volume 02, nomor 02, desembe r 2018 issn : 2654-511xrepository.unib.ac.id/21197/1/jurnal ilmiah...
TRANSCRIPT
VOLUME 02, NOMOR 02, DESEMBE
R 2018 ISSN : 2654-511x
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS MIFA UNIVERSITAS BENGKULUJl. Indra Giri No. 4 Padang Harapan Bengkulu Telp. (0736) 20655
Email : [email protected] / [email protected]
Web : d3keperawatan,fmipa.unib.ac.id/wp-admin
JURNAL VOKASI KEPERAWATAN
ISSN 2654-511x Volume 02, Nomor 02, Desember 2018
DAFTAR ISI
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap ibu dengan Pelaksanaan perawatan
Metode Kanguru Pada Bayi BBLR di Ruang Perinatologi RSUD DR M. Yunus
Bengkulu………………………………………………………………………..
2. Evaluasi Keefektifan Pencapaian Kompetensi Pembelajaran Manajemen
Bencana di Prodi Keperawatan Universitas Bengkulu…………………………
3. Bekam Pada Paruh Kedua Bulan Hijeriah Lebih Efektif Menurunkan Tekanan
Darah……………………………………………………………………………
4. Analisis Dampak Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Beringin Raya Dan
Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu………………………………………
5. Kecerdasan Emosional Perawat Dengan Kecemasan Pasien Di IGD RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu………………………………………….........................
6. Gambaran Kebiasaan Pola Makan Pada Penderita Gastritis Di Ruang Melati
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu…………………………………………………
7. Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Persepsi Nyeri Pasien
Infark Myocard Di RSUD dr. M. Yunus………………………………….
8. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Perawatan Betungan Kota Bengkulu……………….
9. Pengaruh Perawatan Luka Autolytic Debridement (Mempertahankan
Kelembaban) Terhadap Proses Penyembuhan Ulkus Ganggren Di RS Rafflesia
Bengkulu………………………………………………………………………..
101-106
107-116
117-122
123-129
130-140
141- 150
151-161
162-168
169-178
JURNAL VOKASI KEPERAWATAN
ISSN : 2654-511X
Volume 2, Nomor 02, Desember 2018, hlm. 101 – 176
TIM REDAKSI
PELINDUNG
DR. ZUL BAHRUN CANIAGO
PIMPINAN REDAKSI
Ns. RINA DELFINA, S.Kep, M.Kep
REDAKTUR
Ns. TUTI ANGGRIANI UTAMA, S.Kep, M.Kep
Ns. YUSRAN HASYMI, M.Kep, Sp.KMB
MITRA BESTARI (REVIEWER)
DR. YULASTRI ARIF, SKp, M.Kep
DR. BUDHI MULYADI Dt BANDARO SATI, SKp, Ns, M.Kep, Sp.Kep Kom
PELAKSANA TATA USAHA
ERIKA, SST
Alamat Penyunting dan Tata Usaha :
Program Studi D III Keperawatan FMIPA Universitas Bengkulu
Jl. Indragiri No. 4 Padang Harapan Bengkulu, Telp. (0736) 20655 Fax. (0736)
Email : [email protected] / [email protected]
Web : d3keperawatan,fmipa.unib.ac.id/wp-admin
BEKAM BASAH PADA PARUH KE DUA BULAN HIJERIAH LEBIH EFEKTIF
MENURUNKAN TEKANAN DARAH
Nurmukaromatis Saleha, Feni Eka Dianty, Tuti Anggriani Utama
1. Program Studi D3 Keperawatan FMIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu 38225, Indonesia
2. Program Studi D3 Keperawatan FMIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu 38225, Indonesia
3. Program Studi D3 Keperawatan FMIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu 38225, Indonesia
*Email: [email protected]
ABSTRAK
Hipertensi masih menjadi masalah global karena merupakan salah satu dari penyakit
kardiovaskuler penyebab pertama kematian di dunia. Penyakit ini dapat berkembang menjadi
resisten terhadap pola hidup dan obat-obatan. Untuk itu diperlukan suatu modalitas lain
dalam penanggulanggannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan pengaruh
terapi bekam basah yang dilakukan pada paruh awal dan paruh kedua bulan Hijeriah. Deain
penelitian adalah quasi eksperimen. Sebanyak 42 orang dengan hipertensi dibagi dalam 2
kelompok yaitu mereka yang datang berbekam di paruh awal dan paruh ke 2 bulan Hijeriah.
