utsman bin affan
DESCRIPTION
Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!Allahuakbar!TRANSCRIPT
UTSMAN BIN AFFAN
submitted
by
: redaksi
sumber : -
Menjelang wafat, Umar bin Khattab berpesan. Selama tiga hari, imam masjid
hendaknya
diserahkan pada Suhaib Al-Rumi. Namun pada hari keempat hendaknya telah
dipilih seorang
pemimpin penggantinya. Umar memberikan enam nama. Mereka adalah Ali bin
Abu Thalib,
Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auff
dan Thalhah
anak Ubaidillah.
Keenam orang itu berkumpul. Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan
dengan mengatakan
siapa dia antara mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan
dirinya mundur
dari pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali.
Abdurrahman
ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat
mereka. Namun
pendapat masyarakat pun terbelah.
Imar anak Yasir mengusulkan Ali. Begitu pula Mikdad. Sedangkan Abdullah anak
Abu Sarah
berkampanye keras buat Utsman. Abdullah dulu masuk Islam, lalu balik menjadi
kafir kembali
sehingga dijatuhi hukuman mati oleh Rasul. Atas jaminan Utsman hukuman
tersebut tidak
dilaksanakan. Abdullah dan Utsman adalah "saudara susu".
Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Saat itu,
kehidupan ekonomi
Madinah sangat baik. Perilaku masyarakat pun bergeser. Mereka mulai enggan
pada tokoh yang
Abdurrahman -yang juga sangat kaya-- pun memutuskan Ustman sebagai
khalifah. Ali sempat
protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah.
Sedangkan Ali,
sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua keluarga
itu bersaing.
Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari
nurani. Ali kemudian
menerima keputusan itu.
Maka jadilah Ustman khalifah tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70
tahun. Ia
lahir di Thalif pada 576 Masehi atau enam tahun lebih muda ketimbang
Muhammad. Atas ajakan
Abu Bakar, Ustman masuk Islam. Rasulullah sangat menyayangi Ustman
sehingga ia dinikahkan
dengan Ruqaya, putri Muhammad. Setelah Ruqayah meninggal, Muhammad
menikahkan kembali Ustman
dengan putri lainnya, Ummu Khulthum.
Masyarakat mengenal Ustman sebagai dermawan. Dalam ekspedisi Tabuk yang
dipimpin oleh Rasul,
Ustman menyerahkan 950 ekor unta, 50 kuda dan uang tunai 1000 dinar.
Artinya, sepertiga dari
biaya ekspedisi itu ia tanggung seorang diri. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,
Ustman juga
pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu
kaum miskin yang
menderita di musim kering itu.
Di masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam
mempunyai armada
laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria,
Palestina dan
ibanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakainya untuk
mengembangkan wilayah
ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. Konstantinopel
pun sempat
dikepung.
Namun, Ustman mempunyai kekurangan yang serius. Ia terlalu banyak
mengangkat keluarganya
menjadi pejabat pemerintah. Posisi-posisi penting diserahkannya pada keluarga
Umayah. Yang
paling kontroversial adalah pengangkatan Marwan bin Hakam sebagai sekretaris
negara.
Banyak yang curiga, Marwan-lah yang sebenarnya memegang kendali kekuasaan
di masa Ustman.
Di masa itu, posisi Muawiyah anak Abu Sofyan mulai menjulang menyingkirkan
nama besar
seperti Khalid bin Walid. Amr bin Ash yang sukses menjadi Gubernur Mesir,
diberhentikan
diganti dengan Abdullah bin Abu Sarah -keluarga yang paling aktif berkampanye
untuk Ustman
dulu. Usman minta bantuan Amr kembali begitu Abdullah menghadapi kesulitan.
Setelah itu,
ia mencopot lagi Amr dan memberikan kembali kursi pada Abdullah.
Sebagai Gubernur Irak, Azerbaijan dan Armenia, Ustman mengangkat
saudaranya seibu, Walid
bin Ukbah menggantikan tokoh besar Saad bin Abi Waqas. Namun Walid tak
mampu menjalankan
pemerintahan secara baik. Ketidakpuasan menjalar ke seluruh masyarakat.
