13710725 ascariasis

16
ASCARIASIS 1. Definisi Askariasis adalah suatu infeksi pada usus kecil yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides. Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang dalam usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan gangguan keseimbangan fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi setempat sehingga mengganggu gerakan peristaltik dan penyerapan makanan. Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu tersebar di seluruh dunia, lebih banyak di temukan di daerah beriklim panas dan lembab. Di beberapa daerah tropik derajat infeksi dapat mencapai 100% dari penduduk. Pada umumnya lebih banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5-10 tahun sebagai host (penjamu).

Upload: rahman-kasus

Post on 09-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

13710725 Ascariasis

TRANSCRIPT

Page 1: 13710725 Ascariasis

ASCARIASIS

1. Definisi

Askariasis adalah suatu infeksi pada usus kecil yang

disebabkan oleh Ascaris lumbricoides. Ascaris lumbricoides

merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang dalam usus

halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan

gangguan keseimbangan fisiologi yang normal dalam usus,

mengadakan iritasi setempat sehingga mengganggu gerakan

peristaltik dan penyerapan makanan.

Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu

tersebar di seluruh dunia, lebih banyak di temukan di daerah

beriklim panas dan lembab. Di beberapa daerah tropik derajat

infeksi dapat mencapai 100% dari penduduk. Pada umumnya lebih

banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5-10 tahun sebagai host

(penjamu).

Cacing Ascaris Lumbicoides dewasa.

2. Epidemiologi

Penyakit Ascariasis dapat ditemukan di seluruh dunia.

Infeksi terjadi dengan frekuensi terbesar di daerah tropis dan

subtropis, dan di setiap daerah dengan sanitasi yang tidak

memadai. Ascariasis adalah salah satu infeksi parasit pada manusia

Page 2: 13710725 Ascariasis

yang paling umum. Sampai dengan 10% dari penduduk negara

berkembang terinfeksi cacing dengan persentase besar disebabkan

oleh Ascaris. Di seluruh dunia, infeksi Ascaris menyebabkan

sekitar 60.000 kematian per tahun, terutama pada anak.

3. Etiologi dan Patofisiologi

Seseorang dapat terinfeksi penyakit ascariasis setelah secara tidak sengaja

atau tidak disadari menelan telur cacing. Telur menetas menjadi larva di dalam

usus seseorang. Larva menembus dinding usus dan mencapai paru-paru melalui

aliran darah. Larva tersebut akhirnya kembali ke tenggorokan dan tertelan. Dalam

usus, larva berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing betina dewasa yang dapat

tumbuh lebih panjang mencapai 30 cm, dapat bertelur yang kemudian masuk ke

dalam tinja. Jika tanah tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung

telur, maka siklus tersebut dimulai lagi. Telur berkembang di tanah dan menjadi

infektif setelah masa 2-3 minggu, tetapi dapat tetap infektif selama beberapa bulan

atau tahun.

Siklus Hidup Ascaris

4. Manifestasi Klinis dan Diagnosis

Gejala awal ascariasis, selama migrasi paru awal, termasuk

batuk, dyspnea, mengi, dan nyeri dada. Nyeri perut, distensi, kolik,

Page 3: 13710725 Ascariasis

mual, anoreksia, dan diare intermiten mungkin manifestasi dari

obstruksi usus parsial atau lengkap oleh cacing dewasa.

Mengi dan takipnea dapat terjadi selama migrasi paru.

Urtikaria dan demam mungkin juga terjadi terlambat dalam tahap

migrasi. Distensi abdomen tidak spesifik tetapi adalah umum pada

anak dengan ascariasis. Nyeri perut, terutama di kuadran kanan

atas, hypogastrium, atau kuadran kanan bawah, mungkin

mengindikasikan komplikasi ascariasis. Bukti untuk kekurangan

gizi karena ascariasis paling kuat untuk vitamin A dan C, serta

protein, seperti ditunjukkan oleh penelitian albumin dan

pertumbuhan pada anak yang diamati secara prospektif. Beberapa

penelitian belum mengkonfirmasi keterlambatan perkembangan

gizi atau karena ascariasis.

Kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh penderita terjadi akibat

pengaruh migrasi larva dan adanya cacing dewasa. Pada umumnya orang yang

kena infeksi tidak menunjukkan gejala, tetapi dengan jumlah cacing yang cukup

besar (hyperinfeksi) terutama pada anak-anak akan menimbulkan kekurangan gizi,

selain itu cacing itu sendiri dapat mengeluarkan cairan tubuh yang menimbulkan

reaksi toksik sehingga terjadi gejala seperti demam typhoid yang disertai dengan

tanda alergi seperti urtikaria, odema di wajah, konjungtivitis dan iritasi

pernapasan bagian atas.

Cacing dewasa dapat pula menimbulkan berbagai akibat mekanik seperti

obstruksi usus, perforasi ulkus di usus. Oleh karena adanya migrasi cacing ke

organ-organ misalnya ke lambung, oesophagus, mulut, hidung dan bronkus dapat

menyumbat pernapasan penderita. Ada kalanya ascariasis menimbulkan

manifestasi berat dan gawat dalam beberapa keadaan sebagai berikut:

1. Bila sejumlah besar cacing menggumpal menjadi suatu bolus yang

menyumbat rongga usus dan menyebabkan gejala abdomen akut.

2. Pada migrasi ektopik dapat menyebabkan masuknya cacing kedalam

apendiks, saluran empedu (duktus choledocus) dan ductus pankreatikus.

Page 4: 13710725 Ascariasis

Bila cacing masuk ke dalam saluran empedu, terjadi kolik yang berat

disusul kolangitis supuratif dan abses multiple. Untuk menegakkan diagnosis pasti

harus ditemukan cacing dewasa dalam tinja atau muntahan penderita dan telur

cacing dengan bentuk yang khas dapat dijumpai dalam tinja atau didalam cairan

empedu penderita melalui pemeriksaan mikroskopik.

5. Contoh Kasus

I. Identitas Penderita

Nama : An.I

Umur : 2 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Aceh Timur

Suku : Aceh

Agama : Islam

II. Identitas Keluarga

a. Ayah

Nama : Tn. Y

Umur : 39 tahun

b. Ibu

Nama : Ny. I

Umur : 34 tahun

III. ANAMNESA

a. Keluhan Utama : Benjolan pada perut

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan benjolan pada perut sejak 7

hari SMRS. Benjolan dirasakan pada perut sebelah kiri dan terasa

padat. Sebelumnya pada 5 hari SMRS, BAB pasien berwarna

kecoklatan dan lembek. ketika BAB pasien merasa kesakitan.

Setelah BAB, nyeri berkurang tetapi masih teraba benjolan pada

perut. Kemudian 4 hari selanjutnya ibu pasien juga mengaku

Page 5: 13710725 Ascariasis

bahwa pasien sudah tidak BAB yang disertai nyeri sehingga anak

rewel. Benjolan pun masih teraba di perut sebelah kiri. Perut juga

dirasakan membesar sejak 2 minggu SMRS. Awalnya perut sedikit

kembung dan semakin lama dirasakan semakin membesar. Pasien

juga mengeluhkan demam sejak 10 hari SMRS. Demam dirasakan

naik turun dan pernah mencapai normal. Demam berkurang dengan

obat penurun panas. Mual (+), Muntah (-). Pasien kurang mau

minum dan nafsu makan juga berkurang.

c. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pernah keluar cacing dari mulut pasien sebesar tauge pada

umur 4 bulan

2 bulan yang lalu dari BAB pasien juga keluar cacing sebesar

selang infus sebanyak 1 ekor

d. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang

mengalami seperti ini

e. Riwayat Penggunaan Obat: Pasien belum pernah berobat

sebelumnya.

f. Riwayat kehamilan dan persalinan

Ibu pasien dalam keadaan sehat selama hamil. Pasien lahir

spontan dengan kehamilan cukup bulan, dan persalinan ditolong

Bidan. Bayi lahir segera menangis, bernafas spontan dengan berat

lahir 3100 gr.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Heart rate : 115 x / menit

