تعليم القرءة

14

Click here to load reader

Upload: kaffa-kaifa-kefi

Post on 14-Aug-2015

574 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: تعليم القرءة

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Metode Pembelajaran Bahasa Arab”

Kelas/Smt: B/V

Dosen: Dedih Wahyudi, M.Ag.

Disusun oleh:

Kelompok 3

Muhammad Satria (1210203065)

Nani Nurdania (1210203066)

Nayla Nafisa Ghassaniy (1210203067)

Nisa Inayatulloh (1210203068)

Nurasiah Jamil (1210203069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2012 H/1433 Mi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kita dapat megerjakan kewajiban kita sebagi hamba-Nya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada qudwah kita yakni Nabi Muhammad saw, para sahabat, dan keluarganya hingga yaumil akhir.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam upaya memahami pembelajaran keterampilan membaca bahasa Arab.

Page 2: تعليم القرءة

Namun tentunya terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami harap kepada Bapak dosen dan teman-teman untuk dapat memperbaikinya demi kebaikan di masa mendatang.

Semoga Allah SWT meridhoi setiap langkah perjungan kita dan memberi kemudahan disetiap kesulitan yang kita hadapi.

Bandung, 25 September 2012

Penyusun ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA ........................... 3

A. Konsep Membaca ..................................................................................... 3

1. Pengertian Membaca .......................................................................... 3

2. Unsur-Unsur Membaca ...................................................................... 4

3. Fungsi Membaca ................................................................................ 5

B. Tujuan Belajar Membaca ......................................................................... 6

C. Pembagian Membaca ............................................................................... 7

D. Metode Pembelajaran Membaca .............................................................. 8

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA 1

Page 3: تعليم القرءة

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran di sekolah yang ada di Indonesia bermacam-macam, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang di miliki oleh sekolah tersebut. Terkadang di dalam pembelajaran tertentu membutuhkan media untuk mempermudah serta mengefisienkan waktu pengajar menyampaikan materi sebagai bahan ajar. Selain itu, peserta didik akan dapat menerima bahan ajar yang disampaikan guru atau dosennya setelah dikemas semenarik mungkin menggunakan suatu media. Begitupun dalam pembelajaran Qiro’ah akan sangat representatif bila disampaikan menggunakan media.

Akan tetapi Pembelajaran yang menggunakan metode qiroah ini tidak hanya didukung oleh media saja, dibutuhkan kemahiran pendidik dan peserta didik dalam teori dan cara-cara membaca. Terkadang seorang peserta didik bahkan pendidik sendiripun malas membaca. Sedangkan membaca itu sangatlah penting, karena ketika kita membaca berarti kita telah mengetahui apa yang ada di dalam buku atau bacaan tersebut, sehingga ilmu kita bertambah. Islam pun sangat menganjurkan penganutnya untuk membaca, seperti yang kita ketahui dalam firman Allah surat Al-‘Alaq ayat 1.

Namun sangat dimungkinkan ketika membaca kita dapat mengetahui apa isi yang ada di dalam buku tersebut, akan tetapi belum paham betul isi bacaan tersebut. Dalam bahasa Arab banyak sekali cabang cabang ilmu yang bisa membantu kita memahami bacaan, seperti ilmu shorof, nahwu, dan balaghoh. Dalam pembelajaran menggunakan metode Qiro’ah ini, seorang pendidik diharapkan dapat memimbing dan membina peserta didiknya agar dapat membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah dan unsur membaca, sehingga peserta didik dapat mengerti dan memahami isi di dalam buku yang telah mereka baca, tentunya dengan pemahaman yang baik dan benar. Dalam metode Qiro’ah ini, peran seorang guru ataupun dosen sangatlah penting. Oleh karena itu, seorang pendidik harus mempunyai kemahiran di dalam bidang ini. 2

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 4: تعليم القرءة

1. Menjelaskan konsep membaca (pengertian membaca, arti penting membaca, unsur2 membaca, fungsi membaca)

2. Menjelaskan tujuan membaca

3. Menjelaskan pembagian membaca

4. Menjelaskan metode pembelajaran membaca serta kelebihan & kekurangannya

5. Memberikan contoh mengajarkan metode membaca

C. Tujuan

1. Agar Mahasiswa tarbiyah sebagai calon guru dapat mengajar memakai metode membaca

2. Agar Mahasiswa tarbiyah sebagai calon guru mengetahui dan mengeti kekurangan dan kelebihan dalam menggunakan metode ini.

