wordpress.com€¦ · web viewdasar hukum. peraturan pemerintah (pp) nomor 24 tahun 2005 mengatur...
TRANSCRIPT
DEFINISI
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari
seluruh laporan keuangan PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dan
laporan keuangan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) menjadi satu laporan
keuangan entitas tunggal, dalam hal ini adalah laporan keuangan pemda sebagai
entitas pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun oleh PPKD yang
dalam hal ini bertindak mewakili pemda sebagai konsolidator. Laporan
konsolidasi ini dibuat karena Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
dibangun dengan arsitektur pusat dan cabang (Home office – Branch office).
PPKD bertindak sebagai kantor pusat, sedangkan SKPD bertindak sebagai kantor
cabang.
Dasar penyusunan laporan keungan konsolidasi adalah menggabungkan atau
mengkonsolidasikan laporan keuangan dari seluruh SKPD dan PPKD.
Proses penyusunan laporan konsolidasi ini terdiri atas dua tahap utama, yakni :
1) Tahap penyusunan atas kerja (worksheet) konsolidasi
2) Tahap penyusunan laporan keuangan gabungan pemerintah daerah sebagai
entitas pelaporan
ISTILAH-ISTILAH
Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Laporan Keuangan
Konsolidasian :
1. Badan Layanan Umum (BLU) adalah badan yang dibentuk pemerintah untuk
menyelenggarakan pelayanan umum, mengelola dana masyarakat yang
diterima berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, dan tidak termasuk
kekayaan negara yang dipisahkan. Termasuk dalam BLU antara lain adalah
rumah sakit, universitas negeri, dan otorita.
2. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun
laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
3. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
4. Konsolidasi adalah proses penggabungan antara akun-akun yang
diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan
lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan
sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian.
5. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang
merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan
sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.
DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 mengatur penyajian
laporan keungan konsolidasian dalam pernyataan standar akuntansi pemerintahan
No. 11 (PSAP 11) tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, dan telah di
perbaharui oleh Peraturan Pemrintah (PP) Nomor 71 tahun 2010.
TUJUAN
Tujuan PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian adalah
memberikan acuan dan aturan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas
dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Yang dimaksud dengan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan memberikan informasi sebagian besar pengguna laporan termasuk
lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan. Disamping itu diharapkan PSAP 11 dapat menjadi acuan akan
pentingnya penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang selama ini belum
dilaksanakan secara menyeluruh oleh entitas pelaporan.
RUANG LINGKUP
Laporan Keuangan Konsolidasian akan dilaksanakan oleh masing-masing
tingkatan entitas pelaporan pemerintah pusat dan daerah. Didalam Sistem
Akuntansi Pemerintah dikenal adanya entitas yang melakukan tugas dan
fungsinya sesuai dengan perannya dalam menghasilkan laporan keuangan. Entitas
yang dimaksud adalah :
1. Entitas Akuntansi, yang terdiri dari:
1) Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu Kementerian
Negara/Lembaga yang mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran
tersendiri, termasuk pengguna dana Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan
2) Bendahara Umum Daerah (BUD)
3) Kuasa pengguna anggaran di lingkungan Pemerintah Daerah bila
mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah
anggarannya relatif besar, dan pengelolaan kegiatannya dilakukan secara
mandiri
2. Entitas Pelaporan, yang terdiri dari :
1) Pemerintah Pusat / LKPP
Menteri Keuangan selain sebagai BUN juga berfungsi sebagai penyusun
Laporan Keuangan Konsolidasian untuk disampaikan ke Presiden untuk
diteruskan ke BPK dan DPR. Laporan Keuangan Konsolidasian yang
disusun pada tingkat Pemerintah Pusat sudah termasuk laporan keuangan
BLU.
2) Pemerintah Daerah
dalam hal ini adalah laporan keuangan pemda sebagai entitas pelaporan.
Laporan keuangan konsolidasi ini disusun oleh PPKD yang dalam hal ini
bertindak mewakil pemda sebagai konsolidator dari satuan kerja yang
berada dilingkup SKPD dan menyampaikannya kepada gubernur/ bupati/
walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas
pelporan.
