werner rutz

13
Kota Surabaya Masa Kini : Analisis Werner Rutz Fariz Rifqi Ihsan 1306345144 Perbaikan Tugas Mata Kuliah Kota dan Perkembangannya di indonesia Werner Rutz pada tahun 1987 membuat buku yang berjudul Cities and Towns in Indonesia: their development, current positions and functions with regard to administration and regional economy ”. Rutz melakukan penelitian dengan bekerjasama dengan pemerintahan Jerman ini mengambil data resmi dari pemerintah Indonesia, kemudian menuliskannya sesuai dengan alur bagaimana pemerintah menyajikan data mengenai kependudukan dan sebuah hirarki kota di indonesia . Rutz tidak hanya melihat dari sudut pandang demografi, namun juga menceritakan proses historis sebuah kota dan perkembangannya dimulai dari pesebaran agama dan perkembangan kerajaan Hindu hingga buku tersebut diterbitkan pada tahun 1980. Perubahan hirarki,fungsi dan peran kota-kota yang ada di Indonesia dalam jangka penelitian Rutz juga tak luput dianalisis. Fungsi yang ia lihat yaitu : a) fungsi pelayanan umum, b) fungsi transportasi laut dan darat, c) fungsi sebagai wilayah pemancingan ikan, d) fungsi industri dan tambang, dan e) fungsi sebagai daerah pariwisata. Sejarah Kota Surabaya Pada tulisan ini saya akan membahas salah satu kota yang juga dibahas oleh Rutz yaitu Kota Surabaya. Sebelum membahas lebih lanjut tentang perkembangan fungsi perkotaan, saya akan menjelaskan kembali sejarah perkembangan Kota Surabaya pada tahapan periode pra 1400, 1400-1700, 1700-1900, 1900-1980, dan 1980-sekarang. 1. Pra 1400 Kota Surabaya pada jaman kerajaan yang menjelaskan pada tahun 1275 M , Raja Kertanegara menggunakan wilayah ini sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M. 2. 1400-1700 Pada periode kota awal ini setelah kerajaan majapahit hancur terjadi berbagai macam gejolak perebutan wilayah kekuasaan oleh kerajaan yang ada di Indonesia. Diawali dari kerajaan demak hingga Kerajaan Pajang. Dari sini Surabaya mempunyai berberapa raja yang berganti-ganti .

Upload: fariz-rifqi-ihsan

Post on 30-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

asassa

TRANSCRIPT

Page 1: Werner Rutz

Kota Surabaya Masa Kini : Analisis Werner RutzFariz Rifqi Ihsan1306345144Perbaikan Tugas Mata Kuliah Kota dan Perkembangannya di indonesia

Werner Rutz pada tahun 1987 membuat buku yang berjudul “Cities and Towns in Indonesia: their development, current positions and functions with regard to administration and regional economy”. Rutz melakukan penelitian dengan bekerjasama dengan pemerintahan Jerman ini mengambil data resmi dari pemerintah Indonesia, kemudian menuliskannya sesuai dengan alur bagaimana pemerintah menyajikan data mengenai kependudukan dan sebuah hirarki kota di indonesia .Rutz tidak hanya melihat dari sudut pandang demografi, namun juga menceritakan proses historis sebuah kota dan perkembangannya dimulai dari pesebaran agama dan perkembangan kerajaan Hindu hingga buku tersebut diterbitkan pada tahun 1980. Perubahan hirarki,fungsi dan peran kota-kota yang ada di Indonesia dalam jangka penelitian Rutz juga tak luput dianalisis. Fungsi yang ia lihat yaitu :

a) fungsi pelayanan umum, b) fungsi transportasi laut dan darat, c) fungsi sebagai wilayah pemancingan ikan, d) fungsi industri dan tambang, dan e) fungsi sebagai daerah pariwisata.

Sejarah Kota SurabayaPada tulisan ini saya akan membahas salah satu kota yang juga dibahas oleh Rutz

yaitu Kota Surabaya. Sebelum membahas lebih lanjut tentang perkembangan fungsi perkotaan, saya akan menjelaskan kembali sejarah perkembangan Kota Surabaya pada tahapan periode pra 1400, 1400-1700, 1700-1900, 1900-1980, dan 1980-sekarang.

1. Pra 1400Kota Surabaya pada jaman kerajaan yang menjelaskan pada tahun 1275 M ,

Raja Kertanegara menggunakan wilayah ini sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M.

