yie hoo pengertian pelarut
DESCRIPTION
bbbbTRANSCRIPT
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 1/9
yie_hooRabu, 02 Maret 2011
PENGERTIAN PELARUTBAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Pemisahan campuran sangat penting dalam ilmu kimia dan industri.Banyak sekali pekerjaan laboratorium maupun proses industri yangmelibatkan pemisahan. Pemisahan campuran memerlukan pengetahuan danketerampilan terutama jika harus memisahkan komponen dengan kadaryang sangat kecil. Untuk tujuan seperti itu telah dikembangkan beberapacara pemisahan antaralain memisahkan zat padat dari suatu suspensi(penyaringan dan sentrifugasi), memisahkan zat padat dari larutan(Penguapan,kristalisasi dan rekristalisasi), memisahkan campuran zat cair(destilasi, destilasi bertingkat, corong pisah) dan memisahkan campuran duazat padat (sublimasi, kristalisasi, kromatografi). Dari beberapa pemisahantersebut metode yang membutuhkan pelarut diantaranya kristalisasi,rekristalisasi, dan kromatografi. Selain itu dalam proses ektraksi jugadibutuhkan pelarut.
Pemurnian ini bertujuan untuk memisahkan zat dengan menggunakanjenis pelarut tertentu. Kristalisasi dan rekristalisasi merupakan salah satucara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut lalu dikristalkan kembali. Dalam memilihpelarut tersebut ada beberapa hal yang harus kita perhatikan diantaranya:hubungan antara jenis zat yang dilarutkan dengan pelarutnya, sifatkepolaran antara zat dan pelarut, pelarut biasanya memiliki titik didihrendah dan lebih mudah menguap, dan meninggalkan substansi terlarutyang didapatkan. Jika kita ingin membedakan antara pelarut dengan zatyang dilarutkan, maka bisa dilihat dari jumlahnya, pelarut biasanya terdapatdalam jumlah yang lebih besar dibanding zat terlarutnya.
Dalam suatu pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zatyang diinginkan akan berakhir dalam satu pelarut dan semua zatpengganggu dalam pelarut yang lain. Dalam hal semacam ini, harus kitapertimbangkan cara terbaik untuk menggabung sejumlah pemisahan parsialyang berturutturut sampai akhirnya kita capai derajat kemurnian yang kitadinginkan.
1.1 Rumusan Masalah1.1.1 Apa perbedaan pelarut tunggal dengan pelarut ganda?1.1.2 Bagaimana cara menentukan jenis pelarut yang digunakan dalam
suatu pemurnian?1.1.3 Kapan menggunakan pelarut tunggal dan pelarut ganda?
Twitter Background
tinkerbell
Twitter Background
my angel
kalender
Fish
1 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 2/9
1.2 Tujuan1.2.1 Untuk mengetahui perbedaan pelarut tunggal dengan pelarut ganda.1.2.2 Untuk mengetahui cara menentukan jenis pelarut yang digunakan
dalam suatu pemurnian.1.2.3 Untuk mengetahui penggunaan pelarut tunggal dan pelarut ganda.
BAB IIDASAR TEORI
2.1 Pelarut
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda
padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan.
Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan seharihari
adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah
bahan kimia organik (mengandung karbon) biasanya disebut
pelarut organik. (http://wapedia.mobi/id/Pelarut)
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif
komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan.
Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan
bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu,
secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai
encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi
tinggi).
Molekul komponenkomponen larutan berinteraksi langsung
dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan
antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan
tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika
pelarut dan zat terlarut samasama polar, akan terbentuk
suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut. Hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap
stabil.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terusmenerus ke
dalam pelarut, maka tidak akan dapat larut lagi. Misalnya,
jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa
cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut
lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam
larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut
sebagai larutan jenuh.
Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu,
tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat
(yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut
tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku
pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair
dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu
daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan
gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
2.2 FaktorFaktor Pemilihan Pelarut Dalam pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktorfaktor
berikut ini:a. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukankomponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama padaekstraksi bahan alami, sering juga bahan lain (lemak, resin) ikutdibebaskan bersama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal inilarutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu
Join this sitewith Google Friend Connect
Members (2)
Already a member? Sign in
Pengikut
▼ 2011 (19)
▼ Maret (13)
Malaikat
Aku dan Burung Camar
SUNGAI
GURUKU
RUMAH KU
TUHAN
PAHLAWAN
IBU
PEREMPUAN
SEPI
KEJADIAN HIPOGLIKEMIAAKIBAT PENGGUNAANOBAT HIPOG...
