wawancara guncangan besar itu bagian seleksi alam · pdf fileguncangan besar itu bagian...

1
SELASA, 11 SEPTEMBER 2012 3 POLITIK DALAM sambutan pada syukuran ulang tahun ke-11 Partai Demokrat di Kantor DPP PD, Jakarta, Minggu (9/9) lalu, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum meminta semua menteri dari Demokrat ikut menca- lonkan diri menjadi anggota legislatif 2014. Ancaman sejumlah kasus yang melibatkan sejumlah kader PD saat ini diperkirakan akan mengganjal langkah tersebut. Apa yang dilakukan PD untuk menghadapi Pemilu 2014? Untuk mengungkap hal itu Media Indonesia mewawancarai Anas Urbaningrum di Kantor DPP Par- tai Demokrat, Jakarta kemarin. Berikut petikannya. Apakah Anda belum percaya kemampuan kader muda sehingga meminta para menteri nyaleg pada 2014? Dalam sepak bola un- tuk membentuk sebuah tim, pasti akan direkrut pemain terbaik dari seluruh potensi yang dimiliki. Sama dengan kesiapan partai dalam pemilu, Demokrat harus siap sepenuh- nya. Maka rekrut- men caleg, pasti mengusahakan yang terbaik. Kita berharap seluruh kader PD turun gunung untuk Pe- milu 2014 yang akan datang. Kalau para menteri diundang, diminta ditugasi oleh partai untuk menjadi caleg, itu bagian dari tugas politik. Apalagi sebagian menteri du- lunya anggota DPR. Jadi selain panggilan dan tugas dari partai, para menteri itu punya pengalaman politik dalam pemilu legislatif. Kebijakan itu sama sekali tidak berarti meminggir- kan kader muda, tidak bermakna tidak percaya kemampuan kader lain, sama sekali tidak. Demokrat akan merekrut caleg dari kader parpol lain? Karena memang kebutuhan besar, untuk DPR ha- rus disediakan 560 kader ter- baik diambil dari seluruh provinsi. Baik dari anggota legislatif dan eksekutif sekarang, yang mengelola partai sehari-hari dan kader baru, terbuka dan akan mengundang anak- anak bangsa dari berbagai latar belakang. Demokrat ingin menyusun daftar calon yang terbaik, meyakinkan di mata pemilih, disusun dan ditawar- kan kepada para pemilih. Para calon itu adalah politisi yang tangguh punya kapasitas dan kemampuan. Prinsip- nya Demokrat terbuka, kami yakin akan tersusun. Sekarang sudah resmi, beberapa kader partai bergabung, misalkan pakar pangan menjadi or- mas PD. Bagaimana dengan hantaman banyaknya kasus korupsi yang me- nimpa kader? Partai Demokrat masih muda, baru sebelas tahun. Dalam usia muda, kepercayaan dan amanah sudah besar. Selama 11 tahun ini, kesuksesan dalam pemilu sudah dirasakan para kader. Dalam perjalanan ke depan tentu meskipun kami ber- harap tidak ada gelombang besar, tetapi jika memang harus ada gelombang besar, angin besar, guncangan- guncangan merupakan bagian proses sejarah un- tuk seleksi, penguatan, dan pendewasaan partai Demokrat. Partai-partai yang lain sudah pernah mengalami dinamika guncangan se- perti itu. Jadi, kalau Par- tai Demokrat mengalami guncangan yang sama, itu fasilitas sejarah, un- tuk melakukan koreksi, seleksi, pendewasaan, dan bahkan memperkuat militansi dan kecintaan kader kepada partai. (Mad/P-1) Guncangan Besar itu Bagian Seleksi Alam WAWANCARA S EMUA partai politik da- lam menentukan calon yang akan diusung sebagai pemimpin na- sional dan daerah akan mem- pertimbangkan berbagai hal. “Semua partai mengguna- kan berbagai pertimbangan politik ataupun primordial dalam pemilihan umum, baik pilpres maupun pilkada,” kata pengamat politik dari Univer- sitas Indonesia, Iberamsjah, kemarin. Sebagai contoh, kata Ibe- ramsjah, Partai Demokrat dan partai-partai pendukungnya memilih pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) dalam pemilu kada DKI Ja- karta. Pilihan Partai Demokrat mengusung Foke-Nara, jelas- nya, karena pertimbangan la- tar belakang pasangan itu yang merupakan etnik Betawi. “Ini secara