wirausaha limbah
TRANSCRIPT
i
WIRAUSAHA LIMBAH
(Studi Kasus Pada UKM Produk Daur Ulang Bahan Plastik Di Semarang)
Oleh :
Nama :Umi Merlina
NIM : 212010068
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Umi Merlina
NIM : 212010068
Program Studi : Manajemen-Kewirausahaan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi :
Judul : Wirausaha Limbah
(Studi Kasus Pada UKM Produk Daur Ulang Bahan Plastik
Di Semarang)
Pembimbing :Johnson Dongoran, SE, MBA
Tanggal diuji : 30 Januari 2015
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau symbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa ternyata saya melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan
yang telah saya peroleh.
Salatiga, Januari 2015
Yang memberi pernyataan,
UMI MERLINA
iii
iv
Saripati
Sulitnya mencari pekerjaan memaksa untuk dapat berfikir kreatif dengan
membuka lapangan kerja sendiri atau berwirausaha. Salah satu cara yaitu dengan
bisnis daur ulang plastik. Hal ini dikarenakan komposisi sampah plastik di Indonesia
yang semakin banyak, sedangkan plastik merupakan limbah yang sangat berbahaya
dan sulit untuk diuraikan, disisi lain peran wirausaha mulai menjurus pada
pengeksploitasian sumber daya alam yang berlebihan. Hal- hal tersebut dapat
mengakibatkan rusaknya keseimbangan alam, sehingga perlu diupayakan
pemanfaatan limbah plastik secara lebih bijak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara membaca gagasan bisnis serta merubah gagasan tersebut menjadi
bisnis nyata terkait dengan limbah plastik.
Responden dalam penelitian ini adalah pemilik dari Rumah Plastik, suatu
UKM produk daur ulang bahan plastik yang berada di kota Semarang. Data
diperoleh melalui wawancara mendalam, dan juga pengamatan langsung.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemilik Rumah Plastik merupakan
seorang wirausaha yang menerapkan konsep ecoprenership. Cara membaca peluang
sehingga tercipta gagasan terkait dengan limbah plastik adalah dengan menggunakan
pemikiran dan perasaan dalam setiap kondisi dan situasi di sekitar, serta dilihat
dengan keterkaitan- keterkaitan yang ada. Sementara untuk merubah gagasan
tersebut menjadi bisnis nyata kuncinya ada pada diri sendiri yaitu dengan kemauan
dan keyakinan kuat,mendalami usaha yang akan digeluti, mempersiapkan modal dan
menjamin ketersediaan bakan baku, kemudian benar- benar mulai mempraktekanya.
Kata Kunci : wirausaha, daur ulang, peluang usaha, proses produksi
v
Abstract
The difficulty in searching for job forces us to think creatively by starting our
own business or entrepreneurship. Ecopreneurship is a type of entrepreneurship
which is being developed and promoted by the government. Ecopreneurship is a
future- world entrepreneurship development concept that considers the continuity of
ecological, social and economical aspect. Plastic recycle business is one example of
ecopreneurship. The aim of this research is to explore how to read and realized
business idea.
The respondent of his research is the owner Rumah Plastik (Plastic House).
Rumah Plastic is an UKM (Usaha Kecil Menengah/ small and medium sized
enterprise) which is located in Semarang. This Business works on recycled plastic
products. The data was collected through in- depth interview and direct observation.
A research shows that the owner of Rumah Plastik is an entrepreneur who
apply ecopreneurship concept. How we see a chance until we create an idea related
to plastic waste is use our sense of sight sensitively to our environment, another
chance comes from other idea which is developed by our creativity, and to change
that idea into a real business is in our self with our positive attitude jump into a
business we are doing and prepare the asset and raw materials and in the and we
really practice it.
Key word: entrepreneur, recycling, business opportunities, production
process.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
Maha Pengasih dan Penyayang sehingga atas ijinya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ Wirausaha Limbah (Studi Kasus Pada UKM Daur Ulang Bahan Plastik Di
Semarang)”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi
oleh penulis untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi strata satu dari Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah berusaha mengolah masalah- masalah
penelitian sebaik- baiknya dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Penulis
menyadari akan keterbatasan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis merasa perlu untuk meminta maaf kepada segenap pihak yang turut
berperan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
dengan lapang dada demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Salatiga, Januari 2015
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala sesuatu akan indah pada waktunya. Ucapan syukur yang mendalam
kepada AllahSWT, karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dengan rasa hormat yang mendalam penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian karya
tulis ini, baik secara langsung maupun tak langsung.
1. Alm. Bapak,terimakasih untuk cinta, kasih sayang, dan kesabaran dalam
mendidik penulis. Terimakasih dukungan, doa, serta petuah yang telah diberikan,
yang akan selalu penulis kenang dan amalkan.
2. Ibu, Kakak Tuti, Adek Unik, terima kasih atas doa, bimbingan, dorongan
semangat, serta dukungan yang tak henti- hentinya diberikan kepada
penulis.Ponakan tersayang Queenaisya, terimakasih sudah menjadi penghibur
capek, menjadi obat pusingnya tante. Hehee..
3. Bapak Johnson Dongoran SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan masukan dan saran kepada
penulis dengan penuh kesabaran.
4. Ibu Yenny Purwati, SE, MBA selaku Wali Studi yang telah memberikan
dorongan dan masukan dalam perkuliahan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah mencurahkan
tenaga, pikiran guna memberikan ilmu dan pengetahuan bagi penulis. Staf dan
Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah membantu penulis
dalam hal administrasi.
6. My best friends : Putri, Fajar, Rizky, Nino, Susi, Nunik, Vein, Niko, Jaya, Edo,
Bahaduri, buat teman- teman Simulasi Bisnis dan teman-teman FEB 2010, terima
kasih atas doa dan dukungan yang selalu diberikan, terima kasih atas
persahabatan kita selama ini.“bakalan kangen kalian..semoga kita semua sukses!
Amin.”
7. My best partner, Anang Hartantyo yang selalu memberikan dukungan, semangat,
serta doa kepada penulis. “terimakasih bantuan sarananya, terimakasih sudah
menjadi pendengar dan penghibur yang setia disaat- saat penatnya
menyelesaikan skripsi. You’r best motivator and best partner I ever had!! thank
you dear..!
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................ ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ............................................................................. iii
Saripati....................................................................................................................... iv
Abstract ..................................................................................................................... v
Kata Pengantar .......................................................................................................... vi
Ucapan Terima Kasih ................................................................................................ vii
Daftar Isi .................................................................................................................... viii
Daftar Gambar ........................................................................................................... x
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan .............................................................................. 1
Masalah Penelitian ..................................................................... 2
Persoalan Penelitian ................................................................... 2
Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
Bab II Tinjauan Pustaka
Wirausaha .................................................................................. 3
Cara Membaca Peluang Bisnis .................................................. 4
Merubah Gagasan Menjadi Bisnis Nyata .................................. 5
Daur Ulang Plastik ..................................................................... 7
Proses Produksi .......................................................................... 7
Kendala- kendala dalam Berwirausaha ...................................... 9
Bab III Metode Penelitian
Jenis Penelitian .......................................................................... 10
Obyek Penelitian ........................................................................ 10
Jenis Data ................................................................................... 10
Teknik Analisis Data ................................................................. 10
Bab IV Analisis Data
Hasil dan Pembahasan ............................................................... 11
Gambaran Objek Penelitian ....................................................... 11
Sejarah Rumah Plastik ............................................................... 12
ix
Cara Membaca Peluang Bisnis Oleh Rumah Plastik
Terkait Dengan Limbah Plastik ................................................. 13
Proses Mewujudkan Gagasan Menjadi Bisnis Nyata
Pada Rumah Plastik ................................................................... 14
Proses Daur Ulang Plastik ......................................................... 16
Proses Produksi .......................................................................... 17
Diagram Alir Proses Produksi ................................................... 17
Kendala yang Dihadapi .............................................................. 22
Upaya Mengatasi Kendala ......................................................... 23
Bab V Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 24
Implikasi Teori & Implikasi Terapan ................................................ 25
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang .......................... 23
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Simbol- Simbol Diagram Alir Proses Produksi........................................ 7
Gambar 2. Diagram Alir Proses Produksi Menurut Rumah Plastik .......................... 15
Gambar 3. Diagram Alir Realita Proses Produksi yang
Terjadi Di Rumah Plastik .......................................................................................... 16
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara
Lampiran 2 Dokumentasi Produk Dari Rumah Plastik
1
PENDAHULUAN
Sampah plastik merupakan limbah yang sangat berbahaya dan sangat sulit
diuraikan sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah terhadap kesehatan manusia
juga terhadap lingkungan, sebab limbah plastik dapat mencemari tanah, udara maupun
air. Membutuhkan waktu sekitar 200 sampai 1000 tahun untuk menguraikan sampah
plastik supaya dapat terdegradasi oleh alam (Purwaningsih, 2014). Padahal saat ini
sampah plastik merupakan limbah anorganik yang paling sulit untuk duraikan dengan
komposisi tertinggi di Indonesia. Jumlah penggunaan plastikpun semakin hari semakin
meningkat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah. Tercatat pada
tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia mencapai 253,60 juta jiwa
(beta.finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-penduduk-
terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar). Sedangkan bahan baku pembuatan plastik yang
berasal dari minyak bumi mulai menipis dan tidak dapat diperbaharui. Maka perlu
diupayakan pemanfaatan sampah plastik melalui metode daur ulang (Masluri, 2012).
