upaya meningkatkan kemampuan ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9280/2/t.mtk_2016...soal...

200
i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JUWANGI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: LINTANG PERMATASARI NIM. 23070160041 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2020

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

    MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS HIGHER ORDER

    THINKING SKILLS (HOTS) MATA PELAJARAN

    MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

    MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM

    ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS

    VIII SMP NEGERI 1 JUWANGI TAHUN PELAJARAN

    2019/2020

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh:

    LINTANG PERMATASARI

    NIM. 23070160041

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    TAHUN 2020

  • ii

  • iii

    UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

    MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS HIGHER ORDER

    THINKING SKILLS (HOTS) MATA PELAJARAN

    MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

    MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM

    ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS

    VIII SMP NEGERI 1 JUWANGI TAHUN PELAJARAN

    2019/2020

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh:

    LINTANG PERMATASARI

    NIM. 23070160041

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    TAHUN 2020

  • iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    Bagaikan pohon bambu dan batang lidi. Batang lidi jika hanya sebatang tidak

    akan bisa untuk membersihkan sesuatu yang kotor dan pohon bambu jika hanya

    sebuah tidak akan mampu memberikan kesejukan disekitarnya. Begitu pula proses

    belajar, jika sendiri, ilmu pengetahuan itu hanya terdapat satu pemikiran dan jika

    bersama, akan ada beberapa pemikiran yang berbeda.

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan rezeki-Nya, penulis

    dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas akhir dari studinya. Shalawat

    serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Baginda Muhammad saw.

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    1. Orang Tuaku Bapak (Sarwono) dan Ibu (Sri Mugiastuti) tercinta yang

    hingga saat ini senantiasa mendoakan, menyemangati, memotivasi, dan

    mendidik dengan sabar dan kasih sayang.

    2. Kedua kakak ku, Awang Aji Nugroho dan Dharu Sri Wibowo beserta istri

    Ita Lestari dan anaknya Earlyta Zhafira Nuha yang ikut membantu, selalu

    menghiburku dan memberi semangat.

  • viii

    3. Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan dukungan yang luar

    biasa.

    4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 dan kelas matematika B.

    5. Terkhusus untuk Saputra Tri Wibowo, pengukir senyum penulis,

    menemani penulis dari awal pembuatan skripsi hingga selesai, mendengar

    keluh kesah dan tangis tawa penulis.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr.Wb.

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

    Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat

    serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Muhammad saw yang membawa

    kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah seperti sekarang ini.

    Penulisan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

    Menyelesaikan Soal Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Mata

    Pelajaran Bangun Ruang Sisi Datar melalui Penggunaan Model Pembelajaran

    Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

    Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020”, guna memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

    dengan 2 siklus. Pennulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

    berjalan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

    mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Rektor Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris

    Matematika sekaligus dosen pembimbing skripsi.

  • x

    4. Bapak Sutrisna, S. Ag., M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang

    selalu membantu dan memberi kelancaran proses perkuliahan.

    5. Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah mengajarkan

    ilmu selama kuliah.

    6. Kedua orang tuaku yang telah mendukung dari segi jasmani dan rohani.

    7. Bapak Seno Samudro selaku Bupati Boyolali yang tidak meliburkan SMP

    sederajat di wilayah kabupaten Boyolali pada saat gencarnya virus covid-

    19 bertepatan dengan penyelenggaraan penelitian berlangsung.

    8. Bapak Tukirin, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Juwangi yang telah

    memberi izin penelitian dan banyak membantu dalam kelancaran

    penelitian.

    9. Ibu Tri Murwati, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII yang telah

    bersedia membantu kegiatan penelitian hingga selesai.

    10. Seluruh peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Juwangi yang telah ikut

    serta dalam menyelesaikan penelitian ini.

    11. Sahabatku Ni Putu Cahya Putriyani, mahasiswi Universitas Slamet Riyadi

    yang ikut membantu penulis dalam mencari referensi di kota soloraya.

    12. Sahabat wismaku, Mbak Umi, Latifah, Ani, Indah, Ni’mah, Dek Nurul,

    Dek Mila, Dek Isti, dan yang lainnya yang selalu mendoakan,

    mengingatkan dan memberi semangat.

    13. Teman-temanku Umi, Anis, Zulfah, Santi, Erika, Zein, Aulia, Rizka yang

    selalu mendoakan, memberi semangat dan selalu membantu.

  • xi

    14. Teman-teman PPL dan KKN yang selalu mendoakan dan memberi

    semangat

    15. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan penulis dalam

    menyusun skripsi ini.

    Dengan selesainya skripsi ini, penulis berharap dapat memberi manfaat

    kepada semua yang membaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini

    masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis menerima saran dan kritik

    yang membangun guna menambah wawasan penulis.

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

    Boyolali, 2 Mei 2020

    Lintang Permatasari

    NIM. 23070160041

  • xii

    ABSTRAK

    Permatasari, Lintang. 2020. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

    Soal Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran

    Bangun Ruang Sisi Datar melalui Penggunaan Model Pembelajaran

    Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas VIII SMP

    Negeri 1 Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi: Jurusan Tadris

    Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

    Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Winarno, S. Si., M.Pd.

    Kata Kunci: Higher Order Thinking Skills (HOTS), Matematika, Model

    Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan peserta didik

    dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) ditandai

    dengan nilai peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 70. Hal ini

    disebabkan oleh cara guru menyampaikan pembelajaran, di mana guru hanya

    menerapkan metode ceramah dan kadang-kadang berkelompok. Hal itu dilakukan

    secara berulang-ulang hingga peserta didik bosan dan tidak memperhatikan apa

    yang dijelaskan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah penggunaan

    model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan

    kemampuan menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)

    mata pelajaran bangun ruang sisi datar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri

    1 Juwangi tahun pelajaran 2019/2020?. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking

    Skills (HOTS) mata pelajaran bangun ruang sisi datar dengan penggunaan model

    pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pada peserta didik kelas VIII

    SMP Negeri 1 Juwangi tahun pelajaran 2019/2020.

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua

    siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta

    didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Juwangi, berjumlah 31 peserta didik yang terdiri

    dari 15 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Metode

    pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan tes. Analisis data

    menggunakan rumus persentase, apabila ketuntasan ≥ 85% maka siklus

    dihentikan yang tandanya penelitian telah berhasil.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh peningkatan

    ketuntasan peserta didik dari hasil pra siklus terdapat 6 dari 31 peserta didik atau

    sebanyak 19,4%, pada siklus I terdapat 24 dari 31 peserta didik atau sebanyak

    77,4%, dan pada siklus II terdapat 26 dari 29 peserta didik atau 89,7%. Hal ini

    menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal

    berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) mata pelajaran bangun ruang sisi

    datar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Juwangi tahun pelajaran

    2019/2020.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Sampul Judul ...................................................................................................... i

    Lembar Berlogo ................................................................................................. ii

    Halaman Judul .................................................................................................... iii

    Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iv

    Pengesahan Kelulusan ........................................................................................ v

    Pernyataan Keaslian dan Kesediaan Publikasi ................................................... vi

    Motto dan Persembahan ..................................................................................... vii

    Kata Pengantar ................................................................................................... ix

    Abstrak ............................................................................................................... xii

    Daftar Isi ............................................................................................................. xiii

    Daftar Tabel .......................................................................................................xvii

    Daftar Gambar .................................................................................................. xviii

    Daftar Lampiran ................................................................................................. xix

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

    D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................... 6

    F. Metode Penelitian ................................................................................... 7

    1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 7

  • xiv

    2. Subjek Penelitian .............................................................................. 10

    3. Langkah-langkah Penelitian ............................................................. 10

    4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 14

    5. Instrumen Penelitian ......................................................................... 15

    6. Analisis Data .................................................................................... 22

    G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 23

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 25

    A. Kajian Teori ........................................................................................... 25

    1. Matematika ....................................................................................... 25

    a. Pengertian Matematika ............................................................... 25

    b. Karakteristik Matematika ........................................................... 26

    2. Higher Order Thinking Skills (HOTS) ............................................. 27

    a. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS) ..................... 27

    b. Aspek-aspek Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................. 29

    c. Karakteristik Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS).. 32

    3. Bagun Ruang Sisi Datar ................................................................... 32

    a. Kubus ......................................................................................... 32

    b. Balok .......................................................................................... 36