2. 1400-1700Pada periode kota awal ini setelah kerajaan majapahit hancur terjadi berbagai

macam gejolak perebutan wilayah kekuasaan oleh kerajaan yang ada di Indonesia. Diawali dari kerajaan demak hingga Kerajaan Pajang. Dari sini Surabaya mempunyai berberapa raja yang berganti-ganti . Setiap raja mempunyai hak penuh dalam mengelola sebuah wilayah kekuasaannya .

Pada tahun 1612 Surabaya sudah merupakan bandar perdagangan illegal yang ramai. Setelah tahun 1625 Surabaya jatuh ke tangan kerajaan Mataram. Setelah takluk dari kerajaan Mataram, tahun 1667 Surabaya mengalami kekacauan akibat serangan para bajak laut yang berasal dari Makasar.

3. 1700-1800Pada tanggal 11 Nopember 1743 Paku Buwono II dari kerajaan Mataram dan

Gubernur Jenderal Van Imhoff di Surakarta menanda-tangani sebuah persetujuan yang menyatakan bahwa ia menyerahkan haknya atas pantai utara Pulau Jawa dan Madura(termasuk diantaranya di Surabaya) kepada pihak VOC yang telah memberikan bantuan hingga ia berhasil naik tahta di kerajaan Mataram.Tetapi pasukan Hindia Belanda baru mengunjungi Surabaya pada tanggal 11-April-1746. VOC mendirikan struktur pemerintahan baru di daerah pantai utara Pulau Jawa dan Madura dengan kedudukan gubernur di Semarang.

Page 2: Werner Rutz

1809. Pada masalah inilah disepakati pembangunan pabrik senjata. Sehingga orang-orang dari luar wilayah ini dan orang asing semakin banyak masuk ke wilayah ini. Semakin banyak orang berinteraksi disini mengakibatkan munculnya perumahan-perumahan yang menyebar di kota ini. Tahun 1808-1811 Surabaya di bawah pemerintahan langsung Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels yang menjadikan Surabaya sebagai kota Eropa kecil

Tahun 1811-1816 Surabaya berada dibawah kekuasaan Inggris yang dijabat oleh Raffles. Yang terpenting pada masa ini adalah sebuah sensus penduduk yang menyatakan 50% orang lahir di hindia-belanda,19% yang dilahirkan di kota Surabaya, dan kurang lebih 70% orang dilahirkan di luar negri.

4. 1900-1980Pada tahun 1905, Surabaya mendapat status kotamadya (Gemeente). Pada

tahun 1917 dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.Pada tahun 1926, Surabaya ditetapkan sebagai ibukota provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelah Batavia.

Kota Surabaya padatahun 1950 semula disebut Kota Besar Surabaya (KBS), kemudian disebut Kota Praja Surabaya (KPS), lalu Kotamadya Surabaya (KMS), sekarang disebut Kota Surabaya (pemerintahan kota = Pemkot). Wilayah yang namanya Surabaya misalnya, dulu kala dibagi menjadi tiga tingkatan (yang semua memakai sebutan Surabaya), yaitu Karesidenan Surabaya, Kabupaten Surabaya, dan Gemeente Soerabaia. Karesidenan Surabaya wilayahnya meliputi kabupaten-kabupaten Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang.1

Pada Zaman Orde Baru wilayah karesidenan ini dihapus, sehingga pemerintahan kabupaten/kota langsung menjadi daerah tingkat II, sebutannya sendiri-sendiri menjadi kabupaten (Kabupaten Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang). Sedang Kabupaten Surabaya dahulu kala wilayahnya meliputi Kabupaten Gresik sekarang, yang di dalamnya termasuk Kota Surabaya. Jadi, Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya dahulunya bernama Kabupaten Surabaya, atau istilah terpelajarnya Afdeling Soerabaia.

5. 1980-sekarang.Tidak banyak perubahan yang terjadi pada kota ini, Kota Surabaya memiliki

luas 33.048 Ha atau 33,048 Km² yang dibagi dalam 31 (tiga puluh satu) Kecamatan, yang meliputi Kecamatan Tegalsari, Genteng, Bubutan, Simokerto, Pabean Cantikan, Semampir, Krembangan, Kenjeran, Bulak, Tambaksari, Gubeng, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Gunung Anyar, Sukolilo, Mulyorejo, Sawahan, Wonokromo, Karangpilang, Dukuh Pakis, Wiyung, Wonocolo, Gayungan, Jambangan, Tandes, Sukomanunggal, Asemrowo, Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri dan 163 (seratus enam puluh tiga) Kelurahan.

