160110130077 fitria rahmah komposit
DESCRIPTION
ITMKGTRANSCRIPT
KOMPOSIT
MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Teknik Material Kedokteran Gigi (ITMKG)
Disusun oleh
Fitria Rahmah
160110130077
\
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah yang berjudul “Komposit” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah ITMKG.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih atas bantuan – bantuan yang telah diberikan, baik berupa bimbingan,
pengarahan maupun saran.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi
siapapun yang menjadikan makalah ini sebagai bahan referensi dalam pembuatan
makalah lainnya.
Penulis telah berusaha mewujudkan makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun
apabila terdapat kesalahan, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Bandung, 19 November 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1 Definisi .............................................................................................. 3
2.2 Komposisi ..........................................................................................3
2.3 Klasifikasi ......................................................................................... 5
2.4 Tahapan Polimerisasi .........................................................................5
2.5 Sifat Fisis .......................................................................................... 7
2.6 Sifat Mekanis .....................................................................................9
2.7 Sifat Klinis .........................................................................................10
2.8 Manipulasi Komposit......................................................................... 11
2.9 Macam-Macam LCU..........................................................................13
2.10 Finishing and Polishing.................................................................... 14
2.11 Bonding Agent..................................................................................14
2.12 Sifat-Sifat yang Penting....................................................................15
BAB III PENUTUP............................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Estetika dalam bidang kedokteran gigi sudah menjadi tuntutan pasien dandalam
survei didapatkan bahwa perilaku praktek dokter gigi menunjukkan
adanyapergeseran dari restorasi gigi oleh kerusakan karies kearah perawatan estetik
(Dept. Konservasi Gigi-FKG UNAIR, 2011)
Bahan restorasi resin komposit merupakan bahan tumpatan yang paling digemari
oleh pasien dan dokter gigi saat ini. Hal ini dikarenakan nilai estetik yang dihasilkan
bahan restorasi ini sangat memuaskan. Selain itu, restorasi resin komposit
menghasilkan ikatan yang baik terhadap permukaan enamel atau dentin. Bahan
restorasi resin komposit pertama kali ditemukan pada tahun 1951 oleh Knock dan
Glenn. Sejak saat itu, bahan restorasi resin komposit terus berkembang hingga
sekarang.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi komposit?
b. Bagaimana komposisi dalam komposit?
c. Bagaimana klasifikasi dari komposit
d. Bagaimana tahapan polimerisasi komposit?
e. Bagaimana sifat fisis dari komposit?
f. Bagaimana sifat mekanis dari komposit?
g. Bagaimana sifat klinis dari komposit?
h. Bagaimana cara manipulasi komposit?
1
i. Apa saja macam-macam LCU?
j. Apa langkah yang dilakukan dalam tahap finishing dan polishing?
k. Bagaimana bonding agent dalam komposit?
l. Bagaimana sifat-sifat penting dalam komposit?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Teknik
Material Kedokteran Gigi (ITMKG) mengenai komposit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Komposit adalah gabungan dari bahan-bahan/ material polimer yang diperkuat
dengan dispersi kaca, kristal, atau partikel pengisi resin. Gabungan dua atau lebih
bahan berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.
Pada tahun 1940-1950, resin sintetik hanya dapat memenuhi sebagian
persyaratan dari bahan restorasi. Akhir tahun 1950-1960 Bowen memulai percobaan
untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem
resin epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan berubah warna,
mendorong Bowen mengombinasikan keunggulan epoksi dan akrilat. Percobaan ini
menghasilkan pengembangan molekul bis-GMA yang memenuhi persyaratan matriks
resin suatu komposit gigi. Bowen menemukan bisfenol A-glisidil metakrilat (bis-
GMA), dan penggunaan silane yang dapat berikatan dengan berikatan kimia dengan
resin. Awal 1970-an komposit secara nyata menggantikan resin tanpa bahan pengisi
untuk restorasi gigi
2.2 Komposisi
Matriks Resin
Komposit pada umumnya menggunakan monomer yang bersifat aromatik atau
alifatik.Yang paling sering digunakan adalah BIS-GMA (Bisphenol A-glycidyl
Methacrylate), dan UEDMA (Urethane dimethacrylate) juga sering digunakan.
