ummuazhizahnuraini.files.wordpress.com€¦ · web viewdefinisi dan pengertian dari tanah adalah...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi
dari satu tempat ke tempat yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah
dapat dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pembentukan
tanah dari bongkahan bumi mulai dari proses-proses pemecahan atau
penghancuran dimana bahan induk berkeping-keping secara halus. Tiap tanah
berkembang secara baik dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat
profil yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan
penjarangan tanah yang sangat besar manfaatnya dalam menentukan pendapat
tentang tanah dan sifat-sifat profil.
Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan manusia
sehingga muncullah istilah Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu yang
berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada permukaan
bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan pemetaan
berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah dimana sifat-
sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman.
Tiga aspek untuk menilai produktivitas atau kesuburan tanah yaitu, sifat
fisik tanah, kimia tanah dan biologi tanah. Ketiga aspek tanah ini mempunyai
peran yang sama penitngnya. Tanah yang mempunyai sifat fisika yang baik,
dapat dikatakan bahwa tanah tersebut mempunyai sifat kimia dan biologi
yang baik. Maksudnya sifat fisika yang baik merupakan suau efek dari sifat
kimia dan biologi yang baik.
Hubungan alami antara sifat biologi tanah dengan sifat fisika dan kimia,
pada umumnya menunjukan hubungan yang selaras, artinya apabila sifat
biologi tanah baik atau tinggi maka akan berpengaruh terhadap sifat fisika
maupun kimia tanah yang baik atau tinggi pula, sehingga pertumbuhan
tanaman akan baik terutama dengan ditunjang oleh pengelolaan dan
pemeliharaan yang optimal. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 1
tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu
menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas
dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan
demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat
memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tanah ?
2. Apa yang dimaksud dengan sifat fisik tanah ?
3. Apa saja macam-macam sifat fisik tanah ?
4. Bagaimana pengaruh sifat fisik tanah untuk pertumbuhan tanaman ?
5. Bagaimana cara memperbaiki sifat fisik tanah ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui sifat fisik tanah
2. Dapat mengetahui komponen sifat fisik tanah
3. Dapat mengetahui peranan sifat fisik tanah untuk pertumbuhan tanaman
4. Dapat mengetahui cara memperbaiki sifat fisik tanah
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanah
Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang
menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan
tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan
kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim,
serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu
tertentu. Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang
menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, dan memiliki
kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat mahluk
hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya (Hardjowigeno, 2010).
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi
tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Faktor pembentuk tanah antara lain :
1. Batuan Induk
Bahan asal yang nantinya akan terbentuk tanah disebut batuan induk.
Pada umumnya tanah berasal dari batuan dan sisa-sisa bahan organik.
Daun dan ranting yang gugur dan sisa tanaman yang telah mati
membentu bahan organik. Adanya bahan organik memberikan medium
kehidupan bagi jasad hidup tanah. Kegiatan jasad hidup tanah
menghancurkan dan menguraikan bahan organik yang menghasilkan
asam-asam organik dan anorganik yang dapat melapukkan batuan.
2. Iklim
Iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembentukan tanah. Komponen iklim yang paling berpengaruh dalam
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 3
proses pembentukan tanah adalah temperatur udara dan curah hujan,
temperatur udara berperan pada proses pelapukan batuan secara
mekanik. Curah hujan berpengaruh pada proses pelapukan batuan
secara fisik dan kimia.
3. Organisme
Organisme hidup yang berperan dalam proses pembunuhan tanah
terutamah vegetasi dan jasad renik. Vegetasi akan berpengaruh pada
pelapukan fisik, kimia, dan organik, sedangkan jasad renik akan
mempercepat proses pembusukan sisa-sisa bahan organik.
4. Topografi
Topografi adalah keadaan (relief) muka bumi pada suatu daerah.
Pembentukan tanah memerlukan tempat atau relief tertentu. Pada
daerah yang reliefnya datar, pembentukan tanah akan lebih cepat
daripada di daerah yang miring. Karena di daerah datar, tanah yang
sudah terbentuk sulit untuk tererosi.
5. Waktu
Perubahan batuan induk untuk menjadi tanah memerlukan waktu yang
cukup lama. Biasanya untuk membentuk tanah setebal 30 cm
memerlukan waktu 100 tahun (Hardjowigeno, 2010).
