viskositas - iva
DESCRIPTION
Laporan ResmiTRANSCRIPT
-
LABORATORIUM
KIMIA FISIKA
Percobaan : VISKOSITAS Kelompok : IV A
Nama : 1. Mokhammad Faridl Robitoh NRP. 2313 030 087 2. Muhammad Muhyiddin Salim NRP. 2313 030 053 3. Calvin Rostanto NRP. 2313 030 063 4. Danissa Hanum Ardhyni NRP. 2313 030 033 5. Rahmani Amalia NRP. 2313 030 041
Tanggal Percobaan : 11 Nopember 2013
Tanggal Penyerahan : 18 Nopember 2013
Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T.
Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandri W.
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013
-
i
ABSTRAK
Tujuan dari percobaan viskositas ini adalah untuk menghitung harga koefisien viskositas dan densitas dari aquadest, Coca Cola, dan Tolak Angin dengan variabel suhu sebesar 30
0C, 40
0C, dan
500C menggunakan Viskometer Ostwald.
Prosedur yang digunakan untuk menentukan harga koefisien viskositas dari aquadest, Coca Cola, dan Tolak Angin adalah memasukkan aquadest ke dalam Viskometer Ostwald yang diletakkan
dalam waterbath dan mengondisikan cairan pada variabel suhu 30 C. Selanjutnya menyedot cairan
hingga melewati batas atas Viskometer Ostwald. Setelah itu biarkan cairan mengalir ke bawah hingga
tepat pada batas atas.Saat aquadest melewati batas atas viskometer, catat waktu yang diperlukan aquadest untuk mengalir dari batas atas ke batas bawah dengan menggunakan stopwatch.Mengulangi
percobaan tersebut dengan variabel suhu 40 0C, dan 50
0C kemudian mengganti aquadest dengan
variabel cairan yang lainnya, yaitu Coca Cola dan Tolak Angin. Selain menentukan harga koefisien viskositas, dalam percobaan ini juga dihitung nilai densitas dari sampel. Prosedur yang dilakukan
adalah mengondisikan aquadest pada suhu 30 C. Lalu menimbang massa piknometer kosong dengan
menggunakan timbangan elektrik. Memasukkan 5ml aquadest yang sebelumnya telah diukur dengan menggunakan gelas ukur ke dalam piknometer kosong. Setelah itu timbang massa total piknometer
dan aquadest dengan cara mencari selisih massa antara massa total dan massa piknometer kosong.
Setelah itu densitas aquadest dapat dihitung dengan cara membagi massa aquadest dengan volume
aquadest. Mengulangi langkah-langkah tersebut dengan variabel suhu 40 0C, dan 50
0C kemudian
mengganti aquadest dengan Coca Cola dan Tolak Angin.
Dari percobaan ini didapat harga viskositas dan densitas aquadest pada suhu 30C adalah
221,2019cp dan 0,9gr/ml, pada suhu 40 0C adalah 212,6116cp dan 0,9gr/ml, serta pada suhu 50
0C
adalah 197,5784cp dan 0,9 gr/ml. Untuk harga viskositas dan densitas Coca Cola pada suhu 30C
adalah 268,4489cp dan 0,9gr/ml, pada suhu 40 0C adalah 236,2350cp dan 0,9gr/ml,serta pada suhu
500C adalah 219,0543cp dan 0,9gr/ml. Sedangkan untuk harga viskositas dan densitas Tolak Angin
pada suhu 30C adalah 2712,4083cp dan 1,2gr/ml, pada suhu 40 0C adalah 2224,9050cp dan
1,1gr/ml, serta pada suhu 500C adalah 2111,0826cp dan 1,1gr/ml. Hubungan viskositas dengan
densitas adalah sebanding. Jika harga viskositas naik maka harga densitas pun akan naik, begitupun
sebaliknya. Sedangkan hubungan viskositas dengan suhu adalah berbanding terbalik, semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga viskositas akan semakin kecil begitu pula sebaliknya. Untuk
hubungan antara densitas dengan suhu, semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga densitas akan
semakin kecil, begitu pula sebaliknya. Dalam praktikum ini, urutan koefisien viskositas dan densitas dari yang terkecil sampai terbesar adalah aquadest, Coca Cola, dan Tolak Angin.
Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, dan viskometer Ostwald
-
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.................................................................................................. I-1
I.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. I-2
I.3 Tujuan Percobaan ............................................................................................. I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori...................................................................................................... II -1
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan ........................................................................................ III -1
III.2 Bahan yang Digunakan .................................................................................. III -1
III.3 Alat yang Digunakan ...................................................................................... III -1
III.4 Prosedur Percobaan ........................................................................................ III -1
III.5 Diagram Alir Percobaan ................................................................................. III -3
III.6 Gambar Alat Percobaan .................................................................................. III -5
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan ............................................................................................. IV-1
IV.2 Pembahasan ................................................................................................... IV.2
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. V-1
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... vi
DAFTAR NOTASI ......................................................................................................... vii
APPENDIKS .................................................................................................................. viii
LAMPIRAN
Laporan Sementara
Fotokopi Literatur
Lembar Revisi
-
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Konsep Dua Fluida Sejajar ......................................................................... II -7
Gambar II.2 Viskometer Kapiler / Ostwald .................................................................... II -10
Gambar II.2 Viskometer Hoppler ................................................................................... II -11
Gambar II.2 Viskometer Cup dan Bob ........................................................................... II -12
Gambar II.2 Viskometer Cone dan Plate ........................................................................ II -13
Gambar II.2 Alat Ukur Massa Jenis ................................................................................ II -14
Gambar III.6 Gambar Alat Percobaan ............................................................................. III -5
-
iv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Pebedaan Viskositas Cairan dan Viskositas Gas ......................................... II -5
Tabel II.2 Tetapan Fisik Aquadest pada Temperatur Tertentu ..................................... II -19
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Viskositas ......................................................................... IV -1
Tabel IV.1.2 Hasil Perhitungan Densitas Cairan .............................................................. IV -1
Tabel IV.1.3 Hasil Perhitungan Viskositas Cairan ........................................................... IV -2
-
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.2.1 Hubungan Antara Suhu dengan Densitas Aquadest ................................ IV -3
Grafik IV.2.2 Hubungan Antara Suhu dengan Densitas Coca Cola ............................... IV -3
Grafik IV.2.3 Hubungan Antara Suhu dengan Densitas Tolak Angin ........................... IV -4
Grafik IV.2.4 Hubungan Antara Suhu dengan Viskositas Aquadest .............................. IV -5
Grafik IV.2.5 Hubungan Antara Suhu dengan Viskositas Coca Cola ............................ IV -5
Grafik IV.2.6 Hubungan Antara Suhu dengan Viskositas Tolak Angin ......................... IV -6
Grafik IV.2.7 Hubungan Antara Viskositas dengan Densitas Aquadest ........................ IV -7
Grafik IV.2.8 Hubungan Antara Viskositas dengan Densitas Coca Cola ....................... IV -7
Grafik IV.2.9 Hubungan Antara Viskositas dengan Densitas Tolak Angin ................... IV -8
-
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam setiap fluida, gas atau cairan, masing masing memiliki suatu sifat yang
dikenal dengan sebutan viskositas. Viskositas atau kekentalan suatu zat cair adalah salah
satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya gesek. Viskositas
cairan akan menimbulkan gesekan dalam cairan fluida karena adanya interaksi antara
molekul-molekul cairan. Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah
metode kapiler dari Poiseulle. Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode
Poiseulle. Metode Viskositas Ostwald adalah salah satu cara untuk menentukan harga
kekentalan dimana prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
zat cair untuk dapat mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh
berat cairan itu sendiri.