Daur ulang adalah suatu proses untuk merubah barang bekas menjadi suatu
barang baru yang bernila lebih, dengan tujuan merubah sampah menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat, selain dapat memperoleh keuntungan juga dapat turut menjaga
kelestarian alam (Natalia dan Hardy, 2015). Berwirausaha melalui metode daur ulang
merupakan salah satu cara yang dapat di tempuh untuk mendapatkan keuntungan
sekaligus turut ikut andil dalam menyeimbangkan kelestarian alam dan lingkungan.
Sebab saat ini semakin banyak wirausaha yang lebih mengarah terhadap
pengeksploitasian sumber daya alam yang berlebihan sehingga meninggalkan dampak
buruk bagi lingkungan (Untari, 2013). Padahal wirausaha merupakan modal pembangun
bagi suatu negara, wirausaha juga memiliki peran penting dalam mengatasi masalah
pengangguran. Tercatat sejak tahun 2004 sampai pada tahun 2013 pengangguran di
Indonesia mencapai 7, 17 hingga 11,90 juta jiwa
(http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=1&id_subyek=06).
2
Selain berwirausaha menggunakan daur ulang sampah anorganik seperti plastik,
sebenarnya limbah logam dan kaca juga dapat dimanfaatkan dengan cara daur ulang.
Namun komposisi sampah tersebut di Indonesia masih terlalu sedikit dan untuk
produksinya akan membutuhkan biaya yang lebih mahal, sehingga tidak efektif apabila
dilakukan dalam skala UKM. Meskipun sampah plastik sangat mudah untuk didapatkan
di Indonesia, namun berwirausaha dengan menggunakan limbah plastik tidaklah mudah,
maka penting untuk melakukan penelitian ini supaya dapat mengetahui cara membaca
peluang serta cara mewujudkan bisnis nyata dengan limbah plastik.
Demikian juga yang terjadi pada UKM Rumah Plastik di Semarang ini, pemilik
usaha mampu memanfaatkan peluang dengan menciptakan nilai tambah melalui inovasi
dan keunikan yang diciptakan melalui produk berbahan limbah plastik yang didaur ulang.
Produk daur ulang yang dihasilkan dapat menjadi berbagai macam produk yang
bermanfaat seperti tas, dompet, dan juga tempat pensil. Meskipun Rumah Plastik hanya
berskala kecil namun UKM ini dapat menjadi contoh bagi banyak calon wirausaha,
karena usaha yang dilakukan ini cara membaca peluang dan mewujudkan bisnis nyatanya
dengan memanfaatkan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak memerlukan modal yang
besar, dengan begitu resikonya pun juga kecil.
Masalah Penelitian
Permasalahannya adalah bagaimana seorang wirausaha mampu memanfaatkan
sampah plastik dengan cara mendaur ulang plastik bekas tersebut, sehingga menjadi
produk nyata yang dapat bernilai ekonomis. Dari masalah yang sudah diuraikan di atas
maka masalah penelitian dirumuskan; “Wirausaha Limbah”.
Persoalan Penelitian
1. Bagaimana cara seorang wirausaha dapat membaca suatu peluang sehingga tercipta
gagasan bisnis terkait dengan limbah plastik ?
3
2. Bagaimanakah proses mewujudkan suatu gagasan itu menjadi bisnis nyata terkait
dengan limbah plastik ?
3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam berwirausaa menggunakan limbah plastik?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara membaca peluang agar
dapat menciptakan suatu gagasan bisnis melalui bahan daur ulang sampah plastik
sehingga dapat menghasilkan suatu produk nyata yang menguntungkan.
Adapun manfaatnya adalah sebagai sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya manajemen kewirausahaan mengenai pemanfaatan sebuah peluang usaha
untuk menjadi suatu bisnis yang nyata melalui produk daur ulang dari sampah plastik.
TINJAUAN PUSTAKA
Wirausaha
Wirausaha adalah seseorang yang dapat memanfaatkan kesempatan dan sumber
daya yang ada serta berani mengambil resiko dan ketidakpastian untuk menciptakan
suatu bisnis yang menguntungkan (Suharyadi dkk, 2011:7). Pendapat lain dari
Suparmoko (2007), yang mendefinisikan wirausaha sebagai orang- orang yang memiliki
kemampuan melihat kesempatan bisnis, mengambil keuntungan, memiliki gagasan yang
kreatif dan inovatif serta dapat mewujudkanya dalam dunia nyata untuk meningkatkan
pendapatan. Sedangkan menurut Eeng dan Diding (2007), wirausaha adalah seseorang
yang dapat mengolah sumber daya untuk mendirikan dan mengembangkan produk dan
bisnisnya sendiri. Dari definisi- definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa wirausaha
adalah seseorang yang dapat memanfaatkan peluang, menggunakan sumber daya untuk
menciptakan bisnis yang menguntungkan dengan berbagai resiko yang dihadapi.
Wirausaha sangat penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara, hal ini
terlihat dari progam 100 hari presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang
4
menggalakka pengetahuan berwirausaha kepada masyarakat luas untuk mengatasi
masalah pengangguran akibat lapangan kerja yang terbatas sehingga sangat penting bagi
masyarakat untuk dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri (Aditya dkk, 2012).
Bahkan Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
bekerja keras mengembangkan progam- progam wirausaha untuk menyiapkan calon
lulusan perguruan tinggi supaya dapat membuka lapangan kerja sendiri untuk
menghadapi persaingan (Bambang, 2009).
Ada beberapa keuntungan menjadi wirausaha yaitu, dapat menentukan nasib
sendiri, memiliki peluang untuk melakukan perubahan, dapat mengembangkan potensi
diri sepenuhnya, memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, dapat
berperan di masyarakat dan mendapat pengakuan, serta dapat melakukan pekerjaan yang
disukai (Zimmerer, 2008).
Menurut Richardson & Clarke (1993), ada faktor pembangun dan faktor
penghalang untuk menjadi seorang wirausahawan, faktor pembangun terdiri dari tiga
komponen yaitu (1) Faktor pendorong, seperti (imbalan, kebebasan, keamanan, atau
status sosial), (2) Memiliki tujuan yang jelas, (3) Ketidakpuasan (tidak bisa menerima
keadaan yang sekarang). Sedangkan faktor penghalang terdiri atas tanggungan atau
family responsibility (pembiayaan yang terlalu besar, takut gagal, tidak memiliki rekan
kerja, atau tidak bisa menjalankan bisnis).
Cara Membaca Peluang Bisnis
Peluang bisnis merupakan kesempatan yang di dapatkan untuk menghasilkan
suatu produk baru ataupun merubah atau mengembangkan produk yang sudah ada di
pasar. (Abrams & Alince, 2010). Cara membaca peluang bisnis dapat dilakukan dengan
melihat kebutuhan pasar, mengembangkan produk yang ada di pasaran, memadukan
bisnis- bisnis yang sudah ada, mengenali tren pasar, menambah suatu nilai dari bisnis
yang sudah ada (Suharyadi dkk, 2007: 117). Cara lain untuk dapat membaca peluang
bisnis adalah dengan menggunakan pemikiran dan perasaan dalam setiap kondisi dan
5
situasi untuk dapat menyadari suatu fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar
dikaitkan dengan keterkaitan- keterkaitan yang ada, supaya dapat memanfaatkan peluang
tersebuat menjadi gagasan bisnis (Jackie dkk, 2007).