3. Agar Mahasiswa tarbiyah sebagai calon guru mahir dalam membaca khususnya bahasa arab.

3

BAB II

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA

A. Konsep Membaca

1. Pengertian Membaca

Keterampilan membaca (maharatul al-qira’ah/ reading skill) adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakikatnya adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis (Hermawan, 2011, hal. 143). Membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 1994, III, hal. 7). Dengan demikian membaca melibatkan tiga unsur, yaitu makna sebagai unsur isi bacaan, kata sebagai unsur yang membawakan makna, dan simbol tertulis sebagai unsur visual. Perpindahan simbol tertulis ke dalam bahasa ujaran itulah yang disebut membaca.

Dalam makna yang luas, membaca tidak hanya terpaku kepada kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan baik yang hanya melibatkan unsur kognitif dan psikomotorik, namun membaca

Page 5: تعليم القرءة

yang baik itu menyangkut penjiwaan atas isi bacaan. Jadi, pembaca yang baik adalah pembaca yang mampu berkomunikasi secara intim dengan bacaan, ia bisa gembira, marah, kagum, rindu, sedih, dan sebagainya sesuai dengan isi bacaan.

Dalam makna yang lebih, membaca yang baik itu menggunakan isi bacaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pembaca yang baik adalah orang yang menggunakan isi bacaan dalam kehidupannya (Ibrahim, hal. 58). Sebagai contohnya, jika ada orang yang masuk ke dalam sebuah ruangan dan di ruangan tersebut tertulis sebuah tulisan yang berbunyi: 4

/mammnu’ al-tadkhin! (dilarang merokok!). Tetapi orang tersebut tetap saja merokok tanpa memperhatikan makna tulisan tersebut, maka orang tersebut dalam konteks ini bukan pembaca yang baik.

Jadi, membaca itu mencakup empat hal, yaitu: 1) mengenali symbol-simbol tertulis, 2) memahami makna yang terkandung, 3) menyikapi makna yang terkandung, dan 4) implementasi makna dalam kehidupan sehari-hari.

2. Unsur-Unsur Membaca

Seperti yang kita ketahui, membaca merupakan aktivitas yang dapat mempertemukan pemahaman pembaca terhadap kata, simbol, serta bahasa yang terdapat dalam buku. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diuraikan unsur-unsur membaca adalah sebagai berikut;

a) pemahaman makna;

b) kata-kata yang menunjukkan makna tersebut;

c) simbol yang tertulis. (Ibrahim, hal. 57)

Unsur pertama dalam membaca adalah pemahaman makna. Makna tersebut merupakan informasi yang ingin disampaikan dalam suatu bacaan. Seseorang yang memiliki pemahaman makna yang baik ketika membaca akan lebih efektif dan efisien ketika membaca. Artinya, dia akan lebih cepat memahami suatu bacaan, sehingga tidak menghabiskan terlalu banyak waktu. Berbeda halnya dengan orang yang pemahaman maknanya kurang terlatih. Butuh waktu yang lama untuk dapat ,memahami suatu bacaan. Terkadang dia harus mengulang 2 atau 3 kali membaca untuk dapat memahami bacaan tersebut.

