upaya guru dalam memberikan motivasi belajar pada anak

37
UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK DISLEKSIA DI SDS DUA MEI CIPUTAT Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ENDANG MASTUTI NIM. 15311612 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

i

UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI

BELAJAR PADA ANAK DISLEKSIA

DI SDS DUA MEI CIPUTAT

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ENDANG MASTUTI

NIM. 15311612

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA 2019

Page 2: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

ii

UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI

BELAJAR PADA ANAK DISLEKSIA

DI SDS DUA MEI CIPUTAT

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ENDANG MASTUTI

NIM. 15311612

Pembimbing

Kurnia Akbar, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA 2019

Page 3: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

iii

Page 4: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

iv

Page 5: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

v

Page 6: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

v

MOTTO

“Barangsiapa bersungguh-sungguh maka

mendapatkannya”

Page 7: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Upaya Guru Dalam Memberikan Motivasi

Belajar Pada Anak Disleksia di SDS Dua Mei Ciputat.”

Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan

Nabi Agung kita, Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga dan para

sahabatnya. Semoga dengan senantiasa bershalawat kepada baginda Rasul

kita mendapatkan syafaat di hari perhitungan kelak. Aamiin.

Penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan adanya

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis

ucapkan banyak terima kasih dan penghormatan yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, selaku Rektor Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dr. Esi Hairani, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

3. Ibu Reksiana, MA.Pd., selaku Kepala Program Studi

4. Bapak Kurnia Akbar, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi penulis.

5. Staf fakultas Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, serta bapak dan ibu

dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta atas ilmu yang telah

diberikan kepadan penulis, semoga bermanfaat bagi kehidupan penulis

di dunia dan di akhirat.

6. Seluruh instruktur tahfiz Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, terutama

kepada bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni Lc, M.A., Ibu Hj. Muthmainnah,

MA., Ibu Hj. Istiqamah, MA., Ibu Amilah, Ibu Istianah, dan Kak Ani

Page 8: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

vii

yang selalu sabar menuntun, mengarahkan dan memberi nasehat dalam

hal menghafal Al-Qur`an. Semoga beliau-beliau mendapatkan derajat

yang mulia.

7. Terima kasih kepada suami tercinta yang telah sangat pengertian dan

sangat mendukung saya dalam menyelesaikan kuliah di Institut Ilmu Al-

Qur‟an Jakarta ini, kemudian Anak, menantu, dan cucu-cucu saya

tercinta.

8. Teman-teman seperjuangan di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

angkatan 2015, khususnya teman-teman Fakultas Tarbiyah Semester 8D,

terima kasih atas semangat dan doa-doa kalian kepada penulis, hari-hari

bersama kalian sangat indah dan menyenangkan, canda tawa, suka duka

selalu kita lewati bersama-sama. Semoga ukhuwah kita tetap terjalin

seiring atas izin-Nya.

Hanya harapan dan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan

yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini. Dan mudah-mudahan karya yang

sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca.

Jakarta, 9 Agustus 2019

Penulis,

Endang Mastuti

Page 9: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

PERNYATAAN PENULIS ....................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI............................................................................................... viii

DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................... xi

ABSTRAK .................................................................................................. xiv

ABSTRACT ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................ 12

1. Identifikasi Masalah ........................................................ 12

2. Pembatasan Masalah........................................................ 12

3. Perumusan Masalah ......................................................... 13

C. Tujuan Penelitian.. ................................................................ 13

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 13

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 14

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 17

BAB II KAJIAN TEORI

A. Upaya Guru .......................................................................... 18

1. Pengertian Upaya Guru .................................................. 18

2. Syarat-syrata Guru ......................................................... 20

3. Tugas dan Peran Guru .................................................... 23

Page 10: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

ix

B. Motivasi Belajar ................................................................... 26

1. Pengertian Motivasi Belajar ........................................... 26

2. Fungsi Motivasi belajar.................................................. 34

C. Disleksia ............................................................................... 36

1. Pengertian Disleksia ...................................................... 37

2. Bentuk Kesulitan Membaca Anak-Anak Disleksia ....... 37

3. Ciri-ciri Anak-Aanak Disleksia ..................................... 37

4. Tanda dan Gejala Umum Penderita Disleksia .............. 38

5. Cara Meningkatkan Kemmpuan Belajar

Anak Disleksia .............................................................. 39

D. Disleksia dan Penanganannya .............................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 49

B. Jenis Penelitian .................................................................... 49

C. Pendekatan Penelitian .......................................................... 50

D. Sumber Data ......................................................................... 52

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................... 53

F. Instrumen Penelitian ............................................................. 56

G. Subyek Penelitian ................................................................. 59

H. Teknik Analisis Data ............................................................ 59

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Tinjauan Umum SDS Dua Mei Ciputat ............................... 64

B. Hasil Analisa Penelitian ....................................................... 76

1. Analisis Penelitian .......................................................... 76

2. Hasil Penelitian .............................................................. 88

Page 11: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

x

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 92

B. Saran ..................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari

abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ,

transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini :

1. Konsonan

a : أ

b : ة

t : ث

ts : ث

j : ج

h : ح

kh : خ

d : د

dz : ذ

r : ز

z : ش

s : س

sy : ش

sh : ص

dh : ض

th : ط

zh : ظ

„ : ع

gh : غ

f : ف

q : ق

k : ك

l : ل

m : و

n : ن

w : و

h : ي

„ : ء

y : ي

Page 13: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

xii

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ : â ي … : ai

Kasrah : i ي : î و … : au

Dhammah : u و : û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh :

al-Madînah : انمديىت Al-Baqarah : انبقسة

b. Kata Sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata Sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di

depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh :

as-sayyidah : انسيدة ar-rajul : انسجم

ad-Dârimî : اندازمي asy-syams : انشمسc. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan

lambang (), sedangkan alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang bertanda

tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang

berada di tengah kata, diakhir kata ataupun yang terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf – huruf

syamsiyah. Contoh:

Âmannâ billâhi :أ مىبببلل

فهبء Âmana as-Sufahâ′u : أمهانس

Inna al-ladzîna :إن انريه

ع ك wa ar-rukka„i : وانس

Page 14: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

xiii

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti

oleh kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialihaksarakan

menjadi huruf “h”. Contoh:

al-Af‟idah : الفئدة

الإسلاميت عت انجبم : al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan

menjadi huruf “t”. Contoh:

هتوبصبتعبم : „Âmilatun Nâshibah

al-Âyat al-Kubrâ : اليتانك بسىe. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital,

akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku

ketentuan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa

Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama

tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Ketentuan yang

berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti

cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata

sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama

diri, bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-Âridh, al-

„Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk

penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital. Contoh : Al-Qur‟an, Al-Baqarah,

Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 15: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

xiv

ABSTRAK

Endang Mastuti, NIM. 15311612. Upaya Guru Dalam Memberikan

Motivasi Belajar Pada Anak Disleksia di SDS Dua Mei Ciputat.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses kegiatan belajar

mengajar dalam sekolah inklusi bagi peserta didik disleksia dan kemampuan

ABK menerima pembelajaran dengan metode yang dilaksanakan di sekolah

dan untuk mengetahui upaya guru dalam memotivasi anak disleksia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini

adalah penelitian deskriptif, dengan disertai uraian dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis secara

kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian adalah

proses kegiatan belajar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar dalam

sekolah inklusi bagi peserta didik disleksia masih disama ratakan dengan

anak normal lainnya, yaitu dengan menggunakan kurikulum 2013, sehingga

ABK termasuk disleksia harus ditambah dengan bimbingan-bimbingan dari

guru pembimbing yang disediakan oleh pihak sekolah inklusi. Pemberian

bimbingan dari guru dengan cara mengulang kembali huruf abjad, menyusun

kartu huruf menjadi kata atau kalimat, dan pengulangan kata dalam membaca

sangat membantu anak disleksia dalam mengatasi kesulitan membaca.

Adanya motivasi dari guru membuat siswa disleksia lebih antusias mengikuti

bimbingan arahan dan bimbingan dari guryu.

Kata Kunci: Disleksia

Page 16: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

xv

ABSTRACT

Endang Mastuti, NIM. 15311612. Teacher's Efforts in Providing Learning

Motivation to Dyslexic Children in SDS Dua Mei Ciputat.

The purpose of this study is to determine the process of teaching and learning

activities in inclusive schools for dyslexic students and the ability of children

with special needs to receive learning using methods implemented in schools

and to determine the efforts of teachers in motivating dyslexic children. This

research uses a qualitative research approach. This research is a descriptive

study, accompanied by a description of the results of observations, interviews

and documentation. The data obtained will be analyzed qualitatively and

described in descriptive form. The results of the study are the process of

teaching and learning activities in teaching and learning activities in

inclusive schools for dyslexic students are still equated with other normal

children, namely by using the 2013 curriculum, so that ABK including

dyslexia must be supplemented by the guidance of the supervising teacher

provided by the school inclusion. Providing guidance from the teacher by

repeating the letters of the alphabet, arranging letter cards into words or

sentences, and repetition of words in reading really helps dyslexic children in

overcoming reading difficulties. The motivation of the teacher makes dyslexic

students more enthusiastic about following the guidance of guidance and

guidance from guryu.

Keywords: Dyslexia

Page 17: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Deklarasi universal hak asasi manusia menyatakan salah satu

konsep dasar hak dasar manusia yang terpenting adalah pemerataan

pendidikan, fundamentailtas hal tersebut dapat diartikan tanpa batasan

apapun setiap orang berhak untuk memperoleh pendidikan yang sama

untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Seperti halnya di negara kita, Indonesia, hak untuk memperoleh

pendidikan yang ditetapkan dalam UUD 1945 oleh karenanya

pemerintah wajib menjamin, mengatur, dan mengurus berbagai masalah

pendidikan bagi rakyat Indonesia tanpa membedakan asal agama, suku,

bahasa, maupun keadaan fisik maupun mentalnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

nomor 70 tahun 2009 dalam pasal 1 telah membuka seluas-luasnya

penyelenggaraan pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan

pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya

bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan atau bakat istimewa. Kelainan yang dimaksud adalah bagi

peserta didik yang bermasalah dengan fisik, emosional, mental dan

sosial. Termasuk di dalamnya kelainan dalam masalah kesulitan belajar.