    4. Pembelajaran Kooperatif .................................................................. 40

    a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif .......................................... 40

    b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ...................................... 41

    c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ................................... 43

    d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ............................................... 45

  • xv

    e. Perbedaan model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional.. 45

    f. Model-model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 48

    5. Team Assisted Individualization (TAI) ............................................ 49

    a. Pengertian Team Assisted Individualization (TAI) .................... 49

    b. Kelebihan model pembelajaranTeam Assisted Individualization

    (TAI) .......................................................................................... 49

    c. Komponen-komponen Team Assisted Individualization (TAI) . 51

    d. Langkah-langkah pembelajaran model Team Assisted

    Individualization (TAI) .............................................................. 54

    B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 57

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 61

    A. Deskripsi Awal ....................................................................................... 61

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 61

    2. Subyek, Waktu, dan Lokasi Penelitian ............................................ 63

    3. Daftar Nama Peserta Didik .............................................................. 63

    B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus .......................................................... 65

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .............................................................. 65

    1. Rencana Tindakan ............................................................................ 65

    2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 65

    3. Observasi .......................................................................................... 68

    4. Refleksi ............................................................................................ 68

    D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 69

    1. Rencana Tindakan ............................................................................ 69

  • xvi

    2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 70

    3. Observasi .......................................................................................... 72

    4. Refleksi ............................................................................................ 72

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 74

    A. Deskripsi Hasil Per Siklus ...................................................................... 74

    1. Hasil Belajar Peserta Didik .............................................................. 74

    a. Pra Siklus ................................................................................... 74

    b. Siklus I ....................................................................................... 77

    c. Siklus II ...................................................................................... 86

    B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 93

    1. Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik ......................................... 94

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 96

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 96

    B. Saran ....................................................................................................... 97

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 103

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Lembar Obsevasi Peserta Didik ........................................................ 16

    Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru ..................................................................... 18

    Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional .................... 46

    Tabel 3.1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas VIII A .......................................... 63

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus .................................................................... 74

    Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I ......................................................................... 77

    Tabel 4.3 Data Penilaian Sikap Siklus I ............................................................. 80

    Tabel 4.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................ 82

    Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II ........................................................................ 86

    Tabel 4.6 Data Penilaian Sikap Siklus II ........................................................... 88

    Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 90

    Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra siklus, siklus I, dan siklus II .............. 94

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Unsur-unsur Kubus ........................................................................ 33

    Gambar 2.2 Bidang Diagonal Kubus ................................................................. 34

    Gambar 2.3 Jaring-jaring Kubus ........................................................................ 36

    Gambar 2.4 Unsur-unsur Balok ......................................................................... 37

    Gambar 2.5 Bidang Diagonal Balok .................................................................. 38

    Gambar 2.6 Jaring-jaring Balok ........................................................................ 40

    Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra siklus, siklus I, dan siklus II ............ 95

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ 104

    Satuan Kredit Kegiatan ...................................................................................... 105

    Hasil Belajar Pra Siklus ..................................................................................... 107

    RPP Siklus I ....................................................................................................... 109

    Kisi-kisi Soal Siklus 1 ........................................................................................ 125

    Materi Siklus I .................................................................................................... 128

    Soal Siklus I ....................................................................................................... 130

    Kunci Jawaban Siklus I ...................................................................................... 133

    Hasil Belajar Siklus I ......................................................................................... 134

    Lembar Penilaian Sikap Siklus I ........................................................................ 136

    Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................................ 138

    RPP Siklus II ...................................................................................................... 140

    Kisi-kisi Soal Siklus II ....................................................................................... 156

    Materi Siklus II .................................................................................................. 159

    Soal Siklus II ...................................................................................................... 160

    Kunci Jawaban Siklus II ..................................................................................... 163

    Hasil Belajar Siklus II ........................................................................................ 165

    Lembar Penilaian Sikap Peserta Didik Siklus II ................................................ 167

    Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................................... 169

    Foto Kegiatan Pembelajaran .............................................................................. 171

    Lembar Konsultasi ............................................................................................. 173

  • xx

    Surat Permohonan Pembimbing Skripsi ............................................................ 174

    Surat Izin Penelitian ........................................................................................... 175

    Surat Balasan Penelitian ..................................................................................... 176

    Surat Keterangan Penelitian ............................................................................... 177

    Foto Hasil Belajar Pra Siklus ............................................................................. 178

    Foto Hasil Belajar Siklus I ................................................................................. 179

    Foto Hasil Belajar Siklus II ................................................................................ 180

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirearkis,

    abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah

    sistem matematika yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-

    persoalan nyata(Subarinah, 2019).

    Susanto (2013:185) mengemukakan matematika merupakan salah satu

    disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan

    berargumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari

    dan dalam dunia kerja, serta dalam memberikan dukungan dalam

    pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Menurut James dan James dalam Erman Suherman, matematika adalah

    ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep

    yang berhubungan satu dengan yang lain dengan jumlah yang banyak yang

    terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.

    Dari pengertian dan karakteristik matematika di atas, disimpulkan

    bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari

    tentang hal-hal yang nyata dalam kehidupan manusia, dalam bentuk simbol-

    simbol dan dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata di

    kehidupan sehari-hari, meliputi penalaran logika, analitis, ketelitian, ketekunan,

    dan memecahkan masalah yang saling berhubungan satu sama lain serta

  • 2

    bermanfaat dalam memahami ilmu-ilmu yang lain, sehingga dapat membantu

    mempermudah persoalan yang dirasakan oleh manusia.

    Pada masa lalu dan mungkin juga sampai detik ini, tidak sedikit orang

    yang beranggapan bahwa matematika dapat digunakan untuk memprediksi

    keberhasilan seseorang. Jika seorang peserta didik berhasil mempelajari

    matematika dengan baik maka ia diprediksi akan berhasil juga mempelajari

    mata pelajaran yang lain. Begitu juga sebaliknya, seorang anak yang

    kesulitan mempelajari matematika akan kesulitan juga mempelajari mata

    pelajaran yang lain.

    Hasil belajar yang maksimal akan tercapai jika seorang pendidik dapat

    menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran. Hal

    itu dapat terwujud apabila seorang pendidik paham dengan pribadi peserta

    didiknya, dengan melihat kemampuan peserta didik secara intern dan ekstern.

    Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik,

    sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siwa. Faktor-

    faktor tersebut sangat mempengaruhi cara belajar peserta didik dan tingkat

    kepahaman peserta didik. Meskipun faktor yang paling berpengaruh dalam

    tingkat pemahaman peserta didik adalah faktor intern, faktor ekstern juga

    mempengaruhi. Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi hal tersebut

    adalah cara mengajar guru mata pelajaran matematika. Seorang guru harus

    mengetahui sifat dan watak peserta didiknya, sehingga guru dapat menerapkan

    pembelajaran yang sesuai dan efektif. Terlebih saat ini soal berbasis Higher

    Order Thinking Skills (HOTS) adalah soal yang banyak diterapkan dalam Ujian

  • 3

    Nasional. Maka dari itu, seorang guru matematika harus menerapkan dan

    membiasakan peserta didiknya untuk mengerjakan soal-soal berbasis Higher

    Order Thinking Skills (HOTS).

    Dikutip dari ayat al-qur’an Q.S. Al Maidah ayat 2:

    ْهَر اْلَحَراَم َوََل اْلهَْدَي َوََل اْلقَََلئَِد ِ َوََل الشَّ يَن اْلبَْيَت اْلَحَرامَ يَا أَيُّهَا الَِّذيَن آَمنُوا ََل تُِحلُّوا َشَعائَِر َّللاَّ َوََل آمِّ

    وُكْم َعِن اْلَمْسِجِد يَْبتَُغوَن فَْضَلا ِمْن َربِِّهْم َوِرْضَواناا ۚ َوإَِذا َحلَْلتُْم فَاْصطَاُدوا ۚ َوََل يَْجِرَمنَُّكْم َشنَآُن قَْوٍم أَنْ َصدُّ

    َ َشِديُد اْلَحَراِم أَْن تَْعتَُدوا ۘ َوتََعاَونُوا َعلَى اْلبِرِّ َوالتَّْقَوٰى ۖ َوََل تََعاَونُوا َعلَى اْلِ َ ۖ إِنَّ َّللاَّ مْْثِم َواْلُعْدَواِن ۚ َواتَّقُوا َّللاَّ

    اْلِعقَابِ

    Yang artinya:

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah,

    dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)

    binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)

    mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari

    kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan

    ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)

    kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil

    haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-

    menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

    tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu

    kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

    Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 28

    Oktober 2019 kepada salah satu guru kelas VIII diperoleh hasil bahwa

    kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order

    Thinking Skills (HOTS) masih rendah, ditandai dengan jumlah peserta didik

    sebanyak 31 peserta didik, yang terdiri dari 15 peserta didik perempuan dan 16

    peserta didik laki-laki, hanya lebih kurang 44% peserta didik yang mampu

    menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan

    benar.

