upaya guru meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/renti...
TRANSCRIPT
UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL
ANAK MELALUI BERMAIN PERAN
DI TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA
DESA SUKA MAJU KECAMATAN MESTONG
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Oleh
RENTI MAYSAROH
NIM. TRA 151769
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL
ANAK MELALUI BERMAIN PERAN
DI TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA
DESA SUKA MAJU KECAMATAN MESTONG
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu
Pendidikan Islam anak Usia Dini
Oleh
RENTI MAYSAROH
NIM. TRA 151769
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
MOTTO
رينفإن لم تفعلوا ولن تفعلوا فاتقوا النار التي وقودها الناس والحجارة أعدت للكاف
Artinya : Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang kafir.
eferensi: https://tafsirweb.com/263-surat-al-baqarah-ayat-24.html
“PERSEMBAHAN”
Kusimpuhkan kedua belah kakiku ku sujudkan kepalaku kea rah kiblatku Kuhaturkan doa
kepada Allah SWT, Rabbku- Karena-Nya lah akhir karya kecilku ini terselesaikan sebagai ungkapan
rasa piji syukur ku untai sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW merangkai
pengharapan bagi syafaatnya.
Ku persembahkan Skripsi ini untuk :
Ayahanda Majrul hijab dan Ibunda Delta marliah Untuk curahan do‟a cinta dan kasih
sayang yang tak terhingga serta adikku M.ikbal dan Al-Fajri.. Terimakasih atas semua perhatian
saran dan nasihat selama ini yang teramat sangat berharga,
Saudara-saudariku seiman, maha suci ALLAH SWT yang telah mempertemukan kita di
kampus UIN STS JAMBI yang menjadi kebanggaan kita, biarlah nama-nama kalian semuanya
tertulis dilembaran hati ini, ku temukan arti keikhlasan perjuangan.
Bersama kalian “terimakasih ya Allah SWT atas nikmat Ukhuwah yang kami rasakan
hingga hari ini AMIIN…
“Allah itu maha pengasih dan maha penyayang, maka berdoalah kepada-Nya, Yakinlah atas
Janji dan Takdir- Nya”
(INSYAALLAH )
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat rahmat dan Ridhonya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini
dengan Baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah satu persyartan untuk memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini , di fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “
Upaya Guru Meningkatkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Melalui Bermain Peran di Taman
Kanak-Kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi”.
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan dan jasa dari
berbagai pihak, unruk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua ayahanda Majrul hijab, ibunda Delta marliah, Adik M.ikbal dan Al-Fajri serta
keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti hentinya hingga menjadi kekuatan
pendorong bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dra.Hj Armida, Mpd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Ibu Umil Muhsinin selaku Ketua Prodi jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini dan Ibu
Siti Maria Ulfa selaku sekretaris jurusan Prodi jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Rts. Magdhalena,M.Pd.I selaku pembimbing skripsi I dan ibu siti Mariah ulfa,M,Pd.i
selaku pembimbing skripsi II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya
dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Ibu dosen Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
yang telah memberikan pengetahuan penulis.
7. Bapak Amrindono,Mpd.I yang telah membimbing saya selama berada di bangku perkuliahan
hingga penyelesaian perkuliahan saya
8. Ibu Darmatasiah, Spd.I selaku Kepala Sekolah Tk.Nurul Huda
9. Ibu Masniyah dan Desi anggraini selaku Guru kelas Tk.Nurul Huda
10. Elsa dwi riana, mesan despa, andeka saputra, muharrazi,Nora pebrianti, nurwahyuni rahayu,
dan derrenssa. Yang telah membantu dan yang slalu ada saat semasa perkuliahan.
11. Sahabat sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti, semangat dan
memotivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiyah ini banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk kiranya memberikan
sumbang saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
ABSTRAK
Nama :Renti maysaroh
Jurusan :Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul :Upaya meningkat kecerdasan sosial emosional anak melalui bermain peran
Di Taman Kanak- Kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi
Bermain peran atau bermain pura-pura, merupakan kegiatan yang sangat baik untuk
merangsang meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak. serta membangun daya pikir
anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan menggunakan
model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian adalah anak kelompok B2 yang berjumlah
20 anak terdiri dari 12 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa bermain peran anak dapat meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak dan
setelah adanya tindakan melalui bermain peran. Pada siklus I pertemuan 1 presentasi
kecerdasan sosial emosional anak sebesar 5 %yang berkembang sangat baik. Pada siklus I
pertemuan 2 persentasi anak sebesar 30 % yang berkembang sangat baik. Pada siklus II
pertemuan I presentasi kecerdasan sosial emosional anak sebesar 50% yang berkembang
sangat baik. Pada siklus II pertemuan 2 presentasi anak sebesar 85% yang berkembang
sangat baik. Perolehan presentase tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan sosial emosional
anak kelompok B2 dengan kriteria sangat baik telah mencapai indikator keberhasilan sebesar
85%.
Kata Kunci : bermain peran, kecerdasan sosial emosional Anak Usia Dini
ABSTRAC
Name : Renti maysaroh
Department : Early Childhood Islamic Education
Title : Developing Early Childhood Creativity Through Folding Games of Origami
Paper in Kindergarten Nurul Huda Suka Maju Village Mestong District, Muaro Jambi Regency
Role playing or fake play is a very good activity to improve children‟s emotional social
intelligence, And build children‟s thinking power. These types of games include drama plays or role
plays and other types of games where children play roles as other people. This type of research is a
type of collaborative classroom action using the Kemmis model and the Taggart MC. The subject of
this study were children of group B2, which amounted to 20 children consisting of 12 boys and 8
girls the data collection methods used were documentation observation and interviews. Role playing
can improve children‟s emotional social intelligence and after action through role playing in the first
cycle of meetings 1 percentage of the child‟s emotional social intelligence of 5% that developed
very well in the first cycle of meeting 2 the percentage of children 30% developed very well in the
second cycle of the meeting 1 the percentage of 50% of children‟s social emotional intelligence that
developedvery well in the 2nd
meeting cycle 2 the percentage of children as much as 85% that
developed very well showed that the social emotional intelligence og group B 2 children with very
goodcriteria had reached the indicator 85% success
Keywords: Role playing, Emotional social intelligence of Early Childhood
DAFTAR ISI
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACK .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiiiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiiiiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Batasan Masalah ........................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan dan manfaat penelitian ....................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
A. Kerangka Teori ............................................................................. 8
1. Kecerdasan sosial emosional anak .......................................... 8
a) Kecerdasan sosial .............................................................. 8
b) Kecerdasan emosional ...................................................... 12
c) Upaya meningkatkan kecerdasan sosial emosional .......... 15
2. Bermain peran ......................................................................... 16
a) Pengertian bermain peran ................................................. 16
b) Jenis – jenis bermain peran ............................................... 19
c) Tujuan bermain peran ....................................................... 20
d) Kelemahan dan kelebihan metode role playing ................. 23
e) Tahapan bermain peran ...................................................... 23
f) Manfaat bermain peran ...................................................... 24
B. Hasil penelitian yang relevan ........................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
A. Tempat dan waktu penelitian ................................................... 27
B. Setting penelitian dan subjek penelitian .................................. 27
C. Metode penelitian .................................................................... 28
D. Desain dan prosedur tindakan ................................................. 28
E. Kriteria keberhasilan tindakan ................................................. 31
F. Sumber data ............................................................................ 31
G. Tehnik dan instrumen pengumpulan data ............................... 32
H. Teknik analisis data ................................................................. 35
I. Keabsahan data ........................................................................ 38
J. Jadwal penelitian ...................................................................... 38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ....................................................
A. Gambaran Umum lokasi penelitian ........................................ 40
1. Sejarah sekolah .................................................................. 40
2. Data Umum Sekolah ......................................................... 40
3. Visi dan Misi Sekolah ........................................................ 41
4. Keadaan guru dan siswa .................................................... 41
5. Struktur Organisasi ........................................................... 42
6. Sarana dan prasarana sekolah ........................................... 43
B. Pembahasan ............................................................................ 45
1. Pra siklus ........................................................................... 45
2. Siklus 1 .............................................................................. 47
a. Perencanaan ................................................................ 47
b. Pelaksanaan siklus I ..................................................... 48
c. Hasil Observasi Siklus I .............................................. 51
d. Refleksi siklus I............................................................ 52
3. Siklus II .............................................................................. 53
a. Perencanaan ................................................................ 53
b. Pelaksanaan Siklus II ................................................... 54
c. Hasil Observasi Siklus II ............................................. 56
d. Refleksi Siklus II.......................................................... 57
C. Inetrprestasi hasil Analisis Data .............................................. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................. 60
C. Penutup ......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran : 1. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran : 2 Tingkat Kecapaian Perkembangan Anak
Lampiran : 2 Rencana Kegiatan Mingguan
Lampiran : 3 Rencana Kegiatan Harian
Lampiran :4 Foto Dukumentasi Riset
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di tengah persaingan global seperti
sekarang ini dapat dilakukan dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi, bakat, minat dan kesanggupannya. Menyelengarakan pendidikan yang
membebaskan anak dari yang berbau tindak kekerasan tanpa melepas pemberian pendidikan
yang memperlakukan anak dengan ramah. Sekaligus dengan menyelenggarakan pendidikaan
yang memanusiakan anak (humanisasi) demi mewujudkan pendidikan untuk memenuhi hak-
hak anak. (Mursid, 2015:13)
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditunjukan pada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-
undang nomor 20 tahun 2003 ini tentang sistem pendidikan nasional ini mengamanatkan
dengan tegas perlunya penanganan pendidikan anak usia dini.
Usia dini merupakan masa emas perkembangan. Pada masa itu terjadi lojokan luar
biasa pada perkembangan anak yang tidak terjadi pada periode berikutnya. Para ahli
menyebutnya usia emas perkembangan(golden age). Pendidikan di Taman Kanak-kanak
penting untuk anak usia dini, karena pendidikan tersebut sebagai modal yang mempengaruhi
perkembangan selanjutnya. Untuk itu pembelajaran di Tk harus sesuai dengan perkembangan
dan karateristik anak didik. (Helmawati, 2016:4).4
Menurut Mohammad Fauziddin (2015:6). pembelajaran di TK menggunakan prinsip
belajar dengan bermain. Pada dasarnya bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Bermain merupakan kebutuhan anak yang harus ia penuhi. Aktivitas
bermain dilakukan anak, dan aktivitas anak selalu menunjukkan kegiatan bermain. Bermain
dan anak sangat erat kaitannya. Oleh karena itu, salah satu prinsip pembelajaran pendidikan
anak usia dini adalah belajar melalui bermain.
Menurut Abu Ahmadi dkk (2005:105) Bermain adalah suatu perbuatan yang
mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan
dengan bertujuan untuk memperolah kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut,
permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu kiranya bagi
anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana didalam kegiatan permainannya. Secara
fungsional kegiatan bermain dan bekerja mengandung perbedaan cukup mendasar, sebab
bekerja itu lebih diarahkan kepada hasil yang akan dicapai, disamping adanya keterikatan
yang lebih ketat dari pada sebuah permainan.
Pentingnya arti bermain bagi anak mendorong seorang tokoh psikologi dan filsafat
terkenal, johan Huizinga untuk merumuskan teori bermain. Ia mengemukakan bahwa
bermian adalah hal dasar yang membedakan manusia dengan hewan. Melalui kegiatan
bermain tersebut terpancar kebudayaan suatu bangsa. Namun bebrapa orang tidak dapat
membedakan kegiatan bermain dengan kegiatan tidak bermain. Pendidikan anak usia dini
merupakan prinsip pendidikan anak dengan belajar dan bermain, mengalami kerancuan
dalam makna. (Mohammad Fauziddin, 2015:6).
Anak yang memiliki perkembangan sosial emosional yang memadai diyakini akan
mampu mendinamisir lingkungan belajar dan membangun iklim yang kondusi, sehingga
menimbulkan semangat dan motivasi belajar. Untuk itu, perkembangan sosial emosional
merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap anak guna menjalin hubungan yang
baik dengan guru dan sesama anak dikelas sehingga tujuan pembelajaran dikelas dapat
tercapai.
Perkembangan sosial emosional yaitu perilaku perkembangan anak sehari-hari dapat
dihubungkan dengan kebiasaannya, yang terdiri dari kesatuan sifat bawaan, semenjak dalam
kandungan. Penelitian tentang mempelajari perilaku anak sudah dilakukan sejak 1960.
Karakteristik perilaku anak sudah diperlihatkan sejak anak lahir. Meskipun rentang
perkembangan sosial emosional berkelanjutan hingga sepanjang kehidupan, banyak ahli
yang menyetujui bahwa hal tersebut sangat penting dikembangkan kepada anak sejak bayi
hingga berusia enak tahun. (Siti Aisyah,dkk, 2008:9,57-9,58).
Abu Ahmadi ( 2005:97) Bagi anak perkembangan perasaan itu sangat cepat dan besar
sekali, sehingga umumnya anak-anak akan lebih emosional dibandingkan dengan orang
dewasa, pandangan mereka selalu optimis, cepat merasa puas, sehingga mereka akan mudah
merasa senang, periang, kesedihan, dan kesusahan atau justru kesenangan orang lainpun
belum mereka hayati dengan baik-baik, kalbu pada saat tertentu anak tahu tentang kesusahan
orang lain maka anak berusaha menekannya atau menutupnya, karena ia takut atau malu
untuk ikut merasakannya.
Pembelajaran tematik-terpadu dapat membuat anak terlibat dalam semua area
bermain yang disediakan oleh pendidik paud. Itulah sebabnya dalam implementasinya,
pembelajaran tematik-terpadu dilaksanakan melalui pembelajaran senta atau biasa dikenal
dengan Beyond Centers and Circle Time (BCCT). Area bermain pada pembelajaran sentra
diistilahkan dengan sentra. Secara istilah sentra adalah zona atau area bermain anak yang
dilengkapi dengan seperangkat alat yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang
diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis main, yaitu main sensori-
motor atau main fungsional, main peran, dan main pembangunan. Dan ada 6 sentra, yaitu
sentra imtak, sentra bahan alam, sentra seni dan kreativitas, sentra bermain peran, sentra
balok, dan sentra persiapan. (Novan Ardy Wiyani, 2017:107).
Karena dengan Sentra bermain peran ini bertujuan untuk mengembangkan aspek
bahasa dan kemampuan dalam berinteraksi sosial anak. Jenis permainan ini antara lain
meliputi sandiwara, drama atau bermain peran dan jenis permainan lain dimana anak
memainkan peran sebagai orang lain. Permainan ini sangat baik untuk mengembangkan
bahasa, komunikasi dan memahami peran-peran dalam masyarakat. (Mohammad Fauziddin,
2015:12)
Dengan bermain peran banyak manfaat yang diberikan kepada anak. Selain dapat
bersosialisasi dengan orang lain anak juga dapat mengekspresikan perasaan mereka. Anak
juga dapat terlibat permasalahan yang timbul ketika anak bermain peran. Biasanya
permasalahan tidak terdapat di skanerio melainkan muncul dengan sendirinya pada anak saat
bermain. Ketika ada masalah bagaimana reaksi anak apakah dapat menyelesaikannya atau
membiarakannya berlalu tanpa ada solusi yang diambil dengan seperti itu anak juga dapat
meningkatkan sosial emosional anak.
