4. spektek perencanaan jalan lingkungan
DESCRIPTION
teknik jalanTRANSCRIPT
SPESIFIKASI TEKNIS DANPERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
BAB I
PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
1.1 RINGKASAN PEKERJAAN
1.1.1Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam spesifikasi
ini.
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang
berikut ini.
1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada
gambar rencana atau yang diberi tanda di lapangan termasuk
rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa perlu.
2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan
perkerasan, termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau
perataan yang diperlukan.
3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen sedikit, termasuk
pembersihan lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran
tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar
proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di
lapangan.
4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan
membangun lapis pondasi bawah serta lapisan pondasi atas dan
memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan
dokumen kontrak.
5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik
dengan lapisan maupun tanpa lapisan dan gorong-gorong.
6) Perbaikan struktur yang besar maupun yang kecil untuk jembatan-
jembatan dan struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen
kontrak dan menurut pertimbangan Direksi teknik di lapangan.
1.2 MOBILISASI
1.2.1Umum
1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi
pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan
pengelolaan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan proyek. Ini juga akan
1 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan yang memuaskan.
2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat
dari kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan
bilamana perlu memberikan peralatan yang memadai.
3) Sejauh mungkin dan berdasarkan nasihat Direksi, kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-
kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta
membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan
jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat
poryek. Kontraktor harus bertanggungjawab atas setiap kerusakan
pada jalan dan jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang
berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai
mendapat persetujuan Direksi.
4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan
harus dilaksanakan pada waktu lalu-lintas sepi dan truk-truk
angkutan harus dilengkapi dengan terpal.
1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi
1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 15 hari setelah
penandatanganan kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis
oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya
harus dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item
pembayaran dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item
ini.
1.2.3Penyiapan Lapangan
1) Kontraktor akan menguasai lahan yang ditujukan untuk kegiatan
kegiatan pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah
proyek.
2) Kontraktor harus memenuhi hal-hal berikut :
a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan
Peraturan-Peraturan Propinsi.
b. Mengadakan konsultasi dengan Direkis Teknik sebelum
penempatan dan pembuatan Papan Nama Proyek, Los Kerja dan
gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi (plant)
konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai
akibat dari operasi pelaksanaan.
2 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan
pekerjaan setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua
bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi
teknik.
1.2.4Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di
dalam item ini harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran dan
tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
1.3 PENGUJIAN LAPANGAN
1.3.1Umum
1) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan
keterampilan untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik.
2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kota atau
propinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik.
Pengujian khusus di laboratorium pusat harus juga dilaksanakan
bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
1.3.2Pemenuhan Terhadap Spesifikasi
Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam
spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, kontraktor
harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan peningkatannya
jika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan atau Direksi Teknik dan harus
melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya
Spesifikasi.
1.3.3Pengukuran dan Pembayaran
Kontraktor harus bertanggungjawab membayar biaya-biaya semua
pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.
Biaya pengujian yang ditentukan item ini harus dimasukkan dalam
daftar item pembayaran dan tidak ada pembayaran terpisah yang
akan dibuat untuk pengujian.
1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.4.1Umum
1) Uraian
Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan penampilan pekerjaan
yang benar, kontraktor harus menyediakan staf teknik
berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan
3 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
memuaskan Direksi Teknik. Staf Teknik tersebut jika dan bilamana
diminta harus mengatur pekerjan lapangan, melakukan pengujian
lapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan keterampilan
kerja, mengendalikan dan mengorganissi tenaga kerja kontraktor
dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi Proyek.
2) Pemeriksaan Lapangan
Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, kontraktor harus
mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan
Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah proyek dan pada
khususnya mengukur lebar jalan, Ruang milik jalan, alinyemen
untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan
gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan yang terperinci.
1.4.2Pengendalin Mutu Bahan dan Keterampilan Kerja
1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan Spesifikasi dan
harus disetujui oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus menyediakan
contoh-contoh semua bahan yang diperlukan untuk pengujian dan
mendapatkan persetujuan sebelum digunakan dilapangan dan
bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi selanjutnya
harus dilakukan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk
menjamin kualitas.
2) Semua keterampilan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan
spesifikasi dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai
memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji dilapangan atau
dilaboratorium atas permintan Direksi Teknik dan Kontraktor harus
membantu dan menyediakan peralatan dan tenaga untuk
pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
3) Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilitasi tanah harus
disiapkan dan diuji sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada
campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek
terkecuali bila memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan
Direksi Teknik.
4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di
lapangan dan disain campuran harus direkam dengan baik dan
dilaporkan kepada Direksi Teknik.
1.4.3Pengelola Lapangan dari Kontraktor
1) Kontraktor harus menunjuk seorang Pemimpin Lapangan untuk
memberikan nasihat dan mengatur pekerjaan kontrak termasuk
pengorgnisasian tenaga dan peralatan kontraktor dan bertanggung
4 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan
persyaratan kontrak. Pemimpin Lapangan harus memiliki
pengalaman paling sedikit selama 5 tahun pada pekerjaan proyek
dan harus Tenaga Ahli bidang Sipil yang mampu. Untuk perbaikan-
perbaikan kecil dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini dapat
tidak harus dan tergantung kepada konfirmasi tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang pelaksana
lapangan yang mampu dan berpengalaman untuk mengendalikan
pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk pengawasan
lapangan, kualitas dan keterampilan kerja, sesuai dengan syarat-
syarat kontrak.
1.4.4Pengendalian Lingkungan
1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang
penuh terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa
semua penyediaan disain serta persyaratan spesifikasi yang
berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan lahan
serta lintasan air di sekitarnya akan ditaati.
2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang
memancarkan suara sangat keras (gaduh) dan didalam daerah
pemukiman suatu saringan kegaduhan harus dipasang serta
dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan
motor, dibawah pengendalian kontraktor.
3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat
yang berisik dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam
atau dalam daerah-daerah rawan seperti dekat rumah sakit.
1.4.5Pengaturan Pekerjaan di Lapangan
1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok yang dipasang secara
benar akan diambil sebagai acuan untuk pengaturan lapangan
pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak ada patok yang
ditemukan , patok-patok marka atau patok-patok referensi akan
didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-
pekerjaan kontrak.
2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, kontraktor harus
mengadakan survey secara cermat dan memasang patok beton
(Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk
memungkinkan disain , survey perkerasan, atau pengaturan
5 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
dilapangan pekerjaan yang harus dibuat dan juga untuk maksud
sebagai referensi dimasa depan.
3) Kontraktor harus memasang tonggak-tonggak konstruksi untuk
membuat garis bagi pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu
jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong,
sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut perintah
Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian
tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi
berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan
oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.
4) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah
pengandalian dan pengaturan penuh oleh Direksi Teknik, serta
dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar dan
spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam aliyemen atau
ketinggian harus atas dasar penyelidikan serta pengujian lapangan
lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan
di bawah pengawasan Direksi Teknik.
5) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus
menyediakan semua instrumen yang diperlukan personil, tenaga
dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan penataan di lapangan
atau pekerjaan lapangan yang relevan.
1.4.6Pengukuran dan Pembayaran
Semua biaya untuk pekerjaan di dalam Item ini akan dimasukan dalam
harga satuan yang bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan
disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang
diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-
pekerjaan yang dimasukan dalam item ini.
1.5 STANDAR RUJUKAN
1.5.1Uraian Umum
1) Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam
Dokumen Kontrak akan membentuk persyaratan kualitas untuk
berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan bersama cara-
cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang memenuhi
persyaratan-persyaratan ini.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyedikan bahan-
bahan dan keterampilan kerja yang diperlukan untuk memenuhi
atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar
6 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang
dikehendaki oleh Direksi Teknik.
1.5.2 Jaminan Khusus
1) Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian
semua bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan dan
menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi
persyaratan khusus.
2) Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan,
barang-barang dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan, minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi
kontraktor.
3) Tanggung Jawab Kontraktor
Ini adalah tanggung jawab kontraktor untuk melengkapi bukti yang
diperlukan bahwa bahan-bahan, keterampilan kerja atau kedua-
duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau yang
ditentukan dalam Dokumen Kontrak memenuhi atau melebihi yang
ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti
tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik
secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian
yang resmi.
4) Standar-standar
Standar-standar yang terpakai yang menjadi acuan termasuk,
namun tidak terbatas pada standar tersebut yang tercantum
dibawah ini :
- BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA
- STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)
- STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
- STANDAR UMUM BAHAN BANGUNAN INDONESIA (PUBI-1982)
- PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI-2-1971)
- PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-
1984)
- AASHTO – AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND
TRANSPORTATION OFFICIALS (BAGIAN 1 DAN 2)
- ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
- BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION
7 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
- MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN
I.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN
1.6.1Umum
1) Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan berikut :
a. Memenuhi dengan standar dan spesifikasi yang dapat dipakai.
b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, type dan kualitas harus seperti
yang ditentukan pada gambar rencana dan spesufikasi lain yang
dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi
Teknik.
c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan
agregat harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
2) Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan
satu daerah galian untuk suatu bahan, kontraktor harus
menyediakan kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai
informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi
lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan menempatkan,
memperoleh dan memproses bahan-bahan alam yang sesuai
dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu
Direksi Teknik paling sedikit 15 hari sebelumnya atau suatu
jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara
tertulis bahwa bahan tersebut digunakan dalam pekerjaan
Laporan ini harus berisi semua informasi yang diperlukan.
Persejutuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-
bahan dalam sumber tersebut disetujui.
1.6.2Sumber Bahan-bahan
1) Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin, diperlihatkan dalam
Dokumen-dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik,
yang disediakan sebagai satu petunjuk saja. Ini adalah tanggung
jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa
kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk
8 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknik.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dalam sumber alam dilindungi,
hutan lindung, atau dalam daerah yang mudah terjadi “longsor
atau erosi”.
c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan
pekerjaan yang diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan
tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak
atau menerima bahan-bahan dari sumber-sumber bahan atas
dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan
menimbulkan erosi atau longsor tanah, hilangnya tanah
produkstif atau secara lain berpengaruh berlawanan dengan
daerah sekelilingnya.
2) Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan diberikan jika Direksi Teknik telah
memberikan persetujuan untuk mengunakannya. Bahan-bahan
tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain dan pada yang
telah disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan
kualitas yang telah disetujui Direksi Teknik, maka Direksi Teknik
dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.
1.6.3Penyimpanan Bahan
1) Umum
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa
sehingga bahan-bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya
dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap
digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik.
Penyimpanan diatas hak milik pribadi hanya akan diijinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi
kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dari sampah dan air, bebas
panggalian air dan kalua perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh
bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan
atas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan tensi
semen dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi secocoknya dari
hujan dan banjir.
2) Penumpukan Agregat
9 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui
sedemikian rupa, sehingga tidak ada segrasi serta untuk
menjamin gradasi yang memadai.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara
terpisah, atau dipisahkan dengan partisi kayu.
c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-
tempat yang memedai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan
lalu lintas dan membendung lintasan air.
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada
jalan-jalan angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta
penumpukan material lainnya, khususnya selama musim kering.
3) Penyimpanan Bahan-bahan aspal
Tempat penimbunan drum-drum aspal harus ada ketinggian yang
layak dan dibersihkan dari tumbuhan-tumbuhan rendah dan
sampah-sampah.
Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah
sebagai berikut:
a. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk diatas
ujung dengan lubang pengisian arah keatas dan dimiringkan
(dengan menempatkan sebuah sisinya diatas sepotong kayu)
untuk mencegah terkumpulnya air diatas tutup drum.
b. Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back
harus ditumpuk di atas sisinya dengan lubang pengisian di
sebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai kekencangan
ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur sewaktu
penyimpanan.
c. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di
atas sisinya tetapi bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang
panjang, drum-drum tersebut hanya digulingkan secara teratur.
4) Penanganan dan Penyimpanan Semen
Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat
pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen
menjadi rusak.
Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang
kedap air, dengan penumpukan yang rapi dan secara sistematis
menurut jauh temponya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen
dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam
penyimpanan.
10 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi
beton tidak boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur
akan memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan
mengijinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi
telah mengeras.
5) Bahan-bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan
Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang
tepat untuk menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua
tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik,
bebas dan menjadi adonan dan kering serta sama sekali tidak boleh
melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut
dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas yang lewat.
Tempat penumpukan harus dibersihkan dari tumbuhan rendah dan
sampah, dan bila perlu tanah tersebut ditinggikan dengan grader.
Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran
mal, dengan sumbu memanjang tumpukan tersebut biasanya
sejajar dengan garis tengah jalan.
Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada
item (3) di atas dan dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak
berserakan sepanjang jalan).
1.6.4Pengukuran dan Pembayaran
1) Royalty (Keuntungan)
Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber
bahan, misalnya sewa, royalty (pajak) dan biaya-biaya semacam,
akan dimasukan dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang
bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah kepada
kontraktor untuk biaya-biaya ini.
2) Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan
a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk
membuka sumber bahan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik secara tertulis.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk membuka sumber-sumber
bahan, seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian
atas, serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian
diselesaikan, akan disediakan dalam harga satuan dan tidak ada
pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.
11 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN
1.7.1Umum
1) Uraian
Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Direksi
Pekerjaan atau oleh Kontraktor, dan akan disetujui dengan cara
satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua pihak.
Jika dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan
menimbulkan satu perubahan dalam Struktur Harga Satuan Item
Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam Besarnya
Kontrak, Perintah Perubahan tersebut akan dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu Addendum.
2) Perintah Perubahan dan Addendum harus patuh dengan hal
berikut :
a. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan
yang diparaf oleh kontraktor, menunjukan penerimaan atas
perubahan pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan persetujuannya
atas dasar penyesuaian pembayaran dan waktu jika ada, untuk
pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan
harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan
mencakup semua instansi yang dikeluarkan oleh Direksi
Pekerjaan yang akan menimbulkan satu perubahan dalam
Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang
dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Addendum
Satu persetujuan tertulis antara Pemilik Bangunan dan
Kontraktor merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau
Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu perubahan
dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu
perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah
dirundingkan sebelumnya dan disetujui di bawah satu Perintah
Perubahan. Addendum juga akan dibuat pada bagian penutup
Kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan kontraktual dan
perubahan teknis yang besar tanpa memendang apakah
perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk struktur Harga atau
besarnya Kontrak.
3) Penyerahan-penyerahan
a. Kontraktor akan menunjuk secara tertulis wakil perusahaannya
yang diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan
12 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
dan yang bertanggung jawab untuk memberitahukan pihak-
pihak lainnya dalam tenaga Kontraktor mengenal otorisasi
perubahan-perubahan tersebut.
b. Direksi Pekerjaan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang
diberi kuasa untuk mengadministrasikan prosedur perubahan
atas nama Pemberi Tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan satu usulan lump
sum, dan untuk setiap harga satuan yang tidak ditentukan
sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup untuk
memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
1.7.2Prosedur Awal
1) Direksi Pekerjaan dapat merintis Perintah Perubahan dengan
memberikan kepada kontraktor satu pengumuman tertulis yang
berisikan :
a. Satu uraian terperinci perubahan yang diusulkan dan lokasinya
dalam proyek.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi kelengkapan yang
merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan
yang diusulkan tersebut.
d. Bila perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di
bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada
maupun suatu Harga Satuan atau Lump Sum tambahan yang
diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam satu
Addendum satu pengumuman demikian adalah hanya satu
pemberitahuan saja dan tidak merupakan satu perintah untuk
melaksanakan perubahan-perubahan tersebut, atau untuk
menghentikan pekerjaan yang sedang berjalan.
2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan
mengajukan satu pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik,
berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan.
b. Peryataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Peryataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Peryataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub
Kontraktor yang terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah serupa atau sebagian usulan perubahan harus
dilakukan dibawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang
ada beserta dengan suatu harga satuan tambahan atau Lump
Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.
13 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
1.7.3Pelaksanaan Perintah Perubahan (Change Order)
1) Isi masalah “Perintah Perubahan” berdasarkan pada :
I. Perintah Direksi Pekerjaan dan Sambutan Kontraktor atas
persetujuan bersama.
II. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
2) Direksi Perubahan tersebut akan mempersiapkan Perintah
Perubahan tersebut dan menyediakan satu nomor “Perintah
Perubahan”.
3) Perintah Perubahan tersebut akan menguraikan perubahan dalam
pekerjaan-pekerjaan, kedua-duanya penambahan maupun
penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang
diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
4) Perintah Perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran
satu penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya
perubahan, dan dimana perlu akan menunjukan setiap tembahan
Harga Satuan maupun Jumlah yang telah dirundingkan dengan
Konsultan Pengawas, PPTK, PPK dan Kontraktor yang perlu
dirumuskan dalam Addendum.
5) Direksi Pekerjaan akan menanda tangani dan menetapkan tanggal
“Perintah Perubahan” sebagai otorisasi bagi Kontraktor untuk
melaksanakan perubahan tersebut.
6) Kontraktor akan menanda tangani dan memberi tanggal “Perintah
Perubahan” untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di
dalamnya.
1.7.4Pelaksanaan Addendum
1) Isi masalah satu Addendum berdasarkan :
a. Permintaan Direksi Pekerjaan dan Jawaban Kontraktor.
b. Permohonan kontraktor untuk perubahan, yang
direkomendasikan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2) PPK akan mempersiapkan Addendum tersebut.
3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan
kontraktual, perubahan teknik maupun perubahan volume dalam
pekerjaan, kedua tambahan maupun penghapusan beserta revisi
Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan
dimaksud.
14 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas
setiap tambahan atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran
beserta satu perubahan dalam jumlah kontrak atau penyesuaian
dalam jangka waktu kontrak.
5) Direksi Pekerjaan dan Kontraktor akan menanda tangani Addendum
tersebut dan melampirkan dalam Dokumen Kontrak.
1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK
1.8.1Umum
1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan
akan menyelesaikan rekaman semua perubahan pekerjaan dalam
kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan tersebut.
2) Penyerahan Penyerahan
a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk
persetujuannya rekaman pekerjaan tersebut yang selalu
dilaksanakan pada akhir pekerjaan, atau tanggal lain menurut
perintah Direksi Pekerjaan.
b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk
mendapatkan persetujuannya Dokumen Rekaman Proyek Akhir
(Final) pada waktu permohonan untuk Penyelesaian Utama,
dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :
- Tanggal
- Nomor dan Jadwal Proyek
- Nama dan Alamat Kontraktor
- Nomor dan Judul masing-masing Dokumen Rekaman
- Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan
adalah lengkap dan akurat
- Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa.
1.8.2Dokumen Rekaman Proyek
1) Perangkat Dokumen Proyek
Dengan pemenang kontrak, kontraktor akan mendapatkan
seperangkat lengkap semua Dokumen dari Direksi Pekerjaan yang
berkaitan dengan Kontrak.