  • 4

    Selanjutnya, berdasarkan wawancara antara peneliti dan guru mata

    pelajaran matematika, diperoleh bahwa faktor utama penyebab peserta didik

    masih rendah dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills

    (HOTS) adalah model pembelajaran yang kurang tepat yang diterapkan oleh

    guru mata pelajaran matematika.

    Atas dasar tersebut, peneliti berusaha membantu guru mata pelajaran

    matematika untuk memberi solusi agar peserta didik mempunyai kemampuan

    untuk menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)

    dengan benar, yaitu dengan mengganti model pembelajaran yang diterapkan

    guru dengan model pembelajan Team Assisted Individualization (TAI) yang

    dianggap lebih efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut.

    Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti perlu

    menawarkan solusi kepada guru kelas matematika di kelas VIII SMP Negeri 1

    Juwangi dengan cara menawakan penelitian tindakan kelas yang berjudul

    “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Berbasis Higher

    Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun

    Ruang Sisi Datar Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Juwangi Tahun

    Pelajaran 2019/2020”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization

    (TAI) dapat Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Berbasis

    Higher Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran Matematika Materi

  • 5

    Bangun Ruang Sisi Datar pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1

    Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Berbasis Higher

    Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun

    Ruang Sisi Datar melalui Penggunaan Model Pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1

    Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini ditujukan untuk menambah wawasan intelektual

    tentang kemampuan dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order

    Thinking Skills (HOTS) dengan penggunaan metode Team Assisted

    Individualization (TAI). Penelitian ini juga bertujuan untuk referensi

    penelitian selanjutnya.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Peserta Didik

    1) Untuk menambah khasanah pengetahuan peserta didik mengenai

    materi bangun ruang sisi datar.

    2) Untuk mengukur kemampuan peserta didik mengenai materi

    bangun ruang sisi datar.

  • 6

    3) Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

    menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)

    khususnya materi bangun ruang sisi datar.

    4) Untuk menjadikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan di

    kelas.

    b. Bagi Guru

    1) Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran

    matematika yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik.

    2) Sebagai acuan guru dalam pembuatan rencana pelaksaan

    pembelajaran khususnya pada materi bangun ruang sisi datar.

    3) Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap

    materi yang disampaikan.

    c. Bagi Sekolah

    1) Sebagai sarana berlatih dalam meningkatkan kompetensi

    profesional guru di sekolah.

    2) Untuk mengetahui metode yang efektif bagi peserta didik dalam

    menyampaikan materi bangun ruang sisi datar.

    3) Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah dalam persaingan tingkat

    pendidikan.

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Penggunaan model pembelajaran Team Assisted Individualization

    (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal berbasis

  • 7

    Higher Order Thinking Skills (HOTS) mata pelajaran matematika materi

    bangun ruang sisi datar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1

    Juwangi tahun pelajaran 2019/2020.

    2. Indikator Keberhasilan

    Penggunaan model pembelajaran Team Assisted Individualization

    (TAI) dikatakan berhasil meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal

    berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) mata pelajaran matematika

    materi bangun ruang sisi datar apabila telah mencapai indikator yang telah

    ditentukan. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Ketuntasan Individual

    Ketuntasan peserta didik secara individual yaitu apabila peserta didik

    telah mendapat nilai lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    yaitu sebesar 70.

    b. Ketuntasan Klasikal

    Ketuntasan peserta didik secara klasikal yaitu dari jumlah peserta didik

    dalam satu kelas yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    sebanyak ≥ 85%.

    F. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2006:90), Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK) adalah suatu strategi pemecahan masalah yang

    memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan

  • 8

    inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan

    masalah. Kemmis dan Mc.Taggar mengemukakan bahwa penelitian

    tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri,

    pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana,

    dan dengan sikap mawas diri. Hopkins mengemukakan bahwa penelitian

    tindakan adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

    tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari

    tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

    pemahaman terhadap kondisi di mana praktik pembelajaran dilakukan.

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan rangkaian tiga buah kata

    yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

    dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

    memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

    mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

    b. Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang dengan sengaja

    dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini, gerak kegiatan adalah

    adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai

    suatu tindakan.

    c. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

    mempunyai makna lain. Seperti sudah lama dikenal sejak zamannya,

    pendidik Johann Amos Comenius pada abad ke-18, yang dimaksud

    “kelas” dalam konsep pendidikan dan pengajaran adalah sekelompok

  • 9

    peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar hal yang sama dari

    pendidik yang sama pula. (Arikunto, 2015)

    Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:

    a. Untuk memperbaiki kualitas dan praktik pembelajaran di kelas.

    b. Untuk menumbuhkan budaya meneliti oleh para guru.

    c. Untuk mengembangkan keterampilan guru dalam menyelesaikan

    permasalahan pembelajaran yang dihadapi.

    Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dengan

    menggunakan 2 siklus, antara lain:

    a. Siklus 1

    Proses pembelajaran pada siklus 1 ini akan diterapkan model

    baru yaitu Team Assisted Individualization (TAI). Setelah melakukan

    tindakan siklus 1 tersebut, pada kondisi diharapkan ada peningkatan

    kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis Higher

    Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik kelas VIII pada mata

    pelajaran Bangun Ruang Sisi Datar melalui Model Pembelajaran Team

    Assisted Individualization (TAI). Jika ternyata siklus 1 ini belum

    memberi peningkatan yang berarti. Maka dari itu, disusun siklus 2.

    b. Siklus 2

    Proses pembelajaran pada siklus 2 ini hampir sama dengan

    proses pembelajaran siklus 1. Akan tetapi pada siklus 2 ini adalah

    perbaikan proses dari siklus 1. Setelah melakukan tindakan siklus 2,

    pada kondisi diharapkan ada peningkatan kemampuan peserta didik

  • 10

    dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills

    (HOTS) peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran Bangun Ruang

    Sisi Datar melalui Model Pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI).

    2. Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Juwangi pada

    semester genap tahun pelajaran 2019/2020. SMP Negeri 1 Juwangi yang

    beralamat Jl.Raya Utara No.130 Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten

    Boyolali. Peneliti memilih tempat tersebut sebagai subjek penelitian

    dikarenakan hal sebagai berikut:

    a. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal

    berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS).

    b. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

    (TAI) belum pernah diterapkan di SMP Negeri 1 Juwangi.

    Penelitian ini ditujukan kepada seorang guru mata pelajaran

    matematika dan peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Juwangi tahun

    pelajaran 2019/2020, dengan jumlah 31 peserta didik yang terdiri dari 15

    peserta didik perempuan dan 16 peserta didik laki-laki.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    Kegiatan pokok PTK adalah: (1) planning, (2) acting, (3)

    observing, (4) reflecting. (Arikunto, 2014). Kegiatan - kegiatan ini disebut

    dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum

    menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan (peningkatan mutu),

  • 11

    kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya, sampai

    menunjukan hasil yang telah ditetapkan.

    a. Planning

    Kegiatan planning antara lain: (1) identifikasi masalah, (2)

    perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, dan (3)

    pengembangan intervensi (action/solution).

    b. Acting

    Action (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki

    masalah. Langkah-langkah praktis tindakan diuraikan. Pada

    pelaksanaan ini, guru harus mengambil peran dalam pemberdayaan

    peserta didik sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri sendiri

    dan kelas. Kelas diciptakan sebagai komunitas belajar (learning

    community) daripada laboratorium tindakan.

    c. Observing

    Langkah-langkah dalam observasi:

    1) Pengumpulan data

    Prinsip pengumpulan data pada penelitian formal dapat

    diterapkan pada penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif

    maupun kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan

    yang terjadi, seperti perubahan pada kinerja guru, perubahan pada

    hasil peserta didik, perubahan kinerja peserta didik, dan perubahan

    suasana kelas.