Sedangkan untuk menentukan jenis usaha yang cocok dengan diri pribadi dan
dengan pasar dapat dilakukan dengan menentukan jenis usaha terlebih dahulu, kemudian
melihat produk yang akan dipasarkan, selanjutnya menentukan target pasar, dan yang
terakhir adalah melihat usaha disekitar untuk dapat memastikan usaha yang dapat
berkembang dengan baik (Anonim, 2011).
Menurut Hendro (2011), ada beberapa sumber peluang atau kesempatan, (1) diri
sendiri yang bisa bersumber dari hobi dan keahlian, (2) pengetahuan dan latar belakang
pendidikan, (3) dari lingkungan yang dapat berasal dari usaha orang tua, lingkungan
rumah, kebiasaan, atau dimananpun manusia berada, (4) perubahan yang terjadi
contohnya: perubahan global, perubahan peraturan pemerintah, perubahan musim,
perubahan gaya hidup, perubahan tingkat kebutuhan, perubahan pola hidup, perubahan
tingkat tekanan pekerjaan, serta perubahan IPTEK, (5) konsumen, (6) gagasan orang lain,
(7) informasi yang diperoleh.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa peluang bisnis
merupakan kesempatan yang ada untuk memulai suatu bisnis dengan berbagai macam
cara yang dapat di tempuh. Sedangkan untuk membaca suatu peluang bisnis dapat
dilakukan dengan memperhatikan selera, tren, dan pesaing pasar. Atau dengan
menggunakan pemikiran dan perasaan untuk menyadari suatu fenomena yang ada di
lngkungan sekitar dengan melihat keterkaitkan- keterkaitan yang ada.
Merubah Gagasan Menjadi Bisnis Nyata
Wirausaha bukan hanya seseorang yang memiliki pengetahuan dan pendidikan
yang luas mengenai kewirausahaan, namun memiliki keterampilan untuk dapat
mendirikan usaha nyata (Anita dan Endang, 2013). Menurut Heru (2015), untuk dapat
6
mengimplementasikan sebuah gagasan ke dalam bisnis nyata, alangkah baiknya
melakukan penelitian pasar terlebih dahulu, karena ide bisnis dan pasar saling
berhubungan.
Gagasan atau ide bisnis menjadi bisnis nyata dapat diwujudkan melalui beberapa
proses (Patel, 2014) : yang pertama adalah mendefinisikan ide, kemudian menguji ide
tersebut, selanjutnya mendefinisikan sumber daya yang dibutuhkan, mengamankan
sumber daya yang dibutuhkan, membuat daftar kerjaan, menetapkan jadwal pada
daftar kerjaan, eksekusi, dan yang terakhir adalah memperbaiki ide yang diperlukan
setelah peluncuran produk. Kemudian cara mengolah gagasan menjadi bisnis nyata
adalah dengan memikirkan modal usaha, lalu kemampuan untuk mengolah ide atau
gagasan tersebut untuk menjadi produk secara nyata, kemudian mengenali selera pasar
(Simanjuntak, 2010). Sedangkan menurut Purdi (2007), merealisasikan sebuah idea atau
gagasan bisnis akan dapat dilakukan apabila memiliki rasa optimis yang tinggi, karena
optimis merupakan modal utama memulai bisnis.
Menurut Hendro (2011), mengubah peluang yang diwujudkan menjadi bisnis
nyata, yang dilakukan pertama kali adalah menganalisis peluang tersebut, sejauh mana
tingkat keberhasilan dan gagasan pasar sangat tergantung pada penggabungan empat hal,
yaitu persaingan, pesaing, perubahan arah persaingan dan kebutuhan pelanggan. Menurut
(PP No. 13 Tahun 1995), mengenai Ijin usaha Industri wilayah Kabupaten Semarang,
untuk mewujudkan bisnis nyata dengan membuka suatu usaha atau industri ada beberapa
syaratnya umum pelayanan yang harus dipenuhi, yaitu formulir Permohonan, foto copy
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), foto copy Akta Pendirian Perusahaan atau
perubahannya, foto copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB), foto copy Izin Gangguan
(HO), foto copy KTP pemilik/ penanggung jawab, surat kuasa bermaterai Rp 6000,-
apabila permohonan ijinnya dikuasakan orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa untuk merubah gagasan
menjadi bisnis nyata dapat dilakukan dengan menganalisis gagasan telebih dahulu
kemudian memilih gagasan terbaik dari beberapa peluang yang sesuai dengan selera
7
pasar, keberadaan sumber daya serta modal yang dimiliki. Tentunya juga dengan
memperhatikan tingkat persaingan, pesaing, perubahan arah persaingan serta kebutuhan
pelanggan. Hal terpenting yang perlu dilakukan untuk mewujudkan sebuah bisnis nyata
yaitu dengan memenuhi peraturan daerah wilayah Kabupaten Semarang mengenai syarat
umum ijin usaha industri menurut PP No. 13 Tahun 1995.
Daur Ulang Plastik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daur ulang berarti memproses kembali
bahan yang sudah tidak terpakai untuk mendapatkan produk baru. Daur ulang adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan sekaligus mengurangi banyaknya
sampah dengan cara mengolahnya menjadi sesuatu yang baru, dan bernilai ekonomis.
Manfaat daur ulang selain menghemat penggunaan energi, menyelamatkan SDA,
mengurangi polusi, memperpanjang penggunaan TPA (Zubair & Haeruddin, 2012).
Sehingga dapat dirumuskan bahwa daur ulang plastik adalah memperpanjang waktu
penggunaan suatu barang melalui proses merubah atau menambah nilai guna dari limbah
plastik hingga menjadi suatu produk plastik baru yang berbeda dari segi bentuk maupun
manfaatnya.
Menurut Ruslinda (2014), ada 4 proses daur ulang sampah:
“proses yang pertama adalah pemisahan dan pengelompokan, untuk
mendapatkan sampah sejenis yang penerapanya dapat dilakukan secara manual
maupun mekanis. Kemudian pemurnian, untuk mendapatkan bahan atau elemen
semurni mungkin yang dapat dilakukan melalui proses fisika, kimia, biologi atau
termal. Ke- tiga pencampuran, untuk mendapatkan bahan yang lebih bermanfaat,
misalnya sampah dicampur dengan bahan lain. Ke- empat adalah melalui proses
pengolahan atau perlakuan, untuk mengolah sampah menjadi bahan siap pakai”.
Proses Produksi
Proses diartikan sebagai transformasi suatu input menjadi output yang
memberikan nilai tambah (Gaspersz, 2005: 20). Input meliputi sumber daya material,
tenaga kerja, modal, atau informasi yang berasal dari lingkungan, dan output adalah
8
produk, jasa atau keduanya (Griffin, 2004). Sedangkan produksi adalah kegiatan
penciptaan (Assauri, 2004). Menurut Madura and Thomson (2007), proses produksi
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber
daya atau input untuk meghasilkan barang dan jasa atau output sehingga terbentuk suatu
sistem yang terdiri dari input- proses- output. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
dirumuskan bahwa proses produksi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
menambah nilai atau manfaat suatu barang dengan menggunakan sumber daya yang ada
seperti tenaga kerja, mesin, bangunan, bahan dan dana.
Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses
perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa
adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dapat digambarkan dengan menggunakan
diagram alir atau flowchart. Menurut Kho (2013), diagram alir digunakan untuk
menggambarkan proses- proses produksi sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat
berdasarkan urutan langkah dari suatu proses ke proses lainnya. Diagram alir sering
digunakan untuk mendokumentasikan standar proses yang telah ada sehingga menjadi
pedoman dalam menjalankan proses produksi. Disamping itu, juga digunakan untuk
melakukan analisis terhadap proses produksi sehingga dapat melakukan peningkatan atau
perbaikan proses yang berkesinambungan.
Gambar1. Simbol- simbol Diagram Alir Proses Produksi
Sumber: http://www.produksielektronik.com/2013/05/flowchart-diagram-alir/
9
Kendala – Kendala Dalam Berwirausaha
Kendala dalam menemukan peluang bisnis
Orang yang dapat menciptakan bisnis berarti pasti dapat membaca peluang bisnis,
untuk dapat membaca sebuah peluang ada kendala yang biasanya dihadapi (Sandy, 2015)
yaitu :
1. Terlalu muluk dengan memikirkan suatu usaha yang menggunakan modal besar.
2. Sering tidak menyadari bahwa ide merupakan proses alam bawah sadar sehingga ide
tidak akan datang berkali- kali.
3. Kurang peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar, serta
4. Mudah menyerah ketika menghadapi tantangan sehingga tidak dapat meruba tantangan
tersebut menjadi sebuah peluang bisnis.