Unsur yang ke-2 yaitu, kata-kata yang menunjukkan makna yang dimaksud. Kata-kata yang terdapat dalam suatu bacaan dapat berupa kata-kata yang mudah dipahami, juga dapat berupa kata-kata yang sulit untuk dipahami. Bergantung pada jenis bacaan yang dibaca. Jika bacaannya berupa syair atau puisi, maka akan sulit dipahami, karena di dalam bacaan 5

Page 6: تعليم القرءة

tersebut mengandung nilai estetika. Lain halnya dengan artikel, jurnal, atau bacaan yang berupa informasi lainnya, bacaan tersebut akan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Kata-kata yang mudah dipahami di sini artinya adalah kata-kata bermakna sebenarnya (denotasi), sedangkan kata-kata yang tidak mudah dipahami artinya kata-kata yang bermakna tidak sebenarnya (konotasi).

Unsur yang terakhir adalah simbol yang tertulis dalam suatu bacaan. Simbol ini berupa huruf, gambar, atau lambang lain dalam bacaan yang mewakili kata-kata yang dimaksud. Kesalahan dalam memaknai simbol ini akan menyebabkan dampak yang sangat besar. Misalnya ketika kita membaca bacaan bahasa Arab dengan lafadz kemudian kita membacanya , maka makna yang sampai kepada pemahaman kita akan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulis.

Ketiga unsur tersebut merupakan unsur-unsur yang meliputi aktivitas membaca. Simbol yang tertulis dalam buku menggambarkan kata-kata yang dimaksud, kata-kata tersebut mengandung makna yang harus sampai kepada pembaca. Makna tersebut kemudian tergambar di dalam fikiran pembaca dan akhirnya tertuang ke dalam bahasa pembicaraan pembaca tersebut.

3. Fungsi Membaca

Terdapat beberapa fungsi dalam membaca, di antaranya adalah:

a. Keterampilan membaca akan sangat berpengaruh dalam keluasan dan kedalaman pandangan tentang berbagai masalah yang dihadapi. Dengan membaca kita dapat mengetahui perkembangan dari sebagian ilmu pengetahuan dan informasi lainnya.

b. Dengan membaca kita bias mendapatkan informasi.

c. Membaca sebagai pembantu dalam proses pembelajaran.

d. Mengenal sistem tulisan yang digunakan

6

e. Dengan mengenal kosa kata membantu seseorang memperoleh kosakata baru yang berguna bagi pengembangan kemampuan mendengarkan.

f. Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.

g. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.

h. Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

Page 7: تعليم القرءة

i. Menentukan konstituen-konstiteun dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi.

j. Dapat mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis.

k. Dapat merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisipasi.

l. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan.

m. Menggunakan pengetahun dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topic utama atau informasi utama

n. Dapat membedakan ide utama dan detail-detail yang disajikan dalam suatu bacaan.

B. Tujuan Belajar Membaca

Pembelajaran keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa arab untuk orang selain bangsa Arab memiliki beberapa tujuan. Tujuan Pembelajaran membaca diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa dapat mengekspresikan simbol-simbol yang tertulis dalam suatu bacaan dengan mengungkapkannya secara lisan. (An-naqoh, 1985, hal. 188)

2. Siswa dapat membaca suatu teks bacaan dengan nyaring serta fasih bacaannya (An-naqoh, 1985, hal. 189). Membaca dengan suara yang keras dan fasih akan membuat kita sebagai guru mengetahui dan

7

mendengar secara jelas siswa ketika membaca sebuah teks bacaan, sehingga dapat dinilai bacaan yang benar dan bacaan yang salah.

3. Siswa dapat menyimpulkan makna global yang terkandung dalam teks tersebut (An-naqoh, 1985, hal. 189). Siswa di tuntut untuk memahami mufrodat dari bacaan tersebut, sehingga akan lebih mudah untuk memahami teks tersebut.