Berdasarkan hasil awal penelitian Ketika anak sedang bermain peran ada saja anak
yang kurang bersosialisasi dengan teman yang lain dan lebih asyik dengan peran yang
dijalani apalagi telah menemukan mainan yang menyenangkan ketika berada di perannya.
Kadang juga ada anak yang tiba-tiba memicu keramaian anak yang lain supaya menyerang
satu anak dan menjadi tersangka utamanya. Kemudian ada juga anak yang belum bisa
mengontrol emosi dalam diri anak itu sendiri dan menasehati anak yang lain, sehingga anak
yang lain kembali ke perannya masing-masing, selain itu ketika ada anak yang dalam
berperan kurang optimal masih banyak anak lain yang belum mengajak atapun memotivasi
anak tersebut untuk bersama-sama bermain peran kurang semangat ataupun kurang optimal,
anak yang lain ada saja yang menggantikan atau menginginkan peran tersebut, sehingga satu
anak ada yang ganda dalam berperan.
Anak juga masih kurang rasa berbagi dengan temannya yang kadang mengakibatkan
anak saling berebut tempat, karena anak semakin merasa ingin tahu dan lebih dekat
lagi.Selain itu juga masih ada juga anak yang terpaku dengan perannya sendiri serta merasa
asyik dengan peran yang telah dipilihnya sehingga anak sibuk sendiri dengan dunianya. Jadi
dalam bermain peran juga dapat membantu anak untuk melakukan sosialisasi dan belajar
untuk menghargai serta memahami antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, serta
anak dapat belajar untuk konsisten terhadap hal yang telah di pilih anak.
Data yang diperoleh dari observasi ke Salah satu sekolah yang menggunakan sentra
adalah Tk Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Guru yang bernama Masniyah Di Tk Nurul
Huda yaitu terdapat 6 sentra yaitu sentra persiapan, sentra balok, sentra bermain peran, sentra
seni dan kreativitas, sentra bahan alam dan imtak. Sentra yang peneliti amati adalah salah
satunya sentra bermain peran, pembelajaran yang dilakukan dengan metode sentra yaitu
sentra peran. di Tk Nurul Huda sudah sangat mengeksplor kemampuan anak. Tidak hanya
kemampuan anak saja tetapi lebih banyak membangun karakter kepada anak agar kelak anak
mempunyai jiwa yang berkarakter dan jiwa yang mandiri. Namun kenyataan dilapangan
berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Tk tersebut masih di temui anak-anak di Tk
B2 masih rendah kecerdasan sosial emosional anak hal ini ditandai dengan 60% anak yang
belum berkembang, 20% mulai berkembang, 20% anak yang berkembang sesuai harapan,
dan 0% anak yang berkembang sangat baik.
Sentra yang peneliti amati adalah salah satuya sentra peran, bermain peran
merupakan salah satu cara agar anak dapat belajar, bukan hanya mengenal diri sendiri, tetapi
dapat mengenal dan memerankan orang lain agar mereka bisa melakukan sosialiasasi dengan
temannya, serta dapat membiasakan anak agar mereka dapat berkomunikasi dengan orang
lain, yang sudah masuk dalam masyarakat luas dan tidak hanya mengenal dan berkomunikasi
dengan orang sekitar saja.
Dari Permasalahan tersebut dapat menghambat pelaksanaan dan tercapainya tujuan
pembelajran, oleh sebab itu, penting bagi pendidik untuk menguasai dan membuat
perencanaan pembelajaran yang akan di ajarkan untuk dapat menunjanng pelaksanaan
pembelajran. Sehingga, kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Berdasarkan permasalahan dan kenyataan yang ada dilapangan maka kami sebagai
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang“Upaya Guru Meningkatkan kecerdasan
Sosial-Emosional Anak Melalui Bermain Peran di Tk Nurul Huda Desa Suka Maju
Kecamatan Mestong kabupaten Muaro jambi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Perilaku tidak peduli
2. Anak menginginkan semua peran yang ada
3. Kurang sesuainya antara peran yang dipilih dan dilakukan oleh anak
4. Anak masih kurang rasa berbagi dengan temannya
5. Bermain sendiri
6. Kurang terkontrolnya emosi anak
C. Batasan Masalah
berdasarkan pada identifikasi masalah dan agar penelitian ini lebih terarah, perlu
adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah.
1. Anak yang menjadi subjek penelitian adalah anak Tk B2 usia 5-6 tahun.
2. Metode yang digunakan adalah metode bermain peran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian
tindakan kelas ini adalah : “Apakahkah melalui bermain peran dapat meningkatkan
kecerdasan sosial emosional anak di Tk Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah melalui bermain peran dapat
meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak usia dini di Tk Nurul Huda Desa Suka Maju
Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut:
a. Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk pengembangan keilmuan dan
profesionalitas diri terutama bidang penelitian tindakan.
b. Guru
Bagi guru, dengan melakukan penelitian ini guru dapat memiliki kemampuan
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam apa yang
terjadi dikelasnya. Guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara
professional. Karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu memperbaiki
pembelajaran/ kelas yang dikelolanya.
c. Siswa
Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini kesalahan dan kesulitan dalam proses
pembelajaran akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosa, sehingga kesalahan dan
kesulitan tersebut tidak berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera
diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar
siswa diharapkan akan meningkat.
d. Sekolah
Penelitian ini berguna untuk masukan bagi guru dan pengelola sekolah Tk dalam
rangka memperbaiki kinerja guru secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar.
Penelitian ini diharapkan dapat salah satu pijakan bagi guru dan pengelola sekolah Tk
lainnya untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Sosial Emosional Anak
1. Kecerdasan Sosial
Menurut Seefeldt & Wasik,2018 (Novi Mulyani 2018:93). Anak-anak yang berusia,
3, 4, dan 5 tahun, mereka akan tumbuh menjadi mahkluk sosial. Pada usia 3 tahun
perkembangan fisik mereka memungkinkan untuk bergerak kian kemari secara mandiri dan
mereka ingin tahu tentang lingkungan yang tinggali dan tentunya orang-orang didalamnya.
Dalam usia tersebut, anak memperlihatkan minat yang semakin besar terhadap anak-
anak yang lain dan orang dewasa disekitarnya. Bermain seorang diri dengan mainan
kesukaannya didalam rumah, Nampak menjadi hal yang membosankan. Walaupun tidak
jarang, anak masih bermain dengan mainannya seorang diri, namun keinginananya untuk
menjadi mahkluk sosial, bermain dengan dengan anak yang lain, menjadi semakin kuat.
Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk secara efektif menavigasi dan
bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial menurut sean foleno, kecerdasan sosial
adalah kemampuan seseorang untuk memahami lingkungannya secara optimal dan bereaksi
dengan tepat untuk sukses secara sosial. (Asyuhada dkk, kecerdasan sosial
anak.https://id.m.wikipedia.org).
Ciri khas secara sosial atau pergaulan usia (5-6 tahun)
a) Senang bermain dengan teman sebayanya, namun juga perlu waktu untuk bermain
sendiri.
b) Sifat individu masih sangat kuat.
c) Sering timbul pertengkaran saat bermain.
d) Sangat membutuhkan perhatian dari orang dewasa.
e) Sedang belajar membuat pilihan-pilihan yang benar. (Trianto 2010:18)
Kecerdasan sosial dibagi dua yaitu:
a. Pengertian kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan,
berinteraksi, atau berkomunikasi dengan orang lain (Helmawati, 2014). Kecerdasan
interpersonal yang tinggi membuat sesesorang untuk berinteraksi dengan baik terhadap
orang lain. Orang dengan kecerdasan ini akan memiliki ke pekaan hati hingga mampu
berempati terhadap apa yang tengah di alami orang lain.
Kecerdasan intrerpersonal (interpersonal intelligence) yaitu kemampuan untuk
melakukan hubungan anatar manusia (berkawan) yang dapat dirangsang melalui bermain
bersama teman, bekerja sama, bermain peran, dan memecahkan masalah serta
menyelesaikan konflik. (Ella Yulaelawati 2004) menyoroti kecerdasan ini melalui
pemberian dukungan atas gagasan atau ide dari orang lain. Bantu anak untuk dapat
memimpin, mengatur, berteman, bersuka ria bersama, atau bertindak sebagai penengah.
ntuk menumbuh kembangkan kecerdasan ini anak perlu teman. Kelompok bermain.
masuk dalam pertemuan sosial, pertemuan kelompok di masyarakat, clup, dan
pembimbing.
Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal ini dapat manjalin komunikasi
dengan mudah walaupun terhadap orang yang baru dijumpainya. Ia akan mudah bergaul,
banyak memiliki teman, dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat di manapun ia
berada. Orang yang memiliki kecerdasan ini akan dapat bertahan hidup melalui jalinan
atau hubungan social yang dilakukannya. Oleh karena itu, pendidik dalam membantu
anak atau peserta didik untuk memiliki kecerdasan interpersonal ini perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut sejak mereka berusia dini.
1). Ajarkan komunikasi
Bagi anak usia dini pendidik perlu bimbingan dan contoh bagaiman melakukan
komunikasi yang baik dengan orang lain. Banyak anak usia dini yang memintasesuatu
denagn menangis atau marah-marah. Ada anak yang melarang temannya melakukan
sesuatu dengan cara menagis atau berteriak. Sikap seperti ini tentu tidak baik dibiarkan.
Pendidik perlu mengajarkan bagaimana anak seharusnya menyampaiakan ide, gagasan,
keinginan, atau kemarahannya.
Dengan demikian, anak tidak perlu menangis atau berteriak ketika ingin
menyampaikana apa yang diinginkan atau yang ada dalam hati dan komunikasi yang
aktip dan sehat.untuk itu pendidik terutama orang tua harus membangun komunikasi
yanga ktip dan sehat. Orang tua atau pendidik pendampingketika berbicara kepada ank
perlu menyampaikan kata-kata dengan nada yang tepat dan berikan gesture atau bahasa
tubuh yang tepat pula. Komunikasi yang dibangun dengan baik oleh para pendidik akan
diingat anak. Sehingga ia pun akan menggunakan cara yang sama dan tidak lagi berteriak
atau merengek-rengek untuk menyampaiakn apa yang dipikirkan.
2). Ajarkan anak mengenal hambatan dalam komunikasi dan mengatasi sejak dini.
Hambatan dalam kemunikasi berbeda-beda dalamhal ketahanan dan arti
pentingnya. Jarang komunikasi terhambat sama sekali, sehingga inti pesan dapat
diterima. namun tidak sedikit komunikasi terhambat oleh beberapa paktor sehingga inti
pesan tidak sampai kepada penerima pesan. Latar belakang pengetahuan dan pengalaman
yang berbeda akan dapat menimbulkan persepsi (cara pandang) yang berbeda.
Hal ini perlu diperhatikan pendidik saat mendidik anak atau peserta didiknya.
Pemahaman akan perbedaan persepsi akan memberikan pendekatan yang berdeda untuk
solusi terhadap masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, pendidik perlu mengajarkan
dengan memberikan contoh bahwa anak perlu menyamakan persepsi atau apa yang
dipikirkan dan bagaimana ia berpikir. Bahasa yang digunakan pun harus disamakan
pemahamannya. (Helmawati 2016)
b. Pengertian kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang terletak pada diri
seseorang yang ditandai dengan kemampuan untuk memahami diri sendiri, dan bertindak
berdasarkan pemahaman tersebut. Kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan
untuk mengenali kelebihan pada diri, kekurangannya, keterbatasan diri, kecerdasan
terhadap emosi atau suasana hati, keinginan, motivasi, maksud dan tujuan, juga mampu
menghargai diri, mengendalikan diri.
Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk menganalisis diri sendiri, tahu
dengan baik tentang dirinya sendiri, apa yang diinginkan, apa yang akan dilakukan, apa
yang terbaik bagi dirinya, bagaimana memberikan respon terhadap situasi tertentu, dan
menyikapinya dengan baik, serta intropeksi diri.
Pemahaman diri ini sangat baik untuk membantu seseorang mengembangkan
potensi dalam dirinya dan membantunya untuk dapat mengekspresikan diri dengan lebih
baik, dan mampu berkarya secara optimal. Kecerdasan intrapersonal memiliki manfaat
yaitu membangun citra diri dan harga diri, mengendalikan emosi, mampu bertanggung
jawab pada diri sendiri.
1) Ciri- Ciri Kecerdasan Intrapersonal
Amstrong menyatakan bahwa kecerdasan intrapersonal memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. waktu untuk bermeditasi, merenung, intropeksi diri, dan memikirkan berbgai
masalah.
b. Suka terhadap topik mengenai pengembangan kepribadian diri dan sering
menghadiri acara- acara konseling atau seminar kepribadian agar lebih
memahami diri.
c. Mampu menghadapi masalah, hambatan, kegagalan dengan baik.
d. Memiliki minat, hobi, dan cara bersenang senangyang diperuntukkan dirinya
sendiri.
e. Memiliki tujuan tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang yang selalu
dipikirkan secara kontinyu.
f. Mampu menganalisa kekurangan dan kelebihan diri yang ditinjau dari pandangan
pihak lain.
g. Lebih suka menghabiskan waktu untuk diri sendiri dan jauh dari keramaian.
h. Memiliki kemandirian dan keinginan yang kuat.
i. Dapat mengespresikan perasaan dan menulis pengalaman pribadinya dalam buku
diari.
j. Memiliki semangat yang kuat untuk mewujudkan keinginan dan berusaha sendir (
Dosen psikologi. https://dosenpsikologi.com)
2. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian kecerdasan Emosional
Kecerdasan yang tidak kalah pentingyang perlu diketahui dan dipelajari pendidik
adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosi dikembangkan oleh Daniel Goleman
(1995). Kecerdasan ini sebenarnya tampak pada kemampuan atau kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal seseorang.
Esensi kecerdasan ini adalah pengembangan kemampuan untuk membedakan dan
menanggapi dengan suasana hati,temperamen, motivasi, dan hasrat keinginan orang lain
(Uno dan Kudrat, 2009) Goleman berpendapat bahwa factor emosi sangat penting dan
memberikan pengayaan warna bagi kecerdasan interpersonal. Keceerdasan emosi
merupakan peruwujudan dan softskill dalam diri manusia (Suyono dkk, 2015:105).
Anak yang sejak usia dini sudah mampu mengendalikan emosi atau memiliki
kecerdasan emosional setelah remaja ternyata lebih mampu menjalin hubungan sosial,
memiliki kepribadian yang lebih tegas, lebih efektif dalam bertindak, dan lebih mampu
menghadapi kekecewaan hidup. Anak yang memiliki kecerdasan emosi lebih percaya diri
dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.
Sementara anak yang tidak dibantu memiliki kecerdasan emosional sejak dini,
ketika remaja ia cenderung lebih sulit menjalin hubungan social dengan orang lain, lebih
mudah kecewa dan frustasi atau putus asa, bahkan berprilakju kasar terhadap orang lain.
Agar anak dapat dibantu mengendalikan emosinya, maka para pendidik (orang tua dan
guru) perlu memperhatikan pengembangan semua unsure pembentuk manusia itu sendiri
(Helmawati,2016:96)
b. Perkembangan Emosional
Permainan diluar ruangan banyak memberikan peluang dan tantangan baru bagi
anak. Permasalahan yang dihadapirelatife lebih kompleks dari hari ke hari bagi anak hal ini
dapat menjadi pembelajaran yang baik. Dengan menguasai banyak tantangan yang dihadapi
di luar membuat anak-anak lebih mengembangkan rasa percaya dirinya yang posistif. anak-
anak berhasil mengatasi ketakutan dan ketegangannya saat ia berada di puncak porosotan
dan kemudian bebas meluncur. Ia telah berhasil menciptakan rasa aman dalam dirinya
ketika menghadapi prosotan.
