03. halaman depan

Upload: guzsurya

Post on 07-Aug-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    1/66

    EFEK ACTIVE STRETCH I NG OTOT PLANTAR F LEXOR ANKLE TERHADAP PENURUNAN NYERI FASCII TIS PLANTARIS

    SKRIPSI

    Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam MendapatkanGelar Sarjana Fisioterapi

    Disusun Oleh :DONNY HENDARTO

    J 120 131 035

    PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPIFAKULAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    2/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    3/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    4/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    5/66

    v

    MOTTO

    “Allah SWT Maha Tahu dan Selalu memberikan apa yang kita butuhkan.Jadikan Kerja Kita Sebagai Ibadah Kita.

    Untuk rezeki Biarlah Allah SWT yang Akan Mencukupinya” (Donny Hendarto,Fisioterapis Yogyakarta)

    “Sukses Itu Milik Kalian yang mau Berjuang, Bukan Mereka yang CumaMengandalkan Faktor Keturunan “

    (Hipwee.com)

    Mandiri dari sekarang….. atau selanjut nya menyesal ! .(Mr. Mujianto, Fisioterapis BALI)

    Dengan berwirausaha. Untuk Keluar Dari Zona Nyaman.RENCANAKAN, ILUSTRASIKAN. LAKSANAKAN. FOKUS. KOREKSI.

    INOVASI. EVALUASI.BERSIAP UNTUK SUKSES. DUNIA AKHERAT

    (Mr. Totok Budi Santoso, FISIOTERAPI. PD III FIK UMS)

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    6/66

    vi

    PERSEMBAHAN

    Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Alhamdulilah atas berkat rahmad, hidayah

    serta karunia-Nya yang membuat hamba menjadi semangat, memiliki kekuatan,

    ketabahan dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Saya persembahkan cinta dan kasih sayang ini kepada Allah SWT, Nabi Besar

    Muhammad SAW, Kedua Orangtua ku tercinta Papa H. Drs. Sukiman Ngadiman,

    MM. Almarhum Mama Hj. Dra. Paniyah, MM . Semua saudaraku, Mami Tari,

    Almarhum Bapak mertua dan Ibu Mertua, BIDADARI SURGA Istriku

    tersayang Nindah Kesuma Sari, AMKep yang setia serta kesabaran

    mendampingi, Jagoanku Kesyanida Naj wa H endarto dan H anan Dzaka

    Hendarto , kedua orangtua ku Bapak Yosef Sumartono, BSc dan ibu sekeluarga,

    Yang menjadi motivasi dan Inspirasi dan tiada hentinya memberikan

    semangat, doa kepada penulis.

    Terimakasih yang tidak terhingga untuk dosen pembimbingku,

    Bapak Totok Budi Santoso, S,Fis, MPH dan Bapak Agus Widodo, S.Fis, M.Fis

    Teruntuk semua saudara ku di Kelas Fisioterapi Transfer FIK UMS angkatan

    2013, terimakasih atas suka duka ini, canda tawa, “Kita Memang Luar Biasa”.

    Seluruh Bapak Ibu Dosen dan staf Fisioterapi FIK UMS, terimakasih untuk semua

    ilmu dan pengetahuan yang diberikan, semoga keikhlasan bapak ibu mendapat

    hadiah terbaik dari Allah SWT.

    “SALAM FISIOTERAPI, MELAYANI SEPENUH HATI”

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    7/66

    vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulilahirabbil’alamin, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat

    Allah SWT yang telah melimphkan karunia, rahmad dan hidayah nya sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEK ACTIVE STRETCHING

    OTOT PLANTAR FLEXOR ANKLE TERHADAP PENURUNAN NYERI

    FASCIITIS PLANTARIS ”

    Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

    fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    Dalam penyusunan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih

    kepada semua pihak.

    1. Bapak Prof. Dr. Bambang Setiadji. Selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    2. Bapak Dr. Suwaji, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    3. Ibu Isnaini Herawati, S.Fis, M.Sc selaku Kaprodi Fisioterapi Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    4. Bapak Totok Budi Santoso, S.Fis, M.PH selaku pembimbing I dan

    Bapak Agus Widodo, S.Fis, M.Fis selaku pembimbing I dan II. Penulis

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    8/66

    viii

    mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan yang

    penuh kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.

    5.

    Segenap Bapak Ibu dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Terimakasih atas seluruh ilmu yang

    diberikan kepada penulis.

    6. Keluargaku. Papa, Almarhum Mama, Mami Tari. Istriku Tersayang dan

    jagoanku, bapak Yosef sumartono beserta ibu. Terimakasih atas seluruh

    kasih sayang, dukungan, motivasi serta doa yang tiada henti tercurah.

    7. Seluruh saudara dikelas S1 Fisioterapi transfer 2013. Terimakasih atas

    semuanya, cinta kasih sayang, kebahagian serta pengorbanan.

    8. Bunda ririt, bang dedi genzo super, diaz, nurlizan, taufik, dedi supri,

    margha, dewik, latif, widhi, miftah. Terimakasih terbesarku, Doa terbaik

    untuk saudaraku ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Untuk ini

    penulis mengharapkan saran beserta masukan yang membangun demi sempurnanya

    skripsi ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak.

    Surakarta, Oktober 2015

    Penulis

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    9/66

    ix

    ABSTRAK

    PROGRAM STUDI S 1 FISIOTERAPIFAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTASkripsi, Oktober 2015

    33 Halaman

    DONNY HENDARTOEFEK ACTIVE STRETCH I NG OTOT PLANTAR FLEXOR ANKLE TERHADAP PENURUNAN NYERI FASCI I TI S PLANTARI S (Dibimbing Oleh: Totok Budi Santoso, S.Fis., MPH dan Agus Widodo, S.Fis,M.Fis)

    Latar belakang : Fasciitis plantaris merupakan peradangan pada fascia plantaris . Faktor yang menyebabkan adalah umur, berat badan, aktivitas, trauma.Gejala awal yang dialami timbulnya nyeri pada bagian belakang tumit. ActiveStretching pada otot plantar flexor ankle merupakan salah satu metode terapilatihan yang dapat diterapkan untuk mengurangi nyeri fasciitis plantaris .Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek active stretching otot

    plantar flexor ankle untuk menurunkan nyeri fasciitis plantaris .Metode : Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental design dengandesain one group pre test and post test design , jumlah sampel 18 orang. Cara

    pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan judgment sampling . Tehnik judgment sampling dilakukan ketika seorang peneliti memilihanggota-anggota sampel untuk menyesuaikan diri dengan beberapa kriteria. Sertamenggunakan system drop out . Sistem drop out dilakukan apabila responden tidakmelakukan metode latihan rutin akan gugur/tidak digunakan.Hasil : data yang diperoleh berdistribusi tidak normal, uji statistik menggunakanuji wilxocon test untuk uji hipotesis , di peroleh nilai p = 0,001 atau nilai p < 0,05yang berarti ada efek pemberian active stretching otot plantar flexor ankleterhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .Kesimpulan : adanya efek active stretching otot plantar flexor ankle terhadap

    penurunan nyeri fasciitis plantaris .