  • 12

    2) Sumber data

    Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang

    tepat dan akurat. Dalam hal ini untuk menetapkan sumber data

    dalam penelitian harus dipikirkan dengan matang siapa dan apa

    yang akan dijadikan sumber data.

    3) Critical friend dalam penelitian tindakan

    Critical friend merupakan pihak ketiga yang dapat

    meningkatkan kualitas hasil penelitian tindakan. Mereka seorang

    kritikus yang mampu dan bersedia memberikan saran positif dalam

    melaksanakan penelitian tindakan kelas. Syarat memilih critical

    friend:

    a) Dipilih berdasarkan kebutuhan kelompok penelitian tindakan.

    b) Siap membantu kegiatan penelitian.

    c) Siap berbagi pengalaman/pengetahuan.

    d) Hadir karena diundang oleh peserta kelompok peneliti PTK.

    4) Analisis data

    Analisis data adalah kegiatan menyeleksi,

    menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan data secara

    sistematis dan rasional sebagai bahan jawaban terhadap

    permasalahan penelitian.

    Dalam PTK analisis dapat dilaksanakan dengan

    membandingkan antara indikator kinerja yang ditetapkan dengan

    hasil penelitian yang dicapai. Jika peneliti tidak mampu

  • 13

    menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah

    yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

    Analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan penelitian.

    Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,

    menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi,

    mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyataan pokok:

    a) Tema apa yang dapat ditemakan pada data.

    b) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan

    pendidikan.

    d. Reflecting

    Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang

    perubahan yang terjadi pada: (a) pada peserta didik, (b) suasana kelas,

    dan (c) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan

    mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)

    intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Berdasarkan

    hasil refleksi tersebut, peneliti/penulis mencoba untuk mengatasi

    kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah

    dilakukan.

    Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau

    kegagalan pencapaian tujuan sementara, untuk menentukan tindak

    lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir.

    Refleksi dalam penelitian tindakan adalah upaya mengkaji apa

    yang telah terjadi atau yang belum tuntas pada langkah atau upaya

  • 14

    sebelumnya. Hasil refleksi itu digunakan untuk mengambil langkah

    lebih lanjut dalam upaya untuk mencapai tujuan penelitian. Refleksi

    dilaksanakan berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan, baik

    terhadap analisis proses maupun analisis hasil. Dalam bidang

    pengajaran refleksi tersebut dilakukan terhadap rencana pengajaran,

    pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Peneliti menggunakan teknik:

    a. Teknik Observasi

    Menurut Sugiyono (2014:145), observasi adalah suatu metode

    penelitian yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

    gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

    b. Wawancara

    Menurut Sugiyono (2014:231), wawancara adalah pertemuan

    antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

    sehingga dapat dikonstruksikan maknanya dalam suatu topik tertentu.

    Kegiatan wawancara dilakukan terhadap seorang guru matematika dan

    peserta didik kelas VIII A sebanyak 3 orang. Kegiatan wawancara

    dilakukan sebelum dan sesudah peneliti melakukan tindakan. Kegiatan

    wawancara bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

    pembelajaran matematika materi bangun ruang sisi datar yang

    dilakukan oleh guru. Selain itu, wawancara juga bertujuan untuk

  • 15

    mengetahui kemampuan dan kelemahan peserta didik kelas VIII A

    mengenai materi bangun ruang sisi datar.

    c. Tes

    Menurut Masyhud (2014:215), tes adalah serentetan pertanyaan

    atau latihan yang digunakan untuk mengukur potensi individu,

    misalnya berkaitan dengan hasil belajar seperti pengetahuan,

    pemahaman, keterampilan, dan sikap. Kegiatan tes dilakukan terhadap

    seluruh peserta didik setelah proses belajar mengajar dilakukan.

    Kegiatan tes bertujuan untuk mengetahui keefektifan model

    pembelajaran yang dikaji peneliti.

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

    penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti

    adalah sebagai berikut:

    a. Lembar Observasi

    Lembar observasi digunakan sebagai pedoman ketika

    melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang akurat dalam

    pengamatan. Lembar observasi ini berisi aktivitas peserta didik dan

    guru untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan

    menggunakan Team Assisted Individualization (TAI). Berikut adalah

    lembar observasi.

  • 16

    Tabel 1.1 Lembar Observasi Peserta Didik

    No. Nama

    Butir Penilaian Sikap

    Keaktifan Kerja sama Konsentrasi

    A B C D A B C D A B C D

    1. ADP

    2. AN

    3. ADS

    4. AFRA

    5. AAG

    6. BEPN

    7. DPM

    8. DMS

    9. DS

    10. EDS

    11. ETC

    12. FMF

    13. FAS

    14. FMH

    15. FPP

    16. FSPA

    17. FPBM

    18. HKP

  • 17

    19. HPP

    20. ICP

    21. KAP

    22. MRA

    23. PP

    24. RFA

    25. RG

    26. RF

    27. SP

    28. SS

    29. TTIN

    30. TM

    31. WDJ

    Keterangan:

    A = Sangat Baik

    B = Baik

    C = Cukup

    D = Kurang

    Berikut adalah kriteria dari masing-masing penilaian sikap pada

    peserta didik:

    a) Keaktifan

    (1) Suka bertanya tentang materi selama proses pembelajaran

    (2) Aktif dalam berdiskusi dan memberi pendapat

  • 18

    (3) Berbicara dan berperilaku sopan terhadap guru dan teman

    (4) Berani tampil dihadapan teman-temannya

    b) Kerja sama

    (1) Berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok

    (2) Saling membantu jika teman membutuhkan bantuan

    (3) Saling bertanya-jawab dengan teman

    (4) Bertanggung jawab dalam semua kegiatan

    c) Konsentrasi

    (1) Memperhatikan penjelasan guru

    (2) Memperhatikan soal dan cara mengerjakan

    (3) Tidak berbicara saat guru atau teman menjelaskan

    (4) Tidak mengganggu teman

    Apabila peserta didik memenuhi 1 kriteria, maka ia

    mendapat nilai D atau kurang, apabila peserta didik memenuhi 2

    kriteria, maka ia mendapat nilai C atau cukup, apabila peserta didik

    memenuhi 3 kriteria, maka ia mendapat nilai B atau baik, dan

    apabila peserta didik memenuhi 4 kriteria, maka ia mendapat nilai

    A atau sangat baik.

    Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru

    No. Aspek yang diamati Skor

    A B C D E

    Persiapan Guru dalam Mengajar

  • 19

    1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP)

    Kemampuan Guru Membuka

    Pembelajaran

    2. Membuka dengan salam dan doa

    3. Pemberian motivasi

    4. Memeriksa kesiapan peserta didik

    5. Melakukan apersepsi (sesuai dengan

    materi)

    6. Penguasaan materi

    7. Menyampaikan tujuan pembelajaran

    8. Memberi acuan bahan ajar yang akan

    dipelajari

    Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

    9. Kejelasan suara guru dalam

    menyampaikan materi

    10. Berlaku adil kepada semua peserta didik

    11. Menjadi pusat perhatian peserta didik

    menggunakan model pembelajaran tipe

    Team Assisted Individualization (TAI)

    Kegiatan Belajar Mengajar

  • 20

    12. Kesesuaian kegiatan dengan tujuan

    dalam Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP)

    13. Penerapan langkah-langkah

    pembelajaran model Team Assisted

    Individualization (TAI)

    14. Kesesuaian mengalokasikan waktu

    15. Penguasaan kelas

    Evaluasi Pembelajaran

    16. Soal dan jawaban sesuai Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    Kemampuan Menutup Pembelajaran

    17. Memberikan kesempatan bertanya

    18. Memberi kesimpulan

    19. Menginformasikan materi selanjutnya

    20. Menutup dengan salam dan doa

    Jumlah

    Total

    Kategori

    Keterangan:

    Skor Nilai: Rentang Nilai:

    A : 5 81-100 = Sangat Baik

    B : 4 61-80 = Baik

  • 21

    C : 3 41-60 = Cukup

    D : 2 21-40 = Kurang

    E : 1 1-20 = Sangat Kurang

    Berikut adalah kriteria penilaian pada guru:

    (1) Guru tidak melakukannya

    (2) Guru melakukan hanya sekedar saja

    (3) Guru melakukannya dengan porsi yang cukup

    (4) Guru melakukannya dengan baik

    (5) Guru melakukannya dengan sangat baik

    Apabila guru memenuhi 1 kriteria, maka ia mendapat nilai E

    atau sangat kurang, apabila guru memenuhi 2 kriteria, maka ia

    mendapat nilai D atau kurang, apabila guru memenuhi 3 kriteria, maka

    ia mendapat nilai C atau cukup, apabila guru memenuhi 4 kriteria, maka

    ia mendapat nilai B atau baik, dan apabila guru memenuhi 5 kriteria,

    maka ia mendapat nilai A atau sangat baik.

    b. Pedoman wawancara

    Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui lebih lanjut

    tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi. Pedoman

    wawancara merupakan petunjuk yang digunakan peneliti untuk

    melakukan wawancara dengan peserta didik maupun guru. Pedoman

    wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada

    peserta didik dan guru yang akan mengungkap bagaimana pembelajaran

    dengan Team Assisted Individualization (TAI).