Dokumen tersebut akan meliputi :
- Persyaratan Umum Kontrak
15 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
- Gambaran Rencana Kontrak
- Spesifikasi
- Modifikasi-modifikasi lain terhadap kontrak (jika ada)
- Catatan Pengujian Lapangan.
2) Penyimpanan
Dokumen proyek tersebut harus disimpan didalam kantor lapangan
dalam satu file dan rak, dan kontraktor harus menjaga serta
melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan selesai,
serta harus memindahkan data rekaman tersebut kepada Dokumen
Rekaman Proyek Akhir (final). Dokumen Rekaman tersebut tidak
boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dan dokumen itu harus
dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan oleh Direksi
Teknik.
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS JALAN BETON
1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat
kasar dan air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam
beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya
16 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
minimal sesuai dengan persyaratan datam spesifikasi . Hasil akhir
pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama
serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana
disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung
dari gradasi bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal
dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang
rongga-rongga diantara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa
untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal,
jumlah air yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga
menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi yang
sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi
ini mengikuti Standar Nasional Indonesia yang telah diterapkan
dengan tujuan menerapkan suatu standar yang dapat diterima.
Standar lokal atau standar lainnya dapat pula diterapkan asal
sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.
2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus
mengikuti ketentuan-ketentuan seperti yang tertera dalam :
NI-2-PBI 1971 Peraturan Beton Indonesia ( 1971 )
SK SNI 1-15-1991-03 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
NI-3-1970 Peraturan Umum Bahan Bangunan IndonesiaPUBBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di IndonesiaSII Standar Industri Indonesia511 0136-84 Baja Tulangan BetonSII 0784-83 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton
SNI-03-2461-2002Revisi 1991
Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton RinganRevisi1991 Strukture
SNI-03-2914-1992 Spesifikasi Beton Bertulang Kedap AirSNI-03-2495-1991 Spesifikasi Bahan Tambahan untuk BetonSNI-03 6764-2002 Spesifikasi Baja StrukturSNI-03-6880-2002 Spesifikasi Beton StrukturSNI.03-4817-1998 Spesifikasi Beton Siap PakaiSNI-03-6818-2002 Spesifikasi Bahan Kering Bersifat Semen, Cepat
Mengeras Dalam Kemasan untuk Perbaikan Beton
SNI-03-6861-
2002
Spesifikasi Bahan Bangunan Bag.A (Bahan Bangunan
Bukan Logam)
3. Bahan-Bahan
a. Aggregate beton
17 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
· Aggregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu dengan Wet System Stone Crusher.
· Aggregate beton harus sesuai dengan spesifikasi aggregate beton
menurut ASTM C33-86.
· Ukuran terbesar aggregate beton adalah 2 - 3 cm.
· Sistem penyimpanan bahan harus sedemikian rupa agar
memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi
bahan yang tidak diinginkan.
b. Aggregate kasar
n Aggregate kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran
yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus/tidak pipih.
Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20%
dari jumlah berat seluruhnya.
n Aggregate kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga
melebihi 50% kehilangan menurut test mesin.
n Aggregate kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif
alkali atau subtansi yang merusak beton.
Gradasi :
Saringan Ukuran (mm) % Lewat Saringan1" 25 100
3/4,, 20 90 - 1003/8" 9.5 20 - 55
No. 4 4.76 0 - 10
c. Aggregate halus
· Aggregate halus adalah dapat digunakan pasir alam yang
berasal dari daerah setempat dengan catatan memenuhi syarat
yang tercantum dalam PBI 71 untuk aggregate halus.
· Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan
subtansi-subtansi yang merusak beton.
· Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
· Pasir halus terdiri dari partikel-partikel.
· Cara dan penyiapan aggregate harus sedemikian rupa
agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.
· Nilai kadar Lumpur yang terkandung dalam aggregate halus
tidak boleh melebihi dari 5 %.
· Abu batu tidak boleh dipergunakan untuk campuran beton
Gradasi :
Saringan Ukuran (mm) % Lewat Saringan
18 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
3/8" 9,5 100No. 4 4,76 90 - 100No. 8 2,38 80 - 100
No. 16 1,19 50 - 85No. 30 0,595 25- 65No. 50 0.297 10 - 30
No. 100 0.147 5 - 10No. 200 0.074 0 - 5
4. PC/Portland Cement/Semen
Semen yang harus dipakai adalah dari yang disyaratkan dalam SNI,
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton. Semen ini harus dibawa ketempat
pekerjaan dalam zak yang tertutup oteh pabrik dan terlindung serta
dalam jumlah sesuai urutan pengirimannya.
5. Air
Air harus bersih dan jernih dan seseuai dengan persyaratan dalam SNI.
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih
dahulu diperiksakan di Laboratorium PAM/PDAM setempat atau yang
disetujui Pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.
6. Additive
Apabila ternyata Kontraktor menganggap perlu digunakan bahan
additive untuk campuran beton, maka Kontraktor harus
mendiskusikan hal ini sebelumnya kepada Pengawas/Pemberi
Tugas guna mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam surat
tertulis. Mutu beton yang direncanakan untuk strukture beton ini
adalah komposisi 1 : 2,5 : 3,5. Kontraktor harus memberikan
rancangan komposisi / mix design (satuan kg/m3 beton jadi) kepada
Pengawas/Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuannya,
berikut sample material kerikil dan pasir yang digunakan serta merk
semen/PC.
Untuk selanjutnya komposisi yang akan disetujui bersama tetap
harus dipertahankan.
7. Pelaksanaan Pekerjaan Beton
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor harus
mengadakan trial test atau mixed design yang dapat membuktikan
bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Demikian pula
kadar pemakaian bahan additive (jika digunakan) juga perlu
dibuktikan terlebih dahulu dengan pengujian laboratorium, yang
hasilnya harus dikonsultasikan dengan Pengawas/Pemberi Tugas.
Dari hasit test tersebut akan ditentukan Deviasi Standar oleh
Pengawas yang juga bisa dibantu oleh Perencana yang akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton ditinjau terhadap mutu
19 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
(kekuatan tekan) dan tingkat kekedapannya selama pelaksanaan.
a. Pengecoran Beton
· Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor
mendapat ijin secara tertulis dari Pengawas. Permohonan ijin
rencana pengecoran harus diserahkan paling lambat 2 (dua)
hari sebelumnya. Penentuan tahapan pengecoran dan lokasi
construction joint harus ditetapkan tertebih dahulu oleh
Kontraktor dan Pengawas sebelumnya.
· Memberitahukan Pengawas selambat - lambatnya 24 jam
sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan
Pengawas untuk mengecor beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan serta bukti bahwa Kontraktor
dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara
menyeluruh.
· Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak
dicampurnya air pada semen dan agregat atau semen pada
agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat
berkurang lagi jika Pengawas menganggap perlu yang
didasarkan pada kondisi saat ini.
· Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga
menghindarkan terjadinya pemisahan material
( segregation ) dan perubahan. Cara penuangan dengan alat
- alat bantu seperti talang, pipa chute dan sebagainya, harus
mendapat persetujuan pengawas.
· Alat - alat pembetonan seperti talang, pipa chute dan
sebagainya harus selalu bersih dan bebas dari lapisan -
lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 meter.
Selama dapat dilaksanakan, sebaiknya digunakan pipa yang
terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam
adukan yang baru dituang.
· Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah
mengatami initial setting atau yang telah mengeras dalam
batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.
Penggetaran harus dilakukan sepotimal mungkin untuk didapat
mutu yang maksimal.
· Semua Pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang
20 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
menyentuh tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cm atau
sesuai Gambar Kerja agar menjamin baik dan penyerapan air
semen dengan tanah.
· Bila pengecoran harus berhenti sementara, sedang beton
sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, harus
dibersihkan dari lapisan air semen ( laitance ) dan partikel -
partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang
cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah
pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
· Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal
15m3/ jam.
· Untuk mencapai kapasitas 15m3/jam, Supplier harus memiliki
minimal 3 truk mixer, dan harus dilengkapi dengan sebuah
concrete pump cadangan.
· Selimut beton :
Pelat lantai yang berhubungan dengan tanah : 5 cm
Pelat lantai yang tidak berhubungan dengan tangga : 2 cm
Balok yang berhubungan dengan tanah : 5 cm
Balok yang tidak berhubungan dengan tanah : 4 cm
b. Kelas Beton
Uraian II = K. 225 III = I 300Kekuatan kubus karakteristik 28 hari yang ditentukan( 150 mm)
225kg/cm2
300kg/cm2
-kg/cm2
Ukuran agregat kasar Maksimurn
25 mm 25 mm 30 mm
Perbandingan campuran "Percobaan pertama" Semen : ag. halus : ag kasar
: 1,5: 2,5 1:1,5:2,5 1:3:5
Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah
diperkirakan guna mencapai kekuatan yang disyaratkan pada
umur 21 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa
bahan yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan
dengan baik.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi
berwenang untuk merperbaiki perbandingan campuran atas
biaya kontraktor untuk mencapai kekuatan rencana.
c. Pengujian dan bahan-bahan beton
Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971
21 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
bagian 4.7 dan dapat juga mencakup pengujian slump dan
kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat percobaan
slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan
harus disingkirkan dari lapangan oleh kontraktor. Jika
pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan prosedur
perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus ditaksanakan menurut instruksi dari
Direksi, tetapi sekurang-kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3
atau 5m3 minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang
sama dengan kondisi yang sebenarnya dan harus diuji setelah
7 atau 21 hari menurut keputusan Direksi. Biaya percobaan ini
akan dibebankan pada kontraktor.
d. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di
Lapangan
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan
beton yang seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat
lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini, Kontraktor harus
menyediakan dengan biaya sendiri serta mempergunakan
alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat
untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk
dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan disini
atau menurut petunjuk Direksi
e. Dimensi Beton
Ukuran - ukuran yang tertera dalam gambar Rencana adalah
ukuran struktural beton datam keadaan jadi.
f. Pemadatan Beton
· Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan
peralatan untuk mengangkut dan menuang beton dengan
kekentalan secukupnya agar didapat :
over-Vibrate Hasil beton yang berrongga – rongga (honey-Comb) dan
terjadi pengantongan beton-beton adalah tidak akan diterima.