Tanah yang subur merupakan impian semua manusia, tidak ada seorang
pun menghendaki tanah tempat bercocok tanam menjadi tidak subur, untuk
itu diperlukan pengetahuan untuk mengenal ciri ciri tanah subur yang
penjelasannya sebagai berikut :
1. Memiliki Lapisan Humus Tebal
Suatu tanah yang subur dapat diketahui dengan melihat ketebalan bunga
tanah atau humus. Semakin tebal maka menandakan tanah tersebut kaya
dengan bahan organik dan unsur hara sehingga tanaman dapat menyerap
zat hara tersebut sebagai bahan baku untuk melakukan proses
fotosintesis. Ketersediaan humus juga sebagai tanda bahwa sistem
drainase lahan sekitar yang baik. Humus yang tebal akan meningkatkan
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 4
daya hisap tanah terhadap air, hal ini disebabkan struktur lapisan humus
berongga sehingga memungkinkan air untuk masuk lebih banyak.
2. Memiliki PH Yang Netral
Tanah yang baik haruslah memiliki tingkat keasaman yang seimbang,
perlu diketahui PH normal tanah berada pada kisaran 6 hingga 8 atau
pada kondisi terbaik memiliki PH 6.5 hingga 7.5. Tanah dengan tingkat
PH yang netral memungkinkan untuk tersedianya berbagai unsur kimiawi
tanah yang seimbang. Itulah kenapa pada kondisi tanah yang terlalu asam
perlu dilakukan proses pengapuran yang tujuannya yaitu untuk
mengembalikan PH tanah ke kondisi netral. Begitu juga ketika tanah
bersifat terlalu basa (>PH 8) perlu diberikan Sulfur atau belerang yang
terkandung pada pupuk ZA (Amonium Sulfat). Dengan PH yang netral,
tumbuhan akan lebih mudah menyerap ion-ion unsur hara dan menjaga
perkembangan mikroorganisme tanah.
3. Memiliki Tekstur Lempung
Tanah yang subur akan berstruktur lempung yang berfungsi untuk
mengikat berbagai mineral sehingga tidak mudah hanyut terbawa air.
Namun kadar lempung haruslah normal dan biasanya terletak pada
lapisan tanah tengah. Selain itu juga memiliki kandungan pasir yang
mencukupi, manfaatnya supaya memungkinkan terjadinya drainase dan
air dapat terserap kedalam tanah dengan baik.
4. Kaya Dengan Biota Tanah
Kehadiran sejumlah makhluk hidup berukuran kecil penghuni tanah
sebagai tanda bahwa didalam tanah tersebut tersedia berbagai bahan
organik yang juga dibutuhkan mikroorganisme untuk menunjang
hidupnya. Jadi mikrofauna dan mikroflora berperan sebagai indikator
kesuburan tanah.
5. Dapat Ditumbuhi Berbagai Macam Tanaman
Salah satu tanda atau ciri suatu tanah dikatakan subur dengan
memperhatikan vegetasi yang tumbuh diatasnya. Semakin banyak dan
beragam jenis tanaman yang tumbuh maka semakin baik kualitas tanah
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 5
tersebut. Ibaratnya seperti jika banyak gula maka akan semakin banyak
semut, begitulah perumpamaan untuk mempermudah pemahaman
mengenai hubungan antara kesuburan tanah dengan vegetasi
(Notohadiprawiro, 2000).
B. Sifat Fisik Tanah
Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat
disebabkan oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau alami
dan pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang sifatnya
internal berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang
dapat mempengaruhi pembentukan tanah. Variabilitas sifat-sifat fisik tanah
akibat dari proses alami dapat diregionalisasi dengan asumsi bahwa tempat
yang berdekatan cenderung mirip atau mempunyai nilai yang tidak berbeda
jauh, yang kemudian didelineasi menjadi satu poligon. Namun demikian,
tingkat kemiripan tersebut sangat tergantung pada skala pengamatan,
misalnya negara, km, atau hanya beberapa mm saja. Pengaruh luar terhadap
sifat-sifat fisik tanah seperti pengolahan tanah dan jenis penggunaan lahan
dapat diuraikan menurut ruang dan waktu. Pengolahan tanah, drainase,
penutupan tajuk tanaman, dan bahan pembenah tanah dapat secara nyata
mempengaruhi variasi hasil pengukuran baik menurut ruang maupun waktu.