  • 22

    c. Tes tertulis

    Kegiatan tes dilakukan terhadap seluruh peserta didik setelah

    proses belajar mengajar dilakukan. Kegiatan tes bertujuan untuk

    mengetahui keefektifan model pembelajaran yang dikaji oleh peneliti.

    6. Analisis Data

    Teknik analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan, dan

    pengolahan data, agar dapat digunakan untuk membenarkan atau

    menyalahkan hipotesis. Semua data yang telah kita peroleh pada siklus 1

    dan siklus 2 kita kumpulkan untuk membandingkan, menguji, dan

    membuktikan kebenaran hipotesis yang telah kita rumuskan sebelumnya.

    Benar tidaknya jawaban sementara itu akan dibuktikan melalui data yang

    kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana

    adanya harus dianalisis, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa

    digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

    Adapun yang diperhatikan dalam tahap ini adalah sikap dan hasil belajar

    peserta didik:

    a. Nilai rata-rata kelas

    X =

    Keterangan:

    X = Nilai rata-rata

    = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai

    setiap individu

    N = Banyak individu(Djamarah, 2005:302)

  • 23

    b. Persentase Ketuntasan Klasikal

    P =

    Keterangan:

    P = Presentase ketuntasan klasikal

    F = Frekuensi ketuntasan

    N = Jumlah keseluruhan(Djamarah, 2005:225-256)

    G. Sistematika Laporan Penelitian

    Sebagai sarana untuk mempermudah para pembaca untuk memahami

    alur penelitian ini, maka akan penulis sajikan sistematika penulisan laporan

    penelitian sebagai berikut:

    Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan

    dan indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    Bab II berisi landasan teori yang mencakup kajian teori dan kajian

    pustaka. Kajian teori yang mencakup pengertian matematika, karakteristik

    matematika, pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS), aspek-aspek

    Higher Order Thinking Skills (HOTS), karakteristik penilaian Higher Order

    Thinking Skills (HOTS), materi bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan

    balok, pengertian pembelajaran kooperatif, karakteristik pembelajaran

    kooperatif, prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif, tujuan pembelajaran

    kooperatif, perbedaan model pembelajaran kooperatif dan konvensional,

    model-model pembelajaran kooperatif, pengertian Team Assisted

    Individualization (TAI), kelebihan model pembelajaran Team Assisted

  • 24

    Individualization (TAI), komponen-komponen Team Assisted

    Individualization (TAI), langkah-langkah pembelajaran model Team Assisted

    Individualization (TAI) dan kajian pustaka mencakup beberapa hasil

    penelitian yang relevan.

    Bab III berisi pelaksanaan penelitian yang mencakup deskripsi awal,

    antara lain: gambaran umum lokasi penelitian, subyek, waktu, dan lokasi

    penelitian, daftar nama peserta didik, deskripsi pelaksanaan pra siklus, siklus

    I, dan siklus II, masing-masing siklus mempunyai 4 tahap yaitu (1)

    perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

    Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup

    deskripsi hasil per siklus yaitu hasil belajar peserta didik (pra siklus, siklus I,

    dan siklus II) dan pembahasan hasil penelitian berupa rekapitulasi hasil

    belajar peserta didik.

    Bab V berisi penutup yang mencakup kesimpulan dari penelitian yang

    telah dilakukan dan saran bagi guru, peserta didik, dan sekolah yang

    bersangkutan.

  • 25

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Matematika

    a. Pengertian Matematika

    Menurut Ruseffendi dalam Eman Suherman (2003:16),

    matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia berhubungan

    dengan ide, proses, dan penalaran. Pada tahap awal matematika

    terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris,

    karena matematika sebagai aktivitas manusia kemudian pengalaman

    itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis

    dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampailah

    pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Agar

    konsep-konsep matematika yang telah terbentuk itu dapat dipahami

    dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat. Maka digunakan

    notasi dan istilah yang disepakati bersama secara global (universal)

    yang dikenal dengan istilah matematika. Menurut James dan James

    dalam Erman Suherman, matematika adalah ilmu tentang logika

    mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

    berhubungan satu dengan yang lain dengan jumlah yang banyak

    yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan

    geometri. Matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik,

  • 26

    formal, hirearkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan

    semacamnya adalah sebuah sistem matematika yang dapat

    digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata.

    (Subarinah, 2019)

    Susanto (2013:185) mengemukakan matematika merupakan

    salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan

    berpikir dan berargumentasi, memberi kontribusi dalam

    penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta

    dalam memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi.

    b. Karakteristik Matematika

    Walaupun terdapat pengertian yang beraneka ragam tentang

    matematika dan tidak ada definisi tunggal yang disepakati, namun

    jika dicermati ada beberapa karakteristik yang terdapat pada

    pengertian matematika. Menurut Susanah, karakteristik matematika

    adalah sebagai berikut:

    1) Memiliki objek kajian abstrak,

    2) Bertumpu pada kesepakatan,

    3) Berpola pikir deduktif,

    4) Memiliki simbol yang kosong dari arti,

    5) Memperhatikan semesta pembicaraan (universal),

    6) Konsisten dalam sistemnya.

  • 27

    Dari pengertian dan karakteristik matematika di atas, dapat

    disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan

    yang mempelajari tentang hal-hal yang nyata dalam kehidupan

    manusia, dalam bentuk simbol-simbol dan dapat digunakan untuk

    mengatasi persoalan-persoalan nyata di kehidupan sehari-hari,

    meliputi penalaran logika, analitis, ketelitian, ketekunan, dan

    memecahkan masalah yang saling berhubungan satu sama lain serta

    bermanfaat dalam memahami ilmu-ilmu yang lain, sehingga dapat

    membantu mempermudah persoalan yang dirasakan oleh manusia.

    2. Higher Order Thinking Skills (HOTS)

    a. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS)

    Menurut Resnick (1987) dalam Yoki Ariyana, dkk (2019:6),

    keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks

    dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun

    representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan

    melibatkan aktivis mental yang paling dasar. Menurut Wiwik

    (2019), salah satu taksonomi proses berpikir yang diacu secara luas

    adalah taksonomi Bloom dan telah direvisi olah Anderson &

    Karthwohl (2001). Dalam taksonomi Bloom yang direvisi tersebut,

    dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu: (1) C1 = mengingat

    (remembering), (2) C2 = memahami (understanding), (3) C3 =

    menerapkan (applying), (4) C4 = menganalisis (analyzing), (5) C5 =

    mengevaluasi (evaluating), dan (6) C6 = mengkreasi (creating).

  • 28

    Luluk Hamidah (2018), keterampilan berpikir tingkat tinggi

    atau dalam bahasa Inggrisnya Higher Order Thinking Skills adalah

    pola berpikir siswa dengan mengandalkan kemampuan untuk

    menganalisis, mencipta, dan mengevaluasi semua aspek masalah.

