113029647 kadar kaffein dengan alat hplc
DESCRIPTION
hplc, afTRANSCRIPT
Kadar Kaffein dengan alat HPLCABSTRAK
Penentuan kadar kafein dalam sampel kafein. Sampel ditimbang sebanyak
0,0212 g kemudian dilarutkan dengan pelarut aquabides dalam labu ukur lalu
dihimpitkan hingga volume 100 ml, dari larutan tersebut, kemudian dipipet
sebanyak 1,25 ml ke dalam labu ukur 50 ml (5 ppm). Selanjutnya sampel
disaring dengan pompa vacuum dengan menggunakan kertas saring khusus
(kertas saring 47 mm, 0,45μm), hasil saringan dianalisa dengan alat HPLC
(High Perfomance Liquid Chromatography) dimana fase gerak adalah methanol :
aquabidest (30 ml : 70 ml) menggunakan detector S2500 UV dengan panjang gelombang 272 nm, menggunakan kolom kromasil 100-5C18dengan system
pengaliran fase geraknya adalah isokratik. Hasil percobaan menunjukkan
konsentrasi larutan contoh yaitu 5,30 ppm yang diinjeksikan sebanyak 5μl
dan diperoleh sebagai berikut:
Retention time : 0.950
Area : 208
Area % : 3,28
Heigh : 72
Heigh% : 16,82
ABSTRACT
Analysis caffeina used HPLC. The samples were weighed as much
as 0.0212 g and thendissolved with a solvent in the flask aquabides and
then equatedto a volume of 100 ml of the solution, then as much
as 1.25 mlpipetted into 50 ml volumetric flask (5 ppm), then samples were
filtered with a Vacuum Filtration Nylon by using a special filter paper
(filter paper 47 mm, 0.45 μm), the filtrat was analyzed by instrument of
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) in which the movement phase
is methanol : aquabidest (30 mL : 70 mL), using the S2500 UV detector in wavelength of 272 nm, using a c kromasil column 100-5C18, the drainage
system is an isocratic phase motion. The experimental results showed the
concentration of sample solution is 5,30 ppm of the injection of 5 µL and
obtained during the:Retention time : 0.950
Area : 208
Area % : 3,28
Heigh : 72
Heigh% : 16,82
BAB 1
PENDAHULUAN
A .Latar Belakang
HPLC (High Performance Liquid Chromatography)atau biasa juga
disebut dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, saat ini HPLC merupakan teknik
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis bahan obat ,baik dalam
bulk atau dalam sediaan farmasetik.
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas : wadah fase gerak,pompa,alat
untuk memasukkan sampel(tempat injeksi) kolom,detector,wadah
penampungbuangan fase gerak,dan suatu computer atau integrator atau
perekam. (http://en.wikipedia.org/wiki/ kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT))
Kafeina atau populernya kafein ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk
Kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perasangsang psikoaktif
dan diuretic ringan.kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan jerman
friedrich Ferdinand runge pada tahun 1819.Ia menciptakan istilah “kaffein”
untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/kafein)
B.Rumusan Masalah
o Peralatan yang digunakan untuk analisa contoh dalam bentuk bulk atau sediaan farmasetik
o Prinsip kerja dari HPLC
o Sumber dari kafei
C. Tujuan
1..Untuk mengetahui cara menggunakan HPLC
2. Untuk dapat menentukan retention time,area,kadar area, height dan
kadar height dari kafein
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-
macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu
rasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa
berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang
pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi
diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang
bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga
menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun
Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang
proses kromatografi.
Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai
digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC).
Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940 an, kromatografi
mulai berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada
tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl
pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada
tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan
cepat kroinatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan
kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James
mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun
1952 dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu
teknik analisis yang canggih.
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas
berdiameter besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis
lama dan segala prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960
an, semakin banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair
sebagai suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High
Preformance = Tekanan atau Kinerja Tinggi, High Speed = Kecepatan Tinggi
dan Modern = moderen) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan
dalam keduanya instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya
sehingga sulit untuk mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat
instrumentasi dan pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat
ini dengan teknik yang sudah matang dan dengan cepat KCKT mencapai suatu
keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas.