Populasi dan Pertumbuhan Penduduk Kota SurabayaLaju pertumbuhan penduduk adalah peningkatan/angka pertumbuhan penduduk pada

tiap-tiap tahun. Pertumbuhan penduduk kawasan perencanaan diasumsikan mengikuti perkembangan penduduk selama dua tahun terakhir karena laju pertumbuhan penduduk relatif sama tiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk Kota Surabaya selama 2 tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata 0,085 % per tahun.

Jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun 2003 sebesar 2.659.566 jiwa dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2008 jumlah penduduknya mencapai 2.902.507 jiwa. Perkembangan penduduk dapat disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi (pindah dan datang), pertambahan penduduk Kota Surabaya akibat

1 http://supartobrata.com/?p=323

Page 3: Werner Rutz

Faktor-faktor tersebut pada tahun 2007 adalah sebesar 46454 jiwa. pertambahan penduduk Kota Surabaya pada tahun 2004 dan 2006 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun sebelumnya.

Tahun Jumlah penduduk

2003 2.659.5662004 2.692.4612005 2.740.4902006 2.784.1962007 2.829.5522008 2.902.507

Untuk membahas fungsi kota Surabaya, klasifikasi yang saya gunakan sesuai dengan klasifikasi milik Rutz. Pertama, tentang fungsi pelayanan, kedua, fungsi trasnsportasi lainnya, ketiga fungsi industri dan pertambangan, dan terakhir fungsi pariwisata. Tfungsi lain yaitu pelabuhan dan perikanan laut,

I. Fungsi Pelayanan1) Pelayanan ResmiPada tulisan Rutz, terdapat 3 hierarki kota di Indonesia yaitu ibukota provinsi, ibukota kabupaten dan kecamatan. Namun hierarki saat ini juga terdapat kota setelah provinsi, lalu kelurahan setelah kabupaten, kemudian ada RT dan RW setelah kecamatan.Menurut Rutz, pelayanan resmi terdiri dari pelayanan administratif dan pengadilan. Untuk menjalani fungsi administrasi sebagai kota, Surakarta memiliki DPRD sendiri, kantor Walikota, dan pengadilan umum serta agama.

2) Fasilitas umum Fasilitas umum merupakan kawasan yang menunjang aktivitas masyarakat kota

Surabaya dalam kegiatan sehari-hari. Fasilitas umum di Kota Surabaya seluas 1194,15 ha. Fasilitas umum yang terdapat di kawasan perencanaan yaitu terdiri dari fasilitas pendidikan, peribadatan, fasilitas perkantoran, fasilitas kesehatan, bangunan umum dan fasilitas olahraga.

a) Fasilitas KesehatanFasilitas kesehatan terdapat di wilayah perencanaan terdiri dari rumah bersalin, apotek,

tempat praktek dokter, klinik dan bidan. Fasilitas kesehatan ini bersifat menunjang dan memenuhi kebutuhan masyarakat untuk skala lingkungan. Adapun fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Surabaya memiliki tingkat pelayanan regional sampai nasional, seperti Rumah Sakit Haji, Rumah Sakit Husada Utama, Rumah Sakit Dr.Sutomo Rumah Sakit AL, Rumah Sakit Polda Bhayangkara Rumah Sakit Dr.Moh.Soewandhi dan lain-lain. Fasilitas kesehatan skala lokal juga banyak ditemui berupa klinik/ tempat praktek dokter dan tersebarhampir di seluruh Kota Surabaya.

Fasilitas kesehatan skala kecamatan berupa Puskesmas sudah tersebar merata pada setiap kecamatan, bahkan pada sebuah kecamatan juga tersedia Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (PUSTU). Untuk fasilitas kesehatan skala kelurahan berupa posyandu yang tersedia di setiap kelurahan di Kota Surabaya.

b) Fasilitas Pendidikan

Page 4: Werner Rutz

Pemanfaatan ruang untuk pendidikan di wilayah perencanaan terdiri dari pra sekolah baik Taman Kanak-Kanak maupun Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar/ sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) / sederajat, Akademi Pendidikan, Balai Latihan Keterampilan, Kursus/Bimbingan Belajar, dan Perguruan Tinggi. Sebaran lokasi fasilitas pendidikan ini banyak yang berada di tengah permukiman penduduk.

