68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

70
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) B.4 Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Pusat B.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Tanah Abang B.4.1.1 Tujuan Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Tanah Abang merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. B.4.1.2 Kebijakan B.4.1.2.1 Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Tanah Abang, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : a. Sektor Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase III-47

Upload: teguh-heru-winarso

Post on 20-Jan-2017

287 views

Category:

Data & Analytics


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4 Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Pusat

B.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Tanah Abang

B.4.1.1 Tujuan

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Tanah Abang merupakan wujud pemanfaatan

ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar

sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil

identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka

tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang yaitu :

a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi

daya.

b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan

serta keserasian antar sektor.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan

ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang

bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang.

d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera

lahir dan batin

• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia

• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan

• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan

masyarakat.

f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam

mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

B.4.1.2 Kebijakan

B.4.1.2.1 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat

pengembangan yang ada di Kecamatan Tanah Abang, secara umum pengembangan

tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian

lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan

budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan

kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung

lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan

dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan

cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan

semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar

pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi

lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan

agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.

Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

a. Sektor Perumahan

Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian

yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain

sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.

Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.

b. Sektor Perdagangan dan Jasa

Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan

ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin

kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar

harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.

c. Sektor Fasilitas Umum

Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.

Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.

Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.

Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai

standar kecamatan.

d. Sektor Air Minum

Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan

jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang

melampaui batas harus dicegah.

e. Sektor Banjir dan Drainase

III-47

Page 2: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem

makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.

f. Sektor Utilitas Umum

Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik

serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi

strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam

perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.

g. Sektor Ruang Terbuka Hijau

Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang

kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati

masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan

individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum

pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

B.4.1.2.2 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun

nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya

membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai

prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang

cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan

hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

B.4.1.2.3 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.1.3 Strategi

Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang:

• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah

berkembang.

• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh

dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan

kumuh.

• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.

B.4.2 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Tanah Abang

Persebaran penduduk di Kecamatan Tanah Abang direncanakan mengarah ke wilayah utara,

timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan

wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun.

Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas

pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan

fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan

utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Tanah Abang diharapkan dapat

menampung penduduk sebanyak 475.770 jiwa pada tahun 2030.

Wilayah utara Kecamatan Tanah Abang diarahkan sebagai kawasan perdagangan n

perkantoran dengan skala pelayanan internasional. Sedangkan di wilayah selatan diarahkan

sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan sedang. Wilayah

Tabel 4.1Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan

No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa)

1 Gelora 55.1212 Bendungan Hilir 79.5653 Karet Tengsin 171.7524 Kebon Melati 54.4955 Petamburan 45.3396 Kebon Kacang 67.7187 Kampung Bali 1.780

Jumlah 475.770Sumber : Hasil Perhitungan, 2009

B.4.3 Rencana Struktur Ruang Tanah Abang

Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat

kegiatan pembentuk ruang kecamatan Tanah Abang hanya didasarkan kepada pusat kegiatan

premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng

adalah sebagai berikut.III-48

Page 3: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

A. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :

1) Pasar Tanah Abang Blok A dengan kegiatan perdagangan

2) Pasar Metro Tanah Abang dengan kegiatan perdagangan

3) Standar Chartered dengan kegiatan perkantoran dan jasa

4) Menara Bativia dengan kegiatan perkantoran dan jasa

5) Universitas Pasca Sarjana Sahid dengan kegiatan suka pendidikan

6) Sinar Mas dengan kegiatan perkantoran dan jasa

7) Sinar Harapan dengan kegiatan pernkantoran dan jasa

8) Hotel Milennium dengan kegiatan perkantoran dan jasa

9) Gedung Jaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa

10) Kedutaan UNO dengan kegiatan kantor pemerintah asing

11) Kedutaan Timor Leste dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

12) Hotel Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan dan jasa

13) Jakarta City Centre dengan kegiatan perdagangan dan jasa

14) Kantor Pusat BNI dengan kegiatan perkantoran dan jasa

15) Wisma BNI 46 dengan kegiatan perkantoran dan jasa

16) Hotel Shangrila dengan kegiatan perkantoran dan jasa

17) Universitas Multimedia Nusantara dengan kegiatan suka pendidikan

18) Artha Loka dengan kegiatan perkantoran dan jasa

19) Bank Muamalat dengan kegiatan perkantoran dan jasa

20) Citi Bank dengan kegiatan perkantoran dan jasa

21) Wisma Nugraha dengan kegiatan perkantoran dan jasa

22) Menara Davinci dengan kegiatan perkantoran dan jasa

23) Hotel Meridien Le dengan kegiatan perdagangan dan jasa

24) Hotel Sultan dengan kegiatan perdagangan dan jasa

25) Carefour dengan kegiatan perdagangan

26) Ratu Plaza dengan kegiatan perdagangan

27) Departemen Pendidikan Nasional dengan kegiatan kantor pemerintahan

28) Kedutaan Papua New Guinea dengan kantor pemerintahan asing

29) Senayan City dengan kegitan perkantoran dan jasa

30) STC dengan kegiatan perdagangan

31) Plaza Senayan dengan kegiatan perdagangan

32) Gelora Bung Karno dengan kegiatan penyempurna hijau rekreasi dan olahraga

33) Gedung MPR/DPR dengan kegiatan kantor pemerintahan

34) Badan Pemeriksa Keuangan dengan kegiatan kantor pemerintahan

35) Departemen Pemuda dan olah raga dengan kegiatan kantor pemerintahan

36) TVRI dengan kegiatan kantor pemerintahan

37) Taman Ria Senayan dengan kegiatan perdagangan dan jasa

38) Departemen Kehutanan Manggala Wanabakti dengan kegiatan kantor

pemerintahan

39) Dinas TPU dengan kegiatan kantor pemerintahan

40) Kampus Diklat LAN (STIA) dengan kegiatan suka pendidikan

B. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :

1) PAM Jaya dengan kegiatan kantor pemerintahan

2) Rumah Sakit TNI AL DR. Mintoharjo dengan kegiatan suka kesehatan

3) Pasar Benhil dengan kegiatan perdagangan

C. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :

1) Pasar Kambing yang terletak di jalan H. Sabeni dengan kegiatan perdagangan

2) Pasar Gandaria yang terletak di jalan kebon kacang 2 dengan kegiatan

perdagangan

B. 4.4 Rencana Transportasi Kecamatan Tanah Abang

Perencanaan jejaring transportasi dan tata air tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, akan

tetapi harus ditinjau dari skala makro tingkat kota, atau bahkan tingkat propinsi dan antar

propinsi.

Daya dukung jaringan transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban

permasalahan transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain:

- Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan system makro

- Pembangunan prasarana dan sarana angkutan masal : seperti kereta api dan bus besar

- Pengembangan jalur bus khusus (mass rapid transit)

- Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil

- Optimasi jaringan-jaringan jalan sesuai dengan fungsinya.

B.4.4.1 Jaringan Jalan

Rencana pengembangan jaringan jalan mencakup system jaringan jalan, simpang susun,

jalan laying, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki, dan jembatan penyeberangan.

III-49

Page 4: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

System jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang samapi dengan tahun 2030 direncanakan

sebagai berikut:

1. Jalan Arteri Primer

a. Jl. Jendral Gatot Subroto

b. Jl. Jendral Sudirman – Jl. MH. Thamrin

c. Jl. KH. Mas Mansyur

d. Jl. KS. Tubun

e. Jl. Asia – Afrika

f. Jl. Penjernihan – Jl. Pejompongan

g. Jl. Kebon Sirih

h. Jl. Palmerah Barat

2. Jalan Arteri Sekunder

a. Jl. Kebon Kacang Raya – Jl. Lontar

b. Jl. Fakhrudin

c. Jl. Gerbang Pemuda

d. Jl. Bendungan Hilir raya

e. Rencana jalan rel KA Tanah Abang – Kebayoran Lama – Jl. Petamburan

f. Rencana jalan sejajar rel KA Tanah Abang – Manggarai

g. Jl. KS. Tubun (ruas Jl. Brigjen Katamso kea rah pasar Tanah Abang) – Jl. Kebon

Jati

3. Jalan Kolektor Primer

a. Jl. Wahid Hasyim

b. Jl. Pintu Gelora 1

c. Jl. Patal Senayan

d. Jl. Bendungan Jati luhur – Jl. Bendungan Hilir 9

e. Jl. Petamburan 1 (ew Jl. HM. Sani)

f. Jl. Petamburan 4 (ex Jl. Istiqomah)

g. Rencana jalan sepanjang kali krukut (ruas Jl. Jendral Sudirman – Jl. Pejernihan)

h. Rencana jalan sisi timur pemakaman Petamburan

i. Rencana jalan sisi barat Waduk Melati

j. Jl. Teluk Betung – Jl. Kebon Kacang 30 – Jl. Kebon Kacang 33 – Jl. Taman

Kebon Sirih 3 – Jl. Taman Kebon Sirih 2 – Jl. Kebon Kacang 11

k. Jl. Karet Pasar Baru Barat 1

l. Jl. Pasar baru barat 4

m. Jl. Karet Pasar Baru Timurt 3

n. Jl. Karet pasar Baru Timur 5

o. Jl. Danau Tondano – Jl. Danau Limboto – Jl. Danau Gelinggang

B. 4.4.2 Rel Kereta Api

Angkutan kereta api diharapkan menjadi sarana angkutan umum utama tahun 2030, Rel

kereta api yang melewetai Kecamatan Tanah Abang menghubungkan Jakarta dengan

Merak. Dengan adanya pembangunan triple – decker (kombinasi jalan told an LRT/kereta

api ringan) koridor utara – selatan DKI Jakarta, maka di Kecamatan Tanah Abang

direncanakan dibangun stasiun LRT Palmerah, Kebon Kacang. Kebon Sirih. Stasiun Tanah

Abang bersama dengan stasiun kota direncanakan menjadi pusat interseksi dengan operasi

kereta api Jabotabek. Sementara itu, juga direncanakan subway / jalan kereta bawah tanah

Blok M – Kota yang melalui Kecamatan Tanah Abang dan diharapkan dapat beroperasi

tahun 2030.

B.4.4.3 Rencana Pelebaran Jalan

Seluruh wilayah Kecamatan Tanah Abang direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini

dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan

Tanah Abang dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Tanah

Abang cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas

jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.

Tabel 4.2Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Tanah Abang

Nama Jalan Fungsi JalanROW Eksisting

(m)

ROW Rencana

(m)Jl. Jendral Sudirman Jl. Arteri Primer 64 68Jl. Asia Afrika Jl. Arteri Sekunder 28 36Jl. Pintu Gelora 1 Jl. Kolektor Primer 18 26Jl. Gerbang Pemuda Jl. Arteri Sekunder 63 79Jl. Gatot Subroto Jl. Arteri Primer 63 79Jl. Pondok Pinang-

Pejompongan

Jl. Kolektor Primer 18

22Jl. Palmerah Selatan Jl. Arteri Sekunder 10 18Jl. Palmerah Barat Jl. Arteri Sekunder 16 30Jl. Palmerah Timur Jl. Arteri Sekunder 7 30Jl. Gelora Jl. Arteri Sekunder 15 26Jl. Gelora 1 Jl. Arteri Sekunder 16 20Jl. Palmerah Jl. Arteri Sekunder 16 30Jl. Pejompongan Jl. Arteri Sekunder 20 25Jl. Penjernihan Jl. Kolektor Primer 20 25Jl. Penjernihan 2 Jl. Kolektor Primer 9 17Jl. Administrasi Negara Jl. Kolektor Sekunder 13 15Jl. Danau Tendano Jl. Kolektor Sekunder 12 18Jl. Danau Toba Jl. Kolektor Sekunder 7 12Jl. Bendungan Hilir Jl. Kolektor Primer 15 17

III-50

Page 5: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Nama Jalan Fungsi JalanROW Eksisting

(m)

ROW Rencana

(m)Jl. Bendungan Jatiluhur Hilir Jl. Kolektor Primer 7 15Jl. TB Jati Luhur Jl. Kolektor Primer 6 11Jl. K.H Mansyur Jl. Arteri Sekunder 19 50Jl. Mesjid 1 Jl. Kolektor Primer 6 8Jl. Karet Pasar Baru Barat Jl. Arteri Sekunder 22 25Jl. Karet Pasar Baru Timur Jl. Arteri Sekunder 15 18Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Kolektor Primer 20 26Jl. Lontar Jl. Kolektor Primer 9 20Jl. H. Sabeni Jl. Kolektor Sekunder 7 15Jl. Kebon Jati Jl. Kolektor Primer 25 25Jl. KS. Tubun Jl. Arteri Sekunder 19 46Jl. Jati Baru Jl. Arteri Sekunder 35 38Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Arteri Sekunder 22 42Jl. Fachrudin Jl. Kolektor Primer 20 25Jl. Kebon Sirih Jl. Kolektor Primer 16 35

Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.4.4 Terminal Bis

Terminal bis makro/mikrolet di Kecamatan Tanah Abang terdapat di depan stasiun KA

Tanah Abang, merupakan stasiun angkutan dalam kota. Rencana pengembangan sampai

dengan tahun 2030 adalah tetap mempertahankan di lokasi tersebut, yaitu di Kelurahan

Kampung Bali.

B.4.5 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Tanah Abang

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

- Jejaring yang sudah ada

- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang

meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,

telekomunikasi dan air limbah.

B.4.5.1 Persampahan

Produksi buangan sampah di Kecamatan Tanah Abang sampai tahun 2030 diperhitungkan

sebesar 178.191,01 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing

kelurahan sebanyak satu unit

Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut:

− Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan

sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan

memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator

− Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

dilakukan dengan teknologi tepat guna

− Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

− Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk

kelingkungan yang padat penduduk

− Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya

dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai

Tabel 4.3Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Tanah Abang

No KelurahanPenduduk

(jiwa)

Asumsi Timbulan Sampah

(ltr/org/hari)

Timbulan Sampah (ltr/hari)

Timbulan Sampah (m3/hari)

1 Gelora 55.121 2.67 20.644,57 20,642 Bendungan Hilir 79.565 2.67 29.799,63 29,803 Karet Tengsin 171.752 2.67 64.326,59 64,334 Kebon Melati 54.495 2.67 20.410,11 20,415 Petamburan 45.339 2.67 16.980,90 16,986 Kebon Kacang 67.718 2.67 25.362,55 25,367 Kampung Bali 1.780 2.67 666,67 0,97

Jumlah 475.770 2.67 178.191,01 178,19Sumber : Hasil Rencana

B.4.5.2 Drainase dan Pengendali Banjir

Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut :

− Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari

kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan

pembuangan sampah)

− Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai

menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor

− Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air

− Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut:

III-51

Page 6: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau

sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran

segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah

dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran

segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong

Tabel 4.4Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Tanah Abang

Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m)

Kali Krukut 7-10 30Banjir Kanal Barat - 60

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.5.3 Limbah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan

Menteng ialah sebesar 6.895.217,39 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah

di Kecamatan Tanah Abang ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran

pembuangan air limbah makro yaitu Banjir Kanal Barat dan Kali Krukut.

Tabel 4.5Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Tanah Abang

No KelurahanPenduduk

(jiwa)Asumsi Sludge

(ltr/org/hari)

Timbulan Sludge (ltr/hari)

Timbulan Sludge

(m3/hari)

1 Gelora 55.121 0.069 798.855,07 798,862 Bendungan Hilir 79.565 0.069 1.153.115,94 1.153,123 Karet Tengsin 171.752 0.069 2.489.159,42 2.489,164 Kebon Melati 54.495 0.069 789.782,61 789,785 Petamburan 45.339 0.069 657.086,96 657,096 Kebon Kacang 67.718 0.069 981.420,29 981,427 Kampung Bali 1.780 0.069 25.797,10 25,80

Jumlah 475.770 0.069 6.895.217,39 6.895,22Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.5.3 Listrik

Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut

merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang

membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada

Kecamatan Tanah Abang dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan

sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

− Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada

− Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada

− Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel

PLN dengan kabel isolasi

− Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta

mempertimbangkan segi estetika lingkungan.

− jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan.

− Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

B.4.5.4 Rencana Jaringan Air Bersih

Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Tanah abang adalah sebesar 2.718,69

m3/hari. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi Pejompongan I – II dengan kapasitas

diatas 2000 1/detik. Rencana untuk tahun 2030, jaringan pipa air minum diarahkan untuk

memenuhi penambahan kebutuhan air bersih.

Tabel 4.6Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Tanaha Abang

No KelurahanPenduduk

(jiwa)

Asumsi Kebutuhan Air

Bersih (ltr/org/hari)

Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari)

Kebutuhan Air Bersih (m3/hari)

1 Gelora 55.121 175 314,98 0,132 Bendungan Hilir 79.565 175 454,66 0,453 Karet Tengsin 171.752 175 981,44 0,984 Kebon Melati 54.495 175 311,40 0,315 Petamburan 45.339 175 259,08 0,266 Kebon Kacang 67.718 175 386,96 0,397 Kampung Bali 1.780 175 10,17 0,01

Jumlah 475.770 175 2718,69 2,72Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.6 Rencana Pola Ruang Kecamatan Tanah Abang

Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Tanah Abang terbagi menjadi beberapa pemanfaatan

lahan, yaitu :

a. Pemanfaatan Lahan Perumahan

b. Pemanfaatan Lahan Perkantoran

c. Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

d. Pemanfaatan Lahan Penyempurna

B.46.1 Permukiman

III-52

Page 7: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan

wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 210,244 Ha.

Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan

lahan yaitu :

Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 1,53 Ha

Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 129,154 Ha

Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 25,257 Ha

Kawasan Perumahan Susun dengan pemanfaatan lahan seluas 35,88 Ha

Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 18,423 Ha

Rencana pemanfaatan wisma di Kecamatan Tanah Abang sampai dengan Tahun 2030,

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kecamatan

Tanah Abang, dan diharapkan rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut mampu

memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang menjadi lebih baik dan teratur.

Hal itu terlihat dengan terdapatnya perencanaan akan wisma susun taman dan wisma

susun, perencanaan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan

Tanah Abang khususnya pada wilayah – wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat

padat dan tidak teratur, serta perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun

tersebut dapat memberikan ruang yang lebih luas yang dapat digunakan sebagai taman

bermain atau tempat bersosialisasi masyrakat di tempat tersebut.

Selain itu rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut dapat menampung daya tampung

penduduk di Kecamatan Tanah Abang sampai Tahun 2030.

Tabel 4.7Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan

No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)Daya Tampung

Penduduk(jiwa/M2)

1 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 1,53 765

2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 129,154 19.0893 Kawasan Perumahan Susun Taman 25,257 112.253

4 Kawasan Perumahan Susun 35,88 394.1515 Kawasan Campuran Kecil 18,423 -

Total 210,244 414.118

Sumber : Hasil Analisa

B.4.6.2 Perdagangan dan Jasa

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan

Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua,

yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 297,212 Ha.

Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi

beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

- Kawasan Kantor Pemerintahan dengan pemanfaatan lahan seluas 65,81 Ha

- Kawasan Perkantoran Swasta dengan pemanfaatan lahan seluas 90,131 Ha

- Kawasan Perdagangan dengan pemanfaatan lahan seluas 141,169 Ha

- Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 0,02 Ha

Tabel 4.8Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan

No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Kawasan Kantor Pemerintahan 65,812 Kawasan Perkantoran Swasta 90,131

3 Kawasan Perdagangan 141,169

4 Kawasan Perkantoran Taman 0,02

Total 297,212Sumber: Hasil Analisa

B.4.6.3 Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan

Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial merupakan pemanfaatan lahan terbesar ketiga, yaitu

dengan pemanfaatan lahan seluas 52,593 Ha.

Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial, terbagi menjadi

beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

- Kawasan Pelayanan Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 19,03 Ha

- Kawasan Pelayanan Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 7,073 Ha

- Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 3,659 Ha

- Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 0,558 Ha

- Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas

12,788 Ha

- Kawasan Pelayanan Sosial Budaya dengan pemanfaatan lahan seluas 6,65 Ha

- Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 1,214 Ha

Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :

III-53

Page 8: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.9Pemanfaatan Lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial

No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Kawasan Pelayanan Umum Pendidikan 19,03

2 Kawasan Pelayanan Umum Kesehatan 7,073

3 Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah 3,659

4 Kawasan Pelayanan Umum 0,558

5Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olah Raga

12,788

6 Kawasan Pelayanan Sosial Budaya 6,65

7 Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota 1,214

Total 52,593

Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan

B.4.6.4 Ruang Terbuka Hijau

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan

Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan

lahan seluas 159,007Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi

menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

Kawasan Taman, Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas

125,997 Ha

Kawasan Pemakaman dengan pemanfaatan lahan seluas 33,01 Ha

Tabel 4.10Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna

No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)1 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 125,997

2 Kawasan Makam 33,01

Total 159,007Sumber: Hasil Analisa

B. 4.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Tanah Abang

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Tanah Abang terdiri dari

empat jenis fasilitas, yaitu :

− Fasilitas Pendidikan

− Fasilitas Kesehatan

− Fasilitas Peribadatan

− Fasilitas Olah Raga

B.4.7.1 Pendidikan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan

Tanah Abang, pada tahun 2030 Kecamatan Tanah Abang harus menyediakan 355 unit

fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian

219 unit TK, 109 unit SD, 18 unit SLTP, serta 9 unit SLTA

Tabel 4.11Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Tanah Abang

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

Daya Tampung

1 TK 55 3952 SD 128 1973 SLTP 38 334 SLTA 26 165 Diploma 4 1

Jumlah 251 642Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.7.2 Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Tanah

Abang, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya

belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga

tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai

pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan,

serta 9 unit apotik.

Tabel 4.12Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Tanah Abang

III-54

Page 9: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

Daya Tampung

1 Rumah Sakit 2 02 Puskesmas 12 23 Pos KB 90 164 Apotik 17 165 Lainnya 25

Jumlah 146 36Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.7.3 Peribadatan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Kecamatan Tanah Abang akan sarana peribadatan maka diperlukan

penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat

ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa

penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang

membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang

ada.

B.4.7.4 Olah Raga

Jumlah penduduk Kecamatan Tanah Abang berdasarkan daya tampung ialah sebesar

98.039 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas

olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada

tabel III-16, yaitu tempat bermain berjumlah 674 unit, lapangan olahraga atau lapangan

sepak bola berjumlah 164 unit, kolam renang berjumlah 16 unit, lapangan bulu tangkis

berjumlah 164, lapangan tenis berjumlah 164, dan lapangan bola voli berjumlah 164.

Tabel 4.13Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Tanah Abang

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

Daya Tampung

1 Lap. Sepak Bola 4 1642 Kolam Renang 3 163 Bulu Tangkis 59 1644 Tenis 11 1645 Bola Voli 19 1646 lainnya 15

Jumlah 111 674 Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.7.5 Pengendalian Bencana

Sistem pengendalian banjir di Kecamatan Tanah Abang meliputi :

Saluran Banjir Kanal/Kali Malang

Kali Grogol

Kali Cideng

Waduk Melati di Kelurahan Kebon Melati yang sekaligus dikembangkan sebagai

wisata air.

B.4.8 Kawasan Strategis Kecamatan Tanah Abang

Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Tanah Abang ditentukan berdasarkan peranan

dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan

kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta

Pusat khususnya Kecamatan Tanah Abang ditentukan sebagai kawasan strategis yang

diarahkan pada pengembangan kawasan Bendungan Hilir, Sabang, dan Cempaka Putih

sebagai kawasan perdagangan dan penunjang kegiatan jasa dan perkantoran;

B.4.9 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Tanah Abang

Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan

besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam

perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya

berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai

berikut :

1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6

2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai

dengan 2,4

3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai

dengan 3,5

4. Nilai KLB rata-rata 4,0

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan

bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan

industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan.

Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk

memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga

dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.

Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan

pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan

tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.

