a. gambaran umum kota surakarta - abstrak.uns.ac.id · ketiga wilayah kecamatan laweyan yang...
TRANSCRIPT
21
BAB II
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM
A. Gambaran Umum Kota Surakarta
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Propinsi Jawa Tengah,
terletak di tengah kota/kabupaten di Karesidenan Surakarta. Letak Geografisnya
antara 110o – 111
o Bujur Timur dan 7,6
o – 8
oC Lintang Selatan. Wilayah Kota
Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian ±92 m dari permukaan
laut yang berarti lebih rendah atau hampir sama dengan Bengawan Solo.1
Batasan wilayah Kota Surakara:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar
b. Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
d. Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar
Suhu udara di Kota Surakarta antara 21,2oC sampai dengan 32,2
oC.
Sedangkan kelembaban udara 73%, rata-rata tekanan udara 1008,3 mbs,
kecepatan angin 5 Knot, dan arah angin 180o. Tanah di Solo sebagian besar terdiri
dari tanah liat dengan pasir (regosol kelabu), banyak terdapat tanah padas dan
1 Badan Pusat Statistik (BPS),. Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 1986.
Hlm 1.
22
ditengah-tengah sebelah Timur terdiri dari endapan lumpur terutama di daerah
Kraton dan daerah Kedunglumbu karena dahulu merupakan daerah rawa.2
Bentang alam daerah Surakarta dan sekitarnya berupa perbukitan,
pedataran, dan lereng kerucut gunung api. Daerah perbukitan terletak di selatan
Surakarta yang dibentuk oleh batuan sedimen Miosen – Pliosen, lereng kerucut
gunung api di sebelah barat dan timur Surakarta, dan pedataran terletak di
Surakarta dan daerah di utaranya. Uraian satuan morfologi di daerah ini adalah :
Satuan Padataran, tersebar di sekitar Surakarta, Klaten, Sukoharjo, sekitar
Wonogiri, dengan ketinggian 50 – 100 m. Satuan Pedataran dibentuk oleh dataran
aluvial sungai, berelief halus, kemiringan antara 0 – 5%, sungai sejajar agak
berkelok, dengan tebing sungai tidak terjal.
a. Kependudukan
Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan
penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun
migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan. Apabila
yang dihitung hanya berjarak satu tahun maka disebut dengan angka pertambahan
penduduk. Angka pertambahan penduduk Kota Surakarta dapat dilihat diagram
dibawah ini.
2 Ibid.
23
235.794 239.655 244.490 245.699 249.581
253.229 257.666 258.892
485.375 492.884 502.156 509.591
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
1983 1984 1985 1986
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Tabel. 1
Penduduk Kodya Surakarta Tahun 1983-1986
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta tahun 1986.
Berdasarkan diagram tersebut jumlah penduduk di Kota Surakarta dari
tahun 1983 sampai dengan tahun 1986 tidak mengalami ledakan penduduk atau
masih tergolong stabil. Sehingga angka kelahiran dan kematian yang terjadi di
Kota Surakarta tidak berubah secara besar-besaran. Laju pertumbuhan penduduk
di Kota Surakarta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan
masyarakatnya karena jika jumlah pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat
berpengaruh terhadap permasalahan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
24
Pertumbuhan menjadi perhatian dari pemerintahan, karena pertumbuhan
penduduk berhubungan dengan banyak aspek.3
Tabel. 2
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kota Surakarta berdasarkan
desa/kelurahan dalam tiap Kecamatan tahun 1986
Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga
Laweyan 19.880
Serengan 13.520
Pasar Kliwon 16.108
Jebres 28.208
Banjarsari 33.582
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta tahun 1986.
Dari tabel diatas dapat diurutkan Jumlah penduduk dari yang terbesar ke
yang paling sedikit di Kota Surakarta tahun 1986. Pertama berada di Kecamatan
Banjarsari dengan jumlah Kepala Keluarga 33.582 KK. Kedua Kecamatan Jebres
dengan jumlah Kepala Keluarga 28.582. Ketiga wilayah Kecamatan Laweyan
yang merupakan wilayah Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta pada tahun
1986 memiliki total jumlah Kepala Keluarga 19.880 KK. Keempat Kecamatan
Pasar Kliwon yang memiliki jumlah Kepala Keluarga 16.108 KK. Sedangkan
3 Anang Setyo Wibowo, 2015, “Peran Pondok Pesantren Mamba’ul
Hikmah di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Tahun 1994-2012”, Skripsi
FIB UNS, Surakarta. Hlm 21-22.
