453185 yet ty

Upload: agus-pekiing

Post on 08-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    1/8

    KOROSI LOGAM DI DALAM BEBERAPA MEDIA CAIR

    M.M.Yetty Tjandrawati1

    AbstractA study of corrosion on iron and aluminium in some liquid solutions has been

    done from thermodinamical and electrochemical point of view. The results show thatthere are different kinds of corrosion on iron and aluminium.

    Keywords: Corrosion, liquid solution

    1. Pendahuluan

    Logam seperti besi, aluminium dll sangat penting di dalam kehidupan modern sekarang ini,karena logam tersebut banyak digunakan di dalam industri ringan dan berat. Akan tetapi logamdapat bereaksi dengan bahan-bahan yang ada disekelilingnya, misalnya uap air, oksigen, asam dllsehingga logam akan mengalami kerusakan karena reaksi kimia dengan bahanbahan di atas.Reaksi antara logam besi dengan uap air akan menghasilkan karat (rust)yang merupakan suatureaksi kimia alamiah. Hasil reaksinya dapat dituliskan secara kimia sebagai Fe2O3.H2O atauoksida besi hidrat. Senyawa ini adalah salah satu dari senyawa besi di dalam bijih. Hasil reaksiantara besi dan oksigen yang berwarna coklat tersebut biasanya terdapat pada permukaan logambesi dan sifat fisisnya realtif keropos (porous)sehingga air dapat menembus hasil reaksi korositersebut. Air yang masuk melalui senyawa Fe2O3.H2O akan mengadakan reaksi kimia denganpermukaan besi, akibatnya terjadi lagi reaksi antara air dan lapisan logam besi yang lebih dalamlagi, demikian seterusnya sampai kelapisan yang lebih dalam lagi. Oleh karena itu karat besi dapatterjadi tidak hanya pada lapisan permukaan, akan tetapi juga dapat sampai pada lapisan yangcukup dalam.

    Reaksi korosi adalah reaksi kimia yang cukup lambat, akan tetapi hasil reaksinya sangatberpengaruh sekali terhadap kehidupan umat manusia, karena logam banyak digunakan di hampirdi semua sektor industri. Logam yang mengalami korosi akan rusak atau daya tahannya

    berkurang. Berkurangnya daya tahan logam yang digunakan di dalam industri sudah barang tentusangat berbahaya bagi lingkungan ataupun akan menurunkan produktivitas industri. Oleh karenaitu dibutuhkan cara atau metoda tertentu untuk mengurangi laju korosi di dalam suatu logam.

    Secara ekonomi diperkirakan sekitar 25 % dari logam-logam yang digunakan rusak akibatkorosi. Suatu angka yang sangat besar sekali. Oleh karena itu sangat menarik untukmendiskusikan tentang korosi logam besi, aluminium di dalam beberapa media seperti air, asamsulfat, nitrat dll, karena media ini sering digunakan di dalam industri.

    Makalah ini akan membicarakan korosi dari sudut elektrokimia dan termodinamika kimia.

    2. Teori

    Semua logam adalah hasil dari proses bahan alam yang berbentuk oksida atau dalambentuk garam ataupun senyawa lainnya yang diolah sedemikian rupa sampai menjadi logam.Proses membuat sesuatu logam tidak sama antara logam yang satu dengan logam lainnya.Secara umum proses untuk membuat logam dari bahan alam membutuhkan tenaga, baik berupalistrik dan panas serta bahan-bahan kimia. Oleh karena itu secara termodinamika kimia logammempunyai energi bebas G

    o yang lebih tinggi daripada G

    o bahan alam atau bahan dasarnya.