Guru berperan dalam membina sikap disiplin murid. Guru

bukan hanya sosok pengajar namun juga melatih murid dalam

berdisiplin. Hal ini juga dikemukakan oleh Danim Sudarwan “sebagai

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

dibimbing, diarahkan, dilatih, dinilai dan mengevaluasi perserta didik

Page 18: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

2

pada jalur pendidikan formal”.1

Anak berkebutuhan punya makn dan spekrum yang lebih luas

dibandingkan degan anak yang luar biasa. Anak berkebutuhan khusus

mencakup anak yang memiliki kebutuan yang bersifat permanen, akibat

dari kecacatan tertentu (anak penyandang cacat) dan anak berkebutuhan

khusus yang bersifat temporer. Anak yang mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri akibat trauma kerusuhan, kesulitan konsentrasi

karena sering diperlakukan dengan kasar atau tidak bisa membaca,

karena kekeliruan guru mengajar, dikategorikan anak berkebutuhan

khusus temporer. Anak yang berkebutuhan khusus temporer, apabila

tidak mendapatkan inrtepensi yang tepat bisa menjadi permanen.2

Sekarang ini generasi dimana pendidik yang memiliki

keterbatasan sudah dapat sekolah di sekolah umum (inklusi) yang di

dalamnya terdapat pendidik normal. Dan pengajar harus memberikan

perhatian sesuai dengan kebutuhan masing-masing sisa tersebut sesuai

dengan keterbatasan yang dimiliki oleh sisa. Sehingga apalagi

didalam kelas guu tidak mampu memberikan pelajaran dengan baik

atau sisa tidak mempacai hasil dengan kriteria lulus maka harus

dilakukan remedial.

Berdasarkan pengamatan di SDS Dua Mei Ciputta bahwa dalam

menyampaikan pembelajaran guru belum sepenuhnya melakukan upaya

untuk mengatasi kesulitan yang dimiliki oleh anak disleksia sesuai dengan

kebutuhannya.Di dalam proses pembelajaran guru cenderung memberikan

perhatian layaknya anak-anak yang normal semestinya, sehingga siswa

yang mengalami disleksia menjadi pasif dan kurang termotivasi dalam

1 Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.

Jakarta: Rineka Cipta. h. 44 2 Santoso, Hargio, 2012, Cara Memahami & Mendidik Anak Berkebutuhan

Khusus, Yogyakarta: Gosyen Publishing. h. 1-2

Page 19: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

3

pembelajaran. Bahkan tidak jarang dari mereka bermain-main, duduk

sendirian, dan hanya mencoret-coret meja saat guru sedang

melangsungkan proses pembelajaran. Guru dalam melaksanakan

pembelajaran perlu melakukan upaya memberi perhatian atau

bimbingan khusus agar dapat mengatasi kesulitan yang dimiliki oleh

siswa disleksia sesuai dengan kebutuhannya, sehingga siswa yang

mengalami disleksia bisa menerima pembelajaran layaknya anak

normal biasa.3

Menurut A.M. Sadirman guru adalah semua orang yang

berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid,

baik secara individual maupun secara klasikal, baik disekolah maupun

diluar sekolah. Guru adalah seseorang atau sosok yang selalu berdiri di

depan kelas sebagai panutan bagi siswanya, dan sekarang guru sudah

dituntut sebagai motivator atau fasilitator di dalam pembelajaran

bukannya sebagai pengajar. Profesi sebagai guru tidak semua orang

bisa melakukannya dengan mudah, hanya sebagian orang memiliki

wewenang dan profesional yang mampu menjadi guru.4

Bagi anak Dyslexia upaya yang harus diberikan oleh guru untuk

mengatasi kesulitan belajarnya juga berbeda dengan anak normal lainnya

seperti yang dikatakan oleh Mulyono Abdurrahman ada 3 metode untuk

mengatasi kesulitan yang dimiliki oleh anak dyslexia:5

1. Metode Fernald

Dalam metode fernal materi bacaan yang digunakan bacaan dari

ucapan kata- kata yang digunakan oleh anak setiap harinya. Guru

3 Subini, Nini.2011.Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Jogjakarta:

Javalitera . h. 34 4 M. Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

GrafindoPersada. h. 123 5 Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta. h. 176

Page 20: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

4

bisa menuliskan kata di kertas menggunakan krayon kemudian

menyuruh siswa membaca dengan suara yang keras, guru juga bisa

meminta siswa mengikuti dan melihat guru menulis sembari

membacanya, guru juga bisa meminta siswa membaca tulisan yang

telah ditulisnya tanpa harus meminta siswa menulis ulang,

kemudian guru meminta siswa mengahafal bacaan tersebut.

2. Metode Gilingham

Metode ini menggunakan pendekatan taraf tinggi dalam aktivitas

belajarnya. Anak memulai belajar mengenal bunyi huruf dan

perpaduan huruf. Anak menjiplak berbagai bentuk huruf dan

pelafalannya dikombinasikan dengan yang lainnya.

3. Metode Analisis Glass

Dalam metode ini pengajaran melalui pemecahan sandi dalam

kelompok huruf dalam kata

Menurut Ahmadi kesulita mencari ilmu adalah dimana kondisi

peserta didik tidak dapat menerima pelajaran dengan semestinya

dikarenakan adanya gangguan yang disebabkan oleh faktor intelegensi

atau non intelegensi. Siswa yang mengalami kesulitan belajar sering

menimbulkan sikap atau kelakuan yang melenceng dari yang

seharusnya. Oleh sebab itu anak didik yang mengalami kesulitan

belajar tidak dapat menerima atau menyerap pembelajaran dengan baik

sehingga mempengaruhi pada nilai anak tersebut.6

Menurut Hamalik ada 4 penyebab dari anak berkesulitan

belajara, diantaranya adalah:7

1. Fakor dari dalam diri anak itu sendiri yang mungkin tidak

menyukai akan pembelajaran atau guru yang mengajar.