PENGERTIAN PELARUT
PERANAN PANCASILA DALAMERA REFORMASI
► Februari (6)
Arsip Blog
Rindie_ayu
Lihat profillengkapku
Mengenai Saya
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 3/9
diekstraksi lagi dengan pelarut kedua.b. Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrakyang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
c. Kemampuan tidak saling bercampurPada ekstraksi cair – cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secaraterbatas) larut dalam bahan ekstraksi.
d. KerapatanPada ekstraksi caircair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatanyang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini bertujuan keduafase dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran(pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil,seringkali pemisahan harus dilakukan menggunakan gaya sentrifugal(misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
e. ReaktivitasPada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secarakimia pada komponenkomponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalamhalhal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukangaram) untuk mendapat selktifitas tinggi. Seringkali ekstraksi jugadisertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan dipisahkan mutlakharus berada dalam bentuk larutan.
f. Titik didihKarena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengancarapenguapan, destilasi atau retifikasi, maka titik didih kedua bahan tidakboleh terlalu dekat dan keduanya tidak membentuk aseotrop. Ditinjaudari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titikdidih.
g. Kriteria yang lainPelarut sedapat mungkin harus murah, tersedia dalam jumlah besar,tidak beracun,tidak dapat terbakar, tidak eksplosif bila bercampurdengan udara, tidak korosif, tidak menyebabkan timbulnya emulsi,memiliki viskositas yg rendah dan stabil secara kimia maupun termis.(Handojo, 1995: 180)
2.3 Tablel Macammacam Pelarut
Solvent Rumus kimia Titikdidih
KonstantaDielektrik
Massajenis
Pelarut NonPolar
Heksana CH3CH2CH2CH2
CH2CH3
69 °C 2.0 0.655g/ml
Benzena C6H6 80 °C 2.3 0.879g/ml
Toluena C6H5CH3 111 °C 2.4 0.867g/ml
Dietil eter CH3CH2OCH2
CH3
35 °C 4.3 0.713g/ml
Kloroform CHCl3 61 °C 4.8 1.498g/ml
Etil asetat CH3C(=O)OCH2
CH3
77 °C 6.0 0.894g/ml
Pelarut Polar Aprotic
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 4/9
1,4Dioksana /CH2CH2OCH2
CH2O\
101 °C 2.3 1.033g/ml
Tetrahidrofuran(THF)
/CH2CH2OCH2
CH2\
66 °C 7.5 0.886g/ml
Diklorometana(DCM)
CH2Cl2 40 °C 9.1 1.326g/ml
Asetona CH3C(=O)CH3 56 °C 21 0.786g/ml
Asetonitril (MeCN) CH3C≡N 82 °C 37 0.786g/ml
Dimetilformamida(DMF)
HC(=O)N(CH3)2 153 °C 38 0.944g/ml
Dimetil sulfoksida(DMSO)
CH3S(=O)CH3 189 °C 47 1.092g/ml
Pelarut Polar Protic
Asam asetat CH3C(=O)OH 118 °C 6.2 1.049g/ml
nButanol CH3CH2CH2CH2
OH
118 °C 18 0.810g/ml
Isopropanol (IPA) CH3CH(OH)CH3 82 °C 18 0.785g/ml
nPropanol CH3CH2CH2OH 97 °C 20 0.803g/ml
Etanol CH3CH2OH 79 °C 30 0.789g/ml
Metanol CH3OH 65 °C 33 0.791g/ml
Asam format HC(=O)OH 100 °C 58 1.21g/ml
Air HOH 100 °C 80 1.000g/ml
2.4 Pemisahan atau PemurnianDalam proses pemisahan atau pemurnian ini dibutuhkan suatu pelarut.
Proses pemisahan suatu zat dari campurannya, pada dasarnya adalahpemisahan berdasarkan sifat fisik dari zatzat tersebut. Jadi sangattergantung kepada macam zat yang bercampur. Beberapa istilah yang umumdalam proses pemisahan antara lain : Dekantasi, adalah proses pemisahan zat padat dari zat cair yang saling
tidak larut (pada temperature tertentu) dengan cara menuangkan zatcairnya. Dekantasi ini digunakan apabila kedua zat yang tercampur inisudah terpisah sendiri, padat di bawah cair di atas.
