1004505009-tugas 1-mssa
TRANSCRIPT
Management Support System
Sistem Pakar Untuk Membantu Menemukan
Kerusakan Pada TV(Televisi)
Oleh :
I Gst Agung Bagus Ananta Putra
(1004505009)
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Sistem Pakar
Sistem Pakar (Expert System) merupakan suatu sistem yang menggunakan
pengetahuan manusia dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya
dikerjakan oleh seorang pakar. Sistem pakar dapat mendorong perhatian besar
diantara ahli komputer dan spesialist informasi untuk mengembangkan sistem
membantu manajer dan non manajer memecahkan masalah. Sistem pakar terdiri
atas 4 bagian yaitu:
1) User Interface
2) Knowledge Base
3) Inference Engine
4) Development Engine
Sistem Pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan
manajer, tetapi memiliki keterbatasan signifikan. Artificial Intelligence
merupakan suatu aktivitas untuk menyediakan berbagai mesin seperti komputer
dengan menampilkan perilaku dengan penalaran yang cerdas apabila diamati
sebagai manusia. Artificial Intelligence menyajikan berbagai aplikasi komputer
yang canggih untuk menyamai berbagai jenis penalaran manusia. Bidang
Artificial Intelligence antara lain adalah sebagai berikut :
1) Jaringan Syaraf (Neural Network)
2) Sistem Persepsi (Perceptive System)
3) Belajar (Learning)
4) Robot (Robotics)
5) Perangkat Keras Ai (Artificial Intelligence)
6) Pemrosesan Bahasa Alamiah (Natural Language Processing)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jenis – jenis Sistem Pakar
Ada beberapa jenis perhitungan yang ada didalam sistem pakar, berikut ini
adalah jenis – jenis dari sistem pakar :
a. Interpretasi : Menghasilkan deskripsi situasi berdasarkan data sensor.
b. Prediksi : Memperkirakan akibat yang mungkin dari situasi yang
diberikan.
c. Diagnosis : Menyimpulkan kesalahan sistem berdasarkan gejala
(symptoms).
d. Disain : Menyusun objek-objek berdasarkan kendala.
e. Planning : Merencanakan tindakan
f. Monitoring : Membandingkan hasil pengamatan dengan proses
perencanaan.
g. Debugging : Menentukan penyelesaian dari kesalahan sistem.
h. Reparasi : Melaksanakan rencana perbaikan.
i. Instruction : Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan pelajar.
j. Control : Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan sistem.
2.2. Ciri – ciri Sistem Pakar.
Sistem pakar memiliki beberapa ciri-ciri, berikut ini adalah ciri-ciri sistem
pakar :
a. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
b. Dapat memberikan penalaran untuk data data yang tidak pasti.
c. Dapat mengemukan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan
cara yang dapat dipahami.
d. Berdasarkan pada kaidah/rRule tertentu.
e. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
f. Keluaranya bersifat anjuran.
2.3. Komponen dari Sistem Pakar
Sistem pakar memiliki beberapa komponen, komponen-komponen dari sistem
pakar tersebut di bagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Knowledge Base merupakan inti dari program sistem pakar karena
basis pengetahuan itu merupakan presentasi pengetahuan atau
knowledge representation basis pengetahuan adalah sebuah basis data
yang menyimpan aturan-aturan tentang suatu domain
knowledge/pengetahuan tertentu. Basis pengetahuan ini terdiri dari
kumpulan objek beserta aturan dan atributnya (sifat atau cirinya).
Contoh : Jika hewan merupakan sayap dan bertelur, maka hewan jenis
burung.
2. Working Memory (Basis Data atau Memori Kerja)
Working memory adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta
baik fakta awal pada saat sistem beroperasi maupun fakta-fakta pada
saat pengambilan klesimpulan sedang dilaksanakan selama sistem
pakar beroperasi basis data berada di adalam memori kerja.
3. Inference Engine (Mesin Inferensia)
Inference Engine adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi
berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang
pakar.
Mekanisme ini akan menganalisa masalah tertentu dan
selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang
terbaik.
Mesin ini akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan
kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta
yang ada dalam basis data.