Kelebihan KCKT
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia.
KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi
dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan
metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya (Done dkk, 1974; Snyder
dan Kirkland, 1979; Hamilton dan Sewell, 1982; Johnson dan Stevenson,
1978). Kelebihan itu antara lain:
• mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
• mudah melaksanakannya
• kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
• dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
• Resolusi yang baik
• dapat digunakan bermacam-macam detektor
• Kolom dapat digunakan kembali
• mudah melakukan "sample recovery"
KOMPONEN-KOMPONEN KCKT
Pompa (Pump)
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui
kolom. Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant
pressure) dan pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan
konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa
syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut
teratur (pulsating),oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam
elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang
stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah
ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak
berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.
Injektor (injector)
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi
yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan :
a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir,
sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan
karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi
b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada
Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70
atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut
Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum
injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume
lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan
menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan
secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja
atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam kolom.
Kolom (Column)
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu
analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai.
Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada
jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang
digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30
cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan
panjang kolom 25 -100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada
temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi,
terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi.
Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid
Chromatography, LSC; Liquid Liquid Chromatography, LLC; Ion Exchange
Chromatography, IEC, Exclution Chromatography, EC)
Detektor (Detector) .
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di
dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis
kuantitatif).Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan
(noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons
untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan
fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat
diperoleh.
Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel
panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan
range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas,
terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika
dibandingkan dengan detektor UV. Detektor-detektor lainnya antara lain:
Detektor Fluorometer -Detektor Spektrofotometer Massa
Detektor lonisasi nyala -Detektor Refraksi lndeks
Detektor Elektrokimia -Detektor Reaksi Kimia
Elusi Gradien
Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa gerak
selama analisis kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah
mempersingkat waktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada
kolom. Dasar-dasar elusi gradien dijelaskan oleh Snyder.
Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :
a. Total waktu analisis dapat direduksi
b. Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah
c. Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
d. Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
Gradien dapat dihentikan sejenak atau dilanjutkan. Optimasi Gradien
dapat dipilih dengan cara trial and error.
Berikut ini menunjukkan kompatibilitas dari bermacam-macarn mode
kromatografi cair dengan analisis gradien. Dalam praktek, gradien dapat
diformasi sebelum dan sesudah pompa.
Mode Kompatibilitas dengan Gradien Mode
Solven Gradien
Kromatografi Cair padat (LSC) YaKromatografi ekslusi TidakKromatografi Penukar Ion (IEC) YaKromatografi Cair Cair (LLC) TidakKromatografi Fasa Terikat (BPC) Ya
Pengolahan Data (Data Handling)
Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk
kromatogram pada rekorder.
Fasa gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak
adalah salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat
variasi yang sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada
beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable price)
Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena
prosedur pemumiannya kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari
semua persyaratan di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat
penting.
Menghilangkan gas (gelembung udara) dari solven, terutama untuk KCKT
yang menggunakan pompa bolak balik (reciprocating pump) sangat diperlukan
terutama bila detektor tidak tahan kinerja sampai 100 psi. Udara yang
terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang besar di
dalam detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan (the data
may be useless). Menghilangkan gas (degassing) juga sangat baik bila
menggunakan kolom yang sangat sensitifterhadap udara (contoh : kolom
berikatan dengan NH2).
Keuntungan KCKT
KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas (KG). Dalam
banyak hal kedua teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh efek pemisahan
yang sama membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan pada KG, namun pada KCKT
zat-zat yang tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang
labil pada pemanasan atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun
demikian bukan berarti KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan
yang lebih besar bagi para analis laboratorium. Derivatisasi juga menjadi
populer pada KCKT karena teknik ini dapat digunakan untuk menambah
sensitivitas detektor UV Visibel yang umumnya digunakan.
KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi
cair
klasik, antara lain:
Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat
diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit
(uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit bisa dicapai .
Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana
interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit
berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan rasa
diam. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan
rasa gerak pada KCKT memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan
yang diinginkan.
Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam
KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari
bermacam- macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat
mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti
Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll dapat juga
digunakan dalam KCKT
Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi
klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis
yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari jenis sampel yang
diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak bisa
dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi
untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi dan penukar ion
ideal sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.
Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKT tidak
menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa,
oleh karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan mudah sikumpulkan
setelah melewati detector. Solvennya dapat dihilangkan dengan menguapkan
ksecuali untuk kromatografi penukar ion memerlukan prosedur khusus.
(http://id.wikipedia.org/wiki/kromatografi-cair-kinerja-tinggi.html)
SISTEM PERALATAN HPLC
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak,
pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor,
wadah penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau integrator atau
perekam. Diagram skematik sistem kromatografi cair seperti ini :
1. Wadah Fase gerak dan Fase gerakWadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong
ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah
ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut(1).
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.
Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut,
polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal
(fase diam lebih polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat
dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase
diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan
meningkatnyapolaritaspelarut.
Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk
menghindari partikel-partikel kecil ini. Selain itu, adanya gas dalam fase
gerak juga harus dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan
komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan
analisis.
Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fase gerak tetap
selama elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-
ubah selama elusi) yang analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi
gas. Elusi bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang
kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritasyangluas4).
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase
terbalik adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air
dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang
paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan
pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol.
Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik
2. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat
sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase
gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat,
Teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan
tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan
alir 3 mL/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu
mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit
3. Tempat penyuntikan sampel
Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase
gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat
penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang
dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop) internal atau eksternal.
4. Kolom dan Fase diam
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor.
Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk
berlangsungnya proses pemisahan solut/analit. Kolom mikrobor mempunyai 3
keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional, yakni:
Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil
dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan
alir fase gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit).
Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor
lebih ideal jika digabung dengan spektrometer massa.
Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat,
karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas
misal sampel klinis.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom
konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin. Kebanyakan fase
diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang
tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen.
Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus
silanol (Si-OH). Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan
menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan
bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus
fungsional yang lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak
digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang
rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek
lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan
sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak
dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi
yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan.
5.Detektor HPLC
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor
universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik,
dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor
spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan
mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis,
detektor fluoresensi, dan elektrokimia.
Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1)
mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel; (2) mempunyai
sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang
sangat kecil; (3) stabil dalam pengopersiannya; (4) mempunyai sel volume
yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita; (5) signal yang
dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas
(kisaran dinamis linier); dan (6) tidak peka terhadap perubahan suhu dan
kecepatan alir fase gerak2).(Rucker, G 1988)
KAFEIN
Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah
senyawaalkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja
sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan
oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819.
Ia menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia
pada kopi. Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana,
mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan padateh.
Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama.
Kafeina dijumpai secara alami pada
bahan pangan sepertibiji kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada
tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan
mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia
umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari
biji kopi dan daun teh.
Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf padamanusia dan dapat
mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina,
seperti kopi, teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina
merupakan zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Tidak
seperti zat psikoaktif lainnya, kafeina legal dan tidak diatur oleh hukum
di hampir seluruh yuridiksi dunia. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa
mengkonsumsi kafeina setiap hari.
(http://www.hilo.co.id/kafein-fatigue)
SUMBER KAFEIN DIALAM
Biji kopi, sumber utama kafeina
Kafeina dijumpai pada banyak spesies tumbuhan, di mana ia berperan
sebagai pestisida alami. Dilaporkan bahwa kadar kafeina yang tinggi
dijumpai pada semaian yang baru tumbuh.Kafeina melumpuhkan dan
mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Kadar
kafeina yang tinggi juga ditemukan pada tanah disekitar semai biji kopi.