25
jumlah Kepala Keluarga yang paling sedikit adalah Kecamatan Serengan dengan
total jumlah Kepala Keluarga 13.520 KK.
b. Agama dan Kepercayaan
Sistem budaya agama yang dianut orang Jawa termasuk wilayah Kota
Surakarta terdapat berbagai keyakinan, konsep, pandangan dan nilai. Seperti yakin
akan adanya Allah, yakin bahwa nabi Mohammad adalah pesuruh Allah, yakin
adanya nabi-nabi lain, yakin akan adanya tokoh-tokoh Islam yang keramat, yakin
adanya konsep kosmogoni tertentu tentang penciptaan alam, yakin akan adanya
mahluk-mahluk halus penjelmaan nenek moyang yang sudah meninggal, yakin
akan adanya roh-roh halus dan kekuatan-kekuatan gaib alam semesta. Orang Jawa
kejawen juga menganggap Qur‟an sebagai sumber utama dari segala pengetahuan
yang ada.4
Penduduk kota Surakarta pada umumnya memeluk agama Islam (77,78%),
disusul kemudian pemeluk agama Kristen (14,37%) dan Katholik (7,50%).
Sedangkan Hindu, Budha dan Konghucu serta aliran kepercayaan sangat sedikit
(0,36%). Jika dikaitkan dengan wilayah kecamatan, maka agama Islam
mendominasi semua wilayah di Kota Surakarta.5 Tetapi yang mengetahui dan
menjalankan kewajiban sebagai umat Islam masih sedikit dan tokoh pemuka
agama juga sangat terbatas.
4 Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1983), Hlm
319. 5 http://dispendukcapil.surakarta.go.id. Diakses pada 18 Mei 2016 pukul
09.35.
26
c. Sosial dan Budaya
Masyarakat di Surakarta pada umumnya masih sangat kuat
mempertahankan , hubungan kekeluargaan, kebersamaan dan hubungan antar
warga masih sangat erat. Mereka masih sering melakukan gotong royong, tolong
menolong dan saling membantu. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari
seperti dalam membuat rumah, memperbaiki jalan, memperbaiki sekolah-sekolah
dan dalam acara-acara pernikahan maupun acara kematian. Masyarakat menyadari
pentingnya kebersamaan dalam mewujudkan cita-cita dalam memajukan
pendidikan di Kota Solo. Sehingga terwujudlah sarana pendidikan yang ada di
Kota Surakarta tahun 1986, dalam tingkat TK terdapat 278 Sekolah, tingkat SD
terdapat 360 sekolah, tingkat SMPTP terdapat 99 sekolah.6
Dalam hal budaya, kehidupan masyarakat masih diwarnai bermacam-
macam tradisi kebudayaan yang merupakan akulturasi dari kepribadian
masyarakat Kraton.7
Budaya masyarakat di Surakarta lahir, tumbuh dan
berkembang dari kepribadian masyarakat Kraton Surakarta yang masih
memegang prinsip-prinsip budaya masyarakat tradisional. Ritual kejawen malam
satu suro atau kirab merupakan adat yang dilakukan Kraton Surakarta dan
dirayakan oleh masyarakat dari berbagai daerah. Malam satu suro merupakan
malam pergantian tahun hijriyah dalam kalender Islam. Dalam hal ini masyarakat
Jawa mulai mengenal penanggalan Jawa pada masa kerajaan Mataram
kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusuma. Dengan adanya penanggalan
6 Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta tahun 1986.