Dua teknik Inference, yaitu:
a. Backward Chaining (Pelacakan kebelakang)
Melalui penalaranya dari sekumpulan hipotesis menuju
fakta-fakta yang mendukung tersebut,jadi proses pelacakan
berjalan mundur dimulai dengan menentukan kesimpulan yang
akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan
atau a Goal Driven.
b. Forward Chaining (Pelacakan ke depan)
Forward Chaining merupakan kebalikan dari Backward
Chaining yaitu mulai dari kumpulan data menuju kesimpulan.
Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan fakta-fakta
yang telah diketahui atau data driven.
4. User Interface
Antarmuka pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem
pakar dengan pemakai. Pada bagian memungkinkan pengguna untuk
memasukkan instruksi dan informasi ke dalam sistem pakar serta
menerima penjelasan dan kesimpulan.
2.4. Keuntungan dan Kelebihan dari Expert System.
Ada beberapa keuntungan dari sistem pakar atau yang lebih dikenal dengan
expert system, berikut ini adalah keuntungannya :
a. Menyajikan lebih banyak alternatif.
b. Menerapkan logika tingkat tinggi
c. Menyediakan waktu banyak untuk evaluasi hasil keputusan.
d. Memberikan solusi yang lebih konsisten
e. Membuat seorang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.
f. Menyederhanakan pekerjaan dan meningkatnya efisiensi kerja.
g. Meningkatnya kualitas pekerjaan;
h. Meningkatnya produktifitas sehingga meningkat pula performance
perusahaan.
i. Merupakan arsip yang terpercaya sehingga seolah-olah langsung
konsultasi dengan pakar (meskipun sang pakar telah tiada).
2.5. KerugianApabila ada keuntungan, maka ada juga kerugian dari expert
system ini, kerugiannya adalah :Expert System tidak dapat menangani
inkonsistesi knowledge.
a. E.S. tidak dapat menerapkan judgement dan instuisi sebagai suatu bahan
penting untuk pemecahan masalah.
b. Hambatan terbesar untuk menerapkan Expert System kedalam bisnis
adalah struktur masalah.
2.6. Aplikasi Sistem Pakar atau Expert System.
Aplikasi-aplikasi expert system atau sistem pakar beserta kegunaannya pada
masalah tertentu dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
a. ADVER
atau Advertising adalah sebuah prototipe ES digunakan untuk
menggunakan strategi media periklanan yang sesuai dengan kondisi
internal dan eksternal perusahaan dengan parameter biaya iklan per seribu
pemirsa.
b. BERT
Atau Brickwork expERT adalah sebuah ES untuk disain bangunan. BERT
digunakan untuk memeriksa sebuah disain bangunan, kemudian
memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan. Inputnya bisa dalam
bentuk gambar.
c. DELTA
Delta adalah ES untuk mendiagnosa kerusakan pada mesin-mesin Diesel
Electric Locomotive.
d. DENDRAL
Sistem pakar untuk analisis struktur molekul suatu senyawa yang belum
diketahui. Senyawa yang belum diketahui tersebut dianalisis dengan
menggunakan “mass spectrometer” dan “nuclear magnetic reconancy
equipment”. Data hasil analisis tersebut dimasukkan ke DENDRAL yang
akan membuat struktur molekulnya.
e. MYCIN
Adalah ES untuk mendiagnosa infeksi akibat bakteri dan menyarankan
jenis obat dan dosisnya untuk penyembuhan.
f. OPERA
atau OPERator Advisor yang digunakan untuk mendiagnosa dan
menangani kerusakan pada suatu jaringan komputer. OPERA dijalankan
pada malam hari untuk menggantikan Supervisor System Manager.
g. PROSPECTOR
untuk membantu menemukan lokasi yang mengandung bahan tambang.
Basis pengetahuannya berisi kaidah berdasar data empiris dan taksonomi
beberapa jenis mineral dan batu-batuan.
Untuk mengetahui apakah suatu daerah mengandung bahan tambang ,
lebih dahulu dilakukan survey keadaan geologi dan pengambilan contoh
tanah dan batu-batuan.