III-55

Page 10: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

f) Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

f) Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman 4

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan bangunan umum

c) Kawasan bangunan umum KDB rendah

d) Kawasan campuran

e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer

Baru Barat

Tabel 4.14Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan

Kecamatan Tanah Abang Tahun 2030

No Kelurahan Lokasi PeruntukanKetinggian

(lantai)KDB KLB

1 Gelora • Komplek olahraga senayan

• Lap. Golf, Jl. Asia Afrika-Kali Grogol

• Penyempurna hijau 1-2 60% <1,2

2 • Gelora Bendungan Hilir

• Parkir timur senayan

• Balai sidang senayan

• Perumahan pejompongan

• Kantor PDAM, lembaga farmasi TNI-AL

• RSAL, sekolah

• Kawasan taman 2 - 3 60% 1,6

3 Gelora • Jl. Palmerah Barat – Jl. Gelora – Jl. Jurangan – Kali Grogol

• Jl. Asia Afrika – Kali Grogol

• Kawasan Perkantoran

• Kawasan Campuran Kecil

• Kawasan Perumahan

• Kawasan Taman

3 - 4 60% 2,4

4 • Karet Tengsin

• Petamburan

• Kebon Melati

• Kebon Kacang

• Kampung Bali

• Jl. Penjernihan, kali Krukut, Banjir Kanal Barat

• Jl. Gatot Subroto, Jl. KS. Tubun, Kali Krukut rel KA

• Jl. KH. Mas Mansyur, Jl. Lontar, Jl. Jati bunder, rel KA

• Jl. KH. Mas Mansyur, Jl. Lontar, Jl. Kebon Jati

• Jl. KH. Wahid Hasyim, Jl. Kebon Kacang 11

• Jl. Kebon Jati, Jl. Fakhrudin, Jl. Abdul Muis, Jl. Jati Baru, rel KA

• Jl. Wahid hasyim, Jl. Kampunga bali 4, Jl. Kampung bali 33

• Kawasan Kantor Pemerintah

• Kawasan Hijau Binaan

• Kawasan Perumahan

• Kawasan Kantor Pemerintah

• Kawasan Perkantoran

• Kawasan Fasilitas Umum dan fasilitas social

• Kawasan Perkantoran

• Kawasan Campuran Kecil

• Kawasan Kantor Pemerintah

• Kawasan perkantoran

• Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social

• Kawasan perkantoran

• Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social

• Kawasan perumahan

• Kawasan campuran kecil

• Kawasan perkantoran

• Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social

4 - 8 55-60% 3

III-56

Page 11: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No Kelurahan Lokasi PeruntukanKetinggian

(lantai)KDB KLB

5 Gelora • Hotel atlet century park dan sekitarnya

• Perkantoran / pertokoan sentral senayan, Jl. Asia-Afrika

• Kawasan taman

• Kawasan perkantoran dan perdagangan

8-16 50-55% 3,5

6 Gelora • Kantor Depdikbud, Ratu Plaza, Panin Centre, Jl. Jendral Sudirman

• Kawasan kantor pemerintah

• Kawasan perkantoran

16-24 45-50% 4

7 • Gelora

• Bendungan hilir

• Karet Tengsin

• Kebon Melati

• Kebon Kacang

• Kampung Bali

• Jl. Asia Afrika, Jl. Gelora, Jl. Juraganan, Jl. Komplek PLN

• Jl. Jendral Sudirman, Jl. Bendungan Hilir

• Jl. Jendral Sudirman, Jl. KH. Mas Mansyur, kawasan segitiga manhattan

• Perumahan karet tengsin

• Jl. Jendral Sudirman, Jl. Karet Pasar Baru Timur

• Jl. KH. Mas mansyur, Jl. Kebon Kacang, Kali Cideng

• Jl. Fakhrudin, Jl. Abdul Muis, Jl. Kebon sirih, kali cideng

• Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social

• Kawasan hijau lindung

• Kawasan perkantoran

• Kawasan perumahan

• Kawasan campuran kecil

• Kawasan perkantoran

• Kawasan fasiitas umum dan fasilitas social

• Kawasan hijau lindung

• Kawasan perumahan

• Kawasan perkantoran

• Kawasan perumahan

• Kawasan perumahan

• Kawasan campuran kecil

• Kawasan perkantoran

• Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social

• Kawasan campuran kecil

• Kawasan perkantoran

32 40%

8 • Gelora

• Bendungan Hilir

• Hotel Sultan Jakarta

• Jl. Gatot Subroto, Jl. Jendral Sudriman, Jl. Bendungan Hilir, Jl. Taman Bendungan Jati luhur

• Kawasan Taman

• Kawasan perumahan

• Kawasan perkantoran

• Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial

>32

>32

20%

40%

>5

>5

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

B.4.10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Menteng

B.4.10.1 Tujuan

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Menteng merupakan wujud pemanfaatan

ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar

sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil

identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka

tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng yaitu :

a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan

budi daya.

b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah

kecamatan serta keserasian antar sektor.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi

pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan

pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan

Jatinegara.

d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera lahir

dan batin

• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia

• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan

• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan

masyarakat.

f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar

dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

4.10.2 Kebijakan

4.10.2.1 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat

pengembangan yang ada di Kecamatan Menteng, secara umum pengembangan tersebut

berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian

lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan

budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan

kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi III-57

Page 12: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung

lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan

dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan

cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan

semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar

pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi

lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan

agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.

Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

a. Perumahan

Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian

yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain

sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.

Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.

b. Sektor Perdagangan dan Jasa

Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan

ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin

kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar

harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.

c. Sektor Fasilitas Umum

Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.

Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.

Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.

Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai

standar kecamatan.

d. Sektor Air Minum

Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan

jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang

melampaui batas harus dicegah.

e. Sektor Banjir dan Drainase

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem

makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.

f. Sektor Utilitas Umum

Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik

serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi

strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam

perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.

g. Sektor Ruang Terbuka Hijau

Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang

kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati

masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan

individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum

pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

4.10.2.2 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun

nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya

membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai

prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang

cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan

hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

4.10.2.3 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

4.10.3 Strategi

Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng :

• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah

berkembang.

• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan

membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

III-58

Page 13: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di

bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh.

• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.

B.4.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Menteng

Persebaran penduduk di Kecamatan Menteng direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur,

dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma

dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan

masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya

sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya,

kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana,

dan prasarana yang baik. Kecamatan Menteng diharapkan dapat menampung penduduk

sebanyak 98.039 jiwa pada tahun 2030.

Wilayah Selatan Kecamatan Menteng diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah

yang lebih besar dari pada wilayah utara. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng yaitu beberapa

bagian Kelurahan Kebon Sirih diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan

rendah, sedangkan untuk wilayah Selatan dan Pusat Kecamatan Menteng, yaitu Kelurahan

Menteng dan Kelurahan Gondangdia yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan

kepadatan sedang. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang

pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di

kedua kecamatan tersebut.

Tabel 4.15DAYA TAMPUNG PENDUDUK PER KELURAHAN

No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa/m2)

1 Menteng 972,14

2 Pegangsaan 415,50

3 Cikini 307,51

4 Gondang Dia 445,24

5 Kebon Sirih 42.531,83

Jumlah 44.672,22Sumber : Hasil Perhitungan, 2009

B.4.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Menteng

Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat

kegiatan pembentuk ruang kecamatan Menteng hanya didasarkan kepada pusat kegiatan

premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng

adalah sebagai berikut.

1. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :

a. Plaza Indonesia yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan

perdagangan

b. Grand Hyatt yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan perdagangan

c. Plaza EX dengan kegiatan perdagangan

d. Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan

e. Hotel Indonesia dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan

f. Hotel Mandarin dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan

g. Kedutaan Inggris dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

h. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

i. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

j. Kedutaan Jerman dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

k. The City of Tower dengan kegiatan kantor pemerintahan asing

l. Universita Indonusa dengan kegiatan suka pendidikan

m. Kawasan Wisata malam yang terletak di jalan Jaksa dengan kegiatan

perdagangan

n. Kawasan wisata Sabang dengan kegiatan perdagangan

o. Universitas Bina Manajemen dengan kegiatan suka pendidikan

p. Taman Ismail Marzuki dengan kegiatan suka social budaya

q. Rumah Sakit PGI Cikini dengan kegiatan suka kesehatan

r. Gedung Perintis dan Monumen Proklamator dengan kegiatan suka social budaya

s. Kantor Bappenas dengan kegiatan kantor pemerintahan

2. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Menteng antara lain adalah :

a. Plaza Menteng dengan kegiatan perdagangan

b. Plaza Keris dengan kegiatan perdagangan

c. Hero dengan kegiatan perdagangan

d. Artha Graha dengan kegiatan perkantoran dan jasa

e. Balai Budaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa

f. Bank Mandiri dengan kegiatan perkantoran dan jasa

3. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :

a. Stasiun Cikini dengan kegiatan sarana trnsportasi kecamatan

III-59

Page 14: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

b. Stasiun Gondangdia dengan kegiatan sarana transportasi kecamatan

B.4.13 Rencana Transportasi Kecamatan Menteng

Rencana transportasi di Kecamatan Menteng melipui rencana pembangunan jaringan jalan

mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Menteng sampai

dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :

Seluruh wilayah Kecamatan Menteng direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini

dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan

Menteng dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Menteng cukup

melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan

pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.

Tabel 4.16Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Menteng

Nama Jalan Fungsi JalanROW Eksisting

(m)ROW Rencana

(m)

Jl. Proklamasi Jl. Kolektor Primer 12 24Jl. Sultan Agung Jl. Arteri Sekunder 25 25Jl. Latuharhari Jl. Kolektor Primer 18 18Jl. Imam Bonjol Jl. Arteri Sekunder 30 30Jl. MH. Thamrin Jl. Arteri Primer 40 46Jl. HOS Cokroaminoto Jl. Arteri Sekunder 25 29Jl. Sultan Syahrir Jl. Arteri Sekunder 8 13.5Jl. Moh. Yamin Jl. Arteri Sekunder 8 13.5Jl. Yusuf Adiwinata Jl. Kolektor Primer 9 18Jl. H Agus Salim Jl. Kolektor Primer 9 17Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Kolektor Primer 15 26Jl. Kebon Sirih Raya Jl. Arteri Sekunder 25 50Jl. Teuku Umar Jl. Kolektor Primer 22 25Jl. Sam Ratulangi Jl. Kolektor Primer 14 18Jl. Cut Meutia Jl. Kolektor Primer 13 18Jl. Cikini Raya Jl. Arteri Sekunder 12 36Jl. Menteng Raya Jl. Kolektor Primer 15 47Jl. Soeroso Jl. Kolektor Primer 12 14Jl. Raden Saleh Jl. Kolektor Primer 9 24Jl. AA. Kali Pasir Jl. Kolektor Primer 7 15Jl. Suwiryo Jl. Kolektor Primer 12 12Jl. Kusuma Atmaja Jl. Kolektor Primer 9 12Jl. Diponogoro Jl. Arteri Sekunder 14 20Tambak Jl. Kolektor Primer 22 22

Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Menteng

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

- Jejaring yang sudah ada

- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang

meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,

telekomunikasi dan air limbah.

B.4.14.1 Persampahan

Produksi buangan sampah di Kecamatan Menteng sampai tahun 2030 diperhitungkan

sebesar 119.274,83 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing

kelurahan sebanyak satu unit, Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Menteng

adalah sebagai berikut:

− Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan

sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan

memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator

− Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

dilakukan dengan teknologi tepat guna

− Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

− Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk

kelingkungan yang padat penduduk

− Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya

dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai

Tabel 4.17JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KECAMATAN MENTENG

No KelurahanPenduduk

(jiwa)

Asumsi Timbulan Sampah

(ltr/org/hari)

Timbulan Sampah (ltr/hari)

Timbulan Sampah (m3/hari)

1 Menteng 972,14 2.67 5.595,61 5.595612 Pegangsaan 415,50 2.67 1.109,39 1.109393 Cikini 307,51 2.67 821,05 0.821054 Gondang Dia 445,24 2.67 1.188,79 1.188795 Kebon Sirih 42.531,83 2.67 113.559,99 113.56

Jumlah 44.672,22 119.274,83 119.2748Sumber : Hasil Perhitungan 2009

III-60

Page 15: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.14.2 Drainase dan Pengendali Banjir

Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut :

− Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari

kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan

pembuangan sampah);

− Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai

menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor;

− Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan

air;

− Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir.

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, yaitu Saluran

primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai

yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi

empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan

mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi

empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong

Tabel 4.18Rencana Pelebaran Sistem Drainase

Kecamatan MentengNama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m)

Kali Baru Barat 5-7 10Banjir Kanal Barat - 60

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.14.3 Limbah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan

Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di

Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan

air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut.

B.4.14.4 Listrik

Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut

merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang

membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada

Kecamatan Menteng dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar.

Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada

2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada

3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel

PLN dengan kabel isolasi

4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta

mempertimbangkan segi estetika lingkungan

5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan

pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah

6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

eksisting 2008 belum terlayani listrik

B.4.14.5 Rencana Jaringan Air Bersih

Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Menteng adalah sebesar

7.817.638,50 lt/hari.

Tabel 4.19JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH KECAMATAN MENTENG

No KelurahanPenduduk

(jiwa)

Asumsi Kebutuhan Air

Bersih (ltr/org/hari)

Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari)

Kebutuhan Air Bersih (m3/hari)

1 Menteng 972,14 175 170.124,50 170.12452 Pegangsaan 415,50 175 72.712,50 72.71253 Cikini 307,51 175 53.814,25 53.814254 Gondang Dia 445,24 175 77.917,00 77.9175 Kebon Sirih 42.531,83 175 7.443.070,25 7443.07

Jumlah 44.672,22 7.817.638,50 7817.639Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.14.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk,

septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali

Krukut. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di

Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari.

B.4.15 Rencana Pola Ruang Kecamatan Menteng

Rencana pola ruang di Kecamatan Menteng tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting 2007.

Kecamatan Menteng sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang dilengkapi

dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman.

III-61

Page 16: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.15.1 Permukiman

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan wisma

yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 265,14 Ha.

Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

- Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas 12,08 Ha

- Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 205,66 Ha

- Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 40,06 Ha

- Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 6.63 Ha

- Kawasan Perumahan Susun Taman dengan penggunaan lahan seluas 0,70 Ha

Tabel 4.20

Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan

No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah 12,08

2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 205,66

3 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 40,06

4 Kawasan Perumahan Susun 6,63

5 Kawasan Perumahan Susun Taman 0,70

Total 265,14Sumber : Hasil Analisa

B.4.15.2 Perdagangan dan Jasa

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan kawasan

perkantoran dan perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan

pemanfaatan lahan seluas 122.05 Ha.

Rencana pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan, terbagi menjadi

beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

- Kawasan Perkantoran Pemerintah dengan penggunaan lahan seluas 11,16 Ha

- Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 95,27 Ha

- Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 144.721 Ha

- Kawasan Perkantoran Taman dengan penggunaan lahan seluas 2,41 Ha

Tabel 4.21

Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan

No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Kawasan Perkantoran Pemerintah 11,16

2 Kawasan Perdagangan 95,27

3 Kawasan Perkantoran Swasta 144.721

4 Kawasan Perkantoran Taman 2,41

Total 144.829,83Sumber: Hasil Analisa

4.15.3 Ruang Terbuka Hijau

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan Kawasan

Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas

25.90 Ha.

Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan

lahan yaitu :

- Kawasan Penyempurna Hutan Lindung dengan pemanfaatan lahan seluas 6,13 Ha

- Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 9,16 Ha

- Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 18,07 Ha

Tabel 4.22

Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna

No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)1 Kawasan Penyempurna Hutan Lindung 6,132 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 9,163 Kawasan Taman 18,07

Total 33,37Sumber: Hasil Analisa

B.4.16 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Menteng

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Menteng terdiri dari empat

jenis fasilitas, yaitu :

− Fasilitas Pendidikan

− Fasilitas Kesehatan

− Fasilitas Peribadatan

− Fasilitas Olah Raga

III-62

Page 17: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.16.1 Pendidikan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan

Menteng, pada tahun 2030 Kecamatan Menteng harus menyediakan 128 unit fasilitas

pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 78 unit

TK, 39 unit SD, 7 unit SLTP, serta 3 unit SLTA

Tabel 4.23

Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Menteng

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

Daya Tampung

1 TK 27 782 SD 26 393 SLTP 16 74 SLTA 14 35 Diploma 10 06 Universitas 3 0

Jumlah 96 128Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.2 Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Menteng,

terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum

memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun

2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9

unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik.

Tabel 4.24

Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Menteng

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

Daya Tampung

1 Rumah Sakit 8 02 Rumah Bersalin 10 33 Poliklinik 10 34 Puskesmas 5 35 Posyandu 39 36. Apotek 14 3

Jumlah 86 17Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.3 Peribadatan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Kecamatan Menteng akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan

fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya

untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk.

Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan

fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada.

Tabel 4.25Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Menteng

No Jenis FasilitasEksisting

2006

KebutuhanDaya

Tampung1 Mesjid 35 32 Musholla 52 333 Gereja Kristen 16 24 Gereja Katolik 2 25 Pura - 26 Vihara - 27 Kelenteng - 2

Jumlah 105 45Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.4 Olah Raga

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk

memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Menteng

perlu menyediakan 36 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang

terbuka sebagai area bermain atau jogging.

Tabel 4.26Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Menteng

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

Daya Tampung

1 Sepak Bola 4

33

2 Bola Voly 53 Bulu Tangkis 54 Bola Basket 45 Lapangan Tenis 26 Tenis Meja 57 Kolam renang 1 3

Jumlah 26 36Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.5 Pengendalian Bencana

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Menteng direncanakan

beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa :

1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.

2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.

III-63

Page 18: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.

5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B.4.17 Kawasan Strategis Kecamatan Menteng

Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Menteng ditentukan berdasarkan peranan dan

fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota.

Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat

khususnya Kecamatan Menteng ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada

pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan

pengembangan kesenian dan kebudayaan.

B.4.18 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Menteng

Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan

besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam

perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya

berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai

berikut :

- Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6

- Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai

dengan 2,4

- Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai

dengan 3,5

- Nilai KLB rata-rata 4,0

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan

bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan

industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan.

Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk

memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga

dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.

Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan

pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan

tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.

KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

f) Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

f) Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman 4

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan bangunan umum

c) Kawasan bangunan umum KDB rendah

d) Kawasan campuran

e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer

Baru Barat

III-64

Page 19: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.27Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan

Kecamatan Menteng Tahun 2030

No Lokasi PeruntukanKetinggian maks

(lantai)KDB(%)

KLB(%)

1 Jl. MH. Thamrin - Kawasan Perkantoran- Kawasan Perdagangan

60 50 5,0

2 JL. Kebon Sirih - Kawasan Perkantoran- Kawasan Perdagangan

60 50 5,0

3 Jl. KH. Agus Salim - Kawasan Perkantoran 60 50 5,04 Jl. KH. Wahid Hasyim - Kawasan Perkantoran 16 50 3,55 Jl. Srikaya - Kawasan Perdagangan 8 55 3,06 Jl. Cut Nya Dien - Kawasan Perkantoran 4 60 2,47 Jl. Gondangdia Lama - Kawasan Perdagangan 8 55 3,08 Jl. Menteng Raya - Kawasan Perkantoran 8 55 3,09 Jl. Cikini - Kawasan Perdagangan 16 50 3,5

10 Jl. Probolinggo - Kawasan Perdagangan 8 55 3,011 Jl. Pegangsaan - Kawasan Perkantoran 8 55 3,012 Jl. Pegangsaan - Kawasan Campuran

Kecil4 60 2,4

13 Jl. Pegangsaan - Kawasan Kantor Pemerintah

4 60 2,4

14 Jl. Anyer - Kawasan Perdagangan 4 60 2,415 Jl. Anyer - Kawasan fasilitas

umum dan fasilitas sosial

4 20 0.8

16 Jl. Jl. Raden Saleh - Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial

4 50 2,0

17 Jl. Cikini - Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial

8 55 3,0

18 Jl. Yusuf Adwinata - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

19 Jl. HOS. Cokroaminoto

- Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

20 Jl. Teuku Umar - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

21 Jl. Imam Bonjol - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

22 Jl. Cimahi - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

23 Jl. Madiun - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

24 Jl. Taman Suropati - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

25 Jl. Syamratulangi - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang

2 60 1,2

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

B.4.19 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Senen

B.4.19.1 Tujuan

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Senen merupakan wujud pemanfaatan

ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar

sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil

identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka

tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Senen yaitu :

a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan

budi daya.

b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah

kecamatan serta keserasian antar sektor.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi

pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan

pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan

Senen.

d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan

batin

• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia

• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan

• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan

masyarakat.

f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar

dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

B.4.19.2 Kebijakan

Wilayah perencanaan Kecamatan Senen berada di Wilayah Pengembangan Pusat, dimana

karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan menengah ke bawah.

Sebagian besar penduduk Kecamatan Senen berkarya di luar Kecamatan Senen.

III-65

Page 20: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kebijakasanaan umum Kecamatan Senen adalah meningkatkan lingkungan melalui

perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur

dengan potensi lahan yang tinggi.

Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari

upaya persiapan reorientasi terhadap sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program

pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini

dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air

sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai.

Perumahan

Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada pembangunan vertikal untuk wilayah yang

belum terbangun. Sedangkan pembangunan perumahan horizontal untuk masa mendatang

dibatasi.Sektor Perdagangan dan Jasa

Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan.

Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor

keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang

memadai.

Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.

Sektor Fasilitas Umum

Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.

Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.

Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.

Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai

standar kecamatan.

Sektor Air Minum

Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan

jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.

Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.

Sektor Utilitas Umum

Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik

serta lampu-lampu penerangan jalan.

Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.

Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan

pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.

Sektor Ruang Terbuka Hijau

Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali

dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.

Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui

program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar

badan jalan) arteri dan kolektor.

B.4.19.3 Strategi

B.4.19.3.1 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat

pengembangan yang ada di Kecamatan Senen, secara umum pengembangan tersebut

berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian

lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan

budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah merupakan kawasan yang mempunyai

arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan

perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk

atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan

kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai

dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan

tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan

perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan

terjaga dan tidak menjadi homogen.

B.4.19.3.2 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Sektor strategis yang dapat dikembangkan di Kecamatan Senen ialah sektor

perdagangan dan jasa. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional

maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Kawasan ini memiliki prospek ekonomi

yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

III-66

Page 21: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan

B.4.19.3.3 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.20 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Senen

Ditinjau dari kondisi kependudukannya, Kecamatan Senen dilakukan arahan penduduk yang

akan ditampung dengan kebijakan menggunakan daya tampung optimum dengan menekan

tingkat pertumbuhan penduduk (migrasi). Arahan kepadatan penduduk menyesuaikan dengan

pola ruang yang ada. Untuk menciptakan kondisi yang ideal serta sesuai dengan daya dukung

lingkungan, maka digunakan perhitungan daya tampung penduduk. Perhitungan ini

berdasarkan pada luas fungsi wisma yang direncanakan, KDB, dan ketinggian bangunan.

Standar luas kavling rumah di Kecamatan Senen yang digunakan adalah 600 m2 untuk rumah

besar, 300 m2 untuk rumah sedang, 60 m2 untuk rumah kecil. Standar ini ditentukan

berdasarkan kondisi eksisting di Kecamatan Senen yang sebagian besar merupakan bangunan

rumah dengan luas kavling tersebut. Selain itu luasan tersebut akan dapat mencukupi

kebutuhan Kecamatan Senen akan permukiman dengan kondisi yang layak huni.

Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan diatas menunjukkan bahwa dengan

menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung

penduduk ideal Kecamatan Senen adalah sebanyak 101.093 jiwa. Jika dilakukan perbandingan

antara jumlah daya tampung dengan jumlah penduduk eksisting tahun 2006 yaitu sebesar

100.430 jiwa, maka diketahui jumlah penduduk Kecamatan Senen hanya bertambah sedikit. Hal

ini dikarenakan di Kecamatan Senen telah padat penduduk sehingga pembangunan perumahan

dilakukan secara vertical. Dengan pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan

di masa mendatang, Kecamatan Senen perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah

penduduk tidak akan bertambah, dan mengalami kelebihan daya tampung wilayah yang telah

direncanakan sampai jangka waktu tahun 2030.

Tabel 4.28Analisis Daya Tampung Penduduk

Kecamatan Senen Tahun 2030

No Kelurahan Penduduk ( jiwa) Daya Tampung 2030

1 2 3 41 Kenari 8.380 02 Paseban 21.123 50.5913 Kramat 25.135 13.3204 Kwitang 16.664 18.6945 Senen 6.115 06 Bungur 23.013 18.488

Jumlah 100.430 101.093Sumber : Hasil Analisis

B.4.21 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Senen

Konsep struktur ruang kota eksisting Kecamatan Senen tetap mempertahankan pola kompak

pada kawasan Pasar Senen dan memanjang/ribbon. Pola kompak memanjang/ ribbon ini

terbentuk pada sepanjang jaringan jalan terutama pada jalan-jalan utama seperti Jalan Kramat

Raya dan Jalan Kwitang hingga Jalan Letjen Suprapto. Pola jaringan jalan yang ada membentuk

jaringan jalan linier. Dengan pola jaringan jalan tersebut maka lokasi fungsi-fungsi penting

pembentuk ruang kota berada di sepanjang jalan utama.