    Menurut Alice Thomas dan Glenda dalam Hamidah (2018:59),

    berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat tinggi daripada

    sekedar menghafalkan fakta atau mengatakan sesuatu kepada

    seseorang persis seperti sesuatu itu diceritakan kepada kita. Berpikir

    tingkat tinggi secara singkat dapat dikatakan sebagai pencapaian

    berpikir kepada pemikiran tingkat tinggi dari sekedar pengulangan

    fakta-fakta. Menurut Lewis dan Smith (1993) dalam Hamidah

    (2018:62), keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order

    Thinking Skills) sebagai keterampilan berpikir yang terjadi ketika

    seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang sudah

    tersimpan dalam ingatannya, selanjutnya menghubungkan informasi

    tersebut dan menyampaikannya untuk mencapai tujuan atau jawaban

    yang dibutuhkan. Dikutip pula menurut Zaini (2015) dalam Hamidah

    (2018:65), berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir yang

    mengkombinasikan antara berpikir kritis dan berpikir kreatif.

    Berdasarkan uraian di atas, Higher Order Thinking Skills

    (HOTS) adalah keterampilan berpikir logis, kritis, kreatif, dan dapat

    menyelesaikan permasalahan secara mandiri. Berpikir logis adalah

    berpikir yang dapat diterima oleh akal sehat. Berpikir kritis adalah

  • 29

    berpikir yang menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang

    dimiliki untuk menganalisis hal baru. Sedangkan berpikir kreatif

    adalah kemampuan untuk menemukan ide atau gagasan.

    b. Aspek-aspek Higher Order Thinking Skills (HOTS)

    Pembelajaran yang berorientasi pada Higher Order Thinking

    Skills (HOTS) adalah pembelajaran yang melibatkan 3 aspek Higher

    Order Thinking Skills (HOTS) yaitu: (1) Transfer of Knowledge, (2)

    Critical and Creative Thinking, dan (3) Problem Solving. (Yoki

    Ariyana, dkk, 2019:7-16).

    1) Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Transfer of

    Knowledge

    Higher Order Thinking Skills (HOTS) erat kaitannya

    dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif,

    afektif, dan psikomotorik yang menjadi satu kesatuan dalam

    proses belajar dan mengajar.

    a) Ranah Kognitif

    Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang

    direvisi memiliki rangkaian proses-proses yang menunjukkan

    kompleksitas kognitif dengan menambah dimensi

    pengetahuan, seperti:

    (1) Pengetahuan faktual, berisi elemen-elemen dasar yang

    harus diketahui para peserta didik jika mereka akan

  • 30

    dikenalkan dengan suatu disiplin ilmu atau untuk

    memecahkan masalah di dalamnya.

    (2) Pengetahuan konseptual, berisi skema-skema, model-

    model atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model

    psikologi kognitif yang berbeda.

    (3) Pengetahuan prosedural, berisi tentang pengetahuan

    tentang cara/langkah melakukan sesuatu.

    (4) Pengetahuan metakognitif, berisi pengetahuan mengenai

    kesadaran secara umum akan tanggung jawab terhadap

    pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri.

    b) Ranah Afektif

    Kartwohl & Bloom menyatakan bahwa terdapat ranah

    afektif yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,

    emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan suatu objek

    dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat 5 kategori, antara

    lain: (1) penerimaan, (2) menanggapi, (3) penilaian, (4)

    mengelola, dan (5) karakterisasi.

    c) Ranah Psikomotorik

    Keterampilan proses psikomotorik merupakan

    keterampilan dalam melakukan pekerjaan dengan melibatkan

    anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik)

    yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan pada gerak

  • 31

    dasar, perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks,

    ekspresif, dan interperatif.

    2) Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Critical and

    Creative Thinking

    John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara

    esensial sebagai proses aktif, dimana seseorang berpikir segala

    hal secara mendalam, memajukan berbagai pertanyaan,

    menemukan informasi yang relevan daripada menunggu

    informasi secara pasif (Fisher, 2009). Berpikir kritis merupakan

    proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan

    dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil

    keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul, dan

    melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan

    informasi yang telah didapatkan sehingga menghasilkan

    informasi atau simpulan yang diinginkan.

    3) Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Problem

    Solving

    Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Problem

    Solving diperlukan dalam proses pembelajaran, karena

    pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran

    berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) tidak dapat

    dipisahkan dari kombinasi antara keterampilan berpikir dan

    keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah.

  • 32

    Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan para

    ahli yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan

    masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari.

    c. Karakteristik Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS)

    Menurut Wiwik (2019), soal yang termasuk Higher Order

    Thinking Skills (HOTS) memiliki ciri-ciri:

    1) Transfer satu konsep ke konsep lainnya.

    2) Memproses dan menerapkan informasi.

    3) Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda.

    4) Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah.

    5) Menelaah ide dan informasi secara kritis.

    3. Bangun Ruang Sisi Datar

    a. Kubus

    1) Pengertian Kubus

    Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi enam sisi

    berbentuk persegi yang kongruen. Kubus memiliki 6 sisi, 12

    rusuk dan 8 titik sudut. Selain itu, kubus merupakan bentuk

    khusus dalam prisma segi empat. Pemberian nama pada kubus

    dapat dilakukan dengan cara menyebutkan titik-titik sudutnya.

    Misalkan titik-titik sudut pada bidang alas suatu kubus

    berturut-turut A, B, C, D, sedangkan titik-titik sudut pada bidang

    atas berturut-turut E, F, G, H, maka kubus tersebut dinamakan

    kubus ABCD.EFGH.

  • 33

    2) Unsur-unsur kubus

    (gambar 2.1)

    a) Sisi Kubus

    Sisi kubus adalah bidang berbentuk persegi yang

    membatasi kubus. Kubus mempunyai 6 sisi yaitu sisi ABCD,

    sisi ABFE, sisi BCGF, sisi DCGH, sisi ADHE, dan sisi

    EFGH.

    b) Rusuk Kubus

    Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan

    perpotongan dua sisi pada kubus. Kubus mempunyai 12

    rusuk yaitu AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG,

    GH, dan EH.

    c) Titik Kubus

    Titik sudut kubus adalah titik potong antara tiga rusuk.

    Kubus mempunyai 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G,

    dan H.

  • 34

    d) Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi

    Dalam pembahasan ini, yang dimaksud diagonal bidang

    adalah diagonal bidang sisi.

    (gambar 2.2)

    Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH dengan

    panjang rusuk s di samping. Jika kita menginginkan menarik

    garis pada masing-masing sudut yang berhadapan pada setiap

    bidang atau sisi maka kita akan mendapatkan garis yang akan

    membentuk segitiga sama kaki. Garis tersebut disebut

    diagonal bidang atau diagonal sisi. Pada kubus ABCD.EFGH

    memiliki 12 diagonal bidang atau diagonal sisi yaitu AF, BE,

    BG, FC, CH, DG, AH, DE, BD, AC, EG, dan HF.

    Panjang diagonal sisi kubus: √ √ =

    s√

    e) Diagonal Ruang

    Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan dua

    titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Pada

  • 35

    kubus ABCD.EFGH tersebut terdapat 4 diagonal ruang yaitu

    garis BH, DF, AG, dan EC.

    Panjang diagonal ruang kubus: PD =

    √ √ = s√

    f) Bidang Diagonal

    Bidang diagonal adalah bidang yang dibentuk dari dua

    garis diagonal bidang dan dua rusuk kubus yang sejajar. Pada

    kubus ABCD.EFGH tersebut memiliki 6 bidang diagonal

    yaitu bidang diagonal ACGE, DBFH, ABGH, CDEF, ADGF,

    dan BCHE.

    Luas bidang diagonal kubus: LBidang Diagonal = s√

    s = s²√

    3) Jaring-Jaring, Panjang Kerangka, Luas Permukaan, dan

    Volume Kubus

    Apabila kardus berbentuk kubus diiris dan direbahkan

    seperti pada gambar berikut akan diperoleh jaring-jaring kardus

    tersebut. Dalam matematika bentuk itu dikenal dengan jaring-

    jaring kubus.

  • 36

    (gambar 2.3)

    Jika sebuah kubus memiliki panjang rusuk s, diperoleh

    rumus-rumus berikut:

    a) Kerangka kubus adalah rusuk-rusuk yang menyusun kubus.

    Panjang kerangka kubus: PK = 12s

    b) Luas permukaan kubus sama dengan jumlahan luas sisi-sisi

    kubus.

    Luas permukaan kubus: L = 6s²

    c) Volume kubus adalah besaran isi bangun ruang kubus

    tersebut.

