# 1.2.3++

Upload: andinifth

Post on 18-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal mikrobiologi

TRANSCRIPT

  • PERBANDINGAN EFEKTIVITAS STERILISAS I ALKOH OL 7 OO/o,INFRAMERAH, OTOKLAF DAN OZON TERHADAP

    PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus subtilis

    THE STERILIZATION EFFECTIVITY OF ALCOHOL 7O%, INFRARED,AUTOCLAVE AND OZONE TO THE GROWTH OF Bacillus subtillis

    Dhirgo Adjil, Zuliyanti2 dan Herny Larashantyz

    .lBagian Bedah dan Radiotogi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada,'Mahasiswa Program Ekstensi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada,

    Jl. Fauna 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mernbandingkan efektivitas antara sterilisasi menggunakan alkohol 7002,otoklaf, infrarnerah dan ozon terhadap pertumbuhan bakteri berspora Bacillus subtilis. Lima belas buah jarumjahit yang masing-masing mengandung biak murni Bacillus subtilis dimasukkan ke dalam tabung steril. Tigabuah jarum digunakan sebagai kontrol positif tanpa perlakuan sterilisasi (Kelompok I), tiga buah jarumdisterilisasi menggunakan alkohol 70% selama 3 jam (Kelompok II), tiga buah jarum disterilisasi menggunakaninframerah selama l5 menit (kelornpok III), tiga buah jarurn disterilisasi menggunakan otoklaf selama 20 menitpada suhu lzl"C (Kelompok fV), dan tiga buah jarum disterilisasi menggunakan ozon selama 45 menit(Kelompok V). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sterilisasi dengan alkohol 70o/o, Bacillus subtilismasih tetap turnbuh. Sterilisasi dengan inframerah menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri Bacillussubtilis. Sterilisasi dengan otoklaf satu sampel positif tumbuh sedangkan dua sampel yang lain negatif (bakteritidak tumbuh), dan sterilisasi dengan ozon menunjukkan Bacillus subtilis tetap tumbuh. Dari penelitian inidisimpulkan bahwa sterilisasi menggunakan inframerah adalah yang paling efektif diantara metoda sterilisasiyang lain.

    Kata kunci : sterilisasi, alkohol inframerah, otoklaf, ozon, Bacillus subtilis

    ABSTRACT

    Sterilization was a process to destroy all microorganism life. This research was aimed to compare theeffectivity of alcohol 70yo , infra red, autoclave and ozone to the growth of Bacillus subtilis. Fifteen needlescontain natural tertile of Bacillus subtilis each put into steril tubes. Three needles were used as positive controVwithout sterilization process (Group I), three needles were sterilized using alcohol 70%;o for 3 hours and threeneedles were sterilized using infrared for 15 minutes (Group II), three needles were sterilized using autoclavefor 20 minutes at temperature of l2loC with 15 lb preasure (Group III), three needles were sterilized usinginfrared machine (Group IV) and three needles were sterilized using ozone (Group V). The result of the researchshowed that in Group I, II and V, all tubes showed positive growth of bacteria; Group III showed only I tubegrowth and Group IV all tubes did not show the growth of bacteria. From all of the result, it be concluded thatsterilization using infra red was the best than another rnethod above.