    Kata kunci : Nyeri fasciitis plantaris , active stretching , plantar flexor ankle

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    10/66

    x

    ABSTRACTS1 PHYSIOTHERAPY STUDY PROGRAM

    HEALTH SCIENCES FACULTYMUHAMMADIYAH UNIVERSITY SURAKARTA

    Thesis, October 201533 Pages

    DONNY HENDARTOTHE EFFECTS OF ACTIVE STRETCHING OF ANKLE PLANTARFLEXOR MUSCLE TOWARD THE DECREASE OF PLANTARFASCIITIS PAIN(Supervised By Totok Budi Santoso, S.Fis., MPH and Agus Widodo, S.Fis,M.Fis)

    Background: plantar fasciitis is an inflammation of the plantar fascia. Factorsthat cause this plantar fasciitis are age, weight, activity, and trauma. The initialsymptoms are experienced the onset of pain in the back of the heel. Activestretching of the plantar flexor muscles of the ankle is one of exercise methodstherapy that can be applied to reduce the pain of plantar fasciitis.Objective: This study was aimed to determine the effects of the active stretchingof the ankle plantar flexor muscles to reduce plantar fasciitis pain.Methods: This study applied a pre-experimental design by using one group pretest and post test design, the sample size are 18 people. The sample was

    determined by using purposive sampling of judgment sampling. Judgmentalsampling is a non-probability sampling technique where the researcher selectsunits to be sampled based on their knowledge and professional judgment.Results: The data obtained are not normally distributed, statistical test ofWilcoxon test for the hypotheses, obtained value of p = 0.001 or p

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    11/66

    xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………..……… i

    HALAM AN PERSETUJUAN ………………………………………………... ii

    HALAMAN PENGESAHAN. ………………………………………………... iii

    HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………..… ..... iv

    MOTTO ………………………………………………………………………. v

    PERSEMBAHAN ……………………………………………………………. vi

    KATA PENGANTAR ………………………………………………………… vii

    ABSTRAK ……………………………………………………………………. ix

    ABSTRACT ………………………………………………………………….. x

    DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xi

    DAFTAR GAMBAR …..……………………………………………………. . xiii

    DAFTAR TABEL ….…………………………………………………………. xiv

    DAFTA R LAMPIRAN ………………………………………………………. xv

    BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1

    A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1

    B. Rumusan masalah ………………………………………………… 3

    C. Tujuan Penelitian ………………………………………… ............. 3

    D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 3

    BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………… 5

    A. Kerangka Teori …………………………………………………… 5

    1. Anatomi dan Biomekanik Kaki ………………………………. 5

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    12/66

    xii

    2. Patofisiologi Fasciitis Plantaris ………………………………. . 7

    3. Pemeriksaan Fasciitis Plantaris ………………………………… 10

    4. Diagnosa Fasciitis Plantaris …………………………………….. 10

    5. Pengobatan Fasciitis Plantaris ……………………………… ...... 11

    6. Prognosis Nyeri Fasciitis Plantaris …………………………. ...... 11

    7. Nyeri Fasc iitis Plantaris ………………………………………… 11

    8. Terapi Latihan Active Stretching Otot Plantar Flexor Ankle ….. 13

    9. Pengukuran Nyeri Dengan Visual Analog Scale (VAS) ……….. 16

    B. Keran gka Pikir ……………………………………………………... 17

    C. Kerangka Konsep …………………………………………………. 17

    D. Hipotesa …………………………………………………………… 18

    BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………… 19

    A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 19

    B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………… . 19

    C. Populasi dan Sampel ……………………………………………… 20

    D. Variabel Penelitian ……………………………………………… .. 21

    E. Definisi Konseptual ……………………………………………….. 21

    F. Definisi Operasional ……………………………………………… 22

    G. Jalannya Penelitian ……………………………………………….. 23

    H. Tehnik Analisis Data …………………………………………… ... 24

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… .. 25

    A. Gambaran Umum ………………………………………………… 25

    B. Karakteristik Responden ………………………………………… . 26

    C. Hasil Analisis Data ……………………………………………… .. 28D. Pembahasan ……………………………………………………… . 29

    E. Keterbatasan Penelitian ………………………………………… ... 31

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 32

    A. Kesimpulan ……………………………………………………… .. 32

    B. Saran ……………………………………………………………… 32

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN – LAMPIRAN

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    13/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    14/66

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia …………………….… 26

    Tabel 4.2 Karakteris tik Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin ………………... 26

    Tabel 4.3 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri VAS – Pre ………………... 27

    Tabel 4.4 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri – Post …………….............. 27

    Tabel 4.5 Mean Derajat Nyeri VAS Pre dan Post ………………………….. 28

    Tabel 4.6 Analisis Statistik Wilcoxon signed ranks test …………………….. 28

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    15/66

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    A. DATA PENELITIAN

    B. SURAT KETERANGAN

    1. Surat Persetujuan Menjadi Responden

    2. Surat Ijin Penelitian

    3. Surat Selesai Penelitian

    4. Lembar Konsultasi Skripsi

    C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    16/66

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dari survei pre penelitian yang dilakukan di Klinik Fisioterapi Kalasan

    Yogyakarta, pada periode bulan Januari – Maret tahun 2015, keluhan nyeri pada

    tumit dan telapak kaki menempati posisi ke-3 setelah nyeri pinggang bawah dan

    lutut. Dari 26 orang pasien dengan keluhan nyeri pada tumit, Sebanyak 18 orang

    pasien terdiagnosa nyeri tumit karena di sebabkan oleh fasciitis plantaris ,

    selebihnya akibat dari calcaneus spur .

    Fasciitis plantaris adalah suatu kasus dimana terjadinya peradangan pada

    fascia plantaris . Simpai Fascia plantaris berjalan dari tulang tumit ke setiap

    tulang tulang jari-jari kaki, berfungsi sebagai penyokong telapak kaki terutama

    mempertahankan lengkung kaki. Bila ada tekanan yang tiba-tiba merentangkan

    jari-jari atau mendatarkan lengkung kaki, fascia plantaris dapat robek (Wibowo,

    1994).

    Fasciitis plantaris sering terjadi pada usia 40 – 70 tahun, tetapi pada

    seseorang yang mempunyai kelainan bentuk kaki (abnormal foot) yaitu telapak

    kaki datar ( flat foot ) bisa terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Bila

    dibandingkan dengan laki-laki, wanita lebih sering mengalaminya. Sebanyak 43

    % terjadi pada pekerja yang berdiri lebih dari 6 jam sehari. Sebanyak 70 % terjadi

    pada orang kegemukan atau obesitas, dan lebih dari 50 % pada orang berusia

    diatas 50 tahun. Fasciitis plantaris dapat disebabkan oleh faktor, antara lain :

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    17/66

    2

    obesitas, flaat foot dan pes cavus, tightness otot gastrocnemius atau soleus ,

    pengguna sepatu hak tinggi dan degenerative (Wibowo, 1994). Salah satu gejala

    awal yang di rasakan pada kondisi fasciitis plantaris adalah timbulnya nyeri.

    Nyeri pada fasciitis plantaris biasanya timbul secara bertahap, tetapi dapat juga

    terjadi dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat. Nyeri sering terjadi pada pagi

    hari, dibagian belakang tumit dan pada saat berjalan maka nyeri akan meningkat

    (Wibowo, 2011).

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Digiovani dkk, 2001 disimpulkan

    bahwa analisa dilakukan terhadap responden yang diberikan intervensi active

    stretching otot plantar flexor ankle didapatkan hasil yang signifikan dalam hal

    penurunan nyeri pada fasciitis plantaris . Demikian sama hal nya yang akan

    dilakukan peneliti kali ini mencoba untuk menggunakan modalitas latihan

    peregangan active stretching otot plantar fleksor ankle tanpa mengkombinasikan

    dengan modalitas lain sehingga diharapkan dapat dicapai efek yang lebih spesifik

    untuk mengurangi nyeri pada kondisi plantar fasciitis .

    Latihan peregangan Active stretching (peregangan aktif) adalah metode

    latihan yang dilakukan pasien sendiri dengan diberitahukan terlebih dahulu

    latihannya oleh fisioterapis (Kisner, 2007). Latihan ini bertujuan untuk terjadinya

    pelepasan adhesion dan meningkatkan fleksibilitas pada fascia . Kekuatan yang

    dihasilkan dari kontraksi ini menghasilkan kontraksi memanjang pada tendon dan

    fascia sehingga secara perlahan akan terjadi penguluran pada tendon dan fascia .

