140580021 itmkg denture cleanser
TRANSCRIPT
MAKALAH ITMKG 4
Pengaruh Sodium Hypochlorite (NaOCl) terhadap Perubahan Warna Basis Gigi Tiruan
Resin Akrilik
Oleh:
KELOMPOK 2
1. Dwi Mayang Ayu Ningtias 04101004002
2. Veralita Israjannah 04101004012
3. Isha Arfina Haris 04101004022
4. Ade Irma Suryani 04101004032
5. Muthiara Praziandite 04101004042
6. Neno Kharisma 04101004052
7. Desti Adestia 04101004062
8. Marta Rayani. S 04101004082
Dosen Pembimbing : drg. Martha Mozartha, M.Si
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan dasar basis gigi tiruan yang lazim dipakai adalah resin akrilik polimetil
metakrilat jenis heat cured. Resin akrilik dipakai sebagai basis gigi tiruan karena bahan ini
memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik baik, mudah
dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil. Namun, resin akrilik
memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu mudah patah bila jatuh pada permukaaan
yang keras atau akibat kelelahan bahan karena lama pemakaian serta mengalami perubahan
warna setelah beberapa waktu dipakai dalam mulut.1
Pemeliharan kebersihan gigi tiruan yang kurang diperhatikan dapat menyebabkan
terjadinya penyakit di kalangan pemakai gigi tiruan seperti ulser pada rongga mulut dan
denture stomatitis. Denture stomatitis adalah salah satu infeksi gigi tiruan yang disebabkan
oleh spesies dominan khususnya Candida albicans dan beberapa spesies Stretokokus.2
Risiko komplikasi oral juga meningkat dengan adanya berbagai macam penyakit dan kondisi
seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, terapi kanker, obat imunosupresif.3 Untuk itu
diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang tepat terhadap kebersihan penggunaan gigi
tiruan.
Salah satu cara untuk merawat gigi tiruan adalah dengan merendam dalam pembersih
gigi tiruan yang mengandung larutan desinfektan. Berbagai bentuk pembersih gigi tiruan
yang beredar dipasaran antara lain ada yang berbentuk pasta, tablet, cairan dan lain-lain.
Beberapa contoh pembersih gigi tiruan yaitu Sodium hypochlorite, Chlorhexidine, Polident,
Tablet Dentamize, Trisodium Phosphate, Sodium Perborat.4,5 Prosedur pemakaiannya harus
disesuaikan dengan petunjuk pabrik.
Sodium hypochlorite sebagai desinfektan dapat mengurangi mikroorganisme yang
melekat pada gigi tiruan, sedangkan bahan desinfektan sebagai bahan pembersih seperti
klorhexidin glukonat atau salisilat dapat mengurangi plak pada gigi. Namun, lempeng resin
akrilik yang direndam dalam pembersih gigi tiruan dalam jangka waktu yang terus–menerus
dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna. Makalah ini akan membahas mengenai
pengaruh sodium hipochlorit terhadap perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik.
BAB 2
ISI
2.1 Basis gigi tiruan resin akrilik
2.1.1 Definisi basis gigi tiruan
Basis gigi tiruan adalah bagian dari suatu gigi tiruan yang bersandar pada jaringan
pendukung dan tempat anasir gigi tiruan dilekatkan. Basis gigi tiruan digunakan untuk
membentuk bagian dari gigi tiruan baik yang terbuat dari logam maupun bahan resin akrilik.6
Bahan yang terbuat dari logam seperti kobalt kromium, aloi emas, aluminium dan
stainless steel, titanium (gambar 1)7. Sedangkan bahan basis gigi tiruan yang terbuat dari resin
adalah resin akrilik (polimetil metakrilat) yang telah diperkenalkan dan dengan cepat
menggantikan bahan sebelumnya seperti vulkanit, nitroselulosa, fenol formaldehid dan
porselen (gambar 2).
Gambar 1. Basis gigi tiruan yang memakai kerangka logam
(www.google.com/gambar)
Gambar 2. Basis gigi tiruan yang menggunakan resin akrilik
(www.google.com/gambar)
2.1.2 Jenis-jenis resin akrilik
Bahan basis gigitiruan resin akrilik dibagi atas tiga macam yaitu:
1. Resin akrilik polimerisasi panas (heat cured acrylic resin) adalah resin akrilik
yang menggunakan proses pemanasan untuk polimerisasi.
2. Resin akrilik swapolimerisasi (self cured acrylic resin) adalah resin akrilik yang
menggunakan akselerator kimia untuk polimerisasi yaitu dimetil-para-toluidin
(CH3C6H4N(CH3))2. Bila dibandingkan dengan heat cured acrylic resin bahan ini
memiliki stabilitas warna yang kurang baik.