    Perbedaan energi bebas Go

    tersebut mengakibatkan logam akan cenderung menjadi bentukoksida logam atau garamnya karena secara alamiah energi bebas yang lebih rendah lebih stabilatau lebih alamiah daripada dalam bentuk logam. Proses perubahan logam menjadi oksida logam

    1Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    2/8

    2 SIGMA Vol. II, No.1, Januari 1999

    tersebut dinamakan korosi. Reaksi korosi logam adalah reaksi kimia yang spontan, artinya tidakditambahkan secara sengaja bahan kimia atau tenaga untuk reaksi oksidasi logam tersebut.Meskipun sebenarnya bahan kimia dan tenaga yang dimasukkan cukup besar tetapi hal tersebutberasal dari alam. Secara termodinamika kimia reaksi korosi dapat dirumuskan sebagai berikut ini.

    Go= G

    o(produk) - G

    o(hasil) (a)

    Go

    adalah energi bebas dalam keadaan standar, pada suhu 25o

    C dan tekanan 1 atm. danenergi bebas G

    o setiap unsur pada keadaan standar adalah nol. Oleh karena itu energi bebas

    dari oksida logam akan lebih kecil daripada nol.Untuk melihat reaksi korosi dari suatu logam L dengan oksigen dapat ditunjukkan dengan suatureaksi yang spontan seperti pada reaksi (1) di bawah ini,

    X L + Y/2 O2 Lx Oy ( 1 )

    Seperti sudah disebutkan di atas bahwa setiap unsur mempunyai Go= 0, maka logam hasil korosi

    Lx Oy mempunyai Go < 0, sehingga reaksi korosi logam L menghasilkan Lx Oy. Sudah barang

    tentu hasil korosi logam tidak hanya dalam bentuk oksida saja, bentuk senyawa hasil korosi jugacukup banyak, hasil korosi suatu logam sangat tergantung pada senyawa bahan-bahan yangdalam logam tersebut. Kalau suatu logam di sekelilingnya terdapat cukup banyak larutan asam,baik yang berasal dari reaksi antara gas SO2dan CO2dengan uap air, maka hasil reaksi keduagas tersebut dengan uap air akan menghasilkan asam. Asam ini kalau bereaksi dengan logam,

    maka hasil korosinya bukan sebagai oksida logam akan tetapi sebagai garam. Peristiwa reaksiantara larutan asam dengan logam juga dinamakan korosi. Oleh karena korosi itu sangat luaspengertiannya, secara umum dapat didefinisikan sebagai reaksi antara logam dengan bahan yangdisekelilingnya dan mengakibatkan logam tersebut menurun daya tahannya atau jumlah logamyang hilang dari sistim ke dalam sekelilingnya.

    Nilai energi bebas antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya tidak sama,perbedaannya adalah sangat besar tetapi adakalanya relatif kecil. Energi bebas antara senyawayang sama logam tetapi berbeda anionnya juga tidak sama. Untuk melihat beberapa nilai energibebas logam yang mengalami korosi secara oksidasi dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

    Tabel 1.Energi bebas beberapa oksida logam

    Oksida Go( kcal / mol)

    CuONiOZnOSnO2MgOFe2O3Al2O3

    -31,0-50,6-76,1

    -124,2-136,1-177,4-378,2

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    3/8

    Korosi Logam Besi dan Aluminium 3

    dari sudut termodinamika kimia semua logam di atas cenderung menjadi logam yang mudahmengalami korosi, bahkan aluminium pun juga akan mengalami korosi meskipun hanya denganadanya oksigen kalau dilihat dari sudut termodinamika. Secara termodinamika kimia logam-logamakan mengalami perubahan menjadi oksida logam karena dari sudut energinya lebih stabil. Akan

    tetapi nilai energi bebas logam di atas bukan menunjukkan laju korosi sesuatu logam meskipunnilai energi bebasnya sangat memungkinkan untuk itu. Misalnya, logam alumnium secaratermodinamika kimia akan lebih mudah terkorosi daripada besi karena nilai energi bebas oksidaaluminium lebih kecil daripada oksida besi. Akan tetapi di dalam kenyataannya logam besi lebihmudah mengalami korosi dibandingkan dengan logam aluminium. Masih ada faktor lain yangmenentukan laju korosi sesuatu logam tertentu, misalnya kinetika reaksinya dll. Sebelum logammenjadi oksida logam ataupun bentuk yang lainnya, secara kinetika kimia logam tersebut harusmencapai suatu titik aktivasi, setelah itu baru kemudian turun ke dalam bentuk oksida yangenerginya lebih rendah daripada yang semula. Untuk memudahkannya dapat dilihat pada gambar1 di bawah ini.