Kendala untuk mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata
Menurut Supriyanto (2009), kendala- kendala untuk mewujudkan gagasan
menjadi bisnis nyata adalah :
1. Tidak memiliki keberanian untuk memulai, misalnya dikarenakan kultur di Indonesia
yang masih menganggap profesi wirausaha sebagai suatu profesi yang kurang
terhormat.
2. Memiliki anggapan bahwa berwirausaha selalu faktor modal yang utama (keharusan
memiliki modal besar). Padahal banyak bukti pengusaha sukses justru memulai usaha
tanpa modal.
Kendala dalam menjalankan usaha
Menurut Tambunan (2009), ada beberapa kendala dalam menjalankan suatu usaha
yaitu keterbatasan modal, kesulitan untuk mendapatkan bahan baku produksi dengan
kualitas baik dan harga terjangkau, keterbatasan teknologi, SDM yang berkualitas baik
dalam manajemen atau teknik produksi, informasi pasar yang kurang, serta kesulitan
dalam hal pemasaran. Pendapat lain mengenai 10 kendala dalam melakukan suatu usaha
menurut Ipan (2008), adalah tidak terjadinya penjualan, biaya awal yang tinggi,
kurangnya keterampilan, tidak adanya produk baru, akses pendanaan, keuntungan yang
10
tidak mencukupi, tidak adanya kepercayaan diri, pemasok yang berbiaya tinggi,
hambatan birokrasi, dan suku bunga tinggi.
Sedangkan Wisber (2012), berpendapat:
“Sejumlah persoalan umum yang dihadapi UKM dalam menjalankan usahanya
antara lain dikarenakan oleh keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan dalam
pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya, keterbatasan akses
informasi mengenai peluang pasar dan lainnya, keterbatasan pekerja dengan keahlian
tinggi (kualitas SDM rendah) dan kemampuan teknologi, keterbatasan komunikasi dan
biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks khususnya dalam
pengurusan ijin usaha dan ketidakpastian akibat peraturan dan kebijakan yang tidak
jelas.”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.
Pendekatan studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
Penelitian dilakukan pada UKM produk daur ulang bahan plastik di kota Semarang yaitu
Rumah Plastik. Data yang digunakan ada data primer dan sekunder, data primer diperoleh
langsung dari pemilik usaha melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung
untuk mengetahui proses produksi. Wawancara dilakukan dengan tetap menggunakan
pedoman, namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur, tetap
mencantumkan isu -isu yang perlu diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman
wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek- aspek yang akan
ditanyakan, sekaligus menjadi daftar pengecekan pada aspek- aspek yang sudah dibahas
atau dinyatakan. Data sekunder diperoleh dari blog pemilik. Aspek yang berusaha
diungkapkan melalui wawancara dalam penelitian ini adalah hal- hal yang berkaitan
dengan produk daur ulang bahan plastik khususnya mengenai cara membaca peluang
hingga menjadi sebuah bisnis nyata terkait dengan limbah plastik.
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan konsep interactive
model dari Miles and Huberman (2004:12), melalui reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan mengedit dan menyederhanakan
data kasar yang telah didapat, kemudian merangkum, memilih, memberi kode- kode dan
11
mengkategorisasikan pada setiap permasalahan yang diuraikan secara singkat untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas. Penyajian data dilakukan dengan menyusun data
dalam sebuah pola yang saling dikaitkan sesuai dengan konsep dan teori yang digunakan
kemudian diinterpretasikan dalam bentuk naratif agar mudah dipahami untuk dapat
menarik suatu kesimpulan. Sedangkan kesimpulan diambil berdasarkan semua data yang
telah diperoleh. Dari data yang sudah disajikan kemudian dipertajam, ditarik kesimpulan
sesuai fokus- fokus pada permasalahan secara lebih rinci dan jelas menjadi kesimpulan
final sehingga dapat memberikan informasi untuk menjawab masalah penelitian (Parwito,
2007: 104). Sedangkan analisis data pada proses produksi dilakukan dengan cara
membanding data hasil wawancara dengan pengamatan langsung yang dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini berisi data terkait dengan jawaban atas persoalan yang
mencangkup gambaran objek penelitian, sejarah Rumah Plastik, cara membaca peluang
bisnis oleh Rumah Plastik, proses mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata pada
Rumah Plastik, proses produksi yang dilakukan, serta kendala sekaligus upaya untuk
mengatasi kendala yang telah dilakukan.
Gambaran Objek Penelitian
Rumah palstik adalah suatu UKM yang memproduksi berbagai macam produk
unik dengan cara daur ulang, dan menggunakan limbah plastik sebagai bahan baku
utamanya. Pemilik UKM adalah bapak Imrani Mashadi beserta istrinya ibu Lilik Idawati
yang beralamat di kampung Desel RT 02/ 03 kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunung Pati,
Semarang. Pekerja yang dimiliki saat ini sebanyak dua orang yang berasal dari sekitar
rumah bapak Imrani.
Produk- produk yang sudah dihasilkan oleh Rumah Plastik antara lain tas, tempat
pensil, tempat kosmetik, dan sandal. Produk tersebut masih akan selalu berkembang dan
dapat diproduksi sesuai permintaan konsumen. Produk hasil olahan dipasarkan sendiri
12
oleh Bapak Imrani melalui media online dan belum memiliki galeri khusus untuk
mendisplay hasil- hasil produksinya. Pemasaranya produk bisa dikatakan cukup berhasil
karena sampai sekarang ini Rumah plastik sudah pernah mengirim pesanan sampai ke
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Bali. Bahkan ada juga pembeli yang berasal
dari luar negeri.
“Bahkan kemarin ada juga seorang mahasiswa dari Prancis yang
kebetulan main dengan temannya di Semarang sempat membeli beberapa produk
kami.”
Sejarah Rumah Plastik
Rumah Plastik berdiri tahun 2009, sebagai usaha sampingan yang dimiliki oleh
bapak Imprani. Pekerjaan utama Bapak Imprani adalah pegawai di sebuah perusahaan
media cetak di kota Semarang sebagai designer grafis.
“Berawal dari tuntutan ekonomi yang semakin hari semakin bertambah,
saya dan istri berusaha mencari ide untuk membuat usaha yang bisa dikerjakan
di rumah. Akhirnya munculah ide untuk membuat usaha daur ulang sampah
plastik menjadi produk- produk yang menarik, bermanfaat dan tentunya memiliki
nilai jual. Mengapa kita memilih usaha ini, karena selain bahan bakunya banyak
dan mudah didapat, hasil produknya juga unik, dan masih sedikit juga yang
menggeluti usaha ini sehingga peluang pasarnya masih terbuka lebar.”
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di rumuskan bahwa alasan yang mendasari
pak Imrani untuk berwirausaha adalah alasan keuangan. Dalam Enterpreneur.s
Handbook seperti yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana (2006: 55),
dikemukakan alasan yang menumbuhkan minat seseorang berwirausaha yakni alasan
keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan
sebagai jaminan stabilitas keuangan.
13
Cara Membaca Peluang Bisnis Oleh Rumah Plastik Terkait Dengan Limbah Plastik
Awal mula bapak Imrani membaca- baca mengenai berbagai macam bisnis kreatif
di internet pada waktu senggang di kantornya, termasuk mengenai usaha yang berkaitan
dengan limbah plastik yang didaur ulang menjadi sebuah tas samping (tote bag). Karena
desakan ekonomi, pak Imrani mulai memikirkan dengan serius untuk membuat usaha
sampingan yang benar- benar dapat dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan.
”Melihat sampah plastik yang semakin hari semakin banyak pada saat
perjalanan berangkat ke kantor, saya pun memiliki keinginan untuk ikut
berparsisipasi menanggulangi sampah tersebut, karena yang sudah pernah saya
baca sampah plastik sangat sulit untuk diuraikan secara alami oleh alam.
Seketika itu saya teringat pada bisnis yang sudah saya baca di internet.”
Dari pernyataan tersebut secara tidak langsung pak Imrani sudah
mempertimbangkan mengenai bisnis dari limbah plastik yang pernah beliau baca, serta
sudah mulai memikirkan ketersediaan bahan baku yang akan dibutuhkanya. Hal tersebut
bermula dari keinginan yang dimiliki pak Imrani untuk turut berpartisaipasi
menanggulangi sampah, terutama sampah plastik. Sebab beliau sudah mengetahui sendiri
bahwa sampah plastik sangat sulit diuraikan.