6 Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. h. 77

7 Hamalik Umar, 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. h. 117

Page 21: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

5

2. Faktor keluarga yaitu anak yang berasal dari keluarga yang

kurang harmonis atau brokenhome

3. Faktor Sekolah yaitu terletak pada guru yang mungkin kurang

menarik dalam menyajikan pelajaran, atau mungkin dalam hal

bacaan atau materi yang kurang menarik

4. Faktor Lingkungan yaitu anak yang terlalu sibuk dengan baik

sehingga tidak terlalu memikirkan pelajaran

Anak dyslexia adalah anak yang memiliki gangguang belajar

dalam hal membaca yang mungkin bisa terjadi karena bawaan lahir

(keturunan) atau faktor yang disebabkan dari luar. Anak dyslexia sering

salah pengucapan dalam hal membaca, sering mengurangi atau

melebihkan kata ketika membaca, sering terbalik juga dalam hal

membaca.

Menurut Sidiarto menunjukan bahwa penyebab anak mengalami

keterlambatan atau kesulitan perkembangan membaca adalah:8

1. Anak yang lahir prematur dengan berat lahir rendah dapat

mengalami kerusakan otak sehingga mengalami kesulitan belajar

atau gangguan pemusatan perhatian.

2. Anak dengan kelainan fisik seperti gangguan penglihatan, gangguan

pendengaran akan mengalami kesulitan belajar membaca.

3. Anak kurang memahami perintah karena lingkungan yang

menggunakan beberapa bahasa (bi- atau multingual)

4. Anak yang sering pindah sekolah

5. Anak yang sering absen karena sakit atau ada masalah dalam

keluarga.

6. Anak yang pandai dan berbakat yang tidak tertarik dengan

8

Sidiarto, Lily Djokosetio. 2007. Perkembangan Otak dan Kesulitan Belajar

pada Anak. Jakarta: UI PressS. h. 23

Page 22: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

6

pembelajaran bahasa sehingga kurang konsentrasi dan banyak

membuat kesalahan.

Pada umumnya orang tua anak-anak dan pendidik tingkat sekolah

dasar tidak mengetahui adanya suatu gangguan yang mengakibatkan

anak-anak sulit belajar karena disleksia. Kesulitan belajar ini meliputi

antara lain, membaca, menulis dan mengeja. Demikian pula dalam

kemampuan terhitung dan menulis, bahkan bicara pun sering salah ucap.

Karena ketidaktahuan orang tua dan pendidik, anak ini sering

diperlakukan sewajarnya yaitu dianggap hal yang biasa dan umum

terjadi pada kebanyakan siswa. Padahal, jika tidak ditangani secara benar

maka saat beranjak dewasa anak akan semakin kesulitan.

Motivasii guru dalam hal ini harus bisa mengenali peserta didik

yang mengalami kesulitan belajar. Guru harus memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, karena kesulitan belajar

akan bersumber pada faktor yang mempengaruhi proses dan hasil

belajar. Dalam penerapannya pembelajaran guru yang lebih berperan

aktif atau harus memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh

peserta didik. Dengan melihat hasil peserta didik, guru akan mengetahui

kelemahan peserta didik beserta sebab-sebab dan kelemahan itu. Jadi

dengan mengadakan penilaian sebenarnya guru mengadakan diagnosis

peserta didik tentang kelebihan dan kelemahan serta kesulitan-kesulitan

yang dialami dalam belajarnya. Dengan diketahui sebab-sebab

kelemahan tersebut akan lebih mudah untuk mengatasinya 9

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menunjuk pada

sejumlah kelainan yang berpengaruh pada pemerolehan,

pengorganisasian, penyimpanan, pemahaman, dan penggunaan

9 Daryanto, Bimbingan konseling panduan guru BK dan guru umum,

(yogyakarta: Penerbit gava media 2015), h.91

Page 23: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

7

informasi, proses berfikir, proses mengingat, dan proses belajar.

Kelainan proses tersebut, proses fonologi, proses visual, proses

kecepatan dalam mengingat, memusatkan perhatian dan proses eksekusi

yang mencakup kemampuan merencanakan dan mengambil keputusan.10

Masalah kesulitan belajar yang akan dibahas secara khusus dalam

penulisan ini yaitu masalah kesulitan membaca (disleksia). Disleksia

merupakan salah satu jenis gangguan atau kesulitan belajar yang

mempengaruhi kemampuan membaca dan mengeja dengan lancar.

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang harus dimiliki

oleh seorang siswa di samping menyimak, berbicara dan menulis.

Keterampilan membaca sangat penting karena merupakan salah satu cara

untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Kemampuan membaca untuk

menguasai berbagai bidang studi.