Penyaringan (Filtrasi), adalah proses pemisahan zat padat dari campuranzat cairnya melalui media kertas dengan pori besar, dimana zat padattidak bisa melewati poripori keras sedangkan zat cair bisa lolos.
Destilasi, adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih yangcukup besar, biasanya campuran antara dua zat cair. Bisa juga dilakukanuntuk zat cair yang mempunyai perbedaan tekanan uap yang cukup besar.
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 5/9
Ada beberapa macam destilasi: destilasi sederhana, destilasi terfraksi (bilaperbedaan titik didihnya sedikit), destilasi uap (perbedaan tekanan uap),dan destilasi vakum (titik didih sebagai fungsi tekanan).
Ekstraksi, adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan suatuzat terhadap dua pelarut yang berbeda. Ada beberapa macam teknikekstraksi ini.
Kromatografi, adalah proses pemisahan berdasarkan sifat adsorpsinya danpartisi zat tersebut terhadap system zat lain dengan eluent yangmengandung pelarut tertentu.
2.5 Ekstraksi PelarutEkstraksi cairancairan merupakan suatu teknik dimana suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanyaorganic), yang pada hakekatnya tak tercampurkan dengan yang disebut pertama,dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) ke dalampelarut yang kedua itu.
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan dimana zat tersebut mempunyaikelarutan yang berbeda di dalam dua atau lebih sistem pelarut. Pelarutnya harusterdiri atas sekurangkurangnya dua macam pelarut yang tidak saling campur,dan kedua pelarut ini memiliki daya melarutkan suatu zat yang berbeda.
Pemisahan yang dapat dilakukan, bersifat sederhana, bersih, cepat danmudah. Dalam banyak kasus, pemisahan dapat dilakukan dengan mengocokngocok dalam sebuah corong pemisah dalam beberapa menit. Teknik ini samadapat diterapkan untuk bahanbahan dari tingkat runutan maupun yang dalamjumlahjumlah banyak. Kita akan terutama memperhatikan contohcontoh dalamlarutan air, dan pembentukan sepit (kelat) serta system ekstraksi asosiasiion(gabunganion).
Untuk memahami prinsipprinsip dasar ekstraksi, harus lebih dahuludibahas berbagai istilah yang digunakan untuk menyatakan keefektifanpemisahan. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fase taktercampurkan a dan b, hokum distribusi (atau partisi) Nernst menyatakan bahwa,asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperature adalahkonstan : = = KDDimana KD adalah sebuah tetapan, yang dikenal sebagai koefisien distribusi
(koefisien partisi). Hukum ini seperti dinyatakan di atas, secara termodinamistidaklah benarbenar tepat, (misalnya, tak diperhitungkan aktivitas dari berbagaispesi itu, dan karenanya diharapkan hanya akan berlaku dalam larutan encerdimana angka banding aktivitas itu mendekati satu), tetapi merupakan suatupendekatan yang berguna. Hokum ini dalam bentuknya yang sederhana, takberlaku bila spesi yang didistrubusikan itu, mengalami disosiasi atau asosiasidalam salah satu fase tersebut. Pada penetapan praktis ekstraksi pelarut ini, kitaterutama memperhatikan fraksi zat terlarut total dalam fase yang satu atau faseyang lainnya, tak peduli bagaimanapun caracara disosiasi, asosiasi , atauinteraksinya dengan spesispesi lain yang terlarut. Ekstraksi pelarut umumnya digunakan dalam analisis untuk memisahkansuatu zat terlarut (zatzat terlarut) yang dianggap penting dari zat yangmengganggu dalam analisis kuantitatif terakhir terhadap bahan tersebut,kadangjustru zat terlarut pengganggu itu tidak diekstraksi secara selektif. Ekstraksipelarut juga digunakan untuk memekatkan suatu spesi, yang dalam larutan airadalah terlalu encer untuk dianalisis. Pemilihan pelarut untuk ekstraksi ditentukan oleh pertimbanganpertimbangan berikut:
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 6/9
Angka banding distribusi yang tinggi untuk zat terlarut, angka bandingdistribusi yang rendah untuk zatzat pengotor yang tidak diingini.