    Kompleks

    Logam

    Hasil Korosi

    Koordinat Reaksi

    Gambar 1.Perubahan logam menjadi oksida logam (hasil korosi)

    Dari gambar 1 di atas jelas terlihat bahwa logam mempuyai energi bebas yang lebih tinggidaripada oksida logam, akan tetapi sebelum mencapai oksida logam, logam harus melampauiterlebih dahulu bentuk kompleks yang energinya lebih tinggi daripada logam. Oleh karena itu nilaienergi bebas saja tidak dapat digunakan untuk menentukan laju korosi sesuatu logam.

    2. 1. Reaksi Korosi Secara Elektrokimia

    Semua logam di dalam Tabel 1 di atas akan mengalami reaksi oksidasi dengan oksigen di dalamkeadaan normal, bahkan masih banyak lagi logam logam yang akan mengalami oksidasi kalaubersentuhan dengan oksigen. Oksida logam yang terbentuk terdapat pada lapisan luar dari logam.Reaksi kimia antara logam dengan oksigen pada reaksi (1) di atas hanya menggambarkan reaksikimia secara keseluruhan dari suatu reaksi korosi, akan tetapi reaksi korosi adalah suatu reaksiyang terjadi kalau di dalam suatu logam terdapat dua buah elektroda yang mempunyai muatanberbeda. Perbedaan muatan tersebut karena di dalam logam tersebut terdapat dua atau lebihlogam yang tidak sama sebagai unsur takmurnian atau impurities. Logamlogam yang tidak samatersebut dapat bertindak sebagai anoda ataupun sebagai katoda tegantung pada jenis logamnya.

    E

    N

    E

    R

    G

    I

    B

    E

    B

    A

    S

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    4/8

    4 SIGMA Vol. II, No.1, Januari 1999

    Perbedaan jenis logam tersebut akan menghasilkan perbedaan potensial terhadap larutanelektrolit yang terdapat di antaranya. Jadi reaksi korosi adalah reaksi elektrokimia yang terdapat didalam suatu batang logam tertentu. Untuk jelasnya di bawah ini dituliskan reaksinya.

    L Ln+

    + n e-

    Reaksi ini terjadi pada anoda, anoda memproduksi kation L dan elektron, kemudian elektron

    tersebut akan mengalir ke katoda. Pada katoda terjadi reaksi reduksi dari logam/ion yangmempunyai muatan positif, reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut.

    2 H++ 2 e H2

    O2 + 2 H2O + 4 e 4(OH)-

    2 H2 + 2 e 2(OH)-+ H

    2

    Elektron yang dihasilkan oleh anoda akan mengalir melalui logam, sedangkan elektrolitnyamengakibatkan reaksi antara elektrokimia di atas.Jadi reaksi korosi dapat terjadi kalau di dalam suatu logam terdapat katoda, anoda dan elektrolit,serta aliran eksternal. Kalau salah satu dari komponen tersebut tidak terdapat di dalam suatulogam, maka tidak akan terjadi reaksi korosi. Misalnya kalau tidak terdapat uap air atau air didalam permukaan suatu logam besi, maka tidak akan terdapat reaksi korosi di dalam logam besitersebut. Demikian pula halnya, kalau di dalam besi yang sangat murni sekali, meskipun didalamnya terdapat cukup banyak air, maka tidak akan terjadi korosi di dalam logam besi tersebut.

    Unsur oksigen juga memegang peranan yang sangat penting di dalam proses besi menjadi oksidabesi.