Kebetulan istrinya adalah seorang penjahit dan pak Imrani sendiri senang bergelut
didepan monitor sehingga dia merasa akan dapat memasarkan produknya melalui media
online.
“Mengingat istri saya juga bisa menjahit dan saya bisa menjualkan
melalui media online, saya rasa bisnis dengan limbah plastik ini adalah bisnis
yang paling cocok untuk saya geluti.”
Hal ini didukung dengan pemikiran pengerjaanya yang dapat dilakukan di rumah
serta kemudahan mendapatkan bahan baku dari lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.
Kemudian pak Imrani mulai mencoba membuat namun dengan produk yang berbeda.
14
Zimmerer (1996), banyak ide yang betul- betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang
tercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Produk
hasil percobaan produksi awalnya yaitu berupa tas slempang dan sandal mendapatkan
respon yang sangat baik dari lingkungan sekitarnya, hal ini jugalah yang membuat pak
Imrani semakin yakin pada usaha yang akan digelutinya dengan menggunakan limbah
plastik ini.
Menurut Jackie dkk (2007), cara membaca peluang bisnis yaitu dengan
menggunakan pemikiran dan perasaan dalam setiap kondisi dan situasi untuk dapat
menyadari suatu fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar, kemudian dilihat dengan
keterkaitan- keterkaitan yang dimiliki supaya dapat memanfaatkan peluang tersebut
menjadi gagasan bisnis. Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan, pak Imrani
dapat membaca peluang bisnis karena menyadari ada banyaknya sampah plastik di
lingkungan sekitar tempat tinggalnya yang dilihat setiap hari waktu berangkat ke kantor.
Kemudian beliau memikirkan keterkaitan- keterkaitan yang ada dengan berbagai hal yang
sudah dia miliki seperti (modal mesin jahit, bahan baku, kemampuan menjahit, dan
kemampuan pemasaran), dimana sumbernya berasal dari gagasan orang lain (meniru
bisnis orang lain) (Hendro, 2011).
Proses mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata pada Rumah Plastik
Dalam usaha yang berkaitan dengan sampah plastik, untuk mewujudkanya
menjadi bisnis nyata selain mengerti betul mengenai seluk- beluk usaha yang akan
dijalankan, yang terpenting adalah memiliki kemauan keras dan keyakinan serta
memastikan bahwa hal tersebut benar- benar dapat dilakukan. Sumbernya ada dalam diri
sendiri yaitu kesabaran, ketekunan dan pantang menyerah.
”Butuh beberapa hal yang mungkin tidak semua orang mau melakukan
yaitu keberanian melawan rasa jijik dan bau yang tidak sedap. Karena yang akan
kita olah adalah sampah yang kotor. Butuh waktu dan tenaga yang lumayan
15
exstra untuk bisa merubahnya menjadi suatu produk yang pantas kita pakai dan
bernilai jual.”
Setelah mendapat dukungan penuh dan kesediaan dari sang istri untuk membantu
dalam proses jahit, pak Imrani mulai mencoba mencari sendiri sampah plastik di wilayah
kompleknya. Mencari sampah plastik bukan perkara mudah karena harus memilah plastik
mana yang dapat digunakan di antara sekian banyak tumpukan sampah yang kotor dan
bau. Pada tahap permulaan, pak Imrani terjun langsung dari proses penyiapan bahan
baku, mulai dari mencari sampah plastik sendiri di tempat- tempat sampah, mencuci
sendiri, jemur, dilap dan dipotong- potong sendiri untuk kemudian menjadi bahan baku
yang siap dibentuk menjadi aneka produk. Setelah itu membuat pola untuk kemudian
dijahit oleh istriya sesuai design yang dia buat. Percobaan awal yang dilakukan berbekal
dari pengetahuan yang sudah didapatkan dari internet. Seperti yang diungkapkan oleh
bapak Imrani sebagai berikut:
” Pada permulaan kita memulai usaha ini, saya sendiri yang terjun
langsung dalam proses penyiapan bahan. Mulai dari mencari sampah plastik
sendiri di tempat- tempat sampah sampai menjadi bahan baku yang siap dibentuk
menjadi aneka produk. Karena untuk memulai sebuah bisnis pengetahuan saja
tidak cukup, yang terpenting adalah kemampuan untuk mempraktekanya. ”
Richardson & Clarke (1993), yang menyatakan bahwa ada beberapa tahap yang
akan dilalui oleh para calon wirausaha sebelum mendirikan usaha atau bisnis nyata, dan
tahap yang terakhir adalah “The Doers : Pada tahap ini entrepreneur melaksanakan
langkah- langka nyata mendirikan perusahaan yang dilanjutkan dengan tahap Start- Up.”
Bagi ketersediaan bahan baku untuk selanjutnya, pak Imrani melakukan inisiatif
untuk bekerjasama dengan penjaga- penjaga TPS yang berada di sekitar tempat
tinggalnya untuk dapat memenuhi bahan baku yang akan diperlukan bagi kelancaran
usahanya. Dengan kemauan keras dan keyakinannya untuk dapat membuat sesuatu yang
bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis, usaha ini pun dapat membuahkan hasil. Melalui
16
proses panjang dengan beberapa kali percobaan, akhirnya beliau dapat menghasilkan
beberapa produk yang kemudian berhasil mendapatkan respon yang sangat baik setelah
dicoba dipasarkan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Dari berbagai proses itulah
sehingga bapak Imrani dapat benar- benar mewujudkan bisnis nyata nya menggunakan
limbah plastik, dengan masih selalu melakukan perbaikan yang didapat melalui masukan
dari para tetangganya. Cara yang telah ditempuh pak Imrani tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Simanjuntak (2010), yaitu dengan memikirkan modal usaha,
kemampuan untuk mengolah ide atau gagasan tersebut untuk menjadi produk secara
nyata, kemudian mengenali selera pasar. Serta didasari dengan kemauan dan keyakinan.
Proses Daur Ulang Plastik
Metode daur ulang yang dilakukan bukan melalui proses peleburan, melainkan
hanya dengan mencucinya, menyusunya, menjahit, menyetrika dan menempelkan tanpa
menghilangkan corak asli dari sampah plastik tersebut. Plastik yang digunakan dalam
pembuatan produk ini pun bukanlah plastik sembarangan, meskipun dari sampah plastik
yang didaur ulang tetapi plastik yang digunakan adalah plastik- plastik yang memiliki
tekstur tebal, warna yang menarik dan juga mudah untuk didapatkan, sehingga mampu
menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan. Limbah plastik yang digunakan
seperti bekas kemasan minuman kopi, permen atau detergen yang masih layak, serta
botol minuman plastik. Dengan proses daur ulang seperti ini diharapkan bahan baku
produksi bisa menjadi lebih murah, serta menghemat alat berat produksi. Melihat potensi
pemanfaatan hasil daur ulang sampah plastik, selain mampu memberikan keuntungan
sekaligus dapat memberikan peluang bisnis yang menjanjikan. Bisnis daur ulang sampah
plastik juga akan membuka lapangan pekerjaan baru karena untuk mengumpulkan
plastik, pengolahan sampai pemasarannya memerlukan jaringan tersendiri.
17
Proses Produksi
Alat dan bahan yang dibutuhkan:
Dalam melakukan proses produksi, digunakan alat- alat dan bahan- bahan sebagai
berikut:
Alat yang dibutuhkan antara lain satu set mesin jahit, jarum ukuran 9-11
dan 16, cutter, penggaris, gunting. Kemudian untuk bahan yang dibutuhkan dalam proses
produksi antara lain benang nilon ukuran 19- 11 dan 16, perekat, bisban (dalam beberapa
ukuran), aksesoris lainya.
Diagram alir proses produksi dalam suatu sistem produksi
Berikut merupakan gambaran diagram alir proses produksi mulai dari input,
proses dan output yang terjadi di Rumah Plastik berdasarkan pemahaman oleh pemilik
usaha yang ditunjukan dalam gambar 2, yang terdiri dari pencucian, pemisahan
berdasarkan warna dan jenisnya, pemotongan, penyambungan, pola dan finishing.
18
Input Proses Output
Bahan baku dan
perlengkapan produksi: Hasil produk:
1. Bahan baku yang 1. Tas samping
terdiri dari plastik 2. Tas ransel
kemasan minuman, 3. Tas jinjing
permen, detergen, 4. Totebag
pewangi, pembersih 5. Tempat pensil
lantai, snack 6. Tempat kosmetik
2. Tenaga kerja 7. Tabungan
3. Beserta alat- alat 8. Sendal
dan bahan lain 9. Tempat sampah
yang diperlukan.
