yie hoo pengertian pelarut

9
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 1/9 yie_hoo Rabu, 02 Maret 2011 PENGERTIAN PELARUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemisahan campuran sangat penting dalam ilmu kimia dan industri. Banyak sekali pekerjaan laboratorium maupun proses industri yang melibatkan pemisahan. Pemisahan campuran memerlukan pengetahuan dan keterampilan terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadar yang sangat kecil. Untuk tujuan seperti itu telah dikembangkan beberapa cara pemisahan antaralain memisahkan zat padat dari suatu suspensi (penyaringan dan sentrifugasi), memisahkan zat padat dari larutan (Penguapan,kristalisasi dan rekristalisasi), memisahkan campuran zat cair (destilasi, destilasi bertingkat, corong pisah) dan memisahkan campuran dua zat padat (sublimasi, kristalisasi, kromatografi). Dari beberapa pemisahan tersebut metode yang membutuhkan pelarut diantaranya kristalisasi, rekristalisasi, dan kromatografi. Selain itu dalam proses ektraksi juga dibutuhkan pelarut. Pemurnian ini bertujuan untuk memisahkan zat dengan menggunakan jenis pelarut tertentu. Kristalisasi dan rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut lalu dikristalkan kembali. Dalam memilih pelarut tersebut ada beberapa hal yang harus kita perhatikan diantaranya: hubungan antara jenis zat yang dilarutkan dengan pelarutnya, sifat kepolaran antara zat dan pelarut, pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, dan meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Jika kita ingin membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, maka bisa dilihat dari jumlahnya, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar dibanding zat terlarutnya. Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam satu pelarut dan semua zat pengganggu dalam pelarut yang lain. Dalam hal semacam ini, harus kita pertimbangkan cara terbaik untuk menggabung sejumlah pemisahan parsial yang berturutturut sampai akhirnya kita capai derajat kemurnian yang kita dinginkan. 1.1 Rumusan Masalah 1.1.1 Apa perbedaan pelarut tunggal dengan pelarut ganda? 1.1.2 Bagaimana cara menentukan jenis pelarut yang digunakan dalam suatu pemurnian? 1.1.3 Kapan menggunakan pelarut tunggal dan pelarut ganda? Twitter Background tinkerbell Twitter Background my angel kalender Fish 1 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Upload: tiwi-sitompul

Post on 24-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bbbb

TRANSCRIPT

Page 1: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 1/9

yie_hooRabu, 02 Maret 2011

PENGERTIAN PELARUTBAB I

PENDAHULUAN1.1    Latar Belakang

Pemisahan  campuran  sangat  penting  dalam  ilmu  kimia  dan  industri.Banyak  sekali  pekerjaan  laboratorium  maupun  proses  industri  yangmelibatkan pemisahan. Pemisahan campuran memerlukan pengetahuan danketerampilan  terutama  jika  harus  memisahkan  komponen  dengan  kadaryang  sangat  kecil.  Untuk  tujuan  seperti  itu  telah  dikembangkan  beberapacara  pemisahan  antaralain  memisahkan  zat  padat  dari  suatu  suspensi(penyaringan  dan  sentrifugasi),  memisahkan  zat  padat  dari  larutan(Penguapan,kristalisasi  dan  rekristalisasi),  memisahkan  campuran  zat  cair(destilasi, destilasi bertingkat, corong pisah) dan memisahkan campuran duazat  padat  (sublimasi,  kristalisasi,  kromatografi).  Dari  beberapa  pemisahantersebut  metode  yang  membutuhkan  pelarut  diantaranya  kristalisasi,rekristalisasi,  dan  kromatografi.  Selain  itu  dalam  proses  ektraksi  jugadibutuhkan pelarut.