Fasilitas pendidikan di kota Surabaya ada yang berupa satu komplek pendidikan yang terdiri dari pra sekolah, SD, SLTP, SLTA, namun ada juga yang tidak berupa komplek pendidikan. Demikian halnya dengan skala pelayanan, fasilitas pendidikan yang bukan berupa komplek untuk tingkat pra sekolah, SD, balai latihan, kursus biasanya melayani tingkat kelurahan atau permukiman di sekitarnya. SLTP melayani tingkat kecamatan. Sedangkan SLTA, akademi, Perguruan Tinggi melayani tingkat kota dan Nasional.

Distribusi untuk fasilitas pendidikan jenjang pra sekolah (Play Group dan Taman Kanak-Kanak) sampai Sekolah Dasar tersebar merata di setiap kelurahan dan di setiap unit lingkungan. Untuk Fasilitas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Menegah Umum (SMU) pola distribusinya menyesuaikan dengan jumlah penduduk di sebuah Kecamatan. Khusus untuk SLPR dan SLTA pada Kawasan pusat kota, yakni Jalan Kusuma Bangsa terjadi aglomerasi fasilitas pendidikan dalam sebuah blok. Fasilitas pendidikan dengan jenjang perguruan tinggi baik negeri dan swasta, secara makro memusat pada kawasan Surabya Timur, dimana terdapat ITS, Universitas Airlangga, Universitas Muhamadiyah Surabaya, ITATS, UPN Veteran, Universitas Surabaya, Universitas Tujuh Belas Agustus dan lain-lainya. Untuk kawasan Surabaya Selatan terdapat IAIN Sunan Ampel dan Universitas Kristen Petra. Sedangkan kawasan Surabaya Barat terdapat Universitas Negeri Surabaya.

c) Fasilitas PerkantoranFasilitas perkantoran cenderung mendekati pusat kota dan mendukung kegiatan

pemerintahan yang bersifat formil. Surabaya pusat merupakan kawasan yang menjadi pusat perkantoran pemerintahan, dimana terdapat kantor gubernur dan wali kota beserta aparaturnya. Kawasan perkantoran tingkat propinsi berada pada kawasan monument Tugu pahlawan sedangkan kawasan kantor pemerintahan Kota Surabaya berada pada kawasan Jalan Jimerto dan Jalan Walikota Mustajab. Sedangkan kantor administrasi pendukung seperti kantor kecamatan dan kelurahan tersebar di setiap daerah masing-masing.

Distribusi fasilitas perkantoran khususnya pemerintahan secara makro tersebar pada pusat kota dan Surabaya Selatan. Untuk komplek pemerintahan Kota Surabaya sebagian teraglomerasi di Jalan Walikota Mustajab-Jalan Pacar. Untuk perkantoran Pemerintah Propinsi Jawa Timur teraglomerasi disebelah timur Tugu Pahlawan. Pada sekitar koridor Jalan Achmad Yani juga teraglomerasi perkantoran pemerintah baik pemerintah Kota Surabaya maupun Pemerintah Propinsi Jawa Timur seperti Kantor Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Kantor Dinas PU Jawa Timur dan kantor dinas-dinas lainnya.

Kantor Badan Pusat Statistik Kantor Telkom

Page 5: Werner Rutz

d) Fasilitas PeribadatanPemanfaatan ruang untuk fasilitas peribadatan di wilayah perencanaan terdiri dari

masjid, mushola/langgar, gereja, vihara, klenteng. Skala pelayanan lingkungan biasanya berupa masjid, musholla/langgar, dan gereja. Sedangkan vihara/klenteng skala kota. Untuk distribusi fasilitas ibadah masjid dan mushola tersebar pada unit-unit masyarakat di sebuah perumahan atau perkampungan. Sedangkan untuk Greja terdapat pada lingkup kecamatan.

