utsman bin affan

4
UTSMAN BIN AFFAN submitted by : redaksi sumber : - Menjelang wafat, Umar bin Khattab berpesan. Selama tiga hari, imam masjid hendaknya diserahkan pada Suhaib Al-Rumi. Namun pada hari keempat hendaknya telah dipilih seorang pemimpin penggantinya. Umar memberikan enam nama. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auff dan Thalhah anak Ubaidillah. Keenam orang itu berkumpul. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa dia antara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah. Imar anak Yasir mengusulkan Ali. Begitu pula Mikdad. Sedangkan Abdullah anak Abu Sarah berkampanye keras buat Utsman. Abdullah dulu masuk Islam, lalu balik menjadi kafir kembali sehingga dijatuhi hukuman mati oleh Rasul. Atas jaminan Utsman hukuman tersebut tidak dilaksanakan. Abdullah dan Utsman adalah "saudara susu". Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Saat itu, kehidupan ekonomi Madinah sangat baik. Perilaku masyarakat pun bergeser. Mereka mulai enggan pada tokoh yang Abdurrahman -yang juga sangat kaya-- pun memutuskan Ustman sebagai khalifah. Ali sempat protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu. Maka jadilah Ustman khalifah tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Ia lahir di Thalif pada 576 Masehi atau enam tahun lebih muda ketimbang Muhammad. Atas ajakan

Upload: abdizdejavu

Post on 29-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!

TRANSCRIPT

Page 1: Utsman Bin Affan

UTSMAN BIN AFFAN

submitted

by

: redaksi

sumber : -

Menjelang wafat, Umar bin Khattab berpesan. Selama tiga hari, imam masjid

hendaknya

diserahkan pada Suhaib Al-Rumi. Namun pada hari keempat hendaknya telah

dipilih seorang

pemimpin penggantinya. Umar memberikan enam nama. Mereka adalah Ali bin

Abu Thalib,

Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auff

dan Thalhah

anak Ubaidillah.

Keenam orang itu berkumpul. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan

dengan mengatakan

siapa dia antara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan

dirinya mundur

dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali.

Abdurrahman

ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat

mereka. Namun

pendapat masyarakat pun terbelah.

Imar anak Yasir mengusulkan Ali. Begitu pula Mikdad. Sedangkan Abdullah anak

Abu Sarah

berkampanye keras buat Utsman. Abdullah dulu masuk Islam, lalu balik menjadi

kafir kembali

sehingga dijatuhi hukuman mati oleh Rasul. Atas jaminan Utsman hukuman

tersebut tidak

dilaksanakan. Abdullah dan Utsman adalah "saudara susu".

Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Saat itu,

kehidupan ekonomi

Madinah sangat baik. Perilaku masyarakat pun bergeser. Mereka mulai enggan

pada tokoh yang

Abdurrahman -yang juga sangat kaya-- pun memutuskan Ustman sebagai

khalifah. Ali sempat

protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah.

Sedangkan Ali,

sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua keluarga

itu bersaing.

Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari

nurani. Ali kemudian

menerima keputusan itu.

Maka jadilah Ustman khalifah tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70

tahun. Ia

lahir di Thalif pada 576 Masehi atau enam tahun lebih muda ketimbang

Muhammad. Atas ajakan

Page 2: Utsman Bin Affan

Abu Bakar, Ustman masuk Islam. Rasulullah sangat menyayangi Ustman

sehingga ia dinikahkan

dengan Ruqaya, putri Muhammad. Setelah Ruqayah meninggal, Muhammad

menikahkan kembali Ustman

dengan putri lainnya, Ummu Khulthum.

Masyarakat mengenal Ustman sebagai dermawan. Dalam ekspedisi Tabuk yang

dipimpin oleh Rasul,

Ustman menyerahkan 950 ekor unta, 50 kuda dan uang tunai 1000 dinar.

Artinya, sepertiga dari

biaya ekspedisi itu ia tanggung seorang diri. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,

Ustman juga

pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu

kaum miskin yang

menderita di musim kering itu.

Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam

mempunyai armada

laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria,

Palestina dan

ibanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakainya untuk

mengembangkan wilayah

ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopel

pun sempat

dikepung.

Namun, Ustman mempunyai kekurangan yang serius. Ia terlalu banyak

mengangkat keluarganya

menjadi pejabat pemerintah. Posisi-posisi penting diserahkannya pada keluarga

Umayah. Yang

paling kontroversial adalah pengangkatan Marwan bin Hakam sebagai sekretaris

negara.

Banyak yang curiga, Marwan-lah yang sebenarnya memegang kendali kekuasaan

di masa Ustman.