· Penggetaran tidak boleh digunakan untuk mengalirkan beton.
· Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengataman dan terlatih.
g. Lantai Kerja
22 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug pasir padat setebal 10 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam
Gambar.
h. Beton rabat
Beton Rabat dengan mutu B-0 yang digunakan harus dari campuran 1PC :
2,5PS : 3,5KR dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukkan dalam gambar
dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat dengan
ketebalan sesuai Gambar Rencana.
i. Slump (Kekentalan Beton)
Kekentalan beton yang disyaratkan untuk konstruksi berdasarkan
persyaratan di PBI - 1971 adalah sebagai berikut :
Jenis Konstruksi Max.
(mm)
Min. (mm)
-Kaki dan dinding pondasi 125 50
-Plat, balok dan dinding 150 75-Kolom 150 75-Plat diatas tanah 125 50
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran
tinggi, maka harga tersebut diatas dapat dinaikan 50%, tetapi
dalam segala hal tidak boleh melebihi 150 mm.
J. Penyambungan beton dan waterstop
Setiap penyambungan beton, permukaan harus
dibersihkan/dikasarkan dan diberi bahan bonding agent yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
Lapisan semen yang ada pada permukaan lama harus dibuang
terlebih dahulu sebelum pekerjaan pembetonan lanjutan
dilakukan. Disini diperlukan pengawasan dan pekerjaan ekstra
hati-hati agar sambungan konstruksi yang didapat bisa
dipertanggung jawabkan kekuatannya. Pada
sambungan/construction joint tersebut sama sekali tidak diijinkan
adanya bekas-bekas kotoran ataupun potongan kayu yang akan
mengurangi ikatan beton lama - baru.
k. Construction Joint (Sambungan Beton)
o Rencana atau jadwal pengecoran harus dipersiapkan untuk
penyelesaian satu struktur secara menyeluruh. Dalam jadwal
tersebut, Konsultan Pengawas akan memberikan persetujuan
dimana letak construction joints tersebut. Dalam keadaan
23 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
mendesak Pengawas dapat merubah letak construction joints.
o Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar
dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat
permukaan beton yang padat dengan menyemprotkan air pada
permukaan beton sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam setetah
beton dituang.
o Bila pada sambungan beton timbul retak/bocor, perbaikan
dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan additive yang
disetujui Direksi/Pengawas. Bila dijumpai adanya kekeroposan
beton, maka perlu dilakukan penyuntikan/grouting.
l. Pengujian Laboratorium Beton Ready Mixed dan Site
Mixed
Pada umumnya metoda pengujian beton Site Mixed sesuai dengan PBI
1971 bagian 4.7 dan dapat juga mencakup pengujian slump dan
kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat percobaan slump,
adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
dari lapangan oleh kontraktor. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus
diterapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi
sekurangkurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3 atau 5m3 minimal 3 kubus
tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama
dengan kondisi yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 21 hari
menurut keputusan Direksi. Biaya percobaan ini akan dibebankan pada
kontraktor.
m. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal
mencapai standar yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk
menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-kubus tersebut
diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, keropos
atau yang permukaan akhirnya tidak baik, Dalam hal ini kontraktor harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut
Instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi sudah
sesuai.
n. Pengukuran Bahan-Bahan Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat,
kecuali air yang boleh diukur menurut volume, Agregat halus dan kasar
24 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
harus diukur menurut volume terpisah dengan alat penimbang yang
disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1 %. Pengukuran volume dapat
diijinkan asal disetujui oleh Direksi.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur
air yang ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah
disetujui oleh Direksi sebelum beton dicor.
o. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran, pengadukan harus menggunakan mixer yang diterapkan
dengan daya yang kontinue serta mempunyai kapasitas minimal 200 It
jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan kecepatan
sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah
disetujui oleh Direksi untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh
massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton
padat yang homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
p. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Pengecoran beton dibagian manapun tidak boleh dimulai sebelum
Direksi memeriksa dan menyetujui bekisting, dan lainya dimana
beton akan dicor. Pertama pengaduk beton, (mixer) harus
dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus diangkut
tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus
air atau gerobak dorong, metoda pengangkutan yang lain dapat
dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari Direksi dan
harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk
maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan
mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah
dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30
menit.
Semua beton yang diaduk dilapangan harus ditempatkan pada
posisi akhirnya dan dipadatkan datam waktu 40 menit setelah dari
datam mixer.
Pada umumnya beton tidak boteh dijatuhkan bebas dari ketinggian
lebih dari 1.50 m tetapi jika bagian pekerjaan tertentu
memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka
25 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus
dijaga agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini
harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pengecoran suatu unit
atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai siar yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu
dengan cara apapun sekurang-kurangnya empat puluh delapan
jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari
Direksi . Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengecoran
bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan dalam siang
hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam
hari, Ijin demikian tidak akan diberikan jika kontraktor tidak menyediakan
sistem penerangan yang memadai, yang disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu
dan kondisi. Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini
harus tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
q. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan
semua beton haws dijaga agar tetap lembab dengan cara
dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran. Perlindungan
diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal
5 cm, atau dengan kantong-kantong Boni basah ataupun dari pengaruh
lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi
pengerasan.
Kontraktor harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak
diberi beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan, setiap
kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau
pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya sendiri
hingga memuaskan Direksi.
r. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen
(Troweling)
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang
dicor setempat, permukaan yang dihasilkan harus datar dengan
nilai akhir yang rata tetapi bertekstur kasar sebelum pengerasan
pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan
sendok dimana perlu untuk menutupi retakan dan mencegah
timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton yang
baru terbuka.
26 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
s. Cetakan Beton
a. Standar
Seluruh cetakan mengikuti persyaratan Normalisasi dibawah ini :
· NI - 2 - 1971
· NI - 3 - 1970
b. Bahan-bahan
· Bahan pelepas acuan (realising agent) harus sepenuhnya
digunakan pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
· Cetakan untuk beton cor ditempat biaya.
· Bahan cetakan harus dibuat penguat-penguat secukupnya,
sehingga keseturuhan form work dapat berdiri stabil dan
tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu
pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, dan
konstruksinya harus disetujui Pengawas/Pemberi Tugas.
· Rencana design seluruh cetakan menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
· Cetakan harus sesuai bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
· Cetakan harus sedemikian rupa agar menghasilkan muka beton
yang rata. Untuk itu dapat digunakan cetakan multiplex, plat besi
atau papan dengan permukaan yang halus dan rata.
· Sebelum beton dituang, Konstruksi cetakan harus diperiksa untuk
memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak
terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituangkan serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan
kotoran-kotoran.
· Permukaan cetakan harus diberi minyak bekisting (yang biasa
diperdagangkan) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
· Permukaan cetakan harus dibasahi secara merata agar tidak terjadi
penyerapan air semen yang baru dituang.
· Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan
Perencana atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut :
Bagian sisi balok 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi7 hari
Balok dengan beban konstruksi21 hari
27 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Plat lantai / atap 21 hari
Dinding penahan tanah 21 hari
· Dengan persetujuan Konsultan Perencana, cetakan beton dapat
dibongkar lebih awal dengan syarat benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya dilapangan telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatannya pada umur 21 hari.
· Segala ijin yang diberikan oteh Konsultan Perencana sekali-kali tidak
boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung
jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul
akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan
beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton,
tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah. Bekas
cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang
terpendam datam tanah harus dicabut dan dibersihkan
sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
t. Hasil Pengecoran dan Finishing
· Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan
tanpa cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan
gambar rencana.
8. CACAT PADA BETON
Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk
menolak beton yang ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat
berikut :
· Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan
pada gambar.
· Beton tidak tegak turus atau datar menurut ketentuan.
· Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya.
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh
Direksi harus diisi dengan spasi semen yang memakai perbandingan
semen dan agregat halus yang sama seperti beton yang harus
dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan memakai
kikir.
9. Pengujian Struktur - Struktur Hidrolis
a. Umum
28 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari
timbunan supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan
jelas. Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan
dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam, ketinggian air setama
waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terihat adanya
penurunan muka air, Penurunan maksimum yang diijinkan setama
24 jam : 1 (satu) cm.
b. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat
lagi adanya kebocoran. Bila kebocoran melebihi nilai penurunan
maksimum yang diijinkan kontraktor harus mengadakan perbaikan secara
umum atas biaya sendiri. setelah perbaikan selesai, metoda pengujian
hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat lni. Pengujian
tidak perlu diulangi jika tidak terlihat adanya kebocoran dan penurunan
taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu 1 cm
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya
dengan sumber air dari expandite atau produk lain yang disetujui
Direksi.
semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan
petunjuk pabrikan.
