ventilator to jayakarta
DESCRIPTION
EKGTRANSCRIPT
VENTILATORVENTILATOR Ventilator adalah suatu alat bantu napas
yang mampu mebantu (sebagian) atau mengambil alih (semua pertukaran gas paru untuk mempertahankan hidup
Ventilasi mekanis : suatu alat bantu mekanik yang memberikan bantuan napas dengan cara memberikan tekanan positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen.
Ventilasi mekanis dapat dipergunakan di ruangan ICU, HCU, Emergency dan unit perawatan intnsif lainnya
TUJUAN TUJUAN
Tujuan Pemasangan Ventilator :1.Memberikan kekuatan mekanis pada
sistem paru untuk mempertahankan ventilasi yang fisiologis
2.Memanipulasi airway pressure dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenisasi
3.Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja napas
INDIKASIINDIKASI1. Gagal napas akut disertai asidosis respiratorik yang
tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa2. Hypoksemia yang telah mendapat terapi oksigen
maksimal namun tak ada perbaikan3. Apnu 4. Secara fisiologis memenuhi kriteria : Volume Tidal < 5 ml/kgBB Tekanan inspirasi maksimal < 25 cm H2O Frekwensi pernapasan > 35 x/menit PaO2 < 60 mmHg pada FiO2 > 60 % PaCo2 > 60 mmHg Ruang rugi : Volume Tidal > 0,6
KLASIFIKASI VENTILASI KLASIFIKASI VENTILASI MEKANIKMEKANIK
1. Siklus tekanan (Pressure Cycle)Ventilator memberikan tekanan dan inspirasi berakhir sampai tekanan yang diberikan tercapai. Tekanan, aliran, dan frekuensi napas diberikan oleh mesin sedangkan volume tidal tergantung pada daya regang dan tahanan paru.siklus tekanan tidak efektif untuk pasien yang mempunyai kelainan paru seperti Pneumonia atau ARDS
2. Siklus Volum (Volum Cycle)ventilator memberikan volum, dan inspirasi berakhir pada saat volum yang diberikan tercapai. Volum, frekuensi pernapasan dan aliran gas diberikan mesin
3. Siklus Waktu (Time Cycle)ventilator memberikan udara pada pasien berdasarkan lamanya waktu inspirasi, dan ekspirasi terjadi secara pasif. Volum, tekanan dan frekwensi pernapasan tergantung pada ventilator dan pasien itu sendiri (sudah tidak digunakan lagi)
MODUS VENTILASIMODUS VENTILASI
1. Continuos Mechnical Ventilation (CMV)Disebut juga modus kontrol, karena pada modus ini pasien menerima volum dan frekwensi pernapasan sesuai dengan yang telah diatur, sedangkan pasien tidak dapat bernapas sendiri
2. Assist ControlPasien menerima volum dari mesin dan bantuan napas, tetapi hanya sedikit. Pasien diberikan kesempatan untuk bernapas spontan. Total jumlah pernafasan dan volum semenit ditentukan oleh pasien sendiri
MODUS VENTILASIMODUS VENTILASI3. Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
Pasien menerima volum dan frekwensi pernapasan dari ventilator. Diantara pernapasan yang diberikan oleh ventilator, pasien diberikan kesempatan untuk bernapas sendiri. Dengan modus ini ventilator memberikan pernapasan dimana saja pada saat siklus pasien bernapas sendiri, akibatnya sering terjadi benturan antara pernapasan pasien dengan mesin.
4. Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)Modus ini sama dengan IMV, hanya pada modus ini bantuan pernapasan dari ventilator tidak terjadi pada silus pasien bernapas sendiri
5. Pressure Support (PS)Pada modus ini memberikan bantuan ventilasi dengan cara memberikan tekanan. Pada saat pasien inspirasi, mesin memberikan bantuan napas sesuai dengan tekanan positif yang telah ditentukan. Modus ini sangat baik digunakan pada proses penyapihan pasien dari penggunaan ventilator
MODUS VENTILASIMODUS VENTILASI6. Positif End Expiratory Pressure (PEEP)
PEEP digunakan untuk mempertahankan tekanan jalan napas pada akhir ekspirasi, sehingga meningkatkan pertukaran gas di dalam alveoli. Pemakaian PEEP yang dianjurkan 5-15 cmH2O
7. Continuos Positif Airway Pressure (CPAP)adalah pemberian tekanan positif pada jalan napas untuk membantu ventilasi selama siklus pernapasan. Pada modus ini frekuensi pernapasan dan volume tidal ditentukan oleh pasien sendiri
PARAMETER VENTILATORPARAMETER VENTILATOR
1. Fraksi Oksigen Inspirasi (FiO2)FiO2 diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pemberian FiO2 sebaiknya diberikan serendah mungkin tetapi memberikan PaO2 yang adekuat. Prinsipnya adalah mendapatkan PaO2 lebih besar dari 60 mmHg
2. Volume TidalJumlah darah yang keluar masuk paru dalam setiap kali pernapasan. Volum tidal 10-15 ml/kgBB
3. Frekwensi PernafasanMesin memberikan sesuai dengan yang diinginkan, normal 10-12 kali/menit
PARAMETER VENTILATORPARAMETER VENTILATOR4. Perbandingan Inspirasi dan Ekspirasi (I:E Ratio)
Normal nilai I:E = 1:25. Batas tekanan (Pressure Limit)
Bertujuan untuk membatasi tekanan yang diberikan dalam mencapai volume tidal. Pressure limit 10-15 cmH2O diatas tekanan yang dikeluarkan oleh pasien
6. SensitivitasPasien merangsang mesin untuk memberikan bantuan napas, diatur -2cm H2O. Tidak diberikan bila modus kontrol.
7. Alarm Alarm untuk volume, tekanan jalan napas, batas tekanan, apnu dan temperatur untuk humidifikasi
PERSIAPAN VENTILATORPERSIAPAN VENTILATOR
Alat-alat yang disediakan :1.Ventilator2.Spirometer3.Air Viva (ambu bag)4.Oksigen sentral5.Perlengkapan untuk menghisap
sekresi (suction)6.Kompresor air
SETTING VENTILATORSETTING VENTILATOR
1. Tentukan Minute Volume (MV) yaitu Tidal Volume (TV) x Respiratory Rate (RR)normal TV = 10-15 cc/kgBB, RR = 10-12 x/menit. Pada pasien dengan COPD, TV lebih kecil, yaitu 6-8 cc/kgBB
2. Modus tergantung keadaan klinis pasien. Bila mempergunakan IMV harus dikombinasikan dengan PEEP
SETTING VENTILATORSETTING VENTILATOR3. PEEP
Tergantung kondisi pasien. Pada pasien dengan edema paru PEEP dimulai dengan 5 mmHg.
4. Pengaturan alarm :Oksigen : batas terendah :10 %
dibawah yang diset batas tertinggi : 10 % : 10 % diatas yang diset
Expired MV = kira-kira 20% dari MV yang diset
Airway Presssure = batas tertinggi 10 cm diatas yang diset
PERAWATAN VENTILATORPERAWATAN VENTILATOR
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien/keluarga bagi pasien yang tidak sadar
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Breathing circuit sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru pasien
4. Perhatikan permukaan air di humidifier, jaga jangan sampai habis, air diganti tiap 24 jam
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari, perhatikan sampai letak dan panjang tube berubah. Tulis ukuran dan panjang tube pada flow sheet
6. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT sedemikian rupa sehingga posisinya berada diatas pasien. Tubing harus cukup panjang untuk memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala
EFEK SAMPING VENTILATOREFEK SAMPING VENTILATOR
• Infeksi nosokomial : pneumonia adalah 7-41% dengan angka mortalitas 50-80%
• Tension Pneumothorax - Penderita fighting- Batuk- Gerak dada tidak simetris
KOMPLIKASI VENTILASI KOMPLIKASI VENTILASI MEKANISMEKANIS
JALAN NAPAS
SELANG ENDOTRAKEAL
MEKANIS FISIOLOGIS
1. Aspirasi2. Penurunan
bersihan sekresi
3. Predisposisi untuk infeksi