4. Siswa dapat mengetahui makna-makna kosa kata dari makna hubungan suatu kalimat serta dapat membedakan kosa kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari dan kosa kata yang digunakan dalam bahasa tulisan. (An-naqoh, 1985, hal. 189)

5. Siswa dapat memahami makna-makna kalimat dalam suatu paragraf serta dapat menghubungkan makna yang berkaitan diantara kalimat-kalimat tersebut. (An-naqoh, 1985, hal. 189)

Page 8: تعليم القرءة

6. Siswa dapat memahami bacaan dengan lancar tanpa tersendat oleh gramatikal bahasa arab dan kaidah sharafnya. (An-naqoh, 1985, hal. 189)

7. Siswa dapat memahami secara detil ide pokok yang dimaksud penulis. (An-naqoh, 1985, hal. 189)

8. Siswa dapat mengetahui tanda-tanda penomoran dan fungsinya. (An-naqoh, 1985, hal. 189)

9. Siswa dapat membaca dengan fasih tanpa bantuan kamus.

Karena dengan seringnya siswa belajar membaca akan lebih memfasihkan lidah, sehingga siswa akan lebih mudah melapalkannya tanpa bantuan kamus. (An-naqoh, 1985, hal. 189)

10. Siswa dapat membaca banyak bacaan mulai dari bacaan yang ringan sampai kepada bacaan satra, sejarah, keilmuan, dan informasi yang ada disekitarnya, kemudian menghubungkan bacaannya tersebut dengan kebudayaan bangsa arab dan kebudayaan islam. (An-naqoh, 1985, hal. 189)

C. Pembagian Membaca

Berikut ini adalah pembagian membaca ditinjau dari berbagai aspek.

1. Ditinjau dari aktivitas pembaca: (An-naqoh, 1985, hal. 190)

8

a. Membaca dengan suara nyaring

b. Membaca di dalam hati

2. Ditinjau dari tujuan umum pembaca:

a. Membaca sebagai kegemaran

b. Membaca untuk belajar dan menganalisa (An-naqoh, 1985, hal. 190)

3. Ditinjau dari tujuan khusus pembaca:

a. Membaca untuk mengisi waktu kosong

b. Membaca untuk mendapatkan ilmu yang di inginkan

c. Membaca untuk menghasilkan perincian

Page 9: تعليم القرءة

d. Membaca untuk memikirkan, menganalisa dan menyimpulkan sesuatu (An-naqoh, 1985, hal. 190)

4. Ditinjau dari tingkatan belajarnya:

a. Membaca untuk mengetahui pelafalan symbol yang tertulis, yaitu tingkatan dimana perlu pengontrolan dalam tata cara membaca.

b. Membaca untuk memahami, yaitu tingkat membaca yang dapat menghubungkan symbol dalam suatu bacaan dengan maknanya

c. Membaca intensif, yaitu tingkatan membaca untuk belajar dan menghimpun referensi.

d. Ekstensif analitis membaca, yaitu tingkatan membaca sampai dapat menghubungkan apapun yang dibaca dalam bahasa pemikiran dan budaya. (An-naqoh, 1985, hal. 191)

D. Metode Pembelajaran Membaca

Terdapat beberapa metode pembelajaran membaca dalam bahasa Arab, di antaranya adalah;

1. (Thoriqoh Harfiyah) (Al-Khouliy, 1986, hal. 108)

Pada metode ini pendidik mengajarkan terlebih dahulu huruf hijaiyyah dari huruf (alif) sampai (ya). Urutan belajar siswa dalam metode ini adalah bagaimana seorang siswa mampu membaca atau 9

mengetahui carar membaca huruf-huruf yang tertulis dalam suatu bacaan, kemudian mengetahui cara menuliskannya. Setelah itu, siswa dapat membaca penggalan sebuah kalimat, dan pada akhirnya membaca sebuah jumlah dalam suatu paragraf secara utuh.

Kelebihan metode ini adalah mempermudah guru dan orang tua siswa mengajar membaca. Selain itu, bacaan siswa menjadi fasih. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah, metode ini mengajarkan kepada siswa membaca suatu huruf berdasarkan namanya. Misalnya huruf dbaca . Cara tersebut memperlambat siswa untuk dapat membaca sebuah bacaan secara utuh, karena mereka telah terbiasa mengenali suatu huruf dan kemudian membacanya berdasarkan nama dari huruf tersebut.

2. (Thoriqoh Shoutiyah)

Page 10: تعليم القرءة

Metode ini hampir sama dengan metode harfiyah, hanya saja perbedaannya terletak pada cara mengajarkan membacanya. Pada metode ini siswa diajarkan membaca suatu bacaan beserta harokatnya bukan berdasarkan nama huruf tersebut. Misalnya huruf dibaca .