Kelarutan yang rendah dalam fase air Viskositas yang cukup rendah, dan perbedaan rapatan yang cukup besar dari
fase airnya, untuk mencegah terbentuknya emulsi. Keberacunan (toksisitas) yang rendah dan tidak mudah terbakar. Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut untuk prosesproses analisis
berikutnya. Jd t.d. pelarut, kemudahan pelucutan (stripping) zat terlarut daripelarut dengan reagensiareagensia kimia, patut diperhatikan bilamana mungkinuntuk memilihnya.(Svehla, 1979)Contoh : Yod larut (sedikit) dalam air, akan tetapi larut juga dalam CCI4atau CHCI3 yang merupakan pelarut organik, CCI4 tidak bercampur dengan
air. Kelarutan Yod dalam air dan dalam CCI4/CHCI3 tidak sama, maka Yod dalam
air dapat diekstraksi dengan menggunakan CCI4 atau CHC13. Untuk
mengetahui apakah CCI4 melarutkan I2 lebih besar daripada air maka perlu
adanya pembuktian. Pelarut yang baik untuk ekstraksi harus memilikidaya kelarutan zat terlarut lebih besar dari pelarut semula. Praktek pemisahan secara ekstraksi dilakukan dengan menggunakancorong pisah. Suatu larutan dimasukkan kedalam corong pisah sejumlah kirakira sepertiganya. Masukkan pelarut lain yang mempunyai kelarutan yang lebihbesar dibandingkan dengan larutan di atas, juga kedua pelarut tidak salinglarut (polarnon polar). Kemudian dikocok, kedua pelarut akan salingterdispersi, dan pelarut kedua akan menarik zat dari larutannya. Cara diatas harus dilakukan berulang kali yang banyak sekali, karena prosespemisahan tergantung kepada jumlah kontak yang terjadi diantara keduapelarut.(http://www.x3prima.com)
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Perbedaan Pelarut Tunggal dengan Pelarut Ganda.
Pelarut tunggal: Zat mudah larut dalam keadaan panas (daya melarutkan zat tinggi dalam
keadaan panas) Memiliki titik didih rendah
Pelarut Campuran Pelarut harus saling campur dalam segala perbandingan Salah satu pelarut harus sukar melarutkan zat
3.2 Penggunaan Pelarut tunggal dan Pelarut Ganda dalam PemurnianA. Judul : Pemisahan dan pemurnian zat padat denganrekristalisasi
B. Alat : Erlenmeyer Gelas kimia Pengaduk Pipet
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 7/9
Pembakar Bunsen yang dilengkapi dengan kasa asbes Corong kaca Kertas saring, penjepit Corong Buchner Kaca arloji Tabung kapiler Alat penentuan titik leleh Tabung reaksi
C. Bahan : Asam benzoat nheksana Kloroform Toluena Methanol Karbon/norit Sikloheksana Es Aquades
D. Kristalisasi Asam Benzoat1. Memilih pelarut yang cocok, lalu menimbang 2 gram asam Benzoat
kotor.2. Memasukannya ke dalam gelas kimia 100 ml, lalu memasukkan
sedikit demi sedikit pelarut sambil mengaduknya dalam keadaanpanas sampai asam benzoat larut.
3. Menambahkan sedikit berlebih beberapa ml pelarut panas setelahsemua senyawa larut.
4. Mendidihkan campuran diatas kasa asbes dengan menggunakkanpembakar Bunsen (api jangan terlalu besar).
5. Menambahkan sedikit demi sedikit 0,5 gram karbon atau norit kedalam campuran panas, dan mengaduknya dengan kaca pengadukuntuk menghilangkan warna.
6. Mendidihkan supaya penyerapan warna lebih sempurna.7. Menuangkan larutan kedalam corong kaca yang dilengkapi dengan
kertas saring, dan menampung filtratnya dalam labu Erlenmeyer.8. Mendiamkan dan mendinginkan dengan cara Erlenmeyer disiram
dibawah curahan air kran atau merendamnya dalam air es.9. Menjenuhkan larutan bila belum terbentuk kristal yang berarti
larutannya kurang jenuh, dengan cara menguapkan sebagianpelarutnya.