“Pada umumnya orang tua anak-anak dan pendidik tingkat

sekolah dasar tidak mengetahui adanya gangguan yang mengakibatan

anak-anak sulit membaca karena disleksia. Kesulitan belajar ini meliputi

antara lain membaca, menulis dan mengeja. Disleksia bersifat terus

menerus hingga dewasa dan tua”.11

Penyandang disleksia memiliki struktur otak yang berbeda

dengan orang pada umumnya. Hal inilah yang membuat penyandang

disleksia memiliki cara yang beda dalam belajar. “Jika orang lain

mempelajari sesuatu dengan simbol-simbol bahasa, maka anak disleksia

belajar dengan mengalami atau membayangkan gambar seperti bentuk

10

Jamaris Martini, Kesulitan Belajar Perspektif Asesmen dan

Penanggulangannya Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. (Bogor: Graha Indonesia

2015), hal.135 11

Hayatun Safrina, Dyslexia As One Of The Problem In Pedodontic

Treatment, Jurnal Indonesia, 2005, hal.117-120

Page 24: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

8

aslinya”.12

Jadi disleksia merupakan suatu kelainan yang hanya dimliki oleh

beberapa orang saja. Disleksia bukan merupakan penyakit sehingga tidak

ada cara pengobatannya, mereka hanyalah orang yang kebetulan

memiliki cara belajar yang berbeda dengan kebanyakan orang.

Anak disleksia akan mengalami kesulitan diterima oleh sekolah-

sekolah umum. Untuk menentukan anak disleksia bisa dapat bersekolah

umum atau home schooling bisa dinilai dari tipe disleksianya. Yang

perlu diperhatikan apabila bersekolah umum adalah sekolah tersebut

menerapkan sistem inklusi (menerima anak berkebutuhan khusus)

sehingga kebutuhan pendidikan anak disleksia dapat dipenuhi dengan

baik, sehingga akan memudahkan orang tua untuk memberikan layanan

pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam The Atlas Alliance,

Global Support to Disabled People mengatakan bahwa:

Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang terbuka dan ramah

terhadap pembelajaran dengan mengedepankan tindakan

menghargai dan merangkul perbedaan. Untuk itu, pendidikan

inklusi dipahami sebagai sebuah pendekatan yang berusaha

mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan

hambatan yang dapat menghalangi setiap individu siswa untuk

berpartisipasi penuh dalam pendidikan yang dilengkapi dengan

layanan pendukung. "Inklusi” merupakan perubahan praktis dan

sederhana yang memberi peluang kepada setiap individu dengan

setiap perbedaannya untuk bisa berhasil dalam belajar. 13

Perubahan ini tidak hanya menguntungkan individu yang sering

tersisihkan seperti anak berkebutuhan khusus, tetapi semua anak dan

orang tuanya, semua guru dan administrator sekolah, dan setiap anggota

masyarakat dan lingkungannya juga mendapatkan keuntungan dari

12

Rose Mini dan Prianto, Perilaku Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Kanisius,

2003), hal. 156 13

Bahan Bacaan Permateri Pelatihan Pendidikan Inklusi, HKI-USD”, dan

“Sue Stub. Inclusi Education, Where There Are Few Resources,” The Atlas Alliance, Global

Support to Disabled People, 2010, hal. 53

Page 25: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

9

setiap perubahan yang dilakukan.

Dengan demikian substansi dengan adanya pendidikan inklusi

semestinya dimaknai sebagai dasar yang harus dibangun untuk

melaksanakannya dalam tataran praktis. Untuk memahami pendidikan

inklusi seharusnya tidak hanya menerima anak didik berkebutuhan

khusus pada lembaga pendidikan secara bersama-sama dengan anak-

anak lainnya. Lebih dari itu, pendidikan inklusi dibangun atas sebuah

ide mulia untuk mengakomodasi keberagaman.

Dalam kaitannya dengan pendidikan inklusi bagi siswa peserta

didik dengan kebutuhan khusus, Skjorten mengidentifikasi bahwa ada

setidaknya tiga faktor yang harus diakomodasi secara holistik dalam

penyelenggaraan pendidikan inklusi. Pertama adalah lingkungan, yang

termasuk di dalamnya adalah respon lingkungan terhadap keberadaan

peserta didik berkebutuhan khusus, tingkat pemahaman dan penguasaan

guru terhadap pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan, isi, materi

serta metode pem belajaran, serta lingkungan yang lebih luas yang

berhubungan dengan lingkungan sosial, ekonomi serta politik, yang

secara langsung maupun tidak, keseluruhan akan mempunyai pengaruh

terhadap perkembangan belajar anak. Faktor kedua adalah ada dalam diri

peserta didik yang dapat meliputi rasa ingin tahu, motivasi, inisiatif

untuk berinteraksi dan komunikasi, kompetensi sosial, temperamen,

kreatifitas, dorongan untuk belajar dan gaya belajar, serta kemampuan.