    Dengan adanya peningkatan kelenturan pada tendon maka pada fasciitis plantaris

    diharapkan fascia plantaris atau apponeurosis plantaris akan lebih fleksibel

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    18/66

    3

    sehingga nyeri dapat berkurang. Pemberian active stretching juga dapat

    melepaskan perlengketan dalam apponeurosis plantaris dan abnormal cross link,

    sehingga dapat melepaskan jaringan fibrous dan mengurangi iritasi terhadap saraf

    tipe C dan A yang menimbulkan nyeri regang, serta meningkatkan jumlah sel

    darah merah, sehingga terjadi peningkatan kadar hemoglobin darah, yang

    mengakibatkan fasilitasi kapasitas darah dalam membawa oksigen dan

    peningkatan aliran darah serta metabolisme lokal (Digiovani dkk, 2001).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, peneliti ingin

    mengetahui apakah ada pengaruh active stretching otot plantar fleksor ankle

    terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui pengaruh active stretching otot plantar fleksor ankle

    terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat teoritis

    Dapat Sebagai pedoman ilmiah untuk menambah pengetahuan

    tentang ilmu terapi latihan fisioterapi dan dapat dijadikan sebagai acuan

    untuk menambah wawasan dalam perkembangan ilmu rehabilitasi medis.

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    19/66

    4

    2. Manfaat praktis

    Dapat dijadikan pedoman ilmiah untuk mengembangkan ilmu

    pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu dalam rangka mengembangkan

    metode serupa sehingga dapat bermanfaat bagi praktisi medis dan

    masyarakat pada umumnya.

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    20/66

    5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kerangka Teori

    1. Anatomi dan Biomekanik Kaki

    a. Persarafan, otot pergelangan kaki

    Persarafan pergelangan kaki berasal dari plexus lumbalis dan plexus

    sacralis . Persarafan yang berfungsi mengontrol pergerakan pergelangan

    kaki yaitu n. tibialis, n. fibularis profundus dan n. fibularis superficialis .

    Saraf sensoris berasal dari n. suralis dan n. saphenus (Gibson, 2002).

    Gambar 2.1 Otot Plantar Flexor Ankle (Netter, 1998)

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    21/66

    6

    Otot yang berperan untuk gerakan plantar fleksi ankle yaitu m.

    gastrocnemius dan m. soleus , dibantu m. tibialis posterior , m. flexor

    halusis longus dan m. flexor digitorum longus (Faiz, 2002).

    b. Osteologi pergelangan kaki

    Kaki dibentuk dari gabungan beberapa tulang : talus, calcaneus,

    cuboid, navicular, 3 ossa cuneiform, metatarsal I-V, phalanges I-V, 4 ossa

    phalanges distal, 3 phalanges middle dan 2 ossa sesamoid di bagian

    plantar (Netter, 1998).

    c. Persendian pada pergelangan kaki

    Persendian pergelangan kaki terdiri dari sendi tibiofibularis distal

    joint , merupakan pertemuan os tibia dan os fibula , yang merupakan

    syndesmosis sehingga pergerakannya terbatas. Sendi taloclularis joint

    (upper ankle joint) , yang dibentuk oleh ujung distal os tibia dan os fibula

    serta bagian atas tulang talus . Sendi subtalaris joint (talocalcanea joint)

    yang dibentuk oleh talus dan calcaneus .

    d. Ligament Plantar fascia

    Ligamen plantar fascia atau aponeurosis plantaris yang berupa

    lapisan jaringan ikat tebal dan kuat pada telapak kaki (Gibson, 2002).

    Ligamen ini berjalan secara transversal dari tuberositas medial kalkaneus

    kearah caput ossa metatarsal I-V telapak kaki, berfungsi sebagai

    penyangga bagian lengkung kaki (Cooper, 2007).

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    22/66

    7

    2.2 Aponeurosis plantaris (Netter, 1998)

    2. Patofisiologi fasciitis plantaris

    a. Definisi

    Fasciitis plantaris adalah suatu kasus dimana terjadinya peradangan

    pada fascia plantaris (Siburian, 2008). Fasciitis plantaris diawali dengan

    adanya lesi pada soft tissue disisi tempat perlengketan appneurosis

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    23/66

    8

    plantaris yang letaknya dibawah tuberositas calcaneus . Adanya radang

    pada sisi tempat perlengketan fascia akan menimbulkan cidera, inflamasi

    dan nyeri pada fascia planta ris (Cooper, 2007).

    b. Gejala

    Gejala terjadinya fasciitis plantaris adalah nyeri tajam dibagian

    dalam telapak kaki di daerah tumit. Nyeri tumit yang cenderung bertambah

    buruk pada beberapa langkah pertama setelah bangun tidur, pada saat naik

    tangga atau pada saat jinjit, nyeri tumit setelah berdiri lama kemudian

    bangkit dan berjalan. Area nyeri terdapat di bagian medial atau lateral

    calcaneus atau dibagian lunak dari apponeurosis plantaris dari bagian

    inferior tuberositas di calcaneus (Wibowo, 2011).

    c. Faktor penyebab dan faktor resiko

    Secara anatomi, pada saat kita berjalan, semua berat badan kita

    bertumpu pada tumit yang kemudian tekanan ini akan disebarkan ke

    ligamen plantar fascia . Sehingga ligamen tersebut akan tertarik ketika kaki

    melangkah, tegang, berulang terus menerus, sehingga terasa nyeri ringan

    yang akhirnya mengalami inflamasi pada tuberositas calcaneus dan

    robekan kecil di serabut ligamen plantar fascia akan menjadi teriritasi atau

    meradang (Cooper, 2007).

    Faktor resiko terjadinya fasciitis plantaris adalah : obesitas, kelainan

    bawaan pada arcus plantaris berupa flaat foot dan pes cavus, tightness m.

    gastrocnemius dan m. soleus , penggunaan alas kaki high heels , serta faktor

    degenerative, calcaneal spur / heel spur (Wibowo, 2011). Pada pasien

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    24/66

    9

    dengan obesitas akan terjadi peningkatan beban fascia pada saat stance

    phase . Pronasi yang berlebihan pada sendi subtalar akan menyebabkan

    eversi yang berlebihan pada calcaneus . Eversi yang berlebihan tersebut

    akan menyebabkan tarikan pada fascia plantaris selama fase foot flat,

    sedangkan kaki dengan bentuk pes capus terjadi peningkatan arcus pada

    fore foot dan hind foot sehingga tekanan oleh berat badan akan serap oleh

    plantar fascia. Tightnes calf muscles menyebabkan adanya pembatasan

    kemampuan dari mid foot untuk melakukan supinasi serta terjadinya

    pengurangan pencapaian dorsal fleksi pada saat terminal stance dan

    preswing . Pada seseorang yang gemar menggunakan sepatu hak tinggi

    dimana tendon Achilles yakni tendon yang melekat pada tumit akan

    berkontraksi/tegang dan memendek. Faktor degenerative dimana akan

    terjadinya perubahan musculoskeletal di usia lanjut sehingga akan

    berpengaruh pada kemampuan fascia plantaris untuk meregang. Lengkung

    telapak kaki yang datar atau terlalu melengkung dapat mengakibatkan

    distribusi berat badan tidak seimbang diterima oleh kedua kaki dan

    menyebabkan stress tambahan pada plantar fascia.

    d. Epidemiologi

    Fasciitis plantaris bisa terjadi pada semua umur terutama pada usia

    pertengahan dan usia lanjut. Lebih beresiko karena faktor seperti pekerjaan

    atau aktivitas yang lebih banyak berdiri atau berjalan, obesitas, kehamilan,

    diabetes melitius , aktivitas fisik yang berlebihan seperti atlit, penggunaan

    sepatu kurang tepat (Carter, 2001), ini bisa terjadi pada pria maupun

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    25/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    26/66

    11

    joint dan calcaneus untuk memperoleh data apa ada bone spur . Pemeriksaan

    laboratorium untuk memperoleh data apa ada Rhematoid arthtritis .

    5. Pengobatan Fasciitis plantaris

    Penggunaan NSAID (Non steroid Anti inflammation Drugs) seperti

    ibuprofen (advil, motrin) untuk menghambat reaksi peradangan dan nyeri

    digunakan sebagai anti inflamasi dan analgesic . Methylprednisolon topical

    untuk menurunkan peradangan dan menurunkan permeabilitas kapiler.

    Aspirin untuk menurunkan respon peradangan dan efek sistemik yang

    mengawali terjadinya peradangan lanjut (Meliala, 2001).