sadar pasti me- reka perhitungkan dengan harapan bahwa orang akan lebih memilih etnik Betawi ka- rena tentunya orang Betawilah yang paling memahami Ja- karta,” katanya. PDIP pun demikian, memilih Jokowi karena faktor primor- dial. “Jadi bisa saja ini seperti perjudian, menang syukur ti- dak menang juga tidak apa-apa buat PDIP,” katanya. Pada skala nasional, jelas Iberamsjah, dukungan Partai Gerindra terhadap pasangan Jokowi-Ahok dijadikan test- ing the water bagi Ketua De- wan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. “Prabowo ingin testing the water, apakah isu dikaitkan dirinya dengan peristiwa 98 sudah dilupakan orang. Tam- paknya tes yang dilakukannya berhasil, masyarakat sudah tidak memedulikan isu itu,” katanya. Reality show Selain melalui berbagai sur- vei, untuk acuan pemilihan calon pemimpin program real- ity show bertema kepemimpin- an berjudul I Am President akan ditayangkan di salah satu televisi swasta. Program Director I Am Presi- dent, Muhammad Asmi meng- ungkapkan program tersebut untuk mencari solusi dan formula yang jitu mengatasi berbagai masalah yang ada, sesuai dengan aspirasi ma- syarakat yang ingin melihat perubahan. “Kompetisi itu terbuka bagi seluruh masyarakat Indone- sia yang berusia 17-40 tahun, berwawasan luas, dan pandai berpidato,” katanya di Yogya- karta. Ia mengatakan peserta di- harapkan memiliki ide pemba- ngunan dan dapat merancang wawasannya, baik melalui presentasi pidato maupun vi- deo sebagai penugasan wajib. Peserta juga harus berkarak- ter, berkarisma, berani, dan bertalenta. Audisi I Am President dilak- sanakan di 11 kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Makassar, Manado, Medan, Palembang, Pontianak, Sa- marinda, Semarang, Yogya- karta, Bandung, dan Jakarta,” katanya. Menurut dia, audisi di Yog- yakarta akan dilaksanakan di Auditorium Fakultas Ilmu Bu- daya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), 11-12 September 2012. Sementara itu, Ketua Maje- lis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra optimistis ikut Pemilihan Presi- den (Pilpres) 2014 karena ting- kat keterpilihan yang tinggi dari masyarakat ataupun par- tai politik. “Saya optimistis ikut Pilpres 2014 karena banyaknya dukungan yang saat ini mulai diberikan oleh partai politik, sejumlah tokoh masyarakat maupun perorangan,” katanya di Ambon, kemarin. (Ant/P-1) hillarius @mediaindonesia.com Aspek Primordial masih Jadi Pertimbangan Penetapan calon pemimpin nasional harus melalui berbagai pertimbangan agar peluang terpilih semakin besar. HILLARIUS U GANI “A NAK-ANAK itu tak me- ngerti. Ayah dan Ibu mere ka meyakini paham agama yang berbeda. Anak- anak itu tidak memilih ayah dan ibu. Namun anak-anak itu ikut menanggung risiko menjadi pengungsi hanya karena paham agama ayah dan ibunya. Suatu saat akan datang. Era Indonesia tanpa diskriminasi.” Kumpulan kalimat itu ditulis Denny JA dalam serial tweet- nya di @DennyJA_WORLD. Saat itu ia merespons Tragedi Sampang yang baru saja me- letus. Ini memang pertikaian internal keluarga tapi tetap punya dimensi perbedaan agama Sunni versus Syiah. Rumah dibakar. Banyak yang mengalami kekerasan. Ada yang mati. Setelah 67 tahun merdeka dan 12 tahun refor- masi, masih terjadi kekerasan kepada sesama anak bangsa hanya karena perbedaan pa- ham agama. Denny JA membentuk lem- baga. Ia beri nama Yayasan Denny JA untuk Indonesia tanpa Diskriminasi. Yayasan itu mengirim pendongeng dan bantuan lain untuk anak-anak pengungsi. Bersama Satgas Perlindungan Anak, Yayasan Denny JA menghibur, me- nyembuhkan, dan membang- kitkan jiwa anak-anak melalui dongeng dan permainan. Sebelumnya ia bersama AN- BTI juga membantu anak-anak pengungsi di Sampang dan di Mataram, NTB, merayakan hari proklamasi dan