34 hasil penelitian dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi kondisi awal
4.1.1. Aktivitas belajar
Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 1 Tengaran, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran ekonomi yang ada di kelas XI IPS 3. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan metode kooperatif tipe
NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Ekonomi kompetensi dasar mendiskripsikan pengertian devisa,
fungsi sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya semester 1
Tahun Pelajaran 2012-2013 SMA Negeri 1 Tengaran.
Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sangat rendah sebelum
dilaksanakannya tindakan. Guru tidak bisa menguasai keadaan kelas dan
siswa cenderung pasif. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan
metode ceramah bervariasi dan penugasan saja sehingga murid cenderung
jenuh dan tidak memperhatikan, hal itu dapat menyebabkan nilai siswa
yang menurun atau tidak memenuhi standar KKM.
4.1.2. Hasil belajar
Hasil belajar awal siswa sebelum tindakan rendah. sebesar 65,00,
rata-rata ketuntasan hasil belajar sebelum dilaksanakan tindakan hanya 16
dari 32 siswa yang nilainya mencapai KKM dengan rata-rata ketuntasan
35
50%. Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan metode NHT
pada kompetensi dasar mendiskripsikan pengertian devisa, fungsi sumber-
sumber devisa dan tujuan penggunaannya diperoleh data sebagai berikut :
4.2. Hasil Penelitian Siklus I
1). Perencanaan
Pada siklus I peneliti langsung menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Hal ini didasarkan
pada hasil observasi awal, yang diketahui bahwa strategi pembelajaran
yang selama ini diterapkan belum bisa memaksimalkan proses
pembelajaran. Tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat yaitu
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tahap
penyusunan rancangan tindakan yang akan diberikan adalah sebagai
berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang
akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
b. Menyusun kelompok berdasarkan NHT. Kelompok diacak secara
heterogen dilihat dari segi akademis dan jenis kelamin.
c. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari:
Lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dlihat dari
jumlah siswa yang membawa buku paket, buku catatan, dan
perlengkapan tulis.
Lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan
36
pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui
aktivitas guru selama menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
d. Menyiapkan kisi-kisi wawancara.
e. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa.
2). Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23
November 2012 dan 24 November 2012, Jam pertama dan kedua.
Di awal pembelajaran, terlebih dahulu guru memberi salam,
berdoa dan mengecek siapa saja siswa yang tidak masuk. Setelah itu
guru juga memberitahu siswa bahwa nilai ulangan harian masih ada
yang nilainya masih di bawah 71 yaitu sebanyak 7 siswa. Guru mencoba
mengingatkan siswa tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya
dengan memberikan pertanyaan apersepsi dan motivasi. Setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi. Setelah materi
disampaikan secara ringkas, guru menjelaskan tentang pembelajaran
kooperatif tipe NHT serta langkah- langkahnya. Kemudian guru
membagi siswa ke dalam kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
Guru membagi kelompok menjadi enam, yaitu kelompok A,
kelompok B, kelompok C, kelompok D, kelompok E, dan F.
37
Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa yang telah dipilih
secara acak baik dari segi jenis kelamin, dan kemampuan akademis, dan
tiap anggota kelompok telah mendapat nomor sendiri-sendiri, yaitu
nomor 1-6. Pada awalnya siswa sempat protes terhadap pembagian
kelompok. Kemudian guru memberikan pengertian kepada mereka
tentang maksud dan tujuan dari pembagian kelompok tersebut.
Setelah itu guru mengarahkan agar tiap siswa duduk bersama
kelompoknya masing-masing dan membagi lembar tugas kelompok.
Selama diskusi kelompok, guru berkeliling kelas untuk memantau dan
memberikan arahan apabila ada kesulitan dalam mengerjakan tugas.
Guru menekankan supaya tiap anggota kelompok saling bekerja sama,
dan diharapkan tiap anggota kelompok harus memastikan setiap anggota
kelompoknya bisa mengerjakan soal soal tersebut.
Setelah dirasa cukup dalam diskusi kelompok, guru memanggil
salah satu nomor secara acak. Guru memanggil nomor anggota tiga.
Siswa dengan nomor anggota tiga dari tiap kelompok bersiap siap.