    6. Prognosis nyeri Fasciitis plantaris

    Semua bentuk penekanan berlebih yang diberikan pada fascia

    plantaris akan menghasilkan tarikan atau peregangan pada insertio medial

    tuboresitas calcaneus , hal ini akan menyebabkan kegagalan pada periosteal

    dan selanjutnya avulse dari periosteum pada tuboresitas calcaneus kemudian

    avulse tersebut akan diikuti oleh pengisian kalsium sehingga akan terbentuk

    calcaneal spur/heel spur (Wibowo,1994).

    Menurut Wibowo, 2011 pada kebanyakan kasus, nyeri dari plantar

    fasciitis ini akan menghilang dengan sendirinya tanpa pembedahan atau

    pengobatan invasive lainnya.

    7. Nyeri Fasciitis Plantaris

    a. Teori Nyeri

    Reseptor nyeri perifer (nosiseptor) terdapat disetiap struktur kutan ,

    somatic dalam maupun visera tubuh. Adanya rangsangan noksius baik

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    27/66

    12

    aktual maupun potensial memicu nosiceptor untuk melepas zat-zat

    kimiawi endogen yang kemudian akan mentransduksi rangsangan tersebut

    menjadi impuls nyeri (Parjoto, 2006). Terdapat 3 macam reseptor nyeri

    yaitu kemoreseptor, mekanoreseptor, termoreseptor . Kemoreseptor peka

    terhadap rangsangan kimiawi dan impuls nyerinya akan diteruskan melalui

    serabut C. Mekanoreseptor dan termoreseptor peka terhadap rangsangan

    mekanik dan thermal, impuls akan diteruskan oleh serabut A delta

    (Widiastuti, 1996 dikutip Parjoto, 2006).

    Impuls nyeri setelah melalui proses tranduksi dan transformasi

    (menjadi rentetan potensial aksi) ditingkat reseptor, kemudian

    ditransmisikan melalui serabut C dan atau serabut A delta menuju ke

    cornu posterior medulla spinalis (Parjoto, 2006). Disini serabut-serabut

    tersebut membentuk suatu berkas nyeri dibagian ventral dan membentuk

    sinaps yang berada di substansia gelatinosa (SG) rolandi yang merupakan

    tempat terjadinya system relai / teori gerbang control (Newton, 1990

    dikutip Parjoto, 2006).

    b. Mekanisme nyeri

    Nyeri fasciitis plantaris diawali adanya lesi pada soft tissue disisi

    tempat perlengkatan plantar aponeurosis yang letaknya dibawah dari

    tuberositas calcaneus atau pada facia plantaris bagian medial calcaneus

    akibat dari penekanan dan penguluran yang berlebihan. Hal itu

    menimbulkan aksi potensial dari ujung saraf nocisensorik (serabut saraf

    A-delta dan C) yang menghantarkan impuls nyeri ke cornu dorsalis

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    28/66

    13

    medulla spinalis lalu ke otak, dan diotak impuls tersebut di

    interprestasikan sebagai nyeri (Siburian, 2008).

    8. Terapi latihan active stretching otot plantar flexor ankle

    Terapi Latihan active stretching (peregangan aktif) adalah metode

    latihan yang dilakukan oleh pasien secara mandiri dengan diberitahukan

    terlebih dahulu latihannya oleh fisioterapi (Kisner, 2007).

    Terapi latihan active stretching pada otot plantar flexor ankle

    bertujuan untuk terjadinya pelepasan adhesion dan meningkatkan fleksibilitas

    fascia plantaris , kekuatan yang dihasilkan dari kontraksi ini menghasilkan

    kontraksi memanjang pada tendon dan fascia . Sehingga akan secara perlahan

    akan terjadi penguluran pada tendon dan fascia dan jaringan disekitarnya.

    Respon fisiologis pemberian metode ini terhadap fasciitis plantaris

    adalah melepaskan perlengketan dalam appeneorosus plantaris dan abnormal

    cross link sehingga mengurangi iritasi terhadap A delta dan saraf tipe C yang

    menimbulkan nyeri regang serta meningkatkan jumlah sel darah merah

    sehingga terjadi peningkatan kadar hemoglobin darah yang mengakibatkan

    fasilitasi kapasitas darah dalam membawa oksigen dan peningkatan aliran

    darah serta metabolisme lokal. Sehingga dapat mempercepat proses perbaikan

    jaringan yang rusak akibat fasciitis plantaris , serta dapat mempercepat proses

    inflamasi menuju perbaikan jaringan. Dengan ada peningkatan kelenturan

    pada tendon maka pada fasciitis plantaris diharapkan fascia plantaris atau

    apponeurosis plantaris akan lebih fleksibel sehingga nyeri dapat berkurang.

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    29/66

    14

    Metode active stretching otot plantar flexor ankle yang digunakan

    dalam penelitian ini menggunakan :

    a. Latihan calf stretch

    Posisi : pasien menghadap dinding, berdiri sekitar dua, tiga kaki dari

    tembok, lakukan dorongan dengan tangan responden pada tembok. Dengan

    kaki yang sakit dibelakang dan kaki lainnya didepan. Dorong tembok,

    jadikan kaki yang didepan sebagai tumpuan, sementara meregangkan kaki

    yang belakang, tumit kaki yang belakang menempel dilantai. Dosis : tahan

    posisi selama 10 detik, pengulangan 10 (sepuluh) kali, dan dilakukan 3

    (tiga) kali sehari.

    2.3 Latihan calf stretch (Ordine dkk, 2011)

    b. Latihan peregangan dengan counter top

    Posisi : pasien menghadap depan dengan memegang counter top .

    Letakkan kaki terpisah dengan satu kaki yang lain. Kemudian tekuk lutut

    sampai dalam posisi jongkok tahan. Tahan posisi tumit dilantai selama 10

    detik. Dosis : Tahan posisi tumit dan kaki yang meregang 10 detik,

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    30/66

    15

    kemudian rileks, luruskan kembali. Ulangi 10 (sepuluh) kali. Lakukan 3

    (tiga) kali sehari.

    2.4 Latihan peregangan dengan counter top (Belis, 2001)

    c. Latihan Achilles tendon stretch

    Posisi : posisikan ke-2 distal telapak kaki bertumpu pada anak tangga.

    Tekan tumit pelan kebawah sampai terprovokasi nyeri ditelapak kaki.

    Dosis : tahan posisi 10 (sepuluh) detik, istirahat, ulangi gerakan 10 kali.

    Lakukan 3 (tiga) kali sehari.

    2.5 Latihan Achilles Tendon Stretch (Belis, 2001)

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    31/66

    16

    9. Pengukuran nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS)

    Pengukuran nyeri dengan VAS dilakukan dengan cara yaitu terapis

    membuat garis lurus sepanjang 100 mm dengan diberi angka 0 mm pada satu

    ujung dan angka 100 mm pada ujung yang lain. Kemudian terapis

    menerangkan pada pasien bahwa angka 0 mm menunjukkan rasa tidak nyeri

    dan angka 100 mm menunjukkan rasa nyeri yang sangat hebat dan tidak

    dapat ditahan lagi oleh pasien. Kemudian pasien diminta untuk menunjukkan

    satu titik pada garis tersebut yang kira-kira menggambarkan letak nyeri yang

    dirasakan pasien. Panjang garis yang dimulai dari titik tidak nyeri/angka nol

    sampai dengan titik yang ditunjuk pasien menunjukkan derajat / besarnya

    nyeri yang dirasakan pasien. Besar nyeri diukur dalam satuan millimeter

    (Crichton, 2001).