Pemurnian  ini  bertujuan untuk memisahkan  zat  dengan menggunakanjenis  pelarut  tertentu.  Kristalisasi  dan  rekristalisasi  merupakan  salah  satucara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat padat tersebut dilarutkan  dalam  suatu  pelarut  lalu  dikristalkan  kembali.  Dalam  memilihpelarut  tersebut  ada  beberapa  hal  yang  harus  kita  perhatikan  diantaranya:hubungan  antara  jenis  zat  yang  dilarutkan  dengan  pelarutnya,  sifatkepolaran  antara  zat  dan  pelarut,  pelarut  biasanya  memiliki  titik  didihrendah  dan  lebih  mudah  menguap,  dan  meninggalkan  substansi  terlarutyang  didapatkan.  Jika  kita  ingin  membedakan  antara  pelarut  dengan  zatyang dilarutkan, maka bisa dilihat dari jumlahnya, pelarut biasanya terdapatdalam jumlah yang lebih besar dibanding zat terlarutnya.

Dalam  suatu  pemisahan  yang  ideal  oleh  ekstraksi  pelarut,  seluruh  zatyang  diinginkan  akan  berakhir  dalam  satu  pelarut  dan  semua  zatpengganggu  dalam  pelarut  yang  lain.  Dalam  hal  semacam  ini,  harus  kitapertimbangkan cara terbaik untuk menggabung sejumlah pemisahan parsialyang berturutturut sampai akhirnya  kita capai derajat kemurnian yang kitadinginkan.

1.1  Rumusan Masalah1.1.1        Apa perbedaan pelarut tunggal dengan pelarut ganda?1.1.2               Bagaimana cara menentukan  jenis pelarut yang digunakan dalam

suatu pemurnian?1.1.3        Kapan menggunakan pelarut tunggal dan pelarut ganda?

Twitter Background

tinkerbell

Twitter Background

my angel

kalender

Fish

1   Lainnya    Blog Berikut» Buat Blog   Masuk

Page 2: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 2/9

1.2  Tujuan1.2.1        Untuk mengetahui  perbedaan pelarut tunggal dengan pelarut ganda.1.2.2        Untuk  mengetahui cara menentukan jenis pelarut yang digunakan

dalam suatu pemurnian.1.2.3        Untuk mengetahui  penggunaan pelarut tunggal dan pelarut ganda.

BAB IIDASAR TEORI

2.1  Pelarut

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda

padat,  cair  atau  gas,  yang  menghasilkan  sebuah  larutan.

Pelarut  paling  umum  digunakan  dalam  kehidupan  seharihari

adalah  air.  Pelarut  lain  yang  juga  umum  digunakan  adalah

bahan  kimia  organik  (mengandung  karbon)  biasanya  disebut

pelarut organik. (http://wapedia.mobi/id/Pelarut)

Konsentrasi  larutan  menyatakan  secara  kuantitatif

komposisi  zat  terlarut  dan  pelarut  di  dalam  larutan.

Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat

terlarut  dengan  jumlah  total  zat  dalam  larutan,  atau  dalam

perbandingan  jumlah  zat  terlarut  dengan  jumlah  pelarut.

Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal,  dan

bagian  per  juta  (part  per  million,  ppm).  Sementara  itu,

secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai

encer  (berkonsentrasi  rendah)  atau  pekat  (berkonsentrasi

tinggi).

Molekul  komponenkomponen  larutan  berinteraksi  langsung

dalam  keadaan  tercampur.  Pada  proses  pelarutan,  tarikan

antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan

tarikan  antara  pelarut  dengan  zat  terlarut.  Terutama  jika

pelarut  dan  zat  terlarut  samasama  polar,  akan  terbentuk

suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut. Hal ini

memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap

stabil.

Bila  komponen  zat  terlarut  ditambahkan  terusmenerus  ke

dalam  pelarut,  maka  tidak  akan  dapat  larut  lagi.  Misalnya,

jika  zat  terlarutnya  berupa  padatan  dan  pelarutnya  berupa

cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut

lagi  dan  terbentuklah  endapan.  Jumlah  zat  terlarut  dalam

larutan  tersebut  adalah  maksimal,  dan  larutannya  disebut

sebagai larutan jenuh.