Kemudian Guru menyebutkan salah satu nama kelompok yang harus
melakukan presentasi di depan kelas, yaitu kelompok F. Siswa yang
ditunjuk berhasil mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan
lancar. Setelah itu guru menunjuk siswa lain untuk melakukan
presentasi dengan cara yang sama diatas. akan tetapi pada siswa
selanjutnya, siswa tersebut melakukan kesalahan ketika
mempresentasikan di depan kelas. Guru meminta anggota kelompok dari
38
siswa tersebut untuk membantu mencari letak kesalahannya. Karena
kelompok tersebut tidak tahu dimana letak kesalahannya, guru
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi. Tapi
dari kelompok lain tidak ada yang menanggapi.
Semua kelompok mendapat giliran presentasi. Kegiatan akhir
setelah presentasi guru memberikan kesimpulan dan menjelaskan
bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes individu untuk siklus I.
Siswa diminta untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Pertemuan
kedua guru menyampaikan hasil dari tugas kelompok pada pertemuan
sebelumnya. Kelompok A mendapat nilai 80, kelompok B memperoleh
nilai 90, kelompok C memperoleh nilai 80, kelmpok D memperoleh nilai
80, kelompok E memperoleh nilai 70, dan kelompok F memperoleh nilai
80. Guru memberi penghargaan atas kerja keras seluruh anggota
kelompok dan memberikan hadiah kepada kelompok tersebut. Setelah itu
guru memberikan kesempatan siswa untuk belajar selama 15 menit, dan
dilanjutkan dengan tes individu. Sebelum tes dimulai, guru meminta agar
semua LKS atau foto copy materi pelajaran dimasukkan kedalam tas.
Setelah itu guru membagi soal tes, dan siswa diminta mengerjakan secara
individual. Guru memberikan durasi waktu selama 60 menit untuk
mengerjakan tes. Guru mengawasi jalannya tes tersebut, dan menegur
siswa yang ketahuan bekerja sama dengan siswa lain. Setelah tes selesai,
hasil tes dikumpulkan. Guru bertanya apakah ada kesulitan dalam
menjawab soal-soal tes. Dan beberapa siswa mengaku ada soal yang
39
mereka tidak bisa menjawab.
3). Pengamatan
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam penelitian
tindakan kelas ini menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat
oleh peneliti. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dengan
menggunakan pembelajaran metode NHT pada siklus I adalah hasil
penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran pada siklus I pertemuan
pertama dapat dilihat bahwa sebesar 77,08 % siswa telah siap menerima
materi pelajaran. Sedangkan 22.92% siswa belum siap menerima materi
pelajaran disebabkan lima belas siswa yang tidak membawa buku paket
atau materi dan buku catatan.
Pada pertemuan kedua yaitu pada kuis siklus 1 ada peningkatan
kesiapan siswa menerima pelajaran yaitu 83,87% sisanya masih belum
siap menerima pelajaran sebesar 16,12% .
40
a. Observasi mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Tabel 2.2Hasil observasi aktivitas tindakan guru dan murid Siklus I
dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT
IndikatorJumlah
observasi
Hasil observasi HasilRata-rata
Rata-ratakeseluruhan
Indikator Ketercapaian
Kesimpulan∑ > 3 ∑ < 3
individu Rata-rata
Guru23 21 2 3,40 3,55 > 3 > 4
Rata-rata totalmasih belumtercapai, rata-rataindividu masihada 3 item yangbelum memenuhiindikatorketercapaian6 5 1 3,61
Siswa23 21 2 3,20 3,18 > 3 > 4 Rata-rata total
masih belumtercapai, rata-rataindividu masihada 4 item yangbelum memenuhiindicatorketercapaian6 4 2 3,17
Hasil penelitian aktivitas guru hasil yang mencapai > 3 ada 26
item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 3 item. Rata-rata aktivitas yang
diperoleh adalah 3.55, ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru
belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai skor lebih
dari sama dengan 4.
Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang mencapai > 3 ada 25
item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 4 item. Rata-rata aktivitas yang
diperoleh adalah 3,18. ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru
belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai skor lebih
dari sama dengan 4. Guru masih perlu meningkatkan penguasaan
kelas, karena masih ada siswa yang tidak ikut melakukan diskusi
41
dan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. pada waktu tes
individu masih ada siswa yang bekerja sama dengan siswa lain
dan mencontek sampai harus ditegur guru berkali-kali.
b. Hasil belajar
Tabel 2.3Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Mata Pelajaran Ekonomi dengan Metode Kooperatif NHTIndikator kondisi sebelum siklus siklus I Target Peningkatan
Hasil Nilai 65,00 78,55 85 peningkatan sebesar 13,55
Rata-rata % 50% 77,42% 80% peningkatan sebesar 27,42 %
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan ada 24 dari 31 siswa
yang mendapatkan nilai diatas KKM. Hasil nilai yang diperoleh sebesar
78,55 dengan rata-rata ketuntasan 77,42%. Dalam hal ini belum memenuhi
target atau indikator yang telah ditetapkan yaitu 80% sehingga perlu
peningkatan.
Hasil observasi pengembangan pengakuan adanya keragaman
siklus I menunjukkan nilai 3 atau cukup. Berdasarkan wawancara,
28 siswa menyukai pembelajaran NHT karena enak dalam pembelajaran
dan lebih santai. Namun enam orang berkomentar bahwa mereka masih
bingung dengan metode NHT. Dua orang berkomentar bahwa temannya
ada yang susah diajak kerjasama, tidak mau ikut berpikir dan ramai
sendiri.
4). Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal
dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh peningkatan aktivitas
42
tersebut belum optimal atau belum menunjukan indikator keberhasilan
ketuntasan hasil belajar yaitu 80% ditunjukkan dari rata-rata ketuntasan
77,42% hal ini dikarenakan guru belum mampu menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan tepat. Oleh karena itu guru
harus melakukan perbaikan pada siklus II supaya mencapai hasil yang
lebih optimal. Refleksi hasil observasi pada siklus I dilakukan dengan
perbaikan sikap guru dan siswa.
Perbaikan sikap guru yang dilakukan dalam proses pembelajaran
siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa siap belajar dengan
memotivasi siswa
b. Guru menyebutkan atau memberi contoh lebih spesifik supaya lebih jelas
c. Guru memberikan penjelasan menerangkan materi yang sulit
d. Kemampuan guru membimbing kelompok,
e. Guru mengkonfirmasi pemahaman siswa terhadap materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran
f. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi.
Perbaikan sikap guru yang harus dilakukan diawali dengan
kegiatan awal guru untuk mengkondisikan siswa siap belajar, kemudian
dilakukan kegiatan ini dalam proses pembelajaran sampai kegiatan akhir
kegiatan pembelajaran.
Perbaikan sikap siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran
meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut :
43
a. Kesiapan siswa untuk siap belajar
b. Menggali informasi yang berkaitan dengan devisa/perdagangan
internasional dalam kehidupan sehari-hari
c. Sikap siswa dalam memahami materi yang diajarkan
d. Sikap siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok
e. Sikap siswa dalam mengajarkan pada teman yang belum memahami
materi
f. Sikap siswa dalam menanggapi pendapat kelompok lain
g. Sikap siswa dalam mengajukan pertanyaan tehadap guru
h. Sikap siswa dalam menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Sikap siswa yang harus diperbaiki dalam kesiapan masing-
masing siswa untuk siap menerima pelajaran, kemudian dilanjutkan
kondisi siswa dalam menggali dan memahami materi yang diajarkan
sampai kegiatan kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya.
4.3. Hasil Penelitian Siklus II
a). Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II ini dilaksanakan untuk memperbaiki
kekurangan pada siklus I seperti yang telah dipaparkan di refleksi
siklus I. Hal-hal yang disiapkan dalam tahap perencanaan siklus II adalah:
1. Penjelasan langkah-langkah proses pembelajaran tipe NHT
Upaya perbaikan pada penjelasan langkah-langkah NHT ini yaitu guru
sebagai pengajar supaya menjelaskan dengan lebih rinci tentang
44
langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT kepada siswa. Jadi
pada kegiatan inti dapat berjalan dengan baik.