Kegiatan perdagangan dan perkantoran dikembangkan pada jalan utama mengingat lokasinya

yang sangat strategis. Lingkup layanannya sendiri adalah pada tingkat provinsi dengan pusat

kegiatan pada wilayah kawasan perdagangan Pasar Senen dan segitiga Senen. Sedangkan

pusat kegiatan lainnya adalah kawasan perdagangan dan perkantoran di sepanjang Jalan

Kramat Raya dan Jalan Kwitang. Kedua pusat kegiatan tersebut merupakan fungsi kegiatan

primer yang keberadaannya akan memicu perkembangan wilayah lainnya. Lokasinya sangat

tepat dikarenakan berada di jalan utama dan lokasinya sangat strategis sehingga mudah

dijangkau dari seluruh penjuru Kecamatan Senen maupun wilayah lain dikarenakan tersedia

angkutan umum seperti kereta api dan busway.

Kegiatan perdagangan pada skala yang lebih kecil berkembang pada ruas jalan lainnya. Skala

perdagangan yang berkembang tersebut adalah tingkat kecamatan maupun tingkat lingkungan

III-67

Page 22: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

sehingga merupakan fungsi kegiatan sekunder yang melayani penduduk Kecamatan Senen dan

sekitarnya pada lingkup yang kecil.

Tabel 4.29

Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kecamatan Senen

No Lokasi Fungsi Keterangan Skala

1 Jln Kramat Raya Perguruan tinggi

UI Salemba, UPI-YAI, Universitas Gunadarma, Universitas Kristen Indonesia Fakultas Isipol, Universitas Nasional Fakultas Hukum, STIK St Carolus, STIE-STMIK Jayakarta, STIE Gotong Royong

Nasional / Primer

2Jln Senen Raya, Jln Kramat Bunder

Perdagangan dan terminal

Segitiga Senen, Pasar Senen, Terminal Bus & Stasiun Kereta Api (Kawasan UDGL)

Nasional / Primer

3Kawasan Jln Kwitang

Perdagangan dan perkantoran

Kawasan perdagangan dan perkantoran yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. (Bank Artha Graha, Bank Niaga, Toko Gunung Agung)

Provinsi / sekunder

4 Jln Sungai BesarPerdagangan dan perkantoran

Kawasan perdagangan dan perkantoran yang dikembangkan di kawasan UDGL

Provinsi / sekunder

5 Jln Kramat Pulo PerdaganganRencana dikembangkan komplek perdagangan

Kota / Tersier

6Kawasan Jln Kramat Raya

Perdagangan dan perkantoran

Kawasan perdagangan yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. (Pasar Kenari, BNI, BRI, Bank Mandiri, PT Pantja Niaga, Hotel Atlantik, Hotel The Acacia, Wisma Salemba)

Kota / Tersier

7Jln Kramat Sawah Dalam

Perdagangan Kawasan perdagangan yang baruKota / Tersier

8Jln Salemba Tengah

PerdaganganKawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon.

Kota / Tersier

9Jln Kramat Sentiong

PerdaganganKawasan perdagangan skala kecamatan yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon.

Kecamatan / Sub Tersier

B.4.22 Rencana Transportasi Kecamatan Senen

Perencanaan transportasi tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, tetapi harus dilihat dari skala

makro tingkat kota,atau bahkan tingkat propinsi dan antar propinsi. Daya dukung jejaring

transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban permasalahan

transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain:

• Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan sistem makro.

• Pengembangan prasarana dan sarana angkutan massal : kereta api dan bus.

• Pengembangan jalur bus khusus.

• Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil

• Optimasi jaringan – jaringan jalan sesuai dengan fungsinya.

• Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, jalan layang, fasilitas pejalan kaki dan

jembatan penyeberangan.

B.4.22.1 Rencana Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan

• Jalan Letjen Suprapto hingga Jalan Kwitang

Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan

perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat

pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga

kenyamanan berkendara.

• Jalan Kramat Raya hingga Jalan Gunung Sahari

Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan

perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat

pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga

kenyamanan berkendara.

• Jalan kolektor

Perbaikan jalan kolektor harus dilakuka mengingat kondisi eksisiting jalan saat ini banyak

yang berlubang – lubang.

B.4.22.2 Rencana Pembangunan Jalan Kereta Api

• Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda

Sebagai fungsi stasiun kereta api yang terintegrasi dengan halte busway dan terminal

bus. Kondisi saat ini masih berdiri sendiri – sendiri tidak terintegrasi.

B.4.23 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Senen

Pengembangan jejaring utilitas dalam wilayah Kecamatan Senen memperhatikan hal – hal

berikut:

• Jejaring yang sudah ada

• Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas dilakukan dengan :

• Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

• Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

• Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

III-68

Page 23: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.23.1 Persampahan

Perhitungan pengeluaran sampah Kecamatan Senen adalah jumlah volume sampah

domestik/rumah tangga yang dihitung berdasarkan perhitungan daya tampung jumlah

penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap penduduk menghasilkan sampah 2,67 liter/hari

didapat hasil 2.69.917 liter/hari untuk Kecamatan Senen.

Tabel 4.30Rencana Timbulan Sampah

Kec.Senen Tahun 2030

No KelurahanJumlah penduduk

(Jiwa)

Asumsi TimbulanSampah

( Lt/hr)1 Kenari 0 - 2 Paseban 50.591 135.077 3 Kramat 13.320 35.565 4 Kwitang 18.694 49.913 5 Senen 0 - 6 Bungur 18.488 49.362

Jumlah 101.093 269.917 Sumber : Perhitungan Rencana

B.4.23.2 Rencana Jaringan Air Bersih

Kebutuhan air bersih Kecamatan Senen diperkirakan pada tahun 2030 berdasarkan pada

perhitungan daya tampung penduduk dan ditambah oleh kebutuhan air pada fasilitas

komersial dan fasilitas umum sehingga didapat jumlah total kebutuhan air bersih sebanyak

17.691.192 liter/hari yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap penduduk membutuhkan

air bersih sebanyak 175 liter/hari.

Tabel 4.31Rencana Kebutuhan Air Bersih

Kec. Senen Tahun 2030

No KelurahanJumlah

penduduk (Jiwa)kebutuhan air bersih

(ltr/hari)

1 Kenari 0 -2 Paseban 50.591 8.853.3423 Kramat 13.320 2.331.0584 Kwitang 18.694 3.271.4795 Senen 0 -6 Bungur 18.488 3.235.313

Jumlah 101.093 17.691.192Sumber : Perhitungan Rencana

B.4.23.3 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Rencana pengeluaran limbah air kotor Kecamatan Senen dihitung dari 80% kebutuhan air

bersih di Kecamatan Senen. Dari perhitungan tersebut maka didapat perhitungan limbah air

kotor Kecamatan Senen sebesar 14.152.954 liter/hari.

Sedangkan untuk perhitungan timbulan sludge dengan berdasarkan pada asumsi bahwa

setiap orang menghasilkan sludge 0,069 liter/hari sehingga didapat perhitungan timbulan

sludge untuk tahun 2030 adalah 6.975 liter/hari untuk Kecamatan Senen.

Tabel 4.32Rencana Timbulan Limbah Air Kotor

Kec.Senen Tahun 2030

No KelurahanJumlah penduduk

(Jiwa)timbulan air limbah

(ltr/hari)Timbulan Sludge

(ltr/hari)

1 Kenari 0 - - 2 Paseban 50.591 7.082.674 3.491

3 Kramat 13.320 1.864.847 919

4 Kwitang 18.694 2.617.183 1.290

5 Senen 0 - -

6 Bungur 18.488 2.588.250 1.276 Jumlah 101.093 14.152.954 6.975

Sumber : Perhitungan Rencana

B.4.24 Rencana Pola Ruang Kecamatan Senen

Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung,

isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial

ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan

lindung.

B.4.24.1 Permukiman

Sebagian dari kegiatan di Kecamatan Senen ialah permukiman. Oleh itu kegiatan yang

dapat dikembangkan memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan

permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk

III-69

Page 24: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan

yang ada.

Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi dikembangkan dengan

mempertahankan permukiman yang ada dan program dan perbaikan dan peningkatan

kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan

sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman

berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan dalam

bentuk vertikal atau rumah susun dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk

Kecamatan Senen dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan

perkembangan dan aksesbilitas.

B.4.24.2 Perdagangan dan Perkantoran

Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu

wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang

dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Senen

dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang

ada di Kecamatan Senen, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan jasa

akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Senen sehingga dapat berfungsi pula

sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya.

B.4.24.3 Pelayanan Umum dan Sosial

Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya

disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan

disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang

merupakan fasilitas pendukung pemukiman.

B.4.24.4 Kawasan Lindung

Pada kawasan ini dapat dibudidayakan untuk kegiatan masyarakat untuk kegiatan budidaya

pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu – rambu pekerjaan,

pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan

kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak

menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai

dan danau.

Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai

besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan

untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup

untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di

Kecamatan Senen berada pada kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung.

B.4.25 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Senen

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Senen terdiri dari empat jenis

fasilitas, yaitu :

− Fasilitas Pendidikan

− Fasilitas Kesehatan

− Fasilitas Peribadatan

− Fasilitas Olah Raga

B.4.25.1 Pendidikan

Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia di suatu

wilayah. Analisis fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Senen meliputi SD, SMP dan

SMA.Ditinjau dari masing-masing fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, pada tahun 2030

dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 TK melayani 1.250 jiwa penduduk maka

menghasilkan perhitungan jumlah TK sebanyak 81 unit. Kondisi ini memerlukan

penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada

tahun 2030.

Fasilitas pendidikan SD, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SD

melayani 2.500 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SD sebanyak 40

unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada

kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 56 unit. Fasilitas pendidikan SMP, pada

tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMP melayani 15.000 jiwa penduduk

maka menghasilkan perhitungan jumlah SMP sebanyak 7 unit. Kondisi ini memerlukan tidak

memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi

yaitu sebanyak 13 unit.

Fasilitas pendidikan SMA, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMA

melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMA sebanyak 3

unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting

dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.

III-70

Page 25: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

III-71

Page 26: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.33Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan

Kec. Senen Tahun 2030

No Kelurahan Penduduk (jiwa)

Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (unit)

TK SD SMP SMA1 Kenari 0 - - - -2 Paseban 50.591 40 20 3 23 Kramat 13.320 11 5 1 04 Kwitang 18.694 15 7 1 15 Senen 0 - - - -6 Bungur 18.488 15 7 1 1

Jumlah 101.093 81 40 7 3Sumber : Perhitungan Rencana

B.4.25.2 Kesehatan

Fasilitas balai pengobatan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 balai

pengobatan melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah balai

pengobatan sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah

pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas BKIA pada

tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 BKIA melayani 10.000 jiwa penduduk

maka menghasilkan perhitungan jumlah BKIA sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan

penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada

tahun 2030.

Fasilitas rumah bersalin pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 rumah

bersalin melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah rumah

bersalin sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan

dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 10 unit.

Fasilitas puskesmas pembantu pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1

puskesmas pembantu melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan

jumlah puskesmas pembantu sebanyak 3 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan

dikarenakan telah tercukupi dengan keberadaan puskesmas.

Fasilitas puskesmas pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas

melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas

sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah

pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 7 unit. Fasilitas rumah sakit wilayah

hanya dibutuhkan 1 unit saja pada tiap – tiap kecamatan sehingga tidak membutuhkan

penambahan lagi dikarenakan telah terdapat fasilitas rumah sakit di Kecamatan Senen

maupun di kecamatan sekitarnya.

Fasilitas praktek dokter pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 praktek

dokter melayani 6.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah praktek dokter

sebanyak 17 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan

jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 62 unit. Fasilitas pelayanan

kesehatan apotek pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 apotek

melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah apotek sebanyak 3

unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada

kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 23 unit.

B.4.25.3 Peribadatan

Fungsi utama fasilitas ini adalah untuk sarana peribadatan masyarakat beragama. dan

merupakan bagian dari hak asasi manusia. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama

Islam, terdiri dari musholla dan masjid pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar

kebutuhan 1 mushola melayani 3.000 jiwa penduduk dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa

maka menghasilkan perhitungan jumlah mushola sebanyak 31 unit dan jumlah masjid

sebanyak 2 unit.

Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama lain yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan

Konghucu masing – masing berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat ibadah melayani

60.000 jiwa, sehingga untuk Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura, Vihara, dan Klenteng

setelah dihasilkan perhitungan ternyata belum membutuhkan sejumlah tempat ibadah

tersebut.

B.4.25.4 Olah Raga

Fasilitas tempat bermain untuk layanan 250 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan

standar kebutuhan 1 tempat bermain melayani 250 jiwa penduduk maka menghasilkan

perhitungan jumlah tempat bermain sebanyak 404 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan

dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting tidak terdapat. Fasilitas tempat bermain untuk

layanan 3.000 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat

bermain melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah tempat

bermain sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada

kondisi eksisiting tidak terdapat.

III-72

Page 27: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Fasilitas kolam renang, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 kolam

renang melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah kolam

renang sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada

kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas gedung olah raga,

pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 gedung olah raga melayani

120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah gedung olah raga sebanyak

1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting

dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.

Fasilitas lapangan olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1

lapangan olah raga melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah

lapangan olah raga sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan

jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas

lapangan serbaguna, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan

serbaguna melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah

lapangan olah raga sebanyak 1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan

jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.

Tabel 4.34Rencana Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi

Di Kecamatan Senen Tahun 2009-2020

No KelurahanPenduduk

(jiwa)

Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi (unit)

Tempat Bermain

(250 jiwa)

Tempat Bermain

(3.000 jiwa)

Kolam Renang

Gedung Olah Raga

Lap Olah Raga

Lap Serbaguna

1 Kenari 0 - - - - - -2 Paseban 50.591 202 17 2 0 2 03 Kramat 13.320 53 4 0 0 0 04 Kwitang 18.694 75 6 1 0 1 05 Senen 0 - - - - - -6 Bungur 18.488 74 6 1 0 1 0

Jumlah 101.093 404 34 3 1 3 1Sumber : Perhitungan Rencana

B.4.26Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Johar Baru

B.4.26.1 Tujuan

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Johar Baru merupakan wujud pemanfaatan

ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar

sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil

identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka

tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru yaitu :

• Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Johar Baru sebagai kawasan

permukiman serta perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan

membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut.

• Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana

sewa tingkat di Kelurahan Tanah Tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5

tahun 2007.

• Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna

memantapkan fungsi Kecamatan Johar Baru sebagai salah satu pusat pergerakan

Kotamadya Jakarta Pusat.

• Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama.

• Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Johar Baru yang

berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat

sebagai pemrakarsa pembangunan,

• Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan

sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Johar

Baru guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

B.4.26.2 Kebijakan

B.4.26.2.1 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat

pengembangan yang ada di Kecamatan Johar Baru, secara umum pengembangan tersebut

berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian

lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan

budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan

kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung

lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan

dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan

cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan

semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar

pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi

lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan

agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.

III-73

Page 28: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

1). Sektor Perumahan

- Diutamakan pemenuhan kebutuhan rumah bagi golongan menengah kebawah

khususnya pada daerah – daerah permukiman padat dan tidak teratur

- Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh

- Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan

2). Sektor Perdagangan dan Jasa

- Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi – sisi jalan yang

mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus

lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir

- Pengembangan pada sentra – sentra lokal lebih diprioritaskan

- Optimalisasi lahan dan ruang untuk menyerap tenaga kerja

3). Sektor Industri

- Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan

industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan

kegiatan industri tersebut

4). Sektor Transportasi

- Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki perlu ditingkatkan

- Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan

memperhatikan kualitas dan kapasitas

- Trayek transportasi umum lebih diatur agar jaringan jalan yang dilalui angkutan

umum tidak terlalu padat

5). Sektor Fasilitas Umum

- Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas

- Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan

secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu

bangunan

- Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target

sesuai standar kecamatan

6). Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir

- Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase makro, submakro, mikro,

serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi

sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)

- Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam

sistem pengendalian banjir makro

- Mengembalikan fungsi – fungsi jaringan drainase

7). Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih

- Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan

pipa – pipa induk dan distribusi

- Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan

muka air tanah dan intruisi air laut

- Penambahan hydrant umum

B.4.26.2.2 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun

nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya

membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai

prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang

cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan

hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

B.4.26.2.3 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.26.3 Strategi

Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru adalah :

• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah

berkembang.

• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh

dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman

kumuh.

• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa .III-74

Page 29: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah

berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung

perkembangan penduduk.

B.4.27 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Johar Baru

Kecamatan Johar Baru dengan perkembangan wilayah yang semakin pesat maka diperlukan

rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan

daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan

menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka

jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Johar Baru adalah sebesar 107.701 jiwa,

dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Kampung Rawa sebesar 672 jiwa/ha, jumlah

tersebut digunakan karena pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa

mendatang di Kecamatan Johar Baru. Namun untuk mengantisipasi kelebihan daya tampung

dan keterbatasan lahan maka direncanakan dengan membangun perumahan secara vertikal.

Sedangkan rumah – rumah kumuh yang masih terdapat di Kecamatan Johar Baru akan

dihilangkan. Pembangunan wisma kecil akan dibatasi. Kepadatan permukiman direncanakan

tidak terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat tinggal.

Tabel 4.35Rencana Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Kec.Johar Baru 2030

No Kelurahan Penduduk 2030Kepadatan Penduduk

2030

1 Johar Baru 32,266 271

2 Kampung Rawa 20,161 672

3 Tanah Tinggi 38,263 617

4 Galur 17,011 654

Jumlah 107,701 454Sumber : Hasil Rencana

B.4.28 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Johar Baru

Pusat Kegiatan Primer

Pusat Kegiatan Primer di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah :

a. Kantor Depkes RI (BPOM RI) dengan kegiatan pemerintahan

b. Kantor Percetakan Negara RI dengan kegiatan pemerintahan

Pusat Kegiatan Sekunder

Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah :

a. Kawasan perdagangan dan perkantoran Jl.Letjend Suprapto dengan kegiatan

pelayanan perdagangan dan jasa

b. Hotel Garuda dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

Pusat Kegiatan Tersier

Pusat Kegiatan Kota di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah :

a. Pasar Johar Baru dan Pasar Ikan Hias Johar Baru dengan kegiatan pelayanan

perdagangan dan jasa

b. Kantor Kecamatan Johar Baru dan Kantor Kelurahan Johar Baru dengan

kegiatan pelayanan pemerintahan

c. SMPN 2, SMP PGRI 25 dan SMAN 27 dengan kegiatan pelayanan pendidikan

d. Puskesmas Johar Baru dengan kegiatan pelayanan kesehatan

e. Pertokoan Jl.Mardani Raya dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

Tabel 4.36Rencana Struktur Ruang Kecamatan Johar Baru

Lokasi Fungsi Keterangan Skala/KekhasanJl.Percetakan Negara

Kawasan kantor pemerintahan Departemen Kesehatan dan Percetakan Negara

- Pusat kantor pemerintahan Dep.Kesehatan RI dan Percetakan Negara

Pusat kegiatan pemerintahan skala Nasional

Jl.Letjend Suprapto

Komersil seperti adanya pusat perdagangan dan perkantoran di sepanjang jalan Letjend Suprapto

- Pusat kegiatan perdagangan dan perkantoran Jl.Letjend Suprapto

- Hotel Garuda

Pusat perdagangan dan jasa skala kota

Kawasan sekitar kantor Kecamatan Johar Baru

Pelayanan umum dan pemerintahan

- Kantor Camat Johar Baru

- Kantor Lurah Johar Baru

- GOR Johar Baru

Pusat pelayanan Pemerintahan, Perdagangan dan jasa skala Kecamatan

Kawasan sekitar pusat perdagangan Pasar Johar Baru

Komersil seperti adanya Pasar Johar Baru dan pertokoan di sekitar kawasan tersebut

- Pasar Johar Baru- Pasar Ikan Hias

Johar Baru

Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala Kecamatan

Jl.Mardani Raya – Jl. Rawa Selatan 4

Pusat pelayanan pendidikan, kesehatan serta perdagangan dan jasa

- Pusat pendidikan seperti SMPN 2, SMP PGRI 25, SMAN 27

- Puskesmas Johar Baru

- Pertokoan Jl.Mardani Raya

Pusat pelayanan Pendidikan, Perdagangan dan jasa skala Kecamatan

Sumber : Hasil Rencana 2009

III-75

Page 30: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.29 Rencana Transportasi Kecamatan Johar Baru

Rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Johar Baru adalah sistem jaringan jalan,

simpang susun, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan. Sistem jaringan jalan di

Kecamatan Johar Baru hingga tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :

a. Jalan Arteri Primer

- Jl. Letjend Suprapto

- Rencana jalan sisi timur Kali Sentiong

b. Jalan Arteri Skunder

- Jl. Percetakan Negara

- Jl. Mardani Raya

- Jl. Pangkalan Asem

- Rencana jalan sisi rel KA

c. Jalan Kolektor Primer

- Jl. Percetakan Negara 2

- Jl. Kampung Rawa Selatan

- Jl. Percetakan Negara 2A – Jl. Johar Baru 4

- Jl. Tanah Tinggi 8 – Jl. Rawa Sawah 5 – Jl. Kampung Rawa Selatan 4

- Rencana jalan di sisi utara Pemakaman Umum Kawi-kawi

Tabel 4.37Rencana Jaringan Jalan Kecamatan Johar Baru Tahun 2030

No Nama jalan Tingkatan jalan 2006 2030

1 Jl.Letjend Suprapto Arteri Primer 47 47

2 Rencana jalan sisi rel KA Arteri Sekunder 6 22

3 Jl.Percetakan Negara Arteri Sekunder 20 24

4 Jl.Mardani Raya Arteri Sekunder 12 20

5 Jl.Pangkalan Asem Arteri Sekunder 12 20

6 Jl.Johar Baru Kolektor Primer 10 16

7 Jl. Tanah Tinggi 8 Kolektor Primer 12 16

8 Jl. Kampung Rawa Selatan Kolektor Primer 21 26

9 Jl.Pulo Gundul Kolektor Primer 6 18

10 Jl. Kampung Rawa Selatan 4 Kolektor Primer 12 12

11 Jl.Baladewa Kolektor Sekunder 9 12

11 Jl.Kampung Sawah 1 Kolektor Sekunder 6 12

12 Jl.Kramat Jaya Baru Kolektor Sekunder 6 12

No Nama jalan Tingkatan jalan 2006 2030

13 Jl.Galur Kolektor Sekunder 6 12

14 Jl. Tanah Tinggi 4 Kolektor Sekunder 6 12

Sumber : Hasil Rencana 2009

B.4.30 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Johar Baru

Rencana pengembangan utilitas di Kecamatan Johar Baru memperhatikan jejaring yang telah

ada dan peningkatan kebutuhan, diantaranya adalah :

• Pembatasan pemakaian air tanah terutama di zona kritis air tanah agar terpeliharanya

sumber daya air tanah dan air permukaan sebagai air baku

• Perluasan jaringan pelayanan air bersih melalui peningkatan distribusi yang belum

terlayani air bersih terutama di pemukiman yang padat penduduk

• Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau (RTH)

• Peningkatan kualitas air bersih yang layak bagi penduduk

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Johar Baru yang

meliputi jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah

B.4.30.1 Persampahan

Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut:

Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan

sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan

memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator;

Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

dilakukan dengan teknologi tepat guna;

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling);

Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk

kelingkungan yang padat penduduk;

Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.

Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai.

B.4.30.2 Drainase dan Pengendali Banjir

Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut :

III-76

Page 31: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai

dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar

dan pembuangan sampah)

• Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan

sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor

• Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut :

Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau

sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa

saluran segiempat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari

masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan.

Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong.

Saluran sekunder yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran primer.

Ditempatkan pada setiap jalan sekunder. Saluran pelimpasan utama menggunakan

drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran adalah

trapesium terbuka.

