlm. 56. 5 Qutb: Between Terror And Tragedy' by Hisham

Sabrin quoting Hourani, A. Arabic Thought in the

Liberal Age: 1798–1939 6 http://www.pwhce.org/evolutionofalqaeda.html

Qutbists atau "Qutbi" (oleh para penentang

mereka, bukan mereka sendiri)7.

Pada bulan Juli tahun 1952,

pemerintah pro-Barat Mesir digulingkan oleh

nasionalis dipimpin oleh Gamal Abdel

Nasser. Sayyid Quthb dan Ikhwanul

Muslimin menyambut dengan tangan terbuka

kudeta terhadap pemerintah monarkis - yang

dianggap sebagai non-Islami dan tunduk

kepada imperialisme Inggris -. Banyak

anggota Ikhwanul mengharapkan Nasser

untuk mendirikan sebuah pemerintahan

Islam. Namun, kerjasama antara Ikhwan dan

“Free Officer” yang menandai keberhasilan

revolusi segera memburuk karena menjadi

jelas ideologi nasionalis sekuler Nasserisme

itu bertentangan dengan Ikhwanul

Muslimin8.

Tak lama setelah itu, Gamal Abdul

Naser secara diam-diam membentuk

organisasi yang bertujuan untuk menentang

Ikwanul Muslimin ketika Nasser telah

memiliki kekuasaan. Organisasi tersebut

diberi nama “At-Tahrir” (Kebebasan).

Ikhwanul Muslimin pada masa ini cukup

terkenal di mata masyarakat Mesir dengan

berbagai program-program sosialnya yang

luas di Mesir, dan Nasser bersiap-siap untuk

menghadapi Ikhwanul Muslimin seketika

Nasser memiliki kekuasaan.

Ketika Sayyid Quthb menyadari

bahwa Nasser mengambil kesempatan,

beliau memilih keluar, dan tentunya dengan

berbagai bujukan Nasser mencoba untuk

mempertahankan Sayyid Quthb hingga

mengatakan “We will give you whatever

position you want in the government,

whether it's the Ministry of Education,

7 Dale C. Eikmeier, Qutbism: An Ideology of

Islamic-Fascism, Parameters, Spring 2007, hlm.

85–98. 8 “The Life of Syed Qutb: The Revolution Happens”,

hlm. 21-24.

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

11

Ministry of Arts, etc" 9 . Sayyid Quthb

tentunya menolak setiap tawaran dari Nasser

disaat bersamaan Quthb mengetahui apa

yang Nasser inginkan, dan tentunya hal ini

mengakibatkan kejadian Sayyid Quthb vs

seluruh kekuatan Nasser. Setelah kejadian

pencobaan pemunuhan Gamal Abdul Nasser

pada 1954, pemerintah menuduh Ikhwanul

Muslimin sebagai satu organisasi yang paling

berkemungkinan menjadi dalangnya, dan tak

butuh waktu lama, Sayyid Quthb dan sederet

tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin

dipenjarakan10. Pada 29 Agustus 1966 Sayyid

Quthb dihukum gantung atas berbagai

dakwaan sidang termasuk dugaan

pembunuhan berencana sekalipun Sayyid

Quthb sempat bebas pada akhir tahun 1964.

Dan ini juga menandai sebagai masa kelam

Ikhwanul Muslimin di masa kepemimpinan

Presiden Gamal Abdul Naser 11.

D. Ikhwanul Muslimin di Masa

Anwar Sadat

Anwar Sadat menduduki singgahsana

kepresidenan Mesir pada tahun 15 Oktober

1970. Lantas dengan kekuasaan yang berada

di tangan Anwar Sadat, beliau dengan segera

membebaskan para tahanan termasuk dari

jama’ah Ikhwanul Muslimin yang pada saat

itu dipimpin oleh Umar Tismisani, hingga

pada tahun 1974 tidak ada tahanan Ikhwanul

Muslimin di dalam penjara-penjara Mesir.