Filler (Bahan Pengisi)
3
Penambahan partikel-partikel filler ke matriks resin memberikan kelebihan
kepada komposit, yaitu meningkatkan sifat dari bahan matriks.
Fungsinya :
• menambah sifat mekanik, seperti strength, hardness, stiffness, dan ketahanan
terhadap keausan (abrasi)
• menurunkan ekspansi termal
• estetik (refleksi warna), karena memberikan sifat opaque
• mengurangi panas pada saat polimerisasi
• mengurangi shrinkage
• menambah kekuatan pelekatan pada email gigi
Terdiri dari :
• quartz
• colloidal silica
• glass atau ceramic yang mengandung logam
Coupling Agent
Coupling agent berperan sebagai pengikat antara Matriks resin dan filler. Fungsi
coupling agent :
• Meningkatkan sifat-sifat mekanis dan fisis dari resin.
• Mencegah air merembes masuk melalui bidang pemisah antara filler dengan
matriks resin.
Aktivator dan Inisiator
Aktivator à amino tertier
asam sulfonat
sinar UV
visible light (sinar tampak)
4
Inisiator à benzoil peroksida
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan proses curing:
– Self-curing
– Light-curing
– Dual-curing
Berdasarkan filler:
– Macrofiller composite
– Microfiller composite
– Hybrid filled composite resin
– Nano filled composite resin
2.4 Tahapan Polimerisasi
1. Induction
Dua proses mengontrol aktivasi induksi panggung dan mutasi.
2. Propagation
Tahap polimerisasi selama polimer rantai terus tumbuh supaya berat molekul tinggi.
5
3. Chain Transfer
Dalam proses ini, radikal bebas yang aktif dari rantai yang bertambah ditransfer
ke molekul lain (misalnya, suatu monomer atau rantai polimer tidak aktif) dan
radikal bebas baru untuk pertumbuhan lebih lanjut dibuat.
4. Termination
Tahap polimerisasi selama polimer rantai berhenti tumbuh. Meskipun pemutusan
rantai didapat hasil dari pemindahan rantai, penambahan reaksi polimerisasi yang
paling sering diakhiri baik dengan kopling langsung dari kedua ujung rantai radikal
bebas atau dengan pertukaran atom hidrogen dari 1 rantai tumbuh yang lain.
6
2.5 Sifat Fisis
Setting Time
Tergantung pada metode aktivasi:
– Two-paste chemically activated system (self-cured composite) à 3-6
menit mulai dari pengadukan
– One-paste light activated system (light-cured composite)
Bergantung pada : sumber sinar dan waktu eksposure
Light curing-times : 3-40 menit,
dengan intensitas sinar minimun : 400mW/cm²
Polymerization Shrinkage
Resin komposit mempunyai kelemahan yaitu adanya penyusutan pada saat
polimerisasi yang menyebabkan terbentuknya celah (gap) antara dinding kavitas dan
resin komposit yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran mikro.
Polymerization shrinkage pada komposit resin light activated dan chemically
activated tidak jauh berbeda. Disebabkan karena komposisi resin (polimer) lebih
banyak dari monomernya. Semakin tinggi persentase volume polimer, semakin tinggi
pula polymerization shrinkage. Polimerisasi pada komposit selalu diiringi dengan
7
shrinkage sebesar 1% sampai 1,7%. Polymerization shrinkage dapat diminimalisir
dengan cara
• Memasukkan komposit resin dan mempolimerisasikannya lapis demi
lapis.
• Menakar dengan teliti, jangan sampai komposisi resin (polimer) lebih
banyak dari monomernya.
Thermal Properties
Perbedaan koefisien ekspansi thermal antara struktur gigi dan resin komposit
juga dapat mempengaruhi kerapatan tepi restorasi antara resin komposit dan dinding
kavitas. Koefisien ekspansi termal resin komposit 3 kali lebih besar dari struktur gigi
dan bervariasi tergantung dari persentase filler. Resin komposit dengan volume filler
menurun (microfil), maka memiliki koefisien ekspansi termal yang menurun juga..
