a6 - skenario 7

19
Kelenjar Tiroid dan Peranannya dalam Proses Metabolisme 102013009 Yuan Alessandro Suros, 102013096 Martha Simona Putri Lamanepa, 102013409 Taridha Vania Christy Emmanuella, 102014038 Marina Dewi Utami, 102014092 Jefri Patriawan, 102014139 Mariska Nada Debora, 102014234 Balqis Binti Basharudin A6 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510 Abstract The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland is also have an important role in metabolizing nutrients substances such as carbohydrates, proteins, and fats. The secretion of this hormone is influenced by the concentration of iodine that enters the body through the consumption of food, and also by the hormone TSH (Thyroid stimulatory hormone) which is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has an extremely complex functions, which deal with all aspects of metabolism that occurs in the body. Other than that the synthesis of Iodine needed must stay balanced which in case of a shortage or excess of these substances, may cause a disturbance, for example, is hyperthyroidism, which is caused by increased secretion of the hormone TSH, due to the reduced intake of iodine. 1

Upload: mariska-nada-debora

Post on 19-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Kelenjar Tiroid dan Peranannya dalam Proses Metabolisme102013009 Yuan Alessandro Suros, 102013096 Martha Simona Putri Lamanepa, 102013409

Taridha Vania Christy Emmanuella, 102014038 Marina Dewi Utami, 102014092 Jefri

Patriawan, 102014139 Mariska Nada Debora, 102014234 Balqis Binti Basharudin

A6

Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510

Abstract

The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland is also

have an important role in metabolizing nutrients substances such as carbohydrates, proteins,

and fats. The secretion of this hormone is influenced by the concentration of iodine that enters

the body through the consumption of food, and also by the hormone TSH (Thyroid stimulatory

hormone) which is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has an extremely

complex functions, which deal with all aspects of metabolism that occurs in the body. Other than

that the synthesis of Iodine needed must stay balanced which in case of a shortage or excess of

these substances, may cause a disturbance, for example, is hyperthyroidism, which is caused by

increased secretion of the hormone TSH, due to the reduced intake of iodine.

Keywords: Thyroid Gland, Thyroid Hormone, synthesis of Iodine

Abstrak

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.

Kelenjar ini juga mempunyai peran penting , dalam memetabolisme zat-zat nutrien seperti

karbohidrat, protein, dan lemak. Sekresi tiroid dipengaruhi oleh konsentrasi zat iodium yang

masuk dalam tubuh melalui konsumsi makanan , dan juga oleh hormone TSH (Thyroid

stimulatory hormone ) yang disekresikan di hipofisis anterior . Hormon tiroid ini memilki fungsi

yang sangat kompleks , yang berhubungan dengan segala aspek metabolisme yang terjadi

1

dalam tubuh. Selain itu sintesis Iodium dibutuhkan harus tetap seimbang dimana apabila terjadi

kekurangan ataupun kelebihan dari zat ini , dapat menyebabkan terjadinya suatu gangguan ,

contohnya adalah Hipertiroidisme , yang di sebabkan oleh peningkatan sekresi hormone

TSH,karena berkurangnya intake iodium.

Kata Kunci : Kelenjar Tiroid , Hormon Tiroid , Sinstesis Iodium

Pendahuluan

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.

Kelenjar ini juga penting peranannya dalam metabolisme zat-zat nutrien seperti karbohidrat,

protein, dan lemak. Kelenjar ini mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar

optimal sehingga mereka berfungsi normal . 1

Hornon ini merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel di tubuh , membantu

mengatur metabolisme lemak , karbohidrat dan protein dan penting untuk pertumbuhan dan

pematangan normal. Kelenjar tiroid , tidak esensial bagi kehidupan , tetapi ketiadaannya

menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik , berkurangnya daya tahan terhadap

dingin . Sebaliknya , sekresi hormone yang berlebihan akan menyebabkan badan menjadi

kurus , gelisah , takikardia , tremor dan kelebihan pembentukan panas.1

Pada scenario di ceritakan mengenai beberapa siswa SD di wilayah kerjanya tampak kecil

dan pendek dibandingkan dengan temen-temannya. Lalu didapati juga ada pembesaran di bagian

leher pada beberapa pasien yang berobat ke puskesmas tersebut. Berdasarkan scenario tersebut

maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai struktur dari kelenjar tiroid, sintesis dan

mekanisme serta fungsi dari hormone tiroid , serta , peran dari pada iodium .