Gambar2. Diagram Alir Proses Produksi Menurut Rumah Plastik
Gambar3 merupakan gambaran diagram alir mengenai proses produksi sesuai
dengan realita yang terjadi di Rumah Plastik setelah dilakukan penelitian. Ada perbedaan
diagram alir proses produksi menurut Rumah Plastik dengan hasil olahan peneliti melalui
pengamatan langsung yang sudah dilakukan. Ada beberapa step yang belum dimasukkan
oleh pemilik usaha seperti proses pemikiran, quality control, dan juga packaging.
Sedangkan untuk input dan output nya tidak ada perbedaan.
“saya membuat langkah- langkah proses itu sebisa dan sebatas
pengetahuan saya saja. Kalau pada tahap pemikiran, saya kira hal itu tidak perlu
di gambarkan karena tindak ada aktifitas yang dilakukan. Sedangkan pada tahap
Quality control dan packaging saya tidak memikirkan sampai kesitu, karena
control yang saya lakukan juga manual dan sangat sederhana, dan pengepakan
juga hanya menggunakan tas plastik pada umumnya.”
Pencucian
Pemisahan berdasarkan
warna dan jenisnya
Pemotongan
Penyambungan
(jahitan pertama)
Pola
Finishing
(jahitan ke dua)
19
Gambar 3. Diagram Alir Realita Proses Produksi Yang Terjadi Di Rumah Plastik
Air sabun,
Desinfektan,
Air biasa
A
ir
biasa
Pencucian
Pemisahan
berdasarkan warna
dan jenisnya
Proses pemikiran
Cutter, penggaris Pemotongan
Mesin jahit,
benang
Penyambungan
(jahitan pertama)
Gunting Pola
Aksesoris/
perlengkap
an
Finishing
(jahitan ke dua)
Quality control Perbaikan
Pesanan
Packaging
20
Proses produksi real yang terjadi di Rumah Plastik dapat diuraikan lebih jelas seperti
berikut ini :
Proses produksi terdiri dari pencucian, pemisahan warna dan jenisnya, proses
pemikiran, pemotongan, penyambungan (jahitan pertama), membuat pola, finishing
(jahitan ke dua), quality control dan packaging.
Keterangan lebih rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Pencucian
Dalam proses pencucian pastikan benar- benar bersih. Direndam terlebih dahulu
menggunakan diterjen kurang lebih 1 jam supaya kotoran larut. Kemudian dicuci
kembali dengan mengunakan sabun pencuci piring (sunlight) supaya benar-benar
bersih dan kesat. Gosok menggunakan kain atau spon. Pastikan sudah tidak ada
kotoran yang menempel pada plastik, baik dari dalam maupun dari luar kemasan.
Setelah itu dibilas dengan air bersih, lalu dijemur sampai kering.
2. Pemisahan sesuai warna dan jenisnya
Setelah kering kemudian plastik dikumpulkan sambil dipisahkan sesuai warna dan
jenisnya. Untuk mendapatkan design yang bagus, pilih dan padukan warna dengan
baik jangan asal gabung. Untuk lebih memudahkan itu, perlu memisahkannya sesui
warna dan jenis. Kemudian dilap terlebih dulu agar warnanya bisa mengkilap.
3. Proses pemikiran
Pada tahap ini difikirkan produk apa yang akan dibuat disesuaikan dengan jenis
dan warna plastik yang ada dan sudah digolongkan.
4. Pemotongan
Proses selanjutnya adalah pemotongan, bahan dipotong sesuai bentuk dan ukuran
yang dikehendaki. Proses pemotongan dapat menggunakan cutter dan penggaris.
5. Menyambung ( jahit pertama)
Plastik yang telah dipotong disambung dengan dijahit sampai sepanjang dan
selebar ukuran serta design yang dikehendaki. Untuk menyambungkan ini bisa di zig-
21
zag atau alur sejajar sesuaikan dengan coraknya. Pada proses ini lebih baik
menggunakan senar (senar andaria ukuran 20- 40) atau pun benang, untuk jarum
memakai yang ukuran kecil : 9-11. Proses ini memang lumayan sulit, karena karakter
plastik yang licin sehingga perlu hati-hati supaya hasilnya bagus dan rajin.
6. Pola
Setelah plastik disambung dan digabungkan menjadi lembaran - lembaran, lalu
diukur dan dipotong sesuai pola yang sudah dibuat. Kemudian dipersiapkan semua
perlengkapan dan aksesoris yang akan dipasang, supaya lebih cepat dalam proses
pengerjaanya.
7. Finishing (jahit 2)
Inilah proses paling sulit. Mulai dari proses pemasangan bisban, perekat sampai
penggabungan bahan untuk membentuk sebuah tas dengan berbahan plastik yang
lumayan licin dan kaku. Dibutuhkan kesabaran, ketelatenan dan ketelitian agar hasil
yang didapat bisa bagus, rajin dan sesuai yang diharapan.
8. Quality control
Quality control dilakukan secara manual, dikerjakan sendiri oleh bapak Imrani
dan ibu Lilik dengan cara melihat untuk mengetahui ada tidaknya kecacatan pada
produk seperti corak yang salah atau terbalik, sobek, jahitan yang kurang rapi atau
bahkan belum terjahit, aksesoris yang belum menempel kuat serta keadaan resleting
yang dapat dibuka tutup dengan baik.
9. Packaging
Packaging dilakukan apabila sudah ada kesepakatan pemesanan dan pengiriman
barang. Pada proses ini sebaiknya menggunakan benang nilon atau benang biasa yang
agak besar (benang jens). Untuk jarum memakai ukuran 14 -16. Sedangkan untuk
pembuatan sandal atau produk lainnya prosesnya hampir sama semua, hanya bahan
pendukunngnya saja yang berbeda.
22
Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan, dilihat dari wujudnya proses produksi
yang dilakukan oleh Rumah Plastik termasuk proses perubahan bentuk. Proses perubahan
bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya menitik beratkan pada
perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan
manfaat atau faedah dari barang tersebut (Ahyari, 2002).
Kendala yang dihadapi
Berbagai kendala yang dihadapi dalam berwirausaha dengan menggunakan
limbah plastik adalah :
Kendala dalam mewujudkan gagasan menjadi nyata :
1. Merasa tidak yakin untuk dalam melakukanya karena belum memiliki
pengalaman berwirausaha.
2. Memikirkan kegagalan, sehingga ada ketakutan untuk memulai.
3. Kendala waktu, karena pada awal mula percobaan awal pak Imrani sendiri yang
terjun langsung mulai dari mencari bahan baku sampai bahan baku siap untuk di
jahit.
Kendala dalam menjalankan usaha:
1. Kerumitan dalam menjadikan limbah plastik menjadi bahan baku siap produksi
dikarenakan perlu melalui beberapa tahap, mulai dari mencari limbah plastik serta
memilah- milah plastik kemasan yang masih dapat digunakan. Kemudian proses
pencucian juga dilakukan beberapa kali mulai dari menggunakan air sabun,
pemberian desinfektan, kemudian baru menggunakan air bersih biasa, selanjutnya
memisahkan plastik sesuai dengan jenisnya, penjemuran, barulah plastik yang
sudah kering dapat digunakan untuk diproduksi lebih lanjut.
4. Kerumitan design, dalam proses design sebelum melakukannya terlebih dahulu di
pilih dan dilihat dengan cermat jenis pastik serta corak yang akan digunakan.
Sebab design yang akan dibuat harus sesuai dengan corak yang sudah ada pada
plastik supaya bisa cocok saat digabungkan.
23
5. Kendala dalam proses jahit, hal ini dikarenakan proses jahit dikerjakan melalui
dua tahap. Tahap yang pertama, proses jahit dilakukan untuk membuat lembaran-
lembaran dari plastik yang memiliki corak yang sama dengan cara zig- zag atau
sejajar. Kesulitan proses jahit awal ini dikarenakan bahan plastik yang memiliki
tekstur kaku dan juga licin, sehingga membutukan kesabaran dan ketelitian untuk
bisa mendapatkan hasil yang bagus. Kemudia pada saat proses jahit yang kedua
lebih rumit lagi karena pada tahap ini lembaran plastik yang sudah jadi mulai
dijahit membentuk pola yang diinginkan yang disesuaikan juga degan
pemasangan aksesoris dan juga corak yang ada.