Setiap orang mendapatkan 1 sesi terapi bekam basah setiap bulannya selama 3 bulan.
Selanjutnya dilakukan perbandingan antara tekanan darah di bulan pertama dan bulan ke 3.
Hasil penelitian didapatkan terdapat penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang
sinifikan pada kelompok yang beberkam di paruh ke 2 bulan Hijeriah (p value=0,000). Terapi
bekam basah efektif untuk dijadikan sebagai terapi alternatif bagi penderita hipertensi dapat
juga dengan mengkombinasikannya dengan berbagai terapi alternatif lainnya.
Kata Kunci: Hipertensi, Bekam basah, Fase lunar
ABSTRACT
Hypertension is still a global problem because it is one of the first leading causes of
cardiovascular disease in the world. This disease can develop into resistance to lifestyle and
medication. For this reason, another modality is needed in its management. The purpose of
this study was to see the differences in the effects of wet cupping therapy carried out in the
first half and the second half of the Hijrah month. Research design is quasi-experimental. A
total of 42 people with hypertension were divided into 2 groups, those who arrived in the first
half and half of the second month of Hijrah. Each person gets 1 session of wet cupping
therapy every month for 3 months. Next, a comparison between blood pressure in the first
month and month 3. The results showed that there was a significant decrease in systolic and
diastolic blood pressure in the group in the second half of the Hijrah month (p value = 0,000).
Wet cupping therapy is effective to be used as an alternative therapy for hypertensive patients
can also by combining it with various other alternative therapies.
Keywords: Hypertension, Wet Cupping, Lunar Phase
Pendahuluan
Dalam satu dekade terakhir secara
global estimasi kejadian peningkatan
tekanan darah pada usia di atas 18 tahun
mengalami penurunan yang kurang
signifikan. Hal ini sebagaimana data yang
dipaparkan oleh Global Health Obsevatory
data Repository WHO yaitu sebesar 25,7
persen pada tahun 2005 menjadi 22,1
persen di 2015. Di kawasan Asia Tenggara
didapatkan data kejadian sebesar 25,1
persen ditahun 2005 dan 25,0 persen di
tahun 2015. Prevalensi hipertensi pada
individu usia diatas 18 tahun berdasarkan
pengukuran tekanan darah di Indonesia
adalah 25,8 persen. Prevalensi tertinggi
terjadi di provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (30,9%) sedangkan terendah
terjadi di provinsi Papua (16,8%).
Sementara itu di provinsi Bengkulu
prevalensi hipertensi berdasarkan
pengukuran sebesar 21,6 persen. Hanya
terjadi sedikit penurunan angka sejak
tahun 2007 ke 2013 (Kemenkes RI, 2014).
Hipertensi dikenal juga sebagai
penyakit “Silent Killer”. Hal tersebut
dikarenakan pada awal terjadi peningkatan
tekanan darah belum menampakkan gejala
apapun. Tekanan darah terus meningkat
hingga kemudian bersamaan dengan gejala
penyakit lain seperti jantung, stroke dan
ginjal yang dapat menimbulkan kematian.
Mengingat kondisi tersebut perlu
dilakukan upaya pencegahan dan
penatalaksanaan. Apabila hipertensi sulit
untuk diobati padahal penderita telah
mengubah gaya hidup, mengkonsumsi
diuretik dan setidaknya dua obat tekanan
darah lainnya maka individu telah
mengalami hipertensi resisten (AHA,
2017). Hipertensi kronik maupun resisten
ini membutuhkan perawatan jangka
panjang yang bearti juga membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Ketergantungan
klien terhadap obat-obat medis dalam
jangka panjang sering menyebabkan klien
bosan. Selain itu pengetahuan masyarakat
tentang efek samping dari obat-obat medis
mudah didapatkan. Faktor biaya,
kebosanan, ancaman efek samping obat
dan resistensi hipertensi menyebabkan
klien mencari alternatif pengobatan.