Diketahui bahwa ia berperan sebagai penghambat perkecambahan yang
menghambat perkecambahan semai kopi lain di sekitarnya, sehingga
meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup kecambah kopi itu sendiri.
Sumber kafeina yang umumnya sering digunakan adalah kopi,teh,
dan kakao. Selain itu, tanaman maté dan guarana juga kadang-kadang
digunakan dalam pembuatan minuman energi dan teh. Dua nama alternatif
kafeina, mateina dan guaranina, berasal dari nama dua tanaman tersebut.
Beberapa penggemar mate mengklaim bahwa mateina adalah stereoisomer dari
kafeina. Hal ini tidaklah benar, karena kafeina merupakan molekul akiral,
sehingga ia tidak mempunyai enantiomer ataupun stereoisomer. Kesan dan efek
berbeda yang dijumpai pada berbagai sumber kafeina alami disebabkan oleh
sumber-sumber kafeina tersebut juga mengandung
campuran alkaloid xantina lainnya, meliputiteofilina yang merangsang detak
jantung, teobromina, dan zat-zat lainnya seperti polifenol.
Sumber utama kafeina dunia adalah biji kopi. Kandungan kafeina pada
kopi bervariasi, tergantung pada jenis biji kopi dan metode pembuatan yang
digunakan. Secara umum, satu sajian kopi mengandung sekitar 40 mg (30
mL espresso varietas arabica) kafeina, sampai dengan 100 mg kafeina untuk
satu cangkir (120 mL) kopi. Umumnya, kopi dark-roast memiliki kadar kafeina
yang lebih rendah karena proses pemanggangan akan mengurangi kandungan
kafeina pada biji tersebut. Kopi varietas arabicaumumnya mengandung kadar
kafeina yang lebih sedikit daripada kopi varietas robusta. Kopi juga
mengandung sejumlah kecilteofilina, namun tidak mengandung teobromina.
Teh merupakan sumber kafeina lainnya. Walaupun teh mengandung kadar
kafeina yang lebih tinggi daripada kopi, umumnya teh disajikan dalam kadar
sajian yang jauh lebih rendah. Kandungan kafeina juga bervariasi pada
jenis-jenis daun teh yang berbeda. Teh mengandung sejumlah
kecil teobromina dan kadar teofilina yang sedikit lebih tinggi daripada
kopi. Warna air teh bukanlah indikator yang baik untuk menentukan kandungan
kafeina. Sebagai contoh, teh seperti teh hijau Jepang gyokuroyang berwarna
lebih pucat mengandung jauh lebih banyak kafeina daripada teh lapsang
souchong yang berwarna lebih gelap.
Kafeina juga terkandung dalam sejumlah minuman ringanseperti kola.
Minuman ringan biasanya mengandung sekitar 10 sampai 50 miligram kafeina
per sajian. Kafeina pada minuman jenis ini berasal dapat berasal dari bahan
ramuan minuman itu sendiri ataunya dari bahan aditif yang didapatkan dari
prosesdekafeinasi. Guarana, bahan utama pembuatan minuman energi,
mengandung sejumlah besar kafeina dengan
jumlah teobromina danteofilina yang kecil.
Coklat yang didapatkan dari biji kakao mengandung sejumlah kecil
kafeina. Efek rangsangan yang dihasilkan oleh coklat berasal dari efek
kombinasi teobromina, teofilina, dan kafeina. Coklat mengandung jumlah
kafeina yang sangat sedikit untuk mengakibatkan rangsangan yang setara
dengan kopi. 28 g sajian coklat susu batangan mengandung kadar kafeina yang
setara dengan secangkir kopi yang didekafeinasi.
Akhir-akhir ini, berbagai pengusaha pabrik mulai menambahkan kafeina ke
dalam produk-produk mandi mereka (sampo dan sabun), mengklaim bahwa kafeina
dapat diserap melalui kulit. Namun, efektivitas produk-produk seperti itu
belumlah dibuktikan, karena kafeina tidak akan dengan mudah terserap
melalui kulit.
(http://id.wikipedia.org/wiki/kafein)