Saluran tersier yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran sekunder.

Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air hujan baik dari

halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan lingkungan.

Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran.

B.4.30.3 Listrik

Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut

merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang

membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada

Kecamatan Johar Baru dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar.

Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa);

Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan

perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat;

Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan;

Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta

memperbaiki kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut.

B.4.30.4 Telekomunikasi

Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut :

• Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi

telekomunikasi yang memadai

• Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan

tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.

• Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota

di Kecamatan Johar Baru.

B.4.30.5 Rencana Jaringan Air Bersih

Rencana jaringan primer pipa air bersih di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah

melintasi Jl.Letend. Suprapto, Jl.Pangkalan Asem, Jl.Kramat Jaya Baru, Jl.Johar,

Jl.Percetakan Negara, Jl.Kampung Rawa Selatan, Jl.Tanah Tinggi, Jl.Kramat Pulo Gundul,

Jl.Percetakan Negara 2, Jl.Pulo Gundul. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di

Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah sebesar 18.847 ltr/hari, kebutuhan tersebut

dipenuhi dari instalasi air minum pejompongan 1 dan 2.

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan air bersih di Kecamatan Johar Baru

tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.38

Tabel 4.38Analisis Proyeksi Air BersihKec. Johar Baru Tahun 2030

No Kelurahan Penduduk (jiwa)Kebutuhan Air Bersih ( Ltr/Hr)

Kebutuhan Air Bersih ( M3/Hr)

1 Johar Baru 32,266 5,646,550 5,646.55

2 Kampung Rawa 20,161 3,528,175 3,528.18

3 Tanah Tinggi 38,263 6,696,025 6,696.03

4 Galur 17,011 2,976,925 2,976.93

Jumlah 107,701 18,847,675 18,847.68 Sumber : Hasil Rencana

B.4.30.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah

dengan sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 7.431

ltr/hari yang berasal dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa.

Untuk lebih jelasnya mengenai timbulan air kotor (sludge) di Kecamatan Johar Baru tahun

2030 dapat dilihat pada Tabel 4.39

III-77

Page 32: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.39Timbulan Limbah Air KotorKec. Johar Baru Tahun 2030

No KelurahanPenduduk

( jiwa)

Timbulan Air Limbah ( M3/Hr))

Timbulan Sludge ( Ltr/Hr)

Timbulan Sludge ( M3/Hr)

1 Johar Baru 32,266 4,517.24 2,226 2.23

2 Kampung Rawa 20,161 2,822.54 1,391 1.39

3 Tanah Tinggi 38,263 5,356.82 2,640 2.64

4 Galur 17,011 2,381.54 1,174 1.17

Jumlah 107,701 15,078.14 7,431 7.43Sumber : Hasil Rencana

B.4.31 Rencana Pola Ruang Kecamatan Johar Baru

Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan

lindung, isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan

kegiatan sosial ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan

deliniasi kawasan lindung.

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pola ruang Kecamatan Johar Baru tahun 2030 dapat

dilihat pada tabel 4.40

B.4.31.1 Permukiman

Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang

paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan

area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang

akan datang.

Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan kecenderungan

perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya

tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan

mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.

Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui

cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah

dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada

lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah

Kecamatan Johar Baru pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal seperti rumah

susun atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan

penduduk Kecamatan Johar Baru dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan

kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas. Rencana pengembangan kawasan

perumahan kepadatan tinggi dan sedang di Kecamatan Johar Baru diarahkan pada:

- Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di

Kecamatan Johar Baru. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di

Kecamatan Johar Baru diarahkan di Kel.Tanah Tinggi.

B.4.31.2 Perdagangan dan Jasa

Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu

wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang

dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Johar

Baru dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa

yang ada di Kecamatan Johar Baru, karena dengan semakin mantapnya fungsi

perdagangan dan jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Johar Baru

sehingga dapat berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. Pola

pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Johar Baru adalah :

a. Pengembangan Sentra – sentra

Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada sentra perdagangan Pasar

Johar Baru dan sekitarnya yang merupakan sentra tingkat kecamatan

b. Pengembangan Ribbon

III-78

Page 33: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Percetakan Negara 2,

Jl.Pangkalan Asem, Jl.Mardani Raya.

Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di sepanjang Jalan Letjend.

Suprapto.

B.4.31.3 Kawasan Perindustrian dan Pergudangan

Kawasan Kecamatan Johar Baru telah berkembang kawasan permukiman dan perdagangan

mantap. Keberadaan industri dan pergudangan di Kecamatan Johar Baru pada kondisi

eksisting telah terjepit diantara permukiman sehingga harus direlokasi di tempat lain

dikarenakan menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara.

No Kelurahan

Peruntukan Tanah (Ha)

Total (Ha)

Cam

pu

ran

Bes

ar

Kaw

.Per

um

Kep

adat

an

Tin

gg

i

Kaw

.Per

um

Kep

adat

an

Sed

ang

Kaw

.Per

um

Kep

adat

an

Ren

dah

Kaw

. P

eru

m S

usu

n

Kaw

.Per

um

Su

sun

Tam

an

Cam

pu

ran

Kec

il

Kaw

.Per

kan

tora

n

Pem

erin

tah

an

Kaw

.Per

kan

tora

n S

was

ta

Kaw

.Per

dag

ang

an

Kaw

.In

du

stri

Kaw

.Per

kan

tora

n T

aman

Pel

ayan

an U

mu

m/S

osi

al

Kaw

.Tam

an

Kaw

.Jal

ur

Hij

au &

Hu

tan

K

ota

Kaw

.Pem

akam

an

Kaw

.Pen

yem

pu

rna

Hij

au

Lin

du

ng

Ola

h R

aga

Kaw

.Ter

bu

ka B

iru

1 Galur - 7.87 - - - - 4.11 0.12 3.31 3.56 - - 0.21 0.70 - - - 0.80 0.51 21.19

2 Johar Baru 10.05 49.46 - - 1.24 - 7.50 0.37 6.60 2.00 - - 7.22 1.06 - 4.62 - - 1.02 91.15

3 Kampung Rawa - 13.68 - - - - 5.14 0.45 3.47 - - - - - - - - 0.56 23.31

4 Tanah Tinggi - 25.79 - - 0.95 1.46 5.81 0.41 2.36 3.19 - - 1.28 1.01 - - 0.21 - 0.49 42.96

Kecamatan 10.05 96.80 0.00 0.00 2.20 0.00 22.57 1.35 12.26 12.22 0.00 0.00 8.72 2.77 0.00 4.62 0.21 0.80 2.58 177.15

% 5.68 54.64 0.00 0.00 1.24 0.00 12.74 0.76 6.92 6.90 0.00 0.00 4.92 1.56 0.00 2.61 0.12 0.45 1.46 100.00

III-79

Tabel 4.40Rencana Pola Ruang Kecamatan Johar Baru Tahun 2030

Page 34: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.31.4 Pelayanan Umum dan Sosial

Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya

disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan

disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang

merupakan fasilitas pendukung pemukiman yang harus harus memperhatikan kebutuhan

dan fungsinya agar dapat melayani kebutuhan penduduk terutama pada sentra-sentra

kegiatan lokal.

B.4.31.5 Kawasan Lindung

Pada kawasan ini dapat dibudidayakan untuk kegiatan masyarakat untuk kegiatan budidaya

pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu – rambu pekerjaan,

pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan

kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak

menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai

dan danau.

Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai

besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan

untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup

untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di

Kecamatan Johar Baru berada pada kawasan Kali Sentiong yang perlu dijaga kelestariannya

dan tidak boleh ada permukiman di pinggirannya.

B.4.32 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Johar Baru

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Johar Baru terdiri dari empat

jenis fasilitas, yaitu :

• Fasilitas Pendidikan

• Fasilitas Kesehatan

• Fasilitas Peribadatan

• Fasilitas Olah Raga

B.4.32.1 Pendidikan

Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Johar Baru lebih di utamakan

untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan

bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan

Johar Baru akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, dan SMA/SMK yang berdasarkan analisis

proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan

penambahan beberapa fasilitas pendidikan.

Tabel 4.41Rencana Fasilitas Pendidikan Tahun 2030

NoRincian Jenis

FasilitasStandar

Kebutuhan (Jiwa)Luas Lahan

(m2)Kebutuhan Sarana (Unit)

20301 TK 1,250 170 86

2 SD 2,50

0 3,000 43

3 SLTP 15,00

0 4,000 7

4 SLTA 30,00

0 4,800 4Sumber : Hasil Rencana

B.4.32.2 Kesehatan

Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru berdasarkan hasil

analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan

demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru lebih di

utamakan untuk penambahan balai pengobatan dan perbaikan fasilitas kesehatan lainnya.

Tabel 4.42Rencana Fasilitas Kesehatan Tahun 2030

NoRincian Jenis

FasilitasStandar

Kebutuhan (Jiwa)Luas Lahan

(m2)

Kebutuhan Sarana (Unit)2030

1 Balai Pengobatan 3,000 200 36

2 BKIA 10,000 1,600 11

3 Rumah Bersalin 30,000 3,000 4

4 Puskesmas Pembantu 30,000 500 4

5 Puskesmas 30,000 650 4

III-80

Page 35: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

6 Rumah Sakit Wilayah 480,000 10,000 0

7 Tempat Praktek Dokter 6,000 150 18

8 Apotik 30,000 400 4Sumber : Hasil Rencana

B.4.32.3 Peribadatan

Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Johar Baru lebih di utamakan

untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan

bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas

peribadatan di Kecamatan Johar Baru akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan pura

dan vihara yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya

masih kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan

lainnya hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan. Kebutuhan fasilitas kesehatan di

wilayah Kecamatan Johar Baru sampai tahun 2030 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.43Rencana Fasilitas Peribadatan Tahun 2030

NoRincian Jenis

FasilitasStandar Kebutuhan

(Jiwa)Luas Lahan

(m2)

Kebutuhan Sarana (Unit)2030

1 Gereja Katolik 60,000 2,000 2

2 Gereja Protestan 60,000 2,000 2

3 Mushalla 3,000 300 36

4 Masjid 30,000 2,000 4

5 Vihara 60,000 2,000 2

6 Pura 60,000 2,000 2

7 Kelenteng 60,000 2,000 2Sumber : Hasil Rencana

B.4.32.4 Olah Raga

Kebutuhan akan fasilitas olah raga yang ada di Kecamatan Johar Baru saat ini sebagian

besar telah cukup terpenuhi jumlahnya dan mayoritas kondisinya masih cukup baik hanya

saja kebutuhan fasilitas seperti tempat bermain dan lapangan serba guna masih kurang

jumlahnya dan masih diperlukan penambahan fasilitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.44

Tabel 4.44Rencana Fasilitas Olah Raga

NoRincian Jenis

Fasilitas

Standar Kebutuhan

(Jiwa)

Luas Lahan (m2)

Kebutuhan Sarana (Unit)2030

1 Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Penduduk

250

250 4312 Tempat Bermain Untuk 3.000 Jiwa Penduduk 1, 36

3,000 500

3 Kolam Renang

30,000 4,

000 4

4 Gedung Olah Raga

120,000 1,

000 1

5 Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Penduduk 30,000

9,000 4

6Lapangan Serba Guna Untuk 120.000 Jiwa Penduduk

60,000

2,000 1

Sumber : Hasil Rencana

B.4.33 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Johar Baru

Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan

besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam

perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya

berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai

berikut :

- Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6

- Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai

dengan 2,4

- Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai

dengan 3,5

- Nilai KLB rata-rata 4,0

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan

bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan

industri/pergudangan di Kecamatan Johar Baru.

.

Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk

memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga

dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.

Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan

pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan

tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.

III-81

Page 36: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana intensitas lahan di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 dapat di lihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.45Rencana Intensitas Lahan Kecamatan Johar Baru

No Lokasi PeruntukanKetinggian Maksimal

(lantai)KDB KLB

1. Letjend SupraptoKarya Bangunan umum dan fasilitasnya

20 60 maksimum 3,5

2.Jalur Tegangan Tinggi (hijau)

Wisma dengan fasilitas Penyempurna hijau lindung dengan fasilitas

4 60 maksimum 3,0

3. Sejajar Rel Kereta Apiwisma dan bangunan umum dengan fasilitas

4 6 maksimum 2,4

4. Percetakan Negara 2karya Pemerintah dengan fasilitas karya industri / pergudangan dengan fasilitas

4 60 maksimum 2,4

5. Mardani Suka / Fasilitas Umum 4 60 maksimum 2,4

6. Pangkalan AsamKarya bangunan umum dengan fasilitas wisma bangunan umum dengan fasilits

4 60 maksimum 2,4

7. Percetakan NegaraKarya pemerintah dengan fasilitasnya

8 60 maksimum 3,0

8. Pulo GundulKarya/bangunan umum dengan fasilitas

2 60 maksimum 2,4

9. Johar BaruSuka / fasilitas umum Wisma bangunan umum dengan fasilitas

2 60 maksimum 1,2

10. Tanah Tinggi Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

11.Kampung Rawa Selatan

Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

12. Baladewa Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

13. Tnah Tinggi IV Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

14. Kampung Sawah I Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

15. Kramat Jaya baruKarya dan bangunan umum dengan fasilitas

2 60 maksimum 1,2

16. Galur Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

17. Kp. Rawa Selatan Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

18. Rumah Susun Wisma dengan fasilitas 15 60 maksimum 3,0

Sumber : Hasil Rencana

KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

f) Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

f) Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan permukiman KDB rendah

c) Kawasan bangunan umum

d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

e) Kawasan campuran

KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :

a) Kawasan permukiman

b) Kawasan bangunan umum

c) Kawasan bangunan umum KDB rendah

III-82

Page 37: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

d) Kawasan campuran

e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada jalan arteri primer

B.4.34 Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Johar Baru

Rencana pemanfaatan ruang menguraikan rencana program pemanfaatan ruang masing-

masing kegiatan kota di wilayah serta rencana pengelolaan lingkungan. Berbagai kawasan yang

terdapat di dalam suatu kecamatan memerlukan penanganan yang terpadu karena di dalam

mengelola suatu kecamatan diperlukan keterlibatan dari berbagai sektor/komponen. Secara

umum, rencana pengelolaan dan sifat perencanaan tiap tipe kawasan dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.46Kriteria Rencana Pengelolaan dan Sifat Perencanaan Kawasan

Tipologi Kawasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Sifat Perencanaan

MantapPemeliharaan

RigidPemugaran

Peralihan Menuju MantapPemugaran

RigidPerbaikan Lingkungan

Peralihan Menuju DinamisPerbaikan Lingkungan

FleksibelPeremajaan

DinamisPeremajaan

FleksibelPembangunan Baru

Keterangan :

− Rencana Rigid berarti perubahan peruntukan / fungsi kawasan tidak dapat dilakukan, kecuali memang

diperlukan hanya dapat dilakukan secara sangat terbatas mengikuti ketentuan yang berlaku

− Rencana Fleksibel berarti peruntukan / fungsi kawasan dapat dilakukan untuk memenuhi perkembangan

kota, dilaksanakan mengikuti ketentuan yang berlaku.

Usulan pengelolaan berbagai kawasan di Kecamatan Johar Baru sesuai dengan tipe kawasan

diuraikan pada indikasi program dengan kriteria rencana yang sudah ditentukan sesuai dengan

tipologi kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutnya.

B.4.35 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Cempaka Putih

B.4.35.1 Tujuan

Perencanaan Tata Ruang Kecamatan Cempaka Putih ditujukan agar pengaturan

pemanfaatan ruang berdasarkan peruntukkannya dapat terselenggara dengan baik dan

optimal dengan tetap memperhatikan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan

antarwilayah dalam Kecamatan Cempaka Putih demi mewujudkan pemanfaatan ruang yang

berkualitas. Pemanfaatan ruang yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan

rakyat dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pengembangan potensi yang

ada secara dinamis, serasi dan seimbang. Salah satu sasaran pembangunan kawasan

adalah meningkatkan kemandirian dan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan

pembangunan di daerah untuk mewujudkan tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi

nasional dan daerah.

B.4.35.2 Kebijakan

Kebijaksanaan pembangunan Kecamatan Cempaka Putih diarahkan antara lain dengan

pengembangan sektor unggulan, pengembangan sistem kegiatan utama sebagai pembentuk

struktur ruang, pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan utama,

pendayagunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pelestarian fungsi lingkungan

hidup. Pengembangan sektor unggulan yang diprioritaskan sesuai potensi yang ada adalah

pembangunan berkelanjutan dan menghasilkan produk yang dapat mendukung

pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

1) Sektor Perumahan

- Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan

lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal

- Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh

- Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan

2) Sektor Perdagangan dan Jasa

- Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi – sisi jalan yang

mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus

lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir

- Pengembangan pada sentra – sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi

kemacetan lalu lintas

- Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang

cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong

3) Sektor Industri

- Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan

industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan

industri tersebut

4) Sektor Transportasi

- Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur – barat

ataupun utara – selatanIII-83

Page 38: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

- Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan

memperhatikan kualitas dan kapasitas

5) Sektor Fasilitas Umum

- Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas

- Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan

secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu

bangunan

6) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir

- Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan

tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan

terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)

Tabel 4.47

Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Johar Baru

Aspek/Sektor Kegiatan/Program Lokasi Sumber Pembiayaan Instansi/Dinas Pelaksana

Tahun Pelaksanaan

1 2 3 4 55th

ke II

5th

ke III

5th

ke IV

I. Penataan Ruang

A. Permukiman - Pembangunan Baru (Pembangunan Rumah Susun)

- Kel. Tanah Tinggi APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI JakartaDep. PU, Kementerian Perumahan Rakyat

* * * * *

- Peremajaan - Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Dinas Perumahan

* * * * *

- Perbaikan Lingkungan - Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Dinas Perumahan

* * * * *

- Penataan - Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Dinas Perumahan

* * * * * *

- Pemeliharaan - Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Dinas Perumahan

* * * * * * * *

B. Perdagangan dan Jasa

- Pengembangan dan Pembangunan Baru- Penataan- Pemeliharaan

- Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Swasta

* * * * * * * *

C. Penyempurna Hijau - Pembangunan Baru - Sepanjang Kali Sentiong-

APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dinas Pertamanan

* * *

- Pemeliharaan - Sepanjang Rel KA - Seluruh RTH yang ada Di

Kec.Johar Baru

APBD Pemkot. Jakarta Pusat, Dinas Pertamanan

* * * * * * * *

III-84

Page 39: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Aspek/Sektor Kegiatan/Program Lokasi Sumber Pembiayaan Instansi/Dinas Pelaksana

Tahun Pelaksanaan

1 2 3 4 55th

ke II

5th

ke III

5th

ke IV

II. Sarana Lingkungan

A. Pendidikan - Pembangunan baru- Perbaikan- Pemeliharaan

- Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta,Depdiknas

* * * * * * * *

B. Peribadatan - Pembangunan baru- Perbaikan- Pemeliharaan

- Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta

* * * * * * * *

C. Kesehatan - Pembangunan baru- Perbaikan- Pemeliharaan

- Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. Kesehatan/Dinas Kesehatan

* * * * * * * *

D. Olahraga - Pembangunan baru- Perbaikan- Pemeliharaan

- Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta

* * * * * * * *

III. Prasarana Lingkungan

A. Jaringan Jalan - Peningkatan Jalan - Kelurahan Johar Baru

- Kelurahan Kampung Rawa

- Kelurahan Tanah Tinggi

- Kelurahan Galur

APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta,Dep. PU

* * * * * *

- Pemeliharaan Rutin dan Berkala Seluruh ruas - ruas jalan yang kondisinya sudah baik di Kec.Johar Baru

APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta,Dep. PU

* * * * * * * *

- Perbaikan Jaringan Jalan Seluruh jaringan jalan yang kondisinya masih kurang baik di Kec.Johar Baru

APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta,Dep. PU

* * * * * * * *

C. Pedestrian - Penyediaan- Pengembangan- Perbaikan

Seluruh jaringan jalan yang ada terutama pada jalan kolektor dan arteri di Kec.Johar Baru

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta

* * * * * * * *

D. Peparkiran - Penertiban- Penyediaan

Seluruh jaringan jalan kolektor dan arteri yang ada di Kec. Johar Baru

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta

* * *

E. Drainase & Tata Air 2. Saluran Air/Drainase- Peningkatan- Perbaikan

Seluruh jaringan drainase yang ada di Kec.Johar Baru

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Dep. PU

* * * * * * * *

3. Kali/Sungai- Normalisasi- Penataan- Peningkatan- Perbaikan- Pemeliharaan

- Kali SentiongAPBN +APBD Pemkot.Jakarta Pusat,

Pemprov. DKI Jakarta,Dep. PU

* * * * * * * *

III-85

Page 40: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Aspek/Sektor Kegiatan/Program Lokasi Sumber Pembiayaan Instansi/Dinas Pelaksana

Tahun Pelaksanaan

1 2 3 4 55th

ke II

5th

ke III

5th

ke IV

F. Listrik - Penambahan/Perluasan Jaringan- Peningkatan Kualitas Pelayanan

Seluruh jaringan listrik yang ada di Kec.Johar Baru

APBN +APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta,PLN

* * * * *

G. Air Bersih - Penambahan/Perluasan Jaringan- Peningkatan Kualitas - Perbaikan Jaringan Pipa Air Bersih

Seluruh jaringan Air Bersih yang ada di Kec.Johar Baru

APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta,PDAM

* * * * * * * *

H. Sampah - Penambahan Armada Sampah- Peningkatan Kapasitas TPS

Seluruh TPS yang ada di Kec.Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta,Dinas Kebersihan

* * *

- Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam

sistem pengendalian banjir makro

7) Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih

- Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan

pipa – pipa induk dan distribusi

- Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah

dan intruisi air laut

- Penambahan hydrant umum

B.4.35.2.1 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun

nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya

membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai

prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang

cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan

hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

B.4.35.2.2 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.35.3 Strategi

Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Cempaka Putih adalah :

• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah

berkembang.

• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh

dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman

kumuh.

• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.

• Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah

berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung

perkembangan penduduk.

B.4.36 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Cempaka Putih

Rencana pengelolaan kependudukan di Kecamatan Cempaka Putih direncanakan tersebar di

seluruh wilayah, yaitu Utara, Barat, dan Timur. Pada wilayah Utara yaitu Kota Baru Bandar

Cempaka Putih direncanakan pembangunan wisma taman, pada Wilayah Barat akan

direncanakan pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma sedang, dan wisma susun, sedang

Wilayah timur direncanakan untuk pengembangan wisma sedang dalam jumlah dominant,

kemudian disusul dengan rencana pengembangan wisma kecil, dan wisma besar. Dengan

penyediaan wisma beserta fasilitas pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan

terpenuhi. Kecamatan Cempaka Putih diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak

129.632 jiwa. Wilayah Timur (wilayah sebelah Timur Jalan Hutan Panjang) Kecamatan

Cempaka Putih diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar

dibandingkan dengan wilayah lain.

III-86

Page 41: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.37 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cempaka Putih

Pusat-pusat kegiatan eksiting pada dasarnya telah mampu melayani wilayah Kecamatan

Cempaka Putih sehingga struktur ruang yang direncanakan di wilayah perencanaan tidak

berbeda dengan struktur ruang pada kondisi yang ada saat ini. Pada Kecamatan Cempaka

Putih, terdapat beberapa pusat kegiatan yang direncanakan dapat mendukung perkembangan

Kecamatan Cempaka Putih dan dapat menimbulkan bangkitan dan tarikan transportasi di

Kecamatan Cempaka Putih.

Pusat-pusat kegiatan yang terdapat di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut :

1. JL. Ahmad Yani dan Jl. Letjend Suprapto, yaitu pusat kegiatan berupa kawasan

campuran yang terdiri dari kegiatan perdagangan seperti kawasan sisitem pusat kegiatan

penunjang seperti perkantoran, perdagangan, dan jasa, serta fasilitas umum lainnya yang

memiliki skala pelayanan sekunder sebagai pusat perdagangan dan jasa yaitu sebagai pusat

niaga atau perdagangan dan jasa seperti tempat tinggal dan jasa perkantoran.

2. Kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa di Jalan Letjend Suprapto, yaitu pusat

kegiatan dengan fungsi sebagai perkantoran baik swasta maupun pemerintah, perdagangan

dan jasa yang terdapat di tepi jalan arteri sekunder yaitu Jalan Cempaka Putih Tengah.