    Keywords : sterilization, alcohol, infrared, autoclave, ozone, Bacillus subtilis

    t7

  • J. Sain VeL Vol. 25 No.I Th. 2007

    PENDAHULUAN

    Perkembangan Ilmu Bedah dimulaisejak abad XIX di Eropa. Pada waktu itu belumdiketahui adanya mikroorganisme (kuman,virus, riketsia, spora, jamur dan sebagainya)yang dapat menyebabkan infeksi, sehinggapada setiap penanganan operasi menjadi kurangaseptik dan sering menimbulkan infeksi'(Oswari, 2000). Operasi adalah tindakanpembedahan untuk meringankan danmenyembuhkan gejala penyakit, trauma dankelainan kongenital dengan menggunakan alat-alat operasi. Beberapa hal yang pelludiperhatikan selama penggunaan alat-alatoperasi adalah jenis, jumlah, kebersihan atarsterilitas, tata letak dan kondisi alat. Alat-alatoperasi yang dipergunakan harus dipertahankansterilitasnya sampai pelaksanaan operasi selesaidan segera dibersihkan setelah selesaidigunakan. Saat ini, tersedia berbagai peralatansterilisasi dengan mekanisme kerja yangberbeda-beda, dimana masing-masingmempunyai keterbatasan sendiri-sendiri didalam penerapan praktisnya. Proses sterilisasitersebut dapat dilakukan dengan uap panas,larutan kimia, pemanasan kering atau metodegas. Metode yang dipilih biasanya tergantungiifat materi yang akan disterilkan (Sabiston,1992). Sterilisasi merupakan proses yangmenghancurkan semua bentuk kehidupan'Suatu benda yang steril dipandang dari sudutmikrobiologi, artinYa bebas darimikroorganisme hidup' Pada proses sterilisasi,spora bakteri adalah yang paling resistendiantara semua organisme hidup (Pelczar danChan, 1938). Untuk mengetahui hal tersebut,diperlukan bakteri berspora dalampembuktiannya karena spora bersifat lebihiahan terhadap pengaruh luar yang tidak sesuaidibandingkan dengan bakteri biasa (bentukvegetatif). Efektifitas sterilisasi tergantungpada jumlah dan jenis mikroorganisme, jumlahdan jenis kontaminasi oleh zat lain, serta adatidaknya tempat-tempat perlindunganmikroorganisme pada alat (misalnya pada alatyang bergigi) (Kalser dan Harry, 1948).

    AlkoholRumus kimia umum alkohol adalah

    C"H,"*,OH. Dalam ilmu kimia, alkohol (ataualkanol) adalah istilah yang umum untuksenyawa organik apapun yang memiliki gugushidroksil COH) yang terikat pada atom karbonjuga terikat pada atom hidrogen dan atau atomkarbon lain. Alkohol merupakan denaturan"protein, suatu sifat yang terutama memberikaniktiuitar antimikrobial pada alkohol. Disarnpingitu, alkohol juga merupakan pelarut lipidsehingga dapat merusak membran sel. Alkoholyang

    -umum dipakai untuk sterilisasi adalah

    uttottot konsentrasi 70% karena efektift r r . * r necah p ro te i n yang ada da lammiktnorganisme (Margono et al., 1993)'Penggunaan pada proses disinfeksi adalah untukpermukaan yang kecil, tangan dan kulit. Ad'apun-keunggulan

    golongan alkohol ini adalah sifatnyayang stabil, tidak merusak material, dapatdibiodegradasi, cocok untuk kulit dan hanyasedikit hetturun aktivasinya bila berinteraksidengan p ro te i n . Sedangkan bebe rapakerugiannya adalah beresiko tinggi terhadapapi / ledakan dan sangat cepat menguap(Rismana,2002).

    InframerahInframerah adalah cahaya yang berguna

    untuk konstituen radiasi hanya meliputi fraksikecil dari seluruh spektrum matahari. Sinarinframerah (infrared ray 1R) juga merupakansinar tidak tampak yang berada pada spektrumwarna merah, mendekati spektrum sinartampak. Dapat dikatakan bahwa 80Yo cahayamatahsri adalah sinar inframerah karenalebarnya jangkauan gelombang sinar ini( 4 -1000 m ic ron ) . S ina r i n f r amerahdikelompokkan dalam 3 zoma: Near infrared ray,Middle infrared ray dan Far infrared ray (FIR)(Ananta, 2005). Menurut Susanto (2005),karakteristik FIR adalah tidak kasat mata (tidakkelihatan), bersifat linear (menyebar), refraktif(dapat dipantulkan), diserap oleh beberapaobjek. Untuk mengetahui efek dari radiasi padabakteri diperlukam sejumlah faktor yang harusdiperhatikan, antara lain: panjang gelombang'intensitas radiasi, jenis organisme, medium

    18

    AndiniHighlight

    AndiniHighlight

    AndiniHighlight

    AndiniHighlight

  • Dhirgo Adji, Zuliyanti, Herny Larashanty, Perbandingan Efektifitas Sterilisasi Alkohol 70%o,Inframerah, Otoklaf DanOzon Terhadap Pertumbuh anB akteri B a c i I I u s s ub ti lis

    Gambar 1. Sterilisasi dengan Alkohol

    dimana organisme berada dan lamanyapaparan(Merchant dan Parker, I96I )..