3) Kementerian negara/lembaga (KL)
Kementerian Negara/lembaga akan menyampaikan laporan keuangan
gabungan ke Menteri Keuangan untuk dilakukan proses konsolidasian
ditingkat pemerintah pusat. Disamping itu kementerian negara/lembaga
berkewajiban menyampaikan laporan keuangan konsolidasian ke BPK
untuk diaudit.
Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan
laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada di
bawahnya.
a) Satuan kerja
Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelola
anggaran adalah entitas akuntansi yang harus menyelenggarakan
akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana,
termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam
tanggung jawabnya. Penyelenggaran akuntansi bertujuan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang akan disampaikan kepada entitas
pelaporan. Penyelenggaran akuntansi mengacu kepada Sistem
Akuntansi Pemerintah yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah.
b) Wilayah
Wilayah selaku unit vertikal di Propinsi melakukan penggabungan
laporan keuangan yang berasal dari satuan kerja (entitas akuntansi)
yang ada dibawah tanggungjawab wilayah yang bersangkutan. Kantor
wilayah dalam tatanan Sistem Akuntansi Pemerintaha diperlakukan
sebagai entitas akuntansi untuk melakukan penggabungan ditingkat
wilayah yang berkewajiban menyampaikan laporan keuangan ke unit
vertikal diatasnya. Penggabungan dilakukan dengan menjumlahkan
akun-akun yang sama antar entitas akuntansi.
c) Eselon I
Eselon I dalam hal ini Direktorat Jenderal selaku unit vertikal
Kementerian Negara/lembaga melakukan penggabungan laporan
keuangan yang berasal dari wilayah-wilayah (selaku entitas akuntansi)
yang ada dibawah tanggungjawab Eselon I yang bersangkutan. Eselon I
dalam tatanan Sistem Akuntansi Pemerintaha diperlakukan sebagai
entitas akuntansi untuk melakukan penggabungan laporan keuangan
ditingkat Direktorat Jenderal yang selanjutnya disampaikan ke
Kementerian Negara/lembaga yang membawahinya. Penggabungan
dilakukan dengan menjumlahkan akun-akun yang sama antar entitas
akuntansi pada tingkat wilayah.
4) Bendahara Umum Negara (BUN)
Laporan BUN akan digabungkan dengan laporan kementerian
negara/lembaga oleh Menteri Keuangan dalam proses konsolidasian
ditingkat pemerintah pusat.
Dalam PSAP 11 paragrap 2. disebutkan bahwa ”Laporan keuangan untuk
tujuan umum dari unit pemerintahan yang ditetapkan sebagai entitas pelaporan
disajikan secara terkonsolidasi menurut standar ini agar mencerminkan satu
kesatuan entitas”. Maksud terkonsolidasi adalah Laporan yang dihasilkan oleh
entitas pelaporan merupakan penggabungan dari entitas-entitas akuntansi yang
ada dibawah satu entitas pelaporan dengan proses berjenjang dalam wadah Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat/Daerah.
Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat pengelolaan transaksi
keuangan Pemerintah Pusat dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu :
1. Pengelola Transaksi Keuangan di lingkup Bendaharawan Umum Negara yang
sering disebut Sistem Akuntansi Pusat (SiAP).
2. Pengelola Transaksi Keuangan di lingkup Kementerian Negara/ Lembaga
yang sering disebut Sistem Akuntansi Instansi (SAI).
Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah pengelolaan transaksi
keuangan Pemerintah Daerah dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu :
1. Pengelola Transaksi Keuangan di lingkup Bendaharawan Umum Daerah.
2. Pengelola Transaksi Keuangan di lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Disamping hal tersebut pada lingkup pemerintah pusat diwajibkan untuk
menyusun laporan keuangan konsolidasian tingkat pemerintah pusat sesuai
dengan PSAP 11 paragrap 3 yang mengatakan ”Laporan keuangan konsolidasian
pada pemerintah pusa sebagai entitas pelaporan mencakup laporan keuangan
semua entitas akuntansi, termasuk laporan keuangan badan layanan umum”.
Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Pusat yang sering disebut Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan laporan gabungan seluruh entitas
pelaporan ditingkat Kementerian Negara/Lembaga dan laporan yang berasal dari
entitas pelaporan Bendaharawan Umum Negara.
Laporan Keuangan Konsolidasian ini tidak mengatur :
1. Laporan keuangan konsolidasian perusahaan negara/daerah;
2. Akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi;
3. Akuntansi untuk investasi dalam usaha patungan (joint venture); dan
4. Laporan statistik gabungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
PROSEDUR KONSOLIDASIAN
Konsolidasi yang dimaksud oleh pernyataan standar ini dilaksanakan dengan cara
menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas
pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeleminasi
akun timbal balik (reciprocal accounts).
Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan laporan
keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada dibawahnya.
Konsolidasi dapat dilaksanakan baik dengan mengeleminasi akun-akun yang
timbal balik maupun tanpa mengeleminasinya.
Dalam hal konsolidasi tanpa mengeleminasi akun-akun yang timbal balik, maka
nama-nama akun yang timbal balik dicantumkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
Laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) digabungkan pada kementrian
negara/lembaga teknis pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris
membawahinya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Laporan Realisasi Anggaran BLU digabungkan secara bruto dengan Laporan
Realisasi Anggaran kementrian negara/lembaga teknis pemerintah
pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya
b. Neraca BLU digabungkan kepada neraca kementrian negara/lembaga teknis
pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya
Berikut adalah gambaran laporan keuangan konsolidasi (KSAP, 2006) :
LKK EP
EA EA
EP
PENGGABUNGAN
EA EA
EP
PENGGABUNGAN
PENGGABUNGAN
KSAP KONSOLIDASI DAN PENGGABUNGAN
Satu Entitas Pelaporan Lebih Dari Satu Entitas Pelaporan
Keterangan :
LK = Laporan Keuangan EP = Entitas Pelaporan
LKK = Laporan Keuangan Konsolidasi EA = Entitas Akuntansi.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Laporan keuangan konsolidasian teridiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan konsolidasian
disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan
entitas pelaporan dan berisi jumlah komporatif dengan periode sebelumnya.
Pemerintah pusat menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua
Kementrian Negara/Lembaga kepada Lembaga Legislatif.
Dalam standar ini proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun
timbal balik (reciprocal accounts). Namun demikian, apabila eliminasi dimaksud
belum dimungkinkan, maka hal tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Contoh akun timbal balik (reciprocal accounts) antara lain adalah sisa
Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) yang belum
dipertanggungjawabkan oleh Bendaharawan Pembayar sampai dengan akhir
periode akuntansi.
Entitas Pelaporan
Suatu entitas pelaporan ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan,
yang umumnya bercirikan :
a. Entitas tersebut dibiayai oleh APBN atau dibiayai oleh APBD atau mendapat
pemisahan kekayaan dari anggaran
b. Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan
c. Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau
pejabat negara yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat
d. Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak
langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran
Entitas Akuntansi
Pengguna anggaran/pengguna barang sebagai entitas akuntansi
menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan
dengan anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas
pelaporan.
Setiap unit pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau mengelola
barang adalah entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi, dan
secara periodik menyiapkan laporan keuangan menurut standar akuntansi
pemerintahan. Laporan keuangan tersebut disampaikan secara intern dan
berjenjang kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka penggabungan laporan
keuangan oleh entitas pelaporan.
Perusahaan negara/daerah pada dasarnya adalah suatu entitas akuntansi,
namun akuntansi dan penyajian laporannya tidak menggunakan standar akuntansi
pemerintahan. Dengan penetapan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku suatu entitas akuntansi tertentu yang dianggap mempunyai pengaruh
siginifikan dalam pencapaian program pemerintah dapat ditetapkan sebagai entitas
pelaporan.