1. Selang terlipat
2. Selang terdapat perlengketan
3. Ruptur sinus piriformis
4. Stenosis trakeal
5. Malasia trakeal
6. Intubasi ke batang utama kanan
7. Gagal manset
8. Sinusitis9. Otitis media10.Edema
laringeal
1. Malfungsi ventilator
2. Hipoventilasi
3. Hiperventilasi
4. Tegangan pnemotoraks
1. Retensi air dan NaCl
2. Disfungsi ventrikel kiri hipotensi
3. Stres ulkus4. Ileus
paralitik5. Distensi
gastrik6. kelaparan
ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian
a. Status respirasi : Jalan napas seperti tipe, ukuran, dan posisi ETT Pergerakan dada Suara napas Sputum : jumlah, warna, dan konsistensi Parameter ventilator meliputi : modus yang
diberikan, volume tidal, frekuensi pernapasan (dari ventilator dan pasien), FiO2, PEEP, tekanan puncak saat inspirasi, alarm
Selang-selang ventilator seperti kebocoran pada selang
Saturasi oksigen Foto toraks AGD
ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATANb. Status Kardiovaskuler :Frekwensi nadi,Gambaran irama EKGParameter hemodinamik (tek darah arteri sistemik,
tekanan vena sentral, tekanan arteri pulmonalis, tekanan kapiler arteri pulmonalis, curah jantung)c. Status Neurologis : kesadaran, refleks gag, refleks
menelan dan refleks kornead. Status renal : produksi urin, Bj urin dan serum elektrolite. Status Gastro Intestinal : distensi abdominal dan
peristaltik ususf. Status Imunologi : gejala infeksi (suhu tubuh), kultur
sputum dan peningkatan leukosit darahg. Psikologis : rasa gelisah, takut, dan cepat marah
2. Masalah Keperawatan Pasien dengan Ventilasi Mekanis
a.Inefektif bersihan jalan napas b/d intubasi, ventilasi, proses penyakit
b.Kerusakan pertukaran gas b/d sekresi tertahan atau pengesetan ventilator tidak tepat
c.Resti penurunan cardiac output b/d venous return yang menurun
d. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d penyakit kritis
e. Resti cidera b/d ventilasi mekanis, selang endotrakeal, ansietas dan stress
3. Intervensi a. Mengatur posisi semi fowlerb. Merubah posisi pasien sesering mungkinc. Melakukan pengisapan lendird. Melakukan fisioterapi dada (kolaborasi dengan
fisioterapis)e. Memantau perubahan hemodinamikf. Memeriksa AGD sesuai indikasig. Memantau fungsi ventilator sesuai yang diinginkanh. Mengecek integritas ventilator seperti :
Fungsi alarm Cairan humidifikasi Suhu pada humidifier Selang-selang ventilator Cairan di water trap
i. Memberikan rasa aman dan nyaman pada klien meliputi :
Menjelaskan setiap prosedur tindakan yang akan dikerjakan
Selalu berada didekat pasien Mengurangi suara-suara yang menganggu
tidur pasien terutama pada malam hari Sebaiknya prosedur tindakan keperawatan
tidak dikerjakan pada waktu pasien tidurj. Mencegah atau mengetahui secara dini
tanda dan gejala komplikasi
WEANINGWEANING Weaning (penyapihan) adalah proses
untuk melepaskan ventilasi mekanik yang dilakukan secara bertahap
Pasien dengan ventilator kurang dari 3 hari dapat dilepas dari ventilator dengan cepat dan gampang.
Sebaliknya pasien dengan ventilator lebih dari 3 hari sulit dilepas karena biasanya sudah punya penyakit dasar yang berat, otot-otot pernapasan kondisinya sudah tidak baik
Syarat-syarat Weaning Syarat-syarat Weaning
1. Proses penyakit yang menyebabkan pemasangan ventilator sudah dapat diatasi/dikurangi
2. Pasien dalam keadaan sadar3. Hemodinamik stabil dan normal4. Pada pemberian tidak lebih dari 5 cmH2O atau
pada FiO2 50 % dapat mempertahankan PaO2 > 60 mmHg
5. PaCO2 < 45 mmHg6. Volume tidal > 10-15 ml/kg7. Kapasitas vital paru > 10 cc/kg, atau 2 kali
lebih besar dari volume tidal
Syarat-syaratWeaningSyarat-syaratWeaning8. Volume semenit < 10 L/menit9. Tekanan maksimum Inspirasi < 20
cmH2O10. Laju pernapasan <25 x/menit11. Secara psikologis pasien terlihat
sudah siap dan kooperatif untuk dilakukan ekstubasi
METODE WEANINGMETODE WEANING1. Menggunakan T-Piece