Konduktivitas termal :
a) Composite fine particle : 25-30 x 10-4 ˚C/cm
b) Composite microfine particle : 12-15 x 10-4 ˚C/cm
Water Sorption
Kemampuan resin komposit dalam menyerap air tergantung pada matriks resin dan
komposisi filler. Sifat penyerapan air ini akan mempengaruhi sifat fisik dan sifat
mekanis resin komposit seperti hardness dan wear resistance. Polimerisasi yang kuat
menghasilkan stabilitas dan kualitas antara silane dan coupling agent dan
meminimalisasi lepasnya ikatan matriks dan filler sehingga menurunkan resiko
penyerapan air oleh resin komposit.
8
Fine particle composite < Microfine particle composite
(0,3 – 0,6 mg/cm2) (1,2 – 2,2 mg/cm2)
Water sorption menunjukkan besar ekspansi yang dapat terjadi ketika komposit
terkena air.
Color and Color Stability
• Tujuan : estetika
• Komposit bersifat resisten terhadap perubahan warna yang diakibatkan
oksidasi, namun mudah sekali terkena noda (staining)
• Penyebab diskolorasi resin komposit terbagi atas dua faktor yaitu faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik.
• Faktor intrinsik: reaksi polimerisasi dan ukuran partikel filler
• Faktor ekstrinsik : minuman dan makanan, bahan kumur, rokok dan
tembakau dan proses oksidasi.
Solubility
Solubilitas komposit bervariasi dari 0,01 – 0,06 mg/cm2 . Polimerisasi yang inadekuat
akan meningkatkan solubilitas resin.
2.6 Sifat Mekanis
Strength and Modulus
• Flexural & Compressive moduli dari resin komposit jenis microfilled &
flowable 50% lebih rendah daripada resin komposit jenis hybrids&packable
9
• Resin komposit memiliki Compressive modulus yang lebih kecil
dibandingkan amalgam (62 Gpa), dentin (19 Gpa) dan email (83 Gpa)
Knoop Hardness
Resistensi suatu material terhadap indentasi dibawah tekanan fungsional. Resin
komposit memiliki knoop hardness : 22-80 kg/mm2, lebih rendah dibandingkan
email (343 kg/mm2) dan amalgam (110 kg/mm2). Resin komposit dengan fine
particles memiliki knoop hrdness yang lebih besar dibandingkan resin komposit
dengan microfine particles.Bond strength dari resin komposit terhadap email yang
telah dietsa adalah 20-30 Mpa.
2.7 Sifat Klinis
Depth of Cure
Intensitas cahaya berkurang sewaktu sumber cahaya berpindah dari permukaan objek
dan ketika cahaya berjalan melalui media dispersi. Kedalaman penetrasi cahaya ke
dalam restorasi komposit tergantung pada panjang gelombang cahaya, radiasi, dan
hamburan yang terjadi di restorasi. Sejumlah faktor mempengaruhi derajat
polimerisasi kedalaman permukaan setelah light curing. Intensitas cahaya di
permukaan adalah faktor penting dalam completeness of cure di permukaan dan
dalam materi.
Radiopacity
Radiopacity tinggi. Lebih radiopak dibandingkan dentin dan lebih radiolusen
dibandingkan enamel
Water Rates
10
Komposit terbaik yang dirancang untuk restorasi posterior masih lebih mudah aus
ketimbang email asli. Wear rates = 10-20 µm/tahun. Keausan komposit posterior >
0,1-0,2 mm dibanding email à 10 tahun. Kasus-kasus klinis yang akan ditambal
dengan komposit di posterior harus dilakukan dengan hati-hati. Secara klinis
hilangnya material disebabkan oleh keausan daerah kontak > abrasi oleh makanan.
Komposit: partikel kecil, konsentrasi tinggi, berikatan baik dengan matriks à paling
tahan terhadap keausan. Restorasi besar lebih aus daripada restorasi kecil. Juga
dengan restorasi yang terpapar tekanan yang lebih besar à lebih aus. Contoh: gigi
molar > gigi premolar.
Biocompatibility
Dapat membahayakan jika ada komponen yang dikeluarkan atau berdifusi dan
selanjutnya mencapai pulpa. Jika berpolimerisasi dengan tepat, dapat diterima oleh
jaringan. Dapat terjadi reaksi alergi à jarang sekali. Komposit yg tidak mengeras
pada dasar kavitas à penampung bahan yang tidak terlarutà peradangan pulpa
jangka panjang. Kebocoran tepi à pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme à
karies sekunder, reaksi pulpa atau keduanya.
2.8 Manipulasi Komposit
Proteksi Pulpa
• Lakukan beveling (pinggiran kavitas dilandaikan).