Rasa percaya terhadap diri sendiri dan orang lain dikembangkan melalui
pengalaman hidup yang nyata. Seorang anak membutuhkan beberapa keterampilan
emosional yang harus ia penuhi. Pertama, ia harus mengenal kemampuan nya dan
mengakui ketidak mampuannya. Kedua, Ia harus belajar meminta tolong dengan cara yang
baik kepada orang lain pada saat ia membutuhkannya. Ketiga, ia harus memiliki
kepercayaan terhadap bantuan orang lain. Keempat, ia harus menghargai bantuan tersebut
dengan car berterima kasih. (Rita Mariyana, dkk, 2010:104).
c. Ciri-ciri kecerdasan Emosional
Ciri-ciri kecerdasan emosional meliputi kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,
bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumbuhkan
kemampuan berfikir, berempati dan berdoa (Goleman,2003:45). Menurut teori Goleman
(2002,513-514), cirri-ciri kecerdasan emosional kedalam 5 (lima) komponen sebagai
berikut:
1). Kesadaran diri.
2). Pengaturan diri.
3). Motivasi.
4). Empati.
5). Keterampilan sosial.
d. Aspek-aspek kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional terbagi dalam beberapa aspek kemampuan yang
membentuknya. Aspek- aspek kemampuan yang membentuk kecerdasan emosional tidak
seragam untuk setiap ahli, tergantung dari sudut pandang dan pemahaman. Menurut
Salovey (Goleman, 2007:58-59) ada lima aspek utama yang terdapat dalam kecerdasan
emosional, yaitu:
a. mengenali emosi sendiri.
b. mengelola emosi
c. memotivasi diri sendiri
d. mengenali emosi orang lain.
e. membina hubungan. (Etheses.Uin-malang.ac.id)
e. Fungsi dan Peranan Emosi
Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi pada
individu, selanjutnya kita akan membahas tentang tungsi atau peranan emosi pada
perkembangan anak. Fungsi dan peranan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.) Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala
kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang
merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan
menangis. Menangis ini merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada
saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal. Demikian
pula halnya ekspresi tertawa terbahak-bahak ataupun memeluk ibunya dengan erat. Ini
merupakan contoh bentuk komunikasi anak yang bermuatan emosional.
2.) Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri dengan
lingkungan sosialnya, antara lain berikut ini:
a) Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan
sosial terhadap dirinya.
b) Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial
anak melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya.
c) Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan. Tingkah laku emosi anak yang
ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan.
d) Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan.
e) Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas
motorik dan mental anak. (Asep dhermawan
https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/01/fungsi-dan-peranan-emosi-pada.html).
3. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Sosial Emosional
Sebelumnya kita sudah mengetahui banyak mengenai bagaimana anak belajar dan
berperilaku. Dalam 2 dekade, penelitian mengenai perkembangan otak anak, perilaku emosi
memfokuskan pada pentingnya perkembangan sosial awal pada anak dan kebutuhan emosi pada
masa kecilnya dan masa-masa kanak-kanak awal. Meskipun perkembangan sosial emosional
anak berlanjut terus hingga dewasa, banyak penelitian percaya bahwa yang terpenting adalah
perkembangan sosial emosional dilakukan ketika anak masih bayi hingga anak berusia enam
tahun (lahir-6 tahun).
Pada perkembangan tahun pertama, hal yang dapat diberikan kepada anak berupa pengenalan
pengucapan. Berikut ini adalah beberapa cirri-ciri meningkatkan perkembangan kecerdasan
sosial emosional anak:
a. dimulai dari keakraban atau hubungan erat dengan pengasuh/pendidik.
b. ketika bermain menggunakan bahasa.
c. mengerti bagaimana menggunakan bahasa.
d. memperlihatkan kasih sayang dan perhatian dengan anak yang lain.
Perkembangan sosial emosional yang sehat pada anak hanya dapat terjadi jika anak dekat
dengan orang tua, pengasuh atau pendidiknya. Seperti hubungan pendukung untuk
mengembangkan kepercayaan dan rasa percaya diri, kemampuan menjalin hubungan dengan
orang lain, dan menyelesaikan masalah serta kebutuhan untuk berhasil dalam pelajaran
disekolah dan dikehidupan. (Siti Aisyah,dkk, 2008:9.54).
B. Bermain Peran
1. Pengertian Bermain Peran
Bermain merupakan salah satu yang termasuk aktivitas dan kebutuhan anak usia dini,
dengan bermain mereka mendapatkan suatu pengalaman yang menyenangkan, selain itu
dengan bermain mereka dapat bersosialisasi dan berkomunikasi. Bermain tidak tertuju pada
hasil kegiatan tetapi pada proses saat anak bermain, melalui bermain anak-anak mendapatkan
pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan aspek perkembangannya.
Menurut Sigmund Freud bermain mempunyai nilai yang sama yaitu fantasi dan
lamunan, melalui bermain anak dapat mengeluarkan perasaan negatifnya ke objek atau orang
pengganti. Selain itu dengan bermain dapat memancing kreativitas anak, dengan bermain
anak akan memperoleh pelajaran yang mengandung aspek-aspek perkembangan seperti
kognitif, fisik, sosial dan emosional. Bermain merupakan salah satu sarana untuk menggali
pengalaman belajar anak, disamping itu bermain dapat membantu anak untuk mengenal
dunianya, mengembangkan konsep-konsep baru, meningkatkan keterampilan sosial dan
membentuk prilaku. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Vygostiky bahwa
bermain sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif anak, karena dengan
bermain dapat menunjang pengalaman intelektual dan memperkaya cara berfikir anak.
Bermain peran (role playing) merupakan salah satu bentuk pembelajaran, dimana
anak-anak ikut terlibat aktif dalam memainkan peran-peran tertentu.Bermain peran dapat
disebut juga dengan main simbolik atau main purapura, fantasi imajinasi atau main drama.
Terdapat beberapa karakteristik dalam bermain peran diantaranya :
1. Bermain peran merupakan sesuatu yang menyenangkan.
2. Memiliki nilai positif bagi anak.
3. Bersifat spontan dan bebas bagi anak untuk memilih tokoh yang diperankan.
4. Melibatkan peran aktif anak.
5. Memiliki hubungan sistematik dengan perkembangan kreativitas, pemecahan masalah,
belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.
Menurut Hurlock (1978:329) bermain peran adalah bentuk bermain aktif di masa
anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas berhubungan dengan materi atau situasi
seolah-olah hal itu mempunyai atribut yang lain ketimbang yang lainnya. Rosalina (2008:1)
mengungkapkan bahwa permainan ini sangat bagus untuk anak-anak, sebab di usia balita
kemampuan berfantasi, kognitif, emosi,dan sosialisasi anak tengah berkembang. (Asep
dhermawan76. https:/ agroedupolitan.blogspot.com).
Abu Ahmadi (2005:107) Bermain peran atau Fantasi, yakni seorang anak melakukan
permainan karena di pengaruhi oleh fantasinya, ia memerankan suatu kegiatan, seolah-olah
sungguhan. Permainan ini ada tingkatannya:
a. Membuat sesuatu, tetapi belum dapat memberi nama.
b. Membuat sesuatu, dana dapat memberi nama.
c. Menentukan dana membuat nama dulu, sebelum membuat sesuatu.
d. Membuat sesuatu, sudah lengkap agak mirip dengan kondisi bentuk sebenarnya yang
dikehendaki.
(dalam Tetik. 2001:99)Hakikat bermain peran atau role playing mempunyai 4 pengertian
yaitu:
a) Sesuatu yang bersifat sandiwara dimana pemain memainkan peran tertentu sesuai dengan
lakon yang sudah ditulis dan dimainkan dengan tujuan hiburan.
b) Sesuatu yang bersifat sosiologis atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-
norma tertentu.
c) Sesuatu perilaku tiruan atau tipuan dimana seseorang berusaha memeperoleh hal yang
sama dengan jalan perilaku berlawanan dengan apa yang diharapkan, dirasakan atau
diinginkan.
Sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dimana individu memerankan situasi yang
imajinatif dengan tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri,
meningkatkan keterampilan, menunjukkan perilaku lain atau perilaku seseorang harus
bertingkah.(https//ainamulyana.blogspot,com
Ahmadi dan Prasetyo (2005) mengemukakan bahwa metode role playing disebut juga
“sosiodrama maupun bermain peranan yaitu suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada para anak untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau
penghayatan seseorang, seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari dalam
masyarakat”. Dalam proses role palying peserta diminta untuk :
1. Mengandaikan suatu peran khusus, apakah sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain.
2. Masuk dalam situasi yang bersifat skenario, yang dipilih berdasarkan relevansi dengan
pengetahuan yang
sedang dipelajari oleh peserta atau kurikulum.
3. Bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orang yang diperankan dalam
situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak “seolah-olah“ peran-peran
tersebut adalah peran-peran mereka sendiri dan bertindak berdasar asumsi tersebut.
4. Menggunakan pengalaman-pengalaman peran yang sama pada masa lalu untuk mengisi
batas yang hilang dalam suatu peran singkat yang ditentukan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode role
playing adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada para anak untuk
mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang, seperti yang dilakukan
dalam hubungan sosial sehari-hari. Dengan kata lain melalui metode role playing ini anak
belajar untuk menghargai perasaan orang lain dan belajar untuk bekerjasama dengan orang
lain. Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2005) bahwa tujuan role playing antara lain:
(a) agar anak dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain; (b) dapat belajar
bagaimana membagi tanggung jawab (c) dapat belajar bagaimana mengambil keputusan
dalam situasi kelompok secara spontan; dan (d) merangsang kelas untuk berpikir dan
memecahkan masalah.
Metode role playing memiliki beberapa keunggulan, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Djamarah, S.B (2006) keunggulannya adalah: (1) anak melatih dirinya untuk melatih,
memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan sebagai pemain harus
memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus
diperankannya (2) anak akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif
2. Jenis-Jenis Bermain Peran
Dilihat dari jenisnya bermain peran dibagi menjadi 2 jenis diantaranya adalah mikro
dan makro. menurut erikson (Haenilah, 2015:126) mengatakan bahwa “dua jenis main peran
yaitu mikro atau ukuran kecil dan makro ayitu ukuran sesungguhnya”. Dalam bermain peran
mikro anak akan memegang atau menggerakkan sesuatu yang berukuran kecil untuk
meyusun suatu adegan cerita. Sedangkan dalam bermain peran makro anak akan
memerankan sesungguhnya dan menjadi tokoh tertentu.
Sejalan dengan pendapat diatas menurut Mutiah (2010:115) mengungkapkan
bahwa”bermain peran terbagi kedalam dua jenis kegiatan yaitu bermain peran mikro dan
bermain peran makro” jenis bermain peran makro adalah permainan yang bersifatnya kerja
sama lebih dari dua orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia dini sedangkan bermain
peran mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya dua orang saja.
a. Bermain Peran Makro
Bermain makro adalah anak bermain tokoh menggunakan alat berukuran besar
yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contohnya
memakai baju dan menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan
atau benteng.
b. Bermain Peran Mikro
bermain mikro adalah anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh
benda-benda berukuran kecil. Contoh, kandang dengan bintanag-binatang dan orang-
orangan kecil. (Asolihin skb https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com)
3. Tujuan Bermain Peran
Adapun tujuan bermain menurut Diana Mutiah (2010 : 146) ditinjau dari aspek
perkembangan dapat dioptimalkan, antara lain adalah :
a. Bermain untuk Pengembangan Kognitip Anak.
1). Bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan
2). Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
3). Bermain mendorong anak untuk berpikir kreatif
b. Bermain untuk Pengembangan Sosial-Emosional
1). Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan
menyelesaikan masalah.
2). Bermain meningkatkan kompetensi sosial anak
3). Bermain membantu anak mengekspresikan dan mengurangi rasa takut.
c. Bermain untuk Pengembangan Motorik
1). Bermain membantu anak mengontrol gerak motorik kasar anak.
2). Bermain membantu anak menguasai keterampilan motorik halus.
d. Bermain untuk Pengembangan Bahasa / Komunikasi.
1). Bermain membantu anak meningkatkan kemampuan berkomunikasi
2). Bermain menyediakan konteks yang aman dan memotivasi anak belajar bahasa
kedua.
Bermain peran merupakan suatu aktivitas anak yang alamiah karena sesuai dengan
cara berpikir anak usia dini, yaitu berpikir simbolik (menurut teori Piaget). Banyak ahli yang
meneliti dan memberi perhatian terhadap aktivitas anak ini dan menghasilkan teori yang
menjadi dasar keilmuan bagi kajian bermain peran.
Mulailah bermain peran, tetapi berhentilah pada interval yang sering dan mintalah
kelas untuk memberi feedback dan arah seperti kemajuan skenario. Jangan ragu menyuruh
siswa untuk memberikan garis khusus bagi guru untuk digunakan. Teruskan bermain peran
sampai anak secara meningkat melatih guru dalam bagaimana menangani situasi. Hal ini
memberikan siswa latihan keterampilan ketika guru melakukan peran yang sebenarnya untuk
mereka. Dalam menyiapkan suatu situasi Role Playing di dalam kelas.
guru mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a). Guru memiliki situasi bermain peran
Situasi-situasi masalah yang dipilih harus menjadi “sosiodrama” yang menitik
beratkan pada jenis peran, masalah dan situasi familier, serta pentingnya bagi siswa. meliputi
deskripsi tentang keadaan peristiwa, individu-individu yang dilibatkan, dan posisi-posisi
dasar yang diambil oleh pelaku khusus. Para pemeran khusus tidak didasarkan kepada
individu nyata di dalam kelas, hindari tipe yang sama pada waktu merancang pemeran
supaya tidak terjadi gangguan hak pribadi secara psikologis dan merasa aman.
b). Sebelum pelaksanaan bermain peran
siswa harus mengikuti latihan pemanasan, latihan-latihan ini diikuti oleh semua
siswa, baik sebagai partisipasi aktif maupun sebagai para pengamat aktif. Latihan-latihan ini
dirancang untuk menyiapkan anak, membantu mereka mengembangkan imajinasinya dan
untuk membentuk kekompakan kelompok dan interaksi. Misalnya latihan pantomim.
c). Guru memberikan intruksi khusus kepada peserta bermain peran setelah
memberikan penjelasan pendahuluan kepada keseluruhan kelas. Penjelasan tersebut
meliputi latar belakang dan karakterkarakter dasar melalui tulisan atau penjelasan lisan. Para
peserta (pemeran) dipilih secara sukarela. Siswa diberi kebebasan untuk menggariskan suatu
peran. Apabila siswa telah pernah mengamati suatu situasi dalam kehidupan nyata maka
situasi tersebut dapat dijadikan sebagai situasi bermain peran.