10. Menyaring kristal dengan menggunakan corong Buchner, jikasemua kristal sudah terbentuk dan terpisah.
11. Mencuci kristal dalam corong Buchner dengan sedikit pelarutdingin.
12. Menebarkan kristal di atas kertas saring lebar.13. Menimbang kristal kering dan menentukan titik lelehnya.
E. Rekristalisasi Asam Benzoat dalam Sistem Dua Pelarut1. Memasukkan 50 gram asam benzoat ke dalam tabung reaksi.2. Menambahkan toluen panas sedikit demi sedikit dengan jumlah
volume seminimal mungkin.3. Menambahkan sikloheksana ke dalam larutan asam benzoattoluena
panas, sampai larutan panas tersebut mulai keruh dan mulaiterbentuk kristal.
4. Mendinginkan larutan tersebut perlahan sampai suhu kamar.
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 8/9
5. Mendinginkan larutan tersebut dalam es sampai terbentuk kristal.6. Menentukkan titik lelehnya dan membandingkan hasilnya dengan
titik leleh kristal hasil rekristalisasi dengan pelarut tunggal.F. Pembahasan
Kristalisasi Asam benzoatPada percobaan kali ini akan dilakukan proses kristalisasi asam
benzoat. Tahap pertama yang dilakukan adalah proses pelarutan asambenzoat yang berbentuk padatan agar menjadi suatu larutan. Pelarutyang digunakan untuk melarutkan asam benzoat ini adalah pelarut yangcocok (5 ml heksana) yang panas. Hal ini ditujukan agar asam benzoatyang dilarutkan dapat melarut dengan sempurna. Asam benzoat yangdilarutkan dalam sikloheksana panas tersebut akan terurai menjadi ionionnya.
Asam benzoat yang digunakan dalam percobaan ini merupakanasam benzoat yang belum murni atau masih kotor. Karena itu dilakukanpemurnian terhadap asam benzoat tersebut agar terbebas dari zatpengotor. Asam benzoat yang telah dilarutkan dalam sikloheksanatersebut, dipanaskan sampai mendidih, setelah itu dilakukanpendinginan. Jika belum terbentuk kristal maka larutan di jenuhkandengan cara penguapan, agar endapan dapat terbentuk dengan mudah.Tapi jika kristal sudah mulai terbentuk, maka dilakukan penyaringandengan menggunakan kertas saring. Hal ini bertujuan untukmemisahkan endapan dari larutannya. Filtrat hasil penyaringan tersebutakan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap berikutnya.(http://annisanfushie.wordpress.com)Rekristalisasi Asam Benzoat dalam Sistem dua Pelarut
Pada proses ini mulamula 50 mg asam benzoat atau kristal darihasil kristalisasi pertama dicampurkan dengan toluen panas. Hal iniditujukan agar asam benzoat yang dilarutkan dapat melarut dengansempurna. Kemudian ditambahkan sikloheksana sehingga larutan akanberubah menjadi keruh dan pada saat didinginkan akan terbentukendapan atau kristal. Proses ini dinamakan proses rekristalisasi yaitusuatu cara untuk memisahkan campuran zat padat dan zat cair denganmelakukan sebanyak dua kali proses pengkristalan.
BAB VPENUTUP
5.1 KesimpulanDari hasil kristalisasi dan rekristalisasi diperoleh titik didih yang
berbeda anta pelarut yang menggunakan pelarut tunggal dengan pelarut
ganda dimana dengan pelarut tunggal nilai titik lebur asam benzoat 123 0C
sedangkan yang menggunakan pelarut ganda titik leburnya 120 0C.Dalam KLT juga diperhatikan penggunaan pelarut tunggal dan ganda
3/13/2015 yie_hoo: PENGERTIAN PELARUT
http://yiemyutzz.blogspot.com/2011/03/pengertianpelarut.html 9/9
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh Rindie_ayu di 00.16
karena pelarut tunggal dapat menggerakkan bercak terlalu jauh, maka untukmengatasi hal tersebut digunakan pelarut campuran.
DAFTAR PUSTAKA
Handojo, Lienda, Dr. Ir, 1995. Teknologi Kimia. Jakarta: PT Pradya ParamitaSvehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimikro, PT Kalman Media Pusaka, Jakarta.http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/pemisahanpemurnianzat
padatrekristalisasititikleleh/http://www.x3prima.com/2009/09/pengeringan_22.htmlhttp://wapedia.mobi/id/Pelarut
+1 Rekomendasikan ini di Google
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan Pratinjau
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Template Watermark. Gambar template oleh linearcurves. Diberdayakan oleh Blogger.