Pembahasan

Struktur kelenjar tiroid (Glandula Thiroid )

Kelenjar tiroid terdiri dari lobus jaringan endokrin kanan dan kiri , di hubungkan oleh

isthmus yaitu suatu bagian yang sempit , sehingga kelenjar ini terlihat seperti dasi kupu-kupu .

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, dibawah laring tepat di bawah cartilago

cricoidea, di samping kiri dan kanan trachea (Gambar 1). Letaknya setinggi vertebra C5-Th 1 ,

Isthmusnya terletak setinggi cincin trachea 2-3 . pada bagian depan berbatasan dengan mm.

2

infrahyoidei , yaitu m. sterno-hyoideus dan m. sterno-thyreoideus , dan juga berbatasan dengan

m. sternocleidomastoideus, serta v. jugularis anterior. Pada bagian dorsomedial , berbatasan

dengan larynx , trachea dalam carotid sheath, serta ada dua saraf yaitu n. laryngeus inferior dan

n. laryngeus superior r. externus.

Gambar 1. Kelenjat Tiroid

Kelenjar tiroid diperdarahi oleh a. carotis eksterna yang mempercabangkan a. thyroidea

superior , a. subclavia yang mepercabangkan truncus thyrocervicalis yang cabangnya adalah a.

thyroidea inferior . Pembuluh baliknya menuju ke Vv . thyroidea superior dan media yang

bermuara ke v. jugularis interna , dan V. thyreoidea inferior yang bermuara ke v. anonyma

sinistra . Glandula ini dipersarafi oleh ggl. Cervicalis superior , media , inferior ke nn. cardiaci ,

laringeus superior dan inferior, berjalan sepanjang aa. Thyroidea ke glandula thyroid.

Kelenjar tiroid unik karena memiliki banyak susunan histologik yang mengadakan

penyimpanan ekstrasel bagi produknya dalam lumen folikel mirip-kista. Pada manusia folikel-

folikel itu diperkirakan berjumlah (2-3) x 107 dan mereka mengandung hormon cukup untuk

beberapa minggu. Pada sediaan, mereka hampir bulat dan berdiameter antara 0,2 dampai 0,9

mm. Folikel dibatasi epitel selapis kuboid. Sel-selnya terpolarisasi terhadap lumen, yang terisi

substansi mirip-gelatin atau semicair yang disebut koloid. Tiroksin dan triiodotironin disimpan

dalam bentuk koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut

3

tiroglobulin. Setiap folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikular halus, dan

sebuah plexus kapiler.

Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel: sel principal yang terbanyak pada

epitel itu dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara basis

sel-sel principal ( Gambar 2). Epitel ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari

folikel ke folikel dan pada keadaan aktivitas fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau

kuboid pada kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada kelenjar hiperaktif.

Gambar 2. Sel –sel kelenjar tiroid 4

Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung

satu atau dua nukleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin

dan memberi reaksi kuat terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Pada mikrograf

elektron, permukaan lumen dari sel-sel principal memiliki banyak mikrovili pendek. Membran

pada dasar selnya licin dan duduk diatas lamina basal tipis yang mengelilingi folikel secara

lengkap.

Sel parafolikel besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai

permukaan bebasnya, terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di sebelahnya.

Mereka terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil. Pada mikrograf elektron, semua sel

parafolikel tampak di dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua sampai tiga kali lebih besar daripada

sel principal, namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari massa epithelial kelenjar.

4

Mereka cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat atau lonjong dan

mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung

reticulum endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk tubular, namun mungkin juga

terdapat tumpukan kecil cysterna. Granul sekresi sel-sel parafolikel mengandung kalsitonin,

sebuah hormon peptide dari 32 asam amino yang menurunkan konsentrasi kalsium darah dengan

menekan reabsorpsi tulang.

Sel – sel sekretorik utama tiroid , yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun membentuk

bola-bola berongga yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang dinamai folikel .