• Lakukan cleaning (gigi dibersihkan dengan bahan abrasif yang lembut).
11
• Jika lubang yang dalam terbentuk setelah preparasi (beveling dan cleaning)
maka pulpa harus diproteksi dengan menggunakan calcium hydroxide cavity
liner, atau glass ionomer, hybrid ionomer, atau compomer base.
Etsa
• Agar terjadi ikatan antara komposit dengan gigi, maka dilakukan etsa dan
bonding.
• Etsa à pemberian asam ke enamel dan dentin selama 20 detik. Kemudian
buang asam dengan air, lalu biarkan permukaan gigi mengering dengan
mengalirkan udara.
Bonding
• Bonding dilakukan setelah pengetsaan.
• Bonding agents akan berpenetrasi melalui enamel yang telah di etsa ke
dentin, dan memudahkan terjadinya micromechanical retention pada restorasi
dan gigi.
Placement
12
Pada chemically activatedProporsi pasta dasar dan katalis yang
tepat dicampur dengan spatula plastik selama 30 detik.
Masukkan komposit selagi plastis agar lebih mudah beradaptasi dengan dinding kavitas. Dapat dimasukkan dengan menggunakan injeksi atau alat yang terbuat dari plastik.
Masuknya udara ke dalam komposit yang sedang dimasukkan dapat dicegah dengan memasukkan komposit dari satu sisi.
Pada light activatedLight activated langsung tersedia dalam
pasta yang sudah tercampur sehingga tidak perlu mixing.
Dimasukkan ke dalam kavitas secara langsung, kemudian berikan sinar untuk memulai polimerisasi. Komposit dapat mengeras dengan cepat, namun dengan kedalaman yang terbatas.
Untuk memastikan komposit berpolimerisasi dengan sempurna, gunakanlah intensitas cahaya yang tinggi, sehingga pencahayaan tidak perlu lebih dari 60 detik.
2.9 Macam-Macam LCU
1. Lampu LED
• Menggunakan semi konduktor, elektronik, sumber cahaya
• Memancarkan radiasi hanya di bagian biru dari spektrum yang terlihat antara
440 dan 480 nm
• Tidak memerlukan filter.Membutuhkan watt-rendah LED
• Dapat batterypowered
• Tidak menghasilkan panas
2. Lampu QTH
• Lampu QTII memiliki lampu kuarsa dengan filamen tungsten memancarkan
UV dan cahaya putih yang harus disaring untuk menghilangkan panas
• Memancarkan semua panjang gelombang kecuali yang berada di kisaran
ungu-biru (~ 400 - 500 nm)
3. Lampu PAC
• Lampu PAC xenon menggunakan gas terionisasi untuk menghasilkan plasma.
• Tinggi intensitas cahaya putih disaring untuk menghilangkan panas dan untuk
memungkinkan cahaya biru (~ 400 - 500 nm), yang akan dirilis.
4. Lampu Laser Argon
• Lampu laser Argon memiliki intensitas tertinggi dan memancarkan panjang
gelombang tunggal.
13
• Lampu memancarkan saat panjang gelombang 490 nm.
2.10 Finishing and Polishing
Finishing
Proses mengadaptasi bahan restorasi dengan gigi (menghilangkan overhang dan
membentuk permukaan oklusal)
Polishing
Menghilangkan ketidakteraturan permukaan untuk mendapatkan permukaan yang
halus
2.11 Bonding Agent
Sebuah lapisan tipis resin antara dentin AC dan matriks resin komposit.
Sebelum teknik total-etch diadopsi untuk enamel dan dentin, agen ikatan enamel
digunakan. Karena resin komposit berbasis lebih kental daripada resin akrilik terisi,
agen ikatan enamel dikembangkan untuk meningkatkan pembasahan dan adaptasi
dari resin pada permukaan enamel AC. Umumnya, komposisi bahan-bahan berasal
dari orang-orang dari matriks resin, yang diencerkan dengan monomer lainnya untuk
menurunkan viskositas dan meningkatkan pembasahan. Agen ini tidak memiliki
potensi untuk adhesi, tetapi mereka meningkatkan ikatan mekanis dengan
pembentukan optimal tag resin dalam enamel.