Salah satu pengobatan alternatif
yang saat ini banyak ditemukan di daerah
perkotaan adalah praktik bekam basah.
Bekam basah merupakan bagian dari terapi
komplementer. Bekam memiliki
bermacam-macam model, salah satunya
adalah bekam basah yang menggunakan
teori toyibah/nabawi disebut juga dengan
Hijamah. Praktik bekam di Indonesia
sudah banyak dilakukan di daerah
perkotaan. Hal ini membuat insan
kesehatan tertarik untuk memberikan
pembuktian akan terapi tersebut. Praktik
yang berdasarkan pembuktian merupakan
keharusan dalam rangka melindungi
keselamatan klien. Adalah merupakan
kewajiban bagi praktisi kesehatan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang
memberikan efek terapi bukan sebaliknya
merugikan. Untuk itu pemerintah
mengeluarkan kebijakan hanya mereka
yang telah memiliki sertifikat pelatihan
serta mempunyai izin dari dinas kesehatan
yang dapat melakukan praktik.
Banyak faktor yang membuat klien
memilih bekam sebagai terapi
komplementer. Ibrahim etc tahun 2016
menulis faktor tradisi, hubungan sosial,
keyakinan agama dan biaya yang
terjangkau merupakan alasan penderita
memilih terapi ini. Terkait dengan
keyakinan agama khususnya bagi muslim,
memang dalam banyak hadis Nabi
Muhammad menganjurkan ummatnya
untuk berobat dengan Hijamah atau bekam
basah. Salah satu hadis itu berbunyi
“Sesungguhnya cara pengobatan paling
ideal yang kalian pergunakan adalah
Hijamah (bekam) (Muttafaq ‘alaihi,
Shahih Bukhari (no. 2280) dan Shahih
muslim (no.2214). Waktu yang dianjurkan
untuk melakukan terapi ini adalah pada
paruh ke dua bulan hijeriah tepatnya
tanggal 17, 19 dan 21. Pembagian waktu
tersebut berdasarkan fase yang terjadi pada
bulan sebagai landasan penetapan kalender
Islam sehingga disebut dengan fase lunar.
Benli & Sunai pada tahun 2017
membuktikan bahwa terapi bekam
basah yang dilakukan pada paruh bulan
ke dua lebih efektif dalam mengobati
migrain dibanding paruh bulan awal.
Telah banyak penelitian di
Indonesia yang meneliti tentangg
efektifitas bekam basah terhadap
Hipertensi dan kadar kolesterol. Namun
masih sedikit penelitian yang
membandingkan efek bekam basah dengan
fase lunar. Maka peneliti melakukan
penelitian tentang “Efektifitas Terapi
Bekam Basah dengan Fase Lunar pada
Klien Hipertensi”. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat adakah perbedaan efektifitas
terapi bekam basah yang dilakukan di
paruh awal bulan Hijeriah dengan paruh ke
dua bulan Hijeriah tepatnya tanggal 17, 19
dan 21 terhadap tekanan darah.
Metode
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan pendekatan pre test
and post test non equivalent control group.
Dalam penelitian ini kelompok intervensi
adalah klien hipertensi yang diberikan
terapi bekam pada paruh ke dua bulan
Hijeriah (tanggal ≥ 15) sedangkan
kelompok kontrol akan mendapatkan
terapi bekam di paruh awal bulan Hijeriah
(tanggal <15). Pembagian periode waktu
ini berdasarkan Fase Lunar/fase bulan.
Jumlah sampel 42 orang yang terdiri 21
orang untuk tiap-tiap kelompok.
Penelitian dilakukan mulai bulan
September sampai dengan Desember 2018.
bekerja sama dengan klinik bekam
“Rumah Sehat Holistik Hibrida Raya”
yang beralamat di jalan Hibrida Raya No
13 Kota Bengkulu. Peneliti dua yang telah
mengikuti pelatihan bekam bersertifikasi
turun langsung sebagai terapis. Lima
prinsip etik penelitian dijalankan sebagai
landasan dalam penelitian ini yaitu self
determination, privacy and anonymity,
beneficience, maleeficience and justice.