Pada potongan mikroskopik , folikel tampak sebagai cincin sel- sel folikel mengelilingi suatu

lumen di bagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi sebagai tempat

penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam lumen folikel

bersifat ekstrasel ( yaitu diluar sel tiroid ), meskipun terletak dibagian di dalam bagian interior

folikel . Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan ekstrasel yang mengelilingi folikel

berupa yang mengelilingi folikel , serupa dengan danau di tengah pulau yang tidak berhubungan

langsung dengan lautan yang mengelilingi pulau tersebut.4

Konsistuen utama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai

tiroglobulin (Tg) , yang berikatan dengan hormone – hormone tiroid dalam berbagai stadium

sintesis. Sel Folikel menghasilkam dua hormone yang mengandung iodium yang berasal dari

asam amino tirosin : tetraiodotironin ( T4 atau tiroksin ) dan triiodotironin (T3) . Awalan tetra

dan tri serta huruf bawah 4 dan 3 menunjukan jumlah atom iodium yang terdapat di masing-

masing hormone ini . Kedua hormone , yang secara kolektif di sebut hormone tiroid, adalah

regulator pentng laju metabolik basal ( BMR) keseluruhan.

Sintesis dan penyimpanan hormone tiroid

Sintesis hormon tiroid memerlukan dua bahan dasar yaitu tirosin dan iodium, yang

keduanya harus diserap dari darah oleh sel – sel folikel. Tahap pembentukan hormone tiroid

dimulai dari pengangkutan iodida dari darah ke dalam sel –sel dan folikel ke tiroid . Membran

basal sel tiroid mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodida secara aktif

ke bagian dalam sel (Gambar 3). Kemampuan ini dinamakan penjeratan iodida (iodida trapping).

Pada kelenjar tiroid yang normal , pompa iodida dapat memekatkan iodide kurang lebih 30 kali

dari konsentrasinya di dalam darah .

5

Tirosin adalah asam amino yang disintesis tubuh, sedangkan iodium tidak disintesis

oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.

Sintesis, penyimpanan dan sekresi hormon tiroid terdiri dari langkah – langkah berikut:

Semua langkah sintesis hormone tiroid berlangsung di dalam molekul tiroglobulin di dalam

koloid. Tiroglobulin di sintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel. Di dalam sel folikel,

tiroglobulin yang disintesis akan menyatu dengan tirosin dan kemudian dikeluarkan ke dalam

koloid dengan cara eksotisosis. Sel – sel folikel yang mengelilingi koloid membentuk suatu

glikoprotein yang disebut tiroglobulin dan enzim untuk sintesis hormone tiroid . Protein – protein

ini di kemas kedalam vesikel dan disekresikan ketengah – tengah ruang folikel . Sel –sel folikel

juga secara akif menimbun yodida, I- , yang berasal dari makanan dengan menggunakan sodium

– iodide- symporter ( NIS).

Iodium dari darah terjerat di membran secara aktif oleh enzim hydrogen peroksidase yang

dihasilkan enzim tiroid peroksidase di sel folikel. Kemudian melalui pompa iodium yaitu pompa

Na – K ATPase terletak di membran luar sel folikel, iodium secara aktif masuk ke dalam sel

folikel menuju ke dalam koloid.

Di dalam koloid, iodium cepat melekat dengan molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah

iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua iodium ke tirosin

menghasilkan diiodotirosin (DIT).

Kemudian terjadi penggabungan antar molekul MIT dan DIT. Penggabungan antar satu

molekul MIT dengan satu molekul DIT menghasilkan triiodotironin (T3). Penggabungan antar

dua molekul MIT menjadi tetraiodotironin (T4 atau tiroksin). Penggabungan tidak terjadi antara

dua molekul MIT.

Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin. Hormon tiroid tetap tersimpan dalam

bentuk ini di koloid sampai terurai dan disekresikan . Jumlah hormone tiroid yang tersimpan

normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi – reaksi ini

berlangsung di dalam molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar tersebut

sampai kemudian dipecah dan di sekresikan jika diperlukan tubuh.