Sebagai contoh, pengolahan tanah adalah mencampur tanah, yang berarti
cenderung mengurangi variasi berat isi tanah menurut ruang, namun,
pengaruhnya berubah menurut waktu akibat proses pemadatan (Hanafiah,
2014).
Macam-macam sifat fisik tanah :
1. Tekstur tanah
Tekstur tanah merupakan sifat menggambarkan kasar halusnya
tanah dalam perabaan yang ditentukan oleh perbandingan berat fraksi-
fraksi penyusunnya. Suatu fraksi yang dominan pada suatu tanah akan
menentukan ciri dan jenis yang bersangkutan. Tekstur tanah adalah
perbandingan relative dari partikel-partikel atau fraksi-fraksi primer
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 6
tanah, yaitu pasir, debu, liat dan lempung atau dilapangan dikenal dengan
rasa kekasaran atau kehalusan dari tanah. Partikel/ fraksi tanah adalah :
Pasir < 2 - 0,05 mm ; Debu < 0,05 - 0,002 mm ; Liat < 0,002 mm atau <
2mm , lebih halus dikenal liat halus < 0,2 mm; Bahan koloid < 0,001 mm.
Bila terdiri dari partikel/praksi Pasir, Debu dan Liat dengan perbandingan
yang sama/ sebanding disebut Lempung. Fraksi liat yang halus yakni liat
halus dan bahan- bahan koloidal ini banyak yang tercuci (leaching) ke
lapisan bawah. Atas dasar perbandingan Pasir, Debu, Liat dikenal 12
kelas Tekstur.
Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah
menurut system USDA dan system internasional . Tabel Klasifikasi
ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut Sistem
USDA dan Sistem Internasional (dimodifikasi dari Foth, 1984)
Separat tanah
Diameter (mm) Jumlah
pertikel
(g-1)
Luas
permukaan
(cm2 g-1)USDA Internasional
pasir sangat
kasar
2,00 -
1,00 - 90 11
pasir kasar
1,00 -
0,50 - 720 23
pasir sedang
0,50 -
0,25 - 5.700 45
Pasir - 2,00 - 0,20 4.088 29
pasir halus
0,25 -
0,10 - 46.000 91
pasir sangat
halus
0,10 -
0,05 - 722.000 227
Debu
0,05 -
0,002 - 5.776.000 454
Debu -0,02 -
0,002 2.334.796 271
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 7
liat*) <0,002 <0,002
90.250.853.00
0 8.000.000
Keterangan: separate bergaris-bawah/dicetak-tebal merupakan Sistem
Internasional. *) untuk kedua system.
Tabel diatas ini memperlihatkan bahwa makin kecil ukuran
separate berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaannya per
satuan bobot tanah, yang menunjukkan makin padatnya partikel-partikel
per satuan volume tanah. Hal ini berarti makin banyak ukuran pori mikro
yang terbentuk, sebaliknya jika ukuran separate makin besar. Tanah yang
didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) (disebut
lebih poreus), tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-
pori meso (sedang) (agak poreus), sedangkan yang didominasi liat akan
banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Hal ini
berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas
permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air,
energi atau bahan lain, sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin
kecil daya menahan tanah terhadap ketiga material ini, dan sebaliknya jika
liat yang dominan. Sebagai hasilnya, maka:
Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta
makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi
baik: air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi makin
mudah pula air untuk hilang dari tanah, dan sebaliknya.
Makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi,
serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi
buruk: air dan udara sedikit tersedia), tetapi air yang ada tidak mudah
hilang dari tanah.
Oleh karena itu, maka tanah yang baik dicerminkan oleh komposisi
ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan
lempung akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman,
namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik ketimbang tanah
bertekstur debu.