Lebaran. Walau merasa kurang dilin- dungi pemerintah, anak-anak ini tetap diajak memperingati bersama hari kemerdekaan. Di ujung acara, mereka diberi bingkisan Lebaran. Apakah Denny JA sedang alih profesi? Selama ini, ia dikenal sebagai pollster dan konsultan politik ternama. Hari-hari Denny JA biasa disibukkan dengan survei dan quick count pemilu. Tetapi Denny kini memulai aktivitas baru yang jauh dari ingar-bi- ngar survei. Dia memelopori sekaligus aktif dalam gerakan “Indonesia tanpa Diskrimi- nasi.” “Ini the road not taken, jalan yang jarang diambil,” ujar Denny JA mengutip puisi terkenal Robert Frost. Saya melakukan ini karena me- mang passion dan visi saya. Jelas ini kegiatan yang tidak populer membantu minoritas yang mengalami diskrimi- nasi. Ini punya risiko politik. Ini juga murni kegiatan amal karena saya mengeluarkan dana saya pribadi. Tapi ini penting untuk membangun peradaban Indonesia modern, argumen Denny JA. Denny bercerita percakap- annya dengan istrinya. Ia merasa tidak penuh jika ha- nya bekerja, membangun pro- fesi baru dan mendapatkan rezeki besar. “Jika hanya itu, saya tidak akan mati dengan mesem,” ujarnya. “Saya ingin ada kontribusi yang sangat kental nuansa public interest- nya. Saya ingin meneruskan apa yang menjadi obsesinya sejak menjadi aktivis maha- siswa dulu: Indonesia yang demokratis, yang melindungi semua warga negara apa pun identitas sosialnya. Denny memilih jalan budaya untuk mimpi ini. Denny mulai merambah dunia sastra telah meram- pungkan beberapa karya budaya. Dia sudah meram- pungkan buku puisi esai ‘Atas Nama Cinta’ yang isinya 5 puisi berlatar belakang isu diskriminasi di masyarakat. Kelima puisi esai itu adalah; Sapu Tangan Fang Yin yang mengangkat isu diskriminasi ras Tionghoa. Romi dan Yuli dari Cikeusik yang mengangkat isu diskriminasi pengikut Ahmadi- yah di Cikeusik. Minah Tetap Dipancung yang mengangkat isu diskriminasi per- lindungan terha- dap wanita dan TKI di luar negeri. Cinta Terlarang Bat- man dan Ro- bin yang me- ngangkat isu diskriminasi kaum homo- seksual, ser- ta Bunga Ke- ring Perpi- sahan yang mengang- kat isu dis- kriminasi p e r ka- winan beda agama. Puisi esai Denny bukan hanya diterbitkan dalam ben- tuk buku saja. Tetapi puisi itu juga disebarkan lewat social media. Puisi Denny dibacakan oleh para maestro seperti Su- tardji Calzoum Bachri, Putu Wijaya, Niniek L Kariem, Ine Febriyanti, Sudjiwo Tedjo- Fatin Hamamah dan dibuat- kan video klipnya yang bisa disaksikan di Youtube. Tak hanya buku dan video klip, isu diskriminasi yang disuarakan Denny lewat 5 puisi esainya juga difilm- kan. Bersama sutradara lm Ayat-Ayat Cinta, Hanung Bra- mantyo, Denny memlmkan kelima puisi esainya itu da- lam film pendek berdurasi kurang lebih 45 menit. Film itu mendapat sambutan yang antusias. Diputar di berbagai komunitas. “Pemerintah diwajib- kan konstitusi melin- dungi segenap WNI. Pemerintah belum maksimal menjalan- kan kewajiban ini,” ujar Denny JA, karena terasa adanya “nuansa pembiaran” atas ke- kerasan diskriminatif di beberapa kasus bela- kangan ini.*** Denny JA: Akan Datang Era Indonesia tanpa Diskriminasi INFO SURVEI MENDONGENG: Dengan dongeng, anak-anak kembali ceria dan memang harus selalu ceria, itulah suasana di salah satu pesantren di Sampang, Madura, yang tidak luput dari rangkaian acara Pondok Anak Ceria, kerja sama Satgas Perlindungan Anak yang didukung sepenuhnya oleh Yayasan Denny J A. FOTO-FOTO: DOK LSI MAIN BERSAMA: Anak-anak di pengungsian GOR, Sampang, Madura, menikmati permainan bersama kakak-kakak dari Satgas PA di acara Pondok Anak Ceria yang didukung sepenuhnya oleh Yayasan Denny J A. Denny JA PhD Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Anas Urbaningrum Ketua Umum Partai Demokrat MI/M IRFAN