Titik  tercapainya  keadaan  jenuh  larutan  sangat

dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor  lingkungan,  seperti  suhu,

tekanan,  dan  kontaminasi.  Secara  umum,  kelarutan  suatu  zat

(yaitu  jumlah  suatu  zat  yang  dapat  terlarut  dalam  pelarut

tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku

pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair

dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu

daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan

gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

2.2 FaktorFaktor Pemilihan Pelarut             Dalam  pemilihan  pelarut  pada  umumnya  dipengaruhi  oleh  faktorfaktor

berikut ini:a.         Selektivitas

Pelarut  hanya  boleh  melarutkan  ekstrak  yang  diinginkan,  bukankomponen  lain  dari  bahan  ekstraksi.  Dalam  praktek,  terutama  padaekstraksi  bahan  alami,  sering  juga  bahan  lain  (lemak,  resin)  ikutdibebaskan  bersama  dengan  ekstrak  yang  diinginkan.  Dalam  hal  inilarutan  ekstrak  tercemar  yang  diperoleh  harus  dibersihkan,  yaitu

Join this sitewith Google Friend Connect

Members (2)

Already a member? Sign in

Pengikut

▼  2011 (19)

▼  Maret (13)

Malaikat

Aku dan Burung Camar

SUNGAI

GURUKU

RUMAH KU

TUHAN

PAHLAWAN

IBU

PEREMPUAN

SEPI

KEJADIAN HIPOGLIKEMIAAKIBAT PENGGUNAANOBAT HIPOG...

PENGERTIAN PELARUT

PERANAN PANCASILA DALAMERA REFORMASI

►  Februari (6)

Arsip Blog

Rindie_ayu

Lihat profillengkapku

Mengenai Saya

Page 3: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 3/9

diekstraksi lagi dengan pelarut kedua.b.         Kelarutan

Pelarut  sedapat  mungkin  memiliki  kemampuan  melarutkan  ekstrakyang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).

c.         Kemampuan tidak saling bercampurPada  ekstraksi  cair  –  cair,  pelarut  tidak  boleh  (atau  hanya  secaraterbatas) larut dalam bahan ekstraksi.

d.         KerapatanPada ekstraksi caircair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatanyang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini bertujuan keduafase  dapat  dengan  mudah  dipisahkan  kembali  setelah  pencampuran(pemisahan  dengan  gaya  berat).  Bila  beda  kerapatannya  kecil,seringkali  pemisahan  harus  dilakukan  menggunakan  gaya  sentrifugal(misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).

e.        ReaktivitasPada  umumnya  pelarut  tidak  boleh  menyebabkan  perubahan  secarakimia  pada  komponenkomponen  bahan  ekstraksi.  Sebaliknya  dalamhalhal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukangaram)  untuk  mendapat  selktifitas  tinggi.  Seringkali  ekstraksi  jugadisertai  dengan  reaksi  kimia.  Dalam  hal  ini  bahan  dipisahkan mutlakharus berada dalam bentuk larutan.

f.          Titik didihKarena  ekstrak  dan  pelarut  biasanya  harus  dipisahkan  dengancarapenguapan, destilasi atau  retifikasi, maka  titik didih kedua bahan  tidakboleh  terlalu  dekat  dan  keduanya  tidak membentuk  aseotrop.  Ditinjaudari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titikdidih.

g.        Kriteria yang lainPelarut  sedapat  mungkin  harus  murah,  tersedia  dalam  jumlah  besar,tidak  beracun,tidak  dapat  terbakar,  tidak  eksplosif  bila  bercampurdengan  udara,  tidak  korosif,  tidak  menyebabkan  timbulnya  emulsi,memiliki viskositas yg rendah dan stabil secara kimia maupun termis.(Handojo, 1995: 180)

2.3  Tablel Macammacam Pelarut

Solvent Rumus kimia Titikdidih

KonstantaDielektrik

Massajenis

Pelarut NonPolar

Heksana CH3CH2CH2CH2

CH2CH3

69 °C 2.0 0.655g/ml

Benzena C6H6 80 °C 2.3 0.879g/ml

Toluena C6H5CH3 111 °C 2.4 0.867g/ml

Dietil eter CH3CH2OCH2

CH3

35 °C 4.3 0.713g/ml

Kloroform CHCl3 61 °C 4.8 1.498g/ml

Etil asetat CH3C(=O)OCH2

CH3

77 °C 6.0 0.894g/ml

Pelarut Polar Aprotic

Page 4: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 4/9

1,4Dioksana /CH2CH2OCH2

CH2O\

101 °C 2.3 1.033g/ml

Tetrahidrofuran(THF)