Pengambilan sampel dilakukan secara
Consecutive sampling, peneliti akan
mengambil klien hipertensi klinik “Rumah
Sehat Holistik Hibrida Raya” yang sesuai
kriteria inklusi sampai jumlah sampel
terpenuhi. Sampel yang diambil adalah
klien dengan hipertensi mulai dari stadium
satu yaitu dengan tekanan sistolik 130
mmHg dan atau diastolik 80-89mmHg.
Klinik “Rumah Bekam Sehat Holistik
Hibrida Raya” memberikan pelayanan di
klinik maupun datang ke rumah klien.
Klien yang ditemui pada paruh awal bulan
Hijeriah akan dijadikan sampel untuk
kelompok kontrol sedangkan klien yang
ditemukan pada paruh ke dua bulan
Hijeriah akan dijadikan kelompok
intervensi. Klien yang sesuai dengan
kriteria inklusi dijadikan calon sampel dan
dimintai persetujuannya lewat surat
persetujuan menjadi responden. Secara
acak peneliti akan membagi dua sampel
dalam dua kelompok yaitu kelompok
Intervensi dan kelompok kontrol. Masing-
masing sampel mendapatkan 3 sesi terapi
bekam yaitu 0 bulan, bulanke 1 dan bulan
ke 2 (Benli & Sunai, 2017)
Hasil
Hasil uji homogenitas dan
normalitas sampel data penelitian
sebanyak 42 orang klien bekam dengan
hipertensi adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Homogenitas dan Normalitas pada Penelitian Efektifitas Terapi Bekam
Basah Dengan Fase Lunar (n=42).
Variabel p value homogenitas p value normalitas
Usia 0,844 0,291
Sistolik preintervensi 0,062 0,324
Sistolik postintervensi 0,728 0,329
Diastolik preintervensi 0,204 0,072
Diastolik postintervensi 0,965 0,042
Berdasarkan tabel 1 terlihat semua
data pada ke dua kelompok memiliki
varian yang hampir sama. Data juga
berdistribusi normal kecuali pada diastolik
post intervensi.
Rerata usia sampel penelitian ini
adalah 45,45 dengan usia termuda 26
tahun dan usia tertua 68 tahun. analisis
usia sampel terlihat pada tabel 2 berikut
ini.
Tabel 2. Analisis Usia Sampel Penelitia n
Variabel N Mean
Median
Minimum
Maximum
SD
Usia 42 45,45
43
26
68
12,77
Perbedaan tekanan darah tiap-tiap
kelompok dianalisis dengan uji T
berpasangan, didapatkan hasil sebagai
berikut.
Tabel 3. Perbandingan Tekanan Darah pada Kedua Kelompok
Tekanan
Kelompok paruh awal bulan Hijeriah Kelompok patuh kedua bulan Hijeriah
Sebelum bekam
Median (min-
maks)
Sesudah bekam
Median (min-
maks)
p value Sebelum
bekam Median
(min-maks)
Sesudah
bekam Median
(min-maks)
p value
Sistolik 140 (130-160) 140 (110-160) 0,332 145 (130-180) 130 (120-160) 0,000
Diastolik 90 (80-110) 90 (70-100) 0,189 90(70-110) 80(70-100) 0,000
Berdasarkan tabel 3 didapatkan
bahwa dalam penelitian ini sampel
memiliki median tekanan darah sistolik
pada stadium dua (Me=140 pada
kelompok paruh awal dan Me=145 pada
paruh ke dua bulan Hijeriah. Menurut
AHA tahun 2017 tekanan sistolik pada
rentang tersebut dikategorikan hipertensi
stadium 2. Tidak terdapat perbedaan
tekanan darah yang signifikan pada
kelompok klien yang berbekam pada
paruh awal bulan Hjeriah dengan p value
sistolik pre dan post intervensi 0,332
sedangkan diastolik p value 0,189. Untuk
kelompok yang melakukan bekam di paruh
kedua bulan Hijerian didapatkan
perbedaan yang signifikan antara tekanan
sistolik dan diastolik pre dan post
intervensi (p value=0,000).