Oksigen 10% lebih tinggi dari oksigen pada saat dengan ventilator. Pasien dinyatakan siap untuk extubasi jika frekuensi penggunaan T-Piece lebih banyak dari pada penggunaan ventilator. Proses penyapihan lebih cepat, tetapi kerugiannya pasien akan kembali mengalami gagal napas dan merasa ketakutan
2. Metode IMVMengurangi bantuan ventilasi dengan cara mengurangi frekuensi pernapasan yang diberikan oleh mesin. Dengan metode ini klien dapat melatih otot-otot pernapasan, lebih aman dan klien tidak merasa ketakutan, tetapi kerugiannya proses penyapihan berlangsung lebih lama
3. Menurunkan PSVMengurangi jumlah tekanan yang diberikan ventilator.Keuntungan : pasien merasa lebih nyaman dan aman, dapat dikombinasi dengan IMV. Kerugiannya proses penyapihannya lebih lama
CARA-CARA WEANINGCARA-CARA WEANINGHal-hal yang harus dicapai sebelum weaning :1.Frek < 35 x/menit dengan ventilator mekanis2.Peak pressure < 30 cm H2O3.Inspiratory force > -20 cm H2O4.VC > 10-15 ml/kg5.PaO2 > 60 mmHg dengan FiO2 < 50% kalau
hal-hal tersebut diatas dapat dipenuhi, mulai weaning dengan T-pice- 5 menit pada jam pertama- 10 menit pada jam kedua - 15 menit pada jam ketiga
CARA-CARA WEANINGCARA-CARA WEANING
6. Bila stabil coba T-Pice ± 4 jam7. Bila frekuensi 25 x/menit, VC lebih
besar 15 ml/kg, PaO2 > 60 mmHg ph FiO2 < 50%, PaCO2 > 45 mmHg, pH 7.35Vital sign stabil extubasi
WEANING DIANGGAP TIDAK WEANING DIANGGAP TIDAK BERHASIL BILABERHASIL BILA
1. Frekuensi napas > 25 x/mnt2. Tekanan darah naik (> 20 mmHg)3. Nadi meninggi ( > 20 x/mnt)4. Arrhytmia5. Pasien menggunakan otot-otot
pernapasan tambahan6. Analisa gas darah buruk
PERSIAPAN PENYAPIHANPERSIAPAN PENYAPIHAN
1. Kardiovaskuler stabil (12-24 jam)2. Bahaya infeksi, sepsis, febris tidak ada3. Gangguan jalan napas tidak ada4. Gizi dan nutrisi cukup5. Cukup istirahat6. Penjelasan prosedur dan target7. Penyapihan pagi, malam istirahat8. Ukur parameter pernapasan dan
kardiovaskuler
PEMANTAUAN PENYAPIHANPEMANTAUAN PENYAPIHAN
1. Komentar pasien 2. Status mental3. Tekanan darah4. Nadi5. Frekuensi napas6. Pola napas7. V ekspirasi8. V tidal9. Analisa gas darah10.pH
Tujuan PenyajianTujuan Penyajian
• Meningkatkan pemahaman peserta tentang konsep dasar ventilator associated pneumonia
• Peserta memahami pentingnya upaya pencegahan ventilator associated pneumonia
• Peserta mampu melaksanakan upaya pencegahan ventilator associated pnumonia
POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN
• Pendahuluan• Definisi• Agen penyebab infeksi• Faktor resiko• Diagnosis• Mekanisme terjadinya VAP• Pencegahan VAP
PENDAHULUANPENDAHULUANPneumonia
Infeksi kedua yang paling sering terjadi di rumah sakit
Ventilator Associated Pneumonia• Infeksi yang paling sering terjadi di
Intensive Care Unit ( ICU)• Penyebab kematian terbesar
diantara infeksi nosokomial ( 40 %)
PENDAHULUANPENDAHULUAN
• Early onset VAP terjadi dalam 5 hari intubasi– Disebabkan aspirasi kolonisasi bakteri
oropharing
• Late onset VAP terjadi setelah 5 hari intubasi– Sering disebabkan multi drug resistant (MDR)
DefinisiDefinisi
Ventilator Associated Pneumonia adalah infeksi saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru dan terjadi > 48 jam setelah pemakaian ventilasi mekanik
(Tai Li Ling, Department of Anaesthesia & Intensive Care Hospital Kuala Lumpur 2004)
DefinisiDefinisi
Pneumonia Nosokomial adalah infeksi saluran pernapasan bagian bawah mengenai parenkim paru dan terjadi setelah 48 jam hari perawatan
Agen penyebab VAPAgen penyebab VAP
• Pseudomonas aeruginosa• Acinetobacter spp• Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus ( MRSA)• E.Coli• Klebsiella spp• Staphylococcus aureus
FAKTOR RISIKO FAKTOR RISIKO PNEUMONIAPNEUMONIA
• Instrumentasi sistem saluran nafas• Tindakan operasi (operasi thorax
dan abdomen)• Kondisi yang mudah menyebabkan
aspirasi (pemasangan pipa lambung, kesadaran menurun, disfagia)
• Usia tua• Obesitas
FAKTOR RISIKO FAKTOR RISIKO PNEUMONIAPNEUMONIA
• Penyakit obstruksi paru menahun• Uji fungsi paru abnormal (penurunan
kecepatan ekspirasi)• Intubasi dalam waktu lama• Pemakaian ventilasi mekanik yang