/CH2CH2OCH2

CH2\

66 °C 7.5 0.886g/ml

Diklorometana(DCM)

CH2Cl2 40 °C 9.1 1.326g/ml

Asetona CH3C(=O)CH3 56 °C 21 0.786g/ml

Asetonitril (MeCN) CH3C≡N 82 °C 37 0.786g/ml

Dimetilformamida(DMF)

HC(=O)N(CH3)2 153 °C 38 0.944g/ml

Dimetil  sulfoksida(DMSO)

CH3S(=O)CH3 189 °C 47 1.092g/ml

Pelarut Polar Protic

Asam asetat CH3C(=O)OH 118 °C 6.2 1.049g/ml

nButanol CH3CH2CH2CH2

OH

118 °C 18 0.810g/ml

Isopropanol (IPA) CH3CH(OH)CH3 82 °C 18 0.785g/ml

nPropanol CH3CH2CH2OH 97 °C 20 0.803g/ml

Etanol CH3CH2OH 79 °C 30 0.789g/ml

Metanol CH3OH 65 °C 33 0.791g/ml

Asam format HC(=O)OH 100 °C 58 1.21g/ml

Air HOH 100 °C 80 1.000g/ml

2.4  Pemisahan atau PemurnianDalam  proses  pemisahan  atau  pemurnian  ini  dibutuhkan  suatu  pelarut.

Proses  pemisahan  suatu  zat  dari  campurannya,  pada  dasarnya  adalahpemisahan  berdasarkan  sifat  fisik  dari  zatzat  tersebut.  Jadi  sangattergantung  kepada  macam  zat  yang  bercampur.  Beberapa  istilah  yang  umumdalam proses pemisahan antara lain :                   Dekantasi, adalah proses pemisahan zat padat dari zat cair yang saling

tidak  larut  (pada  temperature  tertentu)  dengan  cara  menuangkan  zatcairnya.  Dekantasi  ini  digunakan  apabila  kedua  zat  yang  tercampur  inisudah terpisah sendiri, padat di bawah cair di atas.

          Penyaringan (Filtrasi), adalah proses pemisahan zat padat dari campuranzat  cairnya melalui  media  kertas  dengan  pori  besar,  dimana  zat  padattidak bisa melewati poripori keras sedangkan zat cair bisa lolos.

          Destilasi, adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih yangcukup besar, biasanya campuran antara dua zat cair. Bisa  juga dilakukanuntuk zat cair yang mempunyai perbedaan tekanan uap yang cukup besar.

Page 5: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 5/9

Ada beberapa macam destilasi: destilasi sederhana, destilasi terfraksi (bilaperbedaan  titik  didihnya  sedikit),  destilasi  uap  (perbedaan  tekanan  uap),dan destilasi vakum (titik didih sebagai fungsi tekanan).

          Ekstraksi, adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan suatuzat  terhadap  dua  pelarut  yang  berbeda.  Ada  beberapa  macam  teknikekstraksi ini.

          Kromatografi, adalah proses pemisahan berdasarkan sifat adsorpsinya danpartisi  zat  tersebut  terhadap  system  zat  lain  dengan  eluent  yangmengandung pelarut tertentu.

2.5  Ekstraksi PelarutEkstraksi  cairancairan  merupakan  suatu  teknik  dimana  suatu  larutan

(biasanya dalam air)  dibuat  bersentuhan dengan  suatu pelarut  kedua  (biasanyaorganic), yang pada hakekatnya tak tercampurkan dengan yang disebut pertama,dan  menimbulkan  perpindahan  satu  atau  lebih  zat  terlarut  (solute)  ke  dalampelarut yang kedua itu.

Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan dimana  zat  tersebut mempunyaikelarutan yang berbeda di dalam dua atau lebih sistem pelarut. Pelarutnya harusterdiri  atas  sekurangkurangnya  dua macam pelarut  yang  tidak  saling  campur,dan kedua pelarut ini memiliki daya melarutkan suatu zat yang  berbeda.