6

Gambar 3. Mekanisme Sintesis Hormon Tiroid

Pengaturan sekresi hormon tiroid

Thyroid stimulatory hormone (TSH), hormon yang dihasilkan hipofisis anterior,

merupakan hormone regulator terpenting bagi sekresi hormone tiroid.

Selain meningkatkan sekresi hormone tiroid, TSH bertanggung jawab untuk

mempertahankan integritas structural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, kelenjar tiroid

mengalami atrofi dan sekresi hormonnya berkurang. Sebaliknya kelenjar ini akan hipertrofi

(peningkatan ukuran tiap sel folikel) dan hyperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai

respon stimulasi TSH yang berlebihan.

Jika kadar hormon tiroid berlebih dalam darah, hormon – hormon tiroid akan

memberikan feedback negative dengan cara menghambat hipofisis anterior untuk

menghentikan sekresi TSH oleh hipofisis anterior.

Pengangkutan hormone tiroid di dalam darah

Sebagian besar T4 dan T3 diangkut di dalah dalam keadaan terikat ke protein plasma

tertentu . Setelah dikeluarkan ke dalam darah , hormon tiroid yang sangat lipofilik dengan

berikatan dengan beberapa protein plasma . Kurang dari 1% T3 dan 0,1% T4 tetap berada dalam

bentuk tidak terikat ( bebas) , karena hanya hormone bebas dari keseluruhan hormone tiroid

memiliki akses ke reseptor sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu efek.

7

Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormone tiroid: globulin

pengikat tiroksin ( thyroxine binding globulin ): secara selektif mengikat hormone tiroid , kurang

dari 55% T4 dan 65 % dari T3 dalam sirkulasi, albumin : secara non selektif mengikat banyak

hormone hipofilik , termasuk 10 % dari T4 dan 35% dari T3 dan thyroxine binding prealbumin :

dimana hormone ini akan mengikat sisa 35% T4.

Bentuk aktif hormone di dalam darah

Dalam kerjanya , T3 memiliki potensial lebih besar sekitar 2-4 kali dari pada T4 , selain

itu juga T3 bekerja lebih cepat , mempunyai efek dalam beberapa jam. Sedangkan T4

membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencapai respons maksimal. Dalam sirkulasi hanya

sekitar 20% T3 yang dihasilkan dari kelenjar tiroid. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari

pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang paling efektif dan actual di

tingkat sel, meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4, dimana T4 berperan sebagai

prohormon ( simpanan) .

Pengaruh sekresi hormon tiroid oleh TSH

Untuk sintesis hormone tiroid , dibutuhkan iodium yang diperoleh dari makanan , asam

amino tirosin ) . yang mana hormone tiroid ini merupakan regulator penting bagi laju

metabolisme basal keseluruhan, pertumbuhan , perkembangan tubuh & fungsi sistem saraf.

Selain untuk sintesis hormone tiroid, iodium tidak memiliki manfaat lain di tubuh.

Pengendalian sekresi hormone tiroid mengikuti pola khas hipotalamus- hipofisis-

kelenjar endokrin perifer. Thyrotropin –releasing hormone (TRH) hipotalamus mengontrol

sekresi hormone ,

Efek hormone perangsang TSH pada sekresi tiroid akan menybabkan peningkatan sekresi T4

dan T3 oleh kelenjar tiroid .

Pengaruh yang spesifik terhadap kelenjar tiroid yaitu : meningkatkan proteolisis tiroglobulin

yang disimpan dalam folikel dan hasil akhirnya adalah terlepasnya hormone – hormone tiroid ke

dalam sirkulasi darah dan menurunkan substansi folikel itu sendiri, meingkatkan aktivitas pompa

Na+, sehingga meningkatkankecepatan “ penjeratan iodida“ ( iodida trapping) di dalam sel –sel

kelenjar , kadangkla meningkatkan rasio kons , iodida intraseluler terhadap konsentrasi iodida

ekstraselular sebanyak 8x normal, meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan proses “

8

penggandengan “ ( coupling) untuk membentuk hormone tiroid , meningkatkan ukuran dan

meningkatkan aktivitas sekretorik sel – sel tiroid dan meningkatkan jumlah sel – sel tiroid di

tambah perubahan sel kuboid menjadi sel kolumnar dan menimbulkan banyak lipatan epitel

tiroid ke dalam folikel.