lama• Gangguan fungsi imunologi
DiagnosisDiagnosis• Menurut CDC, diagnosis pneumonia nosokomial
adalah sbb:Klinis– Timbul > 48 jam setelah masuk RS– Foto toraks dada
• perburukan lesi paru• infiltrat baru
– Ditambah dua diantara berikut
• suhu tubuh > 38 ° C• leukositosis• sekret purulen
– Biakan darah positif– Biakan sputum positif
MEKANISME PNEUMONIA MEKANISME PNEUMONIA NOSOKOMIALNOSOKOMIAL
Tindakan pada saluran nafas (intubasi endotrakeal, suction, ventilasi
mekanik)
↓
memindahkan mikroorganisme alat pasien pasien petugas pasien lain
MEKANISME PNEUMONIA MEKANISME PNEUMONIA NOSOKOMIALNOSOKOMIAL
• Tersering : aspirasi koloni bakteri dari orofaring atau saluran cerna bagian atas
• Intubasi dan ventilasi : mengganggu pertahanan saluran napas
batuk, bersin, gag reflex, dan gerakan membersihkan oleh silia dan mukus
hubungan langsung ke paru-paru
MEKANISME PNEUMONIA MEKANISME PNEUMONIA NOSOKOMIALNOSOKOMIAL
• Penularan melalui :inhalasi aerosol Legionella sp., Aspergillus sp., dan virus influenza tangan petugas Respiratory septial virus Staphylococcus aureus
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Pendidikan Staf– Pendidikan staf tentang pengendalian
infeksi nosokomial
• Surveilens– Melaksanakan surveilens :
• pneumonia, ventilator associated pneumonia
• pola mikroorganisme• resistensi antimikroba
• Posisi– Posisi kepala lebih tinggi atau 30-45
derajat– Lakukan posisi miring kanan dan kiri
secara bergantian
• Kebersihan mulut dan hidung– Lakukan pembersihan mulut dan hidung
setiap 4 jam dan kalau perlu– Lakukan dengan tehnik bersih
• Kewaspadaan Standard– Mencuci tangan (kategori I)
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah :menyentuh pasien
melakukan intubasi menyentuh darah atau cairan tubuh melakukan pengisapan lendir menyentuh peralatan sistem
pernapasan memberikan makanan sonde
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Sarung tangan- Pakai sarung tangan
- tindakan intubasi- kontak dengan membrane mukosa mulut dan hidung- tindakan pengisapan lendir- Kontak darah dan cairan tubuh
- Segera lepas sarung tangan setelah tindakan
- Ganti sarung tangan diantara dua tindakan
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Masker- Pakai masker
- Intubasi - Pengisapan lendir- Pembersihan mulut dan hidung
- Segera lepas masker setelah selesai tindakan
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Peralatan perawatan pasien- bersihkan semua peralatan sebelum
didisinfeksi atau sterilisasi- disinfeksi tingkat tinggi peralatan yang
langsung ke membare mukosa/semi kritikal ( cth: blade laringoscope)
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Peralatan perawatan pasien- jangan pakai ulang peralatan disposible- lakukan disinfeksi pada peralatan pakai
ulang sebelum digunakan lagi- bag resusitasi dibersihkan dan
didisinfeksi setelah digunakan
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Peralatan perawatan pasien- peralatan bagian dalam ventilator jangan didisinfeksi- jangan mengganti sirkuit ventilator secara rutin kurang dari 48 jam
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Peralatan perawatan pasien
- buang secara berkala kondensal yang terkumpul diselang ventilator
- setiap pergantian pasien semua sirkuit alat bantu nafas harus diganti dengan yang steril/sudah desinfeksi
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Peralatan perawatan pasien
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- penampung cairan harus diisi segera sebelum dipakai, buang sisanya jika akan ditambah - gunakan air steril untuk mengisi humidifier
• air yang telah mengembun dalam pipa harus dibuang dan tidak boleh dialirkan balik ke dalam penampung
- Peralatan perawatan pasien
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
•alat nebulisasi dinding dan penampungnya harus diganti secara rutin setiap 24 jam dengan yang steril atau didesinfeksi
•alat nebulisasi lain dan penampungnya harus diganti dengan yang steril atau sudah didesinfeksi setiap 24 jam