Pada percobaan ini kita akan mempelajari tentang pengaruh suhu terhadap
viskositas cairan. Cairan yang digunakan dapat bermacam-macam, namun pada
percobaan ini cairan yang digunakan adalah Coca Cola dan Tolak Angin, sedangkan air
sebagai pembanding. Dengan melakukan percobaan ini kita akan mengetahui cairan mana
yang memiliki viskositas tertinggi maupun cairan yang memiliki viskositas terendah.
Aplikasi percobaan ini adalah sering dijumpai pada dalam pembuatan lateks
sebagai baham baku pembuatan karet. Lateks yang baik memiliki kekentalan yang lebih
besar daripada zat cair lainnya. Dengan mengetahui komposisi dari lateks tersebut,
penerapan viskositas sangat berpengaruh dalam menjaga kualitas produksi karet. Dalam
pembuatan lateks tingkat kekentalannya harus mendekati batas ketentuan mutu dan nilai uji
kemantapan yang dipercepat selama penyimpanan tinggi guna mengatasi kegagalan
pembuatan sehingga karet yang dihasilkan kuat dan memiliki elastisitas yang tepat.
I .2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara menghitung harga koefisien viskositas menggunakan metode Ostwald
dari aquadest, Coca Cola, dan Tolak Angin pada variabel suhu &&GDQ&
dengan menggunakan viskometer Ostwald?
2. Bagaimana cara menghitung nilai densitas dari aquadest, Coca Cola, dan Tolak Angin
pada variabel suhu sebesar 30oC, 40oC, dan 50oC?
-
IV-2
Bab I Pendahuluan
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
I.3 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui harga koefisien viskositas menggunakan metode Ostwald dari
aquadest, Coca Cola, dan Tolak Angin pada variabel suhu sebesar 30oC, 40oC, dan
50oC dengan menggunakan viskometer Ostwald.
2. Untuk menghitung nilai densitas dari aquadest, Coca Cola, dan Tolak Angin pada
variabel suhu sebesar 30oC, 40oC, dan 50oC.
-
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Fluida
Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya
secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil
atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air,
dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.Sebaliknya batu dan benda-benda keras
(seluruh zat - zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat - zat tersebut
tidak bisa mengalir secara continue) (Suryani, 2013).
Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul - molekul dengan jarak pisah
yang cukup besar untuk gas dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair. Molekul -
molekul tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi, melainkan zat-zat tersebut saling
bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya (Suryani, 2013).
Fluida merupakan salah zat - zat yang bisa mengalir yang mempunyai partikel
kecil sampi kasat mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah
bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil
sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang (Nurul, 2013).
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bila terkena tegangan
geser suatu fluida adalah suatu zat yang mengembanghingga memenuhi bejana. Fluida
selalu mengalir bila dikenai bekas pengubah zat cair, fluida diartikan dengan mempunyai
volume tertentu tapi bentuk tertentu itu mengalir menyesuaikan dengan bentuk wadah.
Zat cair mempunyai volume tertentu (Streeter, 1996).
Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sebaliknya dengan luas fluida
yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (V) untuk luas penampang
keeping A adalah F.ZAV(Ghozian, 2008).
1. Jenis Cairan
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan
non newtonian.
a. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya: Air,
-
II-2
Bab I I Tinjauan Pustaka
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya
tinggi GLVHEXWViscousGDQ\DQJYLVNRVLWDVQ\DUHQGDKGLVHEXWMobile (Dogra,
2006).
b. airan Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya
irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear. Cairan mempunyai gaya gesek yang
lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien
viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya
temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur (Sukardjo,
1997).
Viskositas
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Jadi, semakin kental
cairan semakin tinggi juga viskositas cairan tersebut. Namun, juga dapat diartikan sebagai
indeks hambatan alir cairan. Beberapa zat cair dan gas mempunyai sifat daya tahan
terhadap aliran ini, dinyatakan dengan Koefisien Viskositas (Anonim, 2009).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan
ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas
zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas
dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Anonim, 2009).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Anonim, 2009).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan
dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air
-
II-3
Bab I I Tinjauan Pustaka
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida
yang mempunyai viskositas yang lebih besar (Anonim, 2009).
Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut
kekentalan atau viskositas (viscosity). Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan gerak
relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran
tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit
fluida itu mengalir (Anonim, 2010).
Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan
pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar karena molekul besar mempengaruhi aliran
fluida pada jarak yang jauh. Viskositas intrinsik merupakan analog dari koefisien virial
dan mempunyai dimensi K=[1/konsentrasi] (Atkins, 1996).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung
berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat
digunakan baik untuk cairan maupun gas (Bird, 1987).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos
dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara
kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan
fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika
bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida
dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu
gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas
dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan
lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser
(s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan
-
II-4
Bab I I Tinjauan Pustaka
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak
adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).
Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang ditentukan
di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut, atau viskositas
sederhana untuk membedakannya dari kuantitas lain, namun biasanya hanya disebut
YLVNRVLWDV .XDQWLWDV ODLQ GLVHEXW YLVNRVLWDV NLQHPDWLN GLZDNLOL ROHK VLPERO DGDODK
rasio viskositas fluida untuk densitasnya (Anonim, 2009).
Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah
pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut
viskometer kapiler, pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian
bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viskometer kapiler identik dan
dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi, cairan kental memerlukan waktu lebih
lama daripada kurang cairan kental mengalir melalui selang (Anonim, 2009).
Hukum Stokes di atas berlaku bila:
a. Fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi).
b. Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola.
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai desakan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya suatu viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida di atas maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida di atas lapisan lainnya,
atau supaya satu permukaan dapat meluncur di atas permukaan lainnya bila di antara
permukaan-permukaan ini terdapat lapisan fluida, haruslah dikerjakan gaya. Baik zat cair
maupun gas mempunyai viskositas; hanya saja zat cair lebih kental daripada gas (Sears,
1984).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas,
hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas
gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya
temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung
tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Sukardjo, 1997).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya
waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui sewaktu material cetak
dicampur atau saat dimasukkan ke dalam mulut karena viskositas material cetak
-
II-5
Bab I I Tinjauan Pustaka
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
kosistensi light pada 5 menit setelah pencampuran akan sama dengan kosistensi regular
pada 3 menit (Craigh, 1980).
Tempat dua teknik utama untuk mengukur viskositas gas. Teknik pertama
bergantung pada laju peredaman osilasi puntir dari piringan yang tergantung dalam gas,
yaitu konstanta waktu untuk pengurangan gerakan harmonis yang bergantung pada
viskositas dan rancangan peralatannya. Teknik kedua didasarkan pada rumus poseuille
untuk laju aliran fluida melalui pipa dengan radius r (Atkins, 1997).
Beberapa cairan mengalir ,dengan alasan yang lain mengalir dengan sangat
mudah. Hambatan dari zat cair untuk mengalir terhadap suatu lapisan lainnya disebut
viskositas. Semakin besar viskositas, maka semakin lambat pula suatu zat cair mengalir.
Viskositas adalah bagian dari tempat dengan yang mana molekul suatu akan menyatu
dengan molekul yang lainnya (Brown, 1977).
Viskositas kinematik diperoleh dengan mempertimbangkan densitas larutan.
Viskositas spesifik dan kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.Viskositas
intrinsik dihitung dari perbandingan antara viskositas spesifik dengan konsentrasi larutan
(_sp/C) yang diekstrapolasi sehingga nilai konsentrasi larutan mendekati nol. Dengan
demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh terhadap viskositas intrinsik (Rachima, 2007).