6. Kendala yang selanjutnya disebabkan dari cara pandang masyarakat. Karena
masih ada sebagian orang yang beranggapan bahwa limbah plastik merupakan
sampah yang kotor dan bau sehingga tidak memiliki nilai. Meskipun sudah didaur
ulang menjadi produk yang unik dan cantik, namun harga jual belum bisa tinggi.
7. Kendala untuk mendapatkan karyawan produksi, karena tidak mudah untuk
mencari karyawan yang memiliki keterampilan dalam mengolah plastik.
Upaya Mengatasi Kendala
Kendala- kendala untuk mewujudkan gagasan menjadi bisnis nyata dapat
dihadapi karena pak Imrani memiliki keinginan kuat yang didorong oleh desakan
ekonomi, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan sehingga dapat mempraktekan dan
melakukan percobaan awal yang membuahkan hasil.
Sampai sekarang ini, untuk kendala dalam proses menjadikan limbah plastik
sampai menjadi barang setengah jadi, belum ada upaya yang bisa dilakukan untuk
mengatasinya. Karena menurut pak Imrani hal ini sudah merupakan resiko dalam
berbisnis menggunakan plastik bekas. Meskipun harga bahan baku murah namun
prosesnya lebih sedikit rumit. Namun beberapa proses tersebut sudah merupakan cara
paling mudah untuk dapat menghasilkan suatu produk yang bagus, berkualitas dan
memiliki nilai jual. Pada proses design dan juga jahit untuk mengatasinya bisa saja tidak
perlu menggabungkan corak gambar atau warna yang ada dalam plastik kemasan. Namun
24
pak Imrani tidak menggunakan cara tersebut karena tentu saja produk yang dihasilkan
akan memiliki hasil yang berbeda, tidak sebagus dengan produk yang memiliki pola
dengan mengikuti corak asli yang sudah ada pada plastik kemasan tersebut.
Kemudian untuk kendala dari cara pandang atau anggapan masyarakat terhadap
bahan baku yang digunakan, bapak Imrani mensiasatinya dengan cara membuat blog
mengenai Rumah Plastik yang didalamnya tidak hanya terdapat informasi mengenai
barang yang dijual saja namun juga diberikan pengertian mengenai alasanya
berwirausaha menggunakan limbah plastik yaitu untuk turut berpartisipasi menjaga
lingkungan karena limbah plastik sangat sulit diuraikan oleh alam. Dan untuk kendala
tenaga kerja Pak Imrani dan Istrinya memberikan contoh dan memberikan pelatihan
terlebih dahulu sebelum dipekerjakan, namun dalam urusan menjahit masih tetap
dipegang oleh Ibu Lilik.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara
membaca peluang bisnis yang dilakukan oleh Rumah Plastik yaitu dengan menyadari ada
banyaknya sampah plastik di lingkungan sekitarnya yang dilihat setiap hari saat
berangkat ke kantor. Kemudian memikirkan keterkaitannya dengan berbagai hal yang
sudah di miliki, seperti (mesin jahit, bahan baku, kemampuan menjahit dan kemampuan
pemasaran). Sumber peluangnya dari meniru bisnis orang lain yang informasinya didapat
dari media internet. Untuk mewujudkan peluang tersebut menjadi bisnis nyata adalah
dengan memastikan ketersedian keberlangsungan bahan baku melalui cara melakukan
kerjasama dengan beberapa pihak, dan yang terpenting ada pada diri sendiri yaitu dengan
kemauan, keyakinan, ketekunan dan pantang menyerah, serta pengetahuan mendalam
mengenai usaha yang akan dijalankan untuk dapat mempraktekanya dengan baik agar
dapat menghasilkan produk sesuai selera pasar.
25
Implikasi
Implikasi Teori:
Berdasarkan beberapa teori mengenai proses mewujudkan bisnis menjadi nyata,
ada sedikit perbedaan dengan proses nyata yang dialami oleh nara sumber. Seperti teori
menurut Simanjuntak (2010), untuk mewujudkan suatu bisnis nyata yaitu dengan
memikirkan modal usaha, kemampuan untuk mengolah ide atau gagasan tersebut untuk
menjadi produk secara nyata, kemudian mengenali selera pasar. Dalam proses yang
dialami narasumber ada tambahan yaitu berupa sifat positif yang sebelumnya harus
dimiliki calon wirausaha yaitu kemauan, dan keyakinan untuk dapat melakukanya. Sebab
apabila memiliki modal, kemampuan dan dapat mengenali selera pasar namun tidak
memiliki kemauan keras dan keyakinan maka hal tersebut tidak akan dapat berjalan
dengan baik.
Implikasi Terapan:
Kendala dari cara pandang masyarakat yang masih menganggap produk dari daur
ulang bahan plastik hanyalah sebuah sampah yang tidak memiliki nilai, hal tersebut dapat
diupayakan oleh Rumah Plastik melalui cara :
1. Memperkuat image produk, dengan membuat strategi khusus agar dapat
mempengaruhi konsumen dan membangun citra yang baik mengenai hasil produk
daur ulang bahan plastik, sehingga memiliki posisi yang jelas dan persepsi tersendiri
di benak konsumen. Cara yang dapat dilakukan pertama kali adalah membuat merek
produk yaitu “Rumah Plastik” lebih dikenal orang. Dapat dilakukan dengan cara
membuat logo merek dan memasangnya pada setiap produk yang dihasilkan,
kemudian membuat slogan produk misalnya “daur ulang menyelamatkan bumi, keep
our earth dan lain- lain”, yang menunjukan kepedulian terhadap lingkungan. Logo
produk beserta slogannya dapat di tampilkan pada blog pemilik atau dapat
ditempelkan pada kantong plastik kemasan. Selain sebagai media pengepakan, secara
tidak langsung langkah ini dapat menjadi media promosi agar orang- orang dapat
26
mengenal Rumah Plastik. Promosi dapat dilakukan juga melalui acara- acara bazar
atau ikut mensponsori kegiatan- kegiatan yang melibatkan orang banyak.
2. Meningkatkan kualitas, dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan baku dari
sampah plastik yang memiliki karakteristik baik (tebal, tidak kusut, tidak sobek atau
tercoret- coret). Kemudian memberikan standar- standar tertentu pada setiap proses
produksi seperti pemberian desinfektan dan pencucian yang bersih, pemotongan yang
lurus dan sepola, jahitan dan pemasangan aksesoris yang tepat dan rapi,
menggunakan benang jahit yang tebat, kuat, dan sesuai dengan warna produk, lebih
ketat lagi dalam quality control sehingga tidak ada produk cacat yang lolos dari
pengamatan, serta packaging yang rapi.
3. Kreatif dan inovatif untuk selalu melakukan sesuatu yang baru, hal ini dapat
dilakukan dengan menambah varietas produk, memproduksi jenis lain atau membuat
produk yang memang belum ada dipasaran. Contohnya : tempat sepatu, tempat tas,
tempat pembalut, atau tempat handphone.
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang
Keterbatasan pada penelitian ini adalah :
1. Skala objek penelitian yang kecil sehingga belum dapat menggambarkan
kesimpulan secara umum.
2. Belum dapat melakukan validitas data karena sumber informasinya hanya berasal
dari satu narasumber dengan wawancara saja, sehingga penelitian ini hanya
membandingkan validitas menurut peneliti dan dilihat juga dengan narasumber.
Bagi penelitian mendatang diharapkan dapat mengupas mengenai Berwirausaha
menggunakan Konsep Ecopreneurship, Persepsi Konsumen Atas Produk Dari Bahan
Limbah, Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Penjualan Produk Berbahan Limbah,
atau lebih menekankan pada Nilai Lebih Yang Tercipta Dari Pengolahan Bahan Limbah
Menjadi Produk dengan nara sumber lebih dari satu.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, Rhonda dan Alince Laplante, 2008. Passion to Profits: Panduan Sukses Bagi
Pengusaha Pemula, Diterjemahkan Dari Passion to Profit Business Success for
New Enterpreneurs, Penerbit Pertama Dari ASTD Press, Alexandria, VA, USA,
Penerbit Kedua Oleh Azkia Publisher 2010, Halaman 25, Tangerang.
Aditya, Dion Mahesa, Edy Rahardjan, 2012. Analisis Faktor- Faktor Motivasi Yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha, Diponegoro Journal Of Management,
Semarang, Vol. 1, No. 1.
Ahyari, Agus, 2002. Manajemen Produksi: Pengendalian Produksi, Edisi Empat, Buku
dua, BPFE, Yogyakarta.