Urutan cara mengajarkannya yaitu satu huruf dengan harokat fathah, kemudian dhomah, kasrah, sukun. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan membaca sebuah huruf yang ditasydid dan juga berharkat fathah, dhomah, dan kasrah.

Kelebihan dari metode ini adalah menyebutkan suatu huruf berdasarkan lafalnya, bukan nama dari huruf tersebut. Sehingga siswa dapat lebih cepat untuk bisa membaca. Sedangkan kekurangannya adalah ditakutkan siswa terlalu cepat membaca karena sudah terbiasa melafalkan huruf hijaiyyah tersebut. (Al-Khouliy, 1986, hal. 109) 10

3. (Thoriqoh Muqotho’iyah)

Dengan metode ini pada awalnya siuswa membaca penggalan kata, baru kemudian belajar membaca sebauh kalimat secara utuh. Untuk belajar penggalan kata tersebut, siswa harus mempelajari huruf-huruf mad, yaitu (alif), (wawu), dan (ya). Kemudian siswa mempelajari huruf yang diakhiri dengan huruf mad seperti . Baru setelah itu siswa belajar membaca sebuah kata yang di dalamnya terdapat huruf mad. Metode ini adalah metode yang paling baik di antara metode harfiyah dan shoutiyah. (Al-Khouliy, 1986, hal. 109)

4. (Thoriqotul kalimah)

Dengan menggunakan metode ini, siswa akan mempelajari sebuah kata dan kemudian mempelajari huruf yang menjadi komponen dari kata tersebut. Metode ini bertentangan dengan metode harfiyah dan shoutiyah yang lebih dahulu mempelajari huruf, baru kemudian mempelajari sebuah kata.

Pelaksanaan dari metode ini, pertama-tama guru memperlihatkan sebuah kata disertai dengan gambar yang sesuai dengan kata tersebut. Guru kemudian melafalkan kata tersebut dan siswa mengikuti pelafalan guru. Kemudian guru memperlihatkan gambar agar siswa dapat memahami kata yang te;ah disebutkan. Setelah dapat membacanya, barulah dirincikan pelafalan huruf yang benar dari kata tersebut. (Al-Khouliy, 1986, hal. 110)

5. (Thoriqtul Jumlah)

Page 11: تعليم القرءة

Cara menggunakan metode ini adalah, guru memperlihatkan sebuah kalimat pendek, kemudian siswa mengikutinya. Kemudian setelah itu, 11

guru menambahkan satu kata ke dalam kalimat tersebut, guru melafalkan dan kemudian siswa mengikuti kembali. (Al-Khouliy, 1986, hal. 111)

6. (Thoriqotul Jam’iyah)

Keseleruhan metode di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka metode ini lahir sebagai penyelesaian atas kekurangan yang timbul dari berbagai metode di atas. Metode ini merupakan gabungan dari metode-metode sebelumnya. (Al-Khouliy, 1986, hal. 112) 12

KESIMPULAN

Membaca merupakan aktivitas yang dapat mempertemukan pemahaman pembaca terhadap kata, simbol, serta bahasa yang terdapat dalam buku. Tujuan membaca adalah agar manusia mendapatkan informasi. Membaca secara global terbagi kepada 2 bagian, yaitu membaca dengan suara keras dan membaca di dalam hati. Metode pembelajara bahasa terbagi kepada 6 bagian, yaitu metode harfiyah, shoutiyah, muqath-tha’iyyah, kalimah, jumlah, dan jam’iyyah.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khouliy, M. A. (1986). Asaaliib Tadris Al-Lughoh Al-Arabiyah. Riyadh.

An-naqoh, M. K. (1985). Ta'lim Al-lughah Al-Arabiyah. Mekkah.

Hermawan, A. (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ibrahim, A. A. (t.thn.). Al-Muwajjah Al-fanni. Kairo: Daar Al-Ma'aarif.