urgensi supervisi pengajaran di satuan pendidikan

7
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara merupakan hal-hal yang harus segera direspon di dalam penyeleng kegiatan pendidikan. Beberapa perubahan yang terjadi di Indonesia sbb : P pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pembagian Kewenangan antara Pusat Daerah telah membawa perubahan pada system pengolahan pendidikan nasional Kedua,penetapan Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah menjadiarah baru bagi pengelolaan pendidikan nasional. Ketiga, perubahan global dalam berbagai sector kehidupan yan demikian cepat, merupakan tantangan dan peluang nasional bagi upaya penin mutu pendidikan. Pada tingkat persekolahan, pelaksanaankurikulumtingkat satuan pendidikan (KTSP) menuntut kemampuan baru pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajarannya secara efektif. Peran strategis guru terseb pembinaan dan pengembangan yang terus-menerus dalam menghadapi perkembangan tekhnologi dan informasi yang mengglobal dewasa ini. Upaya meningkatkan kemampuan profesioanl guru memerlukan pembinaan yang terus- menerus melalui supervise atau pengawasan. Pelaksanaan pengawasanyang ditekankan pada proses pembelajaran lebih dikenal dengan istilah supervise pengajaran (educational supervision atau instructional supervision). Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang secara profesiona sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaik dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. 1

Upload: miftakeuren

Post on 22-Jul-2015

128 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara merupakan hal-hal yang harus segera direspon di dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Beberapa perubahan yang terjadi di Indonesia sbb : Pertama, pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pembagian Kewenangan antara Pusat dan Daerah telah membawa perubahan pada system pengolahan pendidikan nasional. Kedua, penetapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah menjadi arah baru bagi pengelolaan pendidikan nasional. Ketiga, perubahan global dalam berbagai sector kehidupan yang terjadi demikian cepat, merupakan tantangan dan peluang nasional bagi upaya peningkatan mutu pendidikan. Pada tingkat persekolahan, pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menuntut kemampuan baru pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajarannya secara efektif. Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan pengembangan yang terus-menerus dalam menghadapi perkembangan tekhnologi dan informasi yang mengglobal dewasa ini. Upaya meningkatkan kemampuan profesioanl guru memerlukan pembinaan yang terusmenerus melalui supervise atau pengawasan. Pelaksanaan pengawasan yang ditekankan pada proses pembelajaran lebih dikenal dengan istilah supervise pengajaran (educational supervision atau instructional supervision). Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

1

Alasan

yang

mendasari

pentingnya

supervisi

:

Pertama,

untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Kedua, supervisi pengajaran dapat memadukan perbaikan pengajaran secara relative menjadi lebih sempurna secara bertahap. Ketiga, supervise pengajaran relevan dengan nuansa KTSP yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar secara tuntas. Keempat, supervisi pengajaran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan para guru. Dalam praktik pengawasan di lingkungan system persekolahan selama ini, masih sering terdapat kekeliruan yaitu : (1) pengawasan persekolahan masih mengutamakan aspek teknis administratif daripada aspek akademik dan pembelajaran; (2) pengawasan lebih menekankan pada segi fisik pendukung pembelajaran, seperti pengolahan dana, pegawai, bangunan, alat dan fasilitas lainnya. Padahal aspek yang harus mendapat perhatian adalah berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah atau di kelas. B. Tujuan Tujuan supervisi pengajaran dalam implementasi kurikulum KTSP adalah memiliki pemahaman terhadap masalah-masalah pembelajaran. C. Sasaran Sasaran supervisi pengajaran adalah proses pembelajaran peserta didik dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak factor, seperti : guru, peserta didik, kurikulum, alat, dan buku-buku pelajaran, serta kondisi lingkungan social dan fisik sekolah. Dalam konteks ini, guru merupakan factor yang paling dominan.

2

BAB II SUPERVISI PENGAJARAN DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN A. Pembelajaran dalam konteks Kurikulum KTSP Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan (subject matter) dan pengalaman yang perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar. B. Konsep Supervisi Kelas 1. Pengertian Yaitu kegiatan yang dituju untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan prestasi akademik. Dengan kata lain, supervisi kelas adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran di sekolah. Perilaku supervisi diarahkan pada perbaikan perilaku mengajar guru yang berdampak terhadap perilaku belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat digunakan sebagai umpan balik bagi perbaikan perilaku mengajar dan perilaku supervisi. 2. Sasaran Sasaran supervisi kelas adalah proses pembelajaran peserta didik dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Supervisi kelas menaruh perhatian utama pada upaya-upaya yang bersifat memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang secara professional, sehingga direflesikan dalam kemampuan-kemampuan : (1) merencanakan kegiatan pembelajaran; (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran; (3) menilai proses dan hasil pembelajaran; (4) memanfaatkan hasil penilaian bagi peningkatan layanan pembelajaran; (5) memberikan umpan balik secara tepat, teratur, dan terus-menerus kepada peserta didik; (6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar; (7) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan; (8) mengembangkan dan

3

memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran; (9) memanfaatkan sumbersumber belajar yang tersedia; (10) mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat; dan (11) melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran.

