viskositas dan rheologi ii
TRANSCRIPT
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI III. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Menerangkan arti viskosita dan rheologi.
2. Membedakan cairan Newton dan cairan non-Newton.
3. Menggunakan alat-alat penetuan viskosita dan rheologi.
4. Menentukan viskosita dan rheologi cairan Newton dan non Newton.
II. DASAR TEORI
Rheologi berasal dari bahasa Yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu), digunakan istilah
ini untuk pertama kalinya oleh Bingham dan Crawford untuk menggambarkan aliran dan
deformasi dari padatan. Jadi, rheologi adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair
atau deformasi zat padat (Martin, dkk., 2008).
Beberapa tahun ini, prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan cat, tinta,
berbagai adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan, kosmetik, produk hasil peternakan
serta bahan lain. Dalam bidang farmasi, disarankan penerapan dalam formulasi dan
analisis dari berbagai produk farmasi seperti emulsi, pasta, suppositoria, dan penyalutan
tablet (Martin, dkk., 2008).
Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke dalam wadah,
pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan penuangan dari botol,
pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu produk
tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari bentuk cair ke semisolid, sampai ke
padatan, dapat mempengaruhi penerimaan bagi si pasien, stabilitas fisika, dan bahkan
availabilitas biologis (Martin, dkk., 2008).
Viskositas adalah ukuran resistensi atau tahanan suatu zat cair untuk mengalir. Makin
besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula viskositasnya.
Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair
dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul
yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan diatasnya
bergerak dengan kecepatan, konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan
kecepatan yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang
tetap. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak dx adalah
dv/dx atau kecepatan geser (rate of shear). Sedangkan gaya satuan luas yang dibutuhkan
untuk mengalirkan zat cair tersebut adalah F/A atau tekanan geser (shearing stress) (Tim
Penyusun, 2009).
Menurut Newton :
=
= koefisien viskositas, satuan Poise (Tim Penyusun, 2009)
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan
tertentu dan tidak tergantung kepada kecepatan geser. Oleh karena itu, viskositanya cukup
ditentukan pada satu kecepatan geser. Apabila digambarkan antara kecepatan geser
terhadap tekanan geser, maka diperoleh grafik garis lurus melalui titik nol. Contoh cairan
Newton adalah minyak jarak, kloroform, gliserin, minyak zaitun dan air. (Tim Penyusun,
2009)
Rheogram cairan Newton
Berhasil-tidaknya penentuan dan evaluasi sifat-sifat rheologis dari suatu sistem tertentu
bergantung pada pemilihan metode peralatan yang tepat. Pada sistem Newton karena rate
of shear pada sistem Newton berbanding langsung dengan shearing stress, seseorang
dapat menggunakan alat yang beroperasi pada rate of shear tunggal. Peralatan "satu titik"
ini memberikan suatu titik (petunjuk) tunggal pada rheogram. Ekstrapolasi garis melalui
titik ini ke titik (0,0) akan menghasilkan rheogram lengkap. Sedangkan apabila sistem
tersebut merupakan sistem non Newton, peralatan yang digunakan harus bisa bekerja
pada berbagai rate of shear. Hanya dengan menggunakan "titik ganda" mungkin dapat
diperoleh rheogram lengkap untuk sistem ini. Oleh karena itu, kesimpulan penting adalah
bahwa semua viskometer dapat digunakan untuk menentukan viskositas sistem Newton
dan hanya viskometer yang mempunyai kontrol shearing stress yang bervariasi yang
dapat digunakan untuk bahan-bahan non-Newton. (Martin, dkk, 2008)
Ada beberapa viskometer yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan
Newton, antara lain :
1. Viskometer Kapiler
Viskositas dari cairan Newton dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir
karena gravitasi melalui suatu tabung kapiler vertikal, yang dikenal
sebagaiviskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya telah
diketahui (biasanya air) untuk lewat antara dua tanda tersebut.
Jika 1 dan 2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui
dan cairan standar, 1 dan 2 merupakan kerapatan dari masing-masing cairan serta
t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik. Viskositas absolute dari cairan yang tidak
diketahui, 1, ditentukan dengan mensubstitusi harga percobaan dalam persamaan,
Harga 1/2 = rel dikenal sebagai viskositas relative dari cairan yang diuji.