    OtoklafOtoklaf adalah suatu bejana yang dapat

    ditutup, yang diisi dengan uap panas dengantekanan t inggi. suhu didalamnya dapatmencapai 115'C hingga 125"C dan tekananuapnya mencapai 2 hingga 4 ATM (Oswari,2000). Alat tersebut merupakan ruang uapberdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuhbebas udara dan dipertahankan pada suhu sertatekanan yang ditentukan selama periode waktuyang dikehendaki. Waktu yang diperlukan untuksterilisasi tergantung pada sifat bahan yangdisterilkan, tipe wadah dan volume bahan.Kondisi yang baik digunakan untuk sterilisasiadalahpada 15 psi dantemperatur L2l"C selama15 menit (Nester et a1.,2004). Agarpenggunaanotoklaf efektif, uap air harus dapat menembussetiap alat yang disterilkan. oleh karena itu,otoklaf tidak boleh terlalu penuh, agar uap airbenar-benar menembus semua area (Volk danMargareth, 1993).

    OzonOzon merupakan suatu benfuk oksigen

    alotropis (gabungan beberapa unsur) yangsetiap molekulnya memuat tiga jenis atom.Formula ozon adalah O,, berwarna biru pucatdan merupakan gas yang sangat beracun danberbau sangit serta dapat mendidih pada suhu +111,9"C (+ 169,52"F), mencair pada suhu192,5"C (- 314'F) dan memiliki gravitasi 2,144.Penghancuran bakter i pada ster i l isas i

    Gambar 2. Sterilisator infra red

    menggunakan ozon terjadi melalui prosesoksidasi langsung. Kekuatan oksidasi ozondapat merusak membran sel, dinding bagian luarsel mikroorganisme (cell lysis) dan juga dapatmembunuhnya (nekrosls). Ketika ozon kontakdengan bakteri, satu atom oksigen akanmelepaskan diri dan mengoksidasi pelindungprotein bagian luar yaitu phospholipid danlipoprotein dari bakteri tersebut, kemudian atomoksigen yang lain akan berubah menjadi gasoksigen. bakteri dapat dihancurkan akibatadanya kebocoran pada sitoplasma (Anonim,2006).

    Bacillus dan Spora BakteriBacillus merupakan bakteri Gram

    positif, kemoorganotrof dengan sel berbentukbatang, panjang 0,3 2,2 pm x 1,27 7,0 ;.rm.sebagian besar motil dengan flagellum khaslateral. Membentuk'endospora tidak lebih darisatu dalam satu sel sporangium. Metabolismedengan respirasi sejati, fermentasi sejati ataukedua-duanya. Termasuk aerobik sejati atauanaerobik fakultatif. Umum dijumpai dalamtanah (Pelc zar dan Chan" I 988).

    Spora d i t emukan te rp i sah o lehFerdinand Cohn dan Robert Koch pada tahun1876, segera setelah Pasteur membuat bidangmikrobiologi terkenal. Ketahanan spora bakteriini terhadap panas bervariasi di antara strain.Secara garis besar spora dapatdibagi dalam duakelompok, yaitu spora yang tahan panas (90"Cselama 15 sampai 145 menit) dan spora yangtidak tahan panas (90'C, 3 sampai 5 menit).Spora yang tahan panas secara umummembutuhkan heat shock 75-100'C selama 5

    t9

    AndiniHighlight

  • J. Sain Vet. Vol. 25 No.I Th. 2007

    Gambar 3. Mesin sterilisator otoklaf

    sampai 20 menit untuk proses germinasi(perubahan spora menjadi bentuk sel vegetatif).Spora dari bakteri Bacillus lebih tahan daribentuk vegetatifnya terhadap pemanasan,kekeringan, bahan preservatif makanan, danpengaruh lingkungan lainnya (Naim, 2003).