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 8
Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa (SiO2) yang
sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal
dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya
akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu
umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir. Uraian ini
menunjukkan bahwa fraksi pasir dan debu lebih berperan secara fisik,
sedangkan karena sebagian fraksi liat yang berukuran <1 µm merupakan
koloid atau partikel bermuatan listrik yang aktif sebagai situs pertukaran
anion atau kation, maka fraksi liat lebih berperan secara kimiawi
ketimbang secara fisik.
Perbedaan jumlah dan luas permukaan partikel-partikel per satuan
volume tanah, maka di lapangan jika tanah yang telah dibasahi dirasakan
dengan kulit jari-jari tangan, maka fraksi pasir akan terasa kasar dan tidak
lekat, fraksi debu akan terasa agak halus dan agak lekat, tetapi tidak licin,
sedangkan fraksi liat akan terasa halus, lekat, dan licin (Hanafiah, 2014).
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi:
Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang
mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir
berlempung (3 macam). Tanah pasir yang didominasi oleh mineral-
mineral primerterutama kuarsa (SiO2) tahan terhadap pelapukan dan
tidak mampu menyerapunsur-unsur hara sehingga tidak mampu
menyediakan unsur hara bagi tanaman.Kemampuan menahan air rendah
pada tanah pasir juga menjadikan banyak unsurhara terlarut hilang
lewat pencucian (leaching). Mineral-mineral lambat tersediamisalnya
Ca-P atau Mg-P dapat menyediakan unsur hara fosfor apabila unsur
Plepas dari ikatan mineralnya. Mikorhiza dapat membebaskan unsur
fosfor dariikatan tidak tersedia sehingga menjadi tersedia bagi tanaman
dengan enzimfosfatase yang dihasilkannya.Tanah pasir selain miskin
akan hara fosfor juga miskin hara N. Nitrogen yangtersedia dalam tanah
dalam bentuk NO3- dan NH4+ seringkali hilang terlarutkarena tidak
terikat pada struktur tanah. Kondisi seperti ini dapat dapat
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 9
diperbaikilewat mekanisme pengikatan nitrogen udara dalam tanah atau
dalam pori makro tanah pasir.
Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang
mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau
liat berpasir (3 macam). Berbeda halnya dengan tanah pasir, Tanah liat
dicirikan dengan porositasnyayang rendah, sehingga tanah liat adalah
tanah yang kurang produktif. Hanafiah (2014), menjelaskan bahwa
tanah liat merupakan tanah yang memiliki banyak pori mikro
atau tidak porus. Pori mikro pada tanah liat disebabkan karenastruktur
tanahnya yang padat. Antara agregat-agregat tanah sangat
sedikitterdapat celah atau ruang. Hal tersebut menyebabkan udara
sangat terbatas dan air mudah terperangkap, sehingga tanah liat sulit
untuk meloloskan air ataudengan kata lain permeabilitasnya rendah.
Tanah liat kurang mendukung perkembangan akar tanaman
karena porositasnya rendah sehingga berpengaruh mengganggu
respirasi yang dilakukan oleh akar.
Terganggunya respirasi oleh akar akan mengurangi laju
pembentukanfotosintat oleh tanaman, sehingga berat kering rendah,
karena berat keringtanaman berasal dari hasil metabolisme tanaman,
baik hasil dari metabolisme primer maupun sekunder. Tanah liat yang
memiliki banyak pori mikro akan menyulitkan akar untuktumbuh,
sehingga mengurangi daya serap air oleh akar yang akan
berakibatsedikitnya air yang diperoleh tanaman untuk mensintesis
fotosintat. Kozlowsky(1991) menyatakan dengan ketersediaan air yang
lebih besar akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih besar.
Artinya ketersediaan air bagi tanaman akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman tersebut. Apibila air tersedia bagitanaman dalam
keadaan cukup pertumbuhan tanaman akan baik sebaliknya bilatanaman
kekurangan air maka dapat menyebabkan pertumbuhanya
terganggu bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 10
a) Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang
bertekstur lempung berpasir (Sandy Loam) atau lempung berpasir
halus (dua macam),
b) Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung
berpasir sangat halus, lempung (Loam), lempung berdebu (Silty
Loam) atau debu (silt) (4 macam), dan
c) Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung
liat (Clay loam), lempung liat berpasir (Sandy-clay Loam) atau
lempung liat berdebu(Sandy-silt Loam) (3 macam).