(Martin,dkk, 2008)
Berdasarkan pada hukum Poiseuille untuk suatu cairan yang mengalir melalui
suatu tabung kapiler,
Dimana r adalah jari-jari dalam kapiler, t adalah waktu aliran, adalah tekanan atas
dalam dyne/cm2 dimana cairan tersebut mengalir, l adalah panjang kapiler dan V
adalah volume cairan yang mengalir. (Martin,dkk,2008)
Berikut gambar viskometer Ostwald
1. Viskometer Bola Jatuh
Dalam tipe viskometer ini, suatu bola gelas atau bola besi jatuh ke bawah dalam
suatu tabung gelas yang hamper vertikal, mengandung cairan yang diuji pada
temperatur konstan. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kerapatan dan diameter
tertentu adalah kebalikan fungsi viskositas sampel tersebut. Viskometer ini cocok
digunakan untuk cairan yang mempunyai viskositas yang sukar diukur dengan
viskositas kapiler. Viskositas cairan dapat dihitung dengan persamaan Stokes
Dimana :
r : jari-jari bola (cm)
1 ; bobot jenis bola
2 : bobot jenis cairan
g : gaya gravitasi
v : kecepatan bola (cm.detik-1)
Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi :
= B (1- 2) t
Dimana :
B : konstanta bola
t : waktu tempuh bola jatuh (detik)
(Tim Penyusun, 2009)
Viskometer Hoeppler merupakan alat yang berdasarkan pada prinsip ini. Sampel
dan bola diletakkan dalam tabung gelas dalam dan dibiarkan mencapai temperatur
keseimbangan air yang berada dalam jaket di sekelilingnya pada temperatur
konstan. Tabung dan jaket air tersebut kemudian dinalik, yang akan menyebabkan
bola berada pada puncak tabung gelas dalam. Waktu bagi bola tersebut untuk
jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi beberapa kali. (Martin,
dkk, 2008) Pada viskometer ini tabungnya dipasang miring sehingga kecepatan
bola jatuh akan berkurang sehingga pengukuran dapat dilakukan lebih teliti. ( Tim
Penyusun, 2009)
Gambar viskometer bola jatuh
2. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang
tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran sumbat. (Andrean,2007 )
3. Viskometer Kerucut dan Lempeng
Viskometer Ferranti-Shirley merupakan contoh dari viskometer kerucut dan
lempeng yang berputar. Prinsip kerjanya adalah sampel ditempatkan di tengah
lempeng, kemudian dinaikkan posisinya sampai di bawah kerucut. Kerucut
dikemudikan oleh motor dengan keceptan yang dapat diubah-ubah. Sampel
tersebut di shear di antara lempeng yang diam dan kerucut yang berputar. Rate of
shear dalam putaran per menit dinaikkan atau diturunkan oleh sebuah dial pemilih
dan tarikan kental atau puntiran (shearing stress) yang dihasilkan pada kerucut
tersebut dibaca pada skala penunjuk. (Martin,dkk, 2008)
Viskositas dari cairan Newton yang diukur dalam viskometer kerucut lempeng
dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dimana C adalah konstanta alat. T adalah puntiran (torque) yang terbaca. V
adalah kecepatan kerucut berputar per menit. (Martin, dkk, 2008)
SIFAT SENYAWA UJI
1. GLISERIN
a) Organoleptis
Cairan jernih; tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus
b) Kelarutan
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform,eter,
dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap.
c) Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat.
d) Khasiat
zat tambahan ; pelarut untuk pemberian rasa (seperti vanilla) dan pewarnaan
makanana ; agen pengental dalam sirup; pengisi dalam produk makanan rendah
lemak (biskuit); pencegah kristalisasi gula pada permen dan es; medium transfer
panas pada kontak langsung dengan makanan saat pendinginan cepat; pelumas pada
mesin yang digunakan untuk pengolahan dan pengemasan makanan.
(Anonim, 1995)
Struktur gliserin ( Susyanaairiani, 2008 ).
1. PROPILEN GLIKOL
a) Organoleptis
Cairan kental; jernih; tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; mnyerap air
pada udara lembap.
b) Kelarutan
Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter
dan dalam beberapa minyak essential; tapi tidak dapat bercampur dengan minyak
lemak.
c) Wadah dan Penyimpan
Dalam wadah tertutup rapat.
d) Khasiat
Cosolvent
( Anonim, 1995 )
1. CMC (CARBOXYLMETHYLCELLULOSUM)
a) Organoleptis
Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik.
b) Kelarutan
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol,
dalam eter, dan dalam pelarut organik lainnya.
c) Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat.
d) Kegunaan
Untuk pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi.
Didalam sistem emulsi hidrokoloid (Na-CMC) tidak berfungsi sebagai pengemulsi
tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan.
Struktur CMC :
( Anonim, 1995 )
1. SUKROSA
1. Organoleptis
Hablur putih, atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa manis; stabil di udara. Larutannya netral terhadap
lakmus
2. Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut
dalam etanol; tidal larut dalam kloroform dan eter.
3. Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
4. Khasiat
Pemanis
Struktur sukrosa :
( Anonim, 1995 )
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Viskosimeter Bola Jatuh ( Viskosimeter Hoeppler )
Botol Vial
Pipet ukur
Stopwatch
Penangas air
Bahan :
Gliserin
Propilen Glikol
Larutan Gula 5 %
Larutan CMC 2 %
Aquadest
IV. PROSEDUR KERJA
Percobaan mengukur viskositas Cairan Newton
Tabung yang terdapat di dalam alat diisi dengan cairan yang akan diukur viskositasnya
sampai hampir penuh
Dimasukkan bola yang sesuai
Ditambahkan cairan sampai tabung penuh dan ditutup sedemikan rupa sehingga tidak
terdapat gelembung udara di dalam tabung
Diamati, apabila bola sudah turun melampai garis awal maka kembalikan bola ke posisi
semula dengan cara membalikkan tabung.
Dicatat waktu tempuh bola melalui tabung mulai dari garis m1 sampai m3dalam detik
Ditentukan bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer
Dihitung viskositas cairan dengan menggunakan rumus yang telah diberikan
Pembuatan Larutan Gula 5 %
Beaker gelas ditera 100 mL
Ditimbang sakarosa sebanyak 5 gram
Sakarosa dimasukkan ke dalam beaker gelas
Ditambahkan aquadest secukupnya
Dipanaskan di atas penangas air
Diaduk hingga larut
Ditambahkan aquadest ad 100 mL
Diaduk hingga larut dan homogen
Pembuatan larutan CMC 2 %
Gelas beaker ditera 100 mL
Ditimbang sakarosa sebanyak 5 gram
Saccharum album dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Ditambahkan aquadest secukupnya
Dipanaskan di atas penangas air
Diaduk hingga larut
Ditambahkan aquadest ad 100 mL
Diaduk hingga larut dan homogen
TABEL PENGAMATAN
No. Jenis cairan Volume
(mL)
Massa vial kosong
(gram)
Massa vial + cairan
(gram)
Bobot
Jenis()
1. Gliserin
2. Propilen glikol
3. Larutan gula 5
%
4 Larutan CMC
2 %