    MATERI DAN METODE

    Penelit ian ini menggunakan biakBaci l lus subt i l is yang d ipero leh dar iLabora to r i um M ik rob io log i , Faku l tasKedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada.Alat-alat dan bahan yang digunakan adalahjarum jahit, tabung, pinset, rak tabung, kapas,container, alkohol 7Uyo, mesin sterilisasiInframerah dan ozon dari Elitech Vanguard,Produksi PT. Janoko Karya Yogyakarta, alats te r i l i sas i o tok l a f mode l HL 36 Acno.820880044 buatan Tokyo Hi ramayaM anufac turing C o rp or ati on Jap an

    Lima belas buah jarum dicelupkankedalam biak murni bakteri Bacillus subtilisyang berumur lebih dari 24 jam, lalu jarumtersebut dimasukkan ke dalam tabung steril danditutup rapat selanjutnya disterilisasi denganalkohol I \Yo, infr amerah, otoklaf dan ozon.

    Tiga buah jarum dipergunakan sebagaikontrol po siti f yaitu tanpa perlakuan sterili sas i.Sterilisasi dengan alkohol 70o/o, jarum yangsudah dimasukkan ke dalam tabung tadi diambilkemudian direndam densan alkohol 70%selama* 3 jam.

    Gambar 4. Sterilisator ozon

    Sterilisasi dengan mesin sterilisasiinframerah, jarum yang sudah dimasukkan kedalam tabung steril tadi, ditaruh pada rak tabungkemudian dimasukkan ke dalam mesinsterilisasi dan ditutup, power dinyalakan, tekantombol sterilisasi, terlihat adanya warna merahdarr inframerah (Gambar 2). Mesin secaraotomatis akan mati pada saat panas sudah cukupuntuk mensterilkan (+ 15 menit). Setelah 15menit dan mesin sterilisasi sudah dalam keadaanmati, tabung kemudian diambil.

    Ster i l isas i dengan mesin otok lafdilakukan dengan memasukkan tabung yangberisi jarum dengan brak Bacillus subtillis,selama 20 menit pada suhu l2l"C dengantekanan 15 lb. Tiga jarum lainnya yang telahdimasukkan kedalam tabung dimasukkan padamesin sterilisasi ozon selama 45 menit. Tabungse lan ju tnya d ibawa ke l abo ra to r i umMikrobiologi Fakultas Kedokteran HewanUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta untukdiinkubasi kemudian diamati tumbuh atautidaknya bakteri Bacillus subtilis denganmetode standar.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada dasamya pelaksanaan operasi pada hewanjuga memerlukan suatu usaha yang dapatmelindungi luka dari kontaminasi dan infeksibak te r i sebaga imana manus ia . Un tukmelindungt dan/ atau untuk mencegah agarluka tidak terkontaminasi atau terinfeksibakteri, suatu luka operasi harus dibuat

    20

  • Dhirgo Adji, Zuliyanti, Herny Larashanty, Perbandingan Efektifitas Sterilisasi Alkohol T0Yo,lnframerah, Otoklaf DanOzon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis

    sedemikian rupa sehingga mampu menghalangimasuknya organisme pengganggu. Teknispencegahan masuknya bakteri antara laindengan: melakukan operasi dalam ruangoperasi yang memadai, sterilisasi peralatanbahan dan perlengkapan operasi, persiapanoperator (dokter bedah), pembantu operator,dan orang-orang yang terlibat dalampelaksanaan operasi, serta pasien harusdioperasi dengan prosedur operasi yag aseptik.Penelitian ini menggunakan bakteri Bacillussubtilis yang mampu membenfuk er,dospora,karena standar internasional mengharuskansteril tidak saja hanya terbebas dari bakteri,namun juga spora bakteri, Spora memilikibeberapa kelebihan dibandingkan dalam bentuksel vegetatifnya. Seperti ketahanannya terhadapgaya mekanik, kekeringan, radiasi sinarmatahari dan suhu tinggi. Salah satu spora yangmemiliki ketahanan terhadap suhu tinggiadalah spora Bacillus yang menjadikan sporaini dapat digunakan sebagai bioindikatorsterilisasi (Sugiono, 2003 ).