Melalui pengetahuan tentang sifat-sifat fraksi pasir, debu dan liat
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, apabila kelas tekstur tanah diketahui,
maka gambaran umum tentang sifat fisik tanah dapat diperkirakan. Tabel
kelas tekstur tanah
Kelas Tekstur Tanah
A Pasir (s) Rasa kasar jelas, tidak membentuk
bola tidak melekat
B Pasir berlempung(ls) Rasa kasar jelas, membentuk bola
dan mudah sekali hancur, sedikit
sekali melekat
C Lempung Berpasir (sl) Rasa kasar agak jelas, membentuk
bola yang agak keras tetapi mudah
hancur, melekat
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 11
D Lempung (l) Rasa tidak kasar dan tidak licin
membentuk bola teguh, dapat
sedikit digulung, dengan
permukaan mengkilap, melekat
E Debu (si) Rasa licin sekali, membentuk bola
teguh, dapat sedikit didulung
dengan permukaan mengkilat agak
melekat
F Lempung berliat (cl.l) Rasa agak kasar, membentuk bola
agak teguh (kering) membentuk
gulungan bila dispirit, gulungan
mudah hancur, melekatnya
sedang.
G Lempung liat berpasir (s cl.l) Rasa kasar agak jelas, membentuk
bola agak teguh (kering)
membentuk gulungan bila dispirit,
gulungan mudah hancur, melekat
H Lempung liat berdebu (si cl.l) Rasa jelas licin, membentuk bola
teguh, gulungan menkilat, melekat
i
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 12
I Liat berdebu (sic) Rasa licin agak kasar, membentuk
bola, dalam keadaan kering sukar
J Liat berdebu (sic l) Rasa agak licin membentuk bola,
dalam keadaan kering sukar
dispirit, mudah digulung,melekat
sekali.
K Liat Rasa berat membentuk bola baik, melekat
sekali
L Liat berat Rasa berat sekali, membentuk bola
baik, sangat lekat
2. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan
menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran
komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi berbagai faktor atau
persenyawaan tunggal. Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 13
komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara
proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan
tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang
dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin
luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna
tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid
organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas,
sehingga sangat mempengaruhi warna tanah.
Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002)
bahwa intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis
mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar
air tanah dan tingkat hidratasi. Warna tanah hanya dapat dipakai untuk
prediksi/estimasi atau taksiran dari sifat yang lain tanah, misalnya :
1. Menaksir kandungan bahan organic, makin gelap atau makin hitam
warna tanah, maka diduga makin tinggi kandungan bahan organiknya.
Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi
dari bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis
persentase bahan organik di dalam tanah diestimasi berdasarkan
warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan mengahsilkan warna
kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti
besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi
modifikasi dari warna-warna di atas. Tetapi pada kenyataan mungkin
tidak selalu demikian, sebab banyak tanah berwarna hitam yang
berasal dari batuan/ bahan induknya yang berwarna hitam. Makin
tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan
dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah,
warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa
Fe dalam tanah.
2. Menaksir kandungan hara tanah, misalnya : warna merah, putih dan
hitam, berturut-turut akan menunjukkan kaya akan besi, kalsium dan
mangan atau natrium. Sebenarnya pada kenyataan tidak selalu
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 14
demikian. Misalnya warna putih tidak selalu menunjukkan kaya akan
kalsium atau kapur, tetapi kaya akan kwarsa atau silica. Warna humus,
besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida
berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat
hidrasinya. Besi tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya
berwarna putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada kala
berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat berwarna kelabu,
putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel besinya.
Selain warna tanah juga ditemukan adanya warna karatan (mottling)
dalam bentuk spot-spot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan
pergerakan beberapa komponen tanah, terutama besi dan mangan,
yang terjadi selama musim hujan, yang kemudian mengalami
presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah
mengalami pengeringan. Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya: (a)
reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b) oksidasi yang
menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya
sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya,
sedangkan karatan berwarna gelap terbentuk apabila besi dan mangan
tersebut mengalami presipitasi. Karatan-karatan yang terbentuk ini
tidak segera berubah meskipun telah dilakukan perbaikan drainase.