7 Wawancara Udin tanggal 21 Desember 2015.
27
Jawa ini Sultan Agung berharap adanya persatuan rakyat tanpa membedakan
agama dan keyakinan yang dianut.8
B. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Proses masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai pada abad XIII
melalui perdagangan di Nusantara yang berkembang dengan pesat. Kota
pelabuhan atau perdagangan sebagai sistem masyarakat terbuka yang
mengharuskan sikap toleransi, dengan pesat menjadi pusat perubahan dan
pembaharuan. Awal penyebaran Islam, para pedagang Islam (baik dari Asia Barat
atau Asia Timur) dalam aktivitasnya sebagai pedagang sekaligus menyebarkan
Syiar Islam. Mereka membentuk satu komunitas muslim dari setiap daerah yang
mereka singgahi dan menjalin kontak kultural dengan masyarakat setempat. Dari
sinilah proses Islamisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat dan lambat laun
Islam telah menjadi bagian yang begitu dalam menguasai kehidupan relegius
masyarakat Indonesia.9
Snouck Hurgronje pernah mengatakan, orang yang ingin menyelidiki
kehidupan keagamaan di salah satu pulau di Indonesia seperti Jawa, harus mulai
dengan mempelajari masjid.10
Agama Islam di Indonesia mempunyai corak
mesjid tersendiri, suatu corak yang sangat berbeda dengan corak mesjid di negara
8 http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/perayaan-satu-
suro-tradisi-malam-sakral-masyarakat-jawa. Diakses Pada 23 Mei 2016 pukul
11.06. 9 Bondan Dwi Atmojo, 2007, “Peran Pondok Pesantren Al-asy’ariyyah
Kalibeber Wonosobo dalam Pendidikan dan Dakwah Islam tahun 1962-1994”,
Skripsi FIB UNS, Surakarta. Hlm 33. 10
G.F. Pijper, Beberapa studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-
1950, (Jakarta: UI Press, 1984), Hlm 14-15.
28
lain. Kemungkinan pulau Jawalah yang merupakan daerah tempat corak ini
tumbuh pertama kali, sehingga orang menyebut dengan mesjid corak Jawa. selain
sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai pusat kehidupan komunitas
muslim. Dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas
sosial kemasyarakatan.
Masjid Tegalsari merupakan salah satu masjid “swasta” yang berada di
Surakarta, Jawa Tengah. Disebut “swasta” karena sepenuhnya dibangun atas biaya
pribadi seorang hartawan yang dermawan lagi saleh bernama K.H. Ahmad
Shofawi. Ia adalah seorang saudagar batik di kota Solo (Surakarta). Sebelum
berdirinya masjid “swasta” ini, kota Surakarta telah memiliki empat buah masjid
yang dibangun dan dikelola oleh Keraton Surakarta. Oleh karenanya, keempat
masjid itu disebut Masjid Keraton yaitu: Masjid Agung Kepatihan, Masjid Agung
Kauman, Masjid Mangkunegaran, Masjid Jami Laweyan. Masing-masing terletak
di penjuru utara, timur, barat, dan selatan kota Solo.
Masjid Tegalsari terletak di Jalan Dr. Wahidin N0 36 Kampung Tegalsari,
Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta. masjid ini dibangun diatas tanah seluas
2000 meter persegi (40 x 50 m). Pembangunannya dimulai sejak tahun 1928
berhasil diselesaikan selama 19 bulan 10 hari, tepatnya akhir tahun 1929. Masjid
“swasta” tertua dan pertama di kota Surakarta itu menjadi pusat aktivitas
Pesantren Modem Ta‟mirul Islam. Arsitek yang merancang masjid yang berlantai
marmer itu adalah Prof. K.H. Raden Muhammad Adrian, menantu KH.
Ahmad Shofawi sendiri. Setelah bangunan masjid berdiri, Prof. KH. Raden
Muhammad Adrian yang juga menjadi salah seorang takmir (pengelola) Masjid
29
Tegalsari saat itu segera menghubungi penguasa Keraton Surakarta untuk
mengajukan izin mendirikan shalat Jum‟at. Atas beberapa pertimbangan, antara
lain semakin banyaknya penduduk yang bermukim jauh dari masjid jami (masjid
keraton), akhirnya pihak keraton memberikan izin kepada takmir Masjid Tegalsari
untuk menyelenggarakan shalat Jumat.11
Sejak berdirinya masjid Tegalsari, para ulama di Tegalsari menginginkan
adanya sebuah Pondok Pesantren di sekitar kampung Tegalsari. Tahun 1968 mulai
dirintis dengan dibentuknya Yayasan Ta‟mirul Masjid Tegalsari. Yayasan ini
kemudian mendirikan SD Ta‟mirul Islam dan pada perkembangannya pada tahun
1979 mendirikan SMP Ta‟mirul Islam. Didirikannya dua lembaga tersebut dirasa
masih kurang karena belum adanya sebuah pondok. Maka pada tanggal 14 Juni
1986 Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam resmi berdiri atas prakarsa KH.