Terakhir adalah hakekat dan tingkat kebutuhan khusus. Ketiga faktor

inilah yang dalam penyelenggaraan setting pembelajaran inklusi mesti

diakomodasi ke dalam berbagai bentuk.14

Penyesuaian-penyesuaian sebagaimana yang diperlukan dengan

14

Berit H. Johnsen an Miriam D. Skjorten., Education – Special Need. Lihat

http://www.idp-europe.org/docs/uio_book/6-menuju_inklusi_dan_pengayaan.php, di unduh

pada 20 Februari 2019

Page 26: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

10

membaca keterkaitan antara ketiga faktor di atas, inklusi mempunyai

sebuah karakteristik khusus yang sama sekali berubah dari sistem

sebelumnya. Jika pada sistem pendidikan segregasi, pendidikan

berorientasi kepada keterbatasan anak dengan merujuk pada diagnosa

yang dilakukan oleh profesional, inklusi berupaya untuk meninggalkan

pemahaman ini. Sesuatu yang dikatakan sebagai kelainan kemudian

tidak lagi dipandang sebagai segalanya atau sesuatu yang serba

menentukan, karena potensi dan sesuatu yang potensial untuk

dikembangkan dari peserta didik merupakan hal yang paling utama.

Demikian pula, adaptasi lingkungan serta interaksi, proses pembelajaran,

media serta metode belajar yang tepat dan sesuai kebutuhan anak

menjadi kunci yang harus dipertimbangkan.

Tak berhenti sampai disitu, peran orang tua, teman belajar, serta

masyarakat di luar sekolah mempunyai kontribusi yang sangat bernilai

bagi keberhasilan pencapaian peserta didik dalam setting inklusi. Dalam

kontek inilah kemudian pendidikan inklusi menempatkan assessment

sebagai tahapan penting. Johnsen menyatakan bahwa setidaknya ada tiga

prinsip utama dari penyelenggaraan pendidikan inklusi yang keseluruhan

bermuara pada pemahaman inti bahwa adalah hak setiap anak untuk

memperoleh pendidikan dalam setting lokal bersama dengan masyarakat

lainnya. Ketiga prinsip utama tersebut adalah (1) bahwa setiap anak

semestinya dapat menjadi bagian yang integral dari komunitas lokalnya

dan kelas atau kelompok reguler; (2) bahwa kegiatan pembelajaran

diatur melalui tugas-tugas belajar yang kooperatif, berorientasi pada

pembelajaran individual, serta mempunyai sifat fleksibel dalam

pemilihan materi; dan (3) bahwa guru bekerjasama dan memiliki

pengetahuan tentang strategi pembelajaran dan kebutuhan pengajaran

umum, khusus dan individual, dan memiliki pengetahuan tentang cara

Page 27: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

11

menghargai pluralitas perbedaan individual dalam mengatur aktivitas

kelas.15

Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin mendalami bagaimana

prakteknya pendidikan inklusi pada salah satu sekolah yang selama ini

telah berjalan. Fokusnya adalah pada kegiatan belajar mengajar serta

hasilnya berupa prestasi akademik anak berkebutuhan khusus (ABK)

khusus di sekolah.

Untuk membahas persoalan ini maka penulis memutuskan untuk

melakukan penelitian yang sesuai dengan kajian ilmu penulis sendiri,

yang berjudul Upaya Guru dalam memotivasi Anak Disleksia di SDS

Dua Mei Ciputat. Penulis melakukan observasi di Dua Mei Ciputat yang

merupakan sekolah inklusi yaitu sekolah yang menggabungkan layanan

pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan. Sekolah

Dua Mei Ciputat mempunyai tujuan pembelajaran diantaranya

mewujudkan pendidikan tanpa membeda-bedakan sesuai dengan amanat

Undang-Undang Dasar yang menjelaskan “setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan.”

Selain itu, penulis melihat bahwa fasilitas yang ada dalam

sekolah tersebut sangat minim, yakni tidak adanya ruangan khusus untuk

konsultasi dan minimnya media pembelajaran karena mereka disamakan

dengan pembelajaran reguler. Sehingga pembelajaran terkadang belum

maksimal. Peserta didik disleksia juga karena keterbatasannya cenderung

diremehkan dalam mencapai prestasi akademik yang baik karena mereka

dalam membaca kurang lancar. Sehingga dibutuhkanlah suatu strategi

guru dalam mengajar agar pembelajaran yang dilakukan oleh peserta

didik disleksia bisa berjalan sesuai dengan optimal.

15

Johnsen, Berit H., and Miriam D. Skjorten. Education-Special Needs

Education. Lihat http://www.idp-europe.org/docs/uio_upi_inclusion_book/16-

Mendidik_Pendidik.php. diakses pada tanggal 22 Februari 2019

Page 28: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

12

Dari beberapa latar belakang di atas yang telah penulis paparkan

maka penulis tertarik untuk mengetahui berjudul “Upaya Guru dalam

Memberikan Motivasi Belajar Pada Anak Disleksia di SDS Dua Mei

Ciputat.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Di antara masalah yang terkait dalam penulisan penelitian ini

adalah:

a. Minimnya fasilitas dan pengajar bagi peserta didik disleksia

yang ada di sekolahan.

b. Peserta didik disleksia karena keterbatasannya cenderung untuk

diremehkan untuk mencapai prestasi akademi yang baik.

c. Strategi guru dalam menangani masalah anak disleksia.

d. Proses kegiatan belajar mengajar dalam sekolah inklusif bagi

peserta didik disleksia agar berhasil.

e. Kemampuan peserta didik untuk menerima pembelajaran dengan

metode yang dilaksanakan.

f. Hasil dan prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik disleksia

membanggakan.

2. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak melebar penulis akan membatasi

dengan:

a. Proses kegiatan belajar mengajar dalam sekolah inklusi bagi

peserta didik disleksia dan kemampuan ABK menerima

pembelajaran dengan metode yang dilaksanakan di sekolah.

b. Upaya guru dalam memotivasi anak disleksia.