Mekanisme perubahan hormone

Ada 3 dasar pengaturan faal tiroid, yaitu: Thyreotrophin Releasing Hormone (TRH); b).

Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan Autoregulasi. TRH (Thyreotrophin Releasing

Hormone) disintesis di paraventrikularis hipotalamus. TRH ini melewati median eminence,

tempat hormon ini disimpan, kemudian dikeluarkan lewat sistem hipotalamohipofiseal ke sel

tirotrop hipofisis anterior. Akibatnya sekresi TSH oleh anterior hipofisis meningkat. Peningkatan

TSH meregulasi peningkatan eksresi iodotironin oleh kelenjar tiroid. Peningkatan iodotironin

memberi efek mekanisme umpan balik negatif terhadap sekresi TRH hipotalamus dan TSH

hipofisis.

TSH (Thyroid Stimulating Hormone) disintesis oleh sel tirotrop hipofisis anterior. TSH

akan berikatan dengan reseptor TSH (TSHr) di membran folikel sehingga akan terjadi efek

pada tiroid. Sinyal selanjutnya terjadi lewat protein G. Dari sini akan terjadi stimulus protein

kinase A oleh cAMP untuk ekspresi gen yang penting untuk fungsi tiroid seperti pompa

iodium, tiroglobulin, dan pertumbuhan sel tiroid. Efek klinisnya terlihat sebagai perubahan

morfologi sel, naiknya produksi hormon, folikel dan vaskularisasi bertambah oleh

pembentukan gondok dan peningkatan metabolisme.

Peran katabolisme dan sekresi hormone tiroid

Efek pada plasma dan lemak hati : Meningkatnya hormon tiroid akan menurunkan jumlah

kolesterol , fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dan meningkatkan asam lemak bebas.

Sedangkan apabila sekresinya menurun , maka akan meningkatkan konsentrasi kolesterol ,

fosfolipid dan trigiserida plasma dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara

berlebihan di dalam hati.

Efek pada laju metabolisme : Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal ,

dibandingkan dengan hormone lain , kerja hormone tiroid relative “lamban”. Hormon tiroid

meningkatkan laju metabolisme basal keseluruh tubuh . Hormon ini adalah regulator terpenting

9

laju konsumsi O2 dan pengeluaran energy tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormone

toroid berkaitan erat dengan efek kalorgenik (“ penghasil panas”),

Efek pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak : Hormon ini meningkatkan

glikolisis , glukogenesis , meningkatkan kecepatan absorpsi, peningkatan sekresi insulin. Pada

metabolisme protein , hormone ini akan mempengaruhi sintesis dan penguraian protein.Pada

metabolisme lemak , hornom tiroid akan meningkatkan metabolismenya , dimana lipid akan

diangkut dari jaringan lemak sehingga konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, serta

mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.

Efek pada tumbuh kembang : Pada tumbuh kembang , hormone tiroid akan merangsang

sekresi dan mendorong efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis structural , pertumbuhan

rangka. Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan anak. Pada anak hipotiroidisme, kecepatan

pertumbuhan sangat tertinggal. Pada anak hipertiroidisme, terjadi pertumbuhan tulang yang

sangat berlebihan. Akan tetapi, epifisis lebih cepat menutup, sehingga anak tersebut mempunyai

masa pertumbuhan yang lebih singkat .Hormon ini juga memberikan efek pada metabolisme

tulang dan Ca++ . .Selain itu Peningkatan produksi hormone tiroid akan menyebabkan berat

badan menurun , sebaliknya apabila produksinya berkurang maka berat badan akan meningkat.

Efek pada kebutuhan vitamin : Hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam tubuh

dengan cara meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang berperan sebagai

koenzim diperlukan untuk kerja enzim. Oleh karena itu peningkatan hormone tiroid yang

berlebih, akan menyebabkan defisiensi vitamin.

Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP) : Hormon tiroid penting

untuk perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang kekurangan hormon tiroid pasca

melahirkan yang tidak di beri pengobatan, maka perkembangan SSP khususnya otak akan

terhambat dan terjadi keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya,

hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi

pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan kecemasan yang berlebihan,

atau paranoia.