Pusat kegiatan ini memiliki skala pelayanan tersier.

3. Kawasan perkantoran swasta/pemerintah, perdagangan, dan jasa di Jalan Cempaka

Putih Tengah, yaitu pusat kegiatan ini memiliki skala pelayanan tersier.

4. Kawasan perkantoran dan jasa di Jl. Percetakan Negara, yaitu berupa kantor yang

dilengkapi fasilitas tempat tinggal (rumah) serta memiliki skala pelayanan sub tersier.

B.4.38 Rencana Transportasi Kecamatan Cempaka Putih

Sistem jaringan jalan yang direncanakan di Kecamatan Cempaka Putih diarahkan pada

pembangunan jaringan jalan baru, peningkatan dan pelebaran trase jalan. Pengembangan

sistem jaringan jalan tersebut terdapat pada jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer,

dan kolektor sekunder. Pengembangan jaringan jalan tersebut dilakukan untuk mengurangi

masalah transportasi di wilayah perencanaan seperti kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi

pada jam-jam sibuk. Rencana sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Cempaka Putih

sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :

A. Jalan Arteri Primer

1) Pelebaran Jl. Cempaka Putih Tengah

B. Jalan Arteri Sekunder

1) Pelebaran Jl. Cempaka Putih Raya

2) Pelebaran Jl. Percetakan Negara Raya

3) Pelebaran Jl. Percetakan Negara

4) Pelebaran Jl. Rawa Sari

C. Jalan Kolektor Primer

1) Pelebaran Jl. Cempaka Baru – Cempaka Sari

2) Pelebaran Jl. Pramuka

3) Pelebaran Jl. Pramuka Sari

B.4.39 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Cempaka Putih

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

- Jejaring yang sudah ada

- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Cempaka Putih yang

meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,

telekomunikasi dan air limbah.

B.4.39.1 Persampahan

Produksi buangan sampah di Kecamatan Cempaka Putih sampai tahun 2030 diperhitungkan

sebesar 346.117,4liter/hari. Ditinjau dari jenisnya sistem pengelolaan sampah di wilayah

perencanaan sebagian besar di wilayah perkotaan dan terutama kawasan sepanjang jalan-

jalan utama, seperti kawasan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa dan komersial, serta

perumahan dan permukiman telah menggunakan system komunal. Sistem pengelolaan

secara individu/perorangan, biasanya dilakukan dengan menyediakan sendiri tempat

pembuangan sampah di sekitar rumah dengan cara dibuang ke dalam lubang tanah dan

ditimbun. Untuk masa datang direncanakan ditekankan pada pengelolaan sistem komunal.

Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut:

− Penambahan sarana persampahan terutama berupa gerobak pengangkut

sampah dari lingkungan perumahan ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS)

serta peningkatan manajemen pengelolaannya.

III-87

Page 42: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

− Menumbuhkan budaya bersih dan kesadaran penduduk serta menyediakan

wadah-wadah sampah untuk setiap rumah tangga ataupun membakarnya;

− Penempatan lokasi TPS ini diletakkan pada masing-masing pusat unit

lingkungan, sementara untuk TPA sendiri diarahkan lokasinya pada daerah yang tidak

produktif dan jauh dari tempat berlangsungnya kegiatan penduduk kota. Dengan kata

lain, lokasi TPA ini diarahkan berada di luar kawasan perkotaan.

B.4.39.2 Drainase dan Pengendali Banjir

Rencana pengembangan drainase di Kecamatan Cempaka Putih dilakukan melalui

penanggulangan genangan air dengan pengembangan saluran-saluran tersier, penertiban di

trace saluran dan pengembangan saluran jalan; selain itu, pelaksanaan pembangunan fisik

diisyaratkan untuk mengikuti peil banjir. Rencana pengembangan sistem drainase di wilayah

perencanaan pada dasarnya akan tetap mempertahankan sistem yang sudah ada serta

memanfaatkan sarana fisik alamiah yang dimiliknya.

Upaya-upaya yang perlu dilakukan antara lain :

Perbaikan atau normalisasi sungai-sungai yang ada, sehingga kondisinya

menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menampung limpasan aliran permukaan

yang akan terjadi dari adanya perkembangan kegiatan perkotaan.

Menertibkan kawasan sekitar sungai supaya tetap terpelihara dari kegiatan-

kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian sungai, yang dapat dilakukan dengan

pengaturan sempadan-sempadan sungai. Dengan demikian diharapkan tumbuhnya

bangunan-bangunan liar di sepanjang sungai dapat dihindari.

Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar

daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase

yang ada agar dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya.

Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di

pusat kota.

Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi

dengan baik.

Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran

drainase yang telah ada.

B.4.39.3 Listrik

Rencana pengembangan utilitas listrik adalah dengan mempertahankan juga meningkatkan

kualitas pelayanan listrik di Kecamatan Cempaka Putih, yaitu dengan melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

Pencegahan kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN

dengan kabel isolasi.

Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta

mempertimbangkan segi estetika lingkungan.

Pengamanan jaringan listrik pada kawasan permukiman padat.

B.4.39.4 Telekomunikasi

Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cempaka Putih adalah berupa penambahan

jaringan telepon yang merata sesuai dengan kebutuhan penduduk.

B.4.39.5 Rencana Jaringan Air Bersih

Kebutuhan akan air bersih di Kecamatan Kebon Jeruk sampai tahun 2030 adalah sebesar

22.685.600 liter per hari. Untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih di atas jumlah tersebut,

maka perlu adanya penambahan jaringan utilitas air bersih, selain itu perlu adanya sumber-

sumber yang memungkinkan adanya penambahan sumber air baku, seperti waduk, boezem,

dan lain-lain, transmisi dan distribusi, serta instalasi produksi pengolahan air bersih.

Rencana pengembangan sistem air bersih yaitu melalui pengembangan kawasan pelayanan

dengan pembangunan jaringan distribusi baru untuk kawasan-kawasan yang saat ini belum

mendapat pelayanan, dan lebih ditekankan pada kawasan pusat kegiatan kota serta pada

kawasan permukiman baru.

B.4.39.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 8.944.608 liter/hari yang berasal

dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa. Dalam kaitannya dengan masalah

pengelolaan limbah manusia, maka dalam implementasi rencana tersebut perlu dilakukan

upaya :

Penyuluhan kepada penduduk dalam peningkatan kesadarannya akan

pentingnya kesehatan dengan menghilangkan kebiasaan untuk membuang kotorannya

di sembarang tempat. Sebagai konsekuensinya penduduk diharapkan untuk membangun

sendiri sarana sanitasi di tempat tinggalnya masing-masing serta pembangunan

III-88

Page 43: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

prasarana MCK untuk penduduk di kawasan padat atau penduduk golongan ekonomi

lemah.

Penyediaan kendaraan pengangkut tinja untuk membersihkan dan menguras

lumpur tinja pada tangki septik yang sudah penuh. Sistem penyedotan lumpur tinja ini

dapat dilakukan oleh pihak pemda atau dapat juga dengan melibatkan partisipasi swasta.

Konsekuensi dari adanya penyedotan lumpur tinja ini adalah harus segera

dioperasikannya instalasi pengolahan lumpur tinja.

Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah manusia serta kualitas dan

kuantitas badan-badan air penerima yang ada di wilayah perencanaan. Dengan adanya

monitoring ini diharapkan kondisi badan air penerima tetap terjaga sehingga tidak

menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan sekitarnya.

Karena kondisi pelayanan prasarana air limbah secara teknis belum memadai, maka untuk

meningkatkan kondisi dan tingkat pelayanan air limbah dibutuhkan :

Pembangunan sarana sanitasi setempat, baik secara individual maupun komunal.

Penyuluhan personil instansi pengolahan dan penyuluhan kepada penduduk

dalam peningkatan aspirasi masyarakat untuk membangun sendiri sarana sanitasi di

tempat tinggalnya masing-masing, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat

mengenai pengelolaan air limbah.

Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah domestik maupun industri,

serta kualitas dan kuantitas badan-badan air yang ada di perkotaan.

Untuk kawasan perencanaan pengelolaan air limbahnya dilakukan secara

individu oleh masyarakat dan secara komunal pada kawasan perumahan, kawasan

perdagangan dan lain-lain.

B.4.40 Rencana Pola Ruang Kecamatan Cempaka Putih

Rencana pola ruang di Kecamatan Cempaka Putih tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting

2007. Kecamatan Kebon Jeruk sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang

dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman.

B.4.40.1 Permukiman

Rencana pengembangan perumahan yang terdiri dari rumah sangat kecil, rumah kecil,

rumah sedang, dan rumah besar dilakukan di hampir seluruh bagian wilayah perencanaan,

dengan luas lahan sebesar 1.650,32 hektar. Rencana pengembangan rumah sedang

merupakan rencana pengembangan perumahan dengan luas area yang lebih dominan

dibanding rencana pengembangan perumahan tipe lain di Kecamatan Cempaka Putih.

Rencana pengembangan rumah sedang tersebut mencapai 1581 ha. Rencana

pengembangan perumahan kecil menempati urutan kedua yang paling banyak

dikembangkan, yang disusul rumah susun, rumah flat, dan terakhir rumah besar. Rencana

pengembangan rumah kecil berada pada tiga lokasi, dimana dua lokasi di antaranya berada

di Kelurahan Sumur Batu yang diarahkan menjadi dua lokasi kelompok rumah kecil dengan

total luas 50 ha. Rencana pengembangan rumah susun diarahkan dengan luas 18 ha yang

sebagian besar berada pada Kota Baru Bandar Cempaka Putih. Rencana pengembangan

rumah flat diarahkan dengan luas 0,9 ha. Rencana pengembangan rumah besar di

Kecamatan Cempaka Putih dengan diarahkan dengan total luas 0,7 ha berada pada bagian

Timur Kecamatan Cempaka Putih.

B.4.40.2 Perdagangan dan Perkantoran

Pengembangan kawasan perdagangan di kecamatan Cempaka Putih direncanakan sebesar

327,84 hektar. Kegiatan yang akan dikembangkan pada koridor kegiatan komersial antara

lain sebagai pusat pertokoan, dan pusat perbelanjaan/pasar, serta kegiatan jasa lainnya

dengan skala pelayanan kota/regional. Lokasi kegiatan perdagangan dan jasa ini ditetapkan

berada di sepanjang jalur jalan utama yaitu jalan arteri dan kolektor membentuk pola linier

mengikuti pola jaringan jalan. Lokasi tersebut direncanakan pada sepanjang Jalan Letjend.

Suprapto Bagian Barat, Perempatan Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan

Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda, Jalan Gunung Sahari.

Pengembangan kawasan perkantoran di kecamatan cempaka Putih direncanakan sebesar

183,56 hektar. Lokasi persebarannya berbentuk ribbon di jaringan jalan arteri yang ada di

Kecamatan Cempaka Putih yaitu Jalan Letjend. Suprapto Bagian Barat, Perempatan Jalan

Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda,

Jalan Gunung Sahari.

B.4.40.3 Pelayanan Umum dan Sosial

Rencana pengembangan kawasan pelayanan umum dan sosial diarahkas sebesar 113,39

hektar atau 4,73 % luas lahan Kecamatan Cempaka Putih. Pola pengembangan yang

diarahkan adalah memusat disuatu titik di wilayah kecamatan.

B.4.40.4 Ruang Terbuka Hijau

Rencana pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebesar

123,84 hektar. Ruang terbuka hijau yang berupa taman dan jalur hijau dikembangkan di

sepanjang tepi jalan, median jalan, lahan parkir dan taman kota. Pengembangan ruang

III-89

Page 44: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

terbuka hijau ini dipersiapkan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan di masa

mendatang apabila diperlukan penambahan lahan dalam jumlah yang kecil. Pengembangan

RTH di sepanjang tepi jalan di Kecamatan Cempaka Putih direncanakan di sebelah Timur

Jalan Letjend Suprapto yang juga termasuk dalam Kawasan Cempaka Mas, Jalan Cempaka

Baru Timur dan Jalan Sumur Batu Raya,selain itu pengembangan RTH dikembangkan pada

Kota Baru Bandar Cempaka Putih yang sesuai Masterplan Kota Baru Bandar Cempaka

Putih mencapai 23,6% dari total luas Kota baru Bandar Cempaka Putih tersebut.

B.4.41 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Cempaka Putih

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Cempaka Putih terdiri dari

lima jenis fasilitas, yaitu :

− Fasilitas Pendidikan

− Fasilitas Kesehatan

− Fasilitas Peribadatan

− Fasilitas Olah Raga

− Fasilitas Pengendali Bencana

B.4.41.1 Pendidikan

Jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti pada tahun 2030 adalah sebanyak 104 unit

Taman Kanak-kanak (TK), 52 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 9 unit untuk Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP), dan 4 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Untuk

mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk maka rencana yang dapat dilakukan adalah

dengan membangun sarana dan prasarna pendidikan sesuai dengan kebutuhan penduduk

baik kuantitas maupun kualitasnya.

B.4.41.2 Kesehatan

Hingga tahun 2030 Kecamatan Cempaka Putih membutuhkan 60 unit fasilitas kesehatan

yaitu berupa 43 unit balai pengobatan, 4 unit puskesmas kelurahan, 4 unit rumah sakit

bersalin, 4 unit apotek, 4 unit laboratorium, dan 1 unit puskesmas kecamatan. Selain

melakukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan sesuai jumlah kebutuhan, diperlukan

pula peningkatan kualitas fasilitas kesehatan yang telah ada.

B.4.41.3 Peribadatan

Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Cempaka Putih, berdasarkan

analisa yaitu lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang serta

perbaikan fasilitas peribadatan. Jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan di kecamatan

Cempaka Putih hingga tahun 2030 adalah sebagai berikut, 43 unit mushala, 4 unit masjid

kelurahan, 1 unit masjid kecamatan, 1 unit tempat ibadah lainnya, dan 1 unit masjid umum.

B.4.41.4 Olah Raga

Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas olah raga di Kecamatan Cempaka Putih, diperlukan

peningkatan kuantitas berdasarkan kebutuhan yang ada dan kualitas fasilitas olah raga.

Jumlah kebutuhan fasilitas olah raga di Kecamatan Cempaka Putih pada tahun 2030 adalah

tempat bermain berjumlah 518 unit, lapangan olahraga berjumlah 43 unit, kolam renang

berjumlah 4 unit, serta gedung olahraga 4 unit.

B.4.41.5 Pengendali Bencana

Upaya untuk menanggulangi dampak dari permasalahan banjir dilakukan dengan

peningkatan/perbaikan tata air atau saluran pengendalian banjir di wilayah Kecamatan

Cempaka Putih. Sistem pengendalian banjir di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai

berikut:

a. Sistem parkir air/penampungan air dan pintu pompa yang memanjang sepanjang

Kali yang terdapat di Kecamatan Cempaka Putih.

b. Peningkatan daya tampung saluran/kali dengan pengembangan saluran mikro

yang diselaraskan dengan rencana jalan

B.4.42 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cempaka Putih

Rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut :

• Kelurahan Cempaka Putih Barat dan Kelurahan Cempaka Putih Timur, dengan

peruntukkan kawasan perumahan dengan kepadatan sedang dan tinggi diarahkan memiliki

ketinggian maksimum 2 - 4 lantai dengan KDB 40 dan KLB > 1,2.

• Kelurahan Rawa Sari, dengan peruntukkan kawasan campuran dengan fasilitasnya

diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 - 8 lantai dengan KDB 50 dan KLB > 2,4..

• Sepanjang Jl, Letjend. Suprapto dan Jl. Cempaka Putih Barat, dengan peruntukkan

kawasan perkantoran dan perdagangan diarahkan memiliki ketinggian maksimum 8 – 16

lantai dengan KDB 50 dan KLB > 3..

• Jl. Pramuka Sari dan Jl. Pramuka, dengan peruntukkan kawasan perumahan kepadatan

sedang dan tinggi diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 – 4 lantai dengan KDB 50 dan

KLB > 4.

B.4.43 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan KemayoranIII-90

Page 45: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.43.1 Tujuan

Perencanaan Tata Ruang Kecamatan Kemayoran ditujukan agar pengaturan pemanfaatan

ruang berdasarkan peruntukkannya dapat terselenggara dengan baik dan optimal dengan

tetap memperhatikan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan antarwilayah dalam

Kecamatan Kemayoran demi mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkualitas.

Pemanfaatan ruang yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat dengan

melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pengembangan potensi yang ada secara

dinamis, serasi dan seimbang.

B.4.43.2 Kebijakan

B.4.43.2.1 Kawasan Budidaya

Wilayah perencanaan Kecamatan Kemayoran berada di Wilayah Pengembangan Selatan

Selatan (WP-SS), dimana karakteristiknya adalah perumahan penduduk berpendapatan

sedang sampai tinggi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Kemayoran berkarya di luar

Kecamatan Kemayoran.Kebijakasanaan umum Kecamatan Kemayoran adalah

meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui

peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi.

Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari

upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam

program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan

sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya

pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika

sempadan sungai.

a. Perumahan

Penggunaan perumahan legih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian

yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain

sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.

Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.

b. Sektor Perdagangan dan Jasa

Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan

Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu

kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir

yang memadai.

Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi

lemah.

c. Sektor Transportasi

Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran

jalan.

Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan

BWK Kecamatan Kemayoran.

d. Sektor Fasilitas Umum

Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.

Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.

Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.

Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai

standar kecamatan.

e. Sektor Air Minum

Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan

jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.

Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.

f. Sektor Sanitasi dan Sampah

Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh

penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu

perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage.

Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan

lingkungan perumahan padat.

Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai

kebutuhan

g. Sektor Banjir dan Drainase

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem

makro drainase yang ada.

Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.

h. Sektor Utilitas Umum.

Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik

serta lampu-lampu penerangan jalan.

Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.

Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan

pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.

i. Sektor Ruang Terbuka Hijau

III-91

Page 46: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang

kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati

masyarakat.

Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui

program penyuluhan pembinaan.

Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

B.4.43.2.2 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun

nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya

membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai

prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang

cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan

hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

B.4.43.2.3 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititikberatkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.43.3 Strategi

B.4.43.3.1 Strategi Pengembangan Aspek Ekonomi

Strategi pengembangan Kecamatan Kemayoranmenyangkut berbagai aspek ikutan yang

menyertainya. Pengembangan ini tidaklah serta merta akan terjadi begitu saja melainkan

penekanan kepada peningkatan sumber daya alam setempat, ketersediaan sumber daya

manusia dan ketersediaan sumberdaya buatan yang menyertainya. Peningkatan Kawasan

ini juga akan membutuhkan waktu yang lama. Seperti misalnya, untuk meningkatkan

sumberdaya alam setempat dibutuhkan peningkatan teknologi tinggi yang menyertainya,

begitupula untuk meningkatkan sumberdaya manusia, peningkatan ini membutuhkan

perubahan kultur budaya yang tidaklah mudah untuk segera dilakukan perubahan-

perubahan. Begitupula untuk merubah atau menambah sumberdaya buatan yang

menyertainya seperti misalnya ketersediaan infrastruktur.

Pengembangan kawasan tersebut adalah berupa pengembangan kawasan ekonomi

prospektif dengan ditetapkan Kota Baru Bandar Kemayoransebagai pusat niaga terpadu

sebagai pusat eksibisi dan informasi bisnis dan berskala internasional berdasarkan RTRW

DKI Jakarta 2010. Untuk mendukung pengembangan kawasan ini, maka strategi

pengembangan ekonomi di Kecamatan Kemayoran guna mendukung sistem pusat kegiatan

tersebut adalah dengan pengembangan pemeliharaan sarana dan prasarana baik di dalam

maupun di luar Komplek yang mendukung kegiatan Komplek Kemayoran, selain itu perlu

dilakukan peningkatan kualitas fasilitas sosial budaya dan fasilitas pendukung kegiatan

lainnya.

B.4.43.3.2 Strategi Pengembangan Aspek Sosial Budaya

Strategi pengembangan aspek sosial budaya adalah sebagai berikut:

− Penjagaan dan pelestarian kelangsungan keberadaan dan pengembangan

keanekaragaman sosial budaya stempat.

− Penjagaan kualitas sosial budaya dan jati diri bangsa.

− Penjagaan cagar budaya dari bahaya pelapukan, perubahan perilaku sosial budaya, dan

dampak yang luas terhadap kelangsungan budaya nasional.

− Perlindungan terhadap peninggalan budaya Nasional maupun Internasional.

− Perlindungan keseimbangan dan keanekaragaman sosial budaya

B.4.44 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Kemayoran

Rencana pengelolaan kependudukan di Kecamatan Kemayoran direncanakan tersebar di

seluruh wilayah, yaitu Utara, Barat, dan Timur. Pada wilayah Utara yaitu Kota Baru Bandar

Kemayorandirencanakan pembangunan wisma taman, pada Wilayah Barat akan direncanakan

pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma sedang, dan wisma susun, sedang Wilayah timur

direncanakan untuk pengembangan wisma sedang dalam jumlah dominant, kemudian disusul

dengan rencana pengembangan wisma kecil, dan wisma besar. Dengan penyediaan wisma

beserta fasilitas pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Kecamatan

Kemayorandiharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 609.600 jiwa.

Wilayah Timur (wilayah sebelah Timur Jalan Hutan Panjang) Kecamatan Kemayorandiarahkan

dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain.

III-92

Page 47: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.45 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Kemayoran

Pusat-pusat kegiatan eksiting pada dasarnya telah mampu melayani wilayah Kecamatan

Kemayoran sehingga struktur ruang yang direncanakan di wilayah perencanaan tidak berbeda

dengan struktur ruang pada kondisi yang ada saat ini. Hal tersebut berarti tidak perlu untuk

menambah pusat kegiatan yang baru. Pada Kecamatan Kemayoran, terdapat beberapa pusat

kegiatan yang direncanakan dapat mendukung perkembangan Kecamatan Kemayorandan

dapat menimbulkan bangkitan dan tarikan transportasi di Kecamatan Kemayoran. Tabel berikut

menunjukkan pusat-pusat kegiatan yang terdapat di Kecamatan Kemayoran.

Tabel 4.48

Rencana Pusat Kegiatan

Berdasarkan Tingkat Pelayanan dan Hierarki Jalan

No. Pusat Kegiatan Tingkat Pelayanan Hierarki Jalan

1 Komplek Cempaka Mas Propinsi Arteri Primer2 Kawasan perkantoran,

perdagangan dan jasa di Jalan

Letjend Suprapto Kota Arteri Sekunder

3 Kawasan perkantoran

swasta/pemerintah, perdagangan,

dan jasa di Jalan Gunung Sahari4 Kawasan perkantoran dan jasa di

Jalan Sumur Batu RayaKecamatan Arteri Sekunder

5 Kawasan perkantoran di Jalan

SunterSumber : Hasil Analisis 2009

Pusat-pusat kegiatan beserta pola jalan yang ada akan membentuk struktur ruang Kecamatan

Kemayoran. Kondisi eksisting menunjukkan tidak terdapat perubahan signifikan yang

mempengaruhi struktur ruang di Kecamatan Kemayoran, namun berdasarkan hasil analisis tetap

diperlukan rencana pembatasan dan penambahan pertumbuhan beberapa pusat kegiatan yaitu :

1. Komplek Cempaka Mas

Pusat kegiatan berupa kawasan campuran yang terdiri dari kegiatan perdagangan seperti

pusat grosir ITC dan Ruko Cempaka Mas, apartemen seperti Graha Cempaka Mas, dan

Perkantoran Cempaka Mas. Komplek Cempaka Mas memiliki skala pelayanan propinsi

sebagai pusat perdagangan dan jasa yaitu sebagai pusat niaga atau perdagangan dan jasa

seperti tempat tinggal dan jasa perkantoran. Kegiatan-kegiatan vital tersebut dapat

menimbulkan tarikan dan bangkitan sehingga memicu peningkatan intensitas berbagai

aspek kegiatan di Kecamatan Kemayoran. Tindak antisipasi yang dapat dilakukan untuk

mengatasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan sarana dan prasarana

pendukung di Kecamatan Kemayoran.