Naharussurur beserta istrinya HJ. Muttaqiyah, Ustad Halim dan Ustad Wazir
Tamami.
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ini berdiri atas tanah wakaf warisan dari
HJ. Muttaqiyah yang merupakan istri dari KH. Naharussurur. Dalam pendirian
sebuah pondok, KH. Naharussurur mempunyai konsep agar pondok pesantren
Ta‟mirul Islam bisa bertahan sepanjang masa dan keutuhan pondok tetap terjaga.
Akhirnya dibentuklah suatau badan wakaf pondok yang bertugas untuk menjaga
kelangsungan pondok. Pondok tidak diserahkan kepada keluarga secara mutlak
karena KH. Naharussurur sadar bahwa pondok ini adalah milik ummat, sehingga
11
http://duniamasjid.islamic-center.or.id/1089/masjid-jami-tegalsari-
surakarta/. Diakses tanggal 10 November 2016 pukul 01.13.
30
yang mengelola juga harus ummat, bukan keluarga saja. Akhirnya pada tahun
2005 dibuatlah akta pendirian pondok untuk memisahkan dari harta kekayaan
pribadi dan pondok.12
Keberadaan Pondok ditengah-tengah kampung Tegalsari ini
disambut baik oleh masyarakat sekitar pondok maupun sekitar luas. Khususnya
bagi mereka yang ingin mempelajari dan menelaah ilmu-ilmu agama.
1. Sejarah Berdirinya Ponpes Ta’mirul Islam
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam resmi berdiri pada tanggal 14 Juni 1986.
Terletak di Jalan KH Samanhudi 03 Laweyan diawali dengan kegiatan pesantren
kilat atau yang populer disebut pesantren syawal. Disebut Pesantren Syawwal
karena pada saat kegiatan tersebut pertama kali dilaksanakan jatuh pada bulan
syawwal. Kelebihan dari Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ini merupakan non
golongan atau non partai, sehingga semua ummat dan golongan dapat masuk ke
pondok pesantren ini tanpa dikaitkan dengan unsur-unsur politik. Pendiri Pondok
Pesantren Ta‟mirul Islam diprakarsai oleh :
1. KH. Naharussurur (Pimpinan Pondok)
2. Hj. Muttaqiyah (Istri Bapak Pimpinan)
3. Ust. HM. Halim, SH (Putra Bapak Pimpinan)
4. Ust. M. Wazir Tamami, SH (Staf Pengajar)
12
Akta Pendirian Yayasan Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam tahun 2005.
31
Gambar. 1
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta
Sumber : Arsip Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam di Surakarta
Berdirinya Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ini didorong dengan adanya
motivasi yang tujuannya untuk menambahkan kemajuan bagi pondok, baik dari
mulai berdiri sampai sekarang untuk menjadi pondok yang dicita-cita oleh
segenap kaum muslimin. Motivasi tersebut antara lain:
a. Menciptakan ulama bagi umat.
Surat Al Mulk ayat 5 yang berbunyi “Sesungguhnya kami telah
menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang itu sebagai alat-
alat pelempar syaitan, dan kami sediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala”. (QS. Al Mulk : 5).
32
Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Allah SWT
mneciptakan binatang-binatang sebagai perhiasan langit. Sekaligus
sebagai alat untuk melempari syaitan. Dengan perumpamaan yang
sama ulama adalah bintang-bintang di bumi. Karena sanggup
memberikan penerangan, menghiasi, menunjukan arah dan jalan serta
pelempar syaitan.
b. Adanya kelebihan Pondok Pesantren dari lembaga pendidikan lain
(non pondok) yaitu menggabungkan aspek batin dan aspek dhohir atau
bersifat batiniyah dan dhohiriyah.
c. Ingin mempersatukan dan mempererat hubungan antar ummat. Untuk
itu pondok pesantren Ta‟mirul Islam berkedudukan untuk semua
golongan ummat dan tidak dibawah satu golongan.13
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam juga mempunyai motto yang harus
ditaati dan sebagai pedoman, Motto tersebut antara lain :
a. “Iso ngaji lan ora kalah karo sekolah negri”.