3. Resin akrilik polimerisasi sinar (light cured resin) adalah resin akrilik yang
menggunakan sinar tampak untuk polimerisasi. Penyinaran dilakukan selama 5
menit dengan gelombang cahaya sebesar 400-500 nm sehingga memerlukan unit
curing khusus dengan menggunakan empat buah lampu halogen
tungtens/ultraviolet.
Bahan dasar basis gigi tiruan yang lazim dipakai adalah resin akrilik polimetil
metakrilat jenis heat cured (polimerisasi panas).8 Resin akrilik dipakai sebagai basis gigi
tiruan karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan
mulut, estetik baik, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.
Kekurangan dari resin akrilik yaitu mudah patah bila jatuh pada permukaaan yang keras atau
akibat kelelahan bahan karena lama pemakaian serta mengalami perubahan warna setelah
beberapa waktu dipakai dalam mulut.
2.1.3 Komposisi resin akrilik
Komposisi resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.
Unsur-unsur yang terkandung dalam resin akrilik polimerisasi panas antara lain:
a. Bubuk
Polimer : butiran atau granul polimetil metakrilat
Inisiator : benzoyl peroxide
Pigmen/pewarna : garam cadmium atau besi, atau pigmen organik
b. Cairan
Monomer : metil metakrilat
Cross-linking agent : ethyleneglycol dimethylacrylate
Inhibitor : hydroquinone
2.1.4 Sifat-sifat resin akrilik
Sifat-sifat mekanis adalah respons yang terukur, baik elastis maupun plastis, dari
bahan bila terkena gaya atau distribusi tekanan. Sifat mekanis bahan basis gigitiruan terdiri
atas:
a. Retak: pada permukaan resin akrilik dapat terjadi retak karena adanya tekanan tarik
yang menyebabkan terpisahnya molekul-molekul polimer.
b. Fraktur: gigitiruan dapat mengalami fraktur yang disebabkan karena benturan
(impact) misalnya terjatuh pada permukaan yang kasar, fatique yang terjadi karena
gigitiruan mengalami pembengkokan yang berulang-ulang selama pemakaian dan
tekanan pada basis gigitiruan selama proses pengunyahan (transversal/fleksural).
c. Mudah porus.
d. Warna berubah apabila durasi pemakaian yang lama.
e. Menyerap air secara perlahan dalam jangka waktu tertentu dengan mekanisme
penyerapan melalui difusi.
f. Polimerisasi.
g. Tidak larut dalam cairan mulut (kelarutannya rendah).
h. Tidak toksik.
i. Tidak mengiritasi.
j. Estetik baik.
k. Mudah dimanipulasi.
l. Reparasinya mudah, dan
m. Perubahan dimensinya kecil.
2.1.5 Cara membersihkan gigi tiruan basis resin akrilik
Gigi tiruan sebaiknya dibersihkan setiap selesai makan. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan
1. Mekanik
Penyikatan dan perendaman.
Penyikatan menggunakan sikat gigi tiruan yaitu bulu sikat luar dan dalam (gambar 3)
dan perendaman di dalam air bersih (gambar 4). Gigi tiruan sebaiknya dibilas setiap sesudah
makan dan disikat sehari sekali menggunakan air dingin atau hangat, tidak disarankan
menggunakan air panas.
Gambar 1
Gambar 3. Penyikatan gigi tiruan dengan menggunakan bulu sikat luar dan dalam
(http://www.intelligentdental.com/2009/08/24/how-to-care-for-your-dentures/)
Gambar 4. Perendaman dalam air bersih
(http://www.intelligentdental.com/2009/08/24/how-to-care-for-your-dentures/)
Penyikatan sebaiknya di atas telapak tangan (gambar 5) atau tempat berisi air atau
diatas handuk agar gigi tiruan tidak patah jika terlepas dari tangan. Penggunaan pasta gigi
tidak disarankan karena terlalu abrasif. Sikat seluruh permukaan gigi tiruan tetapi jangan
terlalu keras, karena jika terlalu keras dapat merusak material gigi tiruan. Keuntungan:
murah, sederhana, cepat. Kekurangan: kebersihannya terbatas, lebih beresiko patah.
Disarankan mengkombinasi teknik ini dengan teknik kimia untuk hasil yang maksimal.
Gambar 5. Penyikatan dilakukan di atas telapak tangan
(http://www.intelligentdental.com/2009/08/24/how-to-care-for-your-dentures/)
Ultrasonic
Alat pembersih gigi mekanik dengan getaran atau gelembung-gelembung kecil yang
mampu mengangkat partikel sisa makanan yang tidak dapat dihilangkan dengan penyikatan.