Anita, Voliantia Dewi & Endang Mulyatiningsih, 2013. Pengaruh Pengalaman
Pendidikan Kewirausahaan dan Keterampilan Kejuruan terhadap Motivasi
Berwirausaha Siswa, Jurnal Pendidikan Vokasi UNY, Vol. 3, No. 2, halaman
163.
Anonim, 2011. Cara Membaca Peluang Usaha, Rabu 19 Juni, Diunduh dari
http://infoduit.com/cara-membaca-peluang-usaha, 24 Desember 2014.
Assauri, Sofjan, 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi revisi 2004, Lembaga
Penerbit FE UI, Jakarta.
BPS, 2013. Jumlah Pengangguran di Indonesia Dari Tahun 2004 Sampai 2013,
Diunduh dari
http://www.bps.go.id/tabsub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&idsubyek=06&
notab=5, 5 Januari 2015.
Eeng, Ahmad, Diding Ahmad Badri, 2007. Membina Kompetensi Ekonomi, Ed. 1,
Cet. 1, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Gaspersz, Vincent, 2005. Production Planning and Inventory Control Berdasarkan
Pendekatan Sintem Terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufakturing 21,
Hal. 20, Diterjemahkan & Dipublikasikan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Griffin, Ricky, 2004. Management, Edisi 7, Jilid 1, Hal. 50, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hendro, 2011. Dasar- Dasar Kewirausahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Heru, Surya Dharma, 2015. Perencanaan Bisnis Bagi Bisnis Pemula, Artikel Magister
Manajemen Sistem Informasi, Universitas Gunadarma, Depok.
28
Ipan, Pranasakti, 2008. Kewirausahaan dan Strategi Bisnis : 10 Kendala Bisnis Utama
Menurut Penelitian, Diunduh dari http://ipan.web.id/kewirausahaan-dan-strategi-
bisnis-dan-kewirausahaan-10-kendala-bisnis-utama-menurut-penelitian/, 6 Januari
2015.
Jackie, Ambadar, Miranty Abdin dan Yanty Isa, 2007. Membentuk Karakter
Pengusaha, Mizan Digital Publishing, Jakarta.
Jumlah Penduduk Indonesia, 6 Maret 2014. Diunduh dari
http://beta.finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-
penduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar, 3 Januari 2015.
Kho, Dickson, May 2, 2013. Produksi Perakitan Elektronik: Sumber Pengetahuan
Tentang Produksi Perakitan Elektronik Berbahasa Indonesia, Diunduh dari
http://www.produksielektronik.com, 7 November 2014.
Madura, Jeff & Thomson, 2007. Pengantar Bisnis; Introduction to business Edisi 4,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Masluri, 2012. Pengembangan Jiwa Kewirausahaa Mahasiswa Melalui Magang Pada
Industri Daur Ulang Plastik, Jurnal DIANMAS, Jurusan Manajemen dan Teknik
Mesin Universitas Muria Kudus, Vol. 1, No, 1 hal. 64- 71.
Miles, B Mattew, Huberman A Michael, Saldana Jonny, 2014. Qualitative Data
Analysis A Methods Sourcebook, Edition 3, SAGE Publications, Inc, Los
Angeles, London, New Delhi, Singapore, Washington DC.
Natalia, Widiasari & Hardy Djohari, 2015. Strategi Komunikasi Perusahaan pengolahan
Sampah “JP” Dalam Mempromosikan Usahanya Kepada Para Pelanggan Dan
Pemasok Berdasarkan Segmenting, Targeting dan Positioning, Jurnal
Universitas Atmajaya, Yogyakarta, Diunduh dari E-book: Beyond Borders
Communication Modernity & History, 2010, Hal. 253, Publisher STIKOM The
London School of Public Relations.
Patel, Sujan 4 February 2014. Articel: Comparehensive 7-step Processfor Launching
Great Ideas, 25/12/2014, sujanpatel.com.
Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Cetakan Pertama, Hal. 104, Penerbit
YkiS, Yogyakarta.
PP No. 13 Tahun 1995. Ijin Usaha Industri Wilayah Kabupaten Semarang, Diunduh
dari www.jdih.setjen.kemendagri.go.id, 24 November 2014.
Purdi, E. Chandra, 2007. Cara Gila Menjadi Pengusaha, Halaman 42, Penerbit PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
29
Purwaningsih, Dyah 2014. Pemanfaatan Daur Ulang Limbah Plastik Dan Logam Untuk
Sumber Pembuatan Peraga Pendidikan Inovatif , Makalah Staff Jurdik Kimia
UNY. Diunduh dari http://ebookbrowsee.net/makalah-raja-pemulung-pdf-
d419867421, 17 Oktober 2014.
Rirchardson, Pat & Laurence Clarke, 1993. Businnes Start- Up for Professional
Managers, 1st ED, Kogan Page.
Bambang, H Banu Siswoyo, 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalanga
Dosen dan Mahasiswa, Jurnal Ekonomi Bisnis, Fakultas Ekomomi Universitas
Negeri Malang, ISSN: 0853-7283, No. 2.
Sandy, Triyasa, 2015. Strarting Your Business In Crisis, Penerbit Elex Komputindo,
Jakarta.
Simanjunak, J Payman, 2001. Pengembangan Usaha Kecil, Penerbit Pembina Sumber
Daya Manusia, Indonesia.
Simbol Diagram Alir, 2 May 2013. Diunduh dari
http://www.produksielektronik.com/2013/05/flowchart-diagram-alir/ , 2 Januari
2015.
Suharyadi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto S.K, Maman Faturohman, 2007.
Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Cetakan ke
Duam, Halaman 117, Salemba Empat 2011, Jakarta.
Suparmoko, M, 2007. Ekonomi SMA Kelas III, Yudhistira Quadra.
Suprehatin, M Iqbal Irfan, Lindawati Kartika, Adi Hadianto, 2011. Green Economy
Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Penerbit PT IPB PRESS, Kampus IPB
Taman Kencana Bogor.
Supriyanto, 2009. Business Plan Sebagai Langka Awal Memulai Usaha, Jurnal
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 6, No. 1.
Suryana, 2006, Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Cetakan IV, Salemba Empat, Jakarta.
Tambunan T. H Tulus, 2009. Usaha Kecil Dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Penting, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, Hal. 75.
Untari, Dhian Tyas, 2013. Ecopreneurship Dalam Konsep Pembangunan Yang
Berkelanjutan, Jurnal Universitas Indraprasta PGRI, Vol. 3, No. 1.
30
Wisber, Wiryanto, 2012. Makalah : Pemberdayaan Usaa Kecil Dan Menengah Di
Kota Banjarbaru Dalam Rangka Millenium Development Goals 2015
Penelitian pada Pusat Kajian Administrasi Internasional, Lembaga
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka.
Yenni, Ruslinda, 2002. Diktat Daur Ulang Sampah, Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Andalas, Jakarta. Diunduh dari
http://ilearn.unand.ac.id/pluginfile.php/17897/mod_resource/content/2/Teknik%2
0Pengolahan%20Sampah%207.pdf?, 2 Novemer 2014.
Zimmerer, Scarborough, 2008. Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil 1,
Halaman 4, Salemba, Jakarta.
Zubair, Achmad & Haeruddin, 2012. Studi Potensi Daur Ulnag Sampah Di TPA
Tamanggapa Kota Makasar, Jurnal Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Unhas, Makasar. Vol. 6, Hal. 4.
Lampiran
Daftar wawancara kepada owner Rumah Plastik ( Bapak Imrani Mahsadi ) :
Sejarah :
1. Pada tahun berapa Rumah plastik berdiri ?
2. Bagaimana sejarah awal berdirinya Rumah Plastik ?
3. Ada berapa pekerja yang membantu ?
Cara membaca peluang hingga tercipta gagasan bisnis :
1. Bagaimana dapat terfikirkan untuk bergelut dengan usaha daur ulang plastik ?
2. Darimana bapak dapat membaca adanya peluang bisnis berkaitan dengan limbah
plastik? (dari lingkungan sekitar, teman, perkumpulan, atau penyuluhan dll, ).
Proses mewujudkan bisnis :
1. Bagaimanakah proses mewujudkan gagasan tersebut menjadi bisnis nyata ?
2. Apakah ada pihak- pihak yang membantu bapak dalam mewujudkan bisnis ini ?
3. Apa sajakah kendala yang terjadi pada saat mulai awal merintis sampai dengan
sekarang ini ? (kendala dalam membaca peluang bisnis, kendala untuk
mewujudkan bisnis nyata, kendala saat menjalankan usaha)
4. Apakah ada upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi kendala- kendala
tersebut ?
Contoh- contoh produk Rumah Plastik