C. Konsep Supervisi Klinis 1. Pengertian Makna yang terkandung dalam istilah klinis merujuk pada unsure-unsur khusus, yaitu: (a) adanya hubungan tatap muka antara pengawas dan guru didalam proses supervisi; (b) terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya di dalam kelas; (c) adanya observasi secara cermat; (d) deskripsi data observasi secara rinci; (e) pengawas dan guru bersama-sama menilai penampilan guru; dan (f) focus observasi sesuai kebutuhan guru. Bimbingan professional yang diberikan kepada guru berdasarkan

kebutuhannya melalui siklus yang sistematis. 2. Tujuan (1) mendiagnosis (2) dan membantu guru pembelajaran; memecahkan dan (3) masalah-masalah dalam guru membantu pembelajaran; menggunakan membantu mengembangkan keterampilan

strategi-strategi

mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.

4

BAB III PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN DALAM KONTEKS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

A. Tahap Perencanaan Beberapa criteria dan teknik perencanaan supervisi antara lain : (1) mengadakan pertemuan dengan guru dalam suasana yang menyenangkan, tidak mengancam dan menakuti; (2) menentukan bersama segi apa yang harus diamati selama pelajaran berlangsung dan bagaimana mencatat hasil observasi; (3) jika ada, supervisor menanyakan pengalaman penampilan masa lalu untuk melihat segi-segi yang akan diperbaiki atau disempurnakan; dan (4) berdasarkan pertemuan awal dengan guru tersebut, maka supervisor menyiapkan dan menyusun format program supervisi yang digunakan untuk mengarahkan kegiatan supervisi yang akan dilaksanakan. B. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan lapangan supervisor dengan mengadakan kunjungan / observasi tentang apa yang akan disupervisi sesuai dengan rencana program. Fungsi utama observasi adalah berusaha menangkap apa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung secara lengkap, agar supervisor dan guru dapat secara tepat mengingat kembali pembelajaran atau bagian dari pembelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan pada tahap observasi ini adalah : 1. Kelengkapan catatan 2. Menyesuaikan observasi dengan periode perkembangan mengajar guru 3. Mencatat komentar 4. Membuat guru tidak merasa gelisah Pada permulaan latihan sesuatu keterampilan mengajar, guru sering menjadi bingung apabila ada orang dibelakang kelas mengamati sambil membuat catatan-

5

catatan mengenai dirinya. Untuk meredakan atau menghilangkan perasaan gelisah ini maka dalam pertemuan pendahuluan supervisor harus mengatakan secara jelas bahwa catatannya akan meliputi berbagai hal. Sekali lagi, harus ada persetujuan atau kesepakatan tentang apa yang akan diobservasi atau dicatat. C. Tahap Pelaporan Laporan hasil pelaksanaan supervisi ditujukan kepada pimpinan dan kepada orang yang disupervisi. Kepada atasan atau pimpinan, laporan hasil supervisi dimaksudkan untuk mamberikan laporan mengenai temuan-temuan yang diperoleh dari kegiatan supervisi dan selanjutnya dijadikan bahan untuk melakukan pembinaan kompetensi profesional bagi orang yang disupervisi. Oleh karena itu bahasa yang digunakan dalam laporan supervisi untuk pihak yang disupervisi, perlu memperhatikan aspek-aspek psikologis, pisiologis, latar belakang pendidikan, masa kerja, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan harga diri pihak yang disupervisi. D. Tahap Tindak Lanjut Fungsi tindak lanjut dalam hubungannya dengan supervisi klinis adalah untuk menolong guru mempertimbangkan perubahan atau lebih tepat peningkatan dalam tingkah laku mengajarnya.

6

BAB IV PENUTUP Kesimpulan Bergulirnya wacana dan perubahan pendidikan melalui pengembangan kurikulum KTSP membawa sejumlah Implikasi dan konsekuensi terhadap kebijakan dan system pendidikan dalam skala makro maupun maupun mikro. Dalam bingkai makro, implikasi itu berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dalam skala nasional,sedangkan implikasi mikro lebih difokuskan pada upaya peningkatan mutu disekolah,khususnya dalam konteks pembelajaran. Tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan implementasi KTSP khususnya didalam peningkatan kualitas pembelajaran sangat didominasi oleh profesonialisme dan kinerja para guru serta supervisor pendidikan (kepala sekolah dan pengawas). Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa 1) aktivitas pembimbingan profesional guru memerlukan pedoman dan model yang menjadi rambu-rambu atau acuan utama bagi operasionalisasi supervisi pengajaran. 2) Keberhasilan pelaksanaan supervisi tidak hanya ditentukan oleh sempurnanya model, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan para pelaksana yaitu supervisor dan guru. Mereka diharapakn mempunyai kemampuan professional yang handal serta komitmen dan etos kerja tinggi dalam menciptakan kinerja yang unggul.

7