IMPLEMENTASI LAPORAN KONSOLIDASI PEMERINTAH DAERAH
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah menggabungkan/
mengkonsolidasikan laporan keuangan dari seluruh SKPD dengan PPKD.
Proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini terdiri atas 2 tahap utama,
yakni tahap penyusunan kertas kerja (worksheet) konsolidasi dan tahap
penyusunan laporan keuangan gabungan pemerintah daerah sebagai entitas
pelaporan.
Tahap Penyusunan Kertas Kerja Konsolidasi
Kertas kerja konsolidasi adalah alat bantu untuk menyusun neraca saldo
gabungan SKPD dan PPKD. Kertas kerja berguna untuk mempermudah proses
pembuatan laporan keuangan gabungan.
Aktivitas utama dari penyusunan kertas kerja konsolidasi dibagi kedalam 3
bagian yaitu:
1. Menyusun worksheet LRA yaitu dengan cara menggabungkan akun -akun
pada kode 4, 5 6 dan 7 dari seluruh SKPD dan PPKD untuk mendapatkan
LRA Gabungan.
2. Menyusun worksheet LO yaitu dengan cara menggabungkan akun -akun pada
kode 8 dan 9 dari seluruh SKPD dan PPKD untuk mendapatkan LO
Gabungan.
3. Menyusun worksheet Neraca yaitu dengan cara menggabungkan akun-akun
pada kode 1.2 dan 3 dari seluruh SKPD dan PPKD untuk mendapatkan Neraca
Gabungan. Namun khusus untuk penggabungan Neraca lebih dulu harus
dibuat jurnal eliminasi, barulah kemudian dibuat Neraca Gabungan.
Jurnal eliminasi dibuat untuk meng-nol-kan RK-PPKD dan RK- SKPD yang
merupakan akun reciprocal yang bersifat sementara di tingkat Pemda (entitas
pelaporan).
Tahap Penyusunan Laporan Keuangan
Setelah membuat kertas kerja (Woork Sheet) gabungan maka kita dapat
membuat laporan keuangan pemda dengan mudah, Terdapat Laporan Keuangan
Pemda yang wajib dibuat oleh pemerintah daerah yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
LRA dapat langsung dihasilkan dari LRA konsolidasi yaitu dengan
mengambil data akun-akun kode rekening 4 (Pendapatan - LRA), 5 (Belanja),
6 (Transfer), dan 7 (Pembiayaan) pada worksheet yang telah di gabungkan.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Laporan perubahan SAL baru dapat disusun setelah LRA selesai. Hal ini
karena dalam menyusun laporan perubahan SAL, kita memerlukan informasi
SiLPA /SIKPA tahun berjalan yang ada di LRA.
3. Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional (LO) juga dapat langsung dihasilkan dari LO
konsolidasi yaitu dengan mengambil data akun-akun kode rekening 8
(Pendapatan – LO) dan 9 (Beban).
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas disusun dengan menggunakan data Ekuitas Awal
dan data perubahan ekuitas periode berjalan yang salah satunya diperoleh dari
Surplus/defisit Laporan Operasional.
5. Neraca
Neraca dapat disusun dengan mengambil data akun-akun kode rekening 1
(Aset), 2 (Kewajiban) dan 3 (Ekuitas).
6. Laporan Arus Kas (LAK)
LAK menggambarkan aliran kas masuk dan kas keluar yang terjadi pada
pemerintah daerah. kemudian diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi,
aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas transitoris. Informasi
tersebut dapat diperoleh dari Buku Besar Kas. Laporan Arus Kas disusun oleh
Bendahara Umum Daerah.
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau rincian dari angka
yang tertera dalam Laporan.
Setelah pembentukan Woork sheet dan laporan keuangan maka akan
membuat jurnal penutup untuk menutup saldo nominal menjadi nol pada akhir
periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk
Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.
Jurnal penutupan sudah dilakukan di entitas SKPD dan PPKD ketika
menyusun laporan keuangan masing-masing Sehingga pada saat
menggabungkan/mengkonsolidasikan tidak perlu lagi membuat jurnal penutup.