    Jumlah logam atau besi yang mengalami korosi sama dengan jumlah besi yang larut kedalam elektrolit dan dapat diukur dengan menggunakan hukum Faraday untuk elektrolisa.Intensitas laju korosi logam pada permukaan anoda berbanding langsung dengan kerapatan arus

    anoda (anodic current density). Jumlah elektron yang dihasilkan oleh anoda akan sama denganjumlah elektron yang digunakan oleh katoda, oleh karena itu kalau proses yang terdapat di dalamanoda dan katoda berkurang, maka laju korosi yang terjadi juga akan berkurang. Untukmengurangi laju korosi dari sistim elektrokimia di atas dapat dilakukan dengan menambahkantahanan di dalam larutan elektrolitnya. Larutan elektrolit yang mempunyai konsentrasi lebih besarakan mempunyai daya hantar lebih besar pula akan tetapi tahanannya akan lebih kecil.Sebaliknya kalau konsentrasi larutan elektrolitnya semakin kecil, maka semakin besar pulatahanannya. Misalnya kalau larutan elektrolit digantikan dengan air murni, maka daya hantar

    elektronnya semakin kecil kalau dibandingkan dengan larutan asam atau air laut. Untuk melihatreaksi elektrokimia antara logam (besi) dengan asam dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

    Fe2+

    + 2e- 2H

    ++ 2e

    -H2 Fe

    2+ + 2e

    -

    Fe e-

    e-

    Fe

    Anoda Katoda Anoda

    Gambar 2.Korosi logam Fe di dalam suatu asam

    Pada gambar 2 di atas terlihat dengan jelas bahwa anoda menghasilkan elektron sedangkankatoda menggunakan elektron untuk menghasilkan gas H2. Gas hidrogen akan dilepaskan keudara, dan besi akan larut ke dalam asam dalam bentuk kation Fe

    2+. Reaksi keseluruhan dari

    korosi besi di dalam asam dapat dituliskan sebagai berikut ini.

    Fe Fe2+

    + 2e- (anoda)

    2H+ + 2e

    - H2 (katoda)

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    5/8

    Korosi Logam Besi dan Aluminium 5

    Fe + 2H+ Fe

    2+ + H2

    Suatu logam yang mengalami korosi seperti yang sudah disebutkan di atas di dalamnya terdapatreaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Hubungan antara reaksi reduksi dan oksidasi di atas kalaudinyatakan dengan rumus termodinamika kimia dengan elektrokimia, akan dinyatakan sebagaiberikut:

    Go

    = - n F Eo

    dengan ketentuan n = jumlah elektron yang terlibat di dalam reaksi korosi

    F = Tetapan Faraday, 1 mol elektron = 96.500 CoulombE = Potensial Standar sel.

    Sama halnya dengan tabel 1 di atas nilai potensial standar reduksi logam logam tidak sama satusama lain. Metoda ini menggunakan standar hidrogen sama dengan nol. Oleh karena itu adabeberapa logam mempunyai nilai yang lebih besar atau lebih kecil daripada hidrogen. Untukmelihat perbandingan kemampuan suatu logam melepaskan elektronnya dibandingkan denganhidrogen dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

    Tabel 2.Potensial Standar Reduksi dari beberapa logam dengan standar hidrogen

    Reaksi Eo, Volt

    Au 3+ + 3e-AuO2 + 4H

    ++ 4e

    -2H2O

    Ag+

    + e-Ag

    Cu2+

    + 2e-Cu

    2H+ + 2e

    - H

    2

    Sn2+

    + 2e- Sn

    Ni2+

    + 2e- Ni

    Fe2+

    + 2e-Fe

    Cr3+

    + 3e-Cr

    Zn2+

    + 2e- Zn

    Al3+

    + 3e- Al

    Mg2+

    + 2e-Mg

    1,501,230,800,340,00-0,14-0,24-0,47-0,73-0,76-1,68-2,36

    Seperti sudah disebutkan di atas bahwa laju korosi sangat tergantung pada banyak elektron yangdihasilkan oleh anoda dan kemudian digunakan oleh katoda selama proses korosi terjadi. Akantetapi, karena reaksi korosi adalah suatu reaksi yang sangat lambat, maka pengukuran seperti diatas tidak dapat dilakukan. Untuk mengukur laju korosi sesuatu logam dapat dilakukan denganmenggunakan rumus Tafel. Rumus ini menggambarkan antara potensial lebih atau Overpotentialdengan rapat arus, rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut

    = ab log jdengan ketentuan = potensial lebih atau overpotential

    a = tetapan

    b = kemiringan dari kurva Tafel, yang dibuat dari log j lawan .J = rapat arus atau arus (I) / luas elektroda.

    Kalau pada kesetimbangan nilai = 0, maka nilai arus pertukaran log jo = a / b, nilai tersebutmenggambarkan reaksi pada katoda dan anoda. Meskipun nilai arus pertukaran sama dengan nol,berarti bahwa arus katoda sama dengan arus anoda. Semakin kecil arus pertukaran, makasemakin besar pula potensial lebih yang harus digunakan agar terjadi arus yang mencolok.Nilia log jodari rumus Tafel tersebut menggambarkan arus korosi yang terukur secara instrumentaldan nilainya sama dengan arus korosi secara alamiah. Oleh karena itu dengan menggantibeberapa jenis larutan dan logam dapat ditentukan nilai log jo-nya, maka arus korosinya dapatditentukan.

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    6/8

    6 SIGMA Vol. II, No.1, Januari 1999

    2.2. Pembahasan

    Seperti sudah disebutkan di atas bahwa semua logam cenderung akan mengalami korosi,karena memang secara termodinamika kimia semua logam mempunyai energi bebas yang lebihbesar daripada bahan dasarnya. Titik kompleks dari perubahan logam menjadi oksida logam dapatterlampaui kalau ke dalam logam cukup banyak energi, bahan kimia yang ditambahkan oleh alam.

    Kalau lingkungan dari logam tersebut tidak memberikan bahan-bahan kimia dan energi, makareaksi korosi tidak akan terjadi atau titik kompleksnya tidak tercapai. Paling tidak titik kompleks dariperubahan tersebut di atas akan dicapai dalam waktu yang cukup lama. Akan tetapi karena alammemberikan bahan kimia terus menerus dan suhu yang cukup maka reaksi korosi secara alamiahtidak dapat dihindari. Akibat dari perubahan energi bebas logam yang tinggi menuju ke energibebas yang rendah, maka logam akan mengalami perubahan rumus kimia, baik dalam bentukoksida maupun dalam bentuk senyawa lainnya. Perubahan tersebut berakibat pada penurunandaya tahan logam, karena hasil oksidasi atau korosi tersebut keropos, maka sudah barang tentudaya tahannya akan berkurang.

    Hasil reaksi korosi besi dengan oksigen dan air sebenarnya tidak hanya menghasilkan satujenis senyawa oksida besi saja, beberapa senyawa hasil reaksi korosi adalah Fe2O3, Fe3O4 ,Fe(OH)2, Fe(OH)3dll. Hasilnya sangat tergantung pada pH larutan, konsentrasi oksigen dan uapair yang terdapat di dalam sistim korosinya. Kalau sepotong besi terdapat di dalam suatu sistim

    yang oksigennya sangat kurang, maka reaksi pada katoda akan berlangsung sebagai berikut2H

    + + 2e

    -H2

    H2O + 2e-2(OH)

    - + H2,

    kemudian kation besi (II) hasil dari anoda di atas akan bereaksi dengan (OH)-, reaksinya sebagai

    Fe2+

    + 2 (OH)-Fe(OH)2

    Akan tetapi kalau di dalam sistim tersebut terdapat cukup banyak gas oksigen, maka reaksinya2H2O + O2 + 4e