Enamel agen ikatan dibuat dengan menggabungkan dimethacrylates berbeda
seperti bis GMA dan TEGDMA untuk mengontrol viskositas karena email dapat
disimpan cukup kering, resin ini agak hidrofobik bekerja dengan baik selama mereka
dibatasi untuk enamel.
14
2.12 Sifat-Sifat yang Lain
Bond Strength
• Bonding agents pada umumnya menghasilkan bond strength pada enamel dan
dentin superfisial manusia 15-35 Mpa.
• Bond strenghts menunjukkan untuk dentin dalam lebih rendah dari dentin
superfisial.
• Bermacam-macam masalah klinis dapat mengurangi bond strength
Fatique Strength
• Permukan bonded akan mengalami siklus kelelahan yang luas . Kombinasi
dari mekanik dan siklus stress thermal akan memproduksi sebanyak 1 juta
siklus pembebanan pada antarmuka per tahun .
• Sistem lelah gagal saat perekatan antarmuka dan menampilkan pengurangan
sebanyak 50% kekuatan ikatan
Biological Properties
Pelarut dan monomer di agen bonding biasanya mengiritasi kulit. Bonding agen
mungkin menghasilkan reaksi lokal dan sistemik di dokter gigi dan asisten gigi.
Sangat penting bahwa praktisi kedokteran gigi melindungi diri dari pemaparan yang
berulang.
15
Perlindungan teknik meliputi :
- Mengenakan sarung tangan
- Segera menggantikan sarung tangan yang telah terkontaminasi
- Menjaga semua botol tertutup rapat
- Pembuangan bahan sedemikian rupa sehingga tidak bisa menguap ke udara
tempat kerja.
Clinical Properties
Keberhasilan agen lekat dievaluasi secara tidak langsung dengan memeriksa
kinerja dari pengembalian untuk:
(1) sensitivitas pasca operasi
(2) menodai antarmuka
(3) sekunder karies
(4) retensi atau fraktur dari penyisipan sampai 18 bulan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Komposit adalah gabungan dari bahan-bahan/ material polimer yang
diperkuat dengan dispersi kaca, kristal, atau partikel pengisi resin. Gabungan
dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari
bahan itu sendiri.
2. Komposisi komposisit terdiri dari Resin matrix (binder), Insiator dan
akselelator, Pigmen, Coupling agent, Filler (bahan pengisi), dan lain-lain.
3. Klasifikasi Komposit ada yang berdasarkan proses curing (Self-curing, Light-
curing, Dual-curing) dan berdasarkan filler (Macrofiller composite dan
Microfiller composite, dan Nano filled composite resin).
4. Terdapat 4 tahapan polimerisasi, yaitu aktivasi, inisiasi, propagasi, dan
terminasi).
5. Sifat fisis komposit ada working dan setting time, polymerization shrinkage,
thermal properties, water sorption, solubility, dan color and color stability.
6. Sifat mekanis komposit ada Strength, Modulus, Hardness.
7. Sifat klinis komposit ada Depth of Cure, Radiopacity, Wear Rates,
Biocompatibility.
8. Manipulasi komposit ada 3 tahap, yaitu Pulpa Protection, Etching & Bonding,
Placement.
17
9. Terdapat 4 macam LUC, yaitu lampu LED, lampu QTH, lampu PAC, dan
lampu laser argon.
10. Finishing adalah proses mengadaptasi bahan restorasi dengan gigi
(menghilangkan overhang dan membentuk permukaan oklusal), sedangkan
Polishing adalah menghilangkan ketidakteraturan permukaan untuk
mendapatkan permukaan yang halus
11. Bonding agent adalah Sebuah lapisan tipis resin antara dentin AC dan matriks
resin komposit.
12. Sifat-sifat dari bonding agent adalah Bond dan Fatique Strength.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2013. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10.
Jakarta : EGC.
Combe, E.C & Grant, A.A. 1992. Notes on Dental Materials, 6th ed. Edinburg :
Churchill Livingstone.
Craig, RG., er al.2004. Dental Materials Properties and Manipulation, 6 th ed. St
Louis : Mosby Company.
Craig, G.C & Powers, J.M. 2002. Restorative Dental Materials, 11th ed. St. Louis :
Mosby.
Ferracane, J.L. 2001. Materials in Dentistry Principles and Application. 2nd ed.
Philladelphia : Lippincot William and Wilkins.
19