Bersamaan dengan
itu, muncul pula tokoh Abdullah bin Sabak. Dulu ia seorang Yahudi, dan kini
menjadi seorang
muslim yang santun dan saleh. Ia memperoleh simpati dari banyak orang.
Abdullah berpendapat bahwa yang paling berhak menjadi pengganti Muhammd
adalah Ali.
Ia juga menyebut bakal adanya Imam Mahdi yang akan muncul menyelamatkan
umat di masa
mendatang -sebuah konsep mirip kebangkitan Nabi Isa yang dianut orang-orang
Nasrani.
Segera konsep itu diterima masyarakat di wilayah bekas kekuasaan Persia, di
Iran dan
Irak. Pengaruh Abdullah bin Sabak meluas. Ustman gagal mengatasi masalah ini
secara
bijak. Abdullah bin Sabak diusir ke Mesir. Abu Dzar Al-Ghiffari, tokoh yang sangat
saleh dan dekat dengan Abdullah, diasingkan di luar kota Madinah sampai
meninggal.
Beberapa tokoh mendesak Ustman untuk mundur. Namun Ustman menolak. Ali
mengingatkan
Ustman untuk kembali ke garis Abu Bakar dan Umar. Ustman merasa tidak ada
yang keliru
dalam langkahnya. Malah Marwan berdiri dan berseru siap mempertahankan
kekhalifahan
itu dengan pedang. Situasai tambah panas. Pada bulan Zulkaedah 35 Hijriah atau
656 Masehi,
500 pasukan dari Mesir, 500 pasukan dari Basrah dan 500 pasukan dari Kufah
bergerak.
Mereka berdalih hendak menunaikan ibadah haji, namun ternyata mengepung
Madinah.
Ketiganya bersatu mendesak Ustman yang ketika itu telah berusia 82 tahun
untuk mundur.
Dari Mesir mencalonkan Ali, dari Basrah mendukung Thalhah dan dari Kufah
memilih Zubair
untuk menjadi khalifah pengganti. Ketiganya menolak, dan malah melindungi
Ustman dan
membujuk para prajurit tersebut untuk pulang. Namun mereka menolak dan
malah mengepung
Madinah selama 40 hari. Suatu malam mereka malah masuk untuk menguasai
Madinah. Ustman
yang berkhutbah mengecam tindakan mereka, dilempari hingga pingsan.
Ustman membujuk Ali agar meyakinkan para pemberontak. Ali melakukannya
asal Ustman tak
lagi menuruti kata-kata Marwan. Ustman bersedia. Atas saran Ali, para
pemberontak itu pulang.
Namun tiba-tiba Ustman, atas saran Marwan, menjabut janjinya itu. Massa
marah.Pemberontak
balik ke Madinah. M
Muhammad anak Abu Bakar siap mengayunkan pedang. Namun tak jadi
melakukannya setelah ditegur
Ustman. Al Ghafiki menghantamkan besi ke kepala Ustman, sebelum Sudan anak
Hamran menusukkan
pedang. Pada tanggal 8 Zulhijah 35 Hijriah, Ustman menghembuskan nafas
terakhirnya sambil
memeluk Quran yang dibacanya. Sejak itu, kekuasaan Islam semakin sering
diwarnai oleh tetesan darah.
Ustman juga membuat langkah penting bagi umat. Ia memperlebar bangunan
Masjid Nabawi di
Madinah dan Masjid Al-Haram di Mekah. Ia juga menyelesaikan pengumpulan
naskah Quran yang
telah dirintis oleh kedua pendahulunya. Ia menunjuk empat pencatat Quran, Zaid
bin Tsabit,
Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits, untuk memimpin
sekelompok
juru tulis. Kertas didatangkan dari Mesir dan Syria. Tujuh Quran ditulisnya,
Masing-masing
dikirim ke Mekah, Damaskus, San'a, Bahrain, Basrah, Kufah dan Madinah.
Di masa Ustman, ekspedisi damai ke Tiongkok dilakukan. Saad bin Abi Waqqas
bertemu dengan
Kaisar Chiu Tang Su dan sempat bermukim di Kanton.