    G

    Gambar 2.6 Visual Analogue Scale (VAS)

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    32/66

    17

    B. Kerangka Pikir

    Gambar 2.7 Kerangka Pikir

    C. Kerangka Konsep

    Gambar 2.8 Kerangka Konsep

    Nyeri

    Faktor Resiko :Obesitas, Flaat foot , pes

    capus, Tightnessm.gastrocnemius, m. soleus, Alas kaki

    tinggi/ high heel

    Fasciitis Plantaris

    Gangguan Gerakdasar dan Gerak

    Fungsional

    Active stretchingotot plantar flexor

    ankle

    Faktor Resiko : Degenerative

    KehamilanHormon

    Jenis Kelamin profesi

    Active Stretchingotot plantar flexor ankle

    Nyeri Fasciitis Plantaris

    Nyeri berkurang

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    33/66

    18

    Keterangan gambar : Intervensi Active stretching otot Plantar flexor ankle

    memberikan efek pada nyeri fasciitis plantaris.

    D. Hipotesa

    Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian intervensi

    active stretching otot plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis

    plantaris .

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    34/66

    19

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental , dengan desain penelitian

    one group pre-test-post-test design , dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

    latihan active stretching pada otot plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri

    fasciitis plantaris .

    Gambar 3.1 Rancangan penelitian one grup pre-test-post-test

    Keterangan gambar :

    S : subyek yang dilakukan penelitian

    01 : pengukuran tingkat nyeri dengan VAS sebelum dilakukan latihan

    active stretching otot plantar flexor ankle

    02 : pengukuran tingkat nyeri dengan VAS setelah dilakukan latihan

    active stretching otot plantar flexor ankle

    X1 : perlakuan latihan active stretching otot plantar flexor ankle

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat penelitian dilaksanakan di Klinik Fisioterapi Kalasan

    Yogyakarta, dengan waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 20 april 2015 s.d

    15 mei 2015. Penelitian dilakukan selama 4 (empat) minggu.

    S - - - 01 - - - X1 - - - 02

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    35/66

    20

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Klinik Fisioterapi

    Kalasan Yogyakarta dengan kondisi fasciitis plantaris . Jumlah populasi

    26 (dua puluh enam) orang.

    2. Sampel

    a. Teknik pengambilan sampel

    Metode pengambilan sampel menggunakan motode purposive

    sampling , yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

    1) Kriteria Inklusi (penerimaan)

    a) Responden menderita nyeri pada area plantar fascia yang

    telah dipilih berdasarkan prosedur assesment fisioterapi serta

    tes khusus berupa stretch test.

    b) Responden bersedia mengikuti jalannya penelitian dan

    berkenan bekerja sama hingga penelitian berakhir

    2) Kriteria Eksklusi (penolakan)

    a) Responden Sedang mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit

    atau mendapatkan terapi modalitas lain dalam 10 hari

    sebelumnya

    b) Sedang mengalami gangguan menstruasi / hamil trimester

    pertama

    c) Responden dengan kondisi cidera ligament

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    36/66

    21

    d) Nyeri yang disertai dengan penyakit lain pada telapak kaki

    misal menderita osteoforosis , kanker & tumor

    e) Responden dengan lesi meniscus dan fraktur pada area

    plantar fascia.

    3) Kriteria Dropout

    a) Responden mengundurkan diri dari program penelitian

    b) Responden tidak hadir di Klinik Fisioterapi Kalasan sekurang-

    kurangnya 4 kali berturut-turut

    c) Responden tidak melakukan metode yang sudah diberikan

    peneliti kepada pasien untuk diterapkan dirumah sekurang-

    kurangnya 3 hari berturut-turut

    b. Besar sampel penelitian

    Jumlah sampel penelitian ini adalah 18 (delapan belas) orang.

    D. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

    1. Variabel bebas ( independent variable ) yaitu latihan active stretching

    2. Variabel terikat (dependent variable ) yaitu nyeri fasciitis plantaris

    E.

    Definisi Konseptual

    1. Latihan Active Stretching

    Terapi latihan active stretching (peregangan aktif) yang dilakukan

    oleh pasien secara mandiri dengan diberitahukan terlebih dahulu

    latihannya oleh fisioterapi (Kisner, 2007).

    2. Nyeri Fasciitis Plantaris

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    37/66

    22

    Penekanan dan penguluran pada fascia plantaris dapat

    menimbulkan aksi potensial dari ujung saraf nocisensorik (serabut saraf

    A-delta dan C ) yang menghantarkan impuls nyeri ke kornu dorsalis

    medulla spinalis lalu ke otak, dan diotak impuls tersebut di

    interprestasikan sebagai nyeri (Periatna dan Gerhaniawati, 2006).

    F. Definisi Operasional

    1. Latihan Active stretching

    Terapi latihan active stretching (peregangan aktif) yang dilakukan

    oleh pasien secara mandiri dengan diberitahukan terlebih dahulu

    latihannya oleh fisioterapi (Kisner, 2007). Metode yang diterapkan pada

    active stretching otot plantar flexor ankle meliputi latihan calf stretch ,

    latihan peregangan dengan counter top , latihan Achilles stretch . Dosis

    yang diberikan : waktu utntuk menahan posisi yang berikan selama 10

    detik, frekuensi pengulangan 10 kali/sesi. Dilakukan 3 kali / hari.

    2. Nyeri Fasciitis plantaris

    Nyeri fasciitis plantaris terdapat pada tempat perlengkatan plantar

    aponeurosis yang letaknya dibawah dari tuberositas calcaneus atau pada

    facia plantaris bagian medial calcaneus .

    Proses pemeriksaan diawali dengan anmanesa pasien. Diperoleh

    data pasien mengeluhkan adanya nyeri dibagian medial atau lateral tumit.

    Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik berupa tes cepat, didapat positif

    nyeri gerak saat gerakkan dorsal fleksi ankle . Dalam inspeksi dinamis

    diperoleh antalgic gait (Wolf, 1994). Tes khusus berupa stretch test

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    38/66

    23

    dilakukan pada posisi dorsal fleksi ankle , dan hasilnya didapat nyeri

    regang pada fascia plantaris . Palpasi dilakukan didaerah fascia plantaris

    diperoleh titik nyeri tekan pada sisi medial atau lateral dari tuberositas

    calcaneus .

    Pengukuran nyeri dilakukan dengan menggunakan VAS, berupa

    garis lurus yang panjangnya 10 cm, dengan penggambaran verbal pada

    masing-masing ujungnya, angka 0 (tanpa nyeri) sampai angka 10 untuk

    nyeri terberat, dengan Nilai VAS 0 - < 4 = nyeri ringan, 4 - < 7 = nyeri

    sedang, 7 - 10 = nyeri berat (Meliala, 2001).

    G. Jalannya Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti melakukan tahapan sebagai berikut :

    1. Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di Klinik Fisioterapi

    Kalasan Yogyakarta

    2. Peneliti menentukan populasi, teknik pengambilan sampel responden

    3. Peneliti melaporkan hasil yang diperoleh dari observasi kepada Program

    Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

    Surakarta

    4.

    Mengajukan izin pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Manajemen Klinik Fisioterapi

    Kalasan Yogyakarta

    5. Peneliti melakukan perkenalan kepada responden sekaligus mendapatkan

    tanda tangan sebagai bukti persetujuan dari responden (informed consent)

    untuk bersedia menjadi responden penelitian

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    39/66

    24

    6. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang proses yang akan

    dilakukan, tujuan dan manfaat penelitian, metode intervensi fisioterapi

    yang dipakai pada kondisi responden yang diterapkan ketika di klinik

    fisioterapi, dan program latihan mandiri yang akan dilakukan dirumah

    7. Awal pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari senin tanggal 20 april

    2015. Sebelum melakukan program latihan active stretching pada otot

    plantar flexor ankle , peneliti melakukan pengukuran nyeri pre dengan

    skala VAS sebelum melakukan tindakan pada semua sampel.

    8. Penelitian dilakukan selama 4 minggu, dimulai pada hari senin tanggal

    20 april 2015 dan berakhir pada tanggal 15 mei 2015 dengan frekuensi

    kunjungan 3 kali/minggu yaitu pada hari senin, rabu, jum’at.

    9. Pelaksanaan pengukuran nyeri post tindakan dengan skala VAS

    dilakukan pada hari jumat tanggal 15 mei 2015.