Fasilitas utama peribadatan Masjid terletak pada kawasan Surabaya Selatan, tepatnya sekitar Pagesangan yakni Masjid Agung Surabaya. Untuk fasiltas peribadatan gereja pada umumnya terletak di kawasan Raya Darmo, untuk gereja yang teridentifikasi memiliki skla besar adalah berada di Jalan Polisi Istimewa yaitu Greja Santa Maria.

e) Bangunan UmumTermasuk dalam klasifikasi bangunan ini adalah gedung pertemuan, gedung serba guna,

gedung kesenian, gedung pertunjukan, pos keamanan, pos pemadam kebakaran dan lainnya. Bangunan umum skala kota dapat dicontohkan adalah Balai Pemuda dan Gedung Cakdurasim yang berada pada Surabaya Pusat.

f) Fasilitas Olah RagaFasilitas olahraga tersebut meliputi fasilitas olah raga ruang tertutup (berupa GOR) dan ruang terbuka/out door (lapangan) yang di antaranya digunakan untuk jenis olah raga bola volley, tenis lapangan, bulu tangkis, renang, basket, sepak bola dan lainnya.

Fasilitas olahraga secara umum tersedia pada fasilitas-fasilitas pendidikan seperti di Kampus ITS, Kampus Universitas Airlangga dan sekolah-sekolah. Untuk sarana olahraga yang berskala besar telah dalam pengerjaan yaitu Surabaya Sports Center di Benowo.

3) Fasilitas Transportasi laut.

Menurut Werner Rutz pada tahun 1987 membuat buku yang berjudul “Cities and Towns in Indonesia: their development, current positions and functions with regard to administration and regional economy” Surabaya merupakan kota pelabuhan terbesar ke dua di indonesia hal ini masih senada menurut buku SISTRANAS (sistem transportasi nasional), pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan kedua setelah pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, yang melayani wilayah Jawa Timur dan Indonesia bagian Timur. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan yang melayani lalu-lintas pelayaran antar pulau dan antar Negara. Di sisi Timur Pelabuhan Tanjung Perak terdapat Dermaga Ujung yang melayani penyeberangan dari dan ke Pulau Madura.

Keberadaan pelabuhan Tanjung Perak didukung oleh adanya pelabuhan Gresik dan beberapa pelabuhan khusus yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan swasta (industri) yang berada di kawasan Gresik, antara lain dermaga Khusus Petrokimia Gresik, dermaga khusus Pertamina, dermaga khusus PLTU/PLTG, dermaga khusus Semen Gresik dan dermaga khusus PT. Nusantara Plywood.

Kawasan pelabuhan Tanjung Perak, berkembang dengan pesat seiring peningkatan arus keluar masuk barang, mendukung Jawa Timur sebagai salah satu daerah yang pesat pertumbuhan perindustriannya. Berikut disajikan tabel berisi kunjungan kapal dan data penumpang yang turun dan naik dari Pelabuhan Tanjung Perak.

Pelabuhan Tanjung Perak yang selain berfungsi sebagai pelayanan jalur transportasi regional, juga memiliki peranan cukup penting dalam jalur pelayaran internasional. Hal ini menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai tumpuan jalur transportasi yang setiap tahunnya mengalami peningkatan arus penumpang dan barang. Data menunjukkan arus bongkar muat peti kemas konvensional yang melalui Tanjung Perak mengalami peningkatan

Page 6: Werner Rutz

sebesar rata-rata 15% pertahun. Demikian juga dengan arus penumpang yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 14,98%. Adapun perkiraan kunjungan kapal untuk masa yang akan datang dapat dilihat dalam dalam tabel berikut:

Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak

TAHUNJENIS KAPAL (UNIT)

SAMUDERA INTERINSULER RAKYAT1998 1.936 7.095 1.0181999 1.992 7.248 6762000 2.066 8.158 4042001 2.086 8.619 4952002 2.122 8.791 1.2042003 1.703 7.820 9012004 1.615 8.277 1.0232005 1.811 9.595 1.1242006 1.779 9.345 919

Sumber : Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Perak, 2006

4) Fasilitas Transportasi udaraSalah satu hal yang terpenting yang tidak di bahas Werner Rutz pada tahun 1987 dalam

bukunya yang berjudul “Cities and Towns in Indonesia: their development, current positions and functions with regard to administration and regional economy adalah tentang fasilitas transportasi udara. Perkembangan fasilitas transportasi udara hingga tahun 2008 Bandara Juanda masih berperan penting dan mulai menunjukkan adanya peningkatan kegiatan. Hingga akhir 2008, Bandara Juanda menghubungkan secara langsung Kota Surabaya dengan 9 kota besar dalam negeri dan 6 kota besar luar negeri antara lain: Singapura, Johor Bahru, Kuala Lumpur, Bandar Seri Begawan, Hong Kong dan Taipei.

Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kegiatan penerbangan, pihak Bandara Juanda sudah memiliki perencanaan untuk peningkatan fasilitas dan perluasan Bandar Udara di masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, secara fisik keruangan, pola penggunaan lahan di Kota Surabaya bisa dikatakan tidak terpengaruh karena letaknya di Kabupaten Sidoarjo. Namun dampak dari kegiatan tersebut sangat berpengaruh terhadap Kota Surabaya dengan semakin terbukanya kawasan “hinterland”nya yang menuju ke arah pesatnya pertumbuhan industri, perdagangan dan permukiman. Dengan demikian dampak dari perkembangan tersebut berpengaruh terhadap arus lalu lintas dari dan ke bandara.

5) Fasilitas TelekomunikasiHal kedua yang terpenting yang tidak di bahas Werner Rutz pada tahun 1987 dalam

bukunya yang berjudul “Cities and Towns in Indonesia: their development, current positions and functions with regard to administration and regional economy adalah sistem telekomunikasi. Rutz memasukan fasilitas kantor pos sebagai sarana komunikasi. Pada saat itu menurut kantorpos merupakan sarana komunikasi, akan tetapi perkembangan jaman telah berubah penggunaan kantor pos kini berubah menjadi fasilitas telekomunikasi sebagai media komunikasi. Kebutuhan telekomunikasi bagi Kota Surabaya termasuk dalam fungsi primer. Keadaan tersebut juga didorong oleh pesatnya laju pertumbuhan dan fisik kota dalam era globalisasi. Pada mulanya kebutuhan telekomunikasi cukup terakomodasi oleh jaringan telepon, baik dalm bentuk telepon rumah maupun telepon umum dan wartel. Keberadaan wartel berkembang pesat pertengahan dekade 90-an hingga awal tahun 2000-an.

Perkembangan teknologi informasi (IT) berkembang demikian pesatnya. Trend penggunaan sarana komunikasi mengalami pergeseran yang sangat berarti. Jaringan

Page 7: Werner Rutz

teknologi nirkabel/wireless yang terdistribusi melalui serat optik menjadi andalan masyarakat urban termasuk Surabaya. Teknologi seluler dan internet mengemuka dan mendominasi penyediaan sarana telekomunikasi meski penggunaan telepon konvensional/fixed telephone system masih bertahan terutama segmen korporat.

6) Fasilitas IndustriKota Surabaya kawasan industri yang dimaksud terdiri dari Industrial Estate dan

Komplek Industri. Kawasan industri akan dikembangkan di Kota Surabaya seluas 2,960,39 Ha yang terletak di wilayah Surabaya Barat, yaitu di Kecamatan Tandes, Benowo, Asemrowo dan Suko Manunggal serta di wilayah Surabaya Timur direncanakan juga kawasan industri di Kecamatan Gunung Anyar (Pantai Timur Surabaya) selain tetap mempertahankan kawasan industri PT. SIER (Kecamatan Rungkut, Tenggilis Mejoyo, dan Gunung Anyar). Kawasan industri khusus yang termasuk kelompok industri strategis terletak di wilayah Surabaya Utara/Kawasan Pelabuhan yaitu industri perkapalan (PT. PAL).

7) Fasilitas pariwisataPengembangan pariwisata di Kota Surabaya dalam mendukung fungsi Surabaya

sebagai kota pariwisata adalah penggalian sebanyak mungkin serta peningkatan kualitas obyek wisata yang sudah ada dan dimiliki Surabaya untuk menarik lebih banyak wisatawan, peningkatan industri jasa yang berkaitan dengan kepariwisataan seperti perhotelan, restoran, biro perjalanan, dan juga informasi pariwisata, pendidikan kepariwisataan, serta sarana dan prasarana transportasi ke obyek wisata. Dan yang juga tidak kalah pentingnya adalah mengkaitkan Surabaya dengan obyek-obyek wisata regional sebagai upaya untuk mengembangkan obyek wisata di Surabaya. Pada Tabel dibawah. dapat dilihat potensi wisata Kota Surabaya.