Hubungan antara usia dengan
penurunan tekanan darah dapat dilihat
pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hubungan Usia dengan Penurunan Tekanan Sistolik dan Diastolik (n=42)
Tekanan darah post
intervensi
A B SE p value
Sistolik 137,928 -,027 6,774 ,851
Diastolik 84,989 ,053 4,920 ,613
Berdasarkan tabel 4 didapatkan
bahwasanya dalam penelitian ini usia tidak
memiliki pengaruh terhadap tekanan
sistolik post intervensi. Hal ini terlihat dari
p value tekanan sistolik 0,851 dan diastolik
0,613. Bila tidak ada faktor usia maka
konsisten tekanan darah sistolik post
intervensi adalah 137,928. Usia
mempunyai pengaruh negatif terhadap
tekanan sistolik yaitu setiap penambahan
1% usia maka dapat meningkatkan tekanan
darah sistolik sebesar -0,027.
Pembahasan
Hipertensi dapat diderita oleh
seorang yang berusia kurang dari 30 tahun,
hal ini dimungkinkan karena faktor genetik
maupun gaya hidup (AHA, 2017). Faktor
risiko lain yang dapat berkontribusi
dengan kejadian hipertensi adalah
kebiasaan merokok, obesitas, aktivitas dan
latihan fisik, diit dan genetik (Nathália etc,
2018). Dalam penelitian yang kami
lakukan tidak melihat faktor-faktor
tersebut yang mungkin saja mempengaruhi
kejadian hipertensi pada klien-klien yang
datang ke klinik bekam.
Pada penelitian ini terlihat bahwa
bekam basah untuk menurunkan tekanan
darah lebih efektif dilakukan pada paruh
ke dua bulan Hijeriah atau mulai tanggal
15. Bevington dalam Benli 2017
menyebutkan dalam tubuh dan perilaku
manusia memiliki irama sirkadian yang
dapat dipengaruhi oleh gravitasi bulan.
Senada dengan pernyataan tersebut
Chakraborty dan Ghos menyebutkan
bahwa tarikan gravitasi bulan dapat
mempengaruhi fungsi cardiovaskuler,
efisiensi fisik manusia mengalami
peningkatan pada bulan purnama.
Zenchenko etc tahun 2009 menyebutkan
manusia memiliki magnetositif dimana
tekanan darah arteri berkorelasi dengan
aktivitas geomagnetik.
Hubungan antara energi tubuh dan
fase bulan ini dijelaskan oleh Ilmu Natural
Therapy dengan konsep kesehatan holistik
Cina sebagai berikut. Konsep kesehatan
holistik Cina menyebutkan bahwa terdapat
sistem energi dalam tubuh manusia yang
disebut dengan Qi sedangkan lalu lintas
energi dalam tubuh manusia disebut
dengan meridian. Qi memiliki 2 macam
arus energi yaitu YIN (Negatif, Dingin )
dan YANG (Positif, Panas). Kedua energi
ini harus dalam kesimbangan agar tidak
menimbulkan penyakit. Yin digambarkan
sebagai rembulan sedangan Yang
matahari. Pada pertengahan bulan Hijeriah
terutama saat bulan purnama adalah saat
yang tepat untuk menyerap energi Yin
(Wong, 2018).
Pengaruh bekam basah pada
kelompok yanng dilakukan pada paruh
awal bulan Hijeriah tidak memberikan
pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian
Lee etc tahun 2010 juga menyebutkan
bahwa terapi bekam basah tidak
berpengaruh signifikan terhadap tekanan
darah. Dalam penelitian tersebut Lee etc
memang tidak memperhatikan waktu
pelaksanaan terapi bekam basah. Mereka
merekomendasikan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut. Beberapa
penelitian lebih lanjut tentang terapi
bekam basah ini didapatkan pengaruh yang
signifikan terhadap penurunan tekanan
darah (Cao, Li, & Liu, 2012; Li, Peng, Li,
Kang, Hao, Sun, Quan, 2015).