Efek terhadap sistem kardiovaskular : Meningkatnya metabolisme jaringan mempercepat

pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolism dari jaringan.

Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh untuk sehingga

meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk membuang

10

panas dari tubuh. Sebagai meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga meningkat

sampai 60% atau lebih di atas normal dan turun sampai hanya 50% dari nomal jika

hipotiroidisme yang sangat berat . Frekuensi dan kekuatan denyut jantung juga meningkat karena

kebutuhan jaringan untuk proses metabolisme meningkat.

Efek pada saluran cerna: Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, hormon

tiroid mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna. Hipertiroidisme

seringkali menyebabkan diare, dan sebaliknya, hipotiroidisme menyebabkan konstipasi.

Efek pada kulit : Kecepatan aliran darah pada kulit akan meningkat oleh karena

meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas. Jadi karena adanya efek kalorgenik

hormone tiroid , menyebabkan vasodilatasi perifer.

Efek pada kelenjar kelamin dan kelenjar mammae: Sekresi hormon tiroid yang normal dapat

membuat fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi hipertiroidism akan menyebabkan

impotensi, dan sebaliknya jika hipotiroidisme akan menyebabkan hilangnya libido. Pada wanita

hipertiroidisme, biasanya menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul amenore.

Sedangkan pada wanita hipotiroidisme menyebabkan timbulnya menoragia (darah menstruasi

berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi lebih sering). Namun pada beberapa wanita

kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi yang tidak teratur dan bahkan timbul

amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga mengalami penurunan libido yang sangat besar.

Efek pada kelenjar endokrin lain: Meningkatnya hormon tiroid menyebabkan meningkatnya

kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai contoh meningkatnya sekresi

T4 akan menyebabkan peningkatan metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan sekresi

insulin oleh pankreas..3

Sumber iodium dalam bahan makanan

Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan , asam

amino tirosin). Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti

ikan, kerang-kerangan serta rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang

kaya akan iodium. Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang

mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan. Uap air laut ini akan

jatuh sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada lapisan

permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium dan

11

membawanya ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam air

minum serta sejumlah kecil iodium masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan yang

dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah, sayuran, daging, susu, serta telur.

Bila masukan iodium dalam makanan turun dibawah 10 µg/hari , sintesis hormone tiroid

tidak adekuat dan sekresinya menurun . akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH , sehingga

kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid ( gondok

defisiensi iodium ). Adapun yang namanya Hipertiroidisme yang ditandai dengan peningkatan

laju metabolik basal , peningkatan pembentukan keringat, sehingga pengeluaran keringat

bertambah banyak, penurunan berat badan , karena tubuh membakar bahan makanan dengan

kecepatan abnormal. , terjadi degradasi netto simpanan karbohidrat , lemak dan protein sehingga

menyebabkan penurunan massa protein otot rangka , sehingga terjadi kelemahan otot. Hal ini

disebabkan oleh bermacam kelainan termasuk , meskipun jarang yaitu adanya tumor pada bagian

hipofisis anterior yang meproduksi hormone TSH atau aktifasi konstitutif reseptor TSH. 2

Kesimpulan

Kelenjar tiroid, terletak di bawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea,

merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar yang menghasilkan dua hormone utama yaitu

T3 dan T4. Kedua hormone ini sangat meningkatkan kecepatan metabolism tubuh. Kekurangan

hormone ini biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolism basal dan bila kelebihan

sekresi tiroid sangat hebat dapat meningkatkan sekresi kelenjar tiroid dapat meningkatkan

kecepatan metabolism basal . Sekresi hormone ini terutama diatur oleh hormone TSH yang

disekresi oleh hipofisis anterior.dan bergantung pada intake dari zat iodium.

Daftar Pustaka

1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi 20. Jakarta : EGC.h. 306-17.

2. Gibney MJ. Gizi kesehatan masyarakat.Jakarta: EGC; 2008. h.269-70.

3. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008. H.

978-87.

4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta : EGC ; 2007.h.407-8.

5. Murray RK. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC; 2009. h. 468-9.

6. Sherwood L.Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC ;2011.h.757-

63.

12