3. Menilai drainase tanah, dimana warna yang lebih ceria : kemerahan,
kekuningan atau yang lain, menunjukkan sifat drainase yang yang
baik atau tidak tergenang, sedang warna kelabu atau yang biru pucat,
baik dengan atau tanpa bintik-bintik (konkresi atau karatan)
menunjukkan tanah yang sering atau selau tergenang, yakni tanah
dengan drainase jelek. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah
yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena
senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang
berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe
terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa
Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit)
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 15
yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-
kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-
abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah
atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk,
sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut.
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat
prinsip warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga
menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut.
Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan
atau kohesi dan humus. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel,
yaitu:
1. Hue
Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang
gelombangnya. Hue dibedakan menjadi 10 warna, yaitu: (1) Y (yellow
= kuning), (2) YR (yellow-red), (3) R (red = merah), (4) RP (red-
purple), (5) P (purple = ungu), (6) PB (purple-brown), (7) B (brown =
coklat), (8) BG (grown-gray), (9) G (gray = kelabu), dan (10) GY
(gray-yellow). Selanjutnya setiap warna ini dibagi menjadi kisaran
hue sebagai berikut: (1) hue = 0 – 2,5; (2) hue = 2,5 – 5,0; (3) hue =
5,0 – 7,5; (4) hue = 7,5 – 10. Nilai hue ini dalam buku hanya ditulis:
2,5 ; 5,0 ; 7,5 ; dan 10. Berdasarkan buku Munsell Saoil Color Chart
nilai Hue dibedakan menjadi: (1) 5 R; (2) 7,5 R; (3) 10 R; (4) 2,5 YR;
(5) 5 YR; (6) 7,5 YR; (7) 10 YR; (8) 2,5 Y; dan (9) 5 Y, yaitu mujlai
dari spektrum dominan paling merah (5 R) sampai spektrum dominan
paling kuning (5 Y), selain itu juga sering ditambah untuk warna-
warna tanah tereduksi (gley) yaitu: (10) 5 G; (11) 5 GY; (12) 5 BG;
dan (13) N (netral).
2. Value
Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya
sinar yang dipantulkan. Nilai Value pada lembar buku Munsell Soil
Color Chart terbentang secara vertikal dari bawah ke atas dengan
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 16
urutan nilai 2; 3; 4; 5; 6; 7; dan 8. Angka 2 paling gelap dan angka 8
paling terang.
3. Chroma
Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum.
Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau
derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral
(0) ke warna lainnya (19). Nilai chroma pada lembar buku Munsell
Soil Color Chart dengan rentang horisontal dari kiri ke kanan dengan
urutan nilai chroma: 1; 2; 3; 4; 6; 8. Angka 1 warna tidak murni dan
angka 8 warna spektrum paling murni.
Pencatatan warna tanah dapat menggunakan buku Munsell Soil
Color Chart, sebagai contoh: (1) Tanah berwarna 7,5 YR 5/4 (coklat), yang
berarti bahwa warna tanah mempunyai nilai hue = 7,5 YR, value = 5,
chroma = 4, yang secara keseluruhan disebut berwarna coklat.
(2) Tanah berwarna 10 R 4/6 (merah), yang berarti bahwa warna tanah
tersebut mempunyai nilai hue =10 R, value =4 dan chroma = 6, yang
secara keseluruhan disebut berwarna merah.
Selanjutnya, jika ditemukan tanah dengan beberapa warna, maka
semua warna harus disebutkan dengan menyebutkan juga warna tanah
yang dominannya. Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab,
atau kering, sehingga dalam menentukan warna tanah perlu dicatat apakah
tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab, atau kering. Warna tanah
merupakan ciri utama yang paling mudah untuk mendeterminasi tanah.
3. Struktur Tanah
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-
partikel tanah seperti pasir , debu dan liat yang membentuk agregat satu
dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang
daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan
kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 17
pengaruh permukaan akar. Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya
yaitu : bentuk lempung, bentuk prisma, bentuk gumpal dan bentuk
spheroidel atau bulat.