    Penggunaan disinfektan merupakansalah satu cara dalam proses sterilisasi. Naniun,pada kenyataannya tidak semua disinfektandapat berfungsi sebagai bahan dalam prosessterilisasi. Menurut Rachdie (2006), prosesaplikasi bahan kimia (disinfektan) terhadapperalatan, lantai, dinding atau lainnya hanyaberguna untuk membunuh sel vegetatif saja,namun tidak mampu membunuh spora. Alkoholmerupakan denaturan protein, suatu sifat yangterutama memberikan aktivitas antimikrobialpada alkohol. Disamping itu, alkohol jugamerupakan pelarut lipid sehingga dapatmerusak membran sel dengan mekanisme kerjamempresipitasi protein dan melarutkan lemakpada membran sel dan mendenaturasi bio

    molekul (DNA, RNA, Lipid) yang pentinguntuk pertumbuhan dan perkembanganmikrobia. Semakin banyak karbon penyusunalkohol, fungsi germisidal dari alkohol tersebutsemakin tinggi (Pelczar dan Chan, 1988).

    Hasil penelitian setelah dilakukan ujisterilisasi menggunakan alkohol 70% padajarum jahit yang diberi biak bakteri bersporaBacillus subtilis adalah tidak efektif dimanabakteri Bacillus subtilis tetap tumbuh yangditandai dengan kekeruhan pada media kaldusteril. Kondisi ini disebut juga tidak steril(Gambar 5), hal ini membuktikan bahwagolongan alkohol tidak efektif untukmembunuh bakteri berspora serta kurangefektif bagi virus non-lipoid karena bakteridalam bentuk spora lebih tahan terhadapdisinfektan, sinar dan terutama terhadapkekeringan, panas dan suhu dingin. Hal inidisebabkan karena dinding spora sedikitbanyak impermeable (Dwidjoseputro, 1 990).

    Bakteri berspora memiliki tingkatketahanan yang lebih tinggi dibandingkanbakteri bukan berspora. Misalnya Bacillussubtilis sebagai bakteri spora memiliki tingkatketahanan 5-10 x daripada bakteri E cali(William, 1958). Menurut Pelczar dan Chan(1988), etil alkohol dengan konsentrasi 50-70%tidak efektif terhadap mikroorganisme yangmembentuk spora karena mempunyai aktifitassporisidal yang rendah. Spora antraks dapatbertahan di dalam alkohol selama 20 tahunsedangkan spora Bacillus subtilis selama 9tahun.

    Gelombang elektromagnetik di antarasini.r tampak dan sinar mikrowave dinamakansinar inframerah. Studi terbaru tentangBioteknologi menemukan bahwa Sinar-Inframerah-Gelombang-Panjang (Far Infrared

    Tabel 1. Hasil pengamatan pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis pada uji sterilisasi dengan alkohol7 0%o, infr amerah, otoklaf dan ozon.

    Kode Kontrol Inframerah Alkohol T0% Otoklaf OzonSampeVtabung (If (ID GID (IV) (V)