Disarankan gigi tiruan disikat dan dibilas terlebih dahulu sebelum dibersihkan menggunakan
pembersih ultrasonic9 (gambar 6). Setelah menggunakan pembersih ultrasonic, gigi tiruan di
bilas kembali lalu direndam didalam air bersih. Keuntungan: sangat bersih, mudah, tidak
beresiko patah. Kerugian: harganya mahal, porositas.
Gambar 6. Alat pembersih gigi tiruan yang menggunakan ultrasonic
(www.google.com/gambar)
2. Kimia
Pembersihan gigi tiruan secara kimia dengan penggunaan denture cleanser berupa
pasta, gel, tablet, atau cairan. Penggunaan denture cleanser sebaiknya sesuai dengan aturan
pakai masing-masing jenis maupun merek. Ada banyak jenis denture cleanser, misalnya
polident (gambar 5), sodium hypochlorite, chlorhexidine, nystatin, larutan peroksida, dan
sebagainya. Saat ini sodium hypochlorite merupakan deture cleanser yang paling sering
digunakan. Disarankan teknik ini dikombinasi dengan teknik mekanik untuk hasil yang
maksimal, contohnya saat penyikatan menggunakan denture cleanser berbentuk pasta atau
gigi tiruan direndam didalam cairan denture cleanser.
Gambar 5. Jenis denture cleanser yang berupa Polident
(www.google.com/gambar)
Metoda Kimia pembersih gigi tiruan dapat dibagi menjadi kelompok berikut10,11:
1. Peroksidase Alkaline: adalah pembersih gigi tiruan yang paling sering digunakan
untuk perendaman pada malam hari setiap hari yang melepaskan gelembung oksigen
dan memberikan suatu efek pembersihan mekanis. Studi mikroskopis menunjukkan
bahwa perendaman berkepanjangan dari resin akrilik dalam pembersih peroksida
tidak mempengaruhi permukaan resin akrilik. Tapi dapat menyebabkan pemutihan
resin akrilik.12
2. Hipoklorit Alkaline: merupakan bahan kimia yang menghilangkan noda, melarutkan
musin dan zat organik, bakterisida, serta fungisida. Bahan ini tidak dapat melarutkan
kalkulus tapi mungkin menghambat pembentukan kalkulus pada gigi
tiruan. Penggunaannya efektif dengan perendaman malam hari, tetapi dapt
menyebabkan pemutihan sehingga digunakan hanya sesekali (misalnya seminggu
sekali).
3. Acids (asam): Pembersih dengan basis asam encer efektif terhadap kalkulus dan noda
pada gigi tiruan. Asam encer seperti asam asetat dapat digunakan untuk melarutkan
kalkulus direndam pada malam hari, tapi hanya pada interval mingguan atau dua
mingguan. Hati-hati karena dalam penggunaannya dapat membahayakan mata dan
kulit.
4. Disinfeksi agen (disenfektan): Telah dilaporkan bahwa Etanol, Isopropil Alkohol,
Kloroform, asam asetat dan Formalin dapat digunakan untuk desinfeksi gigi tiruan
dan untuk menghindari kontaminasi dari operatory ke laboratorium dan wakil
versa. Chlorhexidine gluconate tidak cocok untuk perendaman gigi tiruan setiap hari
karena dapat menyebabkan perubahan pewarnaan. Natrium salisilat 0,1% mungkin
memiliki efek yang menguntungkan yang sama tanpa menyebabkan
pewarnaan. Perendaman gigi palsu selama beberapa menit setiap hari dalam larutan
klorheksidin dapat menyebabkan stain. Glukonat atau salisilat menyebabkan
penurunan yang signifikan dalam jumlah plak gigi tiruan dan perbaikan dalam
mukosa gigi tiruan. Tapi zat ini tidak cocok untuk penggunaan sehari-hari karena bau
dan rasa serta menyebabkan pemutihan dan efek crazing.
5. Enzim: dapat menghancurkan glikol-protein, muco-protein dan polisakarida dari
plak. Tidak ada efek samping berbahaya dari penggunaan enzim sebagai pembersih
gigi tiruan. Perendaman menggunakan 15-menit waktu perendaman, yang lebih
mudah diterima oleh pasien dibandingkan perendaman semalam. Namun, masih harus
dilihat apakah pembersih berbasis enzim cukup efisien untuk menjadi pengganti atau
hanya tambahan untuk membersihkan gigi tiruan secara mekanik.