Pemisahan  yang  dapat  dilakukan,  bersifat  sederhana,  bersih,  cepat  danmudah.  Dalam  banyak  kasus,  pemisahan  dapat  dilakukan  dengan  mengocokngocok dalam sebuah corong pemisah dalam beberapa menit. Teknik  ini  samadapat  diterapkan  untuk  bahanbahan  dari  tingkat  runutan maupun  yang  dalamjumlahjumlah banyak. Kita akan terutama memperhatikan contohcontoh dalamlarutan  air,  dan  pembentukan  sepit  (kelat)  serta  system  ekstraksi  asosiasiion(gabunganion).

Untuk  memahami  prinsipprinsip  dasar  ekstraksi,  harus  lebih  dahuludibahas  berbagai  istilah  yang  digunakan  untuk  menyatakan  keefektifanpemisahan. Untuk suatu zat  terlarut A yang didistribusikan antara dua fase  taktercampurkan a dan b, hokum distribusi (atau partisi) Nernst menyatakan bahwa,asal  keadaan  molekulnya  sama  dalam  kedua  cairan  dan  temperature  adalahkonstan : =  = KDDimana  KD  adalah  sebuah  tetapan,  yang  dikenal  sebagai  koefisien  distribusi

(koefisien  partisi). Hukum  ini  seperti  dinyatakan  di  atas,  secara  termodinamistidaklah benarbenar tepat, (misalnya, tak diperhitungkan aktivitas dari berbagaispesi  itu,  dan  karenanya  diharapkan  hanya  akan  berlaku  dalam  larutan  encerdimana  angka  banding  aktivitas  itu  mendekati  satu),  tetapi  merupakan  suatupendekatan  yang  berguna.  Hokum  ini  dalam  bentuknya  yang  sederhana,  takberlaku   bila spesi yang didistrubusikan    itu, mengalami disosiasi atau asosiasidalam salah satu fase tersebut. Pada penetapan praktis ekstraksi pelarut ini, kitaterutama memperhatikan fraksi zat terlarut total dalam fase yang satu atau faseyang  lainnya,  tak  peduli  bagaimanapun  caracara  disosiasi,  asosiasi  ,  atauinteraksinya dengan spesispesi lain yang terlarut.            Ekstraksi pelarut umumnya digunakan dalam analisis untuk memisahkansuatu  zat  terlarut  (zatzat  terlarut)  yang  dianggap  penting  dari  zat  yangmengganggu dalam analisis kuantitatif  terakhir  terhadap bahan tersebut,kadangjustru  zat  terlarut  pengganggu  itu  tidak  diekstraksi  secara  selektif.  Ekstraksipelarut  juga digunakan untuk memekatkan  suatu  spesi,  yang dalam  larutan airadalah terlalu encer untuk dianalisis.                        Pemilihan  pelarut  untuk  ekstraksi  ditentukan  oleh  pertimbanganpertimbangan berikut:

 

Page 6: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 6/9

                   Angka  banding  distribusi  yang  tinggi  untuk  zat  terlarut,  angka  bandingdistribusi yang rendah untuk zatzat pengotor yang tidak diingini.

          Kelarutan yang rendah dalam fase air                   Viskositas yang cukup rendah, dan perbedaan rapatan yang cukup besar dari

fase airnya, untuk mencegah terbentuknya emulsi.          Keberacunan (toksisitas) yang rendah dan tidak mudah terbakar.          Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut untuk prosesproses analisis

berikutnya.  Jd  t.d.  pelarut,  kemudahan  pelucutan  (stripping)  zat  terlarut  daripelarut dengan reagensiareagensia kimia, patut diperhatikan bilamana mungkinuntuk memilihnya.(Svehla, 1979)Contoh :                   Yod  larut  (sedikit) dalam air, akan  tetapi  larut juga dalam CCI4atau CHCI3 yang merupakan pelarut organik, CCI4 tidak bercampur dengan