Di masa itu, posisi Muawiyah anak Abu Sofyan mulai menjulang menyingkirkan

nama besar

seperti Khalid bin Walid. Amr bin Ash yang sukses menjadi Gubernur Mesir,

diberhentikan

diganti dengan Abdullah bin Abu Sarah -keluarga yang paling aktif berkampanye

untuk Ustman

dulu. Usman minta bantuan Amr kembali begitu Abdullah menghadapi kesulitan.

Setelah itu,

ia mencopot lagi Amr dan memberikan kembali kursi pada Abdullah.

Sebagai Gubernur Irak, Azerbaijan dan Armenia, Ustman mengangkat

saudaranya seibu, Walid

bin Ukbah menggantikan tokoh besar Saad bin Abi Waqas. Namun Walid tak

mampu menjalankan

pemerintahan secara baik. Ketidakpuasan menjalar ke seluruh masyarakat.

Bersamaan dengan

itu, muncul pula tokoh Abdullah bin Sabak. Dulu ia seorang Yahudi, dan kini

Page 3: Utsman Bin Affan

menjadi seorang

muslim yang santun dan saleh. Ia memperoleh simpati dari banyak orang.

Abdullah berpendapat bahwa yang paling berhak menjadi pengganti Muhammd

adalah Ali.

Ia juga menyebut bakal adanya Imam Mahdi yang akan muncul menyelamatkan

umat di masa

mendatang -sebuah konsep mirip kebangkitan Nabi Isa yang dianut orang-orang

Nasrani.

Segera konsep itu diterima masyarakat di wilayah bekas kekuasaan Persia, di

Iran dan

Irak. Pengaruh Abdullah bin Sabak meluas. Ustman gagal mengatasi masalah ini

secara

bijak. Abdullah bin Sabak diusir ke Mesir. Abu Dzar Al-Ghiffari, tokoh yang sangat

saleh dan dekat dengan Abdullah, diasingkan di luar kota Madinah sampai

meninggal.

Beberapa tokoh mendesak Ustman untuk mundur. Namun Ustman menolak. Ali

mengingatkan

Ustman untuk kembali ke garis Abu Bakar dan Umar. Ustman merasa tidak ada

yang keliru

dalam langkahnya. Malah Marwan berdiri dan berseru siap mempertahankan

kekhalifahan

itu dengan pedang. Situasai tambah panas. Pada bulan Zulkaedah 35 Hijriah atau

656 Masehi,

500 pasukan dari Mesir, 500 pasukan dari Basrah dan 500 pasukan dari Kufah

bergerak.

Mereka berdalih hendak menunaikan ibadah haji, namun ternyata mengepung

Madinah.

Ketiganya bersatu mendesak Ustman yang ketika itu telah berusia 82 tahun

untuk mundur.

Dari Mesir mencalonkan Ali, dari Basrah mendukung Thalhah dan dari Kufah

memilih Zubair

untuk menjadi khalifah pengganti. Ketiganya menolak, dan malah melindungi

Ustman dan

membujuk para prajurit tersebut untuk pulang. Namun mereka menolak dan

malah mengepung

Madinah selama 40 hari. Suatu malam mereka malah masuk untuk menguasai

Madinah. Ustman

yang berkhutbah mengecam tindakan mereka, dilempari hingga pingsan.

Ustman membujuk Ali agar meyakinkan para pemberontak. Ali melakukannya

asal Ustman tak

lagi menuruti kata-kata Marwan. Ustman bersedia. Atas saran Ali, para

pemberontak itu pulang.

Namun tiba-tiba Ustman, atas saran Marwan, menjabut janjinya itu. Massa

marah.Pemberontak

balik ke Madinah. M

Muhammad anak Abu Bakar siap mengayunkan pedang. Namun tak jadi

melakukannya setelah ditegur

Ustman. Al Ghafiki menghantamkan besi ke kepala Ustman, sebelum Sudan anak

Hamran menusukkan

Page 4: Utsman Bin Affan

pedang. Pada tanggal 8 Zulhijah 35 Hijriah, Ustman menghembuskan nafas

terakhirnya sambil

memeluk Quran yang dibacanya. Sejak itu, kekuasaan Islam semakin sering

diwarnai oleh tetesan darah.

Ustman juga membuat langkah penting bagi umat. Ia memperlebar bangunan

Masjid Nabawi di

Madinah dan Masjid Al-Haram di Mekah. Ia juga menyelesaikan pengumpulan

naskah Quran yang

telah dirintis oleh kedua pendahulunya. Ia menunjuk empat pencatat Quran, Zaid

bin Tsabit,

Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits, untuk memimpin

sekelompok

juru tulis. Kertas didatangkan dari Mesir dan Syria. Tujuh Quran ditulisnya,

Masing-masing

dikirim ke Mekah, Damaskus, San'a, Bahrain, Basrah, Kufah dan Madinah.

Di masa Ustman, ekspedisi damai ke Tiongkok dilakukan. Saad bin Abi Waqqas

bertemu dengan

Kaisar Chiu Tang Su dan sempat bermukim di Kanton.