Kesimpulan
Klien Hipertensi yang datang ke
klinik bekam “Rumah Sehat Holistik
Hibrida Raya” memiliki rerata usia 45
tahun dengan usia termuda 26 tahun dan
usia tertua 68 tahun. Kategori Hipertensi
yang dialami klien dan pasien klinik
sebagian besar berada pada stadium dua.
Ada perbedaan tekanan darah
sistolik dan diastolik yang signifikan
antara kelompok yang berbekam di 14 hari
pertama bulan Hijeriah dengan yang
berbekam pada paruh kedua.
Pelaksanaan bekam dengan
memperhatikan Fase lunar memiliki efek
yang positif terhadap penurunan tekanan
darah. Klien yang berbekam pada tanggal
15 (paruh ke dua bulan Hijeriah)
mengalami penurunan tekanan darah yang
signifikan. Praktisi kesehatan khususnya
perawat sebaiknya dapat menjadikan terapi
bekam basah sebagai salah satu terapi
komplementer. Terapi ini dapat
dimasukkan sebagai intervensi dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan
hipertensi
Referensi
Aboushanab, T.S., AlSanad, S. (2018).
Cupping Therapy: An
Overview from a Modern
Medicine Perspective. Journal
of Acupuncture and Meridian
Studies. Doi:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jams.201
8.02.001
Akbar, N., Mahati, E. (2013). Pengaruh
Bekam Basah Terhadap Kolesterol
Dan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Semarang. Jurnal
Kedoteran Diponegoro. Vol 2, No 1.
ISSN : 2540-8844
AlBedah, A., Khalil, M., Elolemy, A.,
Hussein, A.A., AlQaed, M.,....
The Use of Wet Cupping for
Persistent Nonspecific Low Back
Pain: Randomized Controlled
Clinical Trial. THE JOURNAL OF
ALTERNATIVE AND
COMPLEMENTARY MEDICINE
21 (8). DOI:
10.1089/acm.2015.0065
Aleyeidi,N.A., Aseri, K.S., Matbouli,
S.M., Sulaiamani, A.A., Kobeisy,
S.A. (2015). Effects of wet-cupping
on blood pressure in hypertensive
patients: a randomized controlled
trial. Journal of Intergrative
Medicine, 13 (6)
doi:https://doi.org/10.1016/S2095-
4964(15)60197-2
Aleyeidi N, Aseri K, Kawthar A (2015)
The Efficacy of Wet Cupping on
Blood Pressure among Hypertension
Patients in Jeddah, Saudi Arabia: A
Randomized Controlled Trial Pilot
Study. Altern Integ Med 4: 183.
doi:10.4172/2327-5162.1000183
Al Jaouni,S.K., El-Fiky,E.A., Mourad, S.A.,
Ibrahim, N.K., Kaki, A.M.,
Rohaiem,S.M., Qari,M.H., Tabsh,L.M.,
Aljawhari, A.A. (2017. The effect of
wet cupping on quality of life of adult
patients with chronic medical
conditions in King Abdulaziz
University Hospital. Saudi Med J Vol.
38 )1. doi:https://doi:
10.15537/smj.2017.1.15154
AmericanHeartAssociation(2017).http://w
ww.heart.org/HEARTORG/Conditio
ns/HighBloodPressure/GettheFactsA
boutHighBloodPressure/The-Facts-
About-High-Blood-
Pressure_UCM_002050_Article.jsp#
.W16M9bp9jIU
Benli, A.R. & Sunai, D., (2017).
Changing efficacy of wet cupping
therapy in migraine with lunar phase.
Med Sci Monit, 2017; 23: 6162-
6167.https:// DOI:
10.12659/MSM.905199
Cao, H., Li, X., & Liu, J. (2012). An
updated review of the efficacy of
cupping therapy. PLoS One, 7(2)
doi:http://dx.doi.org/10.1371/journal.p
one.0031793
Chakraborty U, Ghosh T(2013), A study on the
physical fitness index, heart rate and blood
pressure in different phases of lunar month on
male human sub- jects. Int J Biometeor, 57(5):
769–74
El Sayed SM, Mahmoud HS, Nabo MMH
(2013) Methods of Wet Cupping
Therapy (Al-Hijamah): In Light of
Modern Medicine and Prophetic
Medicine. Altern Integ Med 2: 111.
doi:10.4172/2327-5162.1000111
Irawan, H., Ari, S., (2017). Pengaruh
Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Klien
Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan,
[S.l.], v. 1, n. 1, p. 18 - 24 ISSN
2579-7301.