2. Kawasan perkantoran swasta/pemerintah, perdagangan dan jasa

Pusat kegiatan di dua kawasan tersebut adalah pusat kegiatan dengan fungsi perkantoran,

perdagangan, dan jasa di Jalan Letjend Suprapto sebagai jalan arteri primer di wilayah

perencanaan. Pusat kegiatan kedua adalah pusat kegiatan dengan fungsi sebagai

perkantoran baik swasta maupun pemerintah, perdagangan dan jasa yang terdapat di tepi

jalan arteri sekunder yaitu Jalan Gunung Sahari. Dua kawasan dengan fungsi yang sejenis

ini memiliki tingkat pelayanan kota. Untuk mendukung pelayanan pusat kegiatan ini, maka

diperlukan pemeliharaan kualitas bangunan dan fasilitas pendukungnya.

3. Pusat Kegiatan perkantoran dan jasa

Pusat kegiatan perkantoran dan jasa berupa perkantoran swasta yang terdapat di Jalan

Sumur Batu Raya yang merupakan Jalan Arteri Sekunder sedang pusat kegiatan

perkantoran kedua terdapat di Jalan Sunter (jalan arteri sekunder) berupa kantor yang

dilengkapi fasilitas tempat tinggal (rumah). Pusat kegitan perkantoran dan jasa di dua lokasi

tersebut memiiki skala pelayanan tingkat kecamatan. Untuk mendukung pelayanan pusat

kegiatan ini, maka diperlukan pemeliharaan kualitas bangunan dan fasilitas pendukungnya.

B.4.46 Rencana Transportasi Kecamatan Kemayoran

Sistem jaringan jalan yang direncanakan di Kecamatan Kemayoran diarahkan pada

pembangunan jaringan jalan baru, peningkatan dan pelebaran trase jalan. Pengembangan

sistem jaringan jalan tersebut terdapat pada jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer,

dan kolektor sekunder. Pengembangan jaringan jalan tersebut dilakukan untuk mengurangi

masalah transportasi di wilayah perencanaan seperti kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi

pada jam-jam sibuk.

Tabel 4.49

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kecamatan Kemayoran

III-93

Page 48: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Nama Jalan Fungsi JalanRow

EksistingRow

RencanaJalan Yos Sudarso Jalan Arteri Primer 100m 100 mJalan Letjend Suprapto Jalan Arteri Primer 52m 52 mJalan Utan Panjang Barat/ Timur-Jalur Pacu Udara-Selatan Jalan Arteri Primer

24/50m 36/50m

Jalan Sunter Kemayoran Jalan Arteri Sekunder 15m 15 mJalan Howitzer – Serdang Kaya – Taruna Jalan Arteri Sekunder

9/18m 26 m

Jalan Sumur Batu Jalan Arteri Sekunder 9/12m 26 mJalan Sudiro – Utan Panjang III – Kali Baru Timur Jalan Arteri Sekunder

10/12m 15 m

Jalan Kali Baru Timur/ Barat Jalan Arteri Sekunder 18m 24mJalan Garuda Jalan Arteri Sekunder 20m 46mJalan Angkasa (Patrice Lumumba) Jalan Arteri Sekunder

50m 50 m

Jalan Bungur Besar Jalan Arteri Sekunder 35m 35 mJalan Sumur Batu Raya Jalan Arteri Sekunder 9/22m 26 mJalur Pacu Barat – Timur – Jalan Industri Jalan Arteri Sekunder

50m 50 m

Jalan Gunung Sahari Jalan Arteri Sekunder 50m 50 mJalan Cempaka Baru – Cempaka Sari Jalan Kolektor Primer

9m 12 m

Jalan Cempaka Putih Utara Jalan Kolektor Primer 9m 12 mJalan Kebon Kosong Jalan Kolektor Primer 9m 12mJalan KemayoranKetapang Jalan Kolektor Primer 10m 12mJalan KemayoranTengah Jalan Kolektor Primer 10m 12mJalan Mantri Jalan Kolektor Primer 10m 12mJalan Kepu Timur Jalan Kolektor Primer 6m 12mJalan Sawo Jalan Kolektor Primer 10m 12mKompleks Angkasa Pura Jalan Kolektor Primer 10m 12mJalan Kompleks Perumnas Jalan Kolektor Sekunder 22m 22mJalan Bren Jalan Kolektor Sekunder 13m 13mJalan Zamrud Jalan Kolektor Sekunder 14m 14m

Sumber : Analisa Dinas Tata Kota DKI Jakarta Tahun 1996

B.4.47 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Kemayoran

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

- Jejaring yang sudah ada

- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kemayoranyang

meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,

telekomunikasi dan air limbah.

B.4.47.1 Air Bersih

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kebutuhan air bersih di Kecamatan

Kemayoran pada tahun 2030 berjumlah 30.666.125 liter per hari dimana jumlah tersebut

dihitung berdasarkan kebutuhan pada kawasan perumahan. Rencana pengembangan

jaringan air bersih di Kecamatan Kemayoran ialah sebagai berikut:

1. Pengembangan miniplant dengan jaringannya

2. Pengawasan dan pengendalian terhadap pemakaian air tanah/sumur

3. Pengembangan jaringan air bersih dan penambahan hidran umum yang

ditempatkan di titik tertentu.

B.4.47.2 Drainase

Pengembangan drainase di Kecamatan Kemayoran dilakukan melalui :

Perbaikan atau normalisasi sungai-sungai yang ada, sehingga kondisinya

menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menampung limpasan aliran permukaan

yang akan terjadi dari adanya perkembangan kegiatan perkotaan.

Menertibkan kawasan sekitar sungai supaya tetap terpelihara dari kegiatan-

kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian sungai, yang dapat dilakukan dengan

pengaturan sempadan-sempadan sungai. Dengan demikian diharapkan tumbuhnya

bangunan-bangunan liar di sepanjang sungai dapat dihindari.

Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar

daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase

yang ada agar dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya.

Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di

pusat kota.

Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi

dengan baik.

Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran

drainase yang telah ada.

B.4.47.3 Limbah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan

Kemayoran ialah sebesar 12.091,22 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di

Kecamatan Kemayoran tahun 2030 adalah dengan sistem on-site.

B.4.47.4 Listrik

Arahan rencana pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Kemayoran adalah :III-94

Page 49: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada

2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada

3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel

PLN dengan kabel isolasi

4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta

mempertimbangkan segi estetika lingkungan

5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan

pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah

6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

eksisting 2008 belum terlayani listrik

B.4.47.5 Telekomunikasi

Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Kemayoran adalah :

1. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi

telekomunikasi yang memadai

2. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat,

dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.

3. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur

lingkungan kota di Kecamatan Kemayoran

B.4.48 Rencana Pola Ruang Kecamatan Kemayoran

Rencana pemanfaatan ruang yang dirumuskan dalam kaitannya dengan pengembangan

wilayah Kecamatan Kemayoran sampai dengan tahun 2028 secara umum meliputi alokasi

pemanfaatan ruang untuk :

− Kawasan Lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

− Kawasan budidaya, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan

sumberdaya manusia.

RTRW DKI Jakarta Tahun 2010 menjelaskan pola pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan

di wilayah Kecamatan Kemayoran diarahkan untuk pusat pemerintahan, pusat kegiatan

perdangan dan jasa, serta permukiman intensitas tinggi. Berdasarkan penjabaran sesuai tingkat

kedalaman RDTR, secara garis besar pemanfaatan ruang dalam kawasan perkotaan hingga

tahun 2028 ini terdiri dari 2 jenis pemanfatan ruang sebagai berikut :

− Kawasan terbangun. Kawasan ini mewadahi berbagai kegiatan fungsional kota :

perumahan beserta fasilitas pendukungnya, perdagangan dan jasa, pemerintahan,

pendidikan, industri dan pergudangan serta jaringan prasarana perkotaan.

− Kawasan Tidak Terbangun / Ruang Terbuka Hijau. Kawasan ini mewadahi kegiatan yang

bersifat bukan perkotaan, ruang terbuka hijau kota, lahan pertanian, dan kawasan lindung.

Jenis pemanfaatan ruang yang tercakup dalam kawasan terbangun yang akan dikembangkan di

wilayah Kecamatan Kemayoranhingga tahun 2028 meliputi : perumahan, rumah toko, kantor

pemerintahan dan bangunan umum, perkantoran dan jasa, ruang terbuka hijau, dan fasilitas

umum.. Cakupan jenis pemanfaatan ruang/kawasan fungsional ini disesuaikan dengan

kedalaman materi RRTRW Kecamatan Kemayoran yang digambarkan dalam peta dengan skala

ketelitian 1 : 5.000. Selengkapnya, arahan pemanfaatan ruang kawasan terbangun di wilayah

Kecamatan Kemayoran dapat dilihat pada Tabel 4.55

Tabel 4.50

Rencana Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2028

No Penggunaan LahanLuas Lahan

Luas (Ha) %

1 Perumahan 1.650,32 68.79

2 Perdagangan 327,84 13.67

3 Kantor Pemerintahan 3,75 0.16

4 Perkantoran dan jasa 179,81 7.50

5 Ruang Terbuka Hijau 123,84 5.16

6 Fasilitas Umum 113,39 4.73

Jumlah 2.398,95 100.00Sumber : hasil perhitungan, 2008

Tabel 4.51

Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbangun di Kecamatan Kemayoran

Jenis Pemanfataan Lahan Arahan Pola Pemanfaatan LahanKantor pemerintahan Fungsi utama : Pemerintahan dengan skala pelayanan

kecamatanPola pengembangan : memusat dalam kompleks/pusat

pemerintahan sebagai bagian dari Pusat KotaJenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Perkantoran

pemerintahan kecamatan, dinas/ instansi vertikal,

militer/polisi, ruang terbuka hijau.Perdagangan dan jasa/

perkantoran

Fungsi utama : Perdagangan dan jasa dengan skala

pelayanan kecamatan.

III-95

Page 50: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Jenis Pemanfataan Lahan Arahan Pola Pemanfaatan LahanPola pengembangan : memusat dalam bentuk kawasan

perdagangan, sebagai bagian dari Pusat Kota.

Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar, sub terminal, jasa perkantoran, jasa

perhotelan, jasa profesional, jasa hiburan, bangunan

multifungsi, rumah toko, bangunan umum, ruang terbuka

hijau/taman kota.Perumahan Fungsi utama Perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang

dan rendahPola pengembangan : intensifikasi pemanfaatan ruang.

Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Perumahan, sarana

perumahan.Fasilitas Umum Fungsi utama : pusat pelayanan umum dan sosial dengan

skala kecamatan.Pola pengembangan : pemusatan kegiatan

Jenis pemanfaatan ruang : sarana kesehatan, sarana

pendidikan, peribadatan, budaya/kesenian, taman dan

lapangan olah raga.Pusat Pelayanan Umum dan

Sosial (Pusat Lingkungan)

Fungsi utama : pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala

lingkungan permukiman (blok).Pola pengembangan : pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di

lingkungan permukiman dengan mempertimbangkan kegiatan yang

sudah adaJenis pemanfaatan ruang : sarana perbelanjaan, sarana kesehatan,

sarana pendidikan, peribadatan, taman dan lapangan olah raga.

Sumber: Hasil Rencana, 2009

B.4.48.1 Permukiman

Perumahan merupakan salah satu sarana yang erat hubungannya dengan karakteristik

sosial ekonomi. Perencanaan perumahan dan fasilitas pendukungnya harus didasarkan

pada permasalahan eksisting dan arah perkembangan perumahan di masa yang akan

datang.

Perkembangan perumahan pada awalnya berpola linier atau mengikuti jaringan jalan, pola

linier tersebut selanjutnya berkembang hingga membentuk blok-blok perumahan membentuk

perkampungan padat penduduk dengan fasilitas penunjang di dalamnya. Pengelompokkan

rumah terbesar berada di seluruh pusat kota atau disekitar pusat kegiatan, rumah yang

lainnya tersebar dengan kelompok-kelompok yang relatif kecil.

Tingkat kebutuhan rumah di Kecamatan Kemayoranpada dasarnya ditentukan oleh tingkat

penghasilan penduduknya. Tingkat penghasilan penduduk tersebut dapat menentukan

kebutuhan luas kapling dan bangunan dengan asumsi bahwa tiap-tiap keluarga dapat hidup

layak harus menempati rumah sendiri. Penduduk yang berpenghasilan tinggi cenderung

membeli tanah dengan kapling yang lebih besar, sedangkan Penduduk yang berpenghasilan

rendah pada umumnya membutuhkan kapling yang relatif kecil, yang dapat dipergunakan

untuk hidup layak.

Rencana pengembangan kegiatan permukiman dilakukan dengan tujuan penyediaan sarana

perumahan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan aspirasi tiap kelompok masyarakat

dan menciptakan lingkungan permukiman yang memenuhi syarat hunian dan syarat

perkotaan bagi setiap kelompok masyarakat. Untuk merealisasikan rencana pengembangan

perumahan tersebut maka kebutuhan pengembangan sarana perumahan, dilakukan

melalui :

1. Program perbaikan kampung dilakukan pada kawasan-kawasan yang tidak layak huni

(tidak memenuhi syarat rumah sehat). Program ini akan lebih diarahkan pada penataan

lingkungan, perbaikan sarana dan prasarana dasar yang disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakatnya.

2. Pengembangan permukiman menengah-kecil oleh pengembang.

3. Pengusahaan peningkatan dan pemugaran permukiman melalui program perbaikan

kampung bagi perumahan dengan katagori permukiman yang kurang sehat dan tidak

teratur dengan menyertakan sumber dana masyarakat yang ada.

4. Lingkungan permukiman yang kondisinya sudah padat dan kondisi lingkungannya tidak

memenuhi syarat rumah sehat, memerlukan perbaikan permukiman melalui peremajaan

kota (urban renewal).

5. Pengembangan perumahan menengah dan kecil merupakan prioritas dalam

pengembangan perumahan.

6. Pemerintah bersama masyarakat dan swasta diarahkan untuk memenuhi penyediaan

sarana perumahan dengan mengusahakan bantuan dan pola-pola kerjasama

pembangunan yang saling menguntungkan.

7. Pengadaan permukiman baru dengan kerja sama pihak swasta/masyarakat yang saling

menguntungkan dengan sistim joint planning dan joint development

8. Untuk rumah-rumah yang sudah ada baik yang dibangun sendiri oleh penduduk berupa

kelompok-kelompok perumahan (berupa perkampungan) maupun pengembang tetap

dipertahankan.

III-96

Page 51: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengembangan perumahan yang terdiri dari rumah sangat kecil, rumah kecil,

rumah sedang, dan rumah besar dilakukan di hampir seluruh bagian wilayah perencanaan.

Rencana pengembangan rumah sedang merupakan rencana pengembangan perumahan

dengan luas area yang lebih dominan dibanding rencana pengembangan perumahan tipe

lain di Kecamatan Kemayoran. Rencana pengembangan rumah sedang tersebut mencapai

1581 ha. Rencana pengembangan perumahan kecil menempati urutan kedua yang paling

banyak dikembangkan, yang disusul rumah susun, rumah flat, dan terakhir rumah besar.

Rencana pengembangan rumah kecil berada pada tiga lokasi, dimana dua lokasi di

antaranya berada di Kelurahan Sumur Batu yang diarahkan menjadi dua lokasi kelompok

rumah kecil dengan total luas 50 ha. Rencana pengembangan rumah susun diarahkan

dengan luas 18 ha yang sebagian besar berada pada Kota Baru Bandar Kemayoran.

Rencana pengembangan rumah flat diarahkan dengan luas 0,9 ha. Rencana

pengembangan rumah besar di Kecamatan Kemayorandengan diarahkan dengan total luas

0,7 ha berada pada bagian Timur Kecamatan Kemayoran.

B.4.48.2 Perdagangan dan Perkantoran

Kegiatan perdagangan dan jasa eksisting di kawasan perencanaan berupa pasar, hotel,

restoran, warung makan, rumah makan, dan lain-lain. Sebagian besar kegiatan

perdagangan tersebut terletak di sepanjang jaringan jalan utama yaitu jaringan jalan arteri

dan jaringan jalan kolektor. Pengguna jasa tersebut juga sebagian besar merupakan

pengguna jalan yang melewati jalan tersebut sehingga memungkinkan konsumen tidak

hanya berasal dari dalam tetapi juga dari luar wilayah perencanaan.

Aktivitas perdagangan dan jasa tersebut pada umumnya memperdagangkan convenient

goods atau barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, sayuran dan sejenisnya

dan hanya bersifat pelayanan lokal lingkungan. Aktivitas perdagangan dan jasa yang

sebagian besar terpusat di sepanjang ruas jalan utama berpotensi untuk dikembangkan

dengan skala pelayanan yang lebih besar seiring dengan perkembangan wilayah

Kecamatan Kemayoran. Untuk itu dalam pengembangannya di masa mendatang

penggunaan lahan di daerah ini dikonsentrasikan untuk kegiatan perdagangan dan jasa.

Kegiatan yang akan dikembangkan pada koridor kegiatan komersial antara lain sebagai

pusat pertokoan, dan pusat perbelanjaan/pasar, serta kegiatan jasa lainnya dengan skala

pelayanan kota/regional.

Lokasi kegiatan perdagangan dan jasa ini ditetapkan berada di sepanjang jalur jalan utama

yaitu jalan arteri dan kolektor membentuk pola linier mengikuti pola jaringan jalan. Lokasi

tersebut direncanakan pada sepanjang Jalan Letjend. Suprapto Bagian Barat, Perempatan

Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan

Garuda, Jalan Gunung Sahari.

Jenis kegiatan yang dapat dikembangkan di sub pusat perdagangan dan jasa ini pada area-

area di atas, dapat berupa :

1. Pertokoan dan Supermarket

2. Bank dan Asuransi

3. Perkantoran

4. Coffee Shop / Bar dan Restauran

5. Taman Bermain

6. Gedung Pertemuan

7. Sarana penunjang lainnya, seperti tempat parkir atau telepon umum

B.4.48.3 Ruang Terbuka Hijau

Pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Kemayoran, terbagi atas tiga jenis, yaitu :

1. Ruang terbuka hijau yang memang difungsikan sebagai faktor pembentuk lingkungan dan

kenyamanan lingkungan, yang berupa taman, jalur hijau, dan tempat rekreasi.

2. Ruang terbuka hijau yang difungsikan sebagai fasilitas sosial masyarakat seperti

pengembangan ruang terbuka hijau sebagai PHT (Penyempurna Hijau Makam).

3. Ruang terbuka hijau yang difungsikan lahan preservasi sebagai buffer zone apabila terjadi

bencana alam seperti bencana banjir..

Ruang terbuka hijau yang berupa taman dan jalur hijau dikembangkan di sepanjang tepi

jalan, median jalan, lahan parkir dan taman kota. Pengembangan ruang terbuka hijau ini

dipersiapkan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan di masa mendatang apabila

diperlukan penambahan lahan dalam jumlah yang kecil. Pengembangan RTH di sepanjang

tepi jalan di Kecamatan Kemayorandirencanakan di sebelah Timur Jalan Letjend Suprapto

yang juga termasuk dalam Kawasan Cempaka Mas, Jalan Cempaka Baru Timur dan Jalan

Sumur Batu Raya,selain itu pengembangan RTH dikembangkan pada Kota Baru Bandar

Kemayoranyang sesuai Masterplan Kota Baru Bandar Kemayoranmencapai 23,6% dari total

luas Kota baru Bandar Kemayorantersebut.

Ruang terbuka yang berupa buffer zone dikembangkan di sepanjang kiri dan kanan sungai,

waduk dan situ, di sepanjang garis pantai sebagai sempadan pantai serta di sekeliling zona

industri yang difungsikan sebagai daerah lindung. Pengembangan ruang terbuka ini

III-97

Page 52: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

memang sengaja dibiarkan untuk membatasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan yang

akan dikembangkan terhadap lingkungan sekitarnya atau sebaliknya, sedangkan ruang

terbuka hijau yang berfungsi sebagai lahan cadangan kegiatan perkotaan adalah lahan

pertanian/kebun yang saat ini masih dipertahankan keberadaannya dan lahan pemakaman.

Penataan daerah sepanjang aliran sungai bertujuan untuk melindungi fungsi sungai dari

kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai tersebut. Dengan

demikian daerah sepanjang aliran sungai tersebut dapat berfungsi sebagai daerah

konservasi dan preservasi serta mempermudah pengontrolan dari masyarakat seandainya

terjadi gangguan akibat pencemaran sungai. Sungai tersebut juga dimanfaatkan sebagai

aliran utama sistem drainase yang difungsikan sebagai arah aliran air hujan. Upaya

pengamanan dan penataan daerah sepanjang aliran sungai ini, diantaranya :

Pembuatan sempadan sungai di sepanjang sisi kiri-kanan sungai, yang juga

dapat difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dalam bentuk taman kota, sarana olah

raga.

Mengatur arah bangunan-bangunan yang berada di sekitar sungai agar

menghadap ke sungai, sehingga kebersihan sungai tetap terjaga.

Melarang pembuangan semua sampah dalam badan sungai.

Adapun kriteria teknis pembuatan sempadan sungai berdasarkan Permen PU No.

63

tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, yaitu :

1. Garis sempadan sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-

kuranguya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

2. Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

didasarkan pada kriteria:

− Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnva 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan.

− Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai

dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurangkurangnya 15

(lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

− Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh)

meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter

dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

3. Penetapan garis sempadan danau, waduk, mata air,dan sungai yang terpengaruh

pasang surut air laut mengikuti kriteria yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden R.I.

Nomor : 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, sebagai berikut:

− Untuk danau dan waduk, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya

50 (hma puluh) meter dari titikpasang tertinggi kearah darat.

− Untuk mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 200 (dua

ratus) meter disekitar mata air.

− Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dan tepi sungai dan

berfungsi sebagai jalur hijau.

Pengembangan RTH di tepi sungai tersebut dikembangkan pada lahan perpotongan Jalan

Dakota dan Jalan Bendungan Jago. Tujuan utama pengaturan dan pengembangan garis

sempadan sungai tersebut adalah untuk mengamankan wilayah aliran sungai. Dalam

pengamanan aliran sungai ini sempadan sungai harus ditanami dengan jenis tanaman keras

dan dilarang melakukan penebangan pohon pada daerah tersebut untuk melindungi tebing-

tebing atau bantaran sungai yang potensial terhadap bahaya erosi dan longsor. Selain itu di

sepanjang sempadan sungai ini direkomendasikan untuk dihindari atau dilarang adanya

bangunan, baik untuk kegiatan perumahan, perkantoran, maupun kegiatan komersial.

B.4.49 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Kemayoran

Rencana pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial di Kecamatan Kemayoran akan

disesuaikan berdasarkan analisis kebutuhan daya tampung kecamatan. Fasilitas umum dan

fasilitas sosial tersebut berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, serta fasilitas

pengendali bencana.

B.4.49.1 Pendidikan

Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada

tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar

penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan

seperti yang terlihat pada Tabel 4.57 yaitu sebanyak 140 unit untuk Taman Kanak-kanak

(TK), 70 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 12 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP), serta 6 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

Tabel 4.52Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan

di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030

III-98

Page 53: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

2030

1 TK 35 1402 SD 67 703 SLTP 20 124 SLTA 19 65 Universitas dan Akademi 3 -6 Tempat Kursus 12 -

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengn kondisi eksisting fasilitas pendidikan,

maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk

mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama untuk fasilitas pendidikan

SLTP dan SLTA serta perguruan tinggi dimana kondisi saat ini berlebih dari kebutuhan.

Sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang sebesar

105 unit dan 3 unit.

B.4.49.2 Kesehatan

Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada

tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar

penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti

yang terlihat pada Tabel 4.58, yaitu balai pengobatan sebanyak 58 unit, rumah bersalin

sebanyak 6 unit, puskesmas sebanyak 6 unit, apotik sebanyak 6 unit, dan 1 unit puskesmas

kecamatan.

Tabel 4.53Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

20301 Rumah Sakit - -2 Puskesmas 10 6

3Puskesmas Kecamatan - 1

4 Pos KB 124 -5 Apotik 5 66 Lainnya 23 -7 Balai Pengobatan - 588 Rumah Bersalin - 6

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas kesehatan,

maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Kemayoran

saat ini telah cukup melayani masyarakat. Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum

tidak diperlukan mengingat syarat keberadaan rumah sakit bagi wilayah yang memiliki

jumlah penduduk minimum 480.000 jiwa.

B.4.49.3 Peribadatan

Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada

tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar

penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan

seperti yang terlihat pada Tabel 4.59, yaitu mushala sebanyak 58 unit, masjid 6 unit, masjid

kecamatan 1 unit, gereja katolik 3 unit, gereja 3 unit, vihara 3 unit, pura 3 unit, serta

kelenteng 3 unit.