Page 6: 13710725 Ascariasis

Respiratory rate : 25 x / menit

Temperatur : 37.7 C

BBS : 8 kg

PB : 76 cm

Status gizi

BB/U : 8/12,5 x 100% = 64%

TB/U : 76/86 x 100% = 88%

BB/TB : 8/10,5 x 100% = 76%

Kesan : gizi kurang

o Status Generalis

Kulit

Warna : Sawo matang

Turgor : Kembali cepat

Ikterus : (-)

Kepala

Wajah : simetris

Rambut : hitam

Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera

ikterik (-/-), pupil isokor, Rch (+/+)

Telinga : DBN

Hidung : Sekret (-/-)

Mulut : Pucat (-), Sianosis (-)

Leher

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Pembesaran KGB (-)

Thorax

Thorax anterior

Page 7: 13710725 Ascariasis

Kanan Kiri

Inspeksi Simetris, Retraksi (-), bentuk

dada normal, pernafasan

thorakoabdominal

Simetris, Retraksi (-), bentuk

dada normal, pernafasan

thorakoabdominal

Palpasi Fremitus (N) Fremitus (N)

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi Vesikuler (N), Ronkhi (+),

Wheezing (-)

Vesikuler (N), Ronkhi (-),

Wheezing (-)

Thorax posterior

Kanan Kiri

Inspeksi Simetris, Retraksi (-) Simetris, Retraksi (-)

Palpasi Fremitus (N) Fremitus (N)

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi Vesikuler (N), Ronkhi (-),

Wheezing (-)

Vesikuler (N), Ronkhi (-),

Wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

Perkusi : Batas - batas jantung

Atas : ICS III

Kiri : ICR IV 1 jari lateral linea midclavicula

sinistra

Kanan : Linea parasternalis dekstra

Auskultasi : S1-S2, tunggal, reguler

Abdomen

Inspeksi : Simetris, distensi (+)

Auskultasi : Peristaltik menurun

Page 8: 13710725 Ascariasis

Palpasi : Soepel, Nyeri Tekan (-)

Perkusi : Tympani usus (+)

Genetalia : Perempuan, tidak ada kelainan

Anus : Tidak ada kelainan

Ekstremitas :

EkstremitasSuperior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianosis - - - -

Kekuatan 5 5 5 5

Reflek

fisiologis

N N N N

Reflek

Patologis

- - - -

V. ASSESMENT

Ascariasis + Gizi Kurang

6. Penatalaksanaan

Edukasi kesehatan memberikan pesan berikut akan mengurangi jumlah

orang yang terinfeksi penyakit askariasis:

- menghindari kontak dengan tanah yang mungkin terkontaminasi

kotoran manusia;

- mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum mengambil makanan;

- mencuci, mengupas atau memasak semua sayuran mentah dan buah-

buahan;

- melindungi makanan dari tanah dan mencuci atau memanaskan

makanan apapun yang jatuh di lantai.

Ketersediaan air yang digunakan untuk personal hygiene serta tempat

pembuangan kotoran yang sehat juga akan mengurangi jumlah kasus. Dimana

limbah digunakan untuk irigasi kolam stabilisasi sampah dan beberapa teknologi

Page 9: 13710725 Ascariasis

lainnya yang efektif dalam penurunan transmisi akibat makanan tumbuh di tanah

yang terkontaminasi.

Adapun obat yang sekarang ini dipakai dalam pengobatan adalah:

1. Mebendazol.

Obat ini adalah obat cacing berspektrum luas dengan toleransi hospes yang

baik. Diberikan satu tablet (100 mg) dua kali sehari selama tiga hari, tanpa melihat

umur, dengan menggunakan obat ini sudah dilaporkan beberapa kasus terjadi

migrasi ektopik.

2. Pirantel Pamoat.

Dosis tunggal sebesar 10 mg/kg berat badan adalah efektif untuk

menyembuhkan kasus lebih dari 90 %. Gejala sampingan, bila ada adalah ringan

dan obat ini biasanya dapat diterima (“welltolerated”). Obat ini mempunyai

keunggulan karena efektif terhadap cacing kremi dan cacing tambang. Obat

berspektrum luas ini berguna di daerah endemik dimana infeksi multipel berbagai

cacing Nematoda merupakan hal yang biasa.