Peserta bersangkutan diberi kesempatan untuk menunjukkan tindakan perbuatan
ulang pengalaman. Dalam brifing, kepada pemeran diberikan deskripsi secara rinci tentang
kepribadian, perasaan, dan keyakinan dari para karakter. Hal ini diperlukan guna
membangun masa lampau dari karakter. Dengan demikian dapat dirancang ruangan dan
peralatan yang perlu digunakan dalam bermain peran tersebut.
d). Guru memberitahukan peran-peran yang akan dimainkan serta memberikan instruksi-
instruksi yang bertalian dengan masing-masing peran kepada audience. Para audience
diupayakan mengambil bagian secara aktif dalam bermain peran itu. Untuk itu, kelas dibagi
dua kelompok, yakni kelompok pengamat dan kelompok spekulator, masing-masing
melaksanakan fungsinya. Kelompok I bertindak sebagai pengamat yang bertugas mengamati:
(1) perasaan individu karakter,
(2) karakter-karakter khusus yang diinginkan dalam situasi dan
(3) mengapa karakter merespons cara yang mereka lakukan. Kelompok bertindak sebagai
spekulator yang berupaya menanggapi bermain peran itu dari tujuan dan analisis pendapat.
Tugas kelompok ini mengamati garis besar rangkaian tindakan yang telah dilakukan oleh
karakter-karakter khusus.
4. Kelemahan dan Kelebihan Metode Role Playing ( Bermain peran)
Dari pemaparan tahap-tahap penggunaan metode role playing di atas dapat dilihat
beberapa kelebihan dan kekurangan metode role playing sebagai berikut:
a). Kelebihan metode role playing
1). Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. di samping menjadi
pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam memori
otak,
2). Sangat menarik bagi anak. sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis
dan antusias.
3). Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri anak serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
b). Kekurangan metode role playing.
1). Role playing memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
2). Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun anak
dan ini tidak semua guru memilikinya.
3). Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerankan suatu adegan tertentu.
4). Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami kegagalan,
bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan
pembelajaran tidak tercapai.
5). Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
(http://digilib.uinsby.ac.id/1625/4/Bab%202.pdf).
5. Tahapan Bermain Peran
Penerapan Metode Bermain Peran Penerapan metode bermain bagi anak harus
dilakukan semenarik mungkin agar anak merasa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti
permainan tanpa ada paksaan. Tahap sebelum melakukan kegiatan bermain peran harus
disiapkan dengan benar agar bermainan anak dilakukan dengan optimal.
Shaftel dalam Haenilah (2015:129-130) mengemukakan tahapan bermain peran, yaitu
: (a). Menjelaskan aturan bermain peran (b). Mencipktakan suasana yang dapat memotivasi
anak untuk bermain peran (c). Memilih peran (d). Menyusun tahapan bermain peran (e).
Menyiapkan pengamat (f). Pemeranan (g). Diskusi (h). Kesimpulan. Hal ini senada dengan
pendapat menurut Nuraini (2010:82)
Setelah waktu bermain hampir habis, guru dapat menyiapkan berbagai macam buku
cerita sementara guru merapikan permainan dengan dibantu oleh beberapa anak. Metode
bermain peran dapat diterapkan pada semua aspek perkembangan yang memiliki orientasi
sentuhan, perubahan sikap, mempertimbangkan perasaan sendiri dan orang lain, membentuk
keterampilan untuk menghadapi situasi sulit dan meningkatkan keterampilan untuk
memecahkannya.
Selain itu bermain peran dapat merangsang timbulnya beberapa aktivitas. Karena
anak menikmati tindakan pemeranan, maka mereka akan lupa bahwa sesungguhnya melalui
bermain peran juga sekaligus menguasai materi pelajaran yang secara tidak langsung terkait
dengan ranah sikap dan keterampilan dan terbiasa untuk berdialog sesama teman sebaya.
(http://digilib.unila.ac.id/29244/2/skripsi%20tanpa%20bab%20pembahasan.pdf).
6. Manfaat Bermain Peran
a). Membangun kepercayaan diri Dengan berpura-pura
menjadi apapun yang anak inginkan, misalnya putri atau superhero, dapat membuat
anak dapat “merasakan” sensasi menjadi karakter-karakter tadi sehingga dapat
meningkatkan kepercaya dirinya.
b). Mengembangkan kemampuan bahasa Saat bermain peran
anak pastinya akan berbicara seperti karakter atau orang yang diperankannya.
Hal ini dapat memperluas kosakata anak dan melatihnya berpidato. Sering mengulangi
dialog yang biasa ia dengar dari sebuah adegan dapat membuat anak lebih percaya diri
dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri.
c). Meningkatkan kreativitas dan akal Saat bermain peran
kreativitas anak akan terbawa keluar, sehingga anak menjadi banyak akal saat
mencoba membangun dunia impiannya. Misalnya, kardus-kardus dibuat menjadi istana,
bayangan-bayangan dari jari-jarinya yang bermain menjadi bentuk hewan, dan
sebagainya.
d). Membuka kesempatan untuk memecahkan masalah Pada situasi tertentu saat
bermain peran, pikiran anak akan terlatih untuk menemukan solusi jika ada masalah
terjadi. Misalnya, ketika boneka bayinya ditidurkan, anak akan menyadari bahwa bayi
butuh selimut untuk tetap hangat. Denga memecahkan msalah saat bermain dapat
membantu membangun kepercayaan diri anak saat nantinya harus mengatasi masalah di
kehidupan nyata.
e). Membangun kemampuan sosial dan empati Dalam bermain peran
anak sedang menempatkan dirinya dalam pengalaman menjadi orang lain.
Menghidupkan kembali sebuah adegan bisa membantu dia menghargai perasaan orang
lain sehingga dapat membantunya mengembangkan empati. Selain itu, karena bermain
peran lebih menyenangkan dilakukan bersama teman, anak dapat belajar berkomunikasi,
bergiliran, dan berbagi peralatan atau mainan bersama temannya.
f). Memberi mereka pandangan positif
anak-anak memiliki imajinasi yang tidak terbatas. Bermain peran dapat membantu
anak bermimpi dan berusaha mencapai mimpi dan cita citanya.
(https://www.parenting.co.id/balita/manfaat+anak+bermain+peran)
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penilitian yang hampir serupa sudah dilakukan
oleh penelitian lain relevan dengan masalah yang diteliti, oleh sebab itu dikemukakan
beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan sebagai berikut:
1. penilitian yang dilakukan oleh Saridawati 2017 dengan judul “ upaya meningkatkan
kemamapuan sosial-emosional anak melalui metode proyek di Tk Nurul Ihsan ilmi
medan tembung” perbedaannya adalah dalam judul, isi dan Tema yang diangkat
untuk mengembangkan kecerdasan sosial-emosional anak usia dini.
2. penelitian oleh Rita Kurniawati 2017 yakni “pengembangan sosial-emosional anak
usia dini dengan metode pembiasaan pada paud berbasis full day school di Tkit
kendarti mu’adz bin jabal berbah sleman”. persamaan penelitian ini adalah terletak
pada sosial emosional anak. perbedaan penelitian ini adalah terletak pada isi tempat
tema dan judul yang di angkat yakni upaya meningkatkan kecerdasan sosial-
emosional anak malalui bermain peran.
3. penelitian oleh Dyah Fachriyyati tahun 2015 yakni “perkembangan sosial emosional
anak ditinjau dari pemberian syair lagu di Tk Tarbiyatul Athfal krapyak jepara”.
Perbedaannya adalah isi,tempat, metode, tema dan latar belakang masalah.
Dari ketiga penelitian tersebut persamaan nya adalah sama-sama mebahas tengatang
sosial emosional anak usia dini. Dan terdapat perbedaan yakni latar belakang, tempat,waktu
penelitian, setting penelitian, serta tema yang diangkat untuk meningkatkan kecerdasan
sosial-emosional anak. Sedangkan untuk penelitian ini pokus pada kecerdasan sosial-
emosional anak melalui bermain peran di Tk Nurul Huda, Kecamatan Mestong, Kab. Muaro
Jambi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa
Suka Maju, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan
lamanya terhitung sejak Maret-Mei 2019
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
1. Setiing Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Nurul Huda Desa Suka Maju,
Kecamatan Mestong, Kab. Muaro Jambi. Pemilihan tersebut sebagai tempat penelitian
didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan menjadi
objek ini relevan dengan pokok permasalahan penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan ditempat tersebut karena peneliti sudah sering melakukan
observasi ketika mendapatkan tugas kuliah, selama observasi peneliti menemukan suatu
masalah, sehingga dicari solusi. Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan
beberapa pertimbangan, yaitu: a) keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari
segi tenaga maupun efesien waktu. b) situasi sosial; sebelum mendapatkan izin formal
untuk memasuki lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan
pihak sekoalah hingga mendapatkan izin secara informal.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak peserta didik Taman kanak-kanak Nurul Huda.
Kecamatan Mestong, Kab. Muaro Jambi. subjek penelitian lainnya adalah guru dan
peneliti sendiri adapun siswa yang akan menjadi subjek penelitian adalah 20 orang
peserta didik yakni 12 orang belum berkembang dan 3 orang mulai berkembang, 5 orang
yang berkembang sesuai harapan.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan.
Penelitian tindakan ini menggunakan model kemmis dan mc.tagart yang meliputi empat
tahap yaituperencanaan ,tindakan,pengamatan dan refleksi.
Gambar 2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart1992:11
Dalam model kemmis dan Mc.Tagart tindakan dan pengamatan dijadikan satu
kesatuan karena tindakan dan Observasi merupakan dua kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam melaksanakan model ini peneliti berkolaborasi dengan Guru Tk.
D. Desain dan Prosedur Tindakan
Pelaksanan PTK akan diterapkan dalam dua siklus, dengan siklus pertama
menggunakan alat peraga dan siklus kedua menggunakan Alat peraga edukatif.
1. Siklus 1
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus 1 yang terdiri dari empat kegiatan yaitu:
perencanaan, pelaksanaan( tindakan) pengamatan dan refkeksi.
A. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:
1) Guru memberikan apersepsi kepada anak tentang tema yang akan dipelajari.
2) Guru menyiapkan materi alat komunikasi yang akan dibahas oleh anak untuk bermain
peran.
3) Membuat lembar observasi.
4) Mendesain evalusai yang sesuai dengan tujuan pengembangan.
B. Tindakan
Tindakan yang dilakukan peneliti meliputi:
1) Membuat suasana belajar sebaik mungkin. meberikan semangat dan memotivasi
siswa untuk belajar.
2) Melaksanakan kegitaan inti sesuai dengan yang telah dipersiapkan dalam
perencanaan pembelajaran.Melakukan evaluasi.
3) Menganalisis hasil evalusi.
4) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
C. Pengamatan
Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneliti dalam melakukan pengamatan
secara langsung dan sistematis. Pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru
peneliti. Hasil observasi digunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada
siklus berikutnya.
D. Refleksi
Dari data yang telah diperoleh baik dari aktivitas siswa maupun hasil belajar,
akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data penilian pada masing-masing
siklus. Analisis ini merupakan kegiatan refleksi untuk menentukan apakah tindakan yang
dilalui sudah sesuai harapan, atau masih harus diperbaiki pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I1 yang terdiri dari empat kegiatan yaitu:
perencanaan, pelaksanaan( tindakan) pengamatan dan refkeksi, yaitu penerapan dengan
metode oekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga edukatif serta
menyiapkan lembar kerja, berupa mengurutkan gambar sesuai cerita.
A. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:
1) Membuat perencanaan Pembelajaran.
2) Mempersiapkan media dan alat-alat pendukung yang diperlukan.
3) Membuat lembar observasi siswa.
4) Mendesain alat evaluasi
B. Tindakan
Tindakan yang dilakukan peneliti meliputi :
1) Membuat suasana belajar sebaik mungkin.
2) Membuat ice breaking untuk melatih kosentrasi siswa.
3) Memberikan semangat dan memotivasi siswa untuk belajar.
4) Melaksanakan kegitaan inti sesuai dengan yang telah dipersiapkan dalam
perencanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga edukatif
5) Melakukan evaluasi.
6) Menganalisis hasil evaluasi.
7) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
C. Pengamatan
Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneliti dalam melakukan
pengamatan secara langsung dan sistematis. Pengamatan terhadap pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran untuk guru peneliti. Hasil observasi digunakan untuk menentukan jenis
tindakan perbaikan apakah siklus ini berhasil atau tidak.
D. Refleksi
Dari data yang telah diperoleh baik dari aktivitas siswa maupun hasil belajar,
akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data penilian pada masing-masing
siklus. Analisis ini merupakan kegiatan refleksi untuk menentukan apakah tindakan
yang dilalui sudah sesuai harapan, atau masih harus diperbaiki pada siklus
berikutnya.
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Menurut Miles(dalam yusria:2016) Penilitian ini dikatakan berhasil apabila 71% dari
jumlah keseluruhan anak yaitu 20 orang anak. Apabila 15 dari 20 orang anak mencapai
tingkat capian perkembangan minimal yang ditentukan Bersama kolaborator.
F. Sumber Data
1) Primer
Data primer yang peneliti ambil didapatkan dari informan atau orang yang dapat
memberikan informasi tentang data penelitian. Yakni kepala sekolah ,guru dan siswa
Data tersebut diambil dari kegiatan bermain peran dan sumber Buku primer tentang
sosial-emosional yakni perkembangan dan konsep dasar pengembangan anak usia dini,
belajar dan pembelajaran paud, pembelajaran paud BCM, dll.
2) Sekunder
Data sekunder yang peneliti ambil berdasarkan buku-buku pendukung yakni
perkembangan anak, pembelajaran paud bermain bercerita dan menyanyi secara islami,
belajar dan pembelajaran paud, penelitian tindakan kelas, cara bermain peran dan melalui
beberapa teknik pengumpulan data baik melalui data siswa sumber dokumentasi ataupun
arsip.
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumplan Data
Data dalam penelitian tindakan berungsi sebagai landasan refleksi data mewakili
tindakan dalam arti bahwa data itu memungkinkan peneliti untuk merekonstruksi tindakan
terkait, bukan hanya mengingat kembali. Oleh sebab itu, pengumpulan data tidak hanya
untuk keperluan hipotesis, melainkan sebagai alat untuk membukukan amatan dan
menjembatani antara momen momen tindakan dan refleksi dalam putaran penelitian
tindakan.
Data penelitian tindakan dapat berbentuk catatan lapangan, catatan harian, transkrip
komentar peserta penelitian, rekaman audio, rekaman video, foto dan rekaman/catatan
lainnya. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
tindakan, namun pada penelitian ini teknik yang digunaka yaitu wawancara, observasi, dan
dokumentasi antara lain. (http://007indien.blogspot.com/2012/05/teknik-teknik-
pengumpulan-data-dalam.html#ixzz5ofFgoVxm)
A. Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan
bahasa baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Wina,
2009:96).Teknik wawancara merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan
informasi. Karena, pertama dengan menggunakan wawancara peneliti dapat menggali tidak
saja apa yang diketahui dan dialami subyek. Tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam
diri subyek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan (Anak Didik dan Guru,
Kepala sekolah) untuk mengembangkan kecerdasan sosial-emosinal anak usia dini.
B. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena
yang diselidiki (Sutrisno, 2002;136) Metode observasi adalah suatu pengamatan yang
sengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dengan gejala psikis dengan jalan
pengamatan dan pencatatan. Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap fenomena-
fenomena obyek yang diteliti secara obyektif dan hasilnya akan dicatat secara sistematis agar
diperoleh gambaran yang lebih konkrit tentang kondisi di lapangan.
Sebagaimana pendapat bahwa “Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dana
pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki”. Dan Lembar observasi
yang digunakan berupa pengamatan,dengan memberi ceklis, instrumen observasi berupa
rating scale dengan jujur berdasarkan pengamatan dengan pedoman skala perkembangan
anak yaitu: belum berkembang (bb), mulai berkembnag (mb), berkembang sesuai
harapan(bsh), berkembang sangat baik(bsb).
C. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang terjadi selama
tindakan diberikan. Teknik ini lebih menjelaskan suasana yang terjadi dalam proses
pembelajaranTeknik dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan data melalui
dokumentasi yang tersedia. Teknik ini untuk menggali data tentang Taman Kanak-Kanak
Nurul Huda, Kecamatan Mestong, Kab. Muaro Jambi. seperti sejarah berdirinya, keadaan
guru, keadaan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana dan lain-lain.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Jenis instrument yang digunakan pada pengumpulan data ini adalah observasi atau
pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian
yang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan
diamati atau diteliti. Menurut Lincoln dan Guba observasi adalah : Proses pengambilan
data dalam penelitian dimana pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sesuai
digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi kegiatan belajar mengajar,
tingkah laku dan interaksi kelompok seperti dalam Penelitian Tindakan Kelas. Karena
observasi merupakan sebuah proses pengamatan secara langsung.
TABEL 3.1 Instrumen observasi anak dalam perkembangan sosial
NO Nama Anak Aspek yang
diamati
Penilaian sosial anak Skor
BSB BSH MB BB
1 Bersikap
kooperatif
dengan teman
2 Menunjukkan
sikap toleran
3 Mengekspersikan
emosi yang
sesuai dengan
kondisi yang ada
Table 3.2 instrumen observasi anak dalam perkembangan emosional
No Nama Anak Aspek yang
diamati
Penilaian Emosional
Anak
Nilai
BSB BSH MB BB
1 Menunjukkan
rasa empati
2 Bangga
terhadap
karya sendiri
3 Menghargai
keunggulan
orang lain
4 Menunjukkan
rasa empati
a). Defenisi Konseptual
Menurut Hurlock (1978:329) bermain peran adalah bentuk bermain aktif di masa
anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas berhubungan dengan materi atau
situasi seolah-olah hal itu mempunyai atribut yang lain ketimbang yang lainnya.
b). Defenisi Operasional
Peran adalah penilaian yang dilakukan kepada anak untuk memikirkan sesuatu
dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik
terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan bermain peran.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Milles and Huberman, analisis data tertata dalam situs ditegaskan bahwa kolom
pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan jangka waktu, dalam susunan tahapan,
sehingga dapat dilihat kapan gejala tertentu terjadi. Model dari Miles dan Huberman, yang
membagi langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu
pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi sumber yaitu Triangulasi sumber
adalah mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda. Tujuan dilakukan
triangulasi sumber adalah dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, yaitu pengamatan dari
proses pembelajaran, RPPH, hasil wawancara observasi tentang mengembangkan
kecerdasan sosial emosional anak melalui bermain peran yang diperoleh dari sumber data
primer dan sekunder .
1. Reduksi Data
Pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan terttulis dilapangan. Proses
pengumpulan data dilapangan, melaui observasi, wawancara dan dokumentasi merupakan
data yang penulis ambil dilapangan, untuk memberikan gambaran dalam mencari jawaban
pertanyaaan penelitian. Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk memperkuat data yang ada.
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk teks naratif, yaitu berupa
catatan-catatan lapangan terkumpul yang kemudian penulis sederhanakan sesuai dengan sub
fokus pembahasan.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Kegiatan selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan verifikasi yang tersusun dalam satu
kesatuan yang utuh dan mudah dipahami. Data dari hasil observasi yang diperoleh
dipaparkaan menurut masalah yang diteliti yaitu data sosial emosional anak usia dini selama
pelaksanaan tindakan. Analisis presentase anak secara individu dapat menggunakan rumus.
Setelah pengumpulan data dilakukan, dilanjutkan dengan menganalisis data. Maka
diperoleh skor tertinggi dan skor terendah. Skor tertinggi(ST)=4, skor terendah (SR)=1.
Teknik analisis data yang berupa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data
kualitatif dan data kuantitatif. Data hasil observasi berupa kecerdasan sosial emosional anak
dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakann statistik deskriptif sederhana, sedangkan
analisis data kualitatif yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
Analisis presentase dengan menggunakan rumus sederhana deskriptif kuantitatif yaitu:
P=
×100 %
Keterangan:
P= Presentase sosial emosional anak
F= Jumlah anak yang mengalami perubahan
N: Jumlah keseluruhan anak
Tabel. 3.3 Interprestasi Sosial Emosional Aank
Skor Interprestasi
100
80
60
40-0
BSB
BSH
MB
BB
Tindakan dikatakan berhasil ketika presentasi dari keseluruhan diperoleh pada tingkatan
presentasi keterangan sangat baik. Untuk mengukur keberhasilan metode bermain peran
dalam meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak dilihat dari presentasi yang sama
untuk menentukan berhasil atau tidaknya tindakan yaitu pada presentasi dengan keterangan
sangat baik.
Table 3.4 Data/Nilai perkembangan sosial emosional anak pra siklus
No. Nama Pra siklus Keterangan
1 Angga septiyan 4 BSB
2 Faiz najib rusydi 1 BB
3 Nazwa khiara
ramadani
3 MB
4 Muhammad
zubair husen
1 BB
5 Romi Jaya
Kusuma
1 BB
6 Keysa aldelia 1 BB
7 Muhammad
alghifari akbar
4 BSH
8 Suci nisani 1 BB
9 Usma nadifa 4 BSH
10 Fajar atala
efriyadi
3 BSH
11 Mourin 1 BB
12 Fajar bastian 3 MB
13 Dzikry dwi poetra 4 BSH
14 Heru syakbani 1 BB
15 Muhamad raditya 1 BB
16 Ashia mazda
jauza bilqist
1 BB
17 Viola gebrina 1 BB
18 Evan setia halim 3 MB
19 Muhammad
nizam
1 BB
20 Dwi Rahmawati 1 BB
Jumlah 40
Nilai terendah 1
Nilai tertinggi 4
Table 3.5 Klasifikasi tingkatan kategori dan presentase sosial emosional anak
No Indikator Nilai
presentasi
Kriteria
1 Kemampuan
sosial emosional
anak tinggi
80-100 Tinggi
2 Kemampuan
sosial emosional
anak sedang
65-80 Sedang
3 Kemampuan
sosial emosional
anak rendah
≤ 64 Rendah
Tabel klasifikasi tingkatan kategori dan presentase kecerdasan sosial-emosional anak
melalui bermain peran dengan rumus deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-
kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori sehingga diperoleh kesimpulan.
I. Keabsahan Data
keabsahan data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Keabsahan data dipertanggung
jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Strategi yang
bisa digunakan untuk meningkatkan validitas meliputi empat langkah, antara lain face validity
(validitas muka), triangulation (triangulasi), critical reflection (refleksi kritis), catalic validity.
Untuk meningkatkan validitas penelitian tindakan kelas ini dengan meminimalkan subjektivitas
melalui triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data untuk memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Langkah ini
dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kuantitas
penilaiaan.Adapun bentuk triangulasi ada empat, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode,
triangulasi penyidik, dan triangulasi teori.
J. Jadwal Penelitian
Rencana waktu penelitiana akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai
dari bulan Januari sampai bulan maret 2019. Rencana waktu ini masih bersifat tentatif,
artinya dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi secara teknis administrasif maupun
kondisi dilapangan.Berikut diberikan uraian tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian di
laksanakan.
Rencana Waktu dan Tahap Penelitian
No
Kegiatan
Bulan
November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
dan
pengesahan
judul
X
2 Penyusunan
proposal
x
3 Seminar
proposal
X
4 Perbaikan
hasil
seminar
proposal
x
5 Pengurusan
dan
penerbitan
izin
penelitian
X
6 Pengumpul
an data
dilapangan
x X x x
7 Analisis
data dan
penyusunan
laporan
penelitian
X x x x X x
8 Seminar
hasil ujian
skripsi
X
9 Perbaikan
hasil ujian
skripsi
x
10 Pengesahan
hasil ujian
skripsi
X
11 Penggandaa
n dan
penyerahan
laporan
hasil
X
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju, Kecamatan Mestong, Kab. Muaro
Jambi merupakan lembaga PAUD formal swasta yang berada di Kabupaten Muaro Jambi
dan terletak di jalan Kalimantan Rt.01 Desa Suka Maju. Berdiri sejak tahun 2003. Sebelum
berdirinya sekolah, sekolah ini hanyalah tanah kosong yang terletak di pinggir jalan raya
yang ditanami pohon ubi.
Seiring berjaannya waktu kemudian dibangunlah sekolah ini untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan warga setempat karna Tk Nurul Huda merupakan Tk satu-satunya yang berada di
Desa Suka Maju. Awalnya sekolah ini hanya berbentuk bangunan kayu yang terdiri dari
beberapa ruangan, kini sekolah ini telah melalui beberapa tahapan renovasi dengan bentuk
bangunan permanen dan telah dibangun beberapa ruangan tambahan untuk mendukung
kelancaran proses belajar mengajar.
2. Data Umum Sekolah
Table 4.1
NO IDENTITAS SEKOLAH
1 Nama Sekolah Taman Kanak-Kanak Nurul
Huda
2 NPSN 69859469
3 Alamat Jl.Kalimantan RT.01
4 Desa Suka Maju
5 Kecamatan Mestong
6 Kabupaten/Kota Muaro Jambi
7 Provinsi Jambi
8 Kode Pos 36364
9 Telepon/HP 081274330238
10 Status Sekolah Milik Sendiri
11 Nilai Akreditasi B
12 KBM Pagi
13 Jenis gedung Permanen
14 Status Gedung Swasta
15 Asal Tanah Wakaf Hibah
16 Status Tanah Wakaf
17 Luas Seluruh Tanah 4210 m2
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Membantu peserta didik untuk mempersiakan diri memasuki pendidikan Dasar
(SD/MI)
b. Misi
Memotivasi dan membina peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal
c. Membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT sera dapat berbakti kepada Nusa Bangsa dan Agama
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Tenaga Pengajar di Taman Kanak-kanak Nurul Huda mempunyai tugas penting,
yakni mengolah pelajaran untuk dapat disampaikan kepada anak didik. Seorang guru
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina dan mengembangkan anak didiknya.
Tenaga pengajar di TK Nurul Huda terdiri dari 3 orang dengan latar belakang
pendidikan SI, dengan kualifikasi tersebut sangat mendukung kemajuan dari segi sumber
PELINDUNG
KEPALA DESA
KEPALA SEKOLAH
DARMATASIAH,Spd.
I
daya mengajar telah terpenuhi dengan baik. Ibu Darmatasiah,Spd.I sebagai kepala
sekolah.
b. Struktur Organisasi sekolah
STRUKTUR ORGANISASI TK Nurul Huda
BENDAHARA
NURWAHYUNI
SEKRETARIS
MASNIYAH
MAJELIS
GURU
DESI
ANGGRAINI,Spd.
Aud
EMI
YUIYAWATI,Sp
d
MASNIYAH,Sp
d
Ketua Komite
Siti Rohmatun
Bendahara
Widya wati
Sekretaris
saniah
DATA TENAGA EDUKATIF TK NURUL HUDA
Table 4.2
No Nama Pendidikan Jabatan Mulai
Bertugas
1 Darmatasiah,Spd.I S1 UIN Kepala
sekolah
2 Masniyah,Spd S1 UT Guru
3 Desi
Anggraini,Spd.AUD
SI UT Guru
4 Emi
yuliyawati.S.pd,I
S1 UIN Guru
c. Keadaan Siswa
Siswa adalah objek pendidikan, dididik, diarahkan, diberikan bermacam-macam ilmu
pengetahuan serta keterampilan. Siswa merupakan unsur esensial yang harus ada dalam
proses belajar mengajar, tanpa adanya siswa tentunya tujuan pembelajaran tidak akan
terlaksana. Siswa TK Nurul Huda Desa Suka Maju Tahun Ajaran 2018/2019 berjumlah
27 orang siswa yang telah terbagi menjadi 2 kelas.
Table 4.3
No Kelas Laki-
laki
Perempuan Jumlah
1 BI 3 4 7
2 B2 12 8 20
Keadaan seluruh anak didik di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju
tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah 27 anak didik. Anak Laki-laki , yaitu sebanyak 15
Dan perempuan berjumlah 12.
5. Sarana dan Prasarana Sekolah
Ada tiga faktor yang harus ada dalam proses pembelajaran, yaitu, guru,siswa dan
instrument belajar, ketiadaan salah satu faktor tersebut maka tidak berlangsung suatu proses
pembelajaran. Salah satu bentuk dari instrument belajar yaitu sarana dan prasarana yang
merupakan faktor vital dalam penyelenggraan pendidikan. Sarana merupakan tempat
berlangsungnya pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga memberika motivasi
kepada murid untuk belajar dengan baik adapun sarana dan prasarana yang dapat menunjang
berlangsungnya proses
pembelajaran di Taman Kanak-kanak Nurul Huda dapat dilihat sebagai berikut:
Table 4.4
Keadaan prasarana Taman Kanak-kanak Nurul Huda
No Jenis Jumlah Kondisi
No Jenis Jumlah Kondisi
1 Meja kepala sekolah 1 unit Baik
2 Kursi kepala sekolah 1 unit Baik
3 Meja administrai 1 unit Baik
4 Kursi administrasi 3 unit Baik
5 Meja guru kelas 2 unit Baik
6 Kursi guru kelas 2 unit Baik
7 Meja siswa 40 unit Baik
8 Kursi siswa 40 unit Baik
9 Papan tulis kelas 2 unit Baik
10 Lemari buku 2 unit Baik
11 Lemari alat peraga 1 unit Baik
12 Printer 1 unit Baik
13 Alat peraga Outdoor
Ayunan
Jungkat-jungkit
Pelosotan
2 unit
1 unit
2 unit
Baik
Baik
Baik
14 Alat peraga Indoor
Balok
4 unit
Baik
15 Tempat Sampah 4 unit Baik
1 Ruang kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang Administrasi dan
Majelis Guru
1 Baik
3 Ruang Kelas 2 Baik
4 Toilet 1 Baik
5 Lapangan 1 Baik
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di TK Nurul Huda. Tujuanya adalah untuk meningkatkan
kecerdasan sosial-emosional anak melalui bermain peran di TK tersebut. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan
landasan teori dan telah divalidasi sebanyak 4 item.
Langkah pertama dalam pengambilan data adalah dengan melakukan tes awal (pra siklus).
Tes ini dilakukan untuk mengetahui skor anak sebelum diberi perlakuan (treatment). Setelah
dilakukan tes awal langkah selanjutnya yaitu memberi perlakuan kepada anak, dalam hal ini
bentuk perlakuannya adalah permainan dimana bermain peran yang yang dilakukan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Setelah perlakuan selesai selanjutnya
dilakukan tes akhir( posttest).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak kelas B2 TK Nurul Huda didapat skor akhir pada
pra siklus, siklus 1 dan siklus II dari hasil kegiatan anak, yang diperoleh dari 5 pernyataan.
Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 1 jika pertanyaan dijawab belum berkembang (BB).
Skor 2 jika pertanyaan dijaawab mulai berkembang (MB), skor 3 jika pertanyaan dijaawab
berkembang sesuai harapan (BSH), skor 4 jika pertanyaan dijaawab berkembang sangat baik
(BSB).
Kondisi awal pemahaman siswa lokal B2 di taman kanak-kanak Nurul Huda masih terlihat
Rendah ,
hal ini dapat dilihat dari hasil Observasi Awal Peneliti.
