lampiranrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/sb2009080008/... · 2020. 9. 8. · 68 lampiran b...

25
65 LAMPIRAN LAMPIRAN A Pengolahan Data Mikrotremor Menggunakan Metode HVSR dengan Software Geopsy Software Geopsy merupakan Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan data mikrotremor menggunakan metode HVSR, hasil data yang ditambilkan merupakan kurva H/V. Sehingga dengan adanya kurva H/V didapat nilai dari frekuensi dominan (f0 ) dan nilai amplifikasi (A). Berikut merupakan langkah-langkah dalam melakukan pengolahan data menggunakan metode HVSR dengan Software Geopsy . 1. Membuka aplikasi software Geopsy i 2. Klik import signals, kemudian dicari file penyimpanan data titik-titik pengukuran kemudian mengklik open.

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 65

    LAMPIRAN

    LAMPIRAN A Pengolahan Data Mikrotremor Menggunakan Metode

    HVSR dengan Software Geopsy

    Software Geopsy merupakan Perangkat lunak yang digunakan untuk

    pengolahan data mikrotremor menggunakan metode HVSR, hasil data yang

    ditambilkan merupakan kurva H/V. Sehingga dengan adanya kurva H/V

    didapat nilai dari frekuensi dominan (f0 ) dan nilai amplifikasi (A).

    Berikut merupakan langkah-langkah dalam melakukan pengolahan data

    menggunakan metode HVSR dengan Software Geopsy .

    1. Membuka aplikasi software Geopsy

    i

    2. Klik import signals, kemudian dicari file penyimpanan data titik-titik

    pengukuran kemudian mengklik open.

  • 66

    3. File>>Import Signal >>File, lalu cari data. Mikrotremor .Kemudian

    akan munculdata-data seperti di bawah berikut untuk setiap titik

    perwaktu .

    4. Selanjutnya setelah data dibuka akan muncul data tabel dan gelombang

    hasil rekaman pada sumbu east-north-vertikal,seperti di bawah ini

    5. Kemudian untuk memunculkan kurva H/V pilih toolbar H/V lalu akan

    muncul H/V toolbox>>anti-triggering on filtered signal >>select

  • 67

    6. Klik start untuk memulai sebelum menampilkan kurva H/V software

    geopsy akan terlebih dahulu memunculkan kurva dengan pickingan

    noise yang telah dilakukan secara auto namun jika masih ada noise

    yang terlewatkan kita bisa kembali ke toolbox lalu pilih remove.

    7. Klik start maka akan muncul grafik H/V dengan menunjukan nilai

    frekuensi dan nilai amplifikasinya dari hasil yang di remove .

  • 68

    LAMPIRAN B Pengolahan Menggunakan Metode EMD dan EEMD

    dengan software Mattlab (Data Mikrotremor)

    Software Matlab menggunakan path searching (pencarian direktori) untuk

    menemukan file dengan ektensi “ m ” (m-file) yang mengandung skrip dan

    fungsi.

    1. Ketik skip metode EEMD pada Command Window. clc

    clear all

    disp('Input data seismik komponen Z');

    [fileNameZ,filePathZ]=uigetfile('*.*','Select Data!');

    Z=rdmseed(fullfile(filePathZ,fileNameZ));

    Fs=100; %Frekuensi Sampling

    dz = cat(1,Z.d);

    dz=dz-mean(dz);%EMD

    L=length(dz);

    N=length(dz);

    t=(1:N)/6000;

    tz=t;

    E=20;%JUMLAH ENSEMBLE

    for j=1:E try % for cc=1:C y1 = j*wgn(length(dz),1,0);%WHITE NOISE dz=dz+y1;%EEMD

    [imf,residual] = emd(dz);

    % figure()

    %emd(dz,'Interpolation','pchip');

    hasilimf1(:,j)=imf(:,1);%HASIL DEKOMPOSISI EEMD hasilimf2(:,j)=imf(:,2); hasilimf3(:,j)=imf(:,3); hasilimf4(:,j)=imf(:,4); hasilimf5(:,j)=imf(:,5); hasilimf6(:,j)=imf(:,6); hasilimf7(:,j)=imf(:,7); hasilimf8(:,j)=imf(:,8); hasilimf9(:,j)=imf(:,9); hasilimf10(:,j)=imf(:,10);

    hasilresidual(:,j)=residual;

    end end

  • 69

    imf1eemd= mean(hasilimf1,L); %HASIL IMF AKHIR EEMD imf2eemd= mean(hasilimf2,L); imf3eemd= mean(hasilimf3,L); imf4eemd= mean(hasilimf4,L); imf5eemd= mean(hasilimf5,L); imf6eemd= mean(hasilimf6,L); imf7eemd= mean(hasilimf7,L); imf8eemd= mean(hasilimf8,L); imf9eemd= mean(hasilimf9,L); imf10eemd= mean(hasilimf10,L);

    gg=hasilimf1.'; ggm=mean(gg); ggmt=ggm.';

    figure() plot (tz,ggmt)