    10. Peneliti mendokumentasi hasil penelitian yang dilakukan.

    H. Teknik Analisis Data

    Uji analisa yang digunakan untuk mengetahui efek active stretching otot

    plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris antara data pre

    (sebelum penelitian) dan post (setelah penelitian) menggunakan uji non

    parametric yaitu wilcoxon test dengan nilai probabilitas p < 0,05 yang

    mengandung arti bermakna yaitu ada efek active stretching otot plantar flexor

    ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    40/66

    25

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum

    Klinik Fisioterapi Kalasan Yogyakarta berdiri pada tanggal 1 november

    2013, beralamat di Jl. Kalasan – Piyungan KM 1 Bendungan 1/13 Tirtomartani

    Kalasan Sleman DI Yogyakarta Indonesia. Jadwal praktek hari senin sampai

    dengan sabtu pukul 13.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB. Berdasarkan data

    yang terdapat di Klinik Fisioterapi Kalasan Yogyakarta periode bulan Januari –

    Maret 2015, keluhan nyeri pada tumit dan telapak kaki menempati posisi ke-3

    (tiga) setelah nyeri pinggang bawah dan nyeri lutut. Dengan jumlah pasien 26

    orang pasien dengan keluhan nyeri tersebut. Setelah melakukan pemilihan sampel

    berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga terpilih 18 orang pasien.

    Pengolahan data hasil penelitian ini diawali dengan deskripsi data.

    Penelitian ini dilakukan di Klinik Fisioterapi Kalasan Yogyakarta dengan subyek

    adalah pasien yang menderita nyeri tumit yang disebabkan oleh fasciitis plantaris ,

    pada tanggal 20 april 2015 – 15 mei 2015. Sampel penelitian berjumlah 18

    (delapan belas) orang, yang diberi perlakuan terapi latihan active stretching otot

    plantar flexor ankle . Dengan desain penelitian one group pre-test-post-test design ,

    uji non parametric dengan wilcoxon test .

    B. Karakteristik Responden

    1. Distribusi Subyek Berdasarkan Usia

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    41/66

    26

    Pengelompokan usia responden pada tabel dibawah ini sesuai

    dengan pembagian karakteristik usia menurut WHO yang

    mengelompokan usia 30 - 40 tahun sebagai kelompok usia pertengahan

    (middle age ) dan usia 41 – 60 tahun sebagai kelompok usia lanjut

    (elderly ).

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    No Usia Jumlah Presentase

    1 30 – 40 tahun (middle age) 8 orang 44 %

    2 41 – 51 tahun (elderly age) 10 orang 56 %

    Jumlah 18 % 100 %

    Sumber : Olah Data 2015

    Berdasarkan data tabel diatas didapatkan pasien dengan umur 30 – 40

    tahun sebanyak 8 orang dan umur 41 –

    51 tahun sebanyak 10 orang.2. Distribusi Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

    1 Laki – laki 9 50%

    2 Perempuan 9 50%

    Jumlah 18 100 %

    Sumber : Hasil Olah Data, 2015

    Berdasarkan data tabel diatas didapatkan bahwa pasien laki-laki

    berjumlah 9 orang dan perempuan berjumlah 9 orang.

    3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Nyeri Fasciitis Plantaris

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    42/66

    27

    Pada penelitian ini pengukuran derajat nyeri fasciitis plantaris

    menggunakan parameter alat ukur yaitu VAS ( Visual Analoque Scale ).

    Hasil penelitian pengukuran nyeri fasciitis plantaris dengan VAS

    dipaparkan dibawah ini.

    Tabel 4.3 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri VAS – Pre

    No VAS pre Frekuensi Persentase

    1. 7,4 – 7,5 3 16,7%

    2. 7,6 – 7,7 2 11,1%

    3. 7,8 – 7,9 4 22,2%

    4. 8,0 – 8,1 3 16,7%

    5. 8,2 – 8,3 6 33,3%

    Jumlah 18 100 %

    Sumber : Hasil Olah Data, 2015

    Tabel 4.4 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri VAS – Post

    No VAS Post Frekuensi Persentase

    1. 0,7 – 1,1 1 5,6%

    2. 1,2 – 1,6 5 27,8%

    3. 1,7 –

    2,1 4 22,2%

    4. 2,2 – 2,6 4 22,2%

    5. 2,7 – 3,1 4 22,2%

    Jumlah 18 100 %

    Sumber : Hasil Olah Data, 2015

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    43/66

    28

    Untuk membuktikan efek active stretching otot plantar flexor ankle

    terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris adalah dengan menghitung

    adanya perbedaan mean pre dan post pengukuran derajat nyeri dengan

    skala VAS. Pengolahan statistic mean pre dan post derajat nyeri fasciitis

    plantaris VAS pada penatalaksanaan active stretching otot plantar flexor

    ankle menggunakan wilcoxon test sebagai berikut :

    Tabel 4.5 Mean Derajat Nyeri VAS Pre dan Post Active Stretching otot

    Plantar Flexor Ankle

    N Mean Std Min Dev Max Dev

    Pre 18 7,9500 .30341 7.40 8.3Post 18 2,0500 .66266 .70 3.102Selisih 5,9000 .35925 -6.7 5.198

    Sumber : Hasil Olah Data, 2015

    Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil penurunan nyeri setelah diberikan

    penatalaksanaan latihan active stretching otot plantar flexor ankle pada

    kondisi fasciitis plantaris , yaitu dari mean 7,9500 menjadi 2,0500 dengan

    selisih 5,9000.

    C. Hasil Analisis Data

    Tabel 4.6 Analisis Statistik Wilcoxon signed ranks test

    Efek Active stretching otot plantar flexor ankle terhadap penurunannyeri Fasciitis plantaris

    Post - Pre

    Z -3,728 Asymp. Sgn. (2-tailed) ,000

    Sumber : Hasil Olah Data, 2015

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    44/66

    29

    Analisis data memperoleh hasil nilai Z = -3,728 dan p = 0.000

    atau p < 0.05 mengandung arti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

    Kesimpulannya ada efek active stretching otot plantar flexor ankle

    terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris.

    D. Pembahasan

    Berdasarkan tabel 4.1 interval usia dalam penelitian adalah 30 – 51 tahun,

    dengan persentase 30 – 40 tahun sebesar 44 % dan 41 – 51 tahun sebesar 56 %.

    Hasil penelitian menyatakan bahwa responden usia 41 - 51 tahun menjadi interval

    usia yang paling banyak menderita fasciitis plantaris . Menurut Wibowo (2011)

    fasciitis plantaris sering terjadi pada usia 40 – 70 tahun. Sedangkan menurut

    Carter (2001) plantar fasciitis bisa terjadi pada semua usia terutama pada usia

    pertengahan dan usia lanjut. Pada rentang usia tersebut akan terjadi perubahan

    kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh khususnya pada cross-link seiring dengan

    bertambahnya usia seseorang. Connective tissue juga akan kehilangan banyak

    kandungan seperti collagen, elastin, glycoprotein, hylauronic acid dan contractile

    protein (Siburian, 2008).

    Berdasarkan tabel 4.2 didapat sampel penelitian laki-kali berjumlah 9

    orang dan perempuan sebanyak 9 orang. Menurut Wibowo (2011) plantar

    fasciitis dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Penelitian dilakukan selama 4

    (empat) minggu dengan pemberian tindakan active Steretching otot plantar flexor

    ankle dengan frekuensi 3 (tiga) kali dalam 1 minggu. Intervensi dimulai tanggal

    20 april 2015 dan berakhir tanggal 15 mei 2015.

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    45/66

    30

    Pada tabel 4.3 sebelum dilakukan tindakan terapi didapatkan interval nyeri

    paling tinggi 8,2 - 8,3 skala VAS dengan frekuensi 6 orang dan paling rendah

    berada pada interval 7,4 – 7,5 skala VAS dengan frekuensi 3 orang. Dengan

    adanya nyeri tinggi, pasien akan cenderung membatasi gerakan yang akan

    berpotensi menimbulkan nyeri. Termasuk gerakan mengulur sehingga pasien akan

    malas melakukan gerakan. Mengakibatkan adanya gangguan saat melakukan

    aktivitas sehari-hari (Siburian, 2008).