Upload: lehuong

Post on 03-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: WAWANCARA Guncangan Besar itu Bagian Seleksi Alam · PDF fileGuncangan Besar itu Bagian Seleksi Alam WAWANCARA S EMUA partai politik da-lam menentukan calon yang akan diusung sebagai

SELASA, 11 SEPTEMBER 2012 3POLITIK

DALAM sambutan pada syukuran ulang tahun ke-11 Partai Demokrat di Kantor DPP PD, Jakarta, Minggu (9/9) lalu, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum meminta semua menteri dari Demokrat ikut menca-lonkan diri menjadi anggota legislatif 2014. Ancaman sejumlah kasus yang melibatkan sejumlah kader PD saat ini diperkirakan akan mengganjal langkah tersebut. Apa yang dilakukan PD untuk menghadapi Pemilu 2014? Untuk mengungkap hal itu Media Indonesia mewawancarai Anas Urbaningrum di Kantor DPP Par-tai Demokrat, Jakarta kemarin. Berikut petikannya.

Apakah Anda belum percaya kemampuan kader muda sehingga meminta para menteri nyaleg pada 2014?

Dalam sepak bola un-tuk membentuk sebuah tim, pasti akan direkrut pemain terbaik dari seluruh potensi yang dimiliki. Sama dengan kesiapan partai dalam pemilu, Demokrat harus siap sepenuh-nya. Maka rekrut-men caleg, pasti mengusahakan yang terbaik. Kita berharap seluruh kader PD turun gunung untuk Pe-milu 2014 yang akan datang. Kalau para menteri diundang, diminta ditugasi oleh partai untuk menjadi caleg, itu bagian dari tugas politik.

Apalagi sebagian menteri du-lunya anggota DPR. Jadi selain

panggilan dan tugas dari partai, para menteri itu punya pengalaman politik dalam pemilu legislatif. Kebijakan itu sama sekali tidak berarti meminggir-kan kader muda, tidak bermakna tidak percaya kemampuan kader lain, sama sekali tidak.

Demokrat akan merekrut caleg dari kader parpol lain?