2. Penjelasan materi lebih jelas
Upaya perbaikan pada penjelasan materi ini yaitu supaya guru
menjelaskan lebih spesifik, memperbanyak contoh, sehingga siswa lebih
mengerti isi materi.
3. Peningkatan ketrampilan sosial
Tujuan perbaikan peningkatan ketrampilan sosial pada siklus dua ini
adalah supaya siswa lebih aktif dalam menularkan pendapat kepada
teman- temannya dan bersedia bekerja sama diskusi serta bersedia
menjelaskan materi yang dikuasai kepada semua anggota kelompoknya.
Selain itu diharapkan di siklus II ini siswa berani bertanya apabila
tidak mengerti materi yang dijelaskan.
4. Peningkatan pengakuan adanya keragaman
Pada siklus II diharapkan terjadi peningkatan dalam hubungan antar
manusia. walaupun nilai siswa dalam menerima siswa lain sebagai
rekan dalam kelompok dianggap cukup, akan tetapi diharapkan
masih bisa ditingkatkan. Dukungan siswa juga perlu ditingkatkan,
terutama dukungan terhadap temannya yang sedang melakukan presentasi.
5. Peningkatan hasil belajar
Meskipun dalam siklus I sudah ada peningkatan hasil belajar, akan tetapi
hasil tersebut masih bisa ditingkatkan lagi. Di siklus II diharapkan kelas
45
XI IPS 3 mencapai indicator ketercapaian ketuntasan hasil belajar sebesar
80%.
b). Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 29 November
2012 dan Jumat 30 November 2012 jam 07.00 – 08.30. Di awal pelajaran,
guru memberi salam dan berdoa, kemudian mengabsen siswa dan
memberitahukan hasil tes individu siklus I. Kemudian guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran hari itu dan menanyakan
kesiapan siswa. siswa menyimak penjelasan guru dan mengeluarkan
buku paket atau foto copy materi ajar. Pada hari tersebut ada 25 siswa
yang membawa buku paket atau foto copy materi ajar. Guru
menjelaskan kembali materi ajar secara singkat, memberikan beberapa
pertanyaan apersepsi dan kemudian menjelaskan kembali langkah-
langkah NHT. Ketika guru mengumumkan agar siswa membentuk
kelompok seperti siklus I, siswa segera bergabung dengan kelompok
masing-masing. Saat itu suasana menjadi sedikit gaduh. Namun guru
berhasil mengarahkan siswa untuk duduk ke kelompok masing-masing.
Di dalam siklus II, siswa sudah bisa menerima siapa saja yang menjadi
anggota kelompoknya. Setelah itu guru memberikan latihan soal untuk
dikerjakan secara kelompok. Di siklus II, tiap kelompok dapat
menyelesaikan tugas lebih cepat dibandingkan ketika di siklus I. Ketika
tugas kelompok selesai, dan siswa dipanggil sesuai nomor yang
disebutkan guru, siswa tidak ragu lagi untuk maju. Apalagi selain
46
guru, teman-teman satu kelompok mulai memberi dukungan kepada
temannya yang maju presentasi. Setelah semua soal kelompok
dibahas, guru menyimpulkan pelajaran hari itu, dan mengumumkan
bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes individu siklus II.
Pertemuan kedua siklus II diadakan pada hari Jumat
tanggal 30 November 2012. Guru memberitahukan hasil tugas kelompok
yang lalu. Kelompok A dan B mendapat nilai 100, kelompok F mendapat
nilai 90, dan kelompok C,D dan E mendapat nilai 85. Guru memberikan
selamat kepada kelompok yang telah berhasil mendapatkan nilai 100 dan
memberikan motivasi kepada kelompok yang belum mencapai nilai 100.
Sebelum tes, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
selama 15 menit. Setelah itu guru meminta agar semua catatan
dimasukkan ke dalam tas/laci. Tes individu siklus II berjalan lancar.
Setelah tes selesai, guru kembali menanyakan kepada siswa tentang
kesulitan yang dihadapi. Pengumuman hasil tes individu siklus II
dilaksanakan pada mata pelajaran ekonomi pertemuan berikutnya.Guru
mengumumkan hasil belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus II.
Hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui sejauh mana peningkatan
belajar mereka.
c). Pengamatan
Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe NHT siklus II adalah sebagai berikut:
1. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru
47
a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dan guru dalam
menerima materi pelajaran.
Pada siklus II pertemuan pertama, kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran belum mencapai 100% yaitu sebesar 87,5%. Hal ini dilihat dari
masih ada 7 siswa yang tidak membawa buku paket atau LKS materi ajar.
Pada pertemuan kedua, ada peningkatan kesiapan sisa menerima pelajaran
yaitu sebesar 93,75% yang ditunjukkan masih ada 6 siswa yang tidak
membawa buku paket atau LKS materi ajar.
a. Observasi mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Tabel 2.4Hasil observasi aktivitas tindakan guru dan murid Siklus II
dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT
IndikatorJumlah
observasi
Hasil observasiHasilRata-rata
Rata-ratakeseluruhan
IndikatorKetercapaian
Kesimpulan∑ > 3
∑ < 3 individu
Rata-rata
Guru23 23 0 4,39 4,22 > 3 > 4
Rata-rata totaldan individusudahmemenuhiindikatorketercapaian7 7
04,04
Siswa23 23 0 4,17 4,06 > 3 > 4
Rata-rata totaldan individusudahmemenuhiindikatorketercapaian7 7
0 3,95
Hasil penelitian aktivitas guru hasil yang mencapai > 3 ada 30
item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 0 item. Rata-rata aktivitas yang
diperoleh adalah 4,22, ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru
48
telah mencapai terget indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai rata-
rata skor lebih dari sama dengan 4.
Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang mencapai > 3 ada
30 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 0 item. Rata-rata aktivitas
siswa yang diperoleh adalah 4,06. Dalam hal ini telah mencapai target
indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai rata-rata skor lebih dari
sama dengan 4.
b. Hasil belajar siswa
Tabel 5Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Mata Pelajaran Ekonomi dengan Metode Kooperatif NHT
Indikatorkondisi sebelumsiklus siklus I siklus II Target Peningkatan
Hasil Nilai 65,00 78,55 92,81 85peningkatan sebesar14,26
Rata-rata% 50% 77,42% 93,75% 80%
peningkatan sebesar16,33 %
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu
ada 30 dari 32 siswa yang mendapatkan hasil nilai diatas KKM. Hasil nilai
yang diperoleh sebesar 92,81 dengan rata-rata ketuntasan 93,75%. Dalam
hal ini telah memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan yaitu
mencapai ketuntasan hail belajar sebesar 80%. Dari hasil tugas kelompok,
ada dua kelompok yang memiliki nilai 100, yaitu kelompok A dan B.
Kelompok F mendapat nilai, dan kelompok C,D dan E mendapat nilai 85.
49
4). Refleksi
Di siklus II aktivitas belajar siswa dan guru sudah mengalami
peningkatan. Aktivitas belajar siswa sudah mencapai rata-rata score angka
4,06 sedangkan aktivitas guru mencapai score 4,22. Aktivitas siswa dan
guru telah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu
mencapai rata-rata skor lebih dari sama dengan 4. Pelaksanaan siklus II
menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap siswa sebagai berikut
:
a. Aktivitas tindakan siswa telah mencapai rata-rata score angka sama
dengan atau lebih dari 4 yaitu 4,06, dan aktivitas tindakan guru telah
mencapai score angka sama dengan atau lebih dari 4 yaitu 4,22 yang telah
mencapai indikator keberhasilan.
b. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari 78,55 menjadi 92,81. telah
memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai
ketuntasan hail belajar sebesar 80%.
c. Keterampilan soial meningkat dari skore 3 menjadi 5 atau sangat baik.
d. Pengakuan adanya keragaman meningkat dari skore 3 menjadi 5 atau
sangat baik.
4.4. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi
selama penelitian. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik
apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa..
50
Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Tengaran ini
dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23
November 2012 dan 24 November 2012, siklus II pada tanggal 29
November 2012 dan 30 November 2012. Pembelajaran dalam penelitian
tindakan kelas ini, dengan kompetensi dasar mendiskripsikan pengertian
devisa, fungsi sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya.