    Volume kubus: V = s³

    b. Balok

    1) Pengertian Balok

    Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk

    oleh tiga pasang persegi panjang yang kongruen (bentuk dan

    ukuran sama). Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.

    Pemberian nama pada balok dapat dilakukan dengan cara

  • 37

    menyebutkan titik-titik sudutnya. Misal titik-titik sudut pada

    bidang alas suatu balok berturut-turut A, B, C, dan D, sedangkan

    titik-titik sudut pada bidang atas berturut-turut E, F, G, dan H,

    maka balok tersebut dinamakan balok ABCD.EFGH.

    2) Unsur-unsur Balok

    (gambar 2.4)

    a) Sisi Balok

    Sisi balok adalah bidang yang membatasi balok. Balok

    mempunyai 6 sisi yaitu sisi depan (ABFE), sisi belakang

    (DCGH), sisi atas (EFGH), sisi bawah (ABCD), sisi samping

    kiri (BCGF), dan sisi samping kanan (ADHE).

    Sebuah balok tersusun atas 3 pasang sisi yang saling

    berhadapan. Sisi-sisi yang berhadapan tersebut mempunyai

    bentuk dan ukuran yang sama, yaitu:

    Sisi ABFE dengan sisi DCGH;

    Sisi ABCD dengan sisi EFGH;

    Sisi ADHE dengan sisi BCGF.

  • 38

    b) Rusuk Balok

    Rusuk balok adalah ruas garis yang merupakan

    perpotongan 2 sisi pada balok. Balok mempunyai 12 rusuk

    yaitu AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan

    EH.

    c) Titik Sudut

    Titik sudut adalah titik potong antara 3 rusuk. Balok

    mempunyai 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.

    d) Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi

    Diagonal bidang atau diagonal sisi adalah ruas garis

    yang menghubungkan 2 titik sudut yang berhadapan pada

    setiap bidang atau sisi balok. Sama halnya dengan kubus,

    balok mempunyai 12 diagonal bidang. Perhatikan gambar di

    bawah, yang merupakan diagonal bidang yaitu AF, BE, BG,

    CF, CH, DG, DE, AH, AC, BD, EG, dan HF.

    Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH dengan panjang p,

    lebar l, dan tinggi t di bawah ini.

    (gambar 2.5)

    Panjang diagonal sisi pada balok ABCD.EFGH:

  • 39

    AC = BD = EG = FH =√ √

    AF = BE = DG = CH =√ √

    AH = DE = BG = CF =√ √

    e) Diagonal Ruang

    Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan 2

    titik sudut yang salling berhadapan dalam satu ruang. Sama

    halnya dengan kubus, balok memiliki 4 diagonal ruang. Pada

    gambar di atas yang merupakan diagonal ruang yaitu AG,

    BH, CE, dan DF.

    Panjang diagonal ruang pada balok ABCD.EFGH:

    AG = BH = CE = DF =√ √

    f) Diagonal Bidang

    Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua

    rusuk dan dua diagonal bidang. Sama halnya dengan kubus,

    balok memiliki 6 bidang diagonal. Pada gambar di atas yang

    merupakan bidang diagonal yaitu ACGE, AFGD, CDEF,

    ABGH, BFHD, dan BEHC.

    Luas bidang diagonal pada balok ABCD.EFGH:

    LBDHF = LACGE = AC x CG = √

    LCDEF = LABGH = BG x AB = √

    LADGF = LBCHE = BE x BC = √

  • 40

    3) Jaring-jaring, Panjang Kerangka, Luas Permukaan, dan

    Volume Balok

    (gambar 2.6)

    Diketahui ukuran kerangka balok ABCD.EFGH adalah p x l x t,

    maka:

    a. Panjang kerangka balok: PK = 4p + 4l + 4t = 4(p + l + t)

    b. Luas permukaan balok: LP = 2pl + 2pt + 2lt = 2(pl + pt + lt)

    c. Volume balok: V = p x l x t

    4. Pembelajaran Kooperatif

    a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif adalah salah satu tipe pembelajaran

    yang mengutamakan kerja sama antara peserta didik satu dengan

    peserta didik yang lainnya. Menurut Thompson dalam Isjoni

    (2012:17) mengemukakan pembelajaran kooperatif turut menambah

    unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Dalam hal ini,

    pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan rasa sosial dan

    tanggung jawab pada diri peserta didik. Peserta didik akan

  • 41

    dikelompokkan dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5

    peserta didik. Kelompok ini akan bertanggung jawab dengan

    kepahaman anggota kelompoknya masing-masing. Semua anggota

    kelompok bekerja sama untuk mencapai ketuntasan.

    Penerapan pembelajaran kooperatif memang salah satu

    strategi guru untuk membuat peserta didik menjadi aktif dalam

    pembelajaran. Namun dalam kenyataannya tidaklah berjalan baik

    seperti yang guru inginkan, seperti peserta didik yang tergolong

    pandai akan menguasai diskusi dan peserta didik yang kurang pandai

    akan menjadi penonton atau pendengar saja. Karena hal tersebut,

    maka guru harus pandai-pandai membuat model pembelajaran yang

    efektif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

    b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

    Menurut Hamruni (2011) dalam Zainal Arifin (2012:31-32)

    menyebutkan 4 karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu

    pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif,

    kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerja sama.

    Berikut penjelasannya:

    1) Pembelajaran Secara Tim

    Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim.

    Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,

    tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Semua

    anggota tim (kelompok) harus saling membantu untuk mencapai

  • 42

    tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan

    pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.

    2) Didasarkan Pada Manajemen Kooperatif

    Manajemen mempunyai 4 fungsi pokok, yaitu fungsi

    perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol. Demikian

    juga dalam pembelajaran kooperatif, fungsi perencanaan

    menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan

    perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan

    secara efektif. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa

    pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antaranggota

    kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan tanggung jawab

    setiap anggota kelompok. Fungsi pelaksanaan menunjukkan

    bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai

    perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah

    ditentukan, sedangkan fungsi kontrol menunjukkan bahwa

    pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan

    baik melalui tes maupun nontes.

    3) Kemauan Untuk Bekerja Sama

    Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

    keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja

    sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.

  • 43

    4) Keterampilan Bekerja Sama

    Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan

    melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam

    keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, peserta didik

    perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan

    berkomunikasi dengan anggota lain. Peserta didik perlu dibantu

    mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan

    berkomunikasi, sehingga setiap peserta didik dapat

    menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan

    kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

    c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

    Terdapat 4 prinsip dasar model pembelajaran kooperatif

    menurut Jumanta Hamdyama (2014:64) adalah sebagai berikut:

    1) Prinsip Ketergantungan Positif

    Untuk tercipta kelompok kerja yang efektif, setiap anggota

    kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan

    tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan

    dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat

    ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin

    diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa

    menyelesaikan tugasnya dan semua ini memerlukan kerja sama

    yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota

  • 44

    kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau

    dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.

    2) Tanggung Jawab Perseorangan

    Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang

    pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada

    setiap anggota, maka setiap anggota kelompok harus memiliki

    tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus

    memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.

    Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian

    terhadap individu dan kelompok. Penilaian individu bisa

    berbeda, tetapi penilaian kelompok harus sama.

    3) Interaksi Tatap Muka

    Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan

    yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka

    saling memberikan informasi dan saling membelajarkan.

    Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang

    berharga kepada setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan

    mengisi kekurangan masing-masing.

    4) Partisipasi dan Komunikasi

    Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk dapat

    mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini

    sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di

    masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan

  • 45

    kooperatif, guru perlu membekali peserta didik dengan

    kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan

    mendengarkan dan kemampuan berbicara, cara menyatakan

    ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain

    secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan

    dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.

    d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

    Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Trianto (2011:42)

    antara lain:

    1) Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

    meningkatkan partisipasi peserta didik.

    2) Memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap

    kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok.

    3) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi

    dan belajar bersama-sama peserta didik yang berbeda latar

    belakangnya.

    e. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional

    Menurut Killen dalam Trianto (2011:43-44), perbedaan

    antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar

    konvensional adalah sebagai berikut:

  • 46

    Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan

    /Konvensional

    Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

    1. Adanya saling

    ketergantungan positif,

    saling membantu dan saling

    memberikan motivasi

    sehingga ada interaksi

    promotif.