BAB III
SPESIFIKASI JALAN HOTMIX
Lingkup Pekerjaan
1) Lingkup pekerjaan ini terdiri dari penyediaan semua peralatan, tenaga
kerja, alat-alat perlengkapan dan pelaksanaan semua pekerjaan aspal,
dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
aspal sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam kontrak.
2) Pesyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum dan
meliputi semua pekerjaan aspal kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang
disyaratkan secara khusus.
Umum
29 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
1) Pembatasan cuaca.
Aspal hotmix akan dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan
bilamana permukaan pekerjaan dalam keadaan kering juga.
2) Pengendalian lalu lintas
a) Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai
dengan syarat-syarat umum kontrak dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan, serta dilakukan tindakan-tindakan pencegahan untuk
memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan
pekerjaan.
b) Menempatkan rambu-rambu untuk keamanan kerja seperti cone
fibregalass, pita pengaman dan bendera tanda-tanda yang
ditempatkan pada lokasi kerja dan pada jalur lalu lintas kendaraan
pada posisi strategis yang mudah dilihat serta menempatkan petugas
pengatur lalu lintas.
c) Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan
dengan separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan
lapangan yang sesuai sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.
d) Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan melintas di atas permukaan
jalan yang baru selesai sampai lapis permukaan aspal hotmix
dipadatkan sepenuhnya sampai sesuai pesyaratan dan dapat diterima
oleh Pengawas Lapangan. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan
yang barus diaspal harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk waktu
paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian. Kontraktor harus
bertanggungjawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang diizinkan
lewat, sementara pekerjaan lapangan sedang berlangsung.
3) Pekerjaan Penyempurnaan
Lapis permukaan dari aspal hotmix harus diselesaikan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
Luas permukaan yang tidak memenuhi dengan persyaratan dan yang
dianggap tidak distujui oleh Pengawas Lapangan harus diperbaiki dengan
cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan
atau cara lain yang dipandang perlu oleh Pengawas Lapangan.
Bahan-bahan
1) Agregat
a) Agregat kasar
30 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang
sesuai dari batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi
agregat kasar harus sesuai dengan tabel berikut :
b) Agregat halus.
Agregat halus terdiri dari pasir alam atau batu tersaring dalam
kombinasi yang cocok, dan harus bersih dari gumpalan lempung dan
benda-benda lain yang harus dibuang.
Gradasi agregat halus harus sesuai dengan tabel berikut :
31 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
c) Filler
Bahan filler terdiri dari debu atau sabak atau semen, serta harus bebas
dari suatu benda yang harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang
100 % lolos saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat
partikel yang lolos saringan 0,075 mm.
d) Syarat-syarat kualitas agregat kasar
Agregat kasar yang digunakan unyuk aspal hotmix harus memenuhi
syarat kulaitas seperti pada tabel berikut :
2) Bahan Aspal
a) Bahan aspal harus AC-10 aspal hotmix gradasi kekentalan (kurang
lebih ekivalen kepada Pen 60/70 memenuhi persyaratan AASHTO M
226.
b) Suatu bahan penyatu (adhesive) dan anti pengelupasan harus
ditambahkan kepada bahan aspal, jika diminta demikian oleh
pengawas lapangan, Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang
disetujui oleh pengawas lapangan dan harus ditambahkan dan
dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.
Persyaratan Campuran
1) Komposisi Campuran
a) Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler, mineral dan bahan
aspal. Komposisi rencana berada dalam batas-batas rencana yang
diberikan pada tabel berikut:
32 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
b) Pebandingan campuran dan formula campuran pelaksanaan
ditentukandalam CMP.
2) Sifat-sifat Campuran
Sifat-sifat campuran yang dari CMP (Instalasi Campur Pusat) diberikan
pada tabel berikut:
33 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Pelaksanaan Pekerjaan
1) Peralatan Pelaksanaan
a) Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan daftar
peralatan dan instalasi produksi yang telah disetujui dan menurut
petunjuk lebih lanjut Pengawas Lapangan. Pada umumnya peralatan
yang harus dipilih untuk penyebaran dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai garis dan
ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan,
screeding dan sambungan perata campuran aspal hotmix. Akan tetapi
dimana satu paver (perata) tidak dapat diperoleh dan tergantung
kepada instruksi Pengawas Lapangan, pemasangan dan penyebaran
dapat dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop
dan gerobak dorong.
b) Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penyebaran, pemadatan
dan penyelesaian.
1. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk
mengangkut campuran aspal yang sesuai dengan program
pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut harus dilengkapi
dengan dasar 6 logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya
dilapisi minyak bakar.
2. Alat untuk penyebaran dan penyelesaian
Bilamana diminta demikian didalam daftar penawaran dan daftar
unit produksi, peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus
satu paver betenaga mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke
garis, tingkat dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat
memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume dan
penampilan kualitas
34 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
3. Peralatan Pemadatan.
- Mesin gilas roda baja(mesin gilas roda 3 atau tandem 6 – 10 ton)
- Sebuah mesin gilas dan bertekanan dengan ban dipompa
mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 dan dengan penyediaan untuk
ballast dari 1500 kg – 2500 kg muatan per roda.
4. Peralatan untuk menyemprot lapis aspal resap pelekat atau lapis
aspal pelekat. Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan
harus disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.
2) Penyiapan Lapangan
a) Penyiapan lokasi
1. Sebelum dilakukan pembongkaran aspal terebih dahulu dilakukan
pengukuran lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.
2. Lokasi diberi tanda berupa cat sesuai dengan batas ukuran yang
ditentukan dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Lokasi yang rusak yang akan diperbaiki harus dibongkar dengan
hatihati sesuai dengan batas tanda yang diberikan, pembongkaran
dilakukan harus berbentuk persegi empat, sisi daerah yang dibongkar
harus tegak lurus dan rata.
3. Aspal bekas bongkaran harus diangkut keluar lokasi kerja dan dibuang
pada tempat yang ditentukan dan lobang yang dibongkar harus
dibersihkan dari material lepas.
4. Sebelum dilapisi dengan tack/prime coat bagian yang diperbaiki harus
terlebih dahulu dibersihkan dengan kompresor sehingga bebas dari
debu dan kotoran yang lepas
b) Pemasangan di atas lapisan pondasi atas
1. Bilamana memasang di atas pondasi, maka pondasi tersebut bentuk
dan profilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk
penampang melintang dan dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan
2. Sebelum memasang aspal hotmix, pondasi lapangan tersebut harus
dilapisi dengan aspal resap pelekat pada tingkat pemakaian 0,6 l/m2
atau tingkat lainnya menurut perintah Pengawas Lapangan
c) Pemasangan di atas satu permukaan aspal yang ada
35 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
1. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu
permukaan aspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan
perkerasan yang ada, termasuk lubang-lubang, bagaian amblas,
pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan dan
diperbaiki sampai disetujui Pengawas Lapangan.
2. Sebelum pemasangan aspal hotmix, permukaan yang ada harus kering
dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus
dibuang dan akan dilabur dengan aspal perekat yang disemprotkan
pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan
lain oleh Pengawas Lapangan.
3) Penyebaran
a) Penyebaran dengan mesin
1. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus
dipanaskan dan campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke
dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-batas antara
140º - 110º C.
2. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus
disebarkan dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk
penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar
perkerasan yang sepantasnya.
3. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau
ketidakteraturan lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran
harus sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Lapangan
memenuhi tebal rencana.
4. Jika suatu segresi, penyobekan atau pencungkilan permukaan akan
terjadi, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berlapangan
kembali sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki.
Penambahan yang kasar atau bahan yang telah segresi harus dibuat
betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan
baik. Akan tetapi penggarukan harus dihindarkan sejauh mungkin
dan partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang
disecreed.
b) Penyebaran dengan tenaga manusia
1. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan
truk angkutan dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas
tesebut disebarkan dengan penundaan minimum. Bilamana truk-
36 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
truk atap datar digunakan untuk pengiriman, campuran tersebut
harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara
tegak di atas lintasan lapangan sedemikian sehingga menimbulkan
sgresi sedikit mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk
menyebar campuran tersebut di atas permukaan yang disecreed.
2. Campuran aspal tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk
yang digunakan berpasangan untuk merapihkan permukaan secara
final. Papan penggun lapangan atau batang lurus akan digunakan
untuk mengatur permukaan diantara papan screed.
3. Dimana diperlukan untuk penyebaran tangan, kedua papan pinggir
dan papan punggung lapangan harus dipasang dan campuran aspal
harus disebarkan, bekerja dari pinggir menuju ke papan tengah dan
kedepan dari sambungan melintang. Penyebaran harus
dilaksanakan untuk menghasilkan suatu permukaan yang seragam
tanpa segresi.
4) Pemadatan Lapisan Aspal
a) Pengendalian suhu
1. Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan
menurun, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas
tidak baik harus diperbaiki.
2. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan
akan dimulai ketika suhu campuran tersebut turun dibawah 110º C
danharus diselesaikan sebelum suhu turun di bawah 65º C.
3. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah,
bekerja sedekat mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini:
b) Prosedur pemadatan
37 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
1. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan
semuanya dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau
penggilasan antara akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban
pneumatic. Mesin gilas pemadatan akan beroperasi dengan roda
kemudi sedekat mungkin ke paver.
2. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin
gilas roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic
serta akan selalu cukup lambat untuk menghindari penggeseran
campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-
ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba yang akan
menimbulkan pergeseran campuran.
3. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat
sepraktis mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan
harus dilaksanakan sementara campuran tersebut masih pada satu
temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih
dalam kondisi cukup padat dikerjakan untuk membuang semua
tanda-tanda bekas mesin gilas.
4. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan
dari pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan
sumbu lapangan, penggilasan dimulai dari sisi rendah maju menuju
sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang
tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan
tidak boleh berhenti pada titik-titik ditempat satu meter dari titik
ujung lintasan-lintasan tersebut.
5. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat
pertamatama harus bergerak di atas lintasan yang sudah dilewati
sebelumnya sedemikian sehingga tidak lebih dari 15 cm dari roda
kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak
terpadatkan. Mesin gilas haru terus menerus sepanjang jalur ini
menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan
tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.
6. Penggilasan akan bergerak maju secara terus-menerus
sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang
seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut dalam
kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas
mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air
yang berlebihan tidak diizinkan.
38 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
5) Penyelesaian
a) Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan
yang baru selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara
menyeluruh dan matang.
b) Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata
kepada punggung lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam
toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas
dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk
menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang
menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi
Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat
tinggi, sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-rongga
udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas
Lapangan.
c) Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,
kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara
rapih. Setiap bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah
penggilasan final, dan dibuangoleh kontraktor sehingga disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
6) Penyelesaian sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah
digilas sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali
dsampai satu permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan
untuk permukaan-permukaan kontak harus dipaki tepat sebelum tambahan
campuran dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.
Pekerjaan Pengupasan dan Pengisian (Scrapping and Filling)
1) Umum
Pekerjaan ini mencakup penkerjaan penyiapan tenaga, peraltan, material,
pembongkaran permukaan jalan, pembersihan, penyemprotan lapis
perekat (tack coat) pengisian lubang, pemadatan sesuaiketentuan atau
petunjuk Pengawas Lapangan.
2) Material
a) Lapis Perekat (tack coat)
Material lapis perekat menggunakan material sebagaimana dijelaskan
pada pasal yang mengatur tentang pekerjaan lapis perekat.
39 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
b) Material Pengisi
Untuk material pengisi menggunakan asapal beton sebagaimana
dijelaskan pada pasal yang mengatur tentang pekerjaan pelapisan
aspal permukaan.
3) Peralatan
Kontraktor harus menyediakan peraltan yang layak digunkan untuk
pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. Peralatan Pemotong
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit gergaji mesin
pemotong aspal/beton yang mampu memotong hingga kedalaman 7
cm
2. Peralatan Pembongkar
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit jack hummer dengan
masing-masing kompresornya, yang mampu membersihkan,
membongkar, meratakn lokasi-lokasi yang belum/tidak rata.
3. Peralatan Pengupas
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit mesin pengupas (cold
milling machine) dengan lebar 2 meter dan mampu mengupas sampai
setebal 10 cm aspal dengan mata pemotong (cutter bit) yang memiliki
keausan kurang dari 40 %. Bila diperlukan, maka 1 unit mesin
pengupas dengan lebar 80 – 100 cm harus disediakan.
4. Peralatan perata
Kontraktor harus menyediakan peralatan mesin perata (grader) dengan
mata pisau yang baik, lurus dan tajam.
5. Peralatan Penyapu
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit sapu baja mekanis
(power broom) dengan keausan kurang dari 10 % dari panjang asli dan
permukaan sapu harus rata.
6. Kompressor
40 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit kompresor secara
khusus (tidak untuk menjalankan peralatan lain) dengan kapsitas 7
atm, guna pembersihan permukaan.
7. Truk pengankut
Kontraktor harus menyediakan truk pengangkut dengan kapasitan
cukup sehingga tidak adal penumpukan material bongkaran di
lapangan, penyediaan truk ini harus khusus untuk mengangkut dan
membuang / menempatkan material bongkaran dan sebelum
selesainya kegiatan pembongkaran, truk pengangkut tidak boleh
dipergunakan untuk keperluan lainnya.
8. Peralatan Pengaspalan
Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pelaksanaan
pengaspalan mengikuti ketentuan yang daiatur dalam pasal untuk
peralatan lapis perekat dan pasal untuk peralatan pengaspalan.
9. Alat Bantu Lain
Kontraktor harus menyediakan alat bantu lain berupa gerobak
pengangkut, sraight-edge, termometer logam dengan kapasitas 80º -
200º C, pengki, sapu lidi, sekop, cangkul, belincong dan alat bantu
lainnya untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
4) Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pembongkaran dan pembersihan.
a) Lokasi permukaan jalan yang akan dibongkar harus ditandai dan
dicatat lokasi bongkaran (STA ..... + ..... ), dimensi lebar, panjang
dan rencana ketebalan bongkaran (data dicantumkan setelah
selesai pembongkaran.
b) Batas bongkaran harus dipotong dengan menggunakan gergaji
mesin pemotong aspal untuk menhasilkan permukaan (vertikal)
yang tegak lurus.
c) Jack hummer digunakan untuk pembongkaran dan perataan lokasi
yang telah dipotong.
d) Pengupasan lapisan permukaan jalan harus menggunakan peralatan
mesin pengupas (cold milling machine)
e) Pembongkaran harus dilakukan sehingga lapisan yang rusak
terangkat/terbongkar dan harus dilakukan sedemikan rupa
sehingga tidak memperlemah struktur yang masih baik.
41 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
f) Alur-alur yang terjadi akibat cold milling harus diratakan dengan
menggunakan mesin perata/grader.
g) Pembersihan permukaan hasil pembongkaran harus segera
dilakukan dengan sapu baja (power broom) setelah selesainya
perataan agar material yang berpotensi lepas benar-benar lepas
dan agar material pembongkaran tidak melekat/menempel kembali.
h) Selanjutnya pembersihan harus dilakukan dengan kompresor
agarmaterial halus benar-benar tidak menempel pada permukaan
i) Material hasil bongkaran adalah milik PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia I, Belawan International Container Terminal dan harus
ditempatkan / dibuang ke luar lokasi pekerjaan sesuai dengan lokasi
yang ditunjuk. Material bongkaran tidak dibenarkan dibuang di
lokasi sekitar jalan yang dikerjakan.
2. Penyemprotan lapis perekat (tack coat )
Permukaan hasil pembongkaran setelah dibersihkan apabila telah
kering selajutnya dapat disemprot dengan material lapis perekat (tack
coat) secara merata. Pada permukaan (vertikal) potongan harus diberi
lapis perekat.
3. Penghamparan Material Pengisi & Pemadatan Bila kondisi lapis perekat
(tack coat) sudah setting, material pengisi dapat segera dihampar dan
dipadatkan. Pengisian dan pemadatan harus dilakukan sedemikian
sehingga permukaan yang diperbaiki tersebut mempunyai kerataan
yang sama dengan permukaan jalan di sekitarnya. Khusus untuk
pengupasan dan pengisian (scrapping and filling ) maka pemadatan
dengan tire roller harus dilakukan lebih berat dari pengaspalan biasa,
demikian pula dengan finish rolling-nya. Untuk lubang dengan kedalam
lebih dari 10 cm dapat diisi dengan material base (pondasi) dari jenis
Cement Trated Base (CTB)
5) Pengukuran Hasil Pekerjaan
Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran untuk
pengupasan (scrapping) adalah jumlah meter kubik (m³), liter untuk lapis
perekat (tack coat) serta tonase padat terhampar untuk aspal beton
pengisi yang telah disetujui/diterima baik oleh Pengawas Lapangan.
Pekerjaan Lain-lain
1) Dalam pelaksanaan pekerjaan agar tidak merusak bangunan yang ada,
kontraktor bertanggungjawab terhadap keamanan dari setiap fasilitas
42 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
yang digunakan, kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan kontraktor menjadi tanggungjawab kontraktor.
2) Kontraktor wajib memperbaiki dan merapikan kembali apabila ada
kekurangan dari pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang
bersifat penyempurnaan hasil pekerjaan.
3) Seluruh sisa bahan pekerjaan harus dibersihkan dan diangkut ke luar
lokasi kerja.
4) Seluruh biaya atas pelaksaaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab
kontraktor sepenuhnya. Pengawas Lapangan menerima pekerjaan ini
dalam keadaan siap untuk dipergunakan.
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN DRAINASE
Pekerjaan drainase jalan yang dimaksud disini akan terdiri dari
pembangunan saluran tepi jalan, jalan air, gorong gorong serta sarana
drainase lainnya.
Adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainase tersebut
harus diselesaikan dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur
perkerasan dan bahu jalan. Ruang lingkup pekerjaan drainase akan meliputi
saluran saluran ,gorong gorong dan sarana drainase lainnya yang dibangun
sesuai dengan gambar rencana dan perencanaan, garis batas, ketinggian,
dan ukuran ukuran yang ditunjukkan dan mematuhi spesifikasi. Saluran akan
merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi dengan
pasangan batu atau beton yang mana ditentukan dalam kontrak. Gorong
gorong berupa gorong gorong beton yang mana ditentukan dalam kontrak.
Sarana drainase lain nya meliputi dinding kepala, dinding sayap, lapis
bantaran, lubang tangkapan, tanggul pemecah aliran yang dibangun dengan
pasangan batu atau pekerjaan batu dengan siar, beton tidak bertulang yang
mana ditentukan dalam kontrak.
1. REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN.
Pekerjaan ini mencakup pembersihan tumbuh tumbuhan dan pembuangan
benda benda dari saluran tepi jalan atau pun dari kanal kanal yang ada,
memotong kembali dan membentuk ulang saluran tanah yang ada untuk
perbaikan atau peningkatan kondisi asli dan juga perbaikan saluran yang
dilapisi dalam hal saluran pasangan batu atau beton.