Page 29: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

13

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah penulis

merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar dalam sekolah

inklusi bagi peserta didik disleksia dan kemampuan ABK

menerima pembelajaran dengan metode yang dilaksanakan di

sekolah?

b. Bagaimana upaya guru dalam memotivasi disleksia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar dalam sekolah

inklusi bagi peserta didik disleksia dan kemampuan ABK menerima

pembelajaran dengan metode yang dilaksanakan di sekolah.

2. Untuk mengetahui upaya guru dalam memotivasi anak disleksia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya:

1. Manfaat teoritis

Dapat memberikan konstribusi keilmuan yang berkaitan dengan

masalah yang ditulis yaitu yang berkaitan dengan kesulitan belajar,

khususnya pada anak yang mengalami kesulitan membaca atau

disleksia.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi

mengenai pendidikan inklusif untuk selanjutnya dapat di pergunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam sistem pengajaran bagi pihak

sekolah.

Page 30: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

14

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari kesamaan dengan karya tulis lainnya, maka

penulis melakukan kajian pustaka antara lain:

1. Skripsi dengan judul kesulitan membaca kata pada anak disleksia usia

7 – 12 tahun di sekolah inklusif Galuh Handayani Surabaya (2012).

Oleh Intan Amalia Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Airlangga Surabaya. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa :

a. Kesulitan membaca kata dasar sebagian besar adalah kata

nominal, sedangkan kesulitan membaca kata bentukan sebagian

besar dari kata verbal

b. Beberapa kesulitan membaca yang ditemukan menyebabkan

perubahan pola suku kata dari suku kata tertutup menjadi suku

kata terbuka dan sebaliknya.

Persamaan: membahasa tentang anak yang mengalami kesulitan

belajar (Disleksia).

Perbedaan: dalam penelitian ini fokus pada kesulitas-kesulitan anak

disleksia, sedangkan skripsi penulis selain fokus pada kesulitan-

kesulitan anak disleksia juga menjabarkan upaya guru dalam

memotivasi guru pada anak disleksia.

2. Skripsi dengan judul strategi guru dalam menangani kesulitan belajar

disleksia pada pembelajaran siswa kelas III B MI Islamiyah Jabung

Malang oleh Azizu Rohmah Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim Malang 2010. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa :

Strategi guru dalam menangani kesulitan belajar di sekolah pada

pembelajaran kelas III B M.I Islamiyah Jabung Malang

menyimpulkan:

Page 31: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

15

a. Pembelajaran yang dilakukan masih berlaku pada ketentuan

kurikulum yang berlaku di samaratakan dengan anak normal.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar disleksia

siswa di sekolah ini dikarenakan faktor intern termasuk siswa

yang temperamen dan beberapa kali berkelahi dengan temannya

ini sesuai dengan teori bahwa faktor labilnya emosi masuk dalam

kategori faktor intern.

c. Ciri-siri siswa disleksia MI Islamiyah yaitu seperti dalam buku

yaitu membaca, menulis dengan lambat, salah mengeja kata,

tulisan yang Berantakan dan tidak terbaca dan kebingungan

dengan huruf yang sama seperti p dan q, m dan w dsb.

Persamaan: sama-sama membahas tentang kurikulum yang disamakan

antara anak normal dengan ABK.

Perbedaan: sama dengan diatas

3. Skripsi dengan judul strategi pendidik menghadapi peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar di kelas III MI Nasrul Haq Makassar

oleh Badriana program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) Fakultas Tarbiah dan Keguruan Uin Alaudin Makassar 2016.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa.

Strategi guru menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar di kelas III MI Nasrul Haq Makassar yaitu:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa sebagaimana yang

diharapkan.

b. Memiliki dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat

dijadikan pegangan oleh guru dalam kegiatan mengajarnya.

Page 32: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

16

c. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

kriteria standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan oleh guru

dalam kegiatan belajar mengajar.

Persamaan: memberikan beberapa bentuk upaya dalam menangani

anak disleksia

Perbedaan: dalam penelitian ini lebih mendetail tentang metode dan

teknik yang dilakukan dalam penanganan anak disleksia.

4. Skripsi dengan judul Peran Guru dalam membimbing siswa Disleksia

terhadap motivasi belajar siswa di SDN 3 Krangganharjo Tahun

Ajaran 2014/2015, oleh Umi Nur Halimah dalam Artikel Ilmiah 2015.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:

a. Pemberian motivasi belajar terhadap siswa disleksia di fokuskan

guru pada mata pelajaran tertentu

b. Selain peran guru, peran orang tua sangat diperlukan

Persamaan: sama-sama melibatkan guru dan orang tua dalam

menangani anak disleksia

Perbedaan: dalam penelitian ini hanya guru tertentu atau hanya satu

guru mata pelajaran, sedangkan dalam penelitian penulis semua guru

terlibat dalam menangani anak disleksia.

5. Skripsi dengan judul Peran Guru Dalam Membimbing Siswa

Disleksia Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 3

Krangganharjo Tahun Ajaran 2014/2015.

Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa: kondisi perkembangan siswa

disleksia setelah mendapat bimbingan dari guru menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Setelah beberapa kali pertemuan mereka sudah bisa

membaca walaupun belum lancar seperti teman-temannya.