    1. Guru sering membiarkan

    adanya peserta didik yang

    mendominasi kelompok atau

    menggantungkan diri pada

    kelompok.

    2. Adanya akuntabilitas

    individual yang mengukur

    penguasaan materi

    pelajaran tiap anggota

    kelompok dan kelompok

    diberi umpan balik tentang

    hasil belajar para

    anggotanya sehingga dapat

    saling mengetahui siapa

    yang memerlukan bantuan

    dan siapa yang memberikan

    bantuan.

    2. Akuntabilitas individual sering

    diabaikan sehingga tugas-

    tugas sering diborong oleh

    salah seorang anggota

    kelompok, sedangkan anggota

    kelompok lainnya hanya

    “mendompleng” keberhasilan

    “pemborong”.

  • 47

    3. Kelompok belajar

    heterogen, baik dalam

    kemampuan akademik,

    jenis kelamin, ras, etnik,

    dan sebagainya sehingga

    dapat saling mengetahui

    siapa yang memerlukan

    bantuan dan siapa yang

    memberikan bantuan.

    3. Kelompok belajar biasanya

    homogen.

    4. Pimpinan kelompok dipilih

    secara demokratis atau

    bergilir untuk memberikan

    pengalaman memimpin

    bagi para anggota

    kelompok.

    4. Pemimpin kelompok sering

    ditentukan oleh guru atau

    kelompok dibiarkan untuk

    memilih pemimpinnya dengan

    cara masing-masing.

    5. Keterampilan sosial yang

    diperlukan dalam kerja

    gotong royong seperti

    kepemimpinan, kemampuan

    berkomunikasi, memercayai

    orang lain, dan mengelola

    konflik secara langsung

    diajarkan.

    5. Keterampilan sosial sering

    tidak secara langsung

    diajarkan.

  • 48

    6. Pada saat belajar kooperatif

    sedang berlangsung guru

    terus melakukan

    pemantauan melalui

    observasi dan melakukan

    intervensi jika terjadi

    masalah dalam kerja sama

    antaranggota kelompok.

    6. Pemantauan melalui observasi

    dan intervensi sering tidak

    dilakukan guru pada saat

    belajar kelompok sedang

    berlangsung.

    7. Guru memperhatikan secara

    proses kelompok yang

    terjadi dalam kelompok

    belajar.

    7. Guru sering tidak

    memperhatikan proses

    kelompok yang terjadi dalam

    kelompok belajar.

    8. Penekanan tidak hanya pada

    penyelesaian tugas tetapi

    juga hubungan

    interpersonal (hubungan

    antarpribadi yang saling

    menghargai).

    8. Penekanan sering hanya pada

    penyelesaian tugas.

    f. Model-model Pembelajaran Kooperatif

    Dikutip oleh Sutirman (2013:33-32), model pembelajaran

    kooperatif dibagi menjadi beberapa metode, diantaranya adalah

    Student Teams-Achievement Division (STAD), Teams Games

  • 49

    Tournament (TGT), Jigsaw II,Team Assisted Individualization (TAI)

    Borich (2000:328), Group Investigation (GI), Learning Together

    (LT), Complex Instruction (CI), dan Structure Dyadic Methods

    (SDM); (Slavin, 2009:24).

    5. Team Assisted Individualization (TAI)

    a. Pengertian Team Assisted Individualization (TAI)

    Pembelajaran kooperatif model ini hampir sama dengan

    dengan STAD dan TGT. Peserta didik memasuki kelas dengan bekal

    pengetahuan, keterampilan, dan motivasi yang berbeda-beda.

    Menurut Muhammad Fathurrohman (2017:73), implikasi dari

    pandangan konstruktivis dalam belajar kooperatif adalah guru

    berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar

    proses belajar peserta didik berjalan dengan baik sehingga guru

    harus pandai memilih metode yang tepat untuk menyampaikan suatu

    materi pelajaran dalam kelas yang beragam pengetahuannya.

    Guru diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk

    belajar secara aktif di dalam kelas, dapat meningkatkan kemampuan

    dalam memecahkan masalah, dan saling mendorong untuk

    berprestasi.

    b. Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization

    (TAI)

    Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihannya

    masing-masing. Kelebihan itulah yang menjadikan suatu model

  • 50

    pembelajaran itu dipakai dalam proses pembelajaran. Kelebihan

    model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

    menurut Slavin (2005:190-191) antara lain:

    1) Dapat meminimalisasi keterkaitan guru dalam pemeriksaan dan

    pengelolaan rutin.

    2) Guru setidaknya akan menghabiskan setengah dari waktunya

    untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.

    3) Operasional program tersebut akan sedemikian sederhana

    sehingga para peserta didik di kelas tiga ke atas dapat

    melakukannya.

    4) Peserta didik akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain,

    sekalipun bila peserta didik yang mengecek kemampuannya ada

    di bawah peserta didik yang di cek dalam rangkaian pengajaran

    dan prosedur pengecekan akan cukup sederhana serta tidak

    mengganggu si pengecek.

    5) Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun peserta

    didik, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru

    tambahan ataupun tim guru.

    6) Dengan membuat para peserta didik bekerja dalam kelompok-

    kelompok kooperatif dan status yang sejajar, program ini akan

    membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif

    terhadap peserta didik-peserta didik mainstream yang cacat secara

  • 51

    akademik dan diantara para peserta didik dari latar belakang ras

    atau etnik berbeda. (Muhammad Fathurrohman, 2017:77).

    c. Komponen-komponen Penting dalam Model Pembelajaran

    Team Assisted Individualization (TAI)

    Menurut Slavin dalam buku Muhammad Fathurrohman

    (2017:74), mekanisme pembelajaran kooperatif model Team

    Assistsed Individualization (TAI) pada dasarnya memiliki delapan

    komponen, yaitu sebagai berikut:

    1) Teams

    Kelompok yang dibentuk beranggotakan 4-5 orang yang

    sifatnya heterogen mewakili hasil akademis dan jenis kelamin.

    Fungsi kelompok adalah untuk memastikan bahwa semua

    anggota kelompok ikut belajar dan memiliki kesempatan yang

    sama untuk sukses khususnya dalam mengerjakan tes dengan

    baik. Tiap peserta didik mengembangkan kemampuan masing-

    masing untuk berpikir tentang objek yang dipermasalahkan

    sehingga ada interaksi kelompok yang diperoleh dari sumbangsih

    seluruh anggota kelompok.

    2) Placement Test (Tes Penempatan)

    Sebagai dasar pertimbangan menempatkan peserta didik

    dalam kelompok-kelompok kooperatif. Placement test dapat

    berupa hasil tes sebelumnya, pretest ataupun lainnya. Pada

  • 52

    penelitian ini, placement test berupa pretest materi bangun ruang

    sisi datar.

    3) Teaching Group

    Guru mengajar materi pokok secara klasikal pada peserta

    didik yaitu dengan memperkenalkan konsep-konsep utama pada

    peserta didik dengan menggunakan demonstrasi yang

    menyeluruh. Secara umum peserta didik memperoleh konsep-

    konsep yang telah diberikan kepada mereka yaitu dalam

    kelompok-kelompok pembelajaran sebelum mereka mengerjakan

    secara individu.

    4) Student Creative

    Sebelum peserta didik bekerja dalam kelompoknya,

    terlebih dahulu masing-masing peserta didik berusaha membaca,

    memahami materi pelajaran, dan mencoba mengerjakan tugas

    secara individu.

    5) Team Study

    Para peserta didik diberikan satu unit perangkat

    pembelajaran ekonomi secara individu, unit tersebut berisi

    materi kemudian para peserta didik mengerjakan dan membahas

    unit-unit tersebut dalam kelompok masing-masing. Pada

    penelitian ini unit berupa handout dan LKS yang berisi

    rangkuman materi dan soal-soal yang berkaitan dengan materi

    yang dibalas. Peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok

  • 53

    kecil yang sudah ditetapkan untuk menyelesaikan suatu

    permasalahan. Masing-masing peserta didik dalam kelompok

    berusaha membantu temannya. Jika ada peserta didik yang

    mendapatkan kesulitan, disarankan untuk meminta bantuan

    dalam kelompok sebelum meminta kepada guru.

    6) Whole-class Units

    Pada tahap ini dilakukan diskusi kelas, setiap anggota

    kelompok