Dengan motto ini diharapkan santri dapat memperdalam ilmu-ilmu
yang bersifat ukhrowi (ilmu tentang akhirat) maupun duniawi. Melalui
aktivitas sehari-hari, mingguan maupun tahunan.
b. “Al quranu taajul ma’had”
Motto ini memiliki arti Al-Qur‟an adalah mahkota pondok.
Diharapkan dapat mendorong santri untuk menerapkan Al-Qur‟an
13
Buku Panduan Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Tahun pelajaran 2005-
2006.
33
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apa yang dilakukan santri
diharapkan sesuai dengan Al-Qur‟an.
c. “Al lughotul libaasul ma’had”
Bahasa adalah pakaian pondok. Dengan menggunakan bahasa Arab
dan Inggris sebagai pengantar dalam kegiatan pondok. Diharapkan
semua santri dapat mendalami dan disiplin ilmu.
Selain motto, Pondok Ta‟mirul Islam juga mempunyai Visi dan Misi
Pondok, yaitu:
VISI :
Mencetak Kader “Ulama” Amilin penerus Rosululloh SAW yang berbasis
sanad dan menjadi perekat umat sehingga tercipta generasi Robbi Rodiyya.
MISI :
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelajaran sekolah agar dapat bersaing,
melalui peningkatan sumber daya manusia.
2. Mengembangkan dan minat baik secara kuantitatif dan kualitatif.
3. Meningkatkan tali silaturrahim antar semua pihak, guna mewujudkan
sekolah sebagai wadah dan wahana pembinaan.
4. Memperkuat jaringan kerjasama dengan lembaga-lembaga resmi
pemerintah dan swadaya masyarakat.
34
2. Susunan Kepengurusan
Sistem kepengurusan di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam pada tahun
1986 masih sangat sederhana. Pondok pesantren Ta‟mirul Islam merupakan
sebuah pondok yang berada dibawah Yayasan Ta‟mirul Islam. Sistem
kepengurusannya hanya terdiri dari pimpinan, sekertaris, bendahara dan bagian
pengajaran yang dipimpin oleh KH. Naharussurur dibantu dengan istrinya HJ.
Muttaqiyah dan putranya Ustad Halim beserta temannya Ustad Wazir Tamami.
3. Kegiatan Pondok Pesantren
Sebagai institusi pendidikan keagamaan, kehidupan sehari-hari di Pondok
Pesantren ini hampir sama kondisinya dengan pesantren pada umumnya. Dalam
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam mengharuskan santrinya untuk menggunakan
bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai percakapan sehari-hari. Kegiatan di
Pondok pesantren Ta‟mirul Islam sarat dengan nilai keagamaan dan pendidikan,
tentu saja hal ini memerlukan sikap disiplin yang tinggi dari para santri mengingat
waktu istirahat yang terbatas. Secara garis besar aktivitas atau kegiatan santri
dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu: harian, mingguan, dan kegiatan tahunan.
Kegiatan di pondok pesantren Ta‟mirul Islam ini dilakukan dari tahun 1986
hingga tahun 2010. Untuk lebih jelasnya berikut jadwal kegiatan sehari-hari di
Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam.
35
Tabel. 3
Kegiatan Sehari-hari Santri di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
a. Kegiatan Harian
No Waktu Kegiatan
1. 03.30 – 05.15 Sholat Tahajjud, shubuh, Dzikir pagi
2. 05.15 – 05.35 Mufrodat
3. 05.35 – 06.55 MCK, Sarapan, Persiapan Masuk Sekolah
4. 06.55 – 12.00 Masuk Sekolah
5. 12.00 – 13.40 Sholat Dhuhur, makan, istirahat
6. 13.40 – 15.00 Masuk sekolah, baca Al-Qur‟an
7. 15.00 – 15.30 Sholat Ashar
8. 15.30 – 16.35 Olahraga, bebas
9. 16.35 – 17.15 Mandi sore, makan sore
10. 17.15 – 19.30 Masuk Masjid, Sholat Maghrib, dzikir, baca Al-Qur‟an
11. 19.30 – 21.30 Belajar
12. 21.30 – 21.40 Pengabsenan kamar
13. 21.40 – 22.30 Bebas
14. 22.30 – 03.30 Wajib tidur
Sumber: Buku Panduan tahun 2005-2006 Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam
Surakarta.