Berdasarkan data hasil survey tsb akan diberikan rekomendasi apakah
daerah tsb layak untuk dieksplorasi dan akan diputuskan apakah akan
dilakukan penggalian atau tidak.
h. HEATINGS
Untuk pengontrolan proses pembakaran batubara secara terus menerus
dengan menggunakan sensor yang dihubungkan ke komputer. Bila terjadi
kerusakan yang menimbulkan bahaya (peralatan & manusia) dapat dengan
mudah mengetahui dan memberikan pemecahannya. Misal, bila bila
HEATINGS mendeteksi kadar CO melewati ambang batas akan terdengar
bunyi alarm dan menyuruh membuka ventilasi.
i. SHEARERUntuk mendiagnosa kerusakan mesin pemotong batubara tipe
AM500.Pada pertambangan batubara, batubara dipotong dgn
menggunakan alat pemotong à Shearer (sangat mahal, terdiri dari : sistem
mekanik, hidrolik, dan elektrik), kemampuannya sekitar 300 ton batubara
per jam. SHEARER dapat siaga 24 jam penuh dan cepat melakukan
diagnosa kerusakan (hidrolik, mekanik, dan elektrik).MSUV-VIS
Untuk melakukan analisis multi komponen bahan aktif obat flu dalam
berbagai macam pelarut, pada industri farmasi.
Selain itu sistem tersebut dapat digunakan untuk penetapan kadar (pk)
campuran senyawa-senyawa lain dengan syarat spektranya tumpang tindih
yang aditif.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Contoh Kasus Sistem Pakar Membantu Menemukan Kerusakan dan
Memperbaikinya pada Televisi.
TV atau Televisi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan lagi oleh
masyarakat indonesia saat ini atau bahkan masyarakat dunia, karena TV saat ini
sudah menjadi pusat informasi dan hiburan, bagaimana tidak, setiap saat setiap
detik, menit dan jam siaran televisi terus berlangsung denganmenyuguhkan
berbagai macam acara yang sangat menarik untuk di tonton. Perkembangan
teknologi pertelevisian pun kini kian canggih. Saya paparkan sejarah televisi yaitu
sebagai berikut:
1. Michael Faraday dan James Clark Maxwell : Mendalami gelombang
radio untuk mengirim gambar dan suara
2. Heinrich Hertz : Mengirim gelombang elektromagnetik jarak dekat
3. Morse : yang mengembangkan sinyal elektromagnetik mampu
menempuh jarak jauh, yakni menyebrangi lautan, sekaligus beliau
yang mempatenkan teknologi nirkabel
4. 1926 : John L Baird, yang melakukan eksperimen mengenai pemancar
TV pertama
5. 1928 : F.F Alexanderson , melakukan percobaan dan demo pemancar
televisi berukuran 3 inchi
6. 1928 : TV pertama kali muncul di Jerman, sekaligus TV pertamakali
muncul di dunia
7. 1935 : TV pertama kali muncul di Perancis Universitas Sumatera Utara
8. 1936 : TV di inggris
9. 1939 : TV di AS
10. 1939 : Pesawat TV elektromagnetik pertama dengan 441 garis
11. 1941 : AS mengambil alih teknologi TV dengan komisi perhubungan
AS yang mengeluarkan standarisasi TV dengan 525 garis.
12. 1951 : UHF channel dan TV berwarna muncul
13. Sedangkan di Indonesia sendiri, TV pertamakali muncul pada tanggal
17 Agustus 1962, pada saat HUT RI ke-17, sebagai kado ulang tahun
RI, TVRI muncul pertama kali dengan siaran langsung upacara
bendera, siaran pertama ini adalah siaran uji coba.
14. TVRI resmi mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962 yang bertepatan
dengan Sea Games ke-4 di Gelora Bung Karno.
3.1.1. Prinsip Kerja Televisi
Sebelum kita mengetahui prinsip lerka pesawat televisi, ada baiknya kita
mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang bisa kita lihat di layar
kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah
kamera. Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan
tiga warna dasar, yaitu merah (R=red), hijau (G=green), dan biru (B=blue). Hasil
tersebut akan di pancarkan oleh pemancar televisi (transmiter).
Pada sistem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar
kaca pada awalnya diubah dari objek gambar menjadi signal listrik. Signal listrik
tersebut akan di transmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver)
televisi. pesawat televisi akan mengubah signal listrik yang diterima menjadi
objek gambar utuh sesuai dengan objek yang di transmisikan.
Pada televisi hitam putih (monocrome), gambar yang diproduksi akan
membentuk warna gambar hitam putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat
televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah kedalam warna dasar
R (red), G (green), B (blue) akan di campur kembali pada rangkaian matriks
warna untuk menghasilkan signal luminasi Y dan dua signal krominasi, yaitu I
dan Q menurut persamaan berikut :
Y = + 0'30R + 0,95G + 0,11
B I = + 0,60R - 0,28G - 0,32
B Q = + 0,21R- 0,52G + 0,31B
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa signal suara yang
ditransmisikan bersama signal gambar. Penyiaran televisi sebenarnya menyerupai
suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. signal suara di pancarkan
oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran
pemancar yang sama dengan signal gambar. Signal gambar termodulasi mirif
dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua
kasus ini, amplitudo sebuah glombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat
bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.