    Pada tabel 4.4 diketahui ada pengaruh efek active stretching otot plantar

    flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris . Karena pada tabel 4.4

    diperoleh nyeri paling tinggi, turun pada interval 2,7 – 3,1 skala VAS. Pada tabel

    4.5. diperoleh nilai Z = -3,728 dan p = 0,001, sehingga nilai p < 0,05 maka ada

    pengaruh pemberian active stretching otot plantar flexor ankle terhadap

    penurunan nyeri pada penderita nyeri fasciitis plantaris . Hal ini sesuai dengan

    hasil penelitian yang dilakukan oleh Digiovani (2001) dinyatakan bahwa setelah

    melakukan analisa terhadap responden yang diberikan intervensi active stretching

    otot plantar flexor ankle didapatkan hasil yang signifikan dalam hal penurunan

    nyeri pada fasciitis plantaris .

    Proses fisiologis active stretching otot plantar flexor ankle terhadap

    mekanisme pengurangan nyeri fasciitis plantaris dimulai dengan terlepasnya

    perlengketan dalam appeneurosus plantaris dan abnormal crosslink sehingga

    mengurangi iritasi terhadap serabut saraf A delta dan tipe C yang menimbulkan

    nyeri regang serta meningkatkan sel darah merah sehingga terjadi peningkatan

    kadar hemoglobin darah yang mengakibatkan fasilitasi kapasitas darah dalam

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    46/66

    31

    membawa oksigen dan peningkatan aliran darah serta metabolisme lokal.

    Sehingga akan mempercepat proses perbaikan jaringan yang rusak akibat fasciitis

    plantaris , serta dapat mempercepat proses inflamasi menuju perbaikan jaringan.

    Dengan adanya peningkatan kelenturan pada tendon maka pada fasciitis plantaris

    diharapkan fascia plantaris atau apponeurosis plantaris akan lebih fleksibel

    sehingga nyeri dapat berkurang (Rica, 2011)

    E. Keterbatasan Penelitian

    Penelitian ini sudah dilakukan secara maksimal dan cermat tetapi masih

    ada keterbatasan di luar jangkauan peneliti diantaranya sebagai berikut:

    1. Peneliti hanya menggunakan satu grup perlakuan tanpa group kontrol

    karena keterbatasan waktu dan kesulitan mendapatkan subyek dalam

    penelitian sehingga penelitian ini memiliki kelemahan.

    2. Peneliti tidak dapat mengendalikan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari

    subyek, tidak bisa mengontrol tingkat ketegangan pikiran (stress),

    penggunaan obat dan alat terapi lain serta nutrisi yang berpengaruh

    terhadap perubahan derajat nyeri serta hobi subyek.

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    47/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    48/66

    32

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Peneliti memberikan penatalaksanaan terapi latihan active stretching otot

    plantar flexor ankle pada kasus fasciitis plantaris yang menyebabkan terjadi nya

    nyeri pada tumit atau telapak kaki.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan setelah dianalisis dengan

    uji Wilcoxon dapat diambil suatu kesimpulan ada efek active stretching otot

    plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris . sehingga

    berpengaruh terhadap kemampuan gerak fungsional dasar dan gerak fungsional

    aktivitas yang melibatkan persendian ankle secara umum. Namun dalam

    penelitian ini hanya mengambil satu variable saja yaitu nyeri.

    B. Saran

    Peneliti memberikan saran untuk fisioterapis bahwa modalitas terapi

    latihan metode active stretching otot plantar flexor ankle merupakan salah satu

    pilihan untuk membantu pasien yang mengalami nyeri akibat fasciitis plantaris .

    tehnik ini dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien, bisa diterapkan di klinik

    fisioterapi atau juga sebagai homeprogram /edukasi yang dapat dilakukan di rumah

    atau lingkungan aktivitas pasien.

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    49/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    50/66

    DAFTAR PUSTAKA

    Belis, Andrew. 2001. A Patient’s Guide to Plantar Fasciitis (Heel Pain) . FortMyers

    Bijur PE, Silver W, Gallagher J. 2001. Reliability of the Visual Analog Scale for Measurement of Acute Pain . Academic Emergency Medicine

    Carter, 2001. The Theory and Therapy Of Osteoarthritis . New York : ThiemeStutgart

    Crichton, N. 2001. Visual Analoge Scale dalam journal of clinical nursing . Di

    ambil pada tanggal 20 januari 2015 darihttp://www.blackwellpublishing.com/

    Cooper, Grant. 2007. Therapeutic Uses of Botulinum Toxin . Springer Science and business media. Halaman 75-77

    Digiovani, Benedict F, dkk. 2001. Tissue Specific Plantar Fascia Streching Exercise Enhances Outcomes in Patients With Chronic Heel Pain . The journal of Bone and Joint Surgery, Incorporated

    Faiz, Omar dan Moffat, David. 2002. At a Glande Series Anatomi . Jakarta :Erlangga. Halaman 111

    Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat . Edisi 2.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Keefe, FJ. 1996. Contribution of Pain Behavior Assestment and Pain Assestmentto The Develoment of Pain Clinics, in : Cohon Treatment Centers at acrossroads A Practical and Conseptual Reappraisal . Seattle : IASP Press

    Kisner, C. 2007. Therapeutic Exercise Foundation and Techniques . Third Edition.F.A. Philadelphia. Davis Company

    Meliala, L, dkk 2001. Prinsip Terapi Farmaka Nyeri . Kelompok Studi NyeriPERDOSSI. Halaman 191 – 212

    Netter, Frank dan Colacino, Sharon. 1998. Atlas Of Human Anatomy .Pharmateutical Division. CIBA – GEIGY Corporation

    Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit RinekaCipta.

    Ordine, Romulo Renan, dkk. 2011. Effectiveness Of Myofascial Trigger Point Manual Therapy Combined With a Self-stretching Protocol For The Management Of Plantar Heel Pain : A Randomized Controled Trial.

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    51/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    52/66

    LAMPIRAN

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    53/66

    DOKUMENTASI PENELITIAN

    GAMBAR LATIHAN JENIS LATIHAN

    Latihan Achilles Tendon Stretch

    Latihan peregangan dengan counter top

    Latihan Calf Stretch

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    54/66

    KLINIK FISIOTERAPI KALASAN YOGYAKARTAJl. Alternatif Kalasan – Piyungan KM 1

    Bendungan 1/13 Tirtomartani Kalasan Sleman DI Yogyakarta INDONESIATelp (0274) 496850

    Efek Active Stretching Otot Plantar Flexor AnkleTerhadap Penurunan Nyeri Fasciitis Plantaris

    No Nama JenisKelamin

    Usia VAS Pr e 20/4/2015

    VAS Post 15/5/2015

    Keterangan

    1 Bernadeta P 40 8,1 2,5 Menurun2 Yuanita P 42 8,2 2,4 Menurun3 Endang P 49 8,3 2,1 Menurun4 Siti Maisaroh P 39 8,1 2,3 Menurun5 Imron L 35 7,8 1,8 Menurun6 Tri suciwati P 46 8,3 3,1 Menurun

    7 Mustaqim L 39 7,5 1,5 Menurun8 Sumarni P 49 8,3 3,1 Menurun9 Susilo Adi L 40 7,7 0,7 Menurun

    10 Tartik P 42 8,1 2,8 Menurun11 Lusianingsih P 45 8,3 2,7 Menurun12 Dionisius L 42 7,9 1,2 Menurun13 Yuliani P 43 8,2 2,1 Menurun14 Hendardi A L 35 7,4 1,4 Menurun15 Bagas L 37 7,7 1,5 Menurun16 Dedi L 38 7,8 1,9 Menurun17 Suparlan L 45 7,9 2,2 Menurun18 Yosef L 41 7,5 1,6 Menurun

    Keterangan :P : PerempuanL : Laki-laki

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    55/66

    KLINIK FISIOTERAPI KALASAN YOGYAKARTAJl. Alternatif Kalasan – Piyungan KM 1

    Bendungan 1/13 Tirtomartani Kalasan Sleman DI Yogyakarta INDONESIATelp (0274) 496850