6. Sodium hypochlorite.
7. Chlorhexidine.
8. Polident.
9. Tablet Dentamize.
10. Trisodium Phosphate.
11. Sodium Perborat.
2.2 Sodium Hypochlorite
2.2.1 Definisi sodium hypochorite
Sodium hypochlorite adalah senyawa kimia dengan rumus NaOCl. Sodium
hypochlorite, umumnya dikenal sebagai pemutih, sering digunakan sebagai desinfektan atau
pemutih. Sodium hypochlorite termasuk golongan halogen yang mudah berikatan dengan
oksigen.
Rumus kimia sodium hypochlorite yaitu:
2NaOH + Cl2 => NaOCl + H20 + Heat
Sodium hypochlorite umumnya digunakan untuk mensterilkan air dengan cara
memasukkan Sodium hypochlorite ke dalam air dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
Sodium hypochlorite juga digunakan untuk bahan irigasi saluran akar. Penggunaan sodium
hypochlorite di seluruh dunia sebagai bahan irigasi saluran akar karena kemampuannya
mematikan bakteri.
2.2.2 Komposisi sodium hypochlorite
Sodium hypochlorite dalam larutan membentuk hypochlorus acid (HOCl) dan
oxychloride (OCl). Desinfektan ini adalah larutan yang berbahan dasar klorin (Cl2), larutan
ini merupakan desinfektan derajat tinggi (high level disinfectants) karena sangat aktif pada
semua bakteri, virus, jamur, parasit, dan beberapa spora.
2.2.3 Keuntungan sodium hypochlorite yaitu:
Aktif pada semua bakteri, virus, jamur, parasit dan beberapa spora.
Bekerja cepat atau fast acting.
Menghilangkan stain.
Menghilangkan komponen organik dari deposit plak.
2.2.4 Efek sodium hypochlorite, yaitu:
1. Perubahan warna atau adanya efek pemutihan pada basis gigi tiruan resin akrilik yang
direndam dalam sodium hypochlorite
2. perubahan kekerasan permukaan pada resin akrilik
3. antibakteri,
4. antifungi, apabila direndam lebih dari 40 menit.13
5. Desinfektan
2.2.5 Pengaruh Sodium Hypochlorite (NaOCl) terhadap perubahan warna
basis gigi tiruan resin akrilik
Perendaman lempeng akrilik dalam sodium hipoklorit kemungkinan menyebabkan
adanya perubahan dalam matrix interstitial pada struktur permukaan sehingga terjadi efek
pemutihan dan terjadi perubahan warna lempeng akrilik. Perubahan warna pada basis resin
akrilik apabila direndam lebih dari 70 menit dengan konsentrasi 0,5 %. Klorin selain sebagai
desinfektan juga dipakai sebagai bahan pemutih pakaian dan untuk menghilangkan noda
pakaian sehingga klorin mempunyai kemampuan untuk memudarkan warna. Perubahan
warna lempeng akrilik dapat disebabkan oleh karena kemampuan penyerapan cairan pada
bahan dan lingkungan sekitar tempat anasir gigi tiruan, sehingga zat yang terserap dapat
bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik.
Bahan seperti zat warna kloroform dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna
lempeng akrilik. Sodium hipoklorit yang mengandung klorin dapat menghilangkan stain dan
menghilangkan komponen organik dari deposit tartar. Klorin bereaksi langsung dengan
menghambat formasi dari kalkulus dengan menghilangkan organik matriks plak, tetapi klorin
ini meyebabkan pemutihan. Larutan ini bereaksi dengan bahan dasar dari lempeng
akrilik.Selain itu efek pemutihan permukaan lempeng akrilik dapat terjadi jika sering
direndam dalam larutan yang keras yang mengandung kadar klorin tinggi.
Perubahan warna lempeng akrilik tidak hanya disebabkan oleh karena perendaman
dalam larutan desinfektan saja tetapi juga karena faktor berbagai macam makanan dan
minuman sehari-hari yang dikonsumsi oleh pemakai gigi tiruan misalnya teh, kopi, minuman
yang mengandung cola menyebabkan warna lempeng akrilik menjadi tambah gelap. Hal ini
karena adanya akumulasi penempelan pigmen warna pada permukaan dan absorsi perlekatan
partikel yang masuk ke bagian liang renik resin akrilik, sehingga warna yang diserap lebih
banyak daripada warna yang dipantulkan. Pada keadaan ini nilai rerata semakin besar dengan
bertambahnya waktu. Hal ini berbeda pada perendaman dalam sodium hipolorit tidak terjadi
akumulasi noda pada permukaan ataupun liang renik melainkan karena reaksi klorin atau klor
dengan lempeng akrilik kemudian terjadi efek pemutihan sehingga warna akrilik menjadi
lebih muda.