Modulasi adalah signal bisang frekuensi dasar (baseband). Modulasi
frekuensi (FM) digunakan pada signal suara untuk meminimalisasi atau
menghindari derau (noise) dan interferensi. Signal suara FM dalam televisi pada
dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi
maksimumnya bukan 75 kHz melainkan 25 kHz.
3.1.2. Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang telah di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar
untuk transmisi signalnya disebut saluran (channel). masing-masing mempunyai
sebuah saluran 6 Mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan
untuk penyiaran televisi komersial. Universitas Sumatera Utara
1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHz sampai
88 MHz.
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHz sampai
216 MHz.
3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHz samapi 890 MHz.
Sebagai contoh saluran 3 disiarkan pada 60 MHz samapai 66 MHz. signal
pembawa RF untuk pembawa gambar dan suara kesuanya termasuk didalam tiap
saluran tersebut.
3.2.3.Standar Pemancar Televisi
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya NTSC, PAL,
SECAM, dan PAL B.NTSC (National Television System Committee) digunakan
di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) digunakan di Inggris,
sistem SECAM (Sequential Coleur a'Memorie) digunakan di Prancis. Sementar
itu, Indonesia sendiri menggunakan system PAL B. hal yang membedakan sistem
tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa, dan pembawa suara.
3.1.4.Mengenal Blok Rangkaian Pada TV Berwarna Serta Cara Kerjanya
Secara garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF),
pencampur (mixer), dan osilator lokal. Rangkain penala berfungsi utnuk
menerima signal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya
menjadi sinyal frekuensi IF.
2. Rangkaian Penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat signal hingga 1.000 kali. Sinyal
output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan signal yang lemah dan
sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang
alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain
yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayangan gelombang
pembawa suara yang mengganggu gambar.
3. Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang
keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula
sebagai peredam saluran sinyal lain yang mengganggu karena apabila
ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas
gambar. Salam satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
4. Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal
dari detektor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT
(Catode Ray Tube). Di dalam rangkaian penguat video terdapat pula
rangkaian ABL (Automatic Brightnees Level) atau pengatur kuat cahaya
otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi
dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar
kaca.
5. Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara
otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input signal televisi
yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkannya menjadi
konstan.
6. Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV
Rangkaian penstabil penerima gelombang TV diantaranya adalah AGC
dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan signal jika
signal yang diterima terlalu lemah. Sebaliknya, jika signal yang diterima
terlalu besar, AGC dengan sendirinya memperkecil signal. Sementara
itu, AFT (automatic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan
mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.
7. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi,
rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian
pembangkit tegangan tinggi.
8. Rangkaian Suara
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian defleksi suara,
sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM).
Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
9. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian catu daya (power supply) berfungsi untuk merubah arus AC
menjadi DC yang selanjutnya di distribusikan ke saluran rangkaian.
Pada gambar, rangkaian catu daya di atas oleh garis putih PCB dan di
daerah di dalam lingkarang merah. Daerah di dalam garis putih adalah
rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area).
Sementara itu, daerah didalam lingkaran merah adalah output catu daya
yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC keseluruh rangkaian
TV.
3.1.5. Proses Pengambilan Solusi berdasarkan Teknologi Expert Sistem yang
sudah dipelajari.
Memperbaiki televisi hendaklah dilakukan dengan hati-hati dan teliti
karena berakibat fatal. Televisi adalah barang elektronik yang memiliki tegangan
listrik tinggi. Di samping itu, dari semua gejala kerusakan belum tentu disebabkan
oleh komponen yang rusak. Adakalanya televisi rusak hanya karena patrian timah
yang tidak baik akibat panas komponen sehingga kaki-kaki komponen tidak
tersambung ke PCB dengan sempurna. Gejala yang timbul dapat berupa mati
total, tidak ada suara, atau gambar yang dihasilkan jelek. Sementara itu, kerusakan
TV disebabkan oleh komponen yang sudah dimakan umur, komponen yang rusak,
atau hubungan antar komponen yang kurang sempurna.