43 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
2. SALURAN DILAPISI
Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi
saluran yang ada dan memberikan satu lapisan pasangan batu
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik Lapangan. Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap
pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal irigasi atau jalan air yang
ada, yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan kontrak.
Toleransi Ukuran
a) Ketinggian final dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari
yang ditentukan pada setiap titik dan harus cukup halus serta
bentuknya rata untuk menjamin aliran air yang bebas.
b) Alinemen aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh
berbeda lebih dari 5 cm dari yang ditentukan pada setiap titik.
c) Permukaan masing masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak
boleh berbeda lebih dari 3 cm permukaan normal.
d) Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar
standard dan tidak boleh kurang dari 20 cm.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua
saluran saluran yang harus digali dan dilapisi, bersama sama dengan semua
lubang tangkapan yang berkaitan harus dipatok dilapangan oleh kontrakor
sesuai dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada gambar rencana
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis serta harus diperiksa dan
mendapat persetujuan Direksi teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai.
Persiapan Pondasi
Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali
sampai kedalaman yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti
diperintahkan oleh direksi teknik dilapangan untuk menjamin bahwa satu
permukaan yang baik dan memadai dapat diperoleh. Bila diperintahkan
demikian oleh direksi teknik bahan lantai kerja yang disetujui harus
diletakkan dan dipadatkan ditempatnya, kecuali ditentukan lain atau
ditunjukkan pada gambar rencana, dasar pondasi untuk pelapisan
pekerjaan batu harus normal (tegak lurus) atau dipotong bertangga tegak
lurus pada permukaan dinding. Bila ditunjukkan pada gambar rencana
atau diminta lain oleh direksi teknik satu pondasi atau alas pondasi dari
beton akan diperlukan. Pemasangan dan penyelesaian akhir pekerjaan
Batu dengan Siar setelah disetujui penyiapan pekerjaan pondasi,
pelapisan pasangan batu dengan siar akan dibangun.
44 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Bahan Bahan
Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan
bagian dibawah pelapisan pasangan batu harus dari pasir, kerikil
berpasir,atau bahan berbutir bergradasi baik yang disetujui lainnya
dengan ukuran batu maksimum 20 mm.
Bahan Filter
Bahan bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong
kantong filter ataupun lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu
yang disetujui harus keras, awet, bahan berbutir yang memenuhi
persyaratan gradasi.
Pasangan Batu dengan Siar
a. Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar atau batu
sumber (quari) kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya
padat, tahan terhadap daya perusakan air serta sepenuhnya cocok
digunakan sebagai pasangan batu.
b. Adonan (mortar) terdiri dari semen Portland (pc) dicampur dengan
agregat halus atau pasir kasar dalam satu perbandingan 1 semen dan
2,5 agregat/pasir.
c. Kelas beton k125 ,bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasar
pasangan batu dari kelas K125.
3. GORONG GORONG BETON.
Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, pergantian atau
pembangunan baru gorong gorong pipa beton, termasuk tembok kepala,
bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan pekerjaan
pelindung yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini dan lokasinya ditunjukkan oleh direksi
teknik.
Bahan bahan
1) Beton
Beton yang digunakan setiap pekerjaan structural harus memenuhi
persyaratan spesifikasi untuk kelas kelas beton berikut :
- Kelas K225 : Struktur dan pipa gorong gorong beton
- Kelas K175 : Plat pondasi dan ding ding
- Kelas 125 : Pondasi beton massa dan pembungkus pipa gorong
gorong
a) Pipa Beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang
disetujui terkecuali diperintahkan oleh direksi teknik untuk
pencetakan dilapanagan.
b) Pipa Beton Tak bertulang secara umum harus memenuhi spesifkasi
AASHTO No,M86 Dan disesuakan dengan gambar gambar standard.
45 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Pipa beton tak bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam
maksimum 80 cm.
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1). Penyiapan lapangan
Galian dan penyiapan parit parit serta pondasi untuk gorong gorong pipa
dan dinding kepala harus dilaksanakan persyaratan persyaratan dalam
spesifikasi ini.
2). Pemasangan Pipa gorong gorong
Pipa gorong gorong diletakkan secara hati hati dengan ujung alur diberi
toleransi jarak tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk kedalam alur
yang bersangkutan dan tepat dengan garis dan kemiringan yang
diperlukan,
- Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan separuh bagian bawah lidah
masing masing bagian berikutnya harus diplester dipermukaan bagian
dalam dengan adukan semen dengan ketebalan yang cukup untuk
menyatukan permukaan dalam pipa yang berbatasan tepat dan rata.
Pada saat yang sama separuh bagian atas lidah dari pipa berikutnya
harus diplester sama dengan adukan.
- Setelah pipa tersebut diletakkan sambungan yang masih tersisa harus
diisi dengan adukan dan adukan tambahan yang cukup harus digunakan
sehingga rongga sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam sambungan
harus disapu dan diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar harus
tetap basah selama 2 hari sampai direksi teknis mengijinkan
pelaksanaaan urugan kembali.
- Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm diatas
puncak pipa dan kecuali bukan satu galian parit maka jarak sumbu pipa
ke masing masing sisi minimum satu setengah kali diameter.
Penimbunan kembali dibawah setengah bagian bawah pipa harus
mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan sebagaimana
mestinya.
4. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu ataupun bahan bahan lainnya dari jalan
kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
kontrak yang memuaskan. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk
pembuatan jalan air dan selokan selokan pembuatan parit atau pondasi
pipa, gorong gorong, saluran saluran atau bangunan bangunan lainnya,
untuk pembuangan bahan bahan yang tidak cocok dan tanah selimut
(bagian atas), untuk pekerjaan stabilitas dan pembuangan tanah
46 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
longsoran untuk galian bahan kontruksi ataupun pembuangan bahan
bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan,
sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat
bertanggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan potongan
melintang yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
PENJADWALAN PEKERJAAN
A) Pembutan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan
harus dilaksanakan dengan cara menggunakan pelaksanaan setengah
lebar atau secara lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut
dijaga tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
B) Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi teknik gambar rincian
semua bangunan sementara yang diusulkan untuk digunakan seperti
penyanggaan, penguatan, cofferdam (bendungan sementara), dinding
pemutus aliran rembesan (cut off) dan bangunan bangunan untuk
pembelokan sementara aliran sungai serta harus mendapat
persetujuan dari direksi teknik atas gambar gambar sebelum
melakukan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh bangunan
bangunan yang diusulkan tersebut.
C) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau
setip bahan yang tidak disetujui direksi teknik menjadi bahan urugan
yang cocok harus dibuang dan diratakan dalam lapisan lapisan tipis
oleh Penyedia di luar daerah milik jalan seperti yang diperintahkan
oleh direksi teknik.
D) Penyedia akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan
biaya biaya bagi pembuangan bahan bahan lebiahan bahan tidak
cocok, temasuk pengangkutannya.
PENGAMANAN PEKERJAAN GALIAN
Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu
menyangga bangunan bangunan, struktur atau mesin mesin disekitarnya
harus dijaga sepenuhnya serta harus dipasang penyangga dan penguat yang
memadai bila permukaan galian tidak ditahan dengan cara lain dapat
menjadi titik stabil. Alat alat berat untuk pemindahan tanah pemadatan atau
maksud maksud semacam tidak diizinkan berdiri atau beroperasi lebh dekat
dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka atau galian pondasi terkecuali pipa
atau struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm
urugan dipadatkan. Bendungan sementara, dinding pemotong aliran
rembesan (cut off) atau sarana yang lain dan mengeluarkan air dari galian,
harus didisain secara baik dan cukup untuk menjamin tidak terjadinya roboh
47 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan secara cepat bahaya banjir
pada struktur.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan galian harus dilakanakan dengan sekecil mungkin terjadi
gangguan terhadap bahan bahan dibawah dan diluar batas galian yang
ditentukan sebelumnya. Dimana batu, lapisan keras atau tidak dapat
dihancurkan lainnya ditemuka berada diatas garis formasi untuk saluran
yang dilapisi, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan dan bahu
jalan atau diatas bagian dasar parit pipa atau galian pondasi struktur, bahan
tersebut harus digali sedalam 20 cm sampai satu permukaan yang merata
dan halus. Tidak ada runcungan runcingan batu akan ditinggalkan menonjol
dari permukaan dan semua bahan bahan yang lepas lepas harus dibuang.
Profil Galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan pengerukan
kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan. Setiap bahan beban diatas
harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum penggalian dan
talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud. Untuk
perlindungan tebing terhadap erosi harus dibuatkan saluran cut off (penutup
aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan
pada gambar rencana. Daerah daerah yang baru selesai digali secepatnya
harus segera dilindungi juga dengan penempatan lempengan rumput atau
tanam tanaman lain yang disetujui Penyedia harus menjaga galian tersebut
bebas dari air dan harus melengkapi dengan pompa pompa, peralatan dan
tenaga kerja serta membuat air tempat mengumpul, saluran sementara atau
tanggul sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari
daerah daerah sekitar galian.
BAB V
SPESIFIKASI BUIS BETON
1. Definisi
48 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Buis Beton/Hong adalah unsur bangunan terbuat dari beton dan dibentuk sedemikian rupa, sehingga penampangnya berbentuk pipa, dan dibuat dengan/tanpa tulangan sebagai penguat.