Dalam kegiatan harian di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam ini dimulai
dari pukul 03.30 WIB, para santri mulai bangun dari tidurnya, mengambil air
36
wudlu kemudian mempersiapkan diri untuk sholat subuh berjamaah di masjid dan
berdzikir di pagi hari. Setelah itu para santri diberikan materi mufrodat
(vocabulary) yaitu pemberian kosa kata baru dalam bahasa Arab maupun Inggris
yang dilakukan bagian penggerak bahasa. Para santri harus memperhatikan
dengan baik karena kosa kata yang diberikan akan diujikan pada tiap-tiap akhir
semester. Kegiatan ini dilakukan seusai sholat subuh.
Setelah selesai pelajaran mufrodat, para santri bersiap-siap untuk sekolah
dan sarapan. Pada pukul 06.55 WIB para santri mulai meninggalkan asrama
masing-masing menuju sekolah karena pada pukul 07.00 WIB pelajaran di
sekolah dimulai tetapi sebelumnya para santri diwajibkan membaca Al-Qur‟an
terlebih dahulu, jarak dari pesantren kesekolah sangat dekat. Pukul 12.00 WIB
waktunya istirahat dan persiapan sholat Dhuhur. Kemudian masuk sekolah lagi
pada pukul 13.40 WIB dan pelajaran di sekolah berakhir pada pukul 15.00 WIB.
Setelah sholat Ashar para santri diberi kebebasan dalam kegiatan.
Selanjutnya pada pukul 17.15 – 19.30 WIB para santri makan sore dan
bersiap-siap untuk sholat berjamaah Maghrib di masjid, sambil menunggu adzan
maghrib mereka membaca Al-Qur‟an bersama. Setelah sholat berjamaah, mereka
kembali mempersiapkan diri untuk belajar materi di sekolah. Kemudian pada
pukul 22.30 WIB para santri tidur, tetapi sebelumnya terdapat pengecekan kamar
oleh staff pengasuhan santriwan maupun santriwati.
37
b. Kegiatan Mingguan
Tabel. 4
Kegiatan Mingguan di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta
No Hari Waktu Jenis Kegiatan
1. Senin 05.15 – 05.30 Muhadatsah
2. Selasa 05.15 – 05.50 Olahraga Umum
3. Kamis 12.00 – 13.00
19.30 – 21.30
Muhadhoroh (Bahasa Arab)
Muhadhoroh (Bahasa Indonesia)
4. Jum‟at 05.15 – 05.40
05.40 – 07.30
07.30 – 09.30
Muhadatsah
Olahraga Umum
Bersih Lingkungan
5. Sabtu 19.30 – 21.00 Muhadhoroh (Bahasa Inggris)
6. Minggu 13.00 – 15.00
16.00 – 17.20
Pramuka
Bela Diri
7. Setiap Sore 16.00 – 17.30 Computer
Sumber: Buku Panduan tahun 2005-2006 Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam
Surakarta.
Dalam Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam terdapat kegiatan yang hanya
dilakukan satu, dua atau tiga kali dalam seminggu. Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa kegiatan muhadatsah dilakukan setiap hari senin pukul 05.15 WIB – 05.30
WIB dan hari Jum‟at pukul 05.15 WIB – 05.40 WIB. Muhadatsah/Conversation
adalah percakapan dengan topik tertentu baik bahasa Arab maupun bahasa
38
Inggris. Pada kegiatan ini para santri dibimbing langsung dan diawasi oleh guru
dan bagian penggerak bahasa. Kegiatan ini dilaksanakan dua kali seminggu dan
bertempat di halaman Pondok pada hari Jum‟at dan Senin pagi.