Table 4.5
No Nama Indikator Skor
1 II III IV V
1 Angga
septiyan
3 3 2 2 3 13
2 Faiz najib
rusydi
1 1 1 1 1 5
3 Nazwa
khiara
ramadani
1 1 1 1 1 5
4 Muhamma
d zubair
husen
1 1 1 1 1 5
5 Romi Jaya
Kusuma
1 1 1 1 1 5
6 Keysa
aldelia
2 2 2 2 1 9
7 Muhamma
d alghifari
akbar
1 1 1 1 1 5
8 Suci nisani 3 3 2 3 3 16
9 Usma
nadifa
1 1 1 1 1 5
10 Fajar atala
efriyadi
2 3 2 3 3 13
11 Mourin 1 1 1 1 1 5
12 Fajar
bastian
1 1 2 2 2 8
13 Dzikry
dwi poetra
1 1 2 2 2 8
14 Heru
syakbani
3 2 3 3 3 14
15 Muhamad
raditya
1 1 1 1 1 5
16 Ashia
mazda
jauza
bilqist
1 1 1 1 1 5
17 Viola
gebrina
1 1 1 1 1 5
18 Evan setia
halim
1 1 1 1 1 5
19 Muhamma
d nizam
1 1 1 1 1 5
20 Dwi
Rahmawat
i
1 1 1 1 1 5
JUMLAH 28 28 28 30 30 144
Dari data yang diperoleh peneliti pada penelitian mengembangkan sosial-emosional anak
usia dini melalui permainan peran di TK Nurul Huda sebelum diberikan perlakuan
menggambarkan bahwa rata-rata TCP kemampuan anak pada pra siklus berada pada kategori
belum berkembang sebanyak 12 anak, ini berarti ada 60% dan mendapat TCP anak terendah
yaitu 26 sedangkan TCP anak Berkembang sesuai Harapan sebanyak 4 anak berarti ada 20%
serta TCP mulai berkembang terdapat anak berarti ada 20 %.
Setelah diperoleh skor pretest anak, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemberian
perlakuan (treatment) yaitu mengembangkan sosial-emosional anak melalui permaianan peran.
Perlakuan yang diberikan dilakukan secara bertahap terlebih dahulu dalam siklus I, yang
dilakukan dengan menggunakan alat peraga edukatif dan pada siklus II dilakukan dengan
menggunakan alat peraga edukatif, dimana setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
serta dilakukan sesuai dengan tema pembelajaran. Dimana rangkaian kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan materi dengan tema alat komunikasi dengan sub tema telepon dan majalah
dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan alat permainan eduaktif.
b. Memberikan materi dengan tema pekerjaan dan subtema guru dan polisi yang dilakukan
dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan alat permainan edukatif.
1. SIKLUS I
a) Perencanaan
Perencanaan siklus I yang dilakukan peneliti berkaitan pada subtema telepon dan
majalah. Pada siklus I materi yang akan diajarkan kepada anak yaitu:
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 rabu,
20 maret 2019
Pertemuan I Tema : alat komunikasi
dengan subtema : telpon
2 Jum‟at,
22 maret 2019
Pertemua II Tema : alat komunikasi
dengan subtema : majalah
Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas upaya meningkatkan kecerdasan sosial-
smosional Anak melalui permainan peran selain itu sebelum mengajar penelitian
mempersiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) agar kegiatan mengajar
lebih terarah dan maksimal.
b) Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus satu terdiri dari 2
pertemuan. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran.
1) Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari rabu 20 maret 2019, materi yang
disampaikana adalah tema alat komuniksi dengan subtema telepon.
a) Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan
siswa menjawab salam kemudian membaca ikrar anak shaleh, doa belajar dan
bernyanyi. Guru mengabsen siswa dengan bernyanyi dan dilakukan secara circle
time. Sebelum memulai pembelajaran guru memotivasi siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan, dilanjutkan dengan
menginformasikan materi yang akan disampaikan oleh peneliti beserta tujuan
pembelajaran dan kegiatan apersepsi
b) Kegiatan inti
1. Peneliti bertanya kepada peserta didik apa itu alat komunikasi dan
macam-macam alat komunikasi.
2. Peneliti membuka pelajaran dengan terlebih dahulu membuka gambar
alat komunikasi dan alat-alat yang dipakai
3. Peneliti menjelaskan materi satu persatu materi yang terdapat di
gambar alat komunikasi
4. Peneliti memilih peserta didik untuk menceritakan apa yang terdapat
dalam gambar alat komunikasi
5. Peneliti mengajak anak untuk menyebutkan dan menghitung jumlah
huruf dari kalimat alat komunikasi
6. Peneliti memberikan contoh atau tahapan-tahapan bermain perandari
permainan alat komunikasi
7. Kegiatan selanjutnya Peneliti mengjak anak bermain peran dengan
tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan oleh guru.
c) Penutup
Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil
pembelajaran dengan subtema telepon . Guru memberikan pengarahan untuk
semangat belajar agar cita-citanya tercapai. Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa.
Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I, anak sudah mulai
tertarik pada mengembangkan sosioal-emosional pada permainan peran yang
disampaikan, anak mulai berinteraksi dan menjawab pertanyaan, dan anak
mulai mengembangkan sosial-emosional yang dimilikinya namun pelaksaan
dihari kamis dengan waktu yang kurang maksimal sehingga terlihat masih ada
anak yang diam saja dan belum mau bermain peran akhirnya peneliti bersama
guru sepakat untuk mengganti hari penelitian pada kamis.
2) Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari jum‟at 22 maret 2019. Materi
yang disampaikan adalah mengenai tema: alat komunikasi dengan subtema majalah
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan
siswa menjawab salam kemudian membaca ikrar anak shaleh, doa belajar, nama-
nama hari, bulan, pancasila, dan bernyanyi. Guru mengabsen murid dengan
bernyanyi dan dilakukan secara circle time. Sebelum memulai pembelajaran guru
memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan,
dilanjutkan dengan menginformasikan materi yang akan disampaikan oleh peneliti
beserta tujuan pembelajaran dan kegiatan apersepsi mengenai alat komunikasi.
b) Kegiatan Inti
1. Peneliti menceritakan tentang media yang telah disediakan yakni
menjelaskan alat komunikasi yang berbentuk majalah sebagai alat untuk
mengembangkan sosial-emosional anak
2. Memberikan kesempatan pada anak berpartisipasi dalam berperan sebagai
penjual majalah yang berkaitan dengan kegiatan anak sehari-hari
3. Memberikan kesempatan kepada anak agar bercerita tentang apa yang
sudah diberikan guru
c) Penutup
Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil pembelajaran dengan
subtema majalah, Guru mengulang pembelajaran hari ini dengan cara mengamati
siswa didalam kelas . Guru menjelaskan pembelajaran esok hari dan mengajak anak
untuk berdoa
d) pengamatan /Observasi
pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi mengembangkan sosial-emosional anak.
Disamping observasi pengembangan sosial-emosional anak, peneliti juga
menggunakan lebar observasi keterlibatan anak. Dalam kegiatan pembelajaran yang
digunakan kepada peserta didik. selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk
mengetahui kemampuan kecerdasan sosial anak dengan cara bermain peran dari
permainan majalah dengan apa yang ada digambar.
C) Hasil Observasi Siklus 1
Dari hasil pengamatan pada siklus 1 ini peneliti, berkesimpulan bahwa pada
siklus ini peserta didik sudah terlibat cukup aktif yang dimilikinya mulai berkembang
dengan baik , namun belum secara keseluruhan, hal tersebut terlihat ketika guru
mengajak anak untuk bermain peran dengan permainan telepon dan mengeluarkan ide
untul karya tersebut, sebagian dari mereka masih terlihat bingung namun sudah cukup
tertarik dengan adanya penggunaan permainan telepon. adapun hasilnya dapat dilihat
pada table berikut ini.
Table. 4.6
No Nama Indikator Skor
1 II III IV V
1 Angga
septiyan
3 3 2 2
13 13
2 Faiz najib
rusydi
3 3 3 3
15 15
3 Nazwa
khiara
ramadani
1 1 1 1
5 5
4 Muhamma
d zubair
husen
3 3 3 3
15 15
5 Romi Jaya
Kusuma
1 1 2 2
8 8
6 Keysa
aldelia
2 2 2 2
9 9
7 Muhamma
d alghifari
akbar
1 1 1 1
5 5
8 Suci
nisani
3 3 2 3
14 14
9 Usma
nadifa
1 1 1 1
5 5
10 Fajar atala
efriyadi
2 3 2 3
13 13
11 Mourin 1 1 1 1 5 5
12 Fajar
bastian
3 3 3 3
15 15
13 Dzikry
dwi poetra
1 1 2 2
8 8
14 Heru
syakbani
3 2 3 3
14 14
15 Muhamad
raditya
3 3 3 3
15 15
16 Ashia
mazda
jauza
bilqist
3 3 3 3
15 15
17 Viola
gebrina
1 1 1 1
5 5
18 Evan setia
halim
3 3 2 2
13 13
19 Muhamma
d nizam
3 3 3 3
15 15
20 Dwi
Rahmawat
i
1 1 1 1
5 5
JUMLAH 42 42 41 43 44 212
Keterangan :
Jumlah anak :20
Anak yang belum berkembang ada 6 yaitu 30%
Anak yang mulai berkembang ada 3 yaitu 15%
Anak yang berkembang sesuai gharapan ada 5 yaitu 25%
Anak yang berkembang sangat baik ada 6 yaitu 30%
Skor penilaian :
BB: Belum berkembang skor 1
MB: Mulai berkembang skor 2
BSH: Berkembang sesuai harapan skor 3
BSB: Berkembang sangat Baik skor 4
D) Refleksi Siklus I
Hasil refleksi terhadap siklus 1 pertemuan ke dua dapat dirinci sebagai berikut:
1. Perkembangan sosial-emosional anak dalam bermain peran sudah mulai
terlihat namun belum maksimal
2. Minat dan motivasi anak mengikuti kegiatan pembelajaran mulai terlihat
namun masih belum maksimal, hal ini terlihat masih ada peserta didik yang
bermain dan tidak fokus pada metri yang diberikan.
Berdasrkan refleksi pertemuan ke 1 dan ke 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa permasalahan yang muncul pada pelaksanaan siklus 1 . untuk
itu, pada pelaksanaan siklus II Perlu ada perbaikan pada desain pembelajaran .
adapun revisi tersebut adalah :
a. Pengelolaan waktu yang efesien dan signifikan mungkin dalam pelaksanaan
kegiatan bermain di kelas B2, salah satunya yang dapat dilakukan agar anak
dapat memahami permainan peran.
b. Memberikan motivasi dan semangat kepada anak yang terbaik setiap
pertemuan di kelas B2 agar dapat lebih baik dalam mengikuti kegiatan.
Selain itu, guru juga dalam menyajikan kegiatan atau materi terhadap anak
dibuat semenarik mungkin sehingga anak lebih fokus pada kegiatan
pembelajaran yang diberikan.
2. SIKLUS II
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 ternyata hasilnya masih menunjukkan
banyak anak yang belum mampu mencapai standar penilaian berkembang sangat baik, hal
tersebut membuat peneliti berusaha melakukan perbaikan melalui kegiatan pada siklus II.
Adapun kegiatan pada siklus II adalah sebagai berikut.
a) Perencanaan
Berdasrakan refleksi dan evaluasi pada siklus I, peneliti dan guru pelaksana menyusun
rencana pembelajaran.
1) Menyusun RPPH rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) sebagai
pedoman acuan dalam proses pembelajaran, Dengan permainan bermain peran. Kegiatan
pembelajaran berjalan melalui kegiatan awal,inti dan penutup.
2) Menyiapkan media, alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Menyusun evaluasi
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1 senen,01 april
2019
Pertemuan I Tema : pekerjaan dengan
subtema : polisi
2 Jum‟at, 05 april
2019
Pertemuan II Tema : pekerjaan dengan
subtema : guru
b) Pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus satu terdiri dari 2
pertemuan. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran bermain
peran dengan penggunaan alat peraga edukatif.
1) Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari senen, 01 april 2019 dengan materi
yang disampaikan adalah tema pekerjaan dengan subtema polisi
(a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran peneliti meminta anak untuk duduk secara circle time
diawali dengan memberi salam kepada anak didik. Selanjutnya membaca ikrar anak
shaleh, doa belajar, doa untuk kedua orang tua, dan menyanyikan beberapa lagu
kebangsaam seperti halo-halo Bnadung, Garuda pancasila. serta tepuk hari ini , nama-
nama hari dan bulan. Dilanjutkan dengan kegiatan mengabsen siswa dan memberi tahu
tema dan subtema yang akan dipelajari hari ini. Selanjutnya peneliti memberikan ice
breaking untuk menyapa anak didik dengan bernyanyi.
(b) Kegiatan Inti
1. Peneliti mengajak peserta didik bercerita tentang polisi
2. Peneliti membuka pelajaran dengan permainan bermain peran sebagai polisi
3. Peneliti membimbing peserta didik cara bermain peran sebagai pak polisi
4. Peneliti menerangkan materi satu persatu apa pekerjaan polisi dan alat-alat
apa saja yang digunakan oleh polisi
5. Peneliti memilih peserta didik untuk menceritakan apa yang terdapat dalam
gambar polisi.
c) Penutup
Pada akhir pembelajaran ditutup dengan merefleksi kegiatan yang sudah
dilakukan. Setelah mengetahui manfaat dari pekerjaan polisi. Pembelajaran ditutup
dengan membaca doa pulang, doa naik kendaraan, lagu selamat siang Bu, serta
sayonara.
2) Pertemuan II
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran peneliti meminta anak untuk duduk secara circle time
diawali dengan memberi salam kepada anak didik. Selanjutnya membaca ikrar anak
shaleh, doa belajar, doa untuk kedua orangtua, tepuk hari ini, nama-nama hari dan bulan.
Dilanjutkan dengan kegiatan mengabsen siswa dan memberi tahu tema dan subtema
yang akan dipelajari hari ini.
b) Kegiatan Inti
1. Peneliti mengajak peserta didik untuk bercerita tentang guru
2. Peneliti membuka pelajaran dengan terlebih dahulu membacakan huruf yang
terdapat dalam media gambar yaitu gambar guru
3. Membimbing peserta didik untuk bermain peran sebagai guru
4. Membimbing anak untuk menyebutkan apa-apa pekerjaan guru
5. Peserta didik menulis namanya dipapan tulis dan berperan sebagai guru
c) Penutup
Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi kegiatan mengenai tema guru.
Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa bersama doa naik kendaraan, lagu selamat
siang Bu, serta sayonara.
d) Pengamatan /observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi kemampuan perkembangan sosial-emosional anak
sebagai mana yang peneliti lakukan pada siklus sebelumnya. Dari hasil pengamatan
pada siklus II , penenliti berkesimpulan bahwa pada siklus ini peserta didik sudah
terlihat aktif dalam mengikuti belajar mengajar melalui bermain peran, kemudian
perkembangan sosial-emosional. Dan yang dimiliki pun bertambah baik hal tersebut
terlihat ketika guru mengajak anak untuk bermain peran sebagai polisi, mengetahui
kerja-kerja polisi, menulis nama sendiri lalu merekapun menyambut dengan
semangat dan tidak ada yang terlihat bosan atau main sendiri lagi. Dengan adanya
bermain peran pada anak, anak dapat lebih mengembangkan sosial-emosionalnya.