    - 4(OH)

    -

    Fe2+

    + 2(OH)- Fe(OH)

    2

    6Fe(OH)2 + O2 2H2O + 2Fe3O4. H2O

    4Fe(OH)2 + O2 2H2O + 2Fe2O3.H2OPerbedaan hasil reaksi korosi dari besi disebabkan oleh jumlah oksigen yang dapat bereaksidengan besi, perbedaan antara Fe3O4 dan Fe2O3 dapat dilihat dari warnanya. Senyawa Fe3O4berwarna hijau sedangkan senyawa Fe2O3 berwarna hitam, dengan melihat warna hasil korosi

    besi dapat diperkirakan oksigen yang turut bereaksi.Salah satu senyawa yang banyak logam mengalami korosi adalah SO2, senyawa ini dapat

    secara langsung bereaksi dengan besi dan dapat pula melalui hujan asam. Karena senyawa SO 2adalah salah satu gas yang banyak dibuang ke udara oleh industri ataupun oleh gunung berapi.Gas SO2 dapat larut di dalam air kemudian berubah menjadi asam sulfat, asam sulfat kemudianakan bereaksi dengan logam atau besi. Hasil reaksinya sebagian besi akan larut dan asam sulfatdapat masuk ke dalam besi yang paling dalam melalui pori-pori atau bagian yang retak dari besi.Secara kimia, reaksi antara besi dan gas SO2dapat dituliskan seperti di bawah ini

    Fe + SO2 + O2 FeSO44 FeSO4 + 6 H2O + O22 Fe2O3. H2O + 4 H2SO4

    4 H2SO4 + 4Fe + 2 O24 FeSO4 + 4 H2OMeskipun tidak ada uap air di sekitar logam atau besi akan tetapi kalau di sekeliling besi tersebutterdapat gas SO2, maka reaksi korosi tak dapat dihindari, karena reaksi antara besi dan gas SO 2

    dapat secara langsung terjadi.Gas SO2 sama sifatnya dengan gas NO2dan NO3dalam hal hujan asam, kedua gas ini seringdisebut sebagai gas NOX. Gas NOXjuga dapat larut di dalam air atau uap air kemudian bereaksidengan uap air dan menghasilkan hujan asam, yang secara kimia disebut sebagai HNO3. Asamnitrat ini sangat korosif , logamlogam yang bersentuhan dengan asam ini, akan menghasilkangas H2dan kation Fe

    2+, kelarutan besi di dalam larutan cair menjadi Fe

    2+disebut juga sebagai

    korosi. Disamping itu masih ada senyawa kimia yang cukup korosif terhadap logam dan banyakterdapat di alam yaitu larutan NaCl yang terdapat di laut. Oleh karena ukuran ion Cl yang cukupkecil, maka ion Cl dapat masuk ke dalam pori-pori logam dan bereaksi dengan atom logam di

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    7/8

    Korosi Logam Besi dan Aluminium 7

    bagian sebelah dalam suatu batangan logam. Akhirnya reaksi korosi bukan hanya terdapat dibagian luar saja tetapi juga sudah sampai ke bagian dalam. Akibatnya derajat korosinya jauh lebihtinggi daripada kalau korosi hanya terjadi pada bagian luar saja.Salah satu logam yang banyak dipakai di dalam industri selain besi adalah aluminium, logam inimempunyai sifat mekanik yang cukup kuat, tidak terlalu berat dan tahan terhadap korosi. Kalau

    melihat Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, logam alumnium termasuk salah satu logam yang mempunyaienergi bebas yang tinggi dan mempunyai potensial yang tinggi, sehingga secara umum dapatdikatakan bahwa aluminum pada akhirnya akan membentuk oksida aluminum akibat korosi. Akantetapi aluminium masih banyak dipakai untuk pesawat terbang dan untuk keperluan industrilainnya. Sebenarnya alumnium juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida logam, reaksidapat dituliskan sebagai berikut ini