2.2.6 Aplikasi sodium hypochlorite
1. Gigi tiruan dibersihkan terlebih dahulu dengan cara disikat menggunakan sikat gigi
dengan bulu sikat luar dengan menggunakan air yang dingin dan dalam dan tidak
disarankan menggunakan pasta gigi.
2. Setelah itu gigi tiruan di cuci bersih.
3. Lalu gigi tiruan direndam larutan sodium hypochlorite denga konsentrasi 0,5 % dalam
waktu 10 menit. Fungsi sodium hypochlorite disini sebagai desinfektan. Dan jangan
merendam gigi tiruan tersebut lebih dari 70 menit karena sodium hypochlorite akan
menyebabkan perubahan warna pada gigi tiruan tersebut.
4. Sebelum gigi tiruan tersebut dipakai dicuci terlebih dahulu dengan air yang bersih.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa perendaman basis gigi
tiruan resin akrilik dengan sodium hypochlorite 0,5% dalam waktu 10 menit
memberikan efek desinfektan. Namun, perendaman basis gigi tiruan resin akrilik
menggunakan sodium hypochlorite 0,5% dapat menyebabkan perubahan warna resin
akrilik setelah perendaman lebih dari 70 menit. Semakin lama perendaman dalam
sodium hipoklorit ternyata pigmen warna lempeng akrilik semakin memudar sehingga
perubahan warna yang terjadi semakin besar.
3.2 Saran
Disarankan perendaman gigi tiruan dalam larutan sodium hypochlorite dengan
konsentrasi 0,5 % cukup dalam waktu 10 menit serta jangan merendam gigi tiruan
tersebut lebih dari 70 menit karena sodium hypochlorite akan menyebabkan
perubahan warna pada gigi tiruan basis resin akrilik yang direndam.
Daftar Pustaka
1. David et al. Perubahan Warna Lempeng Resin Akrilik yang direndam dalam Larutan
Desinfektan Sodium Hipoklorit dan Klorhexidin. Maj Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38.
No. 1 Januari 2005: 36–40.
2. A. Falah-Tafti et al. Comparison of the Effectiveness of Sodium Hypochlorite and
Dentamize Tablet for Denture Disinfection. World J. Med. Sci., 2008. 3 (1): 10-14.
3. M. Rathee et al. Denture Hygiene in Geriatric Persons. The Internet Journal of
Geriatrics and Gerontology. 2010. Volume 6 number 1.
4. D.N.B. Felipucci et al. Effect of Different Cleansers on the Surface of Removable
Partial Denture. Braz Dent J. 2011. 22 (5): 392-397.
5. Dr. Chetchan M D et al. Microbiological Evaluation of the Effectiveness of
Commercially Available Denture Cleansing Agent. International Journal of Drug
Development and Research. July-September 2011. Vol 3. Issue 3.
6. Ali Azad et al. Effect of Mechanical Modification of Acrylic Resin Denture Teeth
Bonded to Acrylic Denture. Pakistan Oral & Dental Journal. April, 2012. Vol 32, No.
14.
7. Fahad A. Al-Harbi et al. Bond Strength of Poly (methyl methacrylate) Denture Base
to cast Titanium and cobalt-chromium Frameworks of Different Designs. Life Science
Journal, 2012;9(1).
8. Senna et al. Influence of Immersion Time of Denture Cleansers on the Surface
Roughness of Resilient Denture Liners. Rev odonto Cienc. 2011. 26 (1): 35-39.
9. Rahn, Arthur O; Ivanhoe, John R; Plummer, Kevin D. Textbook of Complete
Dentures. PMPH-USA. 2009. 446 (2): 19.
10. M. Beyari, Mohammad et al. Tissue Inflammatory Response and Salivary
Streptococcus Mutans Count with Three Different Denture Cleansers. African Journal
of Microbiology Research. 18 April, 2011. Vol. 5 (8) pp. 965-974.
11. H.F.O. Paranhose et al. Comparison of Physical and Mechanical Properties of
Microwave-Polymerized Acrylic Resin after Disinfection in Sodium Hypochlorite
Solutions. Braz Dent J. 2009. 20 (4): 331-335.
12. M. Vojdani et al. Cytotoxicity of Resin-Based Cleansers: An In Vitro Study. Iranian
Red Crescent Medical Journal. 2010. 12 (2): 158-162.
13. Subrata, Gantini. Antifungal Properties of Sodium Peroxide and Sodium Hypochlorite
as a Denture for Full Acrylic Denture in Vitro. Padjadjaran Journal of Dentistry. 2008.
20 (1): 1-10.