•alat pelembab udara ruangan yang dapat menimbulkan tetesan tidak boleh digunakan
- Peralatan perawatan pasien
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- alat penampung pelembab udara oksigen dinding yang dapat dipakai ulang harus dibersihkan,
dicuci dan dikeringkan setiap hari
- setiap pipa dan masker yang digunakan untuk terapi oksigen harus diganti pada setiap
pasien
- Peralatan perawatan pasien
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- setiap pergantian pasien semua sirkuit alat bantu nafas harus diganti dengan yang
steril/sudah desinfeksi
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
- Peralatan perawatan Pasien– alat terapi pernafasan yang menyentuh
selaput lendir harus disterilkan sebelum dipakai pada pasien lain. Jika hal ini tidak memungkinkan alat tersebut harus didesinfeksi tingkat tinggi (high level disenfection)
– sirkuit alat bantu nafas (termasuk pipa & katup ekshaklasi) dan semua alat yang berhubungan dengan terapi pernafasan harus disterilisasi atau didesinfeksi tingkat tinggi
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Intubasi– lakukan dengan teknik aseptik– gunakan sarung tangan steril– lakukan alkoholise pada laringoscope blade– hindari intubasi nasal > 48 jam
• Extubasi– lakukan dengan teknik aseptik– gunakan sarung tangan steril– lakukan sedini mungkin
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Pengisapan lendir saluran pernapasan– Lakukan dengan teknik aseptik– Hanya jika perlu– Gunakan kateter steril, jika pemakaian
hanya dalam waktu singkat maka kateter dapat dipakai ulang setelah dibilas dan dibersihkan (kategori I)
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Obat-obatan
– Antibiotika sistemik tidak rutin – Mengurangi pemakaian Steroid,
Antasid penghambat H2, sedasi
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Nutrisi– Berikan makanan/larutan yang baru
setiap memberikan – Pemberian makanan secara kontinyu
dengan jumlah sedikit– Gunakan nasogastritube yang kecil– Cek residual lambung setiap 4 jam
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Phisioterapi – Lakukan phisioterapi dada– Vibrasi, massage punggung
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Pemantauan mikroorganisme– Tidak perlu melakukan sampel rutin
lingkungan atau alat pernapasan yang sedang dipakai, kecuali ada kejadian luar biasa
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Penggunaan pipa dan tabung pengisap– Pemakaian pipa pengisap sampai batas
tabung harus diganti untuk setiap pasien
– Tabung pengisap yang digunakan untuk satu pasien perlu diganti atau dikosongkan secara rutin
– Tabung pengisap harus diganti setiap pasien
– Setiap kali tabung pengisap diganti harus dibersihkan dan didesinfeksi
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Pasien Dengan Trakeostomi– Tindakan trakeostomi harus
dilakukan di kamar operasi, secara aseptik kecuali darurat
– Luka trakeostomi tidak boleh disentuh dengan tangan langsung, harus menggunakan sarung tangan steril
Pencegahan Ventilator Associated Pencegahan Ventilator Associated PneumoniaPneumonia
• Pasien dengan Trakeostomi– bila diperlukan penggantian pipa
trakeostomi, maka pipa pengganti harus steril atau didesinfeksi tingkat tinggi
– sewaktu mengganti pipa harus digunakan teknik aseptik termasuk penggunaan sarung tangan dan penutup (duk) steril
Daftar RujukanDaftar Rujukan1. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Kurikulum dan
Modul Pelatihan Kewaspadaan Universal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republiik Indonesia, 1999. h: 100-108.
2. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Spesialistik. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2001. h: 50-54.
3. Djojosugito MA, Roeshadi D, Pusponegoro AD, Supardi I, penyunting. Dalam: Buku Manual: Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Jakarta, h. 66-80.
4. http://www.bsac.org.cdc.ventilator associated pneumonia