Keempat bentuk utama di atas akhirnya menghasilkan tujuh tipe
struktur tanah. Suatu pengertian tentang sebab-sebab perkembangan
struktur di dalam tanah perlu diperhatikan, karena sturktur tanah sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat berubah karena
pengelolaan tanah. Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal
ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat
dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel
tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini
kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap.
Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam
hubungannya dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara,
kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah
dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi
pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga
kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi
produksi pertanian (Utomo, 1982).
4. Konsisitensi Tanah
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya
kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan
benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap
gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk
tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut
Hardjowigeno (1987) bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi
baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah
tanah.Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi,
yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 18
(field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi
kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara.
Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan
tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan
dari tingkatan sangat plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku).
Tingkatan kelekatan ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan
sangat lekat.
Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat
kegemburan sampai dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab
dinilai mulai dari: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan
ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah
diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit
dicangkul.
Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan
tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak
sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras,
dan ekstrim keras.
Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering
ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Apabila gumpalan tersebut
mudah hancur, maka tanah dinyatakan berkonsistensi gembur untuk
kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Apabila gumpalan tanah
sukar hancur dengan cara remasan tersebut maka tanah dinyatakan
berkonsistensi teguh untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi
kering. Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada
jari, yaitu kategori: melekat atau tidak melakat. Selain itu, dapat pula
berdasarkan mudah tidaknya membentuk bulatan, yaitu: mudah
membentuk bulatan atau sukar membentuk bulatan; dan kemampuannya
mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis).
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 19
C. Sifat Fisik Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman
1. Tekstur tanah
Tekstur yang paling ideal bagi tanah pertanian adalah tekstur
Lempung berdebu, yang terdiri dari : Air tanah 25%, Udara tanah 25%,
Mineral 45% dan Bahan organic 5% Hubungan dengan pertumbuhan
tanaman, diantaranya adalah :
Apabila tekstur tanah baik, misalnya seperti lempung berpasir diatas
maka akan terjadi porositas tanah yang baik, atau aerasi tanah yang
baik. Hal ini akan memudahkan penetrasi atau perembesan akar
tanaman secara luas.
Sebagai pengaruh penetrasi akar yang luas, maka tanaman akan
mempunyai zona perakaran yang luas.
Dengan luasnya zona perakaran, akan menjamin tingginya
pengambilan (pengabsorbsian) unsure-unsur hara tanaman dari dalam
tanah, sehingga memungkinkan tanaman akan tumbuh dengan subur.
Sifat tekstur yang baik, akan menentukan pembentukan struktur tanah
tanah yang baik pula.
Dengan lebih halus tekstur tanah, relative kapasitas tukar kation
(KTK) tinggi, hal ini tergantung pada berapa kandungan liat dan jenis
dari mineral liatnya.
Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir,
maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil.
Tanah dengan tekstur
dominan pasir ini
cenderung mudah
melepas unsur-unsur
hara yang dibutuhkan
tanaman. Dalam
keadaan tanah seperti
ini, pertumbuhan akar
tanaman akan
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 20
berkembang dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke
dalam tanah. Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini
cukup baik, namun tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-
unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan
unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Dalam keadaan
tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan
penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah
dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga
pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan
terganggu. Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang
berguna bagi proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang
oleh air (kecuali tanaman padi yang mampu beradaptasi di lingkungan
yang tergenang air). Air pada tanah dominan liat ini tidak mudah hilang.
Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya unsur-unsur
yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis yang
semestinya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi,
drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik
harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga
tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal. Dari uraian
tersebut, hubungan antara tekstur terhadap pertumbuhan tanaman saling
berhubungan satu dengan lainnya. Tanpa adanya tekstur yang baik bagi
tanaman, maka pertumbuhan tanaman kurang berjalan optimal. Sebab,
terdapat faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman akibat
keadaan tekstur tanah yang kurang menguntungkan. Bila keadaan tekstur
tanah dalam keadaan mantap, maka faktor-faktor tersebut dapat diatasi.
2. Warna Tanah
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 21
Ciri warna tanah yang cocok
untuk pertanian adalah warna
gelap. Pada tanah umumnya
disebabkan oleh kandungan
tinggi dari bahan organik yang
terdekomposisi, jadi, dengan cara
praktis persentase bahan organik
di dalam tanah diestimasi
berdasarkan warnanya. Bahan
organik di dalam tanah akan
menghasilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh
mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga
sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
3. Struktur Tanah
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan)
pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan
produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur
tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak
yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan
dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur
berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur
ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman
pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap
pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain
itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah
yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat.