Karena di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam mewajibkan para santri untuk
menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris sehingga materi peningkatan bahasa
sangat ditekankan. Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan bahasa resmi di
Pondok pesantren Ta‟mirul Islam. Karena kedua bahasa tersebut merupakan
bahasa internasional, keduanya memiliki arti penting bagi peningkatan keilmuan
dan pengetahuan santri. Tujuan dari diadakan kegiatan peningkatan bahasa ini
untuk mengetahui ilmu-ilmu agama, seorang santri harus mengetahui IPTEK,
maka santri diharuskan menguasai bahasa Inggris dan Bahasa Arab.14
Pada hari Selasa pukul 05.15 WIB – 05.50 WIB dan hari Jum‟at pukul
05.40 WIB – 07.30 WIB merupakan kegiatan olahraga umum para santri.
Kegiatan ini berupa senam, mengingat hari Jum‟at merupakan hari libur sekolah
dalam Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam.Hari Jum‟at merupakan salah satu hari
besar bagi umat Islam. Setelah itu dilanjutkan dengan bersih lingkungan pada
pukul 07.30 WIB – 09.30 WIB.
Selanjutnya terdapat kegiatan Muhadhoroh, yaitu kegiatan latihan pidato
yang dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Adapun jadwalnya pada hari Kamis
pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB menggunakan bahasa Arab, hari Kamis pukul
19.30 WIB – 21.30 WIB menggunakan bahasa Indonesia dan hari Sabtu pukul
14
Wawancara dengan Muhamad Yacob, tanggal 10 Juni 2016.
39
19.30 WIB – 21.30 WIB menggunakan bahasa Inggris. Kegiatan bela diri
dilaksanakan pada hari minggu pukul 16.00 WIB – 17.20 WIB. Kemudian setiap
sore terdapat kegiatan computer yang dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB – 17.30
WIB.
c. Kegiatan Tahunan
Dalam Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam terdapat rangkaian kegiatan yang
dilakukan selama setahun, diantaranya :
1). Peningkatan Bahasa
Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan bahasa resmi di Pondok
Pesantren Ta‟mirul Islam.. Keduanya memiliki arti penting bagi peningkatan
keilmuan dan pengetahuan santri. Untuk mengetahui ilmu-ilmu agama seorang
santri harus mengetahui IPTEK, maka santri harus menguasai bahasa Inggris.
Sebagai langkah awal, para santri harus meninggalkan bahasa daerah masing-
masing dan wajib berbahasa setelah tiga bulan. Setelah itu mereka didorong dan
diberi semangat serta kebenarian untuk berbicara dengan bahasa Arab dan bahasa
Inggris serta bercakap-cakap dengan temannya dengan modal pelajaran dikelas
dan bimbingan para pengurus.
2). Ibadah Qurban
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari raya Idul Adha. Terdapat motto yang
telah lama dikenal di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam, yaitu “Bondo bahu pikir
lek perlu sak nyawane pisan”. Yang bermakna para santri harus memiliki jiwa
40
rela dan senang berkorban untuk kepentingan ummat. sehingga pada hari Qurban
para santri dilatih untuk praktik secara langsung dalam pemotongan hewan
Qurban dan membagikannya kepada para asatidz dan warga sekitar pondok.
3). Gerakan Menghafal Al-Qur‟an.
Setelah lancar membaca Al-Qur‟an dengan baik fashohah maupun
tajwidnya para santri diwajibkan menghafal Juz „Amma dengan benar-benar baik.
Kemudian santri yang telah duduk dikelas 3 KMI dianjurkan untuk menghafal Al-
Qur‟an minimal 1 Juz setiap tahunnya. Sehingga setelah lulus dari Pondok
Pesantren Ta‟mirul Islam setidaknya santri memiliki hafalan empat Juz. Dalam
pelaksanaan program tersebut dibimbing langsung oleh KH. Naharussurur dan Ibu
Muttaqiyah selaku Pimpinan Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam.
4). Khotaman Al-Qur‟an dan Kuliah Akhir Tahun
Merupakan acara penutup dari seluruh rangkaian kegiatan, baik program
pendidikan, pengajaran dan pengasuhan. Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk
rasa syukur kepada Allah SWT, atas terlaksananya semua kegiatan di Pondok
Pesantren Ta‟mirul Islam. Dalam kegiatan ini para santri yang lulus Bin-Nadhor
(membaca) dan Bil-Ghoib (menghafal) naik ke panggung untuk di khotami dan
disaksikan oleh seluruh warga pondok, masyarakat dan wali-wali santri. Setelah
khotaman selesai dilanjutkan dengan kuliah umum dan dilanjutkan yudisium para
santri.