air. Kelarutan Yod dalam air dan dalam CCI4/CHCI3 tidak sama, maka Yod dalam

air  dapat  diekstraksi  dengan  menggunakan  CCI4  atau  CHC13.  Untuk

mengetahui apakah CCI4 melarutkan I2 lebih besar daripada air maka perlu

adanya  pembuktian.  Pelarut  yang baik  untuk  ekstraksi  harus  memilikidaya kelarutan zat terlarut lebih besar dari pelarut semula.                       Praktek pemisahan  secara ekstraksi dilakukan dengan menggunakancorong pisah. Suatu  larutan  dimasukkan  kedalam  corong  pisah  sejumlah  kirakira sepertiganya. Masukkan pelarut lain yang mempunyai kelarutan yang lebihbesar dibandingkan dengan larutan di atas, juga kedua pelarut tidak salinglarut  (polarnon  polar).  Kemudian  dikocok,  kedua  pelarut  akan  salingterdispersi,  dan pelarut  kedua  akan menarik  zat  dari  larutannya. Cara diatas  harus  dilakukan  berulang  kali  yang  banyak  sekali,  karena  prosespemisahan  tergantung  kepada  jumlah  kontak  yang  terjadi  diantara  keduapelarut.(http://www.x3prima.com)

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1   Perbedaan Pelarut Tunggal dengan Pelarut Ganda.

Pelarut tunggal:                   Zat mudah  larut  dalam  keadaan  panas  (daya melarutkan  zat  tinggi  dalam

keadaan panas)          Memiliki titik didih rendah

Pelarut Campuran          Pelarut harus saling campur dalam segala perbandingan          Salah satu pelarut harus sukar melarutkan zat

3.2  Penggunaan Pelarut tunggal dan Pelarut Ganda dalam PemurnianA. Judul   : Pemisahan dan pemurnian zat padat denganrekristalisasi

B. Alat     :        Erlenmeyer        Gelas kimia        Pengaduk        Pipet

Page 7: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 7/9

        Pembakar Bunsen yang dilengkapi dengan kasa asbes        Corong kaca        Kertas saring, penjepit        Corong Buchner        Kaca arloji        Tabung kapiler        Alat penentuan titik leleh        Tabung reaksi

C. Bahan  :        Asam benzoat        nheksana        Kloroform        Toluena        Methanol        Karbon/norit        Sikloheksana        Es        Aquades

D.  Kristalisasi Asam Benzoat1.      Memilih pelarut yang cocok, lalu menimbang 2 gram asam Benzoat

kotor.2.           Memasukannya  ke  dalam  gelas  kimia  100 ml,  lalu memasukkan

sedikit  demi  sedikit  pelarut  sambil  mengaduknya  dalam  keadaanpanas sampai asam benzoat larut.

3.           Menambahkan  sedikit berlebih beberapa ml pelarut panas  setelahsemua senyawa larut.

4.           Mendidihkan  campuran diatas  kasa  asbes dengan menggunakkanpembakar Bunsen (api jangan terlalu besar).

5.           Menambahkan sedikit demi sedikit 0,5 gram karbon atau norit kedalam  campuran  panas,  dan  mengaduknya  dengan  kaca  pengadukuntuk menghilangkan warna.

6.      Mendidihkan supaya penyerapan warna lebih sempurna.7.      Menuangkan larutan kedalam corong kaca yang dilengkapi dengan

kertas saring, dan menampung filtratnya dalam labu Erlenmeyer.8.           Mendiamkan dan mendinginkan dengan  cara Erlenmeyer  disiram

dibawah curahan air kran atau merendamnya dalam air es.9.             Menjenuhkan  larutan  bila  belum  terbentuk  kristal  yang  berarti

larutannya  kurang  jenuh,  dengan  cara  menguapkan  sebagianpelarutnya.

10.    Menyaring  kristal  dengan  menggunakan  corong  Buchner,  jikasemua kristal sudah terbentuk dan terpisah.

11.    Mencuci  kristal  dalam  corong  Buchner  dengan  sedikit  pelarutdingin.

12.  Menebarkan kristal di atas kertas saring lebar.13.  Menimbang kristal kering dan menentukan titik lelehnya.

E. Rekristalisasi Asam Benzoat dalam Sistem Dua Pelarut1.      Memasukkan 50 gram asam benzoat ke dalam tabung reaksi.2.           Menambahkan  toluen  panas  sedikit  demi  sedikit  dengan  jumlah

volume seminimal mungkin.3.      Menambahkan sikloheksana ke dalam larutan asam benzoattoluena

panas,  sampai  larutan  panas  tersebut  mulai  keruh  dan  mulaiterbentuk kristal.