Tabel 4.54Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan

di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

2030

1 Mushala 163 1402 Masjid

8414

3 Masjid Kecamatan 24 Gereja Katolik

127

5 Gereja 76. Vihara

37

7. Pura 78 Kelenteng 7

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Berdasarkan perbandingan antara perhitungan kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030

dengan kondisi eksisting, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai

dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja. Sementara

untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan

kebutuhan.

B.4.49.4 Olahraga

Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada

tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar

penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti

yang terlihat pada Tabel 4.60, yaitu tempat bermain berjumlah 700 unit, 58 unit lapangan

olahraga, 6 unit kolam renang, serta 6 unit gedung olahraga.

Tabel 4.55Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga

di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030

III-99

Page 54: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No Jenis FasilitasEksisting

2006Kebutuhan

daya tampung

1 Tempat Bermain - 7002 Lapangan Sepakbola 14

583 Lapangan Bulutangkis 594 Lapangan Tenis 75 Lapangan Voli 546 Kolam Renang - 67 Gedung Olahraga 1 68 Lainnya 12 -

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di

Kecamatan Kemayoran, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi

kebutuhan masyarakat. Namun perlu ditingkatkan untuk fasilitas olahraga/rekreasi berupa

taman-taman warga atau tempat bermain.

B.4.50 Rencana Kawasan Strategis Kecamatan Kemayoran

Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Kemayoran ditentukan berdasarkan peranan

dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan

kota. Pengembangan kawasan tersebut berdasarkan RTRW DKI Jakarta 2010 adalah kawasan

ekonomi prospektif dengan ditetapkan Kota Baru Bandar Kemayoransebagai pusat niaga

terpadu, pusat eksibisi dan informasi bisnis berskala internasional. Untuk mendukung

pengembangan kawasan ini, maka strategi pengembangan ekonomi di Kecamatan

Kemayoranguna mendukung sistem pusat kegiatan tersebut adalah dengan pengembangan

pemeliharaan sarana dan prasarana baik di dalam maupun di luar Komplek yang mendukung

kegiatan Komplek Kemayoran, selain itu perlu dilakukan peningkatan kualitas fasilitas sosial

budaya dan fasilitas pendukung kegiatan lainnya.

B.4.51 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Kemayoran

Berdasarkan pola ruang yang telah direncanakan, maka intensitas pemenfaatan ruang yang

direncanakan adalah dengan membagi Kecamatan Kemayoranmenjadi tiga wilayah, yaitu utara,

tengah dan selatan. Untuk Wilayah Utara, yang direncanakan sebagai kawasan wisma,

perkantoran, dan fasilitas umum dengan ketinggian bangunan maksimal 16-24 lantai. Untuk

wilayah Barat diarahkan sebagai wisma sedang, direncanakan memiliiki ketinggian bangunan 2-

8 lantai. Pada Wilayah Timur di tepi jalan arteri primer diarahkan memiliki ketinggian 16-24

lantai, sedang wilayah timur bagian tengah direncanakan sebagai wisma sedang dengan

ketinggian 2-4 lantai. Tabel di bawah ini menunjukkan

Tabel 4.56

Rencana Intensitas Bangunan di Kecamatan Kemayoran

No Lokasi Peruntukkan

Ketinggian

maks.

(lantai)

KDB KLB

1. Kel. Gunung Sahari Selatan

Kel. Sumur Batu

Kel. Cempaka Baru

Kel. Harapan Mulya

Kel. Utan Panjang

Wisma dan

Fasilitasnya

2-4 Lt 40 > 1,2

2. Jl. Gunung Sahari Wisma dan

Bangunan

Umum dengan

Fasilitasnya

4-8 Lt 40 maks 2,4

3. Sebagian Jl Bungur Besar Wisma dan

Bangunan

Umum dengan

Fasilitasnya

4-8 Lt 50 maks 2,4

4. Sepanjang Jl. Letjend

Suprapto

Jl. Utan Panjang Timur

Jl. Angkasa

Jl. Garuda

Jl. Utan Panjang Barat

Jl. KemayoranGempol

Karya Bangunan

Umum dengan

Fasilitasnya

8-16 Lt 50 maks 3,0

5. Kebon Kosong (ex. Bandar

kemayoran)

Kel. Gunung Sahari Selatan

Wisma dan

Fasilitasnya

16-24 Lt 50 maks 4

6. Kel. Gunung Sahari Selatan Karya/ > 32 Lt 50 maks 5

III-100

Page 55: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No Lokasi Peruntukkan

Ketinggian

maks.

(lantai)

KDB KLB

Bangunan

Umum dengan

FasilitasnyaSumber : Hasil Rencana

B.4.52 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Sawah besar

B.4.52.1 Tujuan

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Sawah Besar merupakan wujud

pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan

ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai

dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan

terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Sawah Besar yaitu :

a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan

budi daya.

b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah

kecamatan serta keserasian antar sektor.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi

pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan

pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan

Sawah Besar.

d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Sawah Besar yang sejahtera

lahir dan batin

• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia

• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan

• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan

masyarakat.

f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar

dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

B.4.52.2 Kebijakan

B.4.52.2.1 Kawasan Budidaya

Wilayah perencanaan Kecamatan Sawah Besar berada di Wilayah Pengembangan Pusat,

dimana karakteristik wilayahnya adalah sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung

lingkungan tinggi, tingkat pelayanan prasarana dan sarana tinggi, dan bangunan gedung

dengan intensitas tinggi, baik vertikal maupun horizontal.

Kebijakasanaan umum Kecamatan Sawah Besar adalah membatasi pertumbuhan penduduk

dengan prioritas daya tampung hanya bagi pertumbuhan alamiah saja, menyebarkan

kepadatan penduduk dengan mengadakan tempat hunian di atas tempat kerja,

memantapakan peran lapangan kerja yang ada dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

terbatas, serta melakukan optimasi pemanfaatan ruang pada bagian-bagian tertentu wilayah

Kecamatan Sawah Besar agar dapat mmenampung perkembangan dimasa yang akan

datang.

Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari

upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam

program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan

sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya

pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika

sempadan sungai. Ketigabelas kali tesebut, tiga kali diantaranya melalui Kecamatan Sawah

Besar yaitu Kali Mati, Kali Lio, dan Kali Ciliwung.

1) Perumahan

Pembangunan perumahan diarahkan kepada prioritas pemenuhan kebutuhan penduduk

berpenghasilan rendah, perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas bangunan

perumahan, serta peremajaan lingkungan di daerah-daerah permukiman padat dan

cenderung kumuh denga pengembangan permukiman ke arah vertikal seperti rumah

susun.

2) Sektor Perdagangan dan Jasa

a. Perbaikan dan pengembangan yang mengganggu lingkungan perdagangan dan

jasa yang ada dengan perbaikan fasilitasnya.

III-101

Page 56: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

b. Kemungkinan peremajaan terbatas untuk area-area tertentu (sekitar Jl. Mangga

Dua Abdad).

c. Memberikan angka toleransi terhadap standar peruntukan lahan yang ada

d. Pengembangan ribbon harus menjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan

parkir yang memadai.

e. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang ekonomi lemah.

3) Sektor Transportasi

a. Pembangunan jalan baru dan pengembangan jalan erteri sesuai dengan rencana

struktur DKI Jakarta tahun 2030.

b. Pelebaran dan peningkatan jalan-jalan yang ada.

c. Pengembangan moda angkutan umum dengan peningkatan kualitasnya, baik

angkutan mobil maupun kereta api dengan pengadaan fasilitas penunjangnya.

d. Pembangunan jalan-jalan bagi pedestrian.

e. Pembatasan parkir on street agar tidak mengganggu arus lalu lintas, terutama

dipusat-pusat perdagangan.

4) Sektor Fasilitas Umum

a. Perbaikan dan peningkatan fasilitas yang telah ada, kemungkinan dengan

pengembangan vertikal.

b. Pengunaan standar khusus untuk daerah-daerah padat, atau dengan

memberikan angka toleransi terhadap standar yang ada.

5) Sektor Air Minum

a. Perbaikan dan peningkatan jaringan distribusi air pipa yang telah ada.

b. Perluasan kapasitas distribusi air minum.

c. Mengurangi penggunaan air tanah serta air pipa secara besar-besaran, terutama

untuk keperluan industri.

d. Penambahan hidrant-hidrant umum pada lingkungan permukiman padat dan

kumuh.

6) Sektor Sanitasi dan Sampah

a. Sistem pembuangan air limbah (sewerage) dengan pipa sebagai program jangka

panjang dan pembuatan pembuangan air limbah lokal untuk jangka pendek.

b. Pengadaan MCK serta peningkatan kondisi MCK yang telah ada.

7) Sektor Banjir dan Drainase

a. Peningkatan sistem drainase makro yang ada.

b. Perbaikan/pelebaran sarluran-saluran drainase makro yang telah ada.

c. Pembangunan drainase mikro baru.

d. Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan

meningkatkan sistem makro drainase yang ada.

8) Sektor Utilitas Umum.

a. Pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan jaringan utilitas (gas, listrik dan

telepon).

b. Penambahan jaringan pada daerah-daerah peremajaan, seperti Mangga Dua.

c. Perencanaan dan pelaksanaan yang terpadu antar instansi yang terkait.

d. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.

9) Sektor Ruang Terbuka Hijau

a. Pembebasan lahan sepanjang saluran drainase untuk jalur hijau pengaman dan

memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.

b. Penghijauan pekarangan rumah-rumah penduduk.

c. Pemeliharan/peningkatan fungsi ruang terbuka hijau yang telah ada.

d. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan

kolektor.

B.4.52.2.2 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun

nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya

membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai

prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang

cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan

hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

B.4.52.2.3 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.52.3 Strategi

Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Sawah Besar adalah :

III-102

Page 57: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Membatasi pertumbuhan penduduk dengan prioritas daya tampung hanya bagi

pertumbuhan alamiah saja.

• Menyebarkan kepadatan penduduk dengan mengadakan tempat hunian di atas

tempat kerja.

• Memantapakan peran lapangan kerja yang ada dengan peningkatan kualitas dan

kuantitas terbatas.

• Melakukan optimasi pemanfaatan ruang pada bagian-bagian tertentu wilayah

Kecamatan Sawah Besar agar dapat mmenampung perkembangan dimasa yang akan

datang.

• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah

berkembang.

• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh

dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman

kumuh.

• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan

kapasitas perdagangan dan jasa .

B.4.53 Rencana Pengelolaan Kependudukan Sawah Besar

Kecamatan Sawah Besar dengan perkembangan wilayah yang semakin pesat maka diperlukan

rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan

daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan

dengan metode daya tampung menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta

standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung penduduk ideal Sawah Besar

direncanakan sebesar 207.168 jiwa, maka untuk mengatasi keterbatasan lahan Kecamatan

Sawah Besar direncanakan dengan membangun perumahan secara vertikal. Sedangkan rumah

– rumah kumuh yang masih terdapat di Kecamatan Sawah Besar akan dihilangkan.

Pembangunan wisma kecil akan dibatasi di Sawah Besar. Kepadatan permukiman direncanakan

tidak terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat tinggal.

Untuk lebih jelasnya mengenai daya tampung penduduk tahun 2030 di Kecamatan Sawah

Besardapat dilihat pada Tabel 4.57

Tabel 4.57Daya Tampung dan Kepadatan Penduduk Per kelurahan

Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030

No KelurahanDaya Tampung

Penduduk(jiwa)

Kepadatan Penduduk(jiwa/Ha)

1 Pasar Baru 24.437 129

2 Gunung Sahari Utara 37.365 189

3 Kartini 47.091 856

4 Karang Anyar 56.320 1.104

5 Mangga Dua Selatan 41.955 325

Jumlah 207.168 333

Sumber : Rencana 2009

B.4.54 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Sawah Besar

Struktur ruang yang direncanakan untuk Kecamatan Sawah Besar tidak berbeda dengan

struktur ruang pada kondisi eksisting. Hal ini dikarenakan pusat-pusat kegiatan yang ada saat ini

telah mampu melayani wilayah Kecamatan Sawah Besar, sehingga tidak perlu untuk menambah

pusat kegiatan yang baru. Struktur pusat pelayanan Kecamatan Sawah Besar terbentuk

berdasarkan sistem pusat-pusat kegiatan tersier dengan pusat-pusat sebagai berikut:

a. PT. Astra Strada dengan kegiatan industri pergudangan

b. Perkantoran dan perdagangan di sepanjang Jl. Gunung Sahari

B.4.55 Rencana Transportasi Kecamatan Sawah Besar

Rencana pengembangan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan, simpang susun, jalan

layang, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyebrangan. Sistem jaringan

jalan di Kecamatan Sawah Besar sampai dengan tahun 2030 ditetapkan sebagai berikut :

1. Jalan Arteri Primer

− Jl. Gunung Sahari

− Jl. Dr. Sutomo – Jl. Gunung Sahari

− Jl. Mangga Dua – Jl. Gunung Sahari

2. Jalan Arteri Sekunder

− Jl. Samanhudi – Jl. Garuda

− Jl. Mangga Besar – Jl. Gunung Sahari

− Jl. Pangeran Jayakarta – Jl. Industri

3. Jalan Kolektor Primer

− Jl. Karang Anyar A

− Jl. Dr. Wahidin

− Jl. Budi Utomo

III-103

Page 58: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

− Jl. Lapangan Banteng

4. Kolektor Sekunder

− Jl. Kartini Raya

− Jl. Lautze

− Jl. Mangga Dua Abdad

− Jl. Rajawali Selatan

Sarana parkir berupa bangunan gedung atau lahan parkir ditempatkan pada bangunan-

bangunan umum untuk penghapus parkir di tepi jalan. Jembatan penyebrangan juga akan

direncanakan pada setiap jalan arteri primer.

B.4.56 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan sawah Besar

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

- Jejaring yang sudah ada

- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Sawah Besar yang

meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,

telekomunikasi dan air limbah.

B.4.56.1 Persampahan

Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut:

− Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan

sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan

memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator

− Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

dilakukan dengan teknologi tepat guna

− Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

− Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk

kelingkungan yang padat penduduk

− Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya

dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai

B.4.56.2 Drainase dan Pengendali Banjir

Sistem jaringan drainase di Kecamatan Sawah Besar sudah cukup baik dengan adanya

beberapa situ dongkelan dan tipar. Pengembangan drainase di Kecamatan Sawah Besar

dilakukan melalui :

• Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai

dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar

dan pembuangan sampah)

• Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan

sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor

• Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir

B.4.56.3 Listrik

Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut

merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang

membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada

Kecamatan Sawah Besar dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan

sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

1. Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa)

2. Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan

perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat

3. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

4. Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta

memperbaiki kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut

B.4.56.4 Telekomunikasi

Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Sawah Besar adalah

• Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi

telekomunikasi yang memadai

• Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan

tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.

• Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota

di Kecamatan Sawah Besar.

III-104

Page 59: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.56.5 Rencana Jaringan Air Bersih

Rencana jaringan primer pipa air bersih di Kecamatan Sawah Besar tahun 2030 adalah

melintasi jalan-jalan Jl. Mangga Besar, Jl. Gunung Sahari, Jl. KH. Samanhudi, dan Jl.

Industri. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Sawah Besar tahun 2030

adalah sebesar 36.254 ltr/hari, kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi air minum PT.

Thames PAM Jaya dengan kapasitas produksi 4000 liter/detik yang berasal dari IPA

Pulogadung. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan air bersih di Kecamatan Sawah

Besar tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.58

Tabel 4.58Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030

No KelurahanJumlah

Penduduk Tahun 2030

Kebutuhan Air Bersih

( Ltr/Hr) (m³/Hr)

1 Pasar Baru 24.437 4.276.558 4.276,56

2 Gunung Sahari Utara 37.365 6.538.836 6.538,84

3 Kartini 47.091 8.240.945 8.240,95

4 Karang Anyar 56.320 9.855.982 9.855,98

5 Mangga Dua Selatan 41.955 7.342.162 7.342,16

Jumlah 207.168 36.254.483 36.254,48 Sumber : Hasil Rencana 2009 , Pedoman Perencanaan Dinas Tata Kota DKI : Asumsi Kebutuhan Air Bersih 175 lt/org/hr

B.4.56.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Sawah Besar tahun 2030 adalah

dengan sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 14.295

ltr/hari yang berasal dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa.

Untuk lebih jelasnya mengenai timbulan air kotor (sludge) di Kecamatan Sawah Besar tahun

2030 dapat dilihat pada Tabel 4.58.

Tabel 4.58Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030

No KelurahanPenduduk

( jiwa)

Timbulan Air Limbah (m³/Hr))

Timbulan Sludge

( Ltr/Hr) (m³/Hr)

1 Pasar Baru 24.437 3.421 1.686 1,69

2 Gunung Sahari Utara 37.365 5.231 2.578 2,58

3 Kartini 47.091 6.593 3.249 3,25

4 Karang Anyar 56.320 7.885 3.886 3,89

5 Mangga Dua Selatan 41.955 5.874 2.895 2,89

Jumlah 207.168 29.004 14.295 14,29 Sumber : Hasil Rencana 2009 Dinas Kebersihan DKI : Asumsi Sludge 0,069 lt/org/hr

B.4.57 Rencana Pola Ruang Kecamatan Sawah Besar

Rencana peruntukan tanah di wilayah Kecamatan Sawah Besar sampai tahun 2030 adalah

wisma dengan fasilitasnya seluas 208,17 Ha, wisma bangunan umum dengan fasilitasnya

seluas 15,82 Ha, wisma taman dengan fasilitasnya seluas 37,17 Ha, karya pemerintahan

dengan fasilitasnya seluas 30,31 Ha, karya bangunan umum dengan fasilitasnya seluas 212,37

Ha, karya industri/pergudangan dengan fasilitasnya seluas 117,77Ha, penyempurna hijau

binaan dengan fasilitasnya seluas 50,52 Ha, suka umum seluas 40,09 Ha dan peruntukan

marga dan saluran seluas 46,95 Ha. Agar lebih jelasnya mengenai jenis peruntukan tanah di

Kecamatan Sawah Besar dapat dilihat pada tabel berikut.

Sesuai dengan perhitungan, dominasi peruntukan tiap jenis guna lahan yang terbesar adalah :

1. Wisma dengan fasilitasnya di Kelurahan Gunung Sahari Utara seluas 60,16 ha

2. Wisma bangunan umum dengan fasilitasnya di Kelurahan Mangga Dua Selatan seluas

6,60 ha

3. Karya pemerintahan dengan fasilitasnya di Kelurahan Lebak Bulus seluas 13,65 ha

4. Karya bangunan umum dengan fasilitasnya di Kelurahan Pasar Baru seluas 28,07 ha

5. Karya industri/pergudangan dengan fasilitasnya di Kelurahan Gunung Sahari Utara

seluas 9,46 ha

6. Penyempurna hijau binaan dengan fasilitasnya di Kelurahan Gunung Sahari Utara seluas

30,69 ha

7. Suka / fasilitas umum di Kelurahan Pasar Baru seluas 21,93 ha

8. Marga dan saluran di Kelurahan Pasar Baru seluas 18,10 ha

B.4.57.1 Permukiman

Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang

paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan

area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang

akan datang. Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan

kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru,

memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang

dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.

III-105

Page 60: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui

cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah

dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada

lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah

Kecamatan Sawah Besar pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen

dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan

Sawah Besar dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan

perkembangan dan aksesbilitas.

B.4.57.2 Perdagangan dan Perkantoran

Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu

wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang

dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Sawah

Besar dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa

yang ada di Kecamatan Sawah Besar, karena dengan semakin mantapnya fungsi

perdagangan dan jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Sawah Besar

sehingga dapat berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya.

B.4.57.3 Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau yang akan dikembangkan di Kecamatan Sawah Besar adalah

penyempurna hijau umum di tepi kali, serta penyempurna hijau makam.

B.4.58 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Sawah Besar

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Sawah Besar terdiri dari

empat jenis fasilitas, yaitu :

− Fasilitas Pendidikan

− Fasilitas Kesehatan

− Fasilitas Peribadatan

− Fasilitas Pengendali Bencana

B.4.58.1 Pendidikan

Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Sawah Besar lebih di utamakan

untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan

bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan

Sawah Besar akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, SD dan SMP yang berdasarkan

analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan

penambahan beberapa fasilitas pendidikan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas pendidikan tahun 2030 di Kecamatan

Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.58

Tabel 4.58

Rencana Fasilitas Pendidikan Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030

NoRincian Jenis

Fasilitas

Standar

Kebutuhan

(Jiwa)

Luas Lahan

(m²)

Kebutuhan

Sarana

(Unit)

1 TK 1,250 36,592 166

2 SD 2,500 322,869 83

3 SLTP 15,000 71,749 14

4 SLTA 30,000 43,049 7

Jumlah 474,258

Sumber : Rencana 2009

B.4.58.2 Kesehatan

Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Sawah Besar berdasarkan hasil

analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, dengan

demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Sawah Besar lebih di

utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan

lahan dan bangunan fasilas kesehatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas kesehatan tahun 2030 di Kecamatan

Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.59

Tabel 4.59

Rencana Fasilitas Kesehatan Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030

NoRincian Jenis

Fasilitas

Standar

Kebutuhan

(Jiwa)

Luas Lahan

(m2)

Kebutuhan

Sarana

(Unit)

1 Balai Pengobatan 3,000 17,937 69

2 BKIA 10,000 43,049 21

III-106

Page 61: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3 Rumah Bersalin 30,000 26,906 7

4 Puskesmas Pembantu 30,000 4,484 7

5 Puskesmas 30,000 5,830 7

6 Rumah Sakit Wilayah 480,000 5,605 0

7 Tempat Praktek Dokter 6,000 6,726 35

8 Apotik 30,000 3,587 7

Jumlah 114,125 152

Sumber : Rencana 2009

B.4.58.3 Peribadatan

Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Sawah Besar lebih di utamakan

untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan

bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas

peribadatan di Kecamatan Sawah Besar akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan

pura yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih

kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya

hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 di Kecamatan

Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.60

Tabel 4.60

Rencana Fasilitas Peribadatan

Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030

NoRincian Jenis

Fasilitas

Standar

Kebutuhan

(Jiwa)

Luas Lahan

(m2)

Kebutuhan

Sarana

(Unit)

1 Gereja Katolik 60,000 1,000 3

2 Gereja Protestan 60,000 1,000 3

3 Mushalla 3,000 26,906 69

4 Masjid 30,000 17,937 7

5 Vihara 60,000 1,000 3

6 Pura 60,000 1,000 3

7 Kelenteng 60,000 1,000 3

Jumlah 49,843 93

Sumber : Rencana 2009

B.4.58.4 Pengendali Bencana

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Sawah Besar

direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu

berupa :

1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.

2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.

3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.

5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B. 4.59 Rencana Kawasan Strategis Kecamatan Sawah Besar

Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Sawah Besar ditentukan berdasarkan peranan

dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan

kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta

Pusat ditentukan kawasan Pasar Baru sebagai kawasan bersejarah.

B.4.60 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Sawah Besar

Rencana intensitas disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan,

baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu. Rencana

intensitas bangunan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. Untuk lebih jelasnya

mengenai rencana intensitas bangunan Kecamatan Sawah Besar tahun 2030 daat dilihat pada

Tabel 4.61

Tabel 4.61Rencana Intensitas Bangunan Kecamatan Sawah Besar 2030

No. Lokasi PeruntukanKetinggian

Maks.(Lantai)

KDB(%)

KLB

1 Jl. Rajawali selatan dan sekitarnya Kel. Gunung Sahari Utara

Wisma dengan fasilitasnya 4 Lt 60 % < 1,2

2 Komplek Angkasa Pura Kel. Gunung Sahari

Wisma dengan fasilitasnya 4 Lt 60 % < 1,2

3 Kel. Kartini, Kel. Karang Anyar dan Kel. Mangga Dua Selatan

Wisma dengan fasilitasnya 4 Lt 60 % Maks 1,6

4 Jl. Industri Kel. Gunung Sahari Utara

Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt 60 % Maks 2,4

5 Jl. Mangga Besar 13 Kel. Gunung Sahari Utara

Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4

III-107

Page 62: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No. Lokasi PeruntukanKetinggian

Maks.(Lantai)

KDB(%)

KLB

6 Jl. Gunung Sahari 7A Kel. Gunung Sahari Utara

Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4

7 Jl. Karang Anyar Utara Kel. Karang Anyar

Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4

8 Kel. Pasar Baru Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4

9 Kel. Pasar Baru Karya Pemerintahan/Suka/Penyempurna Hijau Binaan/Karya Bangunan Umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 16 Lt 50-60 % Maks 3,0

10 Jl. Pangeran Jayakarta dan sekitarnya Kel. Mangga Dua Selatan

Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 3,0

11 Jl. Gunung Sahari Kel. Kartini

Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 3,0

12 Jl. Gunung Sahari, sebagian Jl. Industri, Jl. Gunung Sahari 12 Kel. Gunung Sahari Utara

Karya dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 16 Lt 60 % Maks 4,0

13 Arena Pekan Raya Jakarta

Karya dan bangunan umum dengan fasilitasnya

4 Lt – 60 Lt 60 % > 5,0

Sumber : Rencana 2009

B.4.61 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Gambir

B.4.61.1 Tujuan

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Gambir merupakan wujud pemanfaatan

ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar

sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil

identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka

tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Gambir yaitu :

• Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Gambir sebagai pusat perdagangan

dan jasa provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat perdagangan dan jasa Kotamadya

Jakarta Pusat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan

perdagangan dan jasa.

• Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana

sewa tingkat tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007.

• Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna

memantapkan fungsi Kecamatan Gambir sebagai salah satu pusat pergerakan

Kotamadya Jakarta Pusat dan DKI Jakarta.

• Mewujudkan Kecamatan Gambir sebagai kawasan pendukung kelengkapan

fasilitas dan utilitas di Jakarta Pusat.

• Peningkatan pelayanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama.

• Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Gambir yang

berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat

sebagai pemrakarsa pembangunan,

• Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan

sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Gambir

guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

B.4.61.2 Kebijakan

B.4.61.2.1 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat

pengembangan yang ada di Kecamatan Gambir, secara umum pengembangan tersebut

berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian

lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan

budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan

kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung

lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan

dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan

cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan

semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar

pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi

lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan

agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.

Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

1) Sektor Perumahan

- Penerapan pengembangan perumahan secara vertikal guna mengefisiensikan

lahan

- Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh

- Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan

2) Sektor Perdagangan dan Jasa

III-108

Page 63: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

- Perbaikan/pengembangan pusat perdagangan lama untuk menciptakan lapangan

kerja pada sektor perdagangan dan jasa

- Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi – sisi jalan yang

mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus

lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir

- Pengembangan pada sentra – sentra baru diprioritaskan dengan mengatur arus

transportasi sehingga tidak menimbulkan kemacetan

3) Sektor Industri

- Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan

industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan

kegiatan industri tersebut

4) Sektor Transportasi

- Penyediaan prasarana dan sarana transportasi selain untuk kebutuhan

kecamatan juga untuk menunjang pengembangan WKP barat dan WKP timur

- Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan

memperhatikan kualitas dan kapasitas

6) Sektor Fasilitas Umum

- Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas

- Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan

secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu

bangunan

7) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir

- Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan

tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan

terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)

- Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam

sistem pengendalian banjir makro

8) Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih

- Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan

pipa – pipa induk dan distribusi

- Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan

muka air tanah dan intruisi air laut

- Penambahan hydrant umum

B.4.61.2.2 Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung

pengembangan sekktor strategis diatasnya dengan berdasar atas pertimbangan-

pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun

nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya

membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai

prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang

cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.

Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan

hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat

B.4.61.2.3 Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna

mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk

juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya

penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.61.3 Strategi

Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Gambir adalah :

• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah

berkembang.

• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh

dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

khususnya di bantaran sungai yang dijadikan permukiman kumuh.

• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa .

• Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah

berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung

perkembangan penduduk.

B.4.62 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Gambir

Kecamatan Gambir dengan perkembangan wilayah yang semakin pesat maka diperlukan

rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan

daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan

menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka

III-109

Page 64: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Gambir adalah sebesar 122.310 jiwa, dengan

kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Duri Pulo sebesar 161 jiwa/ha, jumlah tersebut

digunakan karena pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa

mendatang di Kecamatan Gambir. Namun untuk mengantisipasi kelebihan daya tampung dan

keterbatasan lahan maka direncanakan dengan membangun perumahan secara vertikal.

Sedangkan rumah – rumah kumuh yang masih terdapat di Kecamatan Gambir akan dihilangkan.

Pembangunan wisma kecil akan dibatasi di Gambir. Kepadatan permukiman direncanakan tidak

terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat tinggal.

Tabel 4.62Rencana Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Kec.Gambir Tahun 2030

No KelurahanPenduduk

2006

Daya Tampung Penduduk

2030

Kepadatan Penduduk

2006 2030

1 Cideng 17,180 24,473 136 194

2 Petojo Selatan 14,566 20,750 128 182

3 Gambir 2,974 4,237 12 16

4 Kebon Kelapa 11,256 16,034 144 206

5 Petojo Utara 16,607 23,657 148 211

6 Duri Pulo 23,277 33,159 323 461

Jumlah 85,860 122,310 113 161Sumber : Hasil Rencana

B.4.63 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Gambir

Pusat Kegiatan Primer di Kecamatan Gambir antara lain adalah :

a. Kantor – Kantor Departemen dan pemerintahan dengan kegiatan pelayanan

pemerintahan

b. Kawasan Monumen Nasional dengan kegiatan pelayanan umum dan rekreasi

c. Stasiun Kereta Api Gambir dengan kegiatan pelayanan jasa transportasi

d. Gedung Bank Indonesia dengan kegiatan pelayanan pemerintahan

e. ITC Roxy Mas dan Pusat Niaga Roxy Mas dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan

jasa

Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Gambir antara lain adalah :

a. Gedung Bank BTN dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

b. Pasa Duta Merlin dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

c. RSUD Tarakan dengan kegiatan pelayanan kesehatan

d. Halte Busway Harmony dengan kegiatan pelayanan jasa transportasi

Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Gambir antara lain adalah :

a. Kantor Walikota Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Pusat dengan

kegiatan pelayanan pemerintahan

b. Wisma Hayam Wuruk, Gajah Mada Plaza, Hotel Surya Baru dan Hotel Red Top dengan

kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

c. Rukan Tri Megah dan Pusat Pertokoan Pecenongan dengan kegiatan pelayanan

perdagangan dan jasa

Pusat Kegiatan Kota di Kecamatan Gambir antara lain adalah :

a. Pasar Petojo dan Petojo Plaza dengan kegiatan pelayanan perdagangan

dan jasa

b. Pusat Pertokoan jalan Biak, Ruko Sangaji Megah dan Ruko Roxy Trade

Centre dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

c. Akademi Sekretaris Saint Mary dan Y.P.Bunda Mulia dengan kegiatan

pelayanan pendidikan

Tabel 4.62Rencana Struktur Ruang Kecamatan Gambir

Lokasi Fungsi Keterangan Skala/KekhasanKawasan Monas dan sekitarnya

Pelayanan pemerintahan, jasa transportasi dan rekreasi

- Kantor – Kantor Departemen

- Stasiun KA. Gambir

- Kawasan Monas

Pusat kegiatan pelayanan pemerintahan, Transpotasi dan rekreasi skala Nasional

Jl.MH.Thamrin Pelayanan pemerintahan - Gedung Bank Indonesia

Pusat kegiatan pelayanan pemerintahan dan perkantoran skala Nasional

Jl.Kyai Tapa Pelayanan perdagangan dan jasa

- ITC Roxy Mas

- Pusat Niaga Roxy Mas

Pusat kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa skala Nasional

Persimpangan Pelayanan perdagangan dan - Bank Pusat kegiatan pelayanan

III-110

Page 65: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Lokasi Fungsi Keterangan Skala/KekhasanHarmony jasa transportasi BTN

- Plasa Duta Merlin

- Halte Busway Harmony

perdagangan dan jasa transportasi skala Provinsi

Jl.Kyai Caringin Pelayanan Kesehatan - RSUD Tarakan

Pusat kegiatan pelayanan kesehatan skala Provinsi

Jl.Tanah Abang 1 Pelayanan pemerintahan - Kantor Walikota Jakarta Pusat

Pusat kegiatan pelayanan pemerintahan skala Kota

Jl.Hayam Wuruk Pelayanan perdagangan dan jasa

- Wisma Hayam Wuruk

- Hotel Surya Baru

Pusat kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa skala Kota

Jl.Gajah Mada Pelayanan pemerintahan, perdagangan dan jasa

- Gajah Mada Plaza

- Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Pusat

Pusat kegiatan pelayanan pemerintahan, perdagangan dan jasa skala Kota

Jl.AM. Sangaji (sisi selatan)

Pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa

- Akademi Sekretaris Saint Mary

- Ruko Sangaji Megah

Pusat kegiatan pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa skala Kecamatan

Jl.AM. Sangaji (sisi utara)

Pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa

- YP. Bunda Mulia

- Pasar Petojo

- Petojo Plaza

Pusat kegiatan pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa skala Kecamatan

Jl.Biak Pelayanan perdagangan dan jasa

- Ruko Roxy Trade Centre

- Pusat Pertokoan Jl.Biak

Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala Kecamatan

Jl.Pecenongan Pelayanan perdagangan dan jasa

- Hotel Red Top

- Rukan Tri Megah

- Pusat Pertokoan Jl.Pecenongan

Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala Kota

Sumber : Hasil Rencana 2009

B.4.64 Rencana Transportasi Kecamatan Gambir

Rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Gambir adalah sistem jaringan jalan,

simpang susun, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan. Sistem jaringan jalan di

Kecamatan Gambir hingga tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :

a. Jalan Arteri Primer yaitu Jl. MH.Thamrin – Jl.Merdeka Barat, Jl.Majapahit – Jl.Gajah

Mada, Jl.KH.Hasyim Ashari, Jl.KH.Zainul Arifin, Jl.Kebon Sirih – Jl.Jatibaru;

b. Jalan Arteri Skunder yaitu Jl. Kyai Caringin, Jl.Suryopranoto, Jl.Ir.H.Juanda, Jl.Abdul

Muis, Jl.Medan Merdeka Utara dan Timur, Jl.Ridwan Rais, Jl.Veteran, Jl.Veteran 1,

Jl.Cideng Barat, Jl.Cideng Timur;

c. Jalan Kolektor Primer yaitu Jl.Merdeka Selatan, Jl.Budi Kemuliaan, Jl.Pejambon,

Jl.Perwira, Jl.Pecenongan, Jl.Batu Ceper, Jl.Tanah Abang 2, Jl.Musi, Jl.Biak, Jl.Sangaji,

Jl.Kesehatan.

Tabel 4.63Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

Kecamatan Gambir Tahun 2030

No Nama jalan Tingkatan jalan 2006 2030

1 Jl. Inspeksi Kali Ciliwung Kolektor Sekunder 69 85

2 Jl.Inspeksi Kali Krukut Kolektor Sekunder 40 47

3 Jl.Petojo Eclek Kolektor Sekunder 50 60

4 Jl.Duri Kolektor Sekunder 52 52

5 Jl.Daan Mogot Arteri Sekunder 40 50

Sumber : Hasil Rencana 2009

B.4.65 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Gambir

Rencana pengembangan utilitas di Kecamatan Gambir memperhatikan jejaring yang telah ada

dan peningkatan kebutuhan, diantaranya adalah :

• Pembatasan pemakaian air tanah terutama di zona kritis air tanah agar terpeliharanya

sumber daya air tanah dan air permukaan sebagai air baku

• Perluasan jaringan pelayanan air bersih melalui peningkatan distribusi yang belum

terlayani air bersih terutama di pemukiman yang padat penduduk

• Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau (RTH)

• Peningkatan kualitas air bersih yang layak bagi penduduk

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Gambir yang meliputi

jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah

III-111

Page 66: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.65.1 Persampahan

Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut :

Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan

sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan

memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator

Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

dilakukan dengan teknologi tepat guna

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk

kelingkungan yang padat penduduk

Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.

Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai

B.4.65.2 Drainase dan Pengendali Banjir

Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut :

• Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai

dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar

dan pembuangan sampah)

• Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan

sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor

• Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

• Rencana Pelebaran Kali Ciliwung dari 15 meter menjadi 40 meter dan Kali Banjir

Kanal Barat menjadi 68 meter

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut :

Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran

alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang

berupa saluran segiempat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari

masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan.

Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong.

Saluran sekunder yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran

primer. Ditempatkan pada setiap jalan sekunder. Saluran pelimpasan utama

menggunakan drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran

adalah trapesium terbuka.

Saluran tersier yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran

sekunder. Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air

hujan baik dari halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan

lingkungan. Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran.

B.4.65.3 Listrik

Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut

merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang

membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada

Kecamatan Gambir dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar.

Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa)

Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan

perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat

Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta

memperbaiki kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut

B.4.65.4 Telekomunikasi

Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut :

• Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi

telekomunikasi yang memadai

• Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan

tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.

• Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota

di Kecamatan Gambir.

B.4.65.5 Rencana Jaringan Air Bersih

Rencana jaringan primer pipa air bersih di Kecamatan Gambir tahun 2030 adalah

penambahan jaringan air bersih yang terdapat di sepanjang jalan arteri primer, arteri

sekunder dan jalan-jalan kolektor. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan

Gambir tahun 2030 adalah sebesar 21,404 ltr/hari, kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi

air minum Pejompongan I.

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan air bersih di Kecamatan Gambir tahun

2030 dapat dilihat pada Tabel 4.64III-112

Page 67: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.64Rencana Kebutuhan Air Bersih

Kec.Gambir Tahun 2030

No Kelurahan Penduduk (jiwa)Kebutuhan Air Bersih ( Ltr/Hr)

Kebutuhan Air Bersih ( M3/Hr)

1 Cideng 24,473 4,282,833 4,282.83

2 Petojo Selatan 20,750 3,631,184 3,631.18

3 Gambir 4,237 741,394 741.39

4 Kebon Kelapa 16,034 2,806,028 2,806.03

5 Petojo Utara 23,657 4,139,988 4,139.99

6 Duri Pulo 33,159 5,802,765 5,802.76

Jumlah 122,310 21,404,192 21,404.19 Sumber : Hasil Rencana

B.4.65.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Gambir tahun 2030 adalah dengan

sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 17,123 M3/hari

yang berasal dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa.

Untuk lebih jelasnya mengenai timbulan air kotor (sludge) di Kecamatan Gambir tahun 2030

dapat dilihat pada Tabel 4.65

Tabel 4.65Analisis Timbulan Limbah Air Kotor

Kec.Gambir Tahun 2030

No KelurahanPenduduk

( jiwa)

Timbulan Air Limbah

( M3/Hr))

Timbulan Sludge ( Ltr/Hr)

Timbulan Sludge ( M3/Hr)

1 Cideng 24,473 3,426.27 1,689 1.69

2 Petojo Selatan 20,750 2,904.95 1,432 1.43

3 Gambir 4,237 593.11 292 0.29

4 Kebon Kelapa 16,034 2,244.82 1,106 1.11

5 Petojo Utara 23,657 3,311.99 1,632 1.63

6 Duri Pulo 33,159 4,642.21 2,288 2.29

Jumlah 122,310 17,123.35 8,439 8.44Sumber : Hasil Rencana

B.4.66 Rencana Pola Ruang Kecamatan Gambir

Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung,

isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial

ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan

lindung.

B.4.66.1 Permukiman

Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang

paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan

area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang

akan datang. Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan

kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru,

memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang

dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.

Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui

cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah

dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada

lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah

Kecamatan Gambir pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen dan

landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Gambir

dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan

aksesbilitas.

Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi di Kecamatan Gambir

diarahkan pada Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Selatan, Kelurahan Petojo Utara,

Kelurahan Gambir, Kelurahan Duri Pulo, Kelurahan Kebon Kelapa.

Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang di Kecamatan Gambir

diarahkan pada Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Selatan, Kelurahan Petojo Utara,

Kelurahan Gambir, Kelurahan Duri Pulo, Kelurahan Kebon Kelapa.

Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di

Kecamatan Gambir. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di

Kecamatan Gambir diarahkan pada Jl. Subur Baru.

B.4.66.2 Perdagangan dan Jasa

Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu

wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang

dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Gambir

dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang

III-113

Page 68: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

ada di Kecamatan Gambir, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan

jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Gambir sehingga dapat

berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. Pola pengembangan

kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gambir adalah :

a. Pengembangan Sentra – sentra

Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada sentra perdagangan ITC Roxy

Mas dan sekitarnya yang merupakan sentra tingkat Nasional

b. Pengembangan Ribbon

Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Gajah Mada, Jl.Hayam Wuruk,

Jl.Pecenongan, Jl.KH.Hasyim Ashari. Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di

sepanjang Jalan Suryopranoto dan Jl.KH.Hasyim Ashari

B.4.66.3 Kawasan Perindustrian Dan Pergudangan

Kawasan Kecamatan Gambir telah berkembang kawasan permukiman dan perdagangan

mantap. Keberadaan industri dan pergudangan di Kecamatan Gambir pada kondisi eksisting

telah terjepit diantara permukiman sehingga harus direlokasi di tempat lain dikarenakan

menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara.

B.4.66.4 Pelayanan Umum dan Sosial

Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya

disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan

disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang

merupakan fasilitas pendukung pemukiman.

B.4.66.5 Kawasan Lindung

Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai

besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan

untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup

untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di

Kecamatan Gambir berada pada kawasan Kali Cideng, Kali Krukut, Kali Ciliwung dan Kali

Banjir Kanal Barat.

B.4.67 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Gambir

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Gambir terdiri dari empat

jenis fasilitas, yaitu Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan, dan

Fasilitas Olah Raga.

B.4.67.1 Pendidikan

Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Gambir lebih di utamakan untuk

fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan

bangunan fasilitas pendidikan yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan

tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas

pendidikan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan fasilitas pendidikan di

Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.66

Tabel 4.66Rencana Fasilitas Pendidikan Kec.Gambir Tahun 2030

NoRincian Jenis

Fasilitas

Standar Kebutuhan

(Jiwa)

Luas Lahan (m2)

Kebutuhan Sarana (Unit)2030

1 TK 1,250 170 98

2 SD 2,500 3,000 49

3 SLTP 15,000 4,000 8

4 SLTA 30,000 4,800 4 Sumber : Hasil Rencana

B.4.67.2 Kesehatan

Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Gambir berdasarkan hasil

analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan

demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Gambir lebih di

utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan

lahan dan bangunan fasilitas kesehatan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan

fasilitas Kesehatan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.67

Tabel 4.67Rencana Fasilitas Kesehatan Kec.Gambir Tahun 2030

NoRincian Jenis

Fasilitas

Standar Kebutuhan

(Jiwa)

Luas Lahan (m2)

Kebutuhan Sarana (Unit)2030

1 Balai Pengobatan 3,000 200 41

2 BKIA 10,000 1,600 2

3 Rumah Bersalin 30,000 3,000 4

4 Puskesmas Pembantu 30,000 500 4

5 Puskesmas 30,000 650 4

6 Rumah Sakit Wilayah 480,000 10,000 0

7 Tempat Praktek Dokter 6,000 150 20

8 Apotik 30,000 400 4

Sumber : Hasil Rencana

III-114

Page 69: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.67.3 Peribadatan

Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Gambir lebih di utamakan

untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan

bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas

peribadatan di Kecamatan Gambir akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan klenteng

yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya masih kurang

dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya hanya

pada rencana perbaikan dan peremajaan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana

kebutuhan fasilitas peribadatan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel

4.68

Tabel 4.68Rencana Fasilitas Peribadatan Kec.Gambir Tahun 2030

NoRincian Jenis

FasilitasStandar Kebutuhan

(Jiwa)Luas Lahan

(m2)

Kebutuhan Sarana (Unit)2030

1 Gereja Katolik 60,000 2,000 2

2 Gereja Protestan 60,000 2,000 2 3 Mushalla 3,000 300 41 4 Masjid 30,000 2,000 4 5 Vihara 60,000 2,000 2

6 Pura 60,000 2,000 2

7 Kelenteng 60,000 2,000 2 Sumber : Hasil Rencana

B.4.67.4 Olah Raga

Kebutuhan akan fasilitas olah raga yang ada di Kecamatan Gambir saat ini sebagian besar

telah cukup terpenuhi jumlahnya dan mayoritas kondisinya masih cukup baik hanya saja

kebutuhan fasilitas seperti tempat bermain dan lapangan serba guna masih kurang

jumlahnya dan masih diperlukan penambahan fasilitas. Untuk lebih jelasnya mengenai

rencana kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada

Tabel 4.69

Tabel 4. 69Rencana Fasilitas Olah Raga Kec.Gambir Tahun 2030

NoRincian Jenis

Fasilitas

Standar Kebutuhan

(Jiwa)

Luas Lahan (m2)

Kebutuhan Sarana (Unit)

2030

1 Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Penduduk 250 250 489

2 Tempat Bermain Untuk 3.000 Jiwa Penduduk 3,000 1,500 41

3 Kolam Renang 30,000 4,000 4

4 Gedung Olah Raga 120,000 1,000 1

5 Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Penduduk 30,000 9,000 4

6 Lapangan Serba Guna Untuk 120.000 Jiwa Penduduk 60,000 2,000 1Sumber : Hasil Rencana

B.4.68 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Gambir

Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan

besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam

perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya

berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai

berikut :

a. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6

b. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai

dengan 2,4

c. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai

dengan 3,5

d. Nilai KLB rata-rata 4,0

KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :

a. Kawasan permukiman

b. Kawasan permukiman KDB rendah

c. Kawasan bangunan umum

d. Kawasan bangunan umum KDB rendah

e. Kawasan campuran

f. Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :

a. Kawasan permukiman

b. Kawasan permukiman KDB rendah

c. Kawasan bangunan umum

III-115

Page 70: 68830664 rdtr-bab-3-draft-a3-pusat-2

Laporan AkhirPenyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

d. Kawasan bangunan umum KDB rendah

e. Kawasan campuran

f. Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :

a. Kawasan permukiman

b. Kawasan permukiman KDB rendah

c. Kawasan bangunan umum

d. Kawasan bangunan umum KDB rendah

e. Kawasan campuran

KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :

a. Kawasan permukiman

b. Kawasan bangunan umum

c. Kawasan bangunan umum KDB rendah

d. Kawasan campuran

e. KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat.

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan

bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan

industri/pergudangan di Kecamatan Gambir. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk

mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan

terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan

terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi

lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai

ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana

ketinggian bangunan, KDB dan KLB. Rencana intensitas lahan di Kecamatan Gambir tahun

2030 dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.70

Rencana Intensitas Lahan Kecamatan Gambir

NO LOKASI PERUNTUKKANKDB (%)

KLBKETINGGIAN BANGUNAN ( LANTAI )

1

- Kel. Cideng- Kel. Petojo Utara- Kel. Petojo Selatan- Kel. Duri Pulo

Wisma 60 1,2 2

2

- Jl.Duri Raya- Jl.Tanjung Selor- Jl.Biak- Jl.Tanah Abang- Jl.AM.Sangaji- Jl.Kesehatan- Jl.Tanah Abang 2

Wisma Bangunan Umum dan Fasilitasnya

60 4 2

3

- Jl.Medan Merdeka- Jl.Budi Kemuliaan- Jl.Veteran- Jl.Hayam Wuruk- Jl.Ir.H.Juanda- Jl.Abdul Muis- Jl.Gajah Mada- Jl.Tanah Abang 1- Jl.Jati Baru

Karya Pemerintahan 40 4 32

4

- Jl.Hasyim Ashari- Jl.Zainul Arifin- Jl.Suryopranoto- Jl.Jatibaru- Jl.Cideng- Jl.Gajah Mada- Jl.Abdul Muis- Jl.Ir.H.Juanda- Jl.Hayam Wuruk- Jl.Sukarjo

WiryopranotoKarya Bangunan Umum

dan Fasilitasnya

-45

-50

-45

-45

-50

-40

-40

-40

-40

-45

-3,5

-3,0

-3,5

-3,5

-3,0

-4,0

-4,0

-4,0

-4,0

-3,5

- 24- 16- 24- 24- 16- 32- 32- 32- 32- 24

5- Jl.Tanjung Selor- Jl.Medan Merdeka- Jl.Budi Kemuliaan

Suka Fasilitas Umum

-60

-60

-40

-1,6

-2,4

-4,0

- 3- 4

- 32

Sumber: Hasil Rencana

III-116