Saat itu, kamp-kamp penahanan secara resmi

ditutup, dan mulai dibuka kebijakan

kebebasan berpendapat. Terdapat indikasi

dan gosip beredar pada kala itu bahwa tujuan

Anwar Sadat mengeluarkan Ikhwanul

Muslimin dari penjara ialah untuk

memerangi saingan politiknya yang berasal

9 “The Life of Syed Qutb: The Revolution Happens”,

hlm.21-24 10 “Hassan AlBanna dan Syed Qutb”, hlm.24 11 S. Badrul Hasan, “Syed Qutb Shaheed, Islamic

Publications International”, edisi ke-2. 1982

dari golongan orang-orang pengikut Gamal

Abdul Nasser12.

Kebebasan yang diberikan Sadat

mulai terkikis ketika Mesir melakukan

perundingan-perundingan dengan Israel pada

tahun 1977, Anwar Sadat mengadakan

kunjungan ke Jerusalem atas undangan

Perdana Menteri Israel, Menachem Begin

yang merupakan awal perundingan

perdamaian antara Israel dan Mesir. Pada

tahun 1978, terciptalah Perjanjian Damai

Camp David, yang berlanjut dengan Anwar

Sadat dan Menachem Begin menerima

Hadiah Nobel Perdamaian. Bagaimanapun

tindakan ini ditentang hebat oleh dunia Arab.

Banyak yang percaya bahwa hanya dengan

ancaman militer dapat memaksa Israel

berunding mengenai Palestina, dan

Perjanjian Damai Camp David menepikan

Mesir yang dianggap kekuatan militer di

dunia Arab yang signifikan disamping Syria

dan Irak pada saat itu.

Pada akhir tahun 1981, saat itulah

Anwar Sadat melakukan tindakan represif

terhadap oragnisasi Islam yang dianggap

memiliki potensi untuk menggoyahkan

stabilitas negara dan berujung dengan lebih

dari 1500 kaum oposisi perundingan

ditangkap dan ditahan, termasuk di dalamnya

para anggota Ikhwanul Muslimin dan

pemimpinnya saat itu, Umar Tilmisani.

Anwar Sadat mati terbunuh di Rab’ah

Adawiyah, digantikan dengan Husni

Mubarak. Pada 6 Oktober 1981, Presiden

Anwar Sadat tewas ditembak dalam sebuah

parade militer oleh anggota tentara anggota

Jihad Islam13.

12 Magdalena Alagna, 2004, “Middle East Leader:

Anwar Sadat”, New York, The Rosen Publishing Group, bab 4, hlm. 58.

13 Magdalena Alagna, 2004, “Middle East Leader:

Anwar Sadat”, New York, The Rosen Publishing

Group, hlm.89.

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

12

E. Ikhwanul Muslimin di masa

Kepemerintahan Husni Mubarak

Husni Mubarak merupakan seorang

mantan presiden dan komandan militer.

Beliau mengabdi sebagai presiden Mesir

keempat dari tahun 1981 hingga 2011. Husni

Mubarak terpilih sebagai wakil presiden

Mesir pada tahun 1975 dan menjadi presiden

pada tahun 14 Oktober 1981 bersamaan

dengan kejadian pembunuhan Anwar Sadat.

Sebelum menjadi politikus, beliau

merupakan seorang komandan angkatan

udara tentara Mesir.

Ikhwanul Muslimin bersamaan

dengan terpilihnya Husni Mubarak sebagai

presiden Mesir yang baru 14 ,

pemimpin-pemimpin Ikhwanul Muslimin

kembali dilepaskan dari penjara, yang pada

masa itu ialah Umar Al-Tilmisani yang

menjadi pimpinan Ikhwanul Muslimin15.

Ikhwanul Muslimin sangat

mendominasi di kalangan masyrakat pada

masa itu termasuk hingga ke asosiasi pelajar

dan berbagai jaringan sosial dengan

negeri-negeri tetangga. Namun, perlu diingat

pada masa ini Ikhwanul Muslimin masih

belum kembali disahkan oleh negara

sehingga masih dinyatakan illegal16.