4.      Mendinginkan larutan tersebut perlahan sampai suhu kamar.

Page 8: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 8/9

5.      Mendinginkan larutan tersebut dalam es sampai terbentuk kristal.6.           Menentukkan  titik  lelehnya dan membandingkan hasilnya dengan

titik leleh kristal hasil rekristalisasi dengan pelarut tunggal.F.  Pembahasan

 Kristalisasi Asam benzoatPada  percobaan  kali  ini  akan  dilakukan  proses  kristalisasi  asam

benzoat. Tahap pertama yang dilakukan adalah proses pelarutan asambenzoat  yang  berbentuk  padatan  agar  menjadi  suatu  larutan.  Pelarutyang digunakan untuk melarutkan asam benzoat ini adalah pelarut yangcocok (5 ml heksana) yang panas. Hal ini ditujukan agar asam benzoatyang  dilarutkan  dapat melarut  dengan  sempurna. Asam  benzoat  yangdilarutkan dalam sikloheksana panas tersebut akan terurai menjadi ionionnya.

Asam  benzoat  yang  digunakan  dalam  percobaan  ini  merupakanasam benzoat yang belum murni atau masih kotor. Karena itu dilakukanpemurnian  terhadap  asam  benzoat  tersebut  agar  terbebas  dari  zatpengotor.  Asam  benzoat  yang  telah  dilarutkan  dalam  sikloheksanatersebut,  dipanaskan  sampai  mendidih,  setelah  itu  dilakukanpendinginan.  Jika  belum  terbentuk  kristal  maka  larutan  di  jenuhkandengan cara penguapan, agar endapan dapat  terbentuk dengan mudah.Tapi  jika  kristal  sudah mulai  terbentuk, maka  dilakukan  penyaringandengan  menggunakan  kertas  saring.  Hal  ini  bertujuan  untukmemisahkan endapan dari larutannya. Filtrat hasil penyaringan tersebutakan  digunakan  untuk  proses  kristalisasi  pada  tahap  berikutnya.(http://annisanfushie.wordpress.com)Rekristalisasi Asam Benzoat dalam Sistem dua Pelarut

Pada  proses  ini mulamula  50 mg  asam  benzoat  atau  kristal  darihasil  kristalisasi  pertama  dicampurkan  dengan  toluen  panas.  Hal  iniditujukan  agar  asam  benzoat  yang  dilarutkan  dapat  melarut  dengansempurna. Kemudian ditambahkan sikloheksana sehingga larutan akanberubah  menjadi  keruh  dan  pada  saat  didinginkan  akan  terbentukendapan  atau  kristal.  Proses  ini  dinamakan  proses  rekristalisasi  yaitusuatu cara untuk memisahkan campuran zat padat dan zat cair denganmelakukan sebanyak dua kali proses pengkristalan.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanDari  hasil  kristalisasi  dan  rekristalisasi  diperoleh  titik  didih  yang

berbeda  anta  pelarut  yang  menggunakan  pelarut  tunggal  dengan  pelarut

ganda dimana dengan pelarut tunggal nilai titik lebur asam benzoat 123 0C

sedangkan yang menggunakan pelarut ganda titik leburnya 120 0C.Dalam KLT  juga diperhatikan penggunaan pelarut  tunggal  dan ganda

Page 9: Yie Hoo Pengertian Pelarut

3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT

http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 9/9

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Rindie_ayu di 00.16 

karena pelarut tunggal dapat menggerakkan bercak terlalu jauh, maka untukmengatasi hal tersebut digunakan pelarut campuran.

DAFTAR PUSTAKA

Handojo, Lienda, Dr. Ir, 1995. Teknologi Kimia. Jakarta: PT Pradya ParamitaSvehla,  1979,  Buku  Ajar  Vogel:  Analisis  Anorganik  Kuantitatif  Makro  dan

Semimikro, PT Kalman Media Pusaka, Jakarta.http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/pemisahanpemurnianzat

padatrekristalisasititikleleh/http://www.x3prima.com/2009/09/pengeringan_22.htmlhttp://wapedia.mobi/id/Pelarut

+1   Rekomendasikan ini di Google

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:  Google Account

Publikasikan   Pratinjau

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Template Watermark. Gambar template oleh linearcurves. Diberdayakan oleh Blogger.