Karena memang kebutuhan besar,

untuk DPR ha-rus disediakan 560 kader ter-baik diambil dari seluruh provinsi. Baik dari anggota

legislatif dan

eksekutif sekarang, yang mengelola partai sehari-hari dan kader baru, terbuka dan akan mengundang anak-anak bangsa dari berbagai latar belakang.

Demokrat ingin menyusun daftar calon yang terbaik, meyakinkan di mata pemilih, disusun dan ditawar-kan kepada para pemilih. Para calon itu adalah politisi yang tangguh punya kapasitas dan kemampuan. Prinsip-nya Demokrat terbuka, kami yakin akan tersusun. Sekarang sudah resmi, beberapa kader partai bergabung, misalkan pakar pangan menjadi or-mas PD.

Bagaimana dengan hantaman banyaknya kasus korupsi yang me-nimpa kader?

Partai Demokrat masih muda, baru sebelas tahun. Dalam usia

muda, kepercayaan dan amanah sudah besar. Selama 11 tahun ini, kesuksesan dalam pemilu

sudah dirasakan para kader. Dalam perjalanan ke depan tentu meskipun kami ber-harap tidak ada gelombang besar, tetapi jika memang harus ada gelombang besar, angin besar, guncangan-guncangan merupakan bagian proses sejarah un-tuk seleksi, penguatan, dan pendewasaan partai Demokrat.

Partai-partai yang lain sudah pernah mengalami dinamika guncangan se-perti itu. Jadi, kalau Par-tai Demokrat mengalami guncangan yang sama, itu fasilitas sejarah, un-tuk melakukan koreksi, seleksi, pendewasaan, dan bahkan memperkuat militansi dan kecintaan kader kepada partai . (Mad/P-1)

Guncangan Besar itu Bagian Seleksi AlamWAWANCARA

SEMUA partai politik da-lam menentukan calon yang akan diusung sebagai pemimpin na-

sional dan daerah akan mem-pertimbangkan berbagai hal.

“Semua partai mengguna-kan berbagai pertimbangan politik ataupun primordial dalam pemilihan umum, baik pilpres maupun pilkada,” kata pengamat politik dari Univer-sitas Indonesia, Iberamsjah, kemarin.

Sebagai contoh, kata Ibe-ramsjah, Partai Demokrat dan partai-partai pendukungnya memilih pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) dalam pemilu kada DKI Ja-karta.

Pilihan Partai Demokrat mengusung Foke-Nara, jelas-nya, karena pertimbangan la-tar belakang pasangan itu yang merupakan etnik Betawi.

“Ini secara sadar pasti me-reka perhitungkan dengan harapan bahwa orang akan lebih memilih etnik Betawi ka-

rena tentunya orang Betawilah yang paling memahami Ja-karta,” katanya.

PDIP pun demikian, memilih Jokowi karena faktor primor-dial. “Jadi bisa saja ini seperti perjudian, menang syukur ti-dak menang juga tidak apa-apa buat PDIP,” katanya.

Pada skala nasional, jelas Iberamsjah, dukungan Partai Gerindra terhadap pasangan Jokowi-Ahok dijadikan test-ing the water bagi Ketua De-wan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

“Prabowo ingin testing the water, apakah isu dikaitkan dirinya dengan peristiwa 98 sudah dilupakan orang. Tam-paknya tes yang dilakukannya berhasil, masyarakat sudah tidak memedulikan isu itu,” katanya.

Reality showSelain melalui berbagai sur-

vei, untuk acuan pemilihan calon pemimpin program real-ity show bertema kepemimpin-an berjudul I Am President akan ditayangkan di salah satu televisi swasta.

Program Director I Am Presi-dent, Muhammad Asmi meng-ungkapkan program tersebut untuk mencari solusi dan formula yang jitu mengatasi berbagai masalah yang ada, sesuai dengan aspirasi ma-syarakat yang ingin melihat perubahan.