Hasil observasi awal yang menunjukan bahwa kegiatan belajar
mengajar belum optimal, penggunaan metode pembelajaran yang belum
tepat dan hasil belajar yang belum sesuai dengan target. Terbukti dari rata-
rata hasil ulangan 65,00 dan persentase ketuntasan baru 50%. Bentuk
pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas XI IPS 3 pelajaran
ekonomi SMA Negeri 1 Tengaran.
Adapun perubahan yang terjadi ini dilihat dari hasil peningkatan
hasil belajar siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I
mengalami peningkatan. Sebelum tindakan kelas dilaksanakan banyak
siswa pasif, bermain handphone dan mengobrol. Siklus I, siswa sudah
mulai aktif mengikuti pelajaran walaupun belum optimal, karena tindakan
guru yang kurang memotivasi siswa untuk belajar . Pada siklus I nilai
keterampilan social menunjukkan angka 3, atau dalam kategori cukup. Hal
ini disebabakan karena guru saat menjelaskan langkah proses
pembelajaran dengan metode kooperatif tipe NHT belum optimal sehingga
pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok belum menunjukkan kerja
51
sama yang baik antar kelompok, hanya beberapa siswa yang pandai saja
yang mengerjakan secara sungguh-sungguh. Kelompok A mendapat nilai
80, kelompok B memperoleh nilai 90, kelompok C memperoleh nilai 80,
kelmpok D memperoleh nilai 80, kelompok E memperoleh nilai 70, dan
kelompok F memperoleh nilai 80. Pada siklus II guru lebih optimal baik
dalam penyampaian apersersi, motivasi, tujuan pembelajaran, materi ajar,
dan langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan NHT
sehingga keterampilan social meningkat menjadi 5, atau dikategorikan
sangat baik dan pada siklus II guru sudah bisa mengkondisikan siswa
untuk siap menerima pembelajaran sehingga meningkatkan hasil nilai
kelompok siswa kelompok A dan B mendapat nilai 100, kelompok F
mendapat nilai 90, dan kelompok C,D dan E mendapat nilai 85.
Peningkatan juga terjadi pada hal pengakuan adanya keragaman
antar siswa keanekaragaman yang dimaksud siswa dapat menerima
teman-temannya yang dari berbagai latar belakang, baik dilihat dari
gender maupun latar belakang akademis. pada siklus I menunjuk pada
angka 3, atau kategori cukup. Awalnya mereka protes karena anggota
kelompok dibagi secara acak, mereka terbiasa berkelompok dengan teman
tertentu saja, sehingga pada saat kerja kelompok masih menyesuaikan
antar siswa satu sama lain. Akan tetapi pada siklus II memerka sudah bisa
menempatkan diri dalam kelompoknya, menerima teman-teman dalam
kelompoknya. Hal ini dibuktikan dengan adanya kerjasama yang baik
diantara kelompoknya, pada saat presentasi anggota kelompok lain
52
antusias memberi dukungan, sehingga dalam hal pengakuan adanya
keragaman nilai nya naik menjadi lima, atau kategori sangat baik.
Selain itu perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil
belajar. Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa menunjukkan bahwa
dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa
pada siklus I menunjukkan 7 siswa yang tidak tuntas dari 31 siswa yang
mengikuti tes . Rata-rata ketuntasan hasil belajar individu pada siklus I
sebesar 77,42%. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I
sebesar 22,58%. Peningkatan pada siklus II hanya 2 orang siswa yang
tidak tuntas dari 32 siswa yang mengikuti tes. Rata-rata ketuntasan hasil
belajar individu pada siklus II sebesar 93,75%. Ketidaktuntasan hasil
belajar individu pada siklus II sebesar 6,25%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan yang telah
dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau
sama dengan 80 %. Hal ini berarti, dengan diterapkannya metode
kooperatif tipe NHT hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa orang tidak
menyukai metode kooperatif tipe NHT karena ada anggota kelompoknya
yang tidak mau berfikir dan sibuk dengan urusannya sendiri. Ada yang
berkomentar harus menerangkan berulang kali kepada anggota kelompok
sampai mengerti apalagi pembelajaran tipe NHT mengharuskan semua
53
anggota kelompok memahami materi dan mengetahui jawaban hasil
diskusi.