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 22
Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah
yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit
mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat
rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk
menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak
berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah
merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah (Utomo,
1982).
D. Cara Memperbaiki Sifat Fisik Tanah
Cara untuk memperbaiki sifat fisika tanah adalah dengan melakukan
pengolahan tanah yang tepat. Salah satu bentuk pengolahannya yaitu
pemberian bahan organik kedalam tanah. Tanah dengan kandungan bahan
organik yang cukup yang cukup/tinggi akan mempunyai kemampuan
mengisap air sampai beberapa kali bobot keringnya dan juga memiliki
porositas yang tinggi. Selain itu bahan organik juga dapat dijadikan
sebagai sumber makanan yang akan merangsang kegiatan mikroorganisme
dalam menciptakan struktur tanah yang baik dan terciptanya suatu lapisan
humus pada permukaan tanah. Cara lain untuk memperbaiki sifat fisika
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 23
tanah , yaitu pemakaian bahan kimia pemantap tanah (Soil Conditioner)
dengan maksud untuk membentuk struktur tanah dengan pori-pori di
dalam dan diantara agregat tanah yang mantap/stabil. Misalnya :
1) Pengolahan tanah yang baik dan teratur dapat meningkatkan kesuburan
fisik tanah.
2) Pemupukan yang sesuai dengan unsur hara yang diberikan dapat
memperbaiki sifat kimia tanah
3) Pemupukan dengan pupuk alam atau pupuk organik, dapat
memperbaiki sifat fisika maupun sifat kimia tanah
4) Pemberian bahan-bahan tertentu selain bersifat pupuk, seperti
pemberian bahan kapur (pengapuran) dan mineral zeolit yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat memperbaiki sifat kimia
maupun sifat fisika tanah.
5) Penanaman dengan cara pergiliran tanaman untuk menghindari ketidak
seimbangan proses pengangkutan unsur hara dan untuk memperbaiki
struktur tanah atau sifat fisika tanah (Riva, 2016).
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi
dari satu tempat ke tempat yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah
dapat dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pembentukan
tanah dari bongkahan bumi mulai dari proses-proses pemecahan atau
penghancuran dimana bahan induk berkeping-keping secara halus. Tiga aspek
untuk menilai produktivitas atau kesuburan tanah yaitu, sifat fisik tanah,
kimia tanah dan biologi tanah.
Hubungan alami antara sifat biologi tanah dengan sifat fisika dan kimia,
pada umumnya menunjukan hubungan yang selaras, artinya apabila sifat
biologi tanah baik atau tinggi maka akan berpengaruh terhadap sifat fisika
maupun kimia tanah yang baik atau tinggi pula, sehingga pertumbuhan
tanaman akan baik terutama dengan ditunjang oleh pengelolaan dan
pemeliharaan yang optimal. Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat
penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal
bagi tanaman.
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 25
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Riva. 2016. Pengaruh Sifat Fisika Tanah terhadap pertumbuhan tanaman. https://rivaarifin.blogspot.co.id/2016/04/pengaruh-sifat-fisika-tanah-terhadap.html. Diakses 17 Oktober 2016.
Foth, D.H. 1984. Fundamental of Soil Science. John Wiley & Sons, Inc. Singapore
Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Gravindo Persada.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Mediyatama Sarana Perkasa
Hardjowigeno Sarwono, Prof Dr. Ir. H. M.Sc. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : CV. AKADEMIKA PRESSINDO.
.Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Studi Sumber
Daya Lahan. UGM, Jogjakarta.
Sutedjo, Mul Mulyani & A.G. Kartasapoetra. 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka
Wirjodihardjo, M.Wisaksono, Tan Kim Hong. 1963. Ilmu Tanah Jilid III Tanah, Pembentukannya, Susunannya, dan Pembagiannya. Yasaguna, Jakarta.
AGROEKOLOGI | KESUBURAN TANAH | 134150003 Page 26