    4 Al + 3 O2 2 Al2O3Setelah oksida aluminium tersebut terbentuk pada lapisan sebelah luar dari aluminium, maka Al2O3teresebut merupakan inhibitor untuk reaksi aluminium dengan oksigen selanjutnya sehingga reaksikatodik tidak akan terjadi. Senyawa Al2O3tersebut bentuknya isomorphic dengan aluminium logam,sehingga ada kesinambungan kristal antara lapisan pertama Al 2O3dengan aluminium logam.Disamping itu senyawa Al2O3 tidak larut di dalam air, maka Al2O3 merupakan inhibitor untukreaksi antara Al dengan air dan oksigen. Meskpiun senyawa Al2O3 yang dapat digunakan sebagai

    lapisan penghambat reaksi antara bahan kimia dari lingkungan ke aluminium, akan tetapi oleh ionCl dapat masuk ke struktur Al2O3 dan mengakibatkan kekosongan atau kekroposan di dalamlogam. Setelah ion Cl bereaksi dan memberikan akses untuk oksigen dan air bereaksi denganalumnium yang masih terlindungi oleh Al2O3, sehingga ahkirnya terjadi reaksi korosi di dalamalumnium, meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak.

    2.3. Eksperimen

    Dilakukan pengukuran laju korosi bebarapa logam, misalnya besi dan aluminium di dalammedia air, asam sulfat, nitrat dan air garam, karena ketiga media cair sangat banyak dijumpai didalam industri yang berhubungan langsung dengan logam-logam.

    2.4. Hasil dan Pembahasan

    Akan dibahas masalah laju korosi besi dan aluminum di dalam berbagai konsentrasinya.

    Juga akan dibahas masalah penangkalan korosi atau mengurangi korosi.

    3. Kesimpulan

    1. Logam besi dapat terkorosi secara alamiah kalau di sekelilingnya terdapat air, oksigen danunsur-unsur takmurnian (impurities) yang bertindak sebagai anoda dan katoda di dalammatriks besi.

    2. Hasil korosi besi dapat digunakan untuk memperkirakan besi terdapat di lingkungan yangbanyak mengandung oksigen atau sedikit oksigen.

    3. Gas SO2 sangat korosif baik melalui udara kering atau basah, sementara gas NOX sangatkorosif hanya melalui udara basah setelah berubah menjadi hujan asam.

    4. Logam aluminium juga sebenarnya dapat terkorosi secara alamiah, akan tetapi karena hasilkorosi A12O3dapat berubah menjadi inbitor untuk reaksi selanjutnya.

    5. Logam aluminium baik yang sudah terlapisi dengan A12O3 akan terkorosi kalau di dalam

    larutan yang mengandung ion khlorida.6. Untuk menghindari korosi logam dapat digunakan lapisan yang mengisolasi logam dengan

    gas oksigen dan air melalui pengecatan, dan lapisan tipis Cr2O3.

  • 7/22/2019 453185 Yet Ty

    8/8

    8 SIGMA Vol. II, No.1, Januari 1999

    Kepustakaan

    Snoeyink, V.L. and Jenkins, D. 1980. Water Chemistry. New York: John Wiley & Sons.

    Solorza, O. and Olivares, L. 1991. Experimental Demonstration of Corrosion Phenomena.

    Journal of Chemical Education, 68(2): 175177.

    --------. 1979. Corrosion: A Waste of Energy. Journal of Chemical Education, 56(10): 673674.

    Walker, R. 1982. The Corrosion and Preservation of Iron Antiques. Journal of Chemical

    Education, 59(11): 943947.

    M.M. YETTY TJANDRAWATILahir di Surabaya tanggal 2 Agustus 1953. Memperoleh gelar sarjana Kimia

    dari Universitas Gadjah Mada tahun 1994. Sejak tahun 1983 sampai 1994 menjadidosen pada Instiper dan sejak tahun 1995 sampai sekarang menjadi dosen padaFakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.