Guru dalam menyampaikan materi juga mengalami kenaikan
dibanding dari sebelum diterapkannya metode pembelajaran NHT. Guru
berusaha memberi motivasi kepada siswa dan mencoba mengkondisikan
kelas dengan baik, sehingga tercipta suasana belajar dengan baik. Guru
dalam kegiatan belajar mengajar membimbing siswa mengorganisasikan
kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi.
Sedangkan dalam lembar kerja siswa, guru memberikan arahan dan
bimbingan, memantau jalannya kegitan belajar mengajar.
Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT menunjukkan bahwa kinerja guru
sudah baik. Siklus I, guru sudah melaksanakan seluruh langkah–langkah
pembelajaran yang telah di susun, namun belum secara optimal karena
masih ada beberapa langkah yang belum dilakukan secara baik atau belum
mencapai score angka 4 yaitu sebesar 3,55 dan belum mencapai indikator
ketercapaian. Siklus II, kinerja guru semakin baik dan telah mencapai
score angka 4,22. Hasil observasi tindakan siswa juga telah mencapai
score angka 4,06 atau dalam kategori baik. Hal tersebut ditunjukkan
dengan sudah dilakukanya langkah–langkah pembelajaran secara optimal.
Hal ini menunjukkan bahwa metode kooperatif tipe NHT tepat diterapkan
dalam mata pelajaran ekonomi pokok bahasan mendiskripsikan pengertian
devisa, fungsi sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya karena
54
terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, keterampilan
sosial siswa dan pengakuan adanya keragaman siswa sesuai dengan tujuan
dari NHT pada bab II.
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang
berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Indikator dalam
penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan
penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya indicator aktivitas siswa
mencapai lebih dari 4 dan ketuntasan hasilbelajar mencapai 80% dalam
penelitian ini disebabkan masih terdapat permasalahan yang dihadapi pada
siklus I yaitu :
1. Tindakan kegiatan awal guru yang kurang mengkondisikan siswa untuk
siap belajar terbukti dengan score yang diperoleh
2. Langkah-langkah pembelajaran NHT belum tersampaikan dengan jelas
3. Siswa masih terlalu mengandalkan siswa yang dianggap pintar.
4. Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran NHT, sehingga masih
bingung dengan langkah-langkah NHT.
5. Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada siswa yang tidak
memperhatikan selama pembelajaran.
6. Kurangnya guru dalam mengkonfirmasi/menyimpulkan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Namun hal ini dapat diatasi dengan baik karena adanya kerja
sama yang cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga pembelajaran
55
tetap dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kemudian pelaksanaan pada
siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari
kesalahan yang terjadi dari siklus I. Upaya-upaya yang telah dilakukan
guru pada kegiatan siklus II untuk lebih mengoptimalkan lagi proses
pembelajaran yaitu:
1. Mempersiapkan serta merencanakan RPP dengan sebaik mungkin.
2. Guru mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk siap belajar.
3. Guru memotivasi siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses
belajar mengajar.
4. Guru memberikan pengarahan kepada siswa akan pentingnya
keanekaragaman agar siswa dapat menerima rekannya dan mau
mengajari temannya yang tidak mengerti materi yang didiskusikan.
5. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan terhadap materi yang
diajarkan.
Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kompetensi dasar
mendiskripsikan pengertian devisa, fungsi sumber-sumber devisa dan
tujuan penggunaannya merupakan suatu pembelajaran yang mengarah
pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam bentuk kelompok.
Pembelajaran yang dilakukan guru dengan sedemikian rupa diharapkan
dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik.
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
56
meningkatkan aktivitas siswa serta pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih
baik dan diperoleh secara optimal. Oleh karena itu metode ini disarankan
untuk guru menerapkan dalam proses pembelajaran karena memberikan
daya tarik siswa untuk belajar lebih sungguh-sungguh. Penggunaan
metode kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran ekonomi, kompetensi dasar mendiskripsikan pengertian
devisa, fungsi sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya kelas XI
IPS 3 Mata pelajaran ekonomi, semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013
SMA Negeri 1 Tengaran.