3. Levamisol Hidroklorida.

Obat ini agaknya merupakan obat anti-askaris yang paling efektif yang

menyebabkan kelumpuhan cacing dengan cepat. Obat ini diberikan dalam dosis

tunggal yaitu 150 mg untuk orang dewasa dan 50 mg untuk orang dengan berat

badan <10 kg. Efek sampingan lebih banyak dari pada pirantel pamoat dan

mebendazol.

4. Garam Piperazin.

Obat ini dipakai secara luas, karena murah dan efektif, juga untuk

Enterobius vermicularis, tetapi tidak terhadap cacing tambang. Piperazin sitrat

diberikan dalam dosis tunggal sebesar 30 ml (5 ml adalah ekuivalen dengan 750

mg piperazin). Reaksi sampingan lebih sering daripada pirantel pamoat dan

mebendazol. Ada kalanya dilaporkan gejala susunan syaraf pusat seperti berjalan

tidak tetap (unsteadiness) dan vertigo.

5. Albendazole

Albendazole mempunyai aktivitas anthelmintik yang besar. Selain bekerja

terhadap cacing dewasa, Albendazole telah terbukti mempunya aktivitas larvisidal

Page 10: 13710725 Ascariasis

dan ovisidal obat ini secara selektip bekerja menghambat pengambilan glukosa

oleh usus cacing dan jaringan dimana larva bertempat tinggal. Akibatnya terjadi

pengosongan cadangan glikogen dalam tubuh parasit yang mana menyebabkan

berkurangnya pembentukan adenosine triphosphate (ATP). ATP ini penting untuk

reproduksi dan mempertahankan hidupnya, dan kemudian parasit akan mati.7

Spektrum aktivitasnya sangat luas yaitu meliputi Nematoda, Cestoda dan

infeksi Echinococcus pada manusia.Jadi, albendaroze aktif terhadap Ascaris

lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichiura, Taenia saginata dan solium

strongloides stercoralis, Hymenolepis nana dan diminuta serta Echinococcus

granulosus.

Albendazole merupakan obat yang aman, hanya sedikit jarang, ditemukan

efek samping berupa mulut kering, perasaan tak enak di epigastrium, mual, lemah

dan diare. S.C.Jagota (1986) meneliti efikasi Albendazole terhadap soil

transmitted helminthiasis dengan dosis 400 mg dosis tunggal dan tinja diperiksa

ulang pada minggu ketiga setelah pemberian obat pada penelitian ini diperoleh

angka kesembuhan 92.2% untuk Ancylostoma duodenale; 90 5% untuk Trichuris

trichiura dan 95.3% untuk Ascaris lumbricoides.

7. Pencegahan

Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi serta lingkungan sangat

mempunyai arti dalam penanggulangan infeksi cacing ini. Suatu pengalaman oleh

E. Kosin pada tahun 1973, yang mana telah dilakukan suatu penelitian kontrol

ascariasis di suatu desa di daerah Belawan, Sumatera Utara,yang mana diketahui

prevalensi cacinggelang pada anak 85%> setelah pengobatan massal, angka

infeksi menurun drastis menjadi 10%. Akan tetapi 3 bulan kemudian, saat anak-

anak tersebut diperiksa kembali, diperoleh hasil yang sangat mengejutkan yaitu

angka infeksi naik menjadi 100%. Setelah dilakukan penelitian, ternyata cacing

yang berhasil dikeluarkan dengan pengobatan tadi tersebar di sembarang tempat

dan terjadi pencemaran tanah dengan telur cacing dam ini merupakan sumber

infeksi.

Page 11: 13710725 Ascariasis

8. Prognosis

Prognosis sangat baik untuk pengobatan ascariasis tanpa gejala. Dalam

beberapa kasus, pengobatan kedua mungkin perlu untuk sepenuhnya menghapus

cacing. Hal ini telah dibuktikan secara signifikan mengurangi jumlah komplikasi.

Perhatian di negara-negara endemik adalah infeksi ulang yang akan terjadi.

Prognosis baik untuk pasien dengan obstruksi usus parsial yang tidak

memiliki toksisitas dan yang nonseptic, asalkan pasien diperlakukan secara awal

dengan manajemen konservatif.