“Kompetisi itu terbuka bagi seluruh masyarakat Indone-

sia yang berusia 17-40 tahun, berwawasan luas, dan pandai berpidato,” katanya di Yogya-karta.

Ia mengatakan peserta di-harapkan memiliki ide pemba-ngunan dan dapat merancang wawasannya, baik melalui presentasi pidato maupun vi-deo sebagai penugasan wajib. Peserta juga harus berkarak-ter, berkarisma, berani, dan bertalenta.

Audisi I Am President dilak-sanakan di 11 kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Makassar, Manado, Medan, Palembang, Pontianak, Sa-marinda, Semarang, Yogya-karta, Bandung, dan Jakarta,” katanya.

Menurut dia, audisi di Yog-yakarta akan dilaksanakan di Auditorium Fakultas Ilmu Bu-daya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), 11-12 September 2012.

Sementara itu, Ketua Maje-lis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra optimistis ikut Pemilihan Presi-den (Pilpres) 2014 karena ting-kat keterpilihan yang tinggi dari masyarakat ataupun par-tai politik. “Saya optimistis ikut Pilpres 2014 karena banyaknya dukungan yang saat ini mulai diberikan oleh partai politik, sejumlah tokoh masyarakat maupun perorangan,” katanya di Ambon, kemarin. (Ant/P-1)

[email protected]

Aspek Primordial masih Jadi PertimbanganPenetapan calon pemimpin nasional harus melalui berbagai pertimbangan agar peluang terpilih semakin besar.

HILLARIUS U GANI

“ANAK-ANAK itu tak me-ngerti. Ayah d a n I b u

mere ka meyakini paham agama yang berbeda. Anak-anak itu tidak memilih ayah dan ibu. Namun anak-anak itu ikut menanggung risiko menjadi pengungsi hanya karena paham agama ayah dan ibunya. Suatu saat akan datang. Era Indonesia tanpa diskriminasi.”

Kumpulan kalimat itu ditulis Denny JA dalam serial tweet-nya di @DennyJA_WORLD. Saat itu ia merespons Tragedi Sampang yang baru saja me-letus. Ini memang pertikaian internal keluarga tapi tetap punya dimensi perbedaan agama Sunni versus Syiah. Rumah dibakar. Banyak yang mengalami kekerasan. Ada yang mati. Setelah 67 tahun

merdeka dan 12 tahun refor-masi, masih terjadi kekerasan kepada sesama anak bangsa hanya karena perbedaan pa-ham agama.

Denny JA membentuk lem-baga. Ia beri nama Yayasan Denny JA untuk Indonesia tanpa Diskriminasi. Yayasan itu mengirim pendongeng dan bantuan lain untuk anak-anak pengungsi. Bersama Satgas Perlindungan Anak, Yayasan Denny JA menghibur, me-nyembuhkan, dan membang-kitkan jiwa anak-anak melalui dongeng dan permainan.

Sebelumnya ia bersama AN-BTI juga membantu anak-anak pengungsi di Sampang dan di Mataram, NTB, merayakan hari proklamasi dan Lebaran. Walau merasa kurang dilin-dungi pemerintah, anak-anak ini tetap diajak memperingati bersama hari kemerdekaan.

Di ujung acara, mereka diberi bingkisan Lebaran.

Apakah Denny JA sedang alih profesi? Selama ini, ia dikenal sebagai pollster dan konsultan politik ternama. Hari-hari Denny JA biasa disibukkan dengan survei dan quick count pemilu. Tetapi Denny kini memulai aktivitas baru yang jauh dari ingar-bi-ngar survei. Dia memelopori sekaligus aktif dalam gerakan “Indonesia tanpa Diskrimi-nasi.”