Persamaan: sama-sama memberikan motivasi pada anak disleksia

Perbedaan: objek penelitian lebih banyak

Page 33: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

17

F. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini akan disusun dalam bentuk skripsi dengan

menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,

permasalahan yang terdiri dari identifikasi masalah, rumusan

masalah, lalu tujuan dan manfaat penelitian, Tinjauan pustaka,

kerangka teori, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan

BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai Strategi pembelajaran

Guru Pendidikan, Pengertian Disleksia.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai objek penelitian seperti

tinjauan umum tempat penelitian, sepeti sejarah singkat, visi

dan misi serta struktur organisasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai identifikasi anak

penyandang disleksia, strategi pembelajaran siswa disleksia

dan dampak upaya yang dilakukan guru dalam membimbing

anak disleksia.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran

dari penulis

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 34: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti,

kesimpulan dari hasil penelitian di Kelas III SDS Dua Mei dengan objek

siswa yang mengalami disleksia peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Proses kegiatan belajar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar

dalam sekolah inklusi bagi peserta didik disleksia masih disama

ratakan dengan anak normal lainnya, yaitu dengan menggunakan

kurikulum 2013, sehingga ABK termasuk disleksia harus ditambah

dengan bimbingan-bimbingan dari guru pembimbing yang

disediakan oleh pihak sekolah inklusi.

2. Pemberian bimbingan dari guru dengan cara mengulang kembali

huruf abjad, menyusun kartu huruf menjadi kata atau kalimat, dan

pengulangan kata dalam membaca sangat membantu anak disleksia

dalam mengatasi kesulitan membaca.

3. Adanya motivasi dari guru membuat siswa disleksia lebih antusias

mengikuti bimbingan arahan dan bimbingan dari guru.

B. Saran

Dengan hasil penelitian diatas, maka peneliti ingin memberikan

saran kepada orang-orang yang berkaitan dengan permasalahan yang

dibahas oleh peneliti, dan pihak-pihak yang dinilai mempunyai tanggung

jawab besar dalam dunia pendidikan yaitu:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan menetapkan kebijakan yang tepat sesuai

pendekatan inklusi khusunya untuk siswa yang mempunyai kesulitan

Page 35: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

93

belajar terutama disleksia. selain itu, kepala sekolah diharapkan

untuk menambah dan memperbaiki sarana, prasarana dan media yang

sesuai dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk

mendukung proses belajar mengajar di kelas.

2. Guru

Dalam proses belajar mengajar, guru harus lebih variatif dalam

menggunakan strategi serta model dan media pembelajaran. selain itu

guru juga diharapkan dapat mempelajari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, agar meningkatkan kualitas dan

produktifitas mutu pendidikan di sekolah.

3. Lebih memperhatikan kelebihan yang dimiliki anak disleksia, agar

bakatnya lebih berkembang.

Page 36: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak, 2004, Proses Pendidikan dan Pembelajaran Pada Anak

Usia Dini (PAUD) Modul pembelajaran PGTK/PAUD. UPI Bandung

Bahan Bacaan Permateri Pelatihan Pendidikan Inklusi, HKI-USD”, dan

“Sue Stub. Inclusi Education, Where There Are Few Resources”. The

Atlas Alliance, Global Support to Disabled People

Berit H. Johnsen dan Miriam D. Skjorten., Education – Special Need. Lihat

http://www.idp-europe.org/docs/uio_book/6-

menuju_inklusi_dan_pengayaan.php, di unduh pada 16 Januari 2019

Heru Irianto, Burhan, Pokok-pokok Partisipasi dalam Wawancara, Jakarta:

PT. Grafindo Persada, 2003.

Hayatun Safrina, Dyslexia As One Of The Problem In Pedodontic Treatment.

Jurnal Indonesia. 12(3): 117-120. 2005.

Jamaris Martini, Kesulitan Belajar Perspektif Asesmen dan

Penanggulangannya Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. (Bogor,

Graha Indonesia 2015).

Johnsen, Berit H., and Miriam D. Skjorten. Education – Special Needs

Education. Lihat http://www.idp-

europe.org/docs/uio_upi_inclusion_book/16-Mendidik_Pendidik.php

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: CV Pustaka Setia.

2011).

Rose Mini dan Prianto, Perilaku Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Kanisius,

2003).

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: CV Pustaka Setia.

2011).

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers. 2012).

Page 37: UPAYA GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang b ertanda tangan dibawah ini,

Nama : Endang Mastuti

Tempat, tanggal lahir : Solo, 17 Juli 1957

Status : Nikah

Suami : Ir. Bahgya Siregar, MBA

Anak :

1. Dian Siti Kalsum, Sarjana IPB

2. Dina Mutia, Sarjana ITB

Jenis kelamin : Perempuan

Tinggi badan : 160 cm

Agama : Islam

Alamat tinggal : Jl. Permai VI Blok AX 16 No. 10

Pamulang Permai, Tangerang Selatan

Phone : 0818 0523 4723

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

SDN Laweyan Solo Lulus Tahun 1969

SMPN 10 Solo Lulus Tahun 1972

SMAN 4 Solo Lulus Tahun 1975

IIQ Jakarta Lulus Tahun 2019

Tangerang Selatan, September 2019

Endang Mastuti