    Efek Active Stretching Otot Plantar Flexor AnkleTerhadap Penurunan Nyeri Fasciitis Plantaris

    SAMPEL Terapi 120-4-2015

    Terapi 222-4-2015

    Terapi 324-4-2015

    Terapi 427-4-2015

    Terapi 529-4-2015

    Terapi 61-5-2015

    P40

    8,16,1

    8,15,7

    7,85,4

    6,55,1

    6,34,8

    6,14,5

    P42

    8,25,9

    7,85,5

    7,55,2

    7,34,8

    6,84,5

    6,64,3

    P49

    8,35,6

    8,15,2

    7,64,8

    7,24,5

    6,84,2

    6,43,9

    P39

    8,15,4

    7,75,1

    7,44,9

    7,14,6

    6,84,2

    6,43,9

    L35

    7,85,9

    7,55,6

    7,15,2

    6,84,7

    6,54,4

    6,13,9

    P46

    8,35,8

    8,35,6

    8,15,3

    7,75,1

    7,34,8

    6,84,5

    L39

    7,54,5

    7,54,1

    7,13,8

    6,73,6

    6,33,3

    6,13,1

    P49

    8,35,8

    7,95,5

    7,55,1

    7,14,8

    6,84,6

    6,44,3

    L40

    7,74,6

    7,54,3

    7,13,9

    6,83,6

    6,43,3

    6,12,9

    P42

    8,15,8

    8,15,6

    7,85,3

    7,44,9

    7,14,6

    6,84,4

    P45

    8,35,4

    7,95,1

    7,44,9

    7,14,7

    6,74,4

    6,24,2

    L42

    7,95,1

    7,64,8

    7,24,4

    6,84,1

    6,63,8

    6,23,5

    P43

    8,25,3

    8,15,2

    7,84,9

    7,44,6

    7,14,3

    6,83,9

    L

    35

    7,4

    5,5

    7,1

    5,1

    6,8

    4,7

    6,6

    4,4

    6,2

    4,1

    5,8

    3,7L37

    7,74,9

    7,54,8

    7,24,5

    6,84,1

    6,53,7

    6,13,3

    L38

    7,84,9

    7,84,7

    7,54,4

    7,24,1

    6,93,8

    6,73,6

    L45

    7,95,2

    7,64,9

    7,44,6

    7,14,3

    6,94,1

    6,63,8

    L41

    7,54,6

    7,34,3

    7,14,1

    6,93,8

    6,63,6

    6,33,2

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    56/66

    Terapi 74-5-2015

    Terapi 86-5-2015

    Terapi 98-5-2015

    Terapi 1011-5-2015

    Terapi 1113-5-2015

    Terapi 1215-5-2015

    5,73,9

    5,53,7

    5,23,4

    4,93,2

    4,62,8

    4,32,5

    6,34,1

    5,93,8

    5,63,4

    5,23,1

    4,82,7

    4,52,4

    6,13,6

    5,73,3

    5,32,9

    4,92,7

    4,62,4

    4,22,1

    5,83,7

    5,53,4

    5,13,1

    4,82,8

    4,52,6

    4,12,3

    5,73,5

    5,23,1

    4,82,7

    4,62,3

    4,12,1

    3,81,8

    6,44,2

    5,93,9

    5,63,7

    5,13,4

    4,73,2

    4,23,1

    5,82,9 5,42,7 4,92,4 4,42,1 4,11,9 3,81,5

    6,14,1

    5,73,9

    5,43,7

    5,13,5

    4,83,3

    4,43,1

    5,72,6

    5,42,2

    4,91,9

    4,61,6

    4,11,2

    3,80,7

    6,54,1

    6,13,8

    5,83,5

    5,33,3

    4,93,1

    4,52,8

    5,83,9

    5,43,6

    5,13,4

    4,83,1

    4,32,9

    3,92,7

    5,8

    3,1

    5,4

    2,7

    4,8

    2,2

    4,4

    1,9

    3,9

    1,6

    3,5

    1,2

    6,43,7

    5,93,4

    5,63,1

    5,22,8

    4,92,5

    4,52,1

    5,53,3

    5,12,9

    4,72,6

    4,52,3

    4,21,8

    3,91,4

    `5,93,1

    5,62,7

    5,22,4

    4,82,1

    4,41,8

    4,11.5

    6,43,3

    6,13,1

    5,82,9

    5,62,6

    5,22,2

    4,91,9

    6,33,5

    6,13,3

    5,83,1

    5,62,9

    5,32,5

    4,92,2

    5,92,9

    5,62,7

    5,32,4

    5,12,2

    4,91,8

    4,61,6

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    57/66

    Frequencies

    Statistics

    JenisKelamin

    N Valid 18Missing 0

    JenisKelamin

    Frequency Percent Valid PercentCumulative

    Percent

    Valid Laki-laki 9 50.0 50.0 50.0

    Perempuan 9 50.0 50.0 100.0

    Total 18 100.0 100.0

    Frequencies

    Statistics

    Umur

    N Valid 18

    Missing 0Mean 41.50Std. Deviation 4.162Minimum 35Maximum 49

    Umur

    Frequency Percent Valid PercentCumulative

    Percent

    Valid 35 2 11.1 11.1 11.1

    37 1 5.6 5.6 16.7

    38 1 5.6 5.6 22.2

    39 2 11.1 11.1 33.3

    40 2 11.1 11.1 44.4

    41 1 5.6 5.6 50.0

    42 3 16.7 16.7 66.7

    43 1 5.6 5.6 72.2

    45 2 11.1 11.1 83.3

    46 1 5.6 5.6 88.9

    49 2 11.1 11.1 100.0

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    58/66

    Umur

    Frequency Percent Valid PercentCumulative

    Percent

    Valid 35 2 11.1 11.1 11.1

    37 1 5.6 5.6 16.738 1 5.6 5.6 22.2

    39 2 11.1 11.1 33.3

    40 2 11.1 11.1 44.4

    41 1 5.6 5.6 50.0

    42 3 16.7 16.7 66.7

    43 1 5.6 5.6 72.2

    45 2 11.1 11.1 83.3

    46 1 5.6 5.6 88.9

    49 2 11.1 11.1 100.0

    Total 18 100.0 100.0

    Descriptives

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Umur 18 35 49 41.50 4.162Valid N (listwise) 18

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    59/66

    Descriptives

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Pre Test 18 7.40 8.30 7.9500 .30341Post Test 18 .70 3.10 2.0500 .66266Valid N (listwise) 18

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    60/66

    NPar Tests

    Descriptive Statistics

    N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

    Pre Test 18 7.9500 .30341 7.40 8.30Post Test 18 2.0500 .66266 .70 3.10

    Wilcoxon Signed Ranks Test

    Ranks

    N Mean Rank Sum of Ranks

    Post Test - Pre Test Negative Ranks 18 a 9.50 171.00

    Positive Ranks 0 .00 .00

    Ties 0 c

    Total 18

    a. Post Test < Pre Testb. Post Test > Pre Testc. Post Test = Pre Test

    Test Statistics

    Post Test - PreTest

    Z -3.728 a Asymp. Sig. (2-tailed) .000

    a. Based on positive ranks.b. Wilcoxon Signed Ranks Test

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    61/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    62/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    63/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    64/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    65/66

  • 8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN

    66/66

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    NAMA LENGKAP : DONNY HENDARTO

    TEMPAT TANGGAL LAHIR : BELITANG, 5 NOVEMBER 1982

    AGAMA : ISLAM

    ALAMAT : BENDUNGAN 1/13 TIRTOMARTANIKALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

    NO TELP : 0813 286 46 334

    EMAIL : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN :

    TK ABA BELITANG

    SD NEGERI 04 BELITANG TAMAT TAHUN 1996

    SMP NEGERI 1 BELITANG TAMAT TAHUN 1999

    SMU NEGERI 1 BELITANG TAMAT TAHUN 2001

    DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]