“Ini the road not taken, jalan yang jarang diambil,” ujar Denny JA mengutip puisi terkenal Robert Frost. Saya melakukan ini karena me-mang passion dan visi saya. Jelas ini kegiatan yang tidak populer membantu minoritas yang mengalami diskrimi-nasi. Ini punya risiko politik. Ini juga murni kegiatan amal

karena saya mengeluarkan dana saya pribadi. Tapi ini penting untuk membangun peradaban Indonesia modern, argumen Denny JA.

Denny bercerita percakap-annya dengan istrinya. Ia merasa tidak penuh jika ha-nya bekerja, membangun pro-fesi baru dan mendapatkan rezeki besar. “Jika hanya itu, saya tidak akan mati dengan mesem,” ujarnya. “Saya ingin ada kontribusi yang sangat kental nuansa public interest-nya. Saya ingin meneruskan apa yang menjadi obsesinya sejak menjadi aktivis maha-siswa dulu: Indonesia yang demokratis, yang melindungi semua warga negara apa pun identitas sosialnya. Denny memilih jalan budaya untuk mimpi ini.

Denny mulai merambah dunia sastra telah meram-pungkan beberapa karya budaya. Dia sudah meram-pungkan buku puisi esai ‘Atas Nama Cinta’ yang isinya 5

puisi berlatar belakang isu diskriminasi di masyarakat.

Kelima puisi esai itu adalah; Sapu Tangan Fang Yin yang mengangkat isu diskriminasi ras Tionghoa. Romi dan Yuli dari Cikeusik yang mengangkat isu diskriminasi pengikut Ahmadi-yah di Cikeusik. Minah Tetap Dipancung yang me ngangkat isu diskri minasi per-lin dungan terha-dap wanita dan TKI d i luar negeri. Cinta Terlarang Bat-man dan Ro-bin yang me-ngangkat isu diskriminasi kaum homo-seksual, ser-ta Bunga Ke-ring Perpi-sahan yang mengang-kat isu dis-kriminasi p e r k a -w i n a n

beda agama.Puisi esai Denny bukan

ha nya diterbitkan dalam ben-tuk buku saja. Tetapi puisi itu juga disebarkan lewat social media. Puisi Denny dibacakan oleh para maestro seperti Su-tardji Calzoum Bachri, Putu Wijaya, Niniek L Kariem, Ine Febriyanti, Sudjiwo Tedjo-Fatin Hamamah dan dibuat-kan video klipnya yang bisa

disaksikan di Youtube.Tak hanya buku dan video

klip, isu diskriminasi yang disuarakan Denny lewat 5 puisi esainya juga difilm-kan. Bersama sutradara film Ayat-Ayat Cinta, Hanung Bra-mantyo, Denny memfilmkan kelima puisi esainya itu da-lam film pendek berdurasi kurang lebih 45 menit. Film itu mendapat sambutan yang antusias. Diputar di berbagai

komunitas.“Pemerintah diwajib-

kan konstitusi melin-dungi segenap WNI. Pemerintah belum maksimal menjalan-kan kewajiban ini,” ujar Denny JA, ka rena terasa adanya “nuansa pembiaran” atas ke-kerasan diskri minatif

di beberapa kasus bela-kangan ini.***

Denny JA: Akan Datang Era Indonesia tanpa DiskriminasiINFO SURVEI

MENDONGENG: Dengan dongeng, anak-anak kembali ceria dan memang harus selalu ceria, itulah suasana di salah satu pesantren di Sampang, Madura, yang tidak luput dari rangkaian acara Pondok Anak Ceria, kerja sama Satgas Perlindungan Anak yang didukung sepenuhnya oleh Yayasan Denny J A.

FOTO-FOTO: DOK LSI

MAIN BERSAMA: Anak-anak di pengungsian GOR, Sampang, Madura, menikmati permainan bersama kakak-kakak dari Satgas PA di acara Pondok Anak Ceria yang didukung sepenuhnya oleh Yayasan Denny J A.

Denny JA PhDPendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network

Anas UrbaningrumKetua Umum Partai Demokrat

MI/M IRFAN