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui
medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r
dan rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar:
F1 U3 ( ddm ) g
Tabel perbedaan-perbedaan antara viskositas cairan dan viskositas gas sebagai berikut:
Tabel II.1 Tabel Perbedaan Viskositas cairan dan Viskositas gas
Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas
Gaya gesek Lebih besar untuk mengalir Lebih kecil disbanding
viskositas cairan
Koefisien viskositas Lebih besar Lebih kecil
Temperatur Temperatur naik, viskositas
turun
Temperatur naik,
viskositas naik
Tekanan Tekanan naik,viskositas naik Tidak tergantung tekanan
(Anggraeni, 2010)
-
II-6
Bab I I Tinjauan Pustaka
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
Fluida yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah fluida sejati. Oleh karena itu,
bahasan mengenai viskositas hanya akan ditemukan pada fluida sejati, yaitu fluida yang
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Dapat dimampatkan (kompresibel),
b. Mengalami gesekan saat mengalir (memiliki memiliki viskositas) dan aliran turbulen.
Zat cair dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental (viscous)
daripada gas. Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran ketahanan
oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan.Viskositas oli didefinisikan dengan nomor
6$(66RFLHW\RI$XWRPRWLYH(QJLQHHUV(Saipudin, 2011).
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah aliran
ODPLQDUDWDXDOLUDQNHQWDO\DQJVHFDUDXPXPPHQJJDPEDUNDQODMXDOLUDQNHFLOPHODOXL
sebuah pipa dengan gariV WHQJDK NHFLO $OLUDQ \DQJ ODLQ DGDODK DOLUDQ WXUEXOHQ \DQJ
menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar
(Dogra, 1990)
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik
menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan
energi tertentu. Sesuai hukum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang
memiliki energi yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh faktor e-E/RT dan
viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas
dinyatakan dengan persamaan empirik.
h = A eE/RT
(Gina, 2010)
A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relatif dan
volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses
awal aliran (Anonim, 2009)
Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya
mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Dalam pergesekan ini dipengaruhi oleh
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk
suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Selain itu, viskositas
-
II-7
Bab I I Tinjauan Pustaka
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
juga disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Jadi,
viskositas semakin rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan
yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar
(Anonim, 2009) .
Gaya
Kecepatan V cm/detik
F dyne
L cm
Kecepatan V cm/detik
Gambar II.1 Konsep Dua Fluida Sejajar
Gambar diatas merupakan 2 lapisan fluida sejajar dengan masing-masing
mempunyai luas A cm2 dan jarak kedua lapisan L cm. Bila lapisan atas bergerak sejajar
dengan lapisan bawah pada kecepatan V cm/detik relatif terhadap lapisan bawah, supaya
fluida tetap mempunyai kecepatan V cm/detik maka harus bekerja suatu gaya sebesar F
(dyne) (Dogra, 1990).
Persamaannya:
Keterangan:
= Tetapan viscositas (gr/cm.detik)
F = Gaya yang bekerja (dyne)
L = Jarak antara fluida (cm)
V = Kecepatan fluida (cm/detik)
A = Luas fluida (cm2)
(Maron, 2000)
A cm2
A cm2
-
II-8
Bab I I Tinjauan Pustaka
Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI -ITS
Viskositas didefinisikan besarnya gaya tiap cm2 yang diperlukan supaya terdapat
perbedaan kecepatan sebesar 1 cm tiap detik untuk 2 lapisan zat cair yang paralel dengan
jarak 1 cm. Viskositas dapat dihitung dengan rumus Poiseville (Sarojo, 2006).
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam
arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yang keluar perdetik
(Sarojo, 2006).
Keterangan:
T = Waktu alir (detik)
P = Tekanan yang menyebabkan zat cair mengalir ( dyne / cm 3 )
V = Volume zat cair (liter)
L = Panjang pipa (cm)
= Koefisien Viscositas (centipoise)
R = Jari-jari pipa dialiri cair (cm)
(Maron, 2000)
Makin besar kekentalannya, makin sukar zat cair itu mengalir dan bila makin
encer makin mudah mengalir.
Keterangan :
Q = Fluiditas
= Koefisien Viscositas (centipoise)
(Anonim, 2009)
Fluiditas yaitu kemudahan suatu zat cair untuk mengalir. Dari rumus diatas dapat
dilihat bahwa fluiditas berbanding terbalik dengan kekentalan (koefisien viskositas).
1. Sifat Zat Cair
Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.