Tabel Obyek Wisata Kota Surabaya

No. JENIS WISATA OBYEK WISATA

1 Wisata perjalanan (Pleasure Tourism) Taman KayoonKebun Binatang SurabayaWisata Tirta KalimasWisata Bahari Pantai

2 Wisata Rekreasi (Recreational Tourism) Pantai Kenjeran

Gambar

Kawasan Industri SIER di Rungkut - Brebek

Page 8: Werner Rutz

No. JENIS WISATA OBYEK WISATATHP KenjeranTaman Remaja Surabaya (TRS)Lapangan GolfBahari

3 Wisata Budaya (Culture Tourism)

Museum Mpu TantularMuseum Lokajala CranaMakam Sunan AmpelMakam WR. SupratmanMakam Dr. SoetomoMakam Kembang KuningMakam Ki Ageng BungkulMakam P. Yudo KardonoMakam Mbah RatuMakam SawunggalingJoko DologMonumen MayangkaraMonumen Wisma SuryaMonumen Jenderal SudirmanMonumen Jaleveva JayamaheJembatan Petekan/MerahTaman Monumen Palagan Jembatan MerahTugu PahlawanMasjid Sunan AmpelGereja Kristus RajaGereja Katolik KepanjenPura SegaraPura Jagad KiranaKlenteng Tua Hong Tiek HiaGedung Juang 45Gedung Nasional IndonesiaGedung GrahadiHotel MajapahitTHR Mall Surabaya (Panggung Srimulat)Taman BudayaKampung CinaKampung Arab

4 Wisata Olahraga (Sport Tourism) Jurang KupingPantai Ria KenjeranKolam RenangLapangan GolfGedung OlahragaJogging Track

5 Wisata Konvensi (Convention Tourism) Hotel BerbintangJatim Expo

6 Wisata Pendidikan (Educational Tourism) Kampus Perguruan TinggiIndustri Estate

7 Wisata Bisnis/Belanja (Business/Shopping Pusat perbelanjaan

Page 9: Werner Rutz

No. JENIS WISATA OBYEK WISATATourism) Pusat Grosir

Pusat TradisionalSumber : Rencana Induk Pariwisata Kota Surabaya, 2007

Kategori Tambahan Untuk Studi Selanjutnya

Jika studi yang dilakukan Rutz dan perbandingannya pada kondisi saat ini tentu saja mengalami beberapa perubahan, terutama pada sisi kuantitas dan kualitas fasilitas. Jika dilihat dari sisi fungsi transportasi, Rutz hanya melihat pada segi transportasi laut dan darat saja tanpa melihat peranan transportasi udara. Dapat dilihat perkembangan tehnologi dunia semakin maju serta di iringi kebutuhan masyarakat akan mobilitas antar kota yang semakin cepat.

Menurut saya, terdapat kategori tambahan yang bisa digunakan apabila menggunakan studi dengan metode yang digunakan Rutz. Terdapat kategorisasi dalam aspek fasilitas publik yang belum dimasukkan di sini. Fasilitas publik itu seperti RTH, Lapangan Olahraga, dan Gedung pertemuan. Dilain sisi tentang perkembangan tehnologi komunikasi yang semakin cepat perlunya penambahan tentang fasilitas tehnologi komunikasi seperti jaringan Fiber Optik. Keberadaan server untuk menyimpan data, Keberadaan BTS, dan lain-lain. Kategorisasi ini menurut saya penting, selain untuk inventarisasi, data tersebut bisa digunakan untuk menentukan sudah tersedia dengan baik dan layak atau belum fasilitas di suatu kota.

Selain itu, pedoman Rutz kepada data statistikal yang berada di pemerintahan bisa diperdebatkan karena data yang ada belum tentu akurat. Mungkin saran ketika kita memodifikasi lebih cocok menggunakan data RTRW( Rencana Tata Ruang & Wilayah karena sudah diferivikasi secara visual oleh surveyor. Pembahasan Rutz ini lebih memperhatikan faktor fisik dan kuantitas dikarenakan latar belakangnya sebagai Geografer. Ada beberapa hal lain seperti menghitung angka sex ratio penduduk dengan melihat tempat tinggal penduduk, atau laju migras, tingkat emiskinan dan penggunaan lahan yang juga tidak dibahas.

Refrensi

Rencana Induk Pariwisata Kota Surabaya, 2007

Rencana Induk Pengembangan Bandara Djuanda, Angkasa Pura II

Rutz, Werner. 1987. Cities and Towns in Indonesia: Their Development, Current Positions, and Functions with regard to Administration and Regional Economy. Gerbruder Borntraeger, Berlin-Stuttgart.

RTRW SURABAYA 2009

SISTRANAS (sistem transportasi nasional) 2010

Page 10: Werner Rutz