    N=length(ggmt); Y=fft(ggmt); % PROSES FFT P2 = abs(Y/N); P1 = P2(1:N/2+1); P1(2:end-1) = 2*P1(2:end-1); f = Fs*(0:(N/2))/N; figure() plot(f,P1) title('Single-Sided Amplitude Spectrum of X(t)') xlabel('f (Hz)') ylabel('|P1(f)|')

    vv=dz-(ggmt); % SINYAL BARU trnn=datenum([2019,7,7,2,10,00]); mkmseed('IT.PHYS.Y4.AZ.B',vv,trnn,Fs);

    figure() plot (t,dz)

    figure() plot (t,vv)

    Y=fft(vv); P25 = abs(Y/N); P15 = P25(1:N/2+1); P15(2:end-1) = 2*P15(2:end-1);

    f = Fs*(0:(N/2))/N; figure() plot(f,P15) title('Single-Sided Amplitude Spectrum of X(t)') xlabel('f (Hz)') ylabel('|P1(f)|')

  • 70

    Data mikrotremor yang akan melalui proses EMD terdiri dari 3 komponen

    yaitu E-N-Z yang akan diproses satu persatu sehingga menghasilkan file

    baru ( data mikrotremor yang telah terdekomposisikan).

    Skrip diatas merupakan skrip dari metode EMD, yang output dari skip

    tersebut akan mendekomposisikan sinyal utama menjadi beberapa IMF dan

    akan menjadi data baru yang tersimpan secara otomatis di folder yang

    nantinya data tersebut akan di kerjakan kembali di software geopsy.

    2.Jalankan skrip pemprograman EMD sehingga data yang di jalankan akan

    mengasilkan sinyal-sinyal yang telah terdekomposisikan.

    Sinyal imf yang telah ditampilkan setelah menjalankan program EMD pada

    matlab di save sehingga dapat dianalisis satu persatu imf yang telah

    ditampilkan sehingga menggunakan metode FFT untuk mengurangi sinyal

    asli dengan imf yang dianggap buruk.

    Ternyta dalam penggunaan metode EMD masih memiliki kekurangan yang

    akan membuat sedikit sulit untuk menginterpretasikan hasil akirnya. Metode

    EMD memiliki kelemahan yaitu mode mixing, dimna setiap imf terdiri dari

    Cara pengerjaannya sama seperti metode emd yaitu menjalankan metode

    eemd dengan file data mikrotremor x,y,z yang di peroses satu persatu dan

    data tersebut akan tersimpan secara otomatis di suatu file yang isi file

    tersbut telah mereduksi noise yang ada di data mikrotremor. Hal tersebut

    dapat dibuktikan dengan melakukan pengolahan menggunakan metode H/V

    menggunakan software geopsy dengan melihat nilai frekuensi dominan dan

    amplifikasi dari data mikrotremor yang telah melewati proses emd dan

    eemd dengan data mikrotremor yang original. Sehingga kita dapat

    menyimpulkan apakah metode ini dapat meruduksi noise tanpa mengubah

    kualitas data mikrotremor itu sendri.

  • 71

    LAMPIRAN C Hasil Pengolahan Data Mikrotremor EEMD

    Hasil pengolahan data

    HASIL DEKOMPOSISI SINYAL PADA TITIK YN 1

    TIME SERIES IMF

    SPECTRUME AMPLITUDE

    KOMPONEN Z

    IMF 1

    IMF 2

    IMF 2

    IMF 2

    KOMPONEN N

    IMF 1

    IMF 1

  • 72

    IMF 2

    IMF 2

    KOMPONEN Z

    IMF 1

    IMF 1

    IMF 2

    IMF 2

  • 73

    HASIL GEOPSY DATA MIKROTREMOR

    SEBELUM

    WINDOWING

    H/V

    KURVA H/V

    DENGAN FO= 0.85 , A0=4,48

  • 74

    SESUDAH

    WINDOWING

    H/V

    KURVA H/V

    DENGAN F0=0.76 , A0=3,29,

  • 75

    HASIL DEKOMPOSISI SINYAL PADA TITIK YN 13

    TIME SERIES SEPCTRUME AMPLITUDE

    KOMPONEN E

    IMF 1

    IMF 1

    IMF 2

    IMF2

    KOMPONEN N

    IMF 1

    IMF 2

  • 76

    IMF 1

    IMF 2

    KOMPONEN Z

    IMF 1

    IMF 1

    IMF 2

    IMF 2

  • 77

    SEBELUM

    WINDOWING

    H/V

    KURVA

    FO=0.6,A0=3.2

  • 78

    SETELAH

    WINDOWING

    H/V

    KURVA H/V

    VV=dz-(IMF1+IMF2) VV=dz-(IMF1)