Ivanovic, B. & Tadic, M. (2015).
Hypercholesterolemia and
Hypertension: Two Sides of the Same
Coin. Am J Cardiovasc Drugs 15:
403. https://doi.org/10.1007/s40256-
015-0128-1
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2017).
Lee MS, Choi TY, Shin BC, Kim JI, Nam
SS (2010). Cupping for
hypertension: a systematic
review. Clinical and Experimental
Hypertension; 32(7): 423-425.
Lee-Mei Chi, Li-Mei Lin, Chien-Lin
Chen, Shu-Fang Wang,Hui-Ling
Lai, and Tai-Chu Peng. (2016). The
Effectiveness of Cupping Therapy
on Relieving Chronic Neck and
Shoulder Pain: A Randomized
Controlled Trial. Evidence-Based
Complementary and Alternative
Medicine.
http://dx.doi.org/10.1155/2016/73589
18
Lauche, R., Spitzer, J., Schwahn, B.,
Ostermann, T., Bernardy, K., Cramer,
H., . . . Langhorst, J. (2016). Efficacy
of cupping therapy in patients with the
fibromyalgia syndrome-a randomised
placebo controlled trial. Scientific
Reports (Nature Publisher Group), 6,
37316.
doi:http://dx.doi.org/10.1038/srep373
16
Li, X., Peng, M., Li, Y., Kang, Z., Hao, Y.,
Sun, H., . . . Quan, H. (2015).
Chinese herbal therapy and western
drug use, belief and adherence for
hypertension management in the
rural areas of heilongjiang province,
china. PLoS One, 10(4)
doi:http://dx.doi.org/10.1371/journal.
pone.0123508
Mahmoud HS ESS (2013) Medical and
Scientific Bases of Wet Cupping
Therapy (Al-hijamah): in Light of
Modern Medicine and Prophetic
Medicine. Alternative & Integrative
Medicine 02.
Nathália Miguel, T. S., José, G. M.,
Velasquez-Melendez, G., Alexandra,
D. M., Barreto, S. M., Viana, M. C.,
& Maria del Carmen, B. M. (2018).
Consumption of alcohol and blood
pressure: Results of the ELSA-brasil
study. PLoS One, 13(1)
doi:http://dx.doi.org/10.1371/journal.p
one.0190239
Pesantren Bekam Nabawi. (2017). Modul
Pelatihan Terapi Bekam Al Hijamah.
Cimahi. Indonesia
Qureshi, N.A., Ali, G.I,. Abushanab,
T.S., El-Olemy, A.T., Meshari
SalehAlqaed, M.S., El-Subai, I.S.,
Al-Bedah, A.M.N. (2017). History
of cupping (Hijama): a narrative
review of literature. Journal of
Intergrative Medicine, 15(3)
doi:https://doi.org/10.1016/S2095-
4964(17)60339-X
Ridho, A.A. (2015). Bekam Sinergi (Edisi
Penyempurnaan). Aqwa Medika.
Solo.Indonesia.
Sajid, M.I. (2016). Hijama therapy
(wet cupping) its potential use
to complement British
healthcare in practice,
understanding, evidence and
regulation. Complementary
Therapies in Clinical Practice, 23
doi:https://doi.org/10.1016/j.ctcp.201
6.01.003
Tagil, S.M., Celik, H.T., Ciftci, S. et
al (2014). Wet cupping
removes oxidants and
decreases oxidative stress,
Complement. Ther. Med. 22
(6) 1032e1036,
http://dx.doi.org/10.1016/j.ct
im.2014.10.008.
Wong, M.F. (2018), Holistic Care With
Jaripunktur, Wong Publishing,
Jakarta.
World Health Organisation (2017).
http://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/the-top-10-causes-of-
death
Zimecki, M (2006). The lunar cycle:
Effects on human and animal
behavior and physiology.
Postepy Hig Med Dosw, 60: 1–7