2. Syarat Mutu
Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh, pipa beton lurus, bidang-bidangnya rata dan mulus tanpa tonjolan/cacat, Bidang ujung tegak lurus sumbu, Tepi ujung menyiku, bidang patah pipa beton memperlihatkan campuran beton yang merata, Pipa beton terbebas dari retakan – retakan, dan dalam keadaan kering, bila dipikul dengan benda keras berbunyi nyaring.
2.2. Ukuran Buis beton
2.2.1. Ukuran pipa beton tanpa tulangan, dapat dilihat dalam tabel dan gambar.
2.2.2. Syarat fisis
Pipa beton harus dapat menahan beban mercu. Pengujian ini hanya dapat dilakukan pada Puslitbang Pemukiman. Untuk pengujian intern, dilakukan uji mutu betonnya saja dengan kubus 15 x 15 x 15 (cm). Mutu beton yang disyaratkan adalah 225 kg/cm2 dengan hasilterkecil 200 kg/cm2.
49 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Contoh Perhitungan Pembebanan Buis Beton:
Vu = Rdt.Vc.b.d Fc.FnVu = Gaya geser (tekan) ultimit, lbsRdt = Index untuk gaya tarik diagonal, untuk pipa tanpa tulangan = 1Vc = Kuat tekan beton, lbs/inc2 = 1,1 Fd f’c^0,5b = Lebar, digunakan 12inch= 305mmd = tebal beton, inchFd = factor efek retak
= 0,8 + (1,6/d) atau 1,25 (mana yang lebih kecil)Fc = factor efek dinding
= 1+2d/rr = Radius sampai ke center line dinding pipaFn = Efek factor gaya geser= 1
Angka Vu untuk lebar pipa 300mm, bila lebih tinggal dikalikan saja.
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS PAVING BLOCK
1. Ruang Lingkup
50 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Standar ini disusun dengan mengacu pada berbagai standar mutu sebagai acuan produk paving block yang diproduksi di Indonesia. Produk tersebut digunakan sebagai lapisan perkerasan jalan untuk trotoar dan jalan dengan lalu lintas ringan dan berat.
2. Pengertian Paving Block
Merupakan suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Produk tersebut dibuat dengan mesin secara otomatis melalui proses vibrating dan tekanan, dengan sistem pengisian bahan (factor feeding system) yang mempengaruhi kualitas produk. Proses produksi dilengkapi dengan batching plant untuk proses pencampuran bahan dan alat pengendali kandungan air (water moisture control). Kekonstanan humidity adukan dan produk dapat terjaga dengan menambahkan teknologi pengembunan (fogging).
3. Acuan
BS 6717 Part 1: 1993, Specification for Paving Block
SNI 03-0691-1996: Standar Bata Beton (Paving Block)
SNI 0028-1987-A : Standar Ketahanan Aus
SK SNI S - 02 - 1990 – F: Spesifikasi untuk Agregat Beton
SNI 15-2049-2004: Standar untuk Semen Portland
SNI 06-0387-1989: Standar Pigmen Besi Oksida
4. Spesifikasi Produk
Dimensi:
Ketebalan produk yang umum tersedia di pasaran adalah 6, 8 dan 10 cm:
T= 6cm; untuk konstruksi perkerasan lalu lintas ringan dengan frekuensi terbatas, misal: trotoar, taman, tempat parkir, sepeda motor, dan sedan.
T= 8cm: untuk konstruksi perkerasan lalu lintas sedang sampai berat dengan frekuensi padat, seperti jalan lingkungan, kompleks industry, terminal bus, pick up, truk.
T=10cm: untuk konstruksi perkerasan super berat, seperti terminal container, pelabuhan dimana banyak beroperasi crane, loader dan alat-alat berat lainnya.
Parameter acuan standar adalah sebagai berikut:
51 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
1. Toleransi Dimensi
2. Kuat Tekan, Ketahanan Aus, Penyerapan Air
Kuat tekan, ketahanan aus dan penyerapan air harus masuk ke dalam mutu A.
Ini terlihat dari tabel di bawah ini:
5. Sampling
Pengambilan sample dilakukan secara random dari setiap lot produksi 1 buah sample diambil dari setiap 3000 buah produk. Jumlah sample total 15 buah;
Test kuat tekan: 10 buah
Test ketahanan aus: 5 buah
6. Prosedur Pengujian
6.1 Kuat Tekan
1. Siapkan 10 buah benda uji utuh. Produk yang ditest dapat berupa benda utuh atau masingmasing dipotong berbentuk kubus dan rusuk-rusuknya disesuaikan dengan ukuran contoh uji.
2. Contoh uji yang telah siap, ditekan hingga hancur dengan mesin penekan yang dapat diatur kecepatannya. Kecepatan penekanan dari mulai pemberian beban sampai contoh uji hancur, diatur dalam waktu 1 sampai 2 menit. Arah penekanan pada contoh uji disesuaikan dengan arah tekanan beban di dalam pemakaiannya.
3. Kuat tekan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
52 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Kuat tekan= P/L
Keterangan:
P=beban tekan,N
L=luas bidang tekan cm2
6.2 Ketahanan Aus
1. Siapkan 5 buah contoh uji dipotong berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 50mm x 50mm xtebal 20mm.
2. Mesin pengaus dijalankan dan setelah pengaus pertama berlangsung 1 menit, benda uji diputar 90º, dan pengausan dilanjutkan.
3. Setiap setelah pengausan berlangsung 1 menit, benda uji diputar 90º, dan hal ini dilakukan sampai pengaus berlangsung 5x1 menit. Selama menit-menit pengausan, permukaan yang diaus harus selalu diamati setiap menit apakah lapisan kepala ini telah ada yang habis.
4. Benda uji yang lapisan kepalanya tidak habis setelah pengausan selama 5menit, dibersihkan dari debu dan serpihan kemudian ditimbang sampai ketelitian 10mg. Jika sebelum pengausan berlangsung 5menit lapisan kepala telah ada yang habis, pengausan dihentikan pada menit terakhir habisnya lapisan kepala, lalu benda uji dibersihkan dari debu dan ditimbang. Catat hasil penimbangan ini dan hitung selisih berat benda uji sebelum dan sesudah diaus. Bagi benda uji yang belum habis lapisan kepalanya, pengausan dapat dilanjutkan sampai pada menit-menit habisnya lapisan kepala atau sampai menit ke-15. Ketahanan aus masing-masing benda uji dihitung sebagai berikut:
A x 10 mm/menitB.J x I x wDimana: A = selisih berat benda uji sebelum dan sesudah diaus, dalam gram.
B.J = Berat jenis rata-rata lapisan kepala.
I = Luas permukaan bidang aus, dalam cm2
W = Lamanya pengausan, dalam menit.
7. Syarat Mutu
Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh, mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari tangan. Paving block cacat yang disebabkan oleh adanya kecerobohan dalam cara penanganan baik pada saat pemuatan dan penurunan dapat diperhitungkan sebagai barang reject.
8. Persyaratan dan Tata Cara Pemasangan
Syarat-syarat yang harus diperhatikan:
a. Lapisan subgrade
53 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Subgrade mempunyai kemiringan minimal sebesar 1,5%. Subgrade harus dipadatkan dengan kepadatan relative minimal 90% MDD (modified max Dry Density).
b. Lapisan subbase
Profil lapisan permukaan dari subbase jg harus mempunyai kemiringan minimal 2%. Minimum kepadatan relative adalah 95%.
Pedoman pelaksanaan pekerjaan lapisan based
Rekomendasi Material Standar untuk lapisan sub struktur adalah sebagai berikut:
54 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
c. Kanstein /Penguat tepi
Kanstein, gutter, mainhole, atau sejenisnya harus sudah terpasang sebelum pemasangan paving block, demikian juga untuk instalasi di bawah paving block, seperti drainage/saluran, juga harus sudah dilaksanakan sebelum pemasangan paving block.
Cara pemasangan:
55 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
1. Pasir alas dengan syarat-syarat sebagai berikut:
2. Pasir alas di gelar di atas lapisan base yang telah padat dengan ketebalan berkisar antara 4-5cm, dan di ratakan dengan jidar kayu dengan memperhatikan kemiringan (min 2%) yang akan dilaksanakan.
3. Penggelaran pasir alas tidak melebihi jarak 1m di depan paving yang akan dipasang&tidak terganggu oleh getaran apapun sampai paving tersebut selesai dikerjakan (selesai dipadatkan menggunakan vibrator plate compactor.
4. Pemasangan paving dimulai dari 1 titik/garis dengan cara bergerak maju dan berdiri diatas paving yang telah terpasang, setiap permukaan paving disemaikan dengan acuan benang pembantu menggunakan pemukul dari kayu. Setiap pengakhiran harus terisi paving yang telah dipotong (menggunakan paver cutter).
5. Pengisian joint filler langsung dilakukan menggunakan pasir isi dengan spesifikasi sebagai berikut:
Persyaratan pasir isi yang biasa digunakan:
56 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan
Batas kandungan air pasir alas 6-8%, dan maks 1% untuk pasir pengisi. Pasir harus terbebas dari kandungan garam yang akan menyebabkan terjadinya efflorescence.
6. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat vibrator plate compactor, agar rata dan pasir isi dapat mengisi celah-celah antar paving tersebut. Ini dilakukan sebanyak 2putaran dengan arah yang berbeda.
7. Pengisian joint filler untuk ke 2 kali disertai dengan menyapu pasir pengisi celah dan pemadatan dilakukan sebanyak 2 putaran dengan arah yang berbeda untuk hasil yang maksimal.
57 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Peningkatan Jalan Lingkungan