    Tidak tumbuh TumbuhTidak tumbuh Tumbuh

    Tumbuh TumbuhTidak tumbuh Tumbuh

    I Tumbuh2 Tumbuh3 Tumbuh Tidak tumbuh Tumbuh Tidak tumbuh Tumbuh

    21

  • J. Sain VeL Vol, 25 No.l Th. 2007

    Ray - FIR, dengan panjang gelombang antaru 6-14 mikron), sebagaimana dikandung sinarmatahari pagi jam 07.00-09.00 berperanpenting dalam formasi dan pertumbuhanmakhluk hidup. Untuk alasan inilah, sinarinframerah ini disebut Sinar Biogenetik.Pancaran sinar ini tidak memerlukan mediapenghantar dan kekuatan daya tembusnyasangat kuat. Efektivitas sinar Bio FIRdiantaranya mengaktifkan danmenyeimbangkan sel-sel tubuh, memecahmolekul air atau mengencerkan darah,menghambat pertumbuhan sel kanker danmenghambat pertumbuhan bakteri dan jamur(Ananta, 2005). Untuk mengetahui efek dariradiasi pada bakteri perlu sejumlah faktor yangperlu diperhatikan, antarc lain: panjanggelombang, intensitas radiasi, jenis organisrr.e,medium dimana organisme berada dan lamanyapaparan (Merchant dan Parker, 1961).

    Absorbsi energi radiasi oleh sel bakterisecara garis besar mempunyai dua hasil yaitukematian sel yang diindikasikan oleh tidakadanya kemampuan untuk membentuk koloni,atau mutasi yaitu perubahan pola genetik.Radiasi langsung menyerang pada area sensitifatau area target dari sel, dan karena itu energiterabsorbsi dan subsekuen merubah molekullokal yang menjadi target. (Sinnot dan Duan,1956). Karena hampir semua bakterimembutuhkan lingkungan yang gelap untukpertumbuhan optimumnya, sinar mataharimungkin merupakan germisidal paling efektifdi dunia (Merchant dan Parker, 1961). Bucholzdan Jeney menyebutkan bahwa energi yangdihasilkan oleh panj ang gelomban g antara 2530A sampai 2650 A akan memindahkan sejumlahelektron dari protoplasma bakteri sehinggamenyebabkan perubahan fotokemikal yangtetap berikut kematian bakteri (Merchant,l es6).

    Hasil penelitian setelah dilakukan ujisterilisasi menggunakan inframerah pada jarumjahit yang diberi biak bakteri berspora Bacillussubtilis adalah efektif dimana tidak ada lagipertumbuhan bakteri Bacillus subtilis baik selvegetatif maupun sporanya yang ditandaidengan media kaldu steril yang tampak jernih(Gambar 6). Hal ini berarti efek radiasi

    22

    inframerah dalam menghancurkan sporaBacillus subtilis adalah suatu metode efektifdan merupakan teknologi altematif yangmenjanjikan untuk sterilisasi mikroorganismedalam waktu cepat. Lebih dari itu, diperkirakanbahwa mekanisme utama dari sterilisasi denganinframerah adalah pemanasan langsung kemikroorganisme oleh penyinaran termal(Hamanaka et al., 2000).

    Bakteri Bacillus subtilis disterilkandengan menggunakan otoklaf selama 20 menitpada tekanan 15 lb. Metode paling efektifuntuk mernbunuh mikroorganisme adalahdengan menggunakan suhu tinggi digabungkandengan kelembaban tinggi (Pelczar,1988). Uapyang bersuhu dan bertekanan tinggi akanmembunuh semua kuman beserta spora yangada (Oswari, 2000). Mekanisme penghancuranbakteri pada otoklaf adalah dengan denaturasiprotein atau asam nukleat dan gangguan padamembran sel bakteri (Anonim, 2006).

    Hasil sterilisasi menggunakan otoklafdapat dilihat pada Tabel I. Dari tabel tersebutterlihat bahwa pada tabung A positif. Bakteritetap tumbuh, yang ditandai dengan kekeruhanpada media. Sedangkan pada tabung B dan Cnegatif. Bakteri tidak tumbuh, yang ditandaidengan media yang tetap jernih