C) Hasil Observasi Siklus II
adapun hasilnya dapat dilihat pada table berikut.
Table 4.7
No Nama Indikator Skor
1 II III IV V
1 Angga
septiyan
4 4 4 4
20 20
2 Faiz najib 4 4 4 4 20 20
rusydi
3 Nazwa
khiara
ramadani
4 4 4 4
20 20
4 Muhamma
d zubair
husen
4 4 4 4
20 20
5 Romi Jaya
Kusuma
4 4 4 4
20 20
6 Keysa
aldelia
4 4 4 4
20 20
7 Muhamma
d alghifari
akbar
4 4 4 4
20 20
8 Suci
nisani
4 4 4 4
20 20
9 Usma
nadifa
4 4 4 4
20 20
10 Fajar atala
efriyadi
3 3 3 3
15 15
11 Mourin 2 2 2 2 10 10
12 Fajar
bastian
3 3 3 3
15 15
13 Dzikry
dwi poetra
4 4 4 4
20 20
14 Heru
syakbani
4 4 4 4
20 20
15 Muhamad
raditya
4 4 4 4
20 20
16 Ashia
mazda
jauza
bilqist
4 4 4 4
20 20
17 Viola
gebrina
4 4 4 4
20 20
18 Evan setia
halim
4 4 4 4
20 20
19 Muhamma
d nizam
3 3 3 3
15 15
20 Dwi
Rahmawat
i
4 4 4 4
20 20
JUMLAH 75 75 75 75 75 375
Keterangan :
Jumlah anak :20
Anak yang belum berkembang tidak ada yaitu 0%
Anak yang mulai berkembang ada 1 yaitu 5%
Anak yang berkembang sesuai gharapan ada 2 yaitu 10%
Anak yang berkembang sangat baik ada 17 yaitu 85%
Skor penilaian :
BB: Belum berkembang skor 1
MB: Mulai berkembang skor 2
BSH: Berkembang sesuai harapan skor 3
BSB: Berkembang sangat Baik skor 4
D) Refleksi Siklus II
Hasil refleksi pada siklus II dapat dirinci sebagai berikut:
a. Dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek, membuat
semakin menambah wawasan dan pengetahuan jauh lebih bermakna bagi anak
b. Minat dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah semakin
meningkat. Hal ini terlihat dari antusias anak dalam membaut kembali permainan
bermain peran sebagai guru yang pernah dilihatnya. Rasa ingin tahu anak yang
tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan dengan anak melihat
medianya secara langsung menambha pengetahuan anak serta membuat anak
senang dan tidak bosan.
c. Kepercayaan diri anak sudah terlihat berkembang dengan baik , hal ini terlihat
dari anak sudah dapat menyelesaikan permainan nya dengan bermain peran
sebagai guru sudah berkembang dengan baik.
C. Interprestasi Hasil Analisis Data
Berdasasarkan hasil penelitian dari kedua siklus tersebut dapat terlihat adanya
perkembangan cukup berarti. Hasil pengukuran melalui penilaian tertulis menunjukkan
adanya peningkatan minat dan semangat anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran
sehingga penelitiaan ini diakhiri pada siklus kedua dengan empat kali pertemuan di kelas B2
Taman kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro
jambi dapat dijumpai peningkatan presentase perkembangan yang cukup berarti. Hal ini
dapat terungkap dalam table.
PERBANDINGAN PRESENTASE PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Table 4.8
Siklus Pertemuan
rpph ke
BB MB BSH BSB Jumlah
anak
Pra siklus 12 60% 4 20% 4 20% 0 0 20
Siklus 1 2 6 30% 3 15% 5 25% 6 30% 20
Siklus 2 4 0 0% 1 5% 2 100% 17 85% 20
Jumlah
presentase
100% 100% 100% 100%
Gambar hasil Presentase Prasiklus,Siklus 1, Siklus II
Pada siklus II Pun mengalami peningkatan yang sangat baik, dari 20 anak didik yang
menunjukkan berkembang sangat Baik (BSB) pada siklus satu tidak ada menjadi drastis
85%, berkembang sesuai harapan BSH 20% Menjadi 10% dan Mulai berkembang (MB) dari
20% menjadi 5%, sedangkan Belum berkembang dari 60% menjadi 0%.
Berdasarkan analisis pada siklus 1 dan siklus II Maka dapat penulis simpulkan bahwa
bermain peran dapat mengembangkan kecerdasan sosial-emosional anak usia dini. Dengan
melalui bermain peran anak dapat percaya diri untuk mengembangkan sosial-emosional
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
BB MB BSH BSB
PRA SIKLUS
SIKLUS 1
SIKLUS 2
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa melalui bermain peran dapat Mengembangkan kecerdasan sosial-emosional
peserta didik di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa
perkembangan sosial-emosional peserta didik yang mengalami peningkatan. Pada siklus I
peserta didik yang Belum Berkembang mempunyai nilai persentase 30% sebanyak 6 anak,
peserta didik yang Mulai Berkembang 15% sebanyak 3 anak, peserta didik yang Berkembang
Sesuai Harapan 25% sebanyak 5 anak peserta didik yang Berkembang Sangat Baik mempunyai
nilai persentase 30% sebanyak 6 anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya anak
kurang aktif dan kurang fokus dalam menerima pembelajaran khususnya bermain peran.
Bedasarkan siklus II, peserta didik yang Belum Berkembang mengalami jumlah yang sangat
rendah dibanding pertemuan sebelumnya 0% artinya tidak ada anak yang Belum Berkembang,
Mulai Berkembang 5% sebanyak 1 anak, Berkembang Sesuai Harapan 10% sebanyak 2 anak,
dan peserta didik yang Berkembang Sangat Baik mengalami peningkatan yang bertambah dan
dapat dikatakan berhasil karena telah sesuai dengan indikator tingkat pencapaian yakni
85%.sebanyak 17 anak. Maka dapat penulis simpulkan bahwa melalui bermain peran dapat
Mengembangkan kecerdasan sosial emosional anak di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa
Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Kemampuan mengenai sosial-emosional pada peserta didik dapat berkembang
dengan baik apabila dalam setiap pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi dan
juga melalui kegiatan pengembangan yang menarik, sebagai salah satu alternatif, yaitu
melalui bermian peran dapat mengembangkan sosial-emosional anak.
2. Dalam kegiatan pembelajaran sosial-emosional peserta didik tidak hanya membutuhkan
kelengkapan sarana dan fasilitas dalam proses belajarnya, tetapi juga membutuhkan suasana
yang nyaman dan menyenangkan. Melalui bermain peran anak tidak hanya diam dan
mendengarkan penjelasan guru, tetapi dengan mengamati dan memperagakan langsung objek
pembelajaran. Hal ini dapat menambah pengetahuan anak
dan jauh lebih bermakna dibanding dengan anak yang hanya mendengarkan penjelasan saja.
3. Diharapkan penelitian selanjutnya oleh guru atau peneliti di Taman Kanak kanak Nurul
Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi Mengembangkan
sosial-emosional anak melalui bermain peran atau menggunakan metode lain yang bervariasi
yang dapat Mengembangkan sosial-emosional anak .
C. PENUTUP
Dengan mengucap syukur Alhamdulilahiroobil‟alamin kepada Allah SWT yang telah
memberikan segala rahmat-NYA, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Walaupun demikian, peneliti menyadari skripsi ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca bagi umumnya. Atas segala kekhilafan
peneliti mohon maaf kepada Allah SWT mohon ampun.Aamiin Ya Robbal „alamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahannya. 2014 Departemen RI. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Aisyiyah siti,dkk. 2018. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta.
Universitas Terbuka.
Ahmadi abu, dkk. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta. PT Rineka Cipta
Asyuhada dkk, kecerdasan anak. Di akses dari https://id.m.wikipedia.org. pada tanggal 05 maret
2019 jam 22:15 WIB.
Burhanuddin afid. Teknik pengumpulan data. Di akses dari
http://007indien.blogspot.com/2012/05/teknik-teknik-pengumpulan-data-
dalam.html#ixzz5ofFgoVxm. Pada 22 mei 2019 jam 22:08 WIB
Dhermawan Asep. 2017. Fungsi dan Peranan Emosi. Diakses dari
https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/01/fungsi-dan-peranan-emosi- pada.html.
pada tgl 15 januari 2019, jam 11.59 WIB.
Fauziddin mohammad. 2015. pembelajaran paud. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Helmawati. 2016 pendidik sebagai model. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Jamaludin dkk. 2017. Pedoman penulisan skripsi. Jambi.
Mulyani novi. 2018. Perkembangan dasar anak usia dini. Yogyakarta. Penerbit Gava Media.
Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Rosdakarya.
Maryana Rita, Dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta. Fajar Interpratama Mandiri.
Psikologidosen. Ciri-ciri kecerdasan intrapersonal. Diakses dari
https://dosenpsikologi.com. Pada tanggal 15 januari 2019, jam 11.52 WIB.
Riselcha. 2012. Penyusunan instrument penelitian tindakan kelas. Diakses dari
http://rishelcha.blogspot.com/2012/10/penyusunan-instrumen-penelitian.html. pada 22
mei 2019, jam 22:42 WIB
Skb Asolihin. 2013. Bermain Peran Mikro dan Makro. Di akses dari
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com pada tanggal 16 januari 2019,
jam 12.06 WIB.
Trianto. 2010 mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta. PT Prestasi pustakaraya
Wiyani, Novan Ardy. 2017. Manajemen Paud Berdaya Saing. Yogyakarta. Gava Media.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019
TEMA : ALAT KOMUNIKASI KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : 2 / 12 KD : 1.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.7, 2.9, 2.12, 2.14, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.6, 4.6, 3.9, 4.9, 3.10, 4.10, 3.12, 4.12.3.13, 4.13, 3.15, 4.15.
NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN
1 ALAT 1.2.7.Menghargai hasil karya orang lain 1.Diskusi tentang alat komunikasi KOMUNIKASI Elektronik
ELEKTRONIK 2.2.3.Mengetahui apa yang terjadi bila 2.Menggambar bebas alat komunikasi tidak ada elektronik (hp, televisi, radio dll)
-Radio Telepon,televisi,hp,computer dll 3.Belajar menggunakan hp
-Televisi 2.3.2.Berkreasi menggunakan berbagai 4.Bicara sopan saat menelepon
media
-Telepon 2.4.1. Bergerak sesuai irama musik 5.Membuatbentuk televisi dengan
kardus bekas
-Handphone 2.5.2. Menyampaikan pendapat lewat 6.Menjawab pertanyaan tentang sopan
telepon santun dalam menelepon
-Laptop 2.7.3. Mendengarkan temannya bicara 7.Membuat garis menjadi bentuk
radio,televisi, HP
-Komputer 2.9.3.Mau meminjamkan miliknya 8.Bergerak bebas sambil mendengarkan musik
2.12.2.Memberi dan memohon maaf 9.Menyanyi lagu radio televisi
2.14.3.Berbicara sopan 10.Menyampaikan pendapat lewat Telepon
3.2.2.dan 4.2.2.Ucapan salam 11.Percakapan dua arah
3.3.6.dan 4.3.6.Mengkoordinasikan 12.Melengkapi gambar radio, telepon
motorik halus
3.6.6.dan 4.6.6.Mengembalikan mainan. 13.Bermain alat perkusi
3.9.4.dan 4.9.4.Alat tehnologi sederhana. 14.Membuat bentuk alat komunikasi dengan plastisin
3.10.1.dan 4.10.1.Percakapan dua 15.Menyebutkan perbedaan radio dan
arah/lebih Televisi
3.12.4.dan 4.12.4. Garis 16.Konsep waktu (membaca jam) tegak,datar,lengkung
3.13.1.dan 4.13.1.Mengendalikan emosi 17.Menirukan 3 urutan kata
3.15.1.dan 4.15.1.Senandung bunyi- 18.Membuat urutan angkan pada Hp
bunyian,
19.Menyebutkan bagian – bagian alat komunikasi
. 20.Membuat laptop mainan
21.Menghubungkan bagian – bagian
alat komunikasi dengan tulisan
22.Membedakan besar – kecil benda
23.Mencocok bentuk komputer
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelas
Darmatasiah Desi angraini
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM) KURIKULUM 2013
RA NURUL YAQIN
TEMA : ALAT KOMUNIKASI KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : 2 / 13 KD : 1.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.7, 2.9, 2.12, 2.14, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.6, 4.6, 3.9, 4.9, 3.10, 4.10, 3.12, 4.12.3.13, 4.13, 3.15, 4.15.
NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN
1 ALAT KOMUNIKASI 1.2.7.Menghargai hasil karya orang lain 1.Diskusi tentang alat komunikasi cetak
& tradisional
CETAK & 2.2.3.Mengetahui apa yang terjadi bila 2.Membaca majalah bersama-sama
TRADISIONAL tidak ada
-Koran Alat komunikasi 3.Mengulang kalimat yang sudah
Didengar
-Majalah 2.3.2.Berkreasi menggunakan berbagai 4.Kolase dengan koran bekas pada
media gambar koran
-Baleho / selebaran 2.4.1. Bergerak sesuai irama musik 5.Bermain alat perkusi
-Kentongan 2.5.2. Menyampaikan pesan 6.Mencocok bentuk gambar kentongan
-Peluit 2.7.3. Mendengarkan temannya bicara 7.Bermain kentongan sambil bernyanyi
-Bedug 2.9.3.Mau meminjamkan miliknya 8.Membuat betuk baleho
2.12.2.Memberi dan memohon maaf 9.Mengukur panjang koran
2.14.3.Berbicara sopan 10.Meronce dengan koran bekas
3.2.2.dan 4.2.2.Ucapan salam 11.Bermain dengan bola dari koran
3.3.6.dan 4.3.6.Mengkoordinasikan 12.Berjalan maju membawa beban
motorik halus majalah di atas kepala
3.9.4.dan 4.9.4.Alat komunikasi 13.Montase gambar – gambar dari tradisional. Majalah
3.10.1.dan 4.10.1.Percakapan dua 14.Menghitung majalah, kentongan dll arah/lebih
3.12.4.dan 4.12.4. Garis 15.Membuat bentuk baleho
tegak,datar,lengkung
3.13.1.dan 4.13.1.Mengendalikan 16.Menyebutkan posisi benda
emosi
3.15.1.dan 4.15.1.Senandung bunyi- 17.Membuat tulisan isi dari baleho
bunyian,
18.Bercerita tentang pengalaman
19.Lomba lari
. 20.Membuat peluit mainan dari daun / Sedotan
21.Memasangkan gambar peluit sesuai Angka
22.Membedakan suara peluit
23.Menirukan suara bedug
24.Menghubungkan gambar dengan
Tulisan
25.Melengkapi gambar bedug
26.Kolase gambar bedug dengan kertas
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelas
Darmatasiah
TEMA : PEKERJAAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : 2 / 6
KD : 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.6, 2.7, 2.9, 2.13, 2.14, 3.1, 4.1, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3,3.6, 4.6, 3.7, 4.7, 3.9, 4.9, 3.11, 4.11,
3.14, 4.14. .3.15, 4.15.
NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN
1 BIDANG 1.1.6.Memanfaatkan cipataan Tuhan 1.Berdiskusi tentang pekerjaan di bidang
PENDIDIKAN pendidikan, kesehatan
- Guru 1.2.7.Menghargai hasil karya orang 2.Bertepuk tangan membentuk irama
Lain
- TU / Pesuruh 2.1.1.Berolah raga 3.Mengelompokkan peralatan yang
dipakai bekerja guru,dokter
2 BIDANG 2.2.2.Mengetahui sebab akibat 4.Bermain peran sebagai
KESEHATAN guru,dokter,bidan dll
- Dokter 2.6.5. Mentaati tata tertib dalam 5.Memberi tanda pada gambar alat-alat
Bekerja Dokter
- Bidan 2.7.4. Saling menghargai sesama 6.Menggambar bebas peralatan
Teman guru,dokter
- Perawat 2.9.2. Tenggang rasa 7.Menyanyi lagu “Guruku”
2.13.2.Mengakui kesalahannya 8.Mencocok gambar termometer
2.14.2.Memperhatikan orang tua bicara 9.Melipat baju dokter
3.1.7.dan 4.1.7.Tenaga pendidik dan 10.Pantomim pergi ke dokter
tenaga medis
3.2.6.dan 4.2.6.Simpati terhadap orang 11.Mencipta bentuk alat-alat dokter
Sakit dengan plastisin
3.3.6.dan 4.3.6.Koordinasi motorik 12.Membuat urutan bilangan gambar alat-
Halus alat untuk bekerja
3.6.7.dan 4.6.7.Konsep bilangan 13.Menyebutkan konsep waktu
3.7.5.dan 4.7.5.Budaya sekitar 14.Mencari jejak tempat bekerja guru
lingkungan anak
3.9.2.dan 4.9.2.Alat-alat untuk bekerja 15.Menghitung jumlah guru di sekolahnya
3.11.2.dan 4.11.2.Pantomim 16.Menyebutkan nama – nama guru
3.13.5.dan 3.13.5.Dapat bekerja 17.Senam irama
Kelompok
3.14.4.dan 4.14.4.Memilih 1 dari
pilihan 18.Memberi tanda pada gambar anak
yg tersedia yang sopan
3.15.4.dan 4.15.4.Tertarik aktifitas seni 19.Menirukan 3 – 4 urutan kata
. 20.Permainan warna dengan cat & kuas
21.Menyebutkan perbedaan guru & TU /
Pesuruh
22.Membuat sajak
23.Mengurutkan peralatan dokter dari
kecil – besar
24.Menghitung jarum suntik maiana
25.Menghubungkan tulisan dengan benda
26.Membuat bentuk jarum suntik
27.Menimbang berat badannya sendiri &
Teman
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas
__________________________ ________________
TEMA : PEKERJAAN
KELOMPOK : B
SEMESTER / MINGGU : 2 / 7
KD : 1.2, 2.2, 2.6, 2.7, 2.9, 2.13, 2.14, 3.1, 4.1, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.6, 4.6 ,3.7, 4.7, 3.9, 4.9, 3.11, 4.11, 3.14,
4.14, 3.15, 4 15.
NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN
1 BIDANG KEAMANAN 1.2.7.Menghargai hasil karya orang 1.Mengulang kalimat sederhana
Lain
2 BIDANG 2.2.2.Mengetahui sebab akibat 2.Diskusi tentang polisi tentara,
PEMERINTAHAN satpam, hansip, kepala desa, bupati
(POLISI, TENTARA, 2.6.5. Mentaati tata tertib dalam 3.Membuat pos ronda dengan balok-
Bekerja Balok
HANSIP, SATPAM, 2.7.4. Saling menghargai sesama 4.Menyanyi lagu Polisi
BUPATI Teman
KEPALA DESA) 2.9.2. Tenggang rasa 5.Senam fantasi (bapak polisi)
2.13.2.Mengakui kesalahannya 6.Membuat bentuk trafe ligt dari
kepingan geometri
2.14.2.Memperhatikan orang tua 7.Mencari peralatan polisi
Bicara
3.1.7.dan 4.1.7.Tenaga pemerintahan 8.Membuat bentuk pistol dari bombig
dan tenaga
Keamanan 9.Bermain balok
3.2.6.dan 4.2.6.Peduli terhadap 10.Menggambar rambu – rambu lalu
Keamanan Lintas
3.3.6.dan 4.3.6.Koordinasi motorik 11.Mengurutkan bilangan
Halus
3.6.7.dan 4.6.7.Konsep bilangan 12.Melengkapi kalimat
3.7.5.dan 4.7.5.Budaya sekitar 13.Menari (Tari Perang)
lingkungan anak
3.9.2.dan 4.9.2.Alat-alat untuk 14.Membuat baju untuk tentara
bekerja
3.11.2.dan 4.11.2.Pantomim 15.Membuat topi tentara
3.13.5.dan 4.13.5.Dapat bekerja 16.Membedakan polisi dengan tentara
kelompok
3.14.4.dan 4.14.4.Memilih 1 dari 17.Mencocok gambar rangsel tentara
pilihan yg tersedia
3.15.4.dan 4.15.4.Tertarik aktifitas 18.Mengulang kalimat sederhana
Seni
19.Lari estafet membawa tongkat
. 20.Membuat sabuk hansip dari karton
Bekas
21.Mengukur panjang sabuk dengan
Penggaris
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas
__________________________ ________________________
Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 12 / 3 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi /Elektronik / Telepon Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.13 – 4.13 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain
-Mengetahui apa yang terjadi -Menyampaikan pendapat lewat telepon -Mendengarkan temannya bicara -Berbicara sopan -Ucapan salam -Alat tehnologi sederhana -Garis tegak, datar, lengkung -Mengendalikan emosi
Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan
sesudah makan. Alat dan bahan :Gelas aqua, benang, gambar telepon A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang guna telepon 3. Berdiskusi tentang bicara sopan di telepon 4. Berjalan maju pada garis lurus 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI 1. Membuat telepon dari gelas aqua 2. Melengkapi gambar telepon 3. Menirukan urutan kata 4. Membedakan anak yang sopan saat menelepon dan tidak sopan
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan
a. Dapat menyebutkan guna telepon b. Dapat membuat mainan telepon-teleponan c. Dapat melengkapi gambar telepon d. Dapat menceritakan cara menelepon e. Dapat bicara sopan saat menelepon f. Dapat membedakan anak yang sopan saat menelpon dan tidak sopan
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019
Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 12 /4 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi /Elektronik / Hand Phone Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2– 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.10 – 4.10 – 3.12 – 4.12 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain
-Mengetahui apa yang terjadi -Menyampaikan pendapat lewat telepon -Mendengarkan temannya bicara -Berbicara sopan -Ucapan salam -Alat tehnologi sederhana -Garis tegak, datar, lengkung -Percakapan dua arah
Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
makan. Alat dan bahan :HP mainan, buku gambar, pensil A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang guna handphone 3. Berdiskusi tentang mengucap salam dalam menelepon 4. Tepuk dengan pola 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI 1. Mengamati cara menggunakan hand phone 2. Membuat garis datar, tegak menjadi bentuk hand phone 3. Mengurutkan cara menggunakan hand phone 4. Membuat urutan angka sesuai nomor yang ada di hand phone
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan guna hand phone b. Dapat bertepuk tangan dengan pola c. Dapat mengurutkan cara menggunakan hand phone d. Dapat membuat garis tegak, datar menjadi bentuk hand phone e. Dapat mengucap salam yang baik saat menelepon f. Dapat menggunakan handphone
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ……………………………… Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 13 / 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019
Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi /Media Cetak / Majalah Kompetensi Dasar (KD) : 2.2 – 2.3 – 2.9 – 2.12 – 3.3 – 4.3 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 Materi Kegiatan : - Mengetahui apa yang terjadi
-Berkreasi dengan barbagai media -Mau meminjamkan miliknya -Memberi dan meminta maaf -Koordinasi motorik halus -Alat komunikasi cetak -Garis tegak, datar, lengkung
Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
makan. Alat dan bahan :Majalah, gunting, lem, buku gambar A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang majalah 3. Berdiskusi tentang guna majalah 4. Berjalan maju membawa majalah di atas kepala 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI 1. Bercerita tentang majalahku baru 2. Menceritakan isi cerita yang ada di majalah 3. Montase gambar dari majalah 4. Menghitung majalah
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan alat komunikasi cetak b. Dapat meceritakan isi cerita yang ada di majalah c. Dapat bercerita tentang majalahnya yang baru d. Dapat membuat mainan dengan montase e. Dapat menghitung majalah f. Dapat berjalan maju membawa majalah di atas kepala
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………
Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 7 / 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019
Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan /Bidang Keamanan / Polisi Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.6 – 2.7 – 2.13 – 3.1 – 4.1 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain
-Mengetahui sebab akibat - Menaati tata tertib dalam bekerja -Saling menghargai sesama teman -Mengakui kesalahannya -Tenaga keamanan -Peduli terhadap keamanan -Alat–alat untuk bekerja -Tertarik aktifitas seni
Materi Pembiasaan:-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
makan. Alat dan bahan :Pelepah pisang, tusuk sate, bentuk geometri A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang macam–macam pekerjaan
3. Berdiskusi tentang tugas polisi
4. Senam fantasi (polisi)
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
1. Menyanyi lagu “pak polisi”
2. Mencari peralatan polisi
3. Membuat pistol dari pelepah pisang
4. Menempel bentuk geometri menjadi bentuk traffic light
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Menghargai hasil karya orang lain
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan
a. Dapat menyebutkan tugas polisi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019
b. Dapat senam fantasi (polisi)
c. Dapat mencari peralatan polisi
d. Dapat membuat pistol dari pelepah pisang
e. Dapat menempel bentuk geometri menjadi traffic light
f. Dapat menyanyi lagu polisi
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ……………………………… Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 7 / 2 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan /Bidang Keamanan / Polisi Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.6 – 2.14 – 3.1 – 4.1 – 3 .2 – 4.2 – 3.3 – 4.3 – 3.6 – 4.6 – 3.9 – 4.9 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain
-Mengetahui sebab akibat -Menaati tata tertib dalam bekerja -Memperhatikan orang tua bicara -Tenaga keamanan -Peduli terhadap keamanan -Koordinasi motorik halus -Konsep bilangan - Alat–alat untuk bekerja
Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
makan. Alat dan bahan :APE balok, rambu lalu-lintas, buku gambar, pensil, krayon A. KEGIATAN PEMBUKA
6. Penerapan SOP pembukaan
7. Berdiskusi tentang macam–macam pekerjaan
8. Berdiskusi tentang tempat bekerja polisi
9. Permainan fisik
10. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
5. Membuat bentuk kantor polisi dengan balok-balok
6. Menggambar rambu–rambu lalu lintas
7. Mengurutkan bilangan
8. Melengkapi kalimatdi bawah gambar jalan raya
C. RECALLING
6. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
7. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
8. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
9. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
10. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
6. Menanyakan perasaannya selama hari ini
7. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai
8. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
9. Menginformasikan kegiatan untuk besok
10. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
3. Sikap
c. Menghargai hasil karya orang lain
d. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
4. Pengetahuan dan ketrampilan
g. Dapat menyebutkan tugas polisi
h. Dapat melakukan permainan fisik
i. Dapat menyebutkan arti rambu–rambu lalu lintas
j. Dapat menggambar rambu–rambu lalu lintas
k. Dapat mengurutkan bilangan
l. Dapat membuat kantor polisi dengan balok–balok
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………
Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 6 / 1 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan/Bidang Pendidikan / Guru Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 – 2.6 – 2.14 – 3.1 – 4.1 – 3.3 –4.3 – 3.9 – 4.9 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : - Memanfaatkan ciptaan Tuhan
-Menaati tata tertib dalam bekerja -Memperhatikan orang tua bicara -Tenaga pendidik -Koordinasi motorik halus - Alat–alat untuk bekerja -Tertarik aktifitas seni
Materi Pembiasaan:-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
makan. Alat dan bahan :Tas sekolah, pensil A. KEGIATAN PEMBUKA
6. Penerapan SOP pembukaan
7. Berdiskusi tentang macam-macam pekerjaan
8. Berdiskusi tentang tenaga pendidik (guru)
9. Menyanyi lagu “guruku tersayang”
10. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
5. Bermain peran sebagai guru
6. Mengelompokkan alat untuk bekerja guru
7. Mencari jejak tempat bekerja guru
8. Menyebutkan konsep waktu
C. RECALLING
6. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
7. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
8. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
9. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
10. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
6. Menanyakan perasaannya selama hari ini
7. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai
8. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
9. Menginformasikan kegiatan untuk besok
10. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
3. Sikap
c. Menghargai dan menghormati orang lain
d. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
4. Pengetahuan dan ketrampilan
g. Dapat menyebutkan macam-macam pekerjaan
h. Dapat menyebutkan tugas guru
i. Dapat bermain peran sebagai guru
j. Dapat mengelompokkan alat–alat bekerja guru
k. Dapat mencari jejak tempat bekerja guru
l. Dapat menyebutkan waktu bekerja guru
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………
Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 6 / 2 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan /Bidang Pendidikan / Guru Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.1 – 2.2 – 2.7– 3.6 – 4.6 – 3.9 – 4 .9 – 3.13 – 4 .13 – 3 .15 – 4.15 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain
-Berolah raga - Mengetahui sebab akibat -Saling menghargai sesama teman -Konsep bilangan - Alat–alat untuk bekerja -Dapat bekerja kelompok -Tertarik aktifitas seni
Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan
penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan
sesudah makan. Alat dan bahan :Gambar tas guru, alat cocok, pensil A. KEGIATAN PEMBUKA
11. Penerapan SOP pembukaan
12. Berdiskusi tentang macam–macam pekerjaan
13. Berdiskusi tentang mengapa harus ada guru
14. Senam irama
15. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. KEGIATAN INTI
9. Menghitung jumlah guru di sekolahnya
10. Menyebutkan nama–nama gurunya
11. Mencocok gambar tas untuk guru
12. Memberi tanda gambar anak yang sopan pada guru
C. RECALLING
11. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
12. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
13. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
14. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
15. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
11. Menanyakan perasaannya selama hari ini
12. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai
13. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
14. Menginformasikan kegiatan untuk besok
15. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
5. Sikap
e. Menghargai dan menghormati orang lain
f. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
6. Pengetahuan dan ketrampilan
m. Dapat menyebutkan macam-macam pekerjaan
n. Dapat menyebutkan tugas guru
o. Dapat menghitung jumlah gurunya
p. Dapat menyebutkan nama–nama guru yang ada di sekolahnya
q. Dapat membedakan anak yang sopan pada guru dan tidak
r. Dapat mencocok gambar baju seragam guru
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………
DOKUMENTASI RISET
Foto Kondisi Bangunan TK.Nurul Huda
Foto Guru Kelas Sedang mengajar Prasiklus
Foto anak-anak sedang barmain diluar kelas
Foto guru kelas sedang mengajar siklus I
Poto anak bermain peran polisi siklus II
Foto bersama anak pada siklus II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Renti maysaroh
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir :talang tembago, 31 mei 1997
Alamat :desa simp.talang tembago, kec,jangkat timur.
Kab,merangin
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Email :[email protected]
Nomor kontak : 081368233717
Riwayat pendidikan:
1. SDN 87/III Sungai Hangat
2. MTS,s Muahammad Amin Rajo Tiangso
3. SMA Negeri 15 Merangin
4. UIN SULTHAN THAHA SAYFUDDIN JAMBI
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota HMI UIN STS JAMBI
2. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)PIAUD Tahun 2016/2017
3. Anggota Racana Sri Soedewi UIN SULTHAN THAHA SAIYFUDDIN JAMBI
tahun 2016/2019