3.1.5.1. Kerusakan Tidak Ada Gambar dan Suara
Ada pun kerusakan televisi tidak ada gambar dan suara, sebagai berikut :
1. Mati Total
Ada beberapa kerusakan yang bias mengakibatkan pesawat televisi
tidak dapat bekerja sama sekali. Pada umumnya kerusakan semacam
ini terjadi pada bagian catu daya (power supply) atau pada rangkaian
defleksi horizontal yakni pada osilator horizontal, rangkaian
pendorong awal atau predriver, penguat awal, dan rangkaian penguat
akhir.
a. Kerusakan Mati Total dan tidak ada lampu indikator yang menyala.
Penyebab : Kemungkinan besar terdapat kerusakan pada
rangkaian catu daya.
Solusi : Periksa jala-jala listrik, rangkaian regulator input sampai
output. Pada umumnya catu daya pesawat televisi mempunyai
output tegangan sebesar 115 volt, 24 volt, 12 volt, dan 5 volt,
tergantung merek TV-nya. Ganti komponen yang rusak dan
perbaiki jalur rangkaian yang tidak sempurna.
b. Terdengar suara derit getaran kerusakan trafo switching.
Peyebab : Kerusakan ini biasanya terjadi karena tegangan
outputnya tersumbat disebabkan komponen yang rusak.
Solusi : Lepaskan beban dari output regulator dengan cara
melepas kaki basis transistor horizontal atau salah satu kaki
input trafo horizontal dan ukuran tegangan outputnya. Jika
output regulator menunjukkan tegangan yang sesuai dengan
petunjuk yang ada di PCB, periksa seluruh jalur distribusi
tegangan dari output regulator dan seluruh rangkaian horizontal.
Contoh kasus yang saya ambil sebenarnya sudah ada pada makalah yang
berjudul “Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan TV Berwarna”. Tetapi penelitian
yang sebelumnya penulis menggunakan metode forward chaining. Dan saya untuk
penelitian ini saya menggunakan metode backward chaining. Di penelitian
sebelumnya penulis hanya menggunakan objek penelitian televisi yang masih
menggunakan CRT atau tabung katoda.
Penelitian sebelumnya menggunakan metode forward chaining dan
memakai pertanyaan untuk mencari solusi perbaikan TV berwarna. Penelitian
sebelumnya membuat kaidah produksi dimulai dari gejala kerusakan lalu
diketahui kerusakannya baru keluarlah solusi perbaikan. Seperti contoh kaidah
produksi dibawah ini :
Rule 1 If gejala:
TV mati total And sekring putus
Then kerusakan pada blok power supply (S1)
Rule 2 If gejala:
TV mati total And sekring tidak putus And Tegangan Output Ada
Then kerusakan pada Rangkaian horizontal, vertikal, dan suara (S2)
Rule 3 If gejala: TV mati total And Sekring Tidak Putus And Tegangan Output
Tidak Ada
Then kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) (S3)
Rule 4 If gejala:
TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar normal
Then kerusakan bukan pada blok Power Supply (S4)
BAB IV
PENUTUP
14.1. Kesimpulan
Sistem Pakar (Expert System) merupakan suatu sistem yang menggunakan
pengetahuan manusia dalam komputer untuk memecahkan masalah yang
biasanya dikerjakan oleh seorang pakar. Sistem pakar dapat mendorong
perhatian besar diantara ahli komputer dan spesialist informasi untuk
mengembangkan sistem membantu manajer dan non manajer memecahkan
masalah.
Sistem pakar terdiri atas 4 bagian, yaitu User Interface, Knowledge Base,
Inference Engine, dan Development Engine. Adapun jenis-jenis dari Sistem
Pakar yaitu Interpretasi, Prediksi, Diagnosis, Disain, Planning, Monitoring,
Debugging, Reparasi, Instruction, dan Control.
Pengambilan Keputusan menggunakan Expert System dipengaruhi oleh
beberapa factor dan kondisi yang terdiri atas Alasan Umum, Problem Domain,
Domain Task, Domain Personnel, Expert, dan Sistem Analist.
DAFTAR PUSTAKA
1. McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice
Hall, New Jersey, 1998.
2. McNurlin, Barbara C,; Sparague, Ralph H Jr., Information Systems
Management in Practice, 4th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.