    Hasil positif pada tabung A dapatterjadi karena beberapa faktor yaitu faktoryang mempengaruhi ketahanan panasmikroorganisme dan faktor yang berasal daripenggunaan otoklaf. Faktor yangmempengaruhi ketahanan panas mikro-organisme yaitu (I) limur sel. Ketahananpanas yang tinggi terjadi pada fase adaptasi,dan akan menurun pada fase logaritmik. Sporayang sudah tua lebih tahan panas dibandingkandengan spora yang masih muda. (2) Suhupertumbuhan. Makin tinggi suhu inkubasi,maka ketahanan panas suatu mikroorganismejuga semakin tinggi. Pada suhu inkubasi yangtinggi akan terjadi seleksi genetik yangmerangsang pertumbuhan galur tahan panas.(3) Air. Makin rendah kandungan air, makaketahanan panas mikroorganisme akansemakin tinggi (Anonim, 2001). Faktor yangberasal dari penggunaan otoklaf yaitu adanyakontak arfiara uap dengan semua permukaan

  • Dhirgo Adji, Zuliyanti, Herny Larashanty, Perbandingan Efektifitas Sterilisasi Alkohol 70%, Inframerah, Otoklaf DanOzon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bqcillus subtilis

    bahan yang akan disterilkan, oleh karena itukegagalan kontak dapat menyebabkankegagalan sterilisasi (Gould dan Christine,2003). Menurut Pelczar (1988), seluruh udaradidalam ruang otoklaf harus tergantikandengan uap jenuh. Apabila masih ada udara,maka suhu didalam ruang otoklaf tersebutakan turun, dengan demikian proses sterilisasimenjadi tidak sempuma. Faktor lain adalahperlunya memvalidasi putaran otoklaf untuksuatu muatan tertentu (Anonirn, 2002).

    Sterilisasi menggunakan ozondilakukan selama 45 menit. Melalui prosesoksidasinya ozon mampu membunuh berbagaimacam mikroorganisme (Critez, 1998).Penghancuran bakteri pada sterilisasimenggunakan ozon terjadi melalui prosesoksidasi langsung. Kekuatan oksidasi ozondapat merusak membran sel, dinding bagianIuar set mikroorganisme (cell /ysrs) dan jugadapat membunuhnya (nelvosis) (Anonim,2005'). Jika ozon kontak dengan bakteri, satuatom oksigen akan melepaskan diri danmengoksidasi pelindung protein bagian lua,ryaitu phospholipid dan lipoprotein dari bakteritersebut, kemudian atom oksigen yang lainakan berubah menjadi gas oksigen (Anonim,2005'). Bakteri dapat dihancurkan akibatadanya kebocoran pada sitoplasma (Anonim,2006). Hasil sterilisasi menggunakan ozondapat dilihat pada tabel I. Dari label tersebutterlihat bahwa pada semua tabung (A. B danC) positif. Bakteri tetap tumbuh yang ditandaidengan kekeruhan pada media.

    Hasil positif dapat terjadi karena padapelaksanaan sterilisasi, tutup pada tabungberisi bakteri Bacillus subtilis yang akandisterilkan tidak dibuka. Hal ini menyebabkanozon tidak dapat melakukan kontak langsungdengan bakteri, sehingga tidak dapat terjadioksidasi antara ozon dan membran sel bakteri.

    Secara keseluruhan, keempatsterilisator merupakan alat sterilisasi yangsering dipergunakan di dunia kedokteran.Penggunaan sterisasi metoda panas kering(infra red), dan uap panas (otoklaf)merupakan standar yang dipergunakan dirumah sakit-rumah sakit maupun klinik-klinikbedah baik manusia maupun hewan.

    Penggunaan larutan kimia alkohol 70% tidakefektif untuk mensterilkan peralatan operasi.Mungkin dibutuhkan waktu perendaman yanglebih lama untuk dapat mendenaturasi proteinmembran sel bakteri maupun spora bakteri.Penggunaan ozon juga tidak efektif karenaperalatan disterilisasikan dalam kondisitertutup, ozon sendiri dalam bekerjanyamemerluhan kontak langsung dengan bakteri.Dalam keadaan tertutup, ozon yangmerupakan gas dingin, tidak mampumenembus tabung sehingga sterilisasi tidakterjadi.