Secara diam-diam pada pemilihan

parlementer, Ikhwanul Muslimin

memenangkan setidaknya 17 kursi, dan pada

tahun 2005 Ikhwanul Muslimin

14

http://www.dakwatuna.com/2013/09/24/39726/sejara

h-tiga-kali-ikhwanul-muslimin-dibubarkan/#ixzz2jL

QiE6r3 (diakses pada 13 November 2013) 15 John Walsh, Harvard International Review: Egypt’s Muslim Brotherhood. Perspectives on the United

States, Vol. 24 (4) Winter 2003 16 Francis Robinson (2008). The Islamic world in the

age of western dominance. Cambridge: Cambridge

Univ.

memenangkan 88 kursi parlemen 17 .

Ikhwanul Muslimin yg pada masa itu

bergabung dalam organisasi Brethren

(Sebuah “cabang” organisasi yang

ditawarkan oleh Husni Mubarak).

Pada tahun 2005 Ikhwanul Muslimin

mencoba kembali memperkenalkan

organisasinya pada masyarakat dengan

mengangkat diskriminasi para penganut

Kristen di Mesir, Ikhwanul Muslimin yang

pada saat itu berada dalam Brethren

meluncurkan website berbahasa Inggris yang

juga diprakarsai oleh para pemimpin

Ikhwanul Muslimin guna mencari dukungan

khususnya pada orang-orang barat,

mengingat di Mesir mereka begitu dikekang

oleh pemerintahnya sendiri.

Melihat hal ini sebagai ancaman bagi

kekuasaan pemerintah, maka pemerintah

mencanangkan amandemen untuk mencabut

Islam sebagai agama negara, dan tentunya,

para anggota Ikhwanul Muslimin secara

otomatis memilih untuk keluar dari kursi

parlemen ketimbang harus memilih voting

setuju atau tidaknya terhadap amandemen

tersebut.

Dan hanya membutuhkan waktu yang

singkat, lagi-lagi pada tahun 2006-2008

Ikhwanul Muslimin kembali diboikot

khususnya dalam kursi parlemen, bagi para

anggota Ikhwanul Muslimin yang dianggap

“agresif” dipenjarakan, dan sisanya dalam

pengawasan pemerintah yang ketat.

17 Jack Shenker; Brian whitaker, "The Muslim

Brotherhood uncovered". The Guardian.

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA Ikhwanul Muslimin MAKALAH JURNAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-8/20392809-MK-Chalfan... · sempat mengenyam pendidikan di Universitas Kairo. Sebagian

13

F. Penutup

Dari penjelasan dan penguraian

diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap

individu , komunitas, maupun organisasi

yang hendak membuat atau memberikan

suatu perubahan terutama kepada negara,

membutuhkan suatu kekuasaan atau

kekuatan yang besar, jika tidak maka harus

siap menghadapi konsekuensi berhadapan

dengn pihak yang memiliki kekuasaan

terbesar sebagai rintangan dalam prosesnya.

Daftar Pustaka

Armajani, Yahya , 1970, “Middle

East : past dan present”, New Jersey,

Prentice Hall, Inc., Inglewood Cliffs.

Hasan Al-Banna, 2005, "Risalah

Pergerakan Ikhwanul Muslimin (Buku

ke-1)", Era Intermedia, Solo.

The Political Thoughts of Sayyed

Qutb

S. Badrul Hasan, 1982, "Syed Qutb

Shaheed, Islamic Publications

International”, edisi ke-2.

Magdalena Alagna, 2004, “Middle

East Leader: Anwar Sadat”, New York, The

Rosen Publishing Group.

Francis Robinson (2008). The Islamic

world in the age of western dominance.

Cambridge: Cambridge Univ.

Jack Shenker; Brian whitaker, "The

Muslim Brotherhood uncovered". The

Guardian.

Ikhwanul Muslimin …, Chalfan Chairil, FIB UI, 2014