  • 79

    HASIL DEKOMPOSISI SINYAL PADA TITIK YN 13

    TIME SERIES SEPCTRUME AMPLITUDE

    KOMPONEN E

    IMF 1

    IMF 1

    IMF 2

    IMF2

    KOMPONEN N

    IMF 1

    IMF 1

  • 80

    IMF 2

    IMF 2

    KOMPONEN Z

    IMF 1

    IMF 1

    IMF 2

    IMF 2

  • 81

    SEBELUM

    WINDOWING

    H/V

    KURVA H/V

  • 82

    SETELAH

    WINDOWNIG

    H/V

    KURVA H/V

    Vv= x(t)-IMF1

  • 83

    Lampiran D. Penggolahan Data Sintesis

    1. Script Algoritma Data Sintesis

    clc clear all E=3; %JUMLAH ENSEMBLE %%Time specifications: Fs = 100; % samples per second dt = 1/Fs; % seconds per sample StopTime = 10; % seconds t = (0:dt:StopTime-dt)'% seconds %%Sine wave: Fc1 = 1 ; % hertz Fc2 = 2; Fc3 = 3; Fc4 = 4; Fc5 = 5; A=10;

    x1 = cos(2*pi*Fc1*t); x2 = cos(2*pi*Fc2*t); x3 = cos(2*pi*Fc3*t); x4 = cos(2*pi*Fc4*t); x5 = cos(2*pi*Fc5*t); xgabung = x1+x2+x3+x4+x5; %data sintesis

    figure; plot(t,xgabung); xlabel('time (in seconds)'); title('Signal versus Time'); zoom xon;

    for j=1:E try % for cc=1:C

    % white noise y1 = j*0.05*wgn(length(xgabung),1,0); xgabung=xgabung+y1;

    [imf,residual] = emd(xgabung);

    % figure() % emd(xgabung,'Interpolation','pchip');

    hasilimf1(:,j)=imf(:,1); hasilimf2(:,j)=imf(:,2); hasilimf3(:,j)=imf(:,3); hasilimf4(:,j)=imf(:,4); hasilimf5(:,j)=imf(:,5); hasilimf6(:,j)=imf(:,6); hasilimf7(:,j)=imf(:,7); hasilimf8(:,j)=imf(:,8); hasilimf9(:,j)=imf(:,9); hasilimf10(:,j)=imf(:,10); hasilresidual(:,j)=residual;

    end end

    L=length(xgabung);

  • 84

    imf1eemd= mean(hasilimf1,L); % imf2eemd= mean(hasilimf2,L); % imf3eemd= mean(hasilimf3,L); % imf4eemd= mean(hasilimf4,L); % imf5eemd= mean(hasilimf5,L); % imf6eemd= mean(hasilimf6,L); % imf7eemd= mean(hasilimf7,L); % imf8eemd= mean(hasilimf8,L); % imf9eemd= mean(hasilimf9,L); % imf10eemd= mean(hasilimf10,L); gg=hasilimf1.'; ggm=mean(gg); ggmt=ggm.';

    figure() plot(t,xgabung)

    figure() plot (t,ggmt)

    N=length(xgabung); Y=fft(xgabung); P2 = abs(Y/N); P1 = P2(1:N/2+1); P1(2:end-1) = 2*P1(2:end-1); f = Fs*(0:(N/2))/N; figure() plot(f,P1) title('Single-Sided Amplitude Spectrum of X(t)') xlabel('f (Hz)') ylabel('|P1(f)|')

    Y2=fft(ggmt); P3 = abs(Y2/N); P12 = P3(1:N/2+1); P12(2:end-1) = 2*P12(2:end-1);

    f = Fs*(0:(N/2))/N; figure() plot(f,P12) title('Single-Sided Amplitude Spectrum of X(t)') xlabel('f (Hz)') ylabel('|P1(f)|')

    vv=xgabung-(ggmt);

    Y5=fft(vv); P24 = abs(Y5/N); P15 = P24(1:N/2+1); P15(2:end-1) = 2*P15(2:end-1);

    f = Fs*(0:(N/2))/N; figure() plot(f,P15) title('Single-Sided Amplitude Spectrum of X(t)') xlabel('f (Hz)') ylabel('|P1(f)|')

    figure ()

    plot (t,vv)

  • 85

    Nomor

    IMF

    Time serise Spectrum amplitude

    Data sintesis 1 dengan frekuensi: 1,0.1,10,20,30.

    IMF 1

    IMF 2

    IMF 3

    IMF 4

  • 86

    IMF 5

    Data sintesis dengan frekuensi :1,2,3,4,5 Hz

    IMF 1

    IMF 2

    IMF 3

  • 87

    IMF 4

    IMF 5

    Data sintesis dengan frekuensi : 1,2,3,4,5 Hz. dengan penambahan amplitude =10

    IMF 1

    IMF 2

  • 88

    IMF 3

    IMF 4

    IMF 5

    Data sintesis 1,0.1,10,20,30 Hz. Amplitudo 10

    IMF 1

  • 89

    IMF 2

    IMF 4

    IMF 4

    IMF 5