    Berdasirkan hasil dari penelitian inidapatlah disimpulkan bahwa sterilisatorterbaik yang dipergunakan untuk sterilisasialat operasi adalah Infra red (II), kemudiandiikuti oleh otoklaf (IV). Sterisasimenggunakan alkohol 70% dan ozon tidakdianjurkan karena keduanya tidak mampumembunuh Bacillus subtillis pada jarum.

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Terimakasih disampaikan kepada PT.Janoko Karya, Yogyakarta yarug telahmenyumbangkan seperangkat mesin SterilisatorInfra Red dan ozon sehingga penelitian ini bisaberjalan dengan baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ananta. 2005. Biogenetic energy for infraredr ay. http : I I www.cantika. com.

    Anonim. 2001. Endospora bakteri danketahanannya terhadap pengolahan.http ://www.my. onera. com/henigranger/trome s/Fi les I 0 4 .%2OTermobakteriologiYo200l%20-%20gryft indo129.a#.yahoo.com.doc.

    Anonim. 2005. Ozonisasi pengolahan limbahmedis. http:/iwww.pdii.lipi.go. id/myboxl 2 / | 67 . | (l)2005 . html PHP S ESSID : da5 8c94F4F0 5 8 5 dgcF 2b7 293 5 e4492e6.

    23

  • J. Ssin Vet. Vol.25 No.l Th. 2007

    Anonim. 2005. Ozone Bacterial and MoldKilling Studies. http://www.aftzone.com / ozonestudies. html

    Anonim. 2006. Bacillus subtilis.http ://en. wikipedia. org/wiki_/B acillus- subtilis.

    Anonim. 2006. Bacillus. htp://microbewiki.kenyon. edu/index.php/Bacillus#.Genome Structure.

    Dwidjoseputro, D., 1990. Dasar-CasarMilvobiologi. IKAPI. PenerbitDjambatan.

    Gould, D. dan Christine, B. 2003. Milvobioloi'iTerapan untuk Perawat. PenerbrtBuku Kedokteran EGC. Jakarta. hal:129-1,3t.

    Hamanaka, D., Uchino T., Hu, Yasunaga, E.and Sorour. H.M. 2000. Effect ofInfrared Radiation on the Disinfectionfor Wheat and Soybeanhttp ://bipren.en. a.u-tokyo.ac j p/JSAIW english/ journal/ abstracts/65.2Abstract.htm. vol65.

    Kalser, R.A. and Harry, WS. 1948. Manual ofVeterinary Bacteriologt. The WilkinsCompany, Baltimore.

    Margono, T., Suryati, D. dan Hartinah, S. 1993.Buku Panduan Teknologi Pangan,Pusat Informasi Wanita dalamPembangunan PDII-LIPI bekerjasamadengan Swiss DevelopmentCooperation. http://warintek.progres-sio. or. id.ttg I panganl pengawetan.htm.

    Merchant, I.A. 1956. Veterinary Bacteriolog,tand Wrology, Iowa State CollegePress. Iowa.

    Merchant, LA. and Parker, R.A. 1961.Laboratory Manual for Veterinary

    Bacteriology. Burgess, PublishingCompany, Baltimore.

    Naim, R. 2003. Endospora, Aspek KesehatanIndustri Pangan. FKH-IPB, Bogor,http//www. kompas. com/kompas-cetak/03 0 1 127 lipteU9T 493 .htm

    Nester, E.W., Denise, G.A. and Evans, R.2004. Microbiologt o HumanPerspective. Higher Education. pp. 67-69, rr3-1r5.

    Oswari, E. 2000. Bedah dan Perawatannya.Fakultas Kedokteran, UniversitasIndonesia, Jakarta. hal. 1-3.

    Pelczar, M.J. 'and Roger, D.R. 1974.Miuobiology. McGraw-Hill, NewYork. hal.175-176.

    Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Milvobiologi 2. Penerbit UIPress, Jakarta. hal. 46I-467 .

    Rismana, E. 2002. Peneliti Muda di P 3Teknologi Farmasi dan Medika BPPTJakarta,